Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. S DENGAN BBLR

DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KOTA SEMARANG

NAMA : RAHMA GIKA . A

NIM : G3A015043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2015/2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Angka kematian bayi di
Indonesia masih tergolong tingi bila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN,
yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Filipina dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand
(Departemen Kesehatan RI 2010). AKB Indonesia tahun 2010 relatuf stagman
dikisaran 34 per 100 kelahiran. Riset kesehatan dasar 210 menunjukkan bahwa
penyebab kematian bayi yang paling banyak adalah prematur yaitu sekitar 32,4%.

Peran perawatan anak bayi prematur adalah memberikan asuhan keperawatan dengan
memperhatikan upaya mempertahankan dan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan normal (Bobak, 2005). Intervensi yang sering digunakan adalah
menyimpan bayi ke dalam inkubator. Intervensi untuk mencegah komplikasi dan
merangsang pertumbuhan serta perkembangan bayi adalah dengan memberikan terapi
komplementer dengan menggunakan terapi pijat dan terapi musik.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
Tujuan umum mahasiswa mampu melaporkan asuhan keperawatan BBLR pada
An.S secara akurat dan tepat di Ruang Ayyub 3 Perinatologi RSUD KOTA
Semarang.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaporkan konsep dasar tentang bblr
b. Mahasiswa mampu menguraikan pengkajian kasus
c. Mahasiswa mampu menjabarkan diagnosa keperawatan
d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan implementasi keperawatan
BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. WHO mengemukakan semua
bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth
Weight Infants (BBLR).

B. ETIOLOGI
1. Faktor Ibu.
a. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya :perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis,
DM,toksemia gravidarum, dan nefritis akut.

b. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah
pada usia antara 26 – 35 tahun

c. Keadaan sosial ekonomi :


Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasanantenatal
yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir
dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan
dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.

d. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.

3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
.
C. PATOFISIOLOGI
a. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK). Makin rendah masa
gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan
mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang optimal dan dengan cara yang kompleks
serta menggunakan alat-alat yang canggih, beberapa sangguan yang berhubungan
dengan prematuritas dan dapat diobati, sehingga gejala sisa yang mungkin diderita
dikemudian hari dapat dicegah atau dikurangi.
Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi
dengann masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di
negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30
minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif.
2) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36
minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari pada
golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga
lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini benar-benar intensif.
3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-
sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola
seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami
bayi
prematur, misalnya sindrom gangguan pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap
yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi harus diawasi dengan seksama.

b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK)
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih
Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK).
Prematuritas

Factor ibu Factor plasenta Factor janin

Bayi lahir Prematur


BBLR

Prematuritas
Permukaan tubuh Jaringan lemak tipis
relative lebih luas

Kehilangan Kekurangan Penuru


panas cadangan energi nan
Penguapan Pernapasan dengan
melalui kulit daya
berlebih suhu luar
tahan
Malnutrisi
tubuh
Kehilangan Kehilangan panas
cairan
Hipogligemia
Resiko
Dehidrasi Hipotermia infeksi

Fungsi organ belum baik

Hati Paru
Otak
Resiko
Pertumbuhan dinding ketidak
Konjunggasi bilirubin belum dada belum sempurna Imaturis sentrum seimbanga
baik vital n nutrisi
Vaskulari paru imatur kurang
dari
Reflek menelan
Hiperbilirubin kebutuhan
Ketidak efektifan belum ada
pola nafas
D. MANIFESTASI KLINIK
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah:
1. Fisik.
a. bayi kecil
b. pergrakan kurang dan masih lemah
c. kepala lebih besar dari pada badan
d. berat badan < 2500 gram

2. Kulit dan kelamin


a. kulit tipis dan transparan
b. lanugo banyak
c. rambut halus dan tipis
d. genitalia belum sempurna

3. Sistem syaraf
a. refleks moro
b. refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna

4. Sistem muskuloskeletal
a. axifikasi tengkorak sedikit
b. ubun-ubun dan satura lebar
c. tulang rawan elastis kurang
d. otot-otot masih hipotonik
e. tungkai abduksi
f. sendi lutut dan kaki fleksi
g. kepala menghadap satu jurusan

5. Sistem pernafasan
a. pernafasan belum teratur sering apnoe
b. frekwensi nafas bervariasi

E. PENATALAKSANAA
Penatalaksanaan dismaturitas
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta
menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra
sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pern afasan dan bila frekwensi lebih
dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.

F. KOMPLIKASI
1. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempurna
2. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan intraventrikuler : perdarahan spontan di ventrikel otak lateral
disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan
terjadinya kegagalan peredaran darah sistemik.

H. PENGKAJIAN

Pengkajian dasar neonatus

1. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20
jam.

2. Pernafasan
a. Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau
persentasi bokong.
b. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada
dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan,
mengorok, pernafasan cuping hidung,
3. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil
untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi
harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan
BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg
BB/ hari.
4. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
5. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan.
6. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu


tubuh
2. Ketidakseimbangan nurtisi kurang darai kebutuhan b.d ketidakmampuan
menerima nutrisi, imaturitas gastrointestinal.
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru
4. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose keperawatan NOC DAN KH NIC


1 Resiko ketidakseimbangan suhu TUJUAN: NIC:
tubuh b.d kegagalan Termolegurasi Kaji suhu badan
mempertahankan suhu tubuh Termolegurasi : bayi
Newborn Tempatkan bayi
NOC: pada ruang isolasi
Suhu kulit normal atau pemanas
Suhu badan 36-37 Pantau suhu
TTV dalm batas badan minimal 2
normal jam
Ajarkan kepada
keluarga untuk
selalu
memberikan
kehangatan pada
bayi untuk
mencegah
hipotermi
Kolaborasi untuk
mencegah
menggigil
2 Ketidakseimbangan nurtisi TUJUAN: NIC:
kurang darai kebutuhan b.d Status nutrisi Kaji kemampuan
ketidakmampuan menerima Nutrisi dapat bayi untuk
nutrisi, imaturitas masuk ke bayi mendapatkan
gastrointestinal. nutrisi yang
NOC: dibutuhkan
Adanya Berikan intake asi
peningkatan berat yang cukup
badan Anjurkan kepada
Berat badab ideal ibu untuk
Menunjukan memberikan asi
peningkatan Kolaborasi
fungsi dengan ahli gizi
pengecapan dari tentang jumlah
menelan nutrisi dan kalori
Tidak mengalami yang harus
penurunan berat diberikan pada
badan bayi
3 Ketidakefektifan pola nafas b.d TUJUAN: NIC:
imaturitas otot-otot pernafasan Status TTV baik 1. Kaji frekuensi
dan penurunan ekspansi paru Menunjukan pola pernafasan dan
nafas efektif pola pernafasan.
NOC: Perhatikan
RR normal 40-60 adanya apnea dan
kali/menit, jalan perubahan
nafas paten, irama frekwensi
reguler jantung, tonus
otot dan warna
kulit berkenaan
dengan prosedur
atau perawatan,
lakukan
pemantauan
jantung dan
pernafasan yang
kontiniu.
2. Hisap jalan
nafas sesuai
kebutuhan.
3. Pertahankan
suhu tubuh
optimal.
4. Posisikan bayi
pada abdomen
atau posisi
terlentang dengan
gulungan popok
di
bawah bahu
untuk
menghasilkan
sedikit
hiperekstensi
5. Berikan oksigen
sesuai indikasi

4 Resiko infeksi b.d pertahanan TUJUAN: NIC:


imunologis tidak adekuat Tidak terjadi 1.Tingkatkan cara-
infeksi. cara mencuci
tangan pada staf,
NOC: orang tua dan
Leukosit normal, pekerja lain.
tali pusat tidak ada 2.Pantau
tanda-tanda infeksi. pengunjung akan
adanya lesi kulit.
3.Kaji bayi
terhadap tanda-
tanda infeksi,
misalnya : suhu,
letargi atau
perubahan
perilaku.
4.Lakukan
perawatan tali
pusat sesuai
_ocal_l_ rumah
sakit.
5. Berikan ASI
untuk pemberian
makan bila
tersedia.
Berikan antibiotika
sesuai indikasi
BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas
a. Nama anak : An. S
b. Temapat tanggal lahir : Semarang, 14/12/2015
c. Jenis kelamin : laki laki
d. Nama orang tua : Ny.S
e. Alamat : Tembalang
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Kewarganegaraan : Indonesia
i. Tanggal pengkajian : 21/12/2015

B. Keluhan Utama
Berat badan kurang 1700 gram

C. Riwayat Penyakit Sekarang


An.S lahir pada tanggal 14/12/2005 di RSUD Kota Semarang dengn KPD dengan
berat lahir 1700 gram dengan lingkar dada 28 cm, lingkar kepala 30 cm, panjang
45 cm. RR 48X/menit, suhu 36 ℃ tamapk terpasang oksigen 1 liter.

D. Riwayat Masa Lalu


1. Kehamialn ibu
a. Gestrasi : prematur
b. Usia ibupada saat hamil : 34 tahun
c. Kesehatan ibu selama kehamiala :selama sakit ibu mengatakan
hamil biasa
d. Obat yang dikonsumsi :ibu hanya mengkonsumsi
vitamin dan FE

2. Persalian
a. Tipe Persalinan : persalinan normal
b. Temapat melahirkan : ruamah sakit

3. Penyakit sebelumnya
a. Riwayat opersasi sebelunya : tidak ada riwayat operasi
b. Insiden penyakit sebelumnya: tidak ada riwayat penyakit gula atau
yang menurun

4. Alergi
Tidak ada alergi yang diderita
5. Imunisasi
Imunisasi yang baru didapat HB0

E. Pengkajian Fisik

1. Pengukuran Umum

Berat lahir :1700 gram


Lingkar dada : 28 cm,
Lingkar kepala : 30 cm
Panjang : 45 cm

2. Tanda Vital
Suhu : 36
RR : 48x/menit

3. Kepala

a. Bentuk kepala : simetris


b. Fontanel anterior : masih terbuka
c. Fontanel posterior : masih terbuka
d. Warna rambut : hitam
e. Terstur rambut : halus
f. Bentuk wajah : simetris

4. Kebutuhan Oksigenasi
Pasien tampak memakai oksigen kanul 1liter
Dada
a. Bentuk :simetris
b. Retraksi interkosta : ya
c. Fremitus vokal :vibrasi simetris
d. Perkembangan payudara : simetris

Paru paru
a. Pola nafas : teratur
b. Suara nafas tambahan : tidak ada suara tambahan
5. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Mulut
a. Membran mukosa : lembab
b. Gusi : pink
c. Jumlah gigi : belum memiliki gigi
d. Gerakan lidah : terkontrol
e. Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil

Abdomen
a. Bentuk : simetris
b. Umbilikus : bersih
c. Pembesaran hepar : tidak ada pembesaran hepar
d. Pembesaran limfa : tidak ada pembesaran limfa

Pola nutrisi dan caiaran


Pasien hanya minum susu kurang lebih 60ml perhari

6. Kebutuhan Eliminasi
Pasien BAB 1 kali sehari
Sedangkan BAK warna kuning dengan BAK kurang lebih 5-6 kali
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 14,4 g/dl
Hematokrit : 40,30 %
Jumlah lekosit :7,2/Ul
Jumlah trombosit :168ml

Kimia klinik
Bilirubin Direk : 0, 35 mg/dl

Bilirubin total
Bilirubin total : 5,78 mg/dl
Bilirubin indirek :-

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nurtisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan menerima


nutrisi, imaturitas gastrointestinal.
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru
INTERVENSI

No dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi dan rasional


1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan NIC:
keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi dapat Kaji berat badan klien
terpenuhi Anjurkan kepada ibu untuk
NOC: memberikan asi
Adanya peningkatan berat badan
Berikan intake asi yang
Berat badan ideal
cukup
Menunjukan peningkatan fungsi
Kolaborasi dengan ahli gizi
pengecapan dari menelan
tentang jumlah nutrisi dan
Tidak mengalami penurunan berat badan
kalori yang harus diberikan
pada bayi
2 Tujuan : setelah dilakukan
tindakan NIC:
1. Kaji frekuensi pernafasan
keperawatan selama 3 x 24 jam rr normal
dan pola pernafasan.
dan nafas reguler
2. Hisap jalan nafas sesuai
NOC :
kebutuhan.
RR normal 40-60 kali/menit
Jalan nafas paten 3. Pertahankan suhu tubuh
Irama regular optimal.
4. Posisikan bayi pada posisi
terlentang dengan gulungan
popok di bawah bahu untuk
menghasilkan sedikit
hiperekstensi
5. Berikan oksigen sesuai
indikasi
IMPLEMENTASI

NO Waktu Tindakan keperawatan Ttd


DX
1 22/12/2015 NIC:
Mengkaji berat badan klien
Anjurkan kepada ibu untuk memberikan asi
Berikan intake asi yang cukup
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah nutrisi dan kalori
yang harus diberikan pada bayi

NIC:
Kaji frekuensi pernafasan dan pola pernafasan.
Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan. Pertahankan suhu tubuh
optimal.
Posisikan bayi pada posisi terlentang dengan gulungan
popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit
hiperekstensi
Berikan oksigen sesuai indikasi

2 23/12/2015 NIC:
Anjurkan kepada ibu untuk memberikan asi
Berikan intake asi yang cukup
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah nutrisi dan kalori
yang harus diberikan pada bayi

NIC
Pertahankan suhu tubuh optimal.
Posisikan bayi pada posisi terlentang dengan gulungan
popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit
hiperekstensi

3 24/12/2015 NIC:
Anjurkan kepada ibu untuk memberikan asi
Berikan intake asi yang cukup

NIC:
Pertahankan suhu tubuh optimal.
Posisikan bayi pada posisi terlentang dengan gulungan
popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit
hiperekstensi

EVALUASI

Waktu Evaluasi
24/12/2015 S:-
O : pasien tambak banyak minum susu, BB:
1750 gram
A : masalah kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan asi
yang banyak untuk anaknya
24/12/2016 S :-
O: tampak tidak memakai oksigen, RR40x/menit
A: masalah pola nafas teratasi
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan untuk memberikan suhu hangat pada
bayi saat dirumah

Anda mungkin juga menyukai