Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.
Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia
tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan.

Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi,
maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003.
Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di
bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena
kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini
diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi ( depkes RI 2005)

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian
adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan
terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir
semua terjadi di Negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?

2. Apa penyebab BBLR ?

3. Bagaimana tanda – tanda klinis BBLR ?

4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?

5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?

6. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Untuk mengetahui etiologi BBLR

3. Untuk mengetahui tanda – tanda klinis BBLR

4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR

5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR

Page 1
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
6. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR

3. Mahasiswa mengerti tanda – tanda klinis BBLR

4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR

5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR

6. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya
2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat
badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).

2. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.

Page 2
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
3. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi
berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
 Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
 Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
 Primigravidarum.
 Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
 LK <33 cm, LD < 30 cm.
 Gerakan otot bmasih hipotonis.
 Umur kehamilan <37 minggu.
 Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
 Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
 Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
 Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
 Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada
dismatur adalah :
 Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
 Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali
pusat).
 Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
 Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4. Patofisiologi (Pathway)

Prematuritas Dismaturitas
Page 3
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Faktor Ibu: Umur (<20 tahun), Faktor plasenta : Faktor Janin : Kelainan Faktor gangguan:
Paritas, ras, infertilitas, Riwayat Penyakit vaskuler, kromosaom, malformasi, Pertukaran zat antara
kehamilan tak baik, Rahim kehamilan ganda, TORCh, Kehamilan ganda ibu dan janin
abnormal dll malformasi,tumor

Retardasi pertumbuhan
Dinding otot Rahim bagian bawah intra uterin
lemah BAyi lahir premature (BBLR/BBSLR
Berat <2500 gram

Permukaan tubuh relative Fungsi organ belum baik


Jaringan lemak subkutan Prematuritas
lebih luas lebih tipis

Penurunan daya tahan tubuh


Peguapan Pemaparan dengan Kehilangan panas Kekurangan
berlebih suhu luar melalui kulit Cadangan energi

Kehilangan Malnutrisi
Kehilangan Panas
cairan
Hipoglikemi

Dehidrasi
Hiperbilirubin Konjugasi Bilirubin belum baik Hati

Sepsis Resiko Infeksi pioderma Halus Mudah lecet Kulit

- Imaturitas lensa mata


Retinopaty Retrolentral Fibroflasia Mata
- Sekunder efek O2

Sekunder Terapi Imaturitas Ginjal Ginjal

Penyakit membra hialin Insuf Pernafasan - Pertumbuha n dinding dada Paru-paru


belum sempurna
- Vaskuler Paru Imatur

Imaturitas sentrum2 vital Otak

Regulasi Pernafasan Reflek menelan belum sempurna


Usus
Pernafasan Periode
Pernafasan Biot
Peritaltik belum sempurna Dinding Lambung Lunak

Pengosongan lambung belum baik Mudah kembung

5. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah :
1. Sebelum lahir
Page 4
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
 Pergerakan janin lebih lambat.
 Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
 Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
 Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
 Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :


1. Berat badan dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. LD < 30 cm.
4. LK < 33 cm.
5. Umur kehamilan < 37 minggu
6. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7. Otot hipotonik lemah.
8. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

6. Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut
Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.

7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada
umur 2 hari.
2. Laboratorium
a. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir yang akan menurun kadarnya jika ada
infeksi atau sepsis.
b. Hematokrit: 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau haemorhagic perinatal)

Page 5
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
c. Hemoglobin: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
e. Dextrostic: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Gula darah (8–12 jam post natal).
h. Analisa gas darah
i. Tes kocok/shake test
Interpretasi:
1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya
surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

8. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat
konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya untuk bayi
dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila
tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga penyakit
dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai
sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
 Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit.
 Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu terjadinya
hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk
minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.

Page 6
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan
dan alamat.
c. Riwayat kesehatan :
 Riwayat antenatal :
 Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok,
ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
 Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple,kelainan congenital.
 Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
 Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
 Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan.
 Riwayat post natal :
 Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3),
asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
 Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500
gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
 Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
 Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
 Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR
kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika, kebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet
ketat atau pantangan makanan tertentu.
 Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir dilakukan
rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan.
 Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan
hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap
rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya
Page 7
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos
yang baik.
 Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n
(36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
 Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
 Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
 Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
 Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender.
 Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
 Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
 Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
 Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
 Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul
1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract
belum sempurna.
 Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
 Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia
mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
 Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta
warna dari feces.
 Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan
serta jumlahnya.
 Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:

Page 8
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan,
dan ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak
efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau hipotensi
sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan oksigen) yang
berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan
kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang
tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai
dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.

3. Intervensi dan Rasional


No Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Pola nafas yang Tujuan : setelah Mandiri:
 Membantu dalam
tidak dilakukan  Kaji frekwensi dan
membedakan periode
efektif yang tindakan, pola pola pernapasan,
perputaran
berhubungan napas kembali perhatikan adanya
pernapasan normal
dengan efektif. apnea dan perubahan
dari serangan apnetik
imaturitas pusat frekwensi jantung.
 Isap jalan napas sejati, terutama
pernapasan, Kriteria hasil:
sesuai kebutuhan sering terjadi pad
keterbatasan  Neonatus akan
gestasi minggu ke-30
perkembangan mempertahankan  Posisikan bayi pada
 Menghilangkan
otot penurunan pola pernapasan abdomen atau posisi
mukus yang
otot atau periodik telentang dengan
neyumbat jalan
Page 9
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
kelemahan,  Membran mukosa
dan gulungan popok napas
 Posisi ini
ketidakseimbang merah muda. dibawah bahu untuk
memudahkan
an metabolic menghasilkan
pernapasan dan
hiperekstensi
 Tinjau ulang riwayat menurunkan episode
ibu terhadap obat- apnea, khususnya
obatan yang akan bila ditemukan
memperberat depresi adanya hipoksia,
pernapasan pada asidosis metabolik
bayi atau hiperkapnea
 Magnesium sulfat
Kolaborasi : dan narkotik
 Pantau pemeriksaan menekan pusat
laboratorium sesuai pernapasan dan
indikasi aktifitas SSP
 Berikan 
oksigen Hipoksia, asidosis
sesuai indikasi netabolik,
 Berikan obat-obatan
hiperkapnea,
yang sesuai indikasi
hipoglikemia,
hipokalsemia dan
sepsis memperberat
serangan apnetik
 Perbaikan kadar
oksigen dan
karbondioksida dapat
meningkatkan fungsi
pernapasan
2. Resiko Tujuan : Mandiri : Hipotermia
termoregulasi termoregulasi  Kaji suhu membuat bayi
inefektif yang menjadi efektif dengan memeriksa cenderung merasa
berhubungan sesuai dengan suhu rektal pada stres karena
dengan SSP perkembangan. awalnya, dingin,
imatur (pusat selanjutnya periksa penggunaan
regulasi residu, Kriteria hasil : suhu aksila atau simpanan lemak
penurunan massa  gunakan alat tidak dapat
tubuh terhadap Mempertahankan termostat dengan diperbaruai bila
area permukaan, suhu kulit atau dasar terbuka dan ada dan penurunan
penurunan lemak aksila (35 – penyebar hangat. sensivitas untuk
 Tempatkan bayi
sebkutan, 37,50C). meningkatkan
pada inkubator atau
ketidakmampuan kadar CO2 atau
dalam keadaan
Page 10
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
merasakan hangat penurunan kadar
 Pantau sistem
dingin dan O2.
pengatur suhu , 
berkeringat,
penyebar hangat Mempertahankan
cadangan
(pertahankan batas lingkungan
metabolik
atas pada 98,6°F, termonetral,
buruk).
bergantung pada membantu
ukuran dan usia mencegah stres
bayi) karena dingin
 Kaji haluaran  Hipertermi
dan berat jenis urine dengan
 Pantau
peningkatan laju
penambahan berat
metabolisme
badan berturut-
kebutuhan oksigen
turut. Bila
dan glukosa serta
penambahan berat
kehilangan air
badan tidak adekuat,
dapat terjadi bila
tingkatkan suhu
suhu lingkungan
lingkungan sesuai
terlalu tinggi.
indikasi.  Penurunan
 Perhatikan
keluaran dan
perkembangan
peningkatan berat
takikardia, warna
jenis urine
kemerahan,
dihubungkan
diaforesis, letargi,
dengan penurunan
apnea atau aktifitas
perfusi ginjal
kejang.
selama periode
stres karena rasa
Kolaborasi :
dingin
 Pantau

pemeriksaan
Ketidakadekuatan
laboratorium sesuai
penambahan berat
indikasi (GDA,
badan meskipun
glukosa serum,
masukan kalori
elektrolit dan kadar
adekuat dapat
bilirubin)
menandakan
 Berikan obat-
bahwa kalori
obat sesuai dengan
digunakan untuk
indikasi :
mempertahankan
fenobarbital
suhu lingkungan

Page 11
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tubuh, sehingga
memerlukan
peningkatan suhu
lingkungan.
 Tanda-tanda
hip[ertermi ini
dapat berlanjut
pada kerusakan
otak bila tidak
teratasi.
 Stres dingin
meningkatkan
kebutuhan
terhadap glukosa
dan oksigen serta
dapat
mengakibatkan
masalah asam basa
bila bayi
mengalami
metabolisme
anaerobik bila
kadar oksigen
yang cukup tidak
tersedia.
Peningkjatan
kadar bilirubin
indirek dapat
terjadi karena
pelepasan asam
lemak dari meta
bolisme lemak
coklat dengan
asam lemak
bersaing dengan
bilirubin pada
pada bagian ikatan
di albumin.
 Membantu
mencegah kejang
Page 12
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
berkenaan dengan
perubahan fungsi
SSP yang
disebabkan
hipertermi
 Memperbaiki
asidosis yang
dapat terjadi pada
hiportemia dan
hipertermia

3. Perubahan nutrisi Tujuan : nutrisi Mandiri : Menentukan metode


kurang dari terpenuhi sesuai  Kaji maturitas pemberian makan
kebutuhan yang kebutuhan. refleks berkenaan yang tepat untuk bayi
berhubungan dengan pemberian Pemberian makan
dengan Kriteria hasil : makan (misalnya : pertama bayi stabil
penurunan  Bayi mendapat mengisap, memiliki peristaltik
simpanan nutrisi, kalori dan nutrient menelan, dan dapat dimulai 6-12
imaturitas esensial yang batuk) jam setelah
 Auskultasi
produksi enzim, adekuat. kelahiran. Bila
 adanya bising usus,
otot abdominal distres pernapasan
Mempertahankan kaji status fisik dan
lemah, dan ada cairan parenteral
pertumbuhan dan statuys pernapasan
refleks lemah di indikasikan dan
 Kaji berat
peningkatan berat
cairan peroral harus
badan dengan
badan dalam kurva
ditunda
menimbang berat
normal dengan
 Mengidentifikasikan
badan setiap hari,
penambahan berat
adanya resiko derajat
kemudian
badan tetap,
dan resiko terhadap
dokumentasikan
sedikitnya 20-30
pola pertumbuhan.
pada grafik
gram/hari.
Bayi SGA dengan
pertumbuhan bayi
 Pantau masuka kelebihan cairan
dan dan ekstrasel
pengeluaran. kemungkinan
Hitung konsumsi kehilangan 15% BB
kalori dan lahir. Bayi SGA
elektrolit setiap mungkin telah
hari mengalami
 Kaji tingkat
penurunan berat
hidrasi, perhatikan
badan dealam uterus
fontanel, turgor
atau mengalami
Page 13
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
kulit, berat jenis penurunan simpanan
urine, kondisi lemak/glikogen.
membran mukosa, Memberikan
fruktuasi berat informasi tentang
badan. masukan aktual
 Kaji tanda-
dalam hubungannya
tanda
dengan perkiraan
hipoglikemia;
kebutuhan untuk
takipnea dan
digunakan dalam
pernapasan tidak
penyesuaian diet.
teratur, apnea,
 Peningkatan
letargi, fruktuasi
kebutuhan metabolik
suhu, dan
dari bayi SGA dapat
diaphoresis.
meningkatkan
Pemberian makan
kebutuhan cairan.
buruk, gugup,
Keadaan bayi
menangis, nada
hiperglikemia dapat
tinggi, gemetar,
mengakibatkan
mata terbalik, dan
diuresi pada bayi.
aktifitas kejang.
Pemberian cairan
intravena mungkin
Kolaborasi :
diperlukan untuk
 Pantau
memenuhi
pemeriksaan
peningkatan
laboratorium sesuai
kebutuhan, tetapi
indikasi : Glukas
harus dengan hati-
serum. Nitrogen
hati ditangani untuk
urea darah, kreatin,
menghindari
osmolalitas
kelebihan cairan
serum/urine,
 Karena glukosa
elektrolit urine
adalah sumber utama
 Berikan
dari bahan bakar
suplemen elektrolit
untuk otak,
sesuai indikasi
kekurangan dapat
misalnya kalsium
menyebabkan
glukonat 10%
kerusakan SSP
permanen.hipoglike
mia secara bermakna
meningkatkan
Page 14
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
mobilitas mortalitas
serta efek berat yang
lama bergantung
pada durasi masing-
masing episode.

Kolaborasi :
 Hipoglikemia dapat
terjadi pada awal 3
jam lahir bayi SGA
saat cadangan
glikogen dengan
cepat berkurang dan
glukoneogenesis
tidak adekuat karena
penurunan simpanan
protein obat dan
lemak.
 Mendeteksi
perubahan fungsi
ginjal berhubungan
dengan penurunan
simpanan nutrien dan
kadar cairan
akibat malnutrisi.
 Ketidakstabilan
metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat
memerlukan
suplemen untuk
mempertashankan
homeostasis.

4. Resiko Tujuan : pasien Mandiri : Untuk mengetahui


infeksi yang tidak  Kaji adanya lebih dini adanya
berhubungan memperlihatkan tanda – tanda tanda-tanda
dengan adanya tanda infeksi terjadinya infeksi
 Lakukan isolasi  Tindakan yang
pertahanan infeksi.
bayi lain yang dilakukan untuk
imunologis yang Kriteri hasil :
menderita infeksi meminimalkan
tidak efektif  Suhu tubuh
Page 15
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
dalam batas normal sesuai kebijakan terjadinya
 Tidak ada tanda-
insitusi infeksi yang lebih
tanda infeksi.  Sebelum dan
luas
 Leukosit 5.000-
setelah menangani  Untuk mencegah
10.000
bayi, lakukan terjadinya infeksi
 Untuk mencegah
pencucian tangan
 Yakinkan semua terjadinya infeksi
 Untuk mencegah
peralatan yang
terjadinya infeksi
kontak dengan bayi
yang berlanjut pada
bersih dan steril
bayi
 Cegah personal
yang mengalami
infeksi menular
untuk tidak kontak
langsung dengan
bayi.
5. Resiko Tujuan : cairan Mandiri : Pengeluaran harus
kekurangan terpenuhi.  Bandingkan 1-3 ml/kg/jam,
volume masukan dan sementara
cairan yang Kriteria hasil : pengeluaran urine kebutuhan terapi
berhubungan  Bebas dari tanda- setiap shift dan cairan kira-kira 80-
dengan usia dan tanda dehidrasi keseimbangan 100 ml/kg/hari pada
 Menunjukan
berat ekstrem, kumulatif setiap hari pertama,
penambahan berat
kehilangan periodik 24 jam meningkat sampai
badan 20-30  Pantau berat
cairan berlebihan 120-140 ml/kg/hari
gram/hari. jenis urine setiap
(kulit tipis), pada hari ketiga
selesai berkemih
kurang lapisan postpartum.
atau setiap 2-4 jam
lemak, ginjal Pengambilan darah
dengan
imatur/ untuk tes
menginspirasi urine
kegagalan menyebabkan
dari popok bayi bila
mengonsentrasik penurunan kadar
bayi tidak tahan
an urine Hb/Ht.
dengan kantong  Meskipun
penampung urine. imaturitas ginjal dan
 Evaluasi turgor
ketidaknyamanan
kulit, membran
untuk
mukosa, dan
mengonsentrasikan
keadaan fontanel
urine biasanya
anterior.
mengakibatkan berat
 Pantau tekanan
jenis yang rendah
darah, nadi, dan
Page 16
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tekanan arterial pada bayi preterm
rata-rata (TAR) ( rentang
normal1,006-1,013).
Kolaborasi : Kadar yang rendah
 Pantau menandakan volume
pemeriksaan cairan berlebihan
laboratorium sesuai dan kadar lebih
dengan indikasi Ht besar dari 1,013
 Berikan infus
menandakan
parenteral dalam
ketidakmampuan
jumlah lebih besar
masukan cairan dan
dari 180 ml/kg,
dehidrasi.
khususnya pada  Kehialangan
PDA, displasia atau perpindahan
bronkopulmonal cairan yang
(BPD), atau entero minimal dapat
coltis nekrotisan dengan cepat
(NEC) menimbulkan
 Berikan tranfusi dehidrasi, terlihat
darah. oleh turgor kulit
yang buruk,
membran mukosa
kering, dan fontanel
cekung.
 Kehilangan 25%
volume darah
mengakibatakan
syok dengan TAR <
25 mmHg
menandakan
hipotensi.
 Dehidrasi
meningkatkan
kadar Ht diatas
normal 45-53%
kalium serum
 Hipoglikemia
dapat terjadi karena
kehilangan melalui
selang nasogastrik

Page 17
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
diare atau muntah.
 Penggantian
cairan darah
menambah volume
darah, membantu
mengenbalikan
vasokonstriksi
akibat dengan
hipoksia, asidosis,
dan pirau kanan ke
kiri melalui PDA
dan telah
membantu dalam
penurunan
komplikasi
enterokolitis
nekrotisan dan
displasia
bronkopulmonal.
 Mungkin perlu
untuk
mempertahankan
kadar Ht/Hb
optimal dan
menggantikan
kehilangan darah.
6. Resiko Tujuan : pasien Kurangi rangsangan espons stres,
cedera akibat mendapatkan lingkungan terutama
 Organisasikan
bervariasinya asuhan untuk peningkatan
asuhan selama jam
aliran darah otak, mencegah cedera tekanan darah,
sibuk normal
hipertensi atau dan dapat miningkatkan
sebanyak mungkin
hipotensi memeprtahankan resiko peningkatan
 Tutup dan buka
sistemik, dan aliran darah TIK
kelambu dan lampu
 Untuk
berkurangnya sistemik dan otak
tidur
meminimalkan
nutrient seluler memadai, glukosa  Tutup inkubator
gangguan tidur dan
(glukosa dan dan oksigen otak dengan kain dan
kebisingan
oksigen) yang adekuat; tidak pasang tanda
intermiten yang
berhubungan memperlihatkan “jangan diganggu”
 Kaji dan tangani sering
dengan system adanya perdarahan
 Untuk
nyeri menggunakan
sraf sentral dan intaventrikular.
Page 18
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
respons stress metode memungkinkan
fisiologis imatur Kriteria hasil: farmakologis dan jadwal siang dan
 Pasien tidak non-farmakologis malam
 Kenali tanda  Untuk
memperlihatkan
stres fisik dan mengurangi cahaya
tanda peningkatan
stimulasi berlebih dan tidak
tekanan intrakranial
 Hindari obat dan
membangunkan
atau perdarahan
larutan hipertonis
periode istirahat
intraventrikel.  Pertahankan
bayi
. oksigenasi yang
 Nyeri
adekuat
meningkatkan
 Hindari memutar
tekanan darah
kepala ke samping  Untuk segera
tiba-tiba memberi intervensi
yang memadai
 Akan
meningkatkan
tekanan darah otak
 Hipoksia akan
meningkatkan
aliran darah otak
tekanan intrakranial
 Akan
mengurangi aliran
arteri karotis dan
oksigenasi ke otak
7. Nyeri yang Tujuan: pasien Kaji keefektifan Beberapa upaya
berhubungan tidak upaya kontrol nyeri (misalnya
dengan prosedur, memperlihatkan non farmakologis menggosok) dapat
 Dorong orang
diagnosis dan adanya nyeri yang meningkatkan
tua untuk
tindakan. dirasakan. distres bayi
memberikan upaya
prematur
kenyamanan bila  Sebagai orang
mungkin tua bayi,
Kriteria hasil :
 Tunjukkan kenyamanan lebih
 Pasien tidak
sikap sensitif dan efektif diberikan
merintih atau
kasih sayang pada langsung oleh
menangis
bayi orang tua kepada
kesakitan.
 Pasien tidak bayinya
 Seorang bayi
memperlihatkan
sangat
tanda nyeri atau
membutuhkan
Page 19
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tanda nyeri yang kasih sayang,
minimal. khususnya dari
orang tua
8. Resiko gangguan Berikan nutrisi Untuk menjamin
pertumbuhan dan yang maksimal penambahan berat
 Berikan
perkembangan y badan dan
periode istrahat
ang berhubungan pertunbuhan otak
yang teratur tanpa
dengan kelahiran yang tetap
gangguan  Untuk
premature,
 Kenali tanda
mengurangi
lingkungan
stimulus yang
panggunaan
NICU tidak
berlebihan
O2 dan kalori
alamiah,
(terkejut,
yang tidak perlu
perpisahan
menguap, aversi  Untuk
dengan orang
aktif, menangis) membiarkan
tua.
 Tingkatkan istirahat bayi
interaksi orang denagn tenang
 Sangat penting
tua-bayi
untuk
pertumbuhan dan
perkembangan
normal
9. Resiko gangguan Tujuan: bayi Observasi tekstur Untuk mengetahui
integritas mempertahanmkan dan warna kulit. adanya kelainan
 Jaga kebersihan
kulit yang integritas kulit. pada kulit secara
kulit bayi.
berhubungan dini
 Ganti pakaian
 Meminimalkan
dengan Kriteria hasil:
setiap basah.
kontak kulit bayi
imobilitas,  Kulit tetap  Jaga kebersihan
dengan zat-zat
kelembaban bersih dan utuh. tempat tidur.
 Tidak terlihat yang dapat
kulit.  Lakukan
adanya tanda-tanda merusak kulit pada
mobilisasi tiap 2
terjadinya iritasi. bayi
jam.
 Untuk
meminimalisir
terjadinya iritasi
pada kulit bayi
 Untuk
mencegah
kerusakan kulit
pada bayi
10 Kecemasan orang Tujuan: keluarga Kaji tingkat Belajar tergantung

Page 20
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tua berhubungan mendapat pemahaman klien pada emosi dan
dengan kondisi informasi tentang berikan instruksi kesiapan fisik dan
penyakit bayinya kemajuan kondisi /informasi pada diingatkan pada
ditandai dengan bayinya. klien maupun tahapan individu
 Menurunkan
orang tua klien keluarga tentang
ansietas dan dapat
tampak cemas dan penyakitnya, baik
menimbulkan
khawatir malihat Kriteria hasil: tertulis atau lisan.
 Jelaskan proses perbaikan
kondisi bayinya,  Orang tua atau
penyakit individu. partisipasi pada
dan berharap agar keluarga
Dorong orang rencana pengobatan.
bayinya cepat mengekspresikan
 Meningkatkan
terdekat
sembuh. perasaan dan
kerjasama dalam
menanyakan
keprihatinan
program pengobatan
pertanyaan
mengenai bayi dan
 Jelaskan dan mencegah
prognosis serta
tentang dosis obat, penghentian
memperlihatkan
frekwensi, tujuan obatsesuai
pemahaman dan
pengobatan dan perbaikan kondisi
keterlibatan dalam
alasan tentang pasien.
asuhan. 
pemberian obat
Mencegah/menurun
kepeda keluarga
kan ketidaknyaman
 Kaji potensial
sehubungan dengan
efek samping obat
terapi dan
meningkatkan
kerjasama.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian :
1. Identitas Pasien
Nama : By. Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18-1-2018
NRM : 188701
Tanggal masuk ruang rawat : 21-1-2018 Pukul : 1930
Ruang rawat/unit kerja : Perina

2. Identitas Orang Tua

Page 21
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Nama Ibu : Ny I
Umur sekarang : 27 Tahun
Perkawinan ke :1
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTA
Alamat : MKGR Blok Gabungan No 14
No. Telepon :-
Penghasilan sebulan Rp. :-

Nama Ayah : Tn . Y
Umur sekarang : 30 Tahun
Perkawinan ke :1
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SLTA
Alamat : sda
No. Telepon : 085282596047
Penghasilan sebulan Rp. :-

C. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama :
Pasien baru lahir spontan patologis a/I PEB + Fetal Distress + Letak Bokong, Inpartu
Fase laten G1P0A0 Gravid 33-34 minggu, bayi menangis (+), gerak aktif (+), Sianosis
(+), Retraksi (+), sesak(+) RR 65x/i , meconium (+), BAK(-) BB 1270 Gram

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Bayi aktif , tangis (+), reflek hisap (+), demam (-), sesak (-), retraksi (-), minum(+),
muntah(-) Terpasang infus dekstrose 5% 47cc,+ NaCl 3% 1cc + KCL 7,46% 2 cc
(4tts/jam), tanda-tanda vital Suhu 37,3 oC, RR 50x/. Nadi 141x/I, BB 1480 gram,
pasien dirawat di incubator dengan suhu 340C

RIWAYAT KELAHIRAN YANG LALU


No Tangga Sex Berat Keadaan Bayi Komplikasi Penyakit Jenis Persalinan Lain
. l/tahun Badan kehamilan/pers Waktu -lain
kelahir Lahir alinan Hamil
an
1 hariAnak Hidup

SungsangSpontan
HipertensiJantungDiabetes
EklampsiaInfeksi

1. □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□


2. □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□
3. □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□
4. □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□
5. □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□ □□□□□□□

Page 22
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
KEHAMILAN SEKARANG
G 1 P0A0 H 0 Presentasi Bayi : Letak bokong
Pemeriksaan ante-natal : □ pemeriksaan teratur
□ pemeriksaan tidak teratur
USG Ibu : (-) CTG : (-)
Hari pertama haid terakhir Taksiran partus .........................
Penyakit-penyakit selama hamil □ Anemia □ Penyakit Jantung
□ Hipertensi □ Tuberkulosis
□ Diabetes □ Sifilis
□ Lain-lain .........................
Komplikasi kehamilan □ Perdarahan □ Preeklampsia/Eklampsia
□ Infeksi □ Disproporsi feto-pelvik
□ Lain-lain.........................
Pemeriksaan terakhir waktu hamil
Golongan darah ibu : -
Hb :- Leukosit : -
Gula darah :-
Urine lengkap :-
Kebiasaan ibu waktu hamil
Anamnesis makanan : Kwalitatif -
Kwantitatif -
Obat yang dimakan : -
Jamu-jamuan :-
Merokok :-
Lain – lain :-

RIWAYAT PERSALINAN
Berat badan Ibu :-
Tinggi badan ibu :-
Persalinan di : □ RSUD Embung Fatimah
□ Rumah bersalin
□ Lain-lain ...................................
Dipimpin oleh : □ Dokter
□ Bidan
□ Lain-lain ..................................
Jenis persalinan : Normal
Indikasi :-
Lama persalinan : Kala I : - jam
Kala II : - jam
Ibu :-
Fetus : -

Medikasi waktu persalinan


Obat-obat anastesi :- diberikan jam -
Obat-obat analgetik :- diberikan jam -
Obat-obat sedatif :- diberikan jam -
Lain – lain :- diberikan jam -
Lamanya ketuban pecah :-
Kondisi air ketuban :-
Warna air ketuban :-

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : 18-1-2108 jam 16.45 WIB
Jenis kelamin : □ Laki-laki

Page 23
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
□ Perempuan
□ Kelahiran tunggal
□ Kelahiran kembar/multipel
Kondisi saat lahir : □ Hidup
□ Mati □ Sebelum persalinan
□ Dalam persalinan
Sebab kematian ....................................

Penilaian bayi dengan APGAR SCORE

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai


Frekuensi jantung □ Tidak ada □ < 100 □ > 100
Usaha napas □ Tidak ada □ Lambat □ Menangis kuat 1/3/7
Tonus otot □ Lumpuh □ Ekstremitas □ Gerakan aktif
fleksi sedikit

□ Gerakan □ Reaksi
Refleks □ Tidak
bereaksi sedikit melawan
Warna □ Biru/pucat □ Tubuh □ Kemerahan
kemerahan,tanga
n dan kaki biru

□ Penilaian 1 menit setelah lahir


□ Penilaian 5 menit setelah lahir
RIWAYAT RESUSITASI
Tindakan
□ Pembersihan jalan napas
□ Perangsangan
□ Pemberian O2 CPAP dengan FIO2 : ................................. PEEP : ..............................
□ Pemberian O2 dengan ventilasi tekanan positiff
□ Intubasi
□ Kompresi dada
Medikasi pada bayi
□ NaCl 0,9 %
□ Glukosa 5 % / 10 %
□ Morfin
□ Lain-lain.........................................
Plasenta : Berat : ............................. Tali pusat : Panjang : ............................
Ukuran : .......................... Jml Pemb darah : .........................
Kelainan : ........................ Kelainan : ............................

IMD ( Inisiasi Menyusu Dini )


□ Ya □ Tidak
Lain-lain yang perlu dilaporkan :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
........

PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS (di isi oleh Co-Ners)


Umur 6 hari GENITALIA
............. jam Genitalia □ laki-laki
Panjang 40 cm □ perempuan
Berat 1580 gram □ kelainan : .........
Page 24
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Suhu 37,3 oC Laki-laki
Bentuk kepala □ Bulat Descencus □ belum lengkap
□ Lain-lain.......... Testiculonum □ tidak ada
Kepala □ Cephalhematoma Abnormalitas □ Hipospadia
□ Caput succ □ epispadia
□ Lain-lain.............. □ lain-lain
Rambut □ tipis Perempuan
Mata □ sclera agak ikterik Labia minora □ menonjol
Telinga □ normal kiri dan kanan □ tertutup labia
mayora
Hidung □- ELIMINASI
Tenggorokan □- Anus □ .....................................
Tonsil □- Defekasi
Lidah □- □ via anus
Leher □ bersih frekuensi : 2x
NEUROLOGI konsistensi : lunak
Kesadaran □ sadar dan aktif □ stoma .....................................
□ lemah Karakteristik Feses □ hijau
□ lain-lain ............... □ terdapat darah
Refleks □ moro □ hisap □ cair
□ pegang □ rooting □ dempul
□ babinski □ lain-lain
KARDIOVASKULER Urin □ spontan
Jantung □ membesar □ kateter
urin
□ DJ 141 X/mnt □ cystotomy
□ murmur Kelainan □ Tidak ada
□ gallop □ ada,sebutkan....
□ A. Femoralis Diuresis ................... ml/jam
Sirkulasi MUSKULOSKELETAL
Sianosis □ tidak ada □ ada Tonus □ cukup □
kurang
Pucat □ tidak ada □ ada Kelainan tulang □ tidak ada
CRT □ < 3 detik □ >3 detik □ ada,sebutkan............
Akral □ hangat □ dingin Gerakan bayi □ bebas
PARU □ terbatas,sebutkan ............
Pergerakan □ simetrik Lingkar kepala 31 cm
□ asimetrik Lingkar dada 29 cm
Pernapasan □ frekuensi 50 x/mnt Lingkar perut 28 cm
□ retraksi □ NCH Lingkar lengan 7 cm
□ grunting □ dyspnoe Panjang lengan 16,5 cm
□ tachypnoe Panjang tungkai 16 cm
Perkusi □ redup □ sonor Jarak kepala-symphisis 21 cm
□ hipersonor symphisis-kaki 19 cm
Auskultasi □ ............................
Ronkhi □ basah □ kering
Wheezing □ tidak ada □ ada

GASTROINTESTINAL
Mulut
□ mukosa lembab/kering (coret salah satu)
□ labio/palatoschizis
□ stomatitis □ perdarahan gusi □ muntah
Residu □ ya □ tidak
Asites □ ada □ tidak ada
Abdomen □ bising usus (.....x/mnt) Umbilikus □ Tali pusat sudh kering tapi
belum lepas
Limpa □ ....................................... Lingkar perut 28 cm

Page 25
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
DOWN SCORE (di isi oleh Co-Ners)

Nilai 0 1 2
Frekuensi nafas  < 60 x/menit  60-80x/menit  >80x/menit
Retraksi  Tidak ada  Retraksi ringan  Retraksi berat
Sianosis  Tidak ada  Hilang dengan O2  Menetap dgn O2
Air entry (udara  Ada  Menurun  Tidak terdengar
masuk)
Merintih  Tidak ada  Terdengar  Terdengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu

Ket : Skor <4 : gangguan pernapasan ringan


(tindakan untuk mengatasi gangguan: pemberian nasal canul blender hangat)

Skor 4-5 : gangguan pernapasan sedang


(tindakan untuk mengatasi gangguan: pemberian bubble CPAP)
Skor>6 : gangguan pernapasan berat (pemeriksaan AGD harus dilakukan)
(tindakan untuk mengatasi gangguan: pemberian ventilator)
ALERGI (diisi oleh Co-Ners)

ALERGI/REAKSI
Alergi : □ Ya □ Tidak □ Tidak Tahu
Bila Ya :
Alergi obat, sebutkan ........................................................ Reaksi ....................................
Alergi makanan.................................................................. Reaksi ....................................
Alergi lainnya, sebutkan..................................................... Reaksi ....................................
Klip tanda alergi dipasang (warna merah)
Diberitahukan ke dokter/farmasis (apoteker/dietisen) (coret salah satu) : □ Ya,pukul..... □ tidak

SKRINING NYERI (diisi oleh Co-Ners)

KATEGORI PENILAIAN HASIL


FISIK
Postur/tonus Fleksi dan atau tegang 2
Ekstensi 1
Pola tidur Gelisah atau tidak 2
Tenang 0 
Ekspresi Meringis 2
Mengerutkan dahi 1
Menangis Ya 2 
Tidak 0
Warna kulit Pucat : 2
Kebiruan/kemerahan
Merah muda 0 V 
FISIOLOGIS
Respirasi Apnea 2

Page 26
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Takipneu 1
Denyut jantung Fluktuatif 2
Takikardi 1
Saturasi Desaturasi 2
Normal 0 
Tekanan darah Hipo/hipertensi 2
Normal 0 
PERSEPSI Nyeri 2
PERAWAT
Tidak nyeri 0 
Skor total 2

Dibutuhkan intervensi apabila : kurang dari 5 : Nursing Comfort Measure (NCM)


Lebih dari 5 : NCM dan Parasetamol
Lebih dari 10 : NCM,Parasetamol/Narkotik

SKRINING RISIKO CEDERA/JATUH (diisi oleh Co-Ners)


□ Ya □ Tidak
Jika Ya, klip resiko jatuh (pasangkan di pasien) dan segitiga (di tempat tidur pasien) warna
kuning terpasang

SKRINING RISIKO TRAUMA KULIT (diisi oleh Co-Ners)

PARAMETER KRITERIA SKOR HASIL


Usia gestasi <28 minggu 4
28 minggu- <33 minggu 3
33 minggu – 38 minggu 2 
>38 minggu 1
Status mental Tidak berespon terhadap stimulus nyeri 4
Hanya berespon pada nyeri 3
Letargi/apatis 2
Sadar dan aktif/composmentis 1 
Mobilisasi Tidak mampu bergerak 4
Bergerak sedikit dengan bantuan 3
Bergerak sedikit tanpa bangtuan 2
Bergerak aktif 1 
Aktifitas Dalam radiant warmer dengan plastik transparan 4
Dalam radiant warmer tanpa plastik transparan 3 
Dalam double walled isolette/inkubator dengan 2 2
jendela
Dalam boks terbuka 1
Nutrisi Nutrisi hanya dapat diberikan melalui intravena 4
Mendapatkan nutrisi melalui gastric tube (susu 3
formula/ASI) dan cairan intravena
Mendapatkan nutrisi melalui gastric tube 2
Bayi dapat menyusu langsung atau menggunakan 1 
botol setiap kali minum
Kelembaban Kulit bayi selalu lembab,linen sering diganti 4
Kulit bayi selalu lembab,linen sering diganti 3
minimal setiap shift
Kulit bayi selalu lembab,membutuhkan 2
pergantian ekstra linen minimal sekali sehari

Page 27
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Kulit bayi biasanya kering,membutuhkan 1 
pergantian linen hanya sekali sehari
Total 9

Jika skor > 13,lakukan protokol pelaksanaan risiko trauma kulit pada neonatus

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


(Pemeriksaan tanggal 18-1-2018)
Hematologi
Rutin Hb 18,9 g/dl (12-16)
Leukosit 29000/ul (5000-11000)
Hematokrit PCV 55.2 vol % (40-48)
Trombosit 185000 /ul (150000-500000)
Eritrosit 4,6 juta/ul (4.5-5.5)

(Pemeriksaan tanggal 21-1-2018)


Hematologi
Rutin Hb 19,2 g/dl (12-6)
LED 22 mm/jam (<15/1jam)
Leukosit 12800/ul (5000-11000)
Hitung Jenis Basofil 5,9 % (0-1)
Eosinofil 1,2 % (1-3)
Segmen 57,9 % (50-70)
Limfosit 26 % (20-40)
Monosit 6,8 % (2-10)
Hematokrit PCV 55,2 Vol % (40-48)
Trombosit 158000 /ul (150000-500000)
Eritrosit 4,75 juta/ul (4,5-5,5)
Nilai Eritrosit VER (MCH) 116 fl (82-92)
HER (MCH) 40,3 pg (27-31)
KHER (MCHC) 34,8 g/dl (32-36)
Kimia Bilirubin Total 12,1 mg/dl (0.2-1.2)
Bilirubin Direct 1.2 mg/dl (0.1-0.5)

ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O KEPERAWATAN
1. DS : - Suplai lemak Resiko ketidakseimbangan
DO: subkutan tidak suhu tubuh
 Usia Gestasi 33-34 Minggu memadai
 Suhu 37,30C
 BB 1480 Gram
 Suhu Inkubator 340C
 Bilirubin Total 12,1 mg/dl

2. DS : - Pertahanan Resiko Infeksi


DO: Imunologis yang
 Leukosit 12800/ul kurang
 Dapat Therapy Cefotaxime

Page 28
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
2x75 mg
 Tali pusar belum lepas
 Usia gestasi 33-34 minggu
 BB 1580 Gram
 Suhu incubator 340C
 Asi 8x10cc
 Terpasang infus dekstrose
5% 47cc,+ NaCl 3% 1cc +
KCL 7,46% 2 cc (4tts/jam)

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b/d suplai lemak subkutan tidak memadai
2. Resiko Infeksi b/d pertahanan imunologis yang kurang

Nama Pasien : By. Ny. I


No. RM : 188701
Ruang Rawat : Perina

RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan / Kriteria Intervensi Rasionalisasi


O Keperawatan Hasil
1. Resiko Tujuan : Hipotermi Mandiri :
ketidakseimba  Hipotermia dan
dan hipertermi tidak  Monitor Suhu
ngan suhu
hipertermi
tubuh b/d terjadi tubuh setiap 3 jam,
suplai lemak membuat bayi
Kriteria hasil : sesuai kebutuhan
subkutan
cenderung merasa
tidak  Suhu tubuh dalam
memadai stres karena dingin
batas normal
panas,penggunaan
(36,50C – 37,50C).
simpanan lemak
tidak dapat
diperbarui bila ada
dan penurunan
sensivitas untuk
meningkatkan
kadar CO2 atau
penurunan kadar
O2.

 Tempatkan bayi
 Mempertahankan
pada inkubator
lingkungan
atau dalam
Page 29
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
keadaan hangat termonetral,
membantu
mencegah stres
 Pantau sistem karena dingin
 Hipertermi dengan
pengatur suhu
peningkatan laju
incubator sesuai
metabolisme
dengan usia dan
kebutuhan oksigen
berat bayi
dan glukosa serta
kehilangan air
dapat terjadi bila
suhu lingkungan
terlalu tinggi.

 Hilangkan factor-  Mencegah


faktor yang hipotermi
menyebabkan
kehilangan panas

 Pantau  Ketidakadekuatan
penambahan berat penambahan berat
badan berturut- badan meskipun
turut. Bila masukan kalori
penambahan berat adekuat dapat
badan tidak menandakan
adekuat, bahwa kalori
tingkatkan suhu digunakan untuk
lingkungan sesuai mempertahankan
indikasi. suhu lingkungan
tubuh, sehingga
memerlukan
peningkatan suhu
lingkungan.
 Tanda-tanda
 Perhatikan
hiptertermi ini
perkembangan
dapat berlanjut
takikardia, warna
pada kerusakan
kemerahan,
otak bila tidak
diaforesis, letargi,
teratasi.
apnea atau aktifitas
kejang.
Page 30
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Kolaborasi :
 Stres dingin
 Pantau
meningkatkan
pemeriksaan
kebutuhan
laboratorium
terhadap glukosa
sesuai indikasi
dan oksigen serta
(GDA, glukosa
dapat
serum, elektrolit
mengakibatkan
dan kadar
masalah asam basa
bilirubin)
bila bayi
mengalami
metabolisme
anaerobik bila
kadar oksigen yang
cukup tidak
tersedia.
Peningkjatan kadar
bilirubin indirek
dapat terjadi
karena pelepasan
asam lemak dari
metabolisme
lemak coklat
dengan asam
lemak bersaing
dengan bilirubin
pada pada bagian
ikatan di albumin.
2. Resiko Infeksi Tujuan : pasien tidak Mandiri :
b/d  Untuk mengetahui
memperlihatkan Kaji adanya tanda –
pertahanan
lebih dini adanya
imunologis adanya tanda infeksi. tanda infeksi
yang kurang tanda-tanda
Kriteri hasil :
terjadinya infeksi
 Suhu tubuh dalam
batas normal
 Tidak ada tanda-  Tindakan yang
Lakukan isolasi
tanda infeksi dilakukan untuk
bayi lain yang
 Leukosit 5.000-
meminimalkan
menderita infeksi
10.000
terjadinya
sesuai kebijakan

Page 31
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
insitusi infeksi yang lebih
luas
 Untuk mencegah
Pertahankan agar
terjadinya infeksi
perawat dan staf
ruangan dapat
menggunakan
tehnik mencuci
 Untuk mencegah
tangan yang benar
terjadinya infeksi
Yakinkan semua
peralatan yang
kontak dengan bayi
bersih dan steril  Untuk mencegah
terjadinya infeksi
 Cegah personal yang berlanjut pada
yang mengalami bayi
infeksi menular
untuk tidak kontak
langsung dengan
bayi.

 Berikan antibiotic
sesuai advis dokter

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ No. Dx. Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Tangga Keperawatan Tindakan Tangan
l
Senin 1 14.00 WIB Mandiri : S : --
22/1/2018 sampai O:
 Memonitor Suhu
dengan jam o suhu tubuh klien
18.00 WIB tubuh setiap 3 jam, jam 14.00 wib
sesuai kebutuhan 36,70C ,
 Menempatkan bayi o suhu bayi jam o
17.00 wib 36,9 C
pada inkubator atau o BB 1480 Gram
dalam keadaan
A : masalah teratasi
hangat sebagian
 Memantau sistem P : intervensi
pengatur suhu dilanjutkan
- monitor suhu
incubator sesuai bayi
dengan usia dan - jaga bayi tetap
kering
berat
Page 32
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
 Menghilangkan
factor-faktor yang
menyebabkan
kehilangan panas
 Memantau
penambahan berat
badan berturut-turut.
Bila penambahan
berat badan tidak
adekuat, tingkatkan
suhu lingkungan
sesuai indikasi.
 Memperhatikan
perkembangan
takikardia, warna
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau aktifitas
kejang.
Senin 2 14.30 wib Mandiri : S : --
22/1/2018 O : - tali pusar bayi
Mengkaji adanya
hari ke 5 tampak
tanda – tanda infeksi kering ,tidak
Melakukan isolasi tampak tanda
tanda infeksi
bayi lain yang
- Suhu tubuh bayi
menderita infeksi jam 17.00 wib =
36,9oC
sesuai kebijakan
insitusi A : Masalah teratasi
Mempertahankan agar sebagian
P: Intervensi
perawat dan staf
dilanjutkan
ruangan dapat - Kaji tanda-
menggunakan tehnik tanda infeksi
- Pertahankan
mencuci tangan yang tehnik mencuci
benar tangan yang
Meyakinkan semua benar

peralatan yang kontak


dengan bayi bersih
dan steril
 Mencegah personal
yang mengalami
infeksi menular untuk
tidak kontak langsung
dengan bayi.

Page 33
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Selasa 1 14.00 WIB  Memonitor Suhu S : --
23/1/2018 sampai O:
tubuh setiap 3 jam,
dengan jam o suhu tubuh klien
18.00 WIB sesuai kebutuhan jam 14.00 wib 37,1
 Menempatkan bayi 0
C,
pada inkubator atau o suhu bayi jam
17.00 wib 36,8oC
dalam keadaan o BB 1580 gram
hangat
 Memantau sistem A : masalah teratasi
sebagian
pengatur suhu P : intervensi
incubator sesuai dilanjutkan
- monitor suhu
dengan usia dan bayi
berat - jaga bayi tetap
 Menghilangkan kering
factor-faktor yang
menyebabkan
kehilangan panas
 Memantau
penambahan berat
badan berturut-turut.
Bila penambahan
berat badan tidak
adekuat, tingkatkan
suhu lingkungan
sesuai indikasi.
 Memperhatikan
perkembangan
takikardia, warna
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau aktifitas
kejang.

Selasa 2 15.00 WIB Mandiri : S : --


23/1/2018 O : - tali pusar bayi
Mengkaji adanya
hari ke 6 tampak
tanda – tanda infeksi kering ,tidak
Melakukan isolasi tampak tanda
tanda infeksi
bayi lain yang
- Suhu tubuh bayi
menderita infeksi jam 17.00 wib =
36,8oC
sesuai kebijakan
insitusi A : Masalah teratasi
Mempertahankan agar sebagian
P: Intervensi
Page 34
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
perawat dan staf dilanjutkan
- Kaji tanda-
ruangan dapat
tanda infeksi
menggunakan tehnik - Pertahankan
mencuci tangan yang tehnik mencuci
tangan yang
benar benar
Meyakinkan semua
peralatan yang kontak
dengan bayi bersih
dan steril
 Mencegah personal
yang mengalami
infeksi menular untuk
tidak kontak langsung
dengan bayi.
Rabu 1 14.00 WIB  Memonitor Suhu S : --
24/1/2018 sampai O:
tubuh setiap 3 jam,
dengan jam o suhu tubuh klien
18.00 WIB sesuai kebutuhan jam 14.00 wib
 Menempatkan bayi 36,90C ,
pada inkubator atau o suhu bayi jam o
17.00 wib 37,3 C
dalam keadaan o BB 1580 gram
hangat
 Memantau sistem A : masalah teratasi
sebagian
pengatur suhu P : intervensi
incubator sesuai dilanjutkan
- monitor suhu
dengan usia dan bayi
berat - jaga bayi tetap
 Menghilangkan kering
factor-faktor yang
menyebabkan
kehilangan panas
 Memantau
penambahan berat
badan berturut-turut.
Bila penambahan
berat badan tidak
adekuat, tingkatkan
suhu lingkungan
sesuai indikasi.
 Memperhatikan
perkembangan
takikardia, warna

Page 35
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau aktifitas
kejang.

Rabu 2 16.00 WIB Mandiri : S : --


24/1/2018 O : - tali pusar bayi
Mengkaji adanya
hari ke 7 tampak
tanda – tanda infeksi kering ,tidak
Melakukan isolasi tampak tanda
tanda infeksi
bayi lain yang
- Suhu tubuh bayi
menderita infeksi jam 17.00 wib =
37,3oC
sesuai kebijakan
insitusi A : Masalah teratasi
Mempertahankan agar sebagian
P: Intervensi
perawat dan staf
dilanjutkan
ruangan dapat - Kaji tanda-
menggunakan tehnik tanda infeksi
- Pertahankan
mencuci tangan yang tehnik mencuci
benar tangan yang
Meyakinkan semua benar

peralatan yang kontak


dengan bayi bersih
dan steril
Mencegah personal
yang mengalami
infeksi menular untuk
tidak kontak langsung
dengan bayi.

REKONSILASI OBAT (sesuai dengan yang diresepkan oleh Dokter)

Penggunaan obat sebelum admisi □ tidak menggunakan obat sebelum admisi □ ya,dengan rincian sebagai berikut
REKONSILASI OBAT SAAT ADMISI
Daftar obat dibawah ini meliputi obat resep dan non resep yang digunakan sebulan terakhir dan masih dipakai saat masuk rumah sakit
Instruksi obat baru dituliskan pada rencana perawatan
Review kembali saat pasien akan pulang

No. NAMA DOSIS FREKUEN CARA WAKTU TINDAK LANJUT PERUBAH


OBAT SI PEMBERI PEMEBERI AN
AN AN ATURAN
TERAKHIR PAKAI
1. Cefotaxime 75 mg 2x IV 08.00 WIB, □ lanjut aturan pakai lama
20.00 WIB □ lanjut aturan pakai berubah
□ stop
2. Ranitidin 2 mg 3x IV 06.00 WIB □ lanjut aturan pakai lama
□ lanjut aturan pakai berubah

Page 36
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
14.00 WIB □ stop
22.00 WIB
3. Amikasime 20 mg 1x IV 08.00 □ lanjut aturan pakai lama
□ lanjut aturan pakai berubah
□ stop
4. Zamel Drop 0.3 ml 1x Oral 18.00 WIB □ lanjut aturan pakai lama
□ lanjut aturan pakai berubah
□ stop

Tanggal/pukul: Tanggal/pukul:
Mengetahui,
Clinical Instructure (CI) Ruang Co-Ners yang melakukan pengkajian

(……………………………………….) (……………………………………….)

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada
periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain
sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak
yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan
segera dan khusus.

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya,sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

3.2 Saran

1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi barulahir
dengan BBLR.

3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

Page 37
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta : AR
Group.

Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Doenges, E.Marilynn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan - Edisi 3. Jakarta : EGC.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.

Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
Media Action Publishing.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka

Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Page 38
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai