PENDAHULUAN
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.
Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia
tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi,
maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003.
Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di
bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena
kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini
diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi ( depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian
adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan
terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir
semua terjadi di Negara berkembang.
1.3 Tujuan
Page 1
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
6. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya
2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat
badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
2. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.
Page 2
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
3. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi
berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
Primigravidarum.
Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
LK <33 cm, LD < 30 cm.
Gerakan otot bmasih hipotonis.
Umur kehamilan <37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada
dismatur adalah :
Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali
pusat).
Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4. Patofisiologi (Pathway)
Prematuritas Dismaturitas
Page 3
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Faktor Ibu: Umur (<20 tahun), Faktor plasenta : Faktor Janin : Kelainan Faktor gangguan:
Paritas, ras, infertilitas, Riwayat Penyakit vaskuler, kromosaom, malformasi, Pertukaran zat antara
kehamilan tak baik, Rahim kehamilan ganda, TORCh, Kehamilan ganda ibu dan janin
abnormal dll malformasi,tumor
Retardasi pertumbuhan
Dinding otot Rahim bagian bawah intra uterin
lemah BAyi lahir premature (BBLR/BBSLR
Berat <2500 gram
Kehilangan Malnutrisi
Kehilangan Panas
cairan
Hipoglikemi
Dehidrasi
Hiperbilirubin Konjugasi Bilirubin belum baik Hati
5. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah :
1. Sebelum lahir
Page 4
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Pergerakan janin lebih lambat.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
6. Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut
Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada
umur 2 hari.
2. Laboratorium
a. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir yang akan menurun kadarnya jika ada
infeksi atau sepsis.
b. Hematokrit: 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau haemorhagic perinatal)
Page 5
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
c. Hemoglobin: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
e. Dextrostic: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Gula darah (8–12 jam post natal).
h. Analisa gas darah
i. Tes kocok/shake test
Interpretasi:
1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya
surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.
8. Penatalaksanaan BBLR
1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat
konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya untuk bayi
dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila
tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan sebagainyasehingga penyakit
dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai
sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan samoai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit.
Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu terjadinya
hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk
minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.
Page 6
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan
dan alamat.
c. Riwayat kesehatan :
Riwayat antenatal :
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok,
ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple,kelainan congenital.
Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan.
Riwayat post natal :
Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3),
asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500
gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR
kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika, kebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet
ketat atau pantangan makanan tertentu.
Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir dilakukan
rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan.
Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan
hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap
rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya
Page 7
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos
yang baik.
Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n
(36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender.
Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul
1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract
belum sempurna.
Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia
mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta
warna dari feces.
Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan
serta jumlahnya.
Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
Page 8
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan,
dan ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak
efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau hipotensi
sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan oksigen) yang
berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan
kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang
tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai
dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.
Page 11
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tubuh, sehingga
memerlukan
peningkatan suhu
lingkungan.
Tanda-tanda
hip[ertermi ini
dapat berlanjut
pada kerusakan
otak bila tidak
teratasi.
Stres dingin
meningkatkan
kebutuhan
terhadap glukosa
dan oksigen serta
dapat
mengakibatkan
masalah asam basa
bila bayi
mengalami
metabolisme
anaerobik bila
kadar oksigen
yang cukup tidak
tersedia.
Peningkjatan
kadar bilirubin
indirek dapat
terjadi karena
pelepasan asam
lemak dari meta
bolisme lemak
coklat dengan
asam lemak
bersaing dengan
bilirubin pada
pada bagian ikatan
di albumin.
Membantu
mencegah kejang
Page 12
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
berkenaan dengan
perubahan fungsi
SSP yang
disebabkan
hipertermi
Memperbaiki
asidosis yang
dapat terjadi pada
hiportemia dan
hipertermia
Kolaborasi :
Hipoglikemia dapat
terjadi pada awal 3
jam lahir bayi SGA
saat cadangan
glikogen dengan
cepat berkurang dan
glukoneogenesis
tidak adekuat karena
penurunan simpanan
protein obat dan
lemak.
Mendeteksi
perubahan fungsi
ginjal berhubungan
dengan penurunan
simpanan nutrien dan
kadar cairan
akibat malnutrisi.
Ketidakstabilan
metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat
memerlukan
suplemen untuk
mempertashankan
homeostasis.
Page 17
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
diare atau muntah.
Penggantian
cairan darah
menambah volume
darah, membantu
mengenbalikan
vasokonstriksi
akibat dengan
hipoksia, asidosis,
dan pirau kanan ke
kiri melalui PDA
dan telah
membantu dalam
penurunan
komplikasi
enterokolitis
nekrotisan dan
displasia
bronkopulmonal.
Mungkin perlu
untuk
mempertahankan
kadar Ht/Hb
optimal dan
menggantikan
kehilangan darah.
6. Resiko Tujuan : pasien Kurangi rangsangan espons stres,
cedera akibat mendapatkan lingkungan terutama
Organisasikan
bervariasinya asuhan untuk peningkatan
asuhan selama jam
aliran darah otak, mencegah cedera tekanan darah,
sibuk normal
hipertensi atau dan dapat miningkatkan
sebanyak mungkin
hipotensi memeprtahankan resiko peningkatan
Tutup dan buka
sistemik, dan aliran darah TIK
kelambu dan lampu
Untuk
berkurangnya sistemik dan otak
tidur
meminimalkan
nutrient seluler memadai, glukosa Tutup inkubator
gangguan tidur dan
(glukosa dan dan oksigen otak dengan kain dan
kebisingan
oksigen) yang adekuat; tidak pasang tanda
intermiten yang
berhubungan memperlihatkan “jangan diganggu”
Kaji dan tangani sering
dengan system adanya perdarahan
Untuk
nyeri menggunakan
sraf sentral dan intaventrikular.
Page 18
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
respons stress metode memungkinkan
fisiologis imatur Kriteria hasil: farmakologis dan jadwal siang dan
Pasien tidak non-farmakologis malam
Kenali tanda Untuk
memperlihatkan
stres fisik dan mengurangi cahaya
tanda peningkatan
stimulasi berlebih dan tidak
tekanan intrakranial
Hindari obat dan
membangunkan
atau perdarahan
larutan hipertonis
periode istirahat
intraventrikel. Pertahankan
bayi
. oksigenasi yang
Nyeri
adekuat
meningkatkan
Hindari memutar
tekanan darah
kepala ke samping Untuk segera
tiba-tiba memberi intervensi
yang memadai
Akan
meningkatkan
tekanan darah otak
Hipoksia akan
meningkatkan
aliran darah otak
tekanan intrakranial
Akan
mengurangi aliran
arteri karotis dan
oksigenasi ke otak
7. Nyeri yang Tujuan: pasien Kaji keefektifan Beberapa upaya
berhubungan tidak upaya kontrol nyeri (misalnya
dengan prosedur, memperlihatkan non farmakologis menggosok) dapat
Dorong orang
diagnosis dan adanya nyeri yang meningkatkan
tua untuk
tindakan. dirasakan. distres bayi
memberikan upaya
prematur
kenyamanan bila Sebagai orang
mungkin tua bayi,
Kriteria hasil :
Tunjukkan kenyamanan lebih
Pasien tidak
sikap sensitif dan efektif diberikan
merintih atau
kasih sayang pada langsung oleh
menangis
bayi orang tua kepada
kesakitan.
Pasien tidak bayinya
Seorang bayi
memperlihatkan
sangat
tanda nyeri atau
membutuhkan
Page 19
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tanda nyeri yang kasih sayang,
minimal. khususnya dari
orang tua
8. Resiko gangguan Berikan nutrisi Untuk menjamin
pertumbuhan dan yang maksimal penambahan berat
Berikan
perkembangan y badan dan
periode istrahat
ang berhubungan pertunbuhan otak
yang teratur tanpa
dengan kelahiran yang tetap
gangguan Untuk
premature,
Kenali tanda
mengurangi
lingkungan
stimulus yang
panggunaan
NICU tidak
berlebihan
O2 dan kalori
alamiah,
(terkejut,
yang tidak perlu
perpisahan
menguap, aversi Untuk
dengan orang
aktif, menangis) membiarkan
tua.
Tingkatkan istirahat bayi
interaksi orang denagn tenang
Sangat penting
tua-bayi
untuk
pertumbuhan dan
perkembangan
normal
9. Resiko gangguan Tujuan: bayi Observasi tekstur Untuk mengetahui
integritas mempertahanmkan dan warna kulit. adanya kelainan
Jaga kebersihan
kulit yang integritas kulit. pada kulit secara
kulit bayi.
berhubungan dini
Ganti pakaian
Meminimalkan
dengan Kriteria hasil:
setiap basah.
kontak kulit bayi
imobilitas, Kulit tetap Jaga kebersihan
dengan zat-zat
kelembaban bersih dan utuh. tempat tidur.
Tidak terlihat yang dapat
kulit. Lakukan
adanya tanda-tanda merusak kulit pada
mobilisasi tiap 2
terjadinya iritasi. bayi
jam.
Untuk
meminimalisir
terjadinya iritasi
pada kulit bayi
Untuk
mencegah
kerusakan kulit
pada bayi
10 Kecemasan orang Tujuan: keluarga Kaji tingkat Belajar tergantung
Page 20
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
tua berhubungan mendapat pemahaman klien pada emosi dan
dengan kondisi informasi tentang berikan instruksi kesiapan fisik dan
penyakit bayinya kemajuan kondisi /informasi pada diingatkan pada
ditandai dengan bayinya. klien maupun tahapan individu
Menurunkan
orang tua klien keluarga tentang
ansietas dan dapat
tampak cemas dan penyakitnya, baik
menimbulkan
khawatir malihat Kriteria hasil: tertulis atau lisan.
Jelaskan proses perbaikan
kondisi bayinya, Orang tua atau
penyakit individu. partisipasi pada
dan berharap agar keluarga
Dorong orang rencana pengobatan.
bayinya cepat mengekspresikan
Meningkatkan
terdekat
sembuh. perasaan dan
kerjasama dalam
menanyakan
keprihatinan
program pengobatan
pertanyaan
mengenai bayi dan
Jelaskan dan mencegah
prognosis serta
tentang dosis obat, penghentian
memperlihatkan
frekwensi, tujuan obatsesuai
pemahaman dan
pengobatan dan perbaikan kondisi
keterlibatan dalam
alasan tentang pasien.
asuhan.
pemberian obat
Mencegah/menurun
kepeda keluarga
kan ketidaknyaman
Kaji potensial
sehubungan dengan
efek samping obat
terapi dan
meningkatkan
kerjasama.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian :
1. Identitas Pasien
Nama : By. Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18-1-2018
NRM : 188701
Tanggal masuk ruang rawat : 21-1-2018 Pukul : 1930
Ruang rawat/unit kerja : Perina
Page 21
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Nama Ibu : Ny I
Umur sekarang : 27 Tahun
Perkawinan ke :1
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTA
Alamat : MKGR Blok Gabungan No 14
No. Telepon :-
Penghasilan sebulan Rp. :-
Nama Ayah : Tn . Y
Umur sekarang : 30 Tahun
Perkawinan ke :1
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SLTA
Alamat : sda
No. Telepon : 085282596047
Penghasilan sebulan Rp. :-
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama :
Pasien baru lahir spontan patologis a/I PEB + Fetal Distress + Letak Bokong, Inpartu
Fase laten G1P0A0 Gravid 33-34 minggu, bayi menangis (+), gerak aktif (+), Sianosis
(+), Retraksi (+), sesak(+) RR 65x/i , meconium (+), BAK(-) BB 1270 Gram
SungsangSpontan
HipertensiJantungDiabetes
EklampsiaInfeksi
Page 22
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
KEHAMILAN SEKARANG
G 1 P0A0 H 0 Presentasi Bayi : Letak bokong
Pemeriksaan ante-natal : □ pemeriksaan teratur
□ pemeriksaan tidak teratur
USG Ibu : (-) CTG : (-)
Hari pertama haid terakhir Taksiran partus .........................
Penyakit-penyakit selama hamil □ Anemia □ Penyakit Jantung
□ Hipertensi □ Tuberkulosis
□ Diabetes □ Sifilis
□ Lain-lain .........................
Komplikasi kehamilan □ Perdarahan □ Preeklampsia/Eklampsia
□ Infeksi □ Disproporsi feto-pelvik
□ Lain-lain.........................
Pemeriksaan terakhir waktu hamil
Golongan darah ibu : -
Hb :- Leukosit : -
Gula darah :-
Urine lengkap :-
Kebiasaan ibu waktu hamil
Anamnesis makanan : Kwalitatif -
Kwantitatif -
Obat yang dimakan : -
Jamu-jamuan :-
Merokok :-
Lain – lain :-
RIWAYAT PERSALINAN
Berat badan Ibu :-
Tinggi badan ibu :-
Persalinan di : □ RSUD Embung Fatimah
□ Rumah bersalin
□ Lain-lain ...................................
Dipimpin oleh : □ Dokter
□ Bidan
□ Lain-lain ..................................
Jenis persalinan : Normal
Indikasi :-
Lama persalinan : Kala I : - jam
Kala II : - jam
Ibu :-
Fetus : -
Page 23
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
□ Perempuan
□ Kelahiran tunggal
□ Kelahiran kembar/multipel
Kondisi saat lahir : □ Hidup
□ Mati □ Sebelum persalinan
□ Dalam persalinan
Sebab kematian ....................................
□ Gerakan □ Reaksi
Refleks □ Tidak
bereaksi sedikit melawan
Warna □ Biru/pucat □ Tubuh □ Kemerahan
kemerahan,tanga
n dan kaki biru
GASTROINTESTINAL
Mulut
□ mukosa lembab/kering (coret salah satu)
□ labio/palatoschizis
□ stomatitis □ perdarahan gusi □ muntah
Residu □ ya □ tidak
Asites □ ada □ tidak ada
Abdomen □ bising usus (.....x/mnt) Umbilikus □ Tali pusat sudh kering tapi
belum lepas
Limpa □ ....................................... Lingkar perut 28 cm
Page 25
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
DOWN SCORE (di isi oleh Co-Ners)
Nilai 0 1 2
Frekuensi nafas < 60 x/menit 60-80x/menit >80x/menit
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2 Menetap dgn O2
Air entry (udara Ada Menurun Tidak terdengar
masuk)
Merintih Tidak ada Terdengar Terdengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu
ALERGI/REAKSI
Alergi : □ Ya □ Tidak □ Tidak Tahu
Bila Ya :
Alergi obat, sebutkan ........................................................ Reaksi ....................................
Alergi makanan.................................................................. Reaksi ....................................
Alergi lainnya, sebutkan..................................................... Reaksi ....................................
Klip tanda alergi dipasang (warna merah)
Diberitahukan ke dokter/farmasis (apoteker/dietisen) (coret salah satu) : □ Ya,pukul..... □ tidak
Page 26
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Takipneu 1
Denyut jantung Fluktuatif 2
Takikardi 1
Saturasi Desaturasi 2
Normal 0
Tekanan darah Hipo/hipertensi 2
Normal 0
PERSEPSI Nyeri 2
PERAWAT
Tidak nyeri 0
Skor total 2
Page 27
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Kulit bayi biasanya kering,membutuhkan 1
pergantian linen hanya sekali sehari
Total 9
Jika skor > 13,lakukan protokol pelaksanaan risiko trauma kulit pada neonatus
ANALISA DATA
Page 28
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
2x75 mg
Tali pusar belum lepas
Usia gestasi 33-34 minggu
BB 1580 Gram
Suhu incubator 340C
Asi 8x10cc
Terpasang infus dekstrose
5% 47cc,+ NaCl 3% 1cc +
KCL 7,46% 2 cc (4tts/jam)
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b/d suplai lemak subkutan tidak memadai
2. Resiko Infeksi b/d pertahanan imunologis yang kurang
RENCANA KEPERAWATAN
Tempatkan bayi
Mempertahankan
pada inkubator
lingkungan
atau dalam
Page 29
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
keadaan hangat termonetral,
membantu
mencegah stres
Pantau sistem karena dingin
Hipertermi dengan
pengatur suhu
peningkatan laju
incubator sesuai
metabolisme
dengan usia dan
kebutuhan oksigen
berat bayi
dan glukosa serta
kehilangan air
dapat terjadi bila
suhu lingkungan
terlalu tinggi.
Pantau Ketidakadekuatan
penambahan berat penambahan berat
badan berturut- badan meskipun
turut. Bila masukan kalori
penambahan berat adekuat dapat
badan tidak menandakan
adekuat, bahwa kalori
tingkatkan suhu digunakan untuk
lingkungan sesuai mempertahankan
indikasi. suhu lingkungan
tubuh, sehingga
memerlukan
peningkatan suhu
lingkungan.
Tanda-tanda
Perhatikan
hiptertermi ini
perkembangan
dapat berlanjut
takikardia, warna
pada kerusakan
kemerahan,
otak bila tidak
diaforesis, letargi,
teratasi.
apnea atau aktifitas
kejang.
Page 30
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Kolaborasi :
Stres dingin
Pantau
meningkatkan
pemeriksaan
kebutuhan
laboratorium
terhadap glukosa
sesuai indikasi
dan oksigen serta
(GDA, glukosa
dapat
serum, elektrolit
mengakibatkan
dan kadar
masalah asam basa
bilirubin)
bila bayi
mengalami
metabolisme
anaerobik bila
kadar oksigen yang
cukup tidak
tersedia.
Peningkjatan kadar
bilirubin indirek
dapat terjadi
karena pelepasan
asam lemak dari
metabolisme
lemak coklat
dengan asam
lemak bersaing
dengan bilirubin
pada pada bagian
ikatan di albumin.
2. Resiko Infeksi Tujuan : pasien tidak Mandiri :
b/d Untuk mengetahui
memperlihatkan Kaji adanya tanda –
pertahanan
lebih dini adanya
imunologis adanya tanda infeksi. tanda infeksi
yang kurang tanda-tanda
Kriteri hasil :
terjadinya infeksi
Suhu tubuh dalam
batas normal
Tidak ada tanda- Tindakan yang
Lakukan isolasi
tanda infeksi dilakukan untuk
bayi lain yang
Leukosit 5.000-
meminimalkan
menderita infeksi
10.000
terjadinya
sesuai kebijakan
Page 31
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
insitusi infeksi yang lebih
luas
Untuk mencegah
Pertahankan agar
terjadinya infeksi
perawat dan staf
ruangan dapat
menggunakan
tehnik mencuci
Untuk mencegah
tangan yang benar
terjadinya infeksi
Yakinkan semua
peralatan yang
kontak dengan bayi
bersih dan steril Untuk mencegah
terjadinya infeksi
Cegah personal yang berlanjut pada
yang mengalami bayi
infeksi menular
untuk tidak kontak
langsung dengan
bayi.
Berikan antibiotic
sesuai advis dokter
CATATAN PERKEMBANGAN
Page 33
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
Selasa 1 14.00 WIB Memonitor Suhu S : --
23/1/2018 sampai O:
tubuh setiap 3 jam,
dengan jam o suhu tubuh klien
18.00 WIB sesuai kebutuhan jam 14.00 wib 37,1
Menempatkan bayi 0
C,
pada inkubator atau o suhu bayi jam
17.00 wib 36,8oC
dalam keadaan o BB 1580 gram
hangat
Memantau sistem A : masalah teratasi
sebagian
pengatur suhu P : intervensi
incubator sesuai dilanjutkan
- monitor suhu
dengan usia dan bayi
berat - jaga bayi tetap
Menghilangkan kering
factor-faktor yang
menyebabkan
kehilangan panas
Memantau
penambahan berat
badan berturut-turut.
Bila penambahan
berat badan tidak
adekuat, tingkatkan
suhu lingkungan
sesuai indikasi.
Memperhatikan
perkembangan
takikardia, warna
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau aktifitas
kejang.
Page 35
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau aktifitas
kejang.
Penggunaan obat sebelum admisi □ tidak menggunakan obat sebelum admisi □ ya,dengan rincian sebagai berikut
REKONSILASI OBAT SAAT ADMISI
Daftar obat dibawah ini meliputi obat resep dan non resep yang digunakan sebulan terakhir dan masih dipakai saat masuk rumah sakit
Instruksi obat baru dituliskan pada rencana perawatan
Review kembali saat pasien akan pulang
Page 36
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
14.00 WIB □ stop
22.00 WIB
3. Amikasime 20 mg 1x IV 08.00 □ lanjut aturan pakai lama
□ lanjut aturan pakai berubah
□ stop
4. Zamel Drop 0.3 ml 1x Oral 18.00 WIB □ lanjut aturan pakai lama
□ lanjut aturan pakai berubah
□ stop
Tanggal/pukul: Tanggal/pukul:
Mengetahui,
Clinical Instructure (CI) Ruang Co-Ners yang melakukan pengkajian
(……………………………………….) (……………………………………….)
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada
periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain
sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak
yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan
segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya,sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
3.2 Saran
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi barulahir
dengan BBLR.
Page 37
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta : AR
Group.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
Media Action Publishing.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Page 38
Makalah BBLR – Stikes Mitra Bunda Persada Batam TA 2017-2018