Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR

Oleh:
Anita Febriani
518007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO
SEMARANG
2018

A. Definisi
Bayiberatbadanlahirrendahialahbayibarulahir yang beratbadannyasaatlahirkurangdari
2500 gram (WHO). Beratbadanlahirrendahadalahbayidenganberatbadankurangdari
2500 gram padawaktulahir. (Nurarif, 2015, hlm.16).

BBLR adalah bayi yang mempunyai berat badan lahir kurang dari 2500 gram. BBLR
dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Bayi dengan usia kehamilan aterm (37-42 minggu) maupun posterm (kurang 42
minggu) dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, kecil untuk masa kehamilan.
2. Bayi dengan preterm (28-37 minggu) berat badan kurang dari 2,5 kg, berat badan
bayi sesuai dengan umur kehamilan. Disebut juga premature murni.
3. Bayi preterm usia (28-37 minggu) berat badan kurang dari umur kehamilan.
Menurut Depkes RI (1989) bayi BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Prematuritas Murni : masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badnnya
sesuai dengan berat badan masa gestasi ini.
2. Dismamatur: kalau berat badan bayi tersebut kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa-masa gestasi.

B. Etiologi
Penyebab BBLR menurut Nurarif (2015, hlm.16) antara lain yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang dan antenatal care yang kurang
b. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
c. Jarak kehamilan dan bersalin yang terlalu dekat
d. Ibu pendek dengan tinggi badan kurang dari 150 cm
e. Penyakit menahun ibu, seperti hipertensi, DM, jantung, gangguan pembuluh
darah, perokok, gangguan narkotik.
f. Pekerjaan yang terlalu berat.
2. Faktor Kehamilan
a. Penyakit yang berhubungan dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis
b. Hamil ganda
c. Hamil dengan hidromion

3. Faktor Janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
c. Gangguan metabolisme dalam rahim
d. Kelainan kromosom
e. Sifilis termasuk infeksi kronis
4. Faktor-Faktor Lain
a. Radiasi
b. Bahan-bahan keratogen atau karsinogen
c. Tempat tinggal di dataran tinggi.

C. Klasifikasi
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam beberapa macam (Nurarif, 2015, hlm.17) :
1.        Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2.        Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3.        Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1.        Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2.        Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3.        Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1.        Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2.        Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.

D. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizii:
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan
seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pertumbuhan dibandingkan
BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneumonia belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering etrjadi pada
bayi preterm.

E. PATWAY
Prematuris Dismaturis
Faktor gangguan:
Faktor Ibu: Umur (<20 th) Faktor plasenta: Faktor janin: kelainan pertukaran zat
antara
Paritas, ras, infertilitas, vaskuler, kehamilan kromosom, malformasi, Ibu dan janin
riw. kehamilan tak baik, ganda, malformasi, kehamilan ganda
rahim abnormal, dll tumor Retardasi
pertumbuhan

Berat badan <2500


gram
Dinding otot rahim bagian bawah lemah
Bayi lahir prematur
(BBLR/BBSLR)

Permukaan tubuh Jaringan lemak subkutan Prematuritas


Relatif lebih luas lebih tipis
Kehilangan panas Kekurangan Fungsi organ Daya tahan
Penguapan Pemaparan melalui kulit cadangan energi belum
baik Resiko Infeksi
berlebih dengan suhu luar
Malnutrisi
Kehilangan Hipoglikemia
cairan

Dehidrasi Hati Kulit Paru Otak

Konjugasi bilirubin Mudah lecet Pertumbuhan dinding Reflek menelan


belum baik dada belum sempurna belum
sempurna

Ketidakefektifan Ketidakseimbangan
pola nafas nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

Sumber: Nurarif (2015, hlm.19)

F. Manifestasi klinis
Menurut Nurarif (2015, hlm.18) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah:
1. Sebelum lahir
a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
b. Pergerakan janin lebih lambat. 
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
b. Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
c. Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1.        Berat badan dari 2500 gram.
2.        Panjang kurang dari 45 cm.
3.        LD < 30 cm.
4.        LK < 33 cm.
5.        Umur kehamilan < 37 minggu
6.        Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7.        Otot hipotonik lemah.
8.        Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9.        Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

G. PemeriksaanPenunjang
1.        Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2.        Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3.        Titer torch sesuai indikasi.
4.        Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5.        Pemantauan elektrolit.
6.        Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

H. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Nurarif(2015, hlm.19) yaitu :
1.      Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2.      Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4.      Asfiksia neonetorom.
5.      Hiperbulirubinemia.

I. Penatalaksanaan Keperawatan dan Kedokteran


Penatalaksanaan BBLR menurut Nurarif (2015, hlm. 19-20) antara lain:
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya
untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah
34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan
sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang
lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit.
b. Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu
terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama,
dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

J. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan
dan alamat.
c. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat antenatal :
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok,
ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital.
c) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
d) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
e) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan.
2) Riwayat post natal :
a) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3),
asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500
gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
c) Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan
absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap
sehingga perlu diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan
juga untuk mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi
disamping untuk pemberian obat intravena.
d) Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
e) Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap
BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika,
kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, dan kebiasaan ibu
melakukan diet ketat atau pantangan makanan tertentu.
f) Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir
dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan.
g) Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan
hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya
terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai
dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan
kondisi neonatos yang baik.
h) Tanda-tanda vital : neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik
apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada
tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk
respirasi normal pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia
berat respirasi sering tidak teratur.
i) Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
j) Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
k) Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi
terhadap cahaya.
l) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender.
m) Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
n) Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
o) Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
p) Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
q) Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus
costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti
adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising
usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi
karena GI tract belum sempurna.
r) Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
s) Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat
labia mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang
perdarahan.
t) Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar
serta warna dari feces.
u) Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan
serta jumlahnya.
v) Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan
sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai
keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang.

2. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan pada efusi pleura menurut Heardman, T. Heather, dkk.
(2015) antara lain:
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
makan
b. Risiko infeksi

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut Bulechek, Gloria M, dkk. (2013) dan kriteria hasil
menurut Moorhead, Sue, dkk. (2013) antara lain:
a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
makan
Tujuan: setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3 x7 jam,
keseimbangannutrisidapatadekuat.
KriteriaHasil:
1) Beratbadannaik/ normal
2) Tidakada mual muntah
3) Keadaan umum baik
RencanaTindakan:
1) TerapiNutrisi
(a) Monitor intake makanan atau cairan
R: memantau nutrisi yang masuk ke dalam tubuh
(b) Berikansuplemennutrisisesuaikebutuhan
R: agar kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi
(c) Berikan diet sesuai dengan yang dianjurkan
R: memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
2) Bantuan Peningkatan Berat Badan
(a) Timbang pasien pada jam yang sama setiap hari
R: memantau peningkatan berat badan pasien
(b) Monitor mual muntah
R: agar segera ditangani dan nutrisi dapat masuk dengan efektif
(c) Berikan obat pereda mual
R: menghilangkan mual agar nutrisi dapat masuk
3) Monitor Tanda-Tanda Vital
(a) Monitor nadi, suhu, dan status pernapasan
R: memantau keadaan umum pasien.

b) Risiko infeksi
Tujuan: setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3 x7 jam,
risikoinfeksiberkurangatautidakada.
KriteriaHasil:
1) Keadaanumumbaik
2) Tidak ada hipertermi
3) Tidak ada tanda-tanda infeksi
RencanaTindakan:
1) KontrolInfeksi
(a) Cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan pasien
R: mencegah terjadinya penyebaran kuman maupun bakteri
(b) Jaga lingkungan agar tetap bersih
R: mencegah infeksi
(c) Berikan antibiotik yang sesuai
R: Mencegah infeksi
2) Perlindungan Infeksi
(a) Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
R: jika ada agar segera ditangani lebih cepat
(b) Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
R: agar keseimbangan nutrisi dalam tubuh tetap terjaga
(c) Berikan antibiotik yang sesuai
R: mencegah infeksi
3) Monitor Tanda-Tanda Vital
(d) Monitor nadi, suhu, dan status pernapasan
R: memantau keadaan umum pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. (2013). Nursing interventions classification (NIC). Singapore:


Elsevier.

Heardman, T. Heather, dkk. (2015). Diagnosis keperawatandefinisi&klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue, dkk. (2013). Nursing outcomes classification (NOC) pengukuran outcomes
kesehatan. Singapore: Elsevier.

Nurarif, Amin Huda., & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & nanda nic-noc. Jogjakarta: MediACtion.

Anda mungkin juga menyukai