Anda di halaman 1dari 21

A.

Definisi
Menurut WHO (World Health Organization) (2014) dikutip Putri, et. al. (2017),
bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya adalah kurang dari
2.500 gram. Kosim (2012) dikutip Soliha dan Sumarmi (2015) menyebutkan bahwa
BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Tarigan, et. al (2012) juga mengatakan bahwa BBLR adalah
bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir yang paling banyak
disebabkan oleh kelahiran prematur. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram.

B. Etiologi
Etiologi dari BBLR sendiri belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu:
1. Usia ibu < 20 tahun atau >35 tahun
2. Ibu dengan riwayat BBLR sebelumnya
3. Multiparitas
4. Infeksi
5. Disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor lain seperti merokok, alkohol, plasenta previa dan gemelli
(Nurarif & Kusuma, 2015; Triana, et. al., 2015; Tanto, et. al., 2014)

C. Klasifikasi BBLR
Menurut Triana, et. al. (2015) klasifikasi BBLR adalah sebagai berikut:
1. Bayi dari kehamilan kurang bulang (prematur)
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur 37 minggu. Bayi
kurang bulan berisiko untuk mengalami kesulitan untuk mulai bernapas, menghisap
atau melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
2. Bayi dismatur
Bayi dismaturitas atau sering disebut dengan istilah IUGR (intrauterine growth
retardation) seperti small for dates, fetal malnutrition, yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu
berat badan di bawah persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan intrauterine. Ada dua
bentuk IUGR menurut Renfield dalam Wiknjosastro (2006) yaitu:
a. Proportionate IUGR yaitu janin yang menderita distres yang lama di mana
gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang
sebenarnya.
b. Disproportionate IUGR yaitu terjadi akibat distres yang terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran
kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi, dengan tanda-
tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah
diangkat, bayi keliatan kurus dan lebih panjang.

D. Manifestasi Klinik (Nurarif & Kusuma, 2015)


1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus dan partus premature.
b. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai dengan seharusnya
c. Kehamilan dengan perdarahan antepartum
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date
d. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam tubuhnya.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah sel darah putih: 18.000/ mm3 hari pertama setelah lahir.
2. Hematokrit meningkat hingga 43%-61%.
3. Hemoglobin: 15-20 (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
4. Bilirubin total: 6 mg/dL pada hari pertama setelah lahir, 8mg/dL pada hari kedua, 12
mg/dL pada hari 3-5.
5. Pemeriksaan analisa gas darah.
(Nurarif & Kusuma, 2015; Tanto, et. al., 2014).
F. Patofisiologi

Prematuritas Dismaturitas

Faktor gangguan:
Faktor ibu: Umur (<20 th), Faktor plasenta: penyakit Faktor janin: kelainan pertukaran zat antara ibu
paritas, ras, infertilitas, vaskuler, kehamilan ganda, kromosom, TORCH, dan janin
riwayat kehamilan, rahim tumor kehamilan ganda
abnormal.
Retardasi pertumbuhan
intrauterin

Dinding otot rahim bagian


bawah rahim lemah BBLR Berat badan <2500 gram

Fungsi organ-organ belum


Permukaan tubuh relatif Jaringan lemak subkutan baik
Prematuritas
lebih luas lebih tipis
Penurunan daya tahan

Pemaparan dengan Kehilangan panas Kekurangan Resiko infeksi


Penguapan berlebih
suhu luar melalui kulit cadangan energi

Kehilangan cairan Kehilangan panas Malnutrisi

Resiko
Dehidrasi Hipoglikemia
ketidakseimbangan
suhu tubuh
Risiko ikterus Konjungasi bilirubin
Hiperbilirubin Hati
neonatus belum baik

Resiko infeksi
Sepsis Halus, mudah lecet Kulit
piodermal

Retrolentral Imaturitas lensa mata


Retinopaty Mata
fibroplasia dan sekunder efek O2

Pertumbuhan dinding
Ketidakefektifan Penyakit membran dada belum
Insuf pernapasan Paru
pola napas hyalin sempurna, vaskuler
paru prematur
Pernapasan biot Pernapasan periodik Regulasi pernapasan
Imaturitas sentrum
Otak
Diskontinuinitas otak
pemberian ASI Reflek menelan
belum sempurna
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Pengosongan Peristaltik belum
lambung belum baik sempurna
Disfungsi motilitas
Usus
gastrointestinal
Dinding lambung
Mudah kembung lunak
G. Penatalaksanaan (Nurarif & Kusuma, 2015)
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat karena BBLR mudah mengalami hipotermi
2. Mencegah infeksi dengan ketat karena BBLR sangat rentan dengan infeksi sehingga
harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
3. Pengawasan nutrisi (ASI) karena reflek menelan BBLR belum sempurna
4. Penimbangan ketat karena perubahan berat badan bayi mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh
5. Kain yang basah sebaiknya secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.

H. Masalah Keperawatan yang Lazim Muncul (Nurarif & Kusuma, 2015)


1. Ketidakefektifan pola napas
2. Diskontinuitas pemberian ASI
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
6. Resiko infeksi
7. Ikterik neonatus
WEB OF CAUTION BBLR
Definisi:
Prematuritas Dismaturitas Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
yang berat badannya adalah kurang dari 2500
FaktorBBLR gangguan: gram tanpa memperhatikan usia gestasinya
WEB OF CAUTION
pertukaran zat antara (Wong et al., 2008).
Faktor ibu: Umur (<20 th), Faktor plasenta: Faktor janin: kelainan
paritas, ras, infertilitas, penyakit vaskuler, kromosom, TORCH, ibu dan janin
riwayat kehamilan, rahim kehamilan ganda, kehamilan ganda Etiologi :
abnormal. tumor Retardasi pertumbuhan Usia ibu < 20 tahun atau >35 tahun, Ibu
intrauterin dengan riwayat BBLR sebelumnya, Infeksi,
Disfungsi plasenta, Faktor nutrisi, Faktor lain
Berat badan <2500 seperti merokok, alkohol, plasenta previa dan
Dinding otot rahim bagian bawah BBLR gram gemelli (Nurarif & Kusuma, 2015; Triana,
rahim lemah
dkk., 2015).

Jaringan lemak Prematuritas Fungsi organ-


Pemeriksaan penunjang: Manifestasi klinis:
subkutan lebih tipis organ belum baik
1. Jumlah sel darah 1. Sebelum bayi lahir
putih: 18.000/ mm3 - Pada anamnesa sering dijumpai adanya
hari pertama setelah Kehilangan panas melalui kulit
Hati riwayat abortus dan partus premature.
lahir.
2. Hematokrit - Pertambahan berat badan ibu lambat
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh dan tidak sesuai dengan seharusnya
meningkat hingga
43%-61%. Konjungasi bilirubin - Kehamilan dengan perdarahan
3. Hemoglobin: 15-20 NIC: belum baik antepartum
(kadar lebih rendah Perawatan kanguru:
- Pastikan bahwa status fisiologis bayi 2. Setelah bayi lahir
berhubungan dengan Hiperbilirubin a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan
anemia) memenuhi kondisi untuk berpartisipasi
dalam perawatan intrauterin
4. Bilirubin total: 6
- Instruksikan orang tua untuk memakai b. Bayi premature yang lahir sebelum
mg/dL pada hari kain yang dapat dibuka didepan Risiko ikterus neonatus kehamilan 37 minggu
pertama setelah - Instruksikan orang tua bagaimana cara c. Bayi small for date
lahir, 8mg/dL pada memindahkan bayi dari inkubator
d. Bayi prematur kurang sempurna
hari kedua, 12 - Posisikan bayi yang memakai popok
dengan posisi telungkup tegak lurus di pertumbuhan organ-organ dalam
mg/dL pada hari 3-5.
dada orang tua tubuhnya (Nurarif & Kusuma, 2015).
5. Pemeriksaan analisa
- Miringkan kepala bayi pada satu sisi untuk
gas darah(Nurarif &
memfasilitasi jalan nafas
Kusuma, 2015; - Panggul dan lengan harus difleksikan
Tanto, dkk. 2014) - Dorong pemberian ASI selama perawatan
dengan cara yang tepat (Bulechek, et al.,
2013).
Klasifikasi BBLR: Penatalaksanaan medis:
1. Bayi dari kehamilan kurang bulang NIC: 1. Mempertahankan suhu tubuh dengan
(prematur) Sampel Darah Kapiler: ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir  Verifikasi identitas pasien dengan benar oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus
 Tentukan daerah penusukan (misalnya bagian dipertahankan dengan ketat.
sebelum umur 37 minggu. Bayi kurang
distal jari kaki/ jarin tangan) 2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR
bulan berisiko untuk mengalami kesulitan sangat rentan dengan infeksi,
untuk mulai bernapas, menghisap atau  Gunakan teknik aseptik
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan
 Tusuk dengan tidak lebih dari 2.4 mm pada
melawan infeksi dan menjaga tubuhnya infeksi temasuk mencuci tangan sebelum
bayi
agar tetap hangat. memegang bayi.
 Bersihkan tetesan darah pertama dengan kasa
2. Bayi dismatur 3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks
kering
Bayi dismaturitas atau sering disebut menelan BBLR belum sempurna sehingga
 Kumpulkan darah peberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
dengan istilah IUGR (intrauterine growth  Lakukan tekanan intermiten jauh dari area 4. Kepala bayi ditutup dengan topi, beri
retardation) seperti small for dates, fetal penusukan untuk meningkatkan aliran darah oksigen bila perlu.
malnutrition, yaitu bayi yang lahir dengan  Ikuti petunjuk pabrik mengenai penyimpanan 5. Beri minum dengan sonde/tetes dengan
berat badan kurang dari berat badan yang sampel darah (misalnya menyegel tutup
seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu sampel jika diperlukan) Paru Pertumbuhan dinding dada
 Labeli spesimen
berat badan di bawah persentil ke-10 pada belum sempurna, vaskuler paru
 Kirim spesimen ke laboratorium
kurva pertumbuhan intrauterine. prematur
Fototerapi: Neonatus:
 Observasi tanda-tanda warna kuning
 Periksa kadar serum bilirubin sesuai protokol Insuf pernapasan
 Edukasi keluarga mengenai prosedur dan
perawatan fototerapi
 Tutupi kedua mata bayi Penyakit membran hialin
 Tempatkan lampu fototerapi diatas bayi
dengan tinggi yang sesuai
 Monitor tanda vital Ketidakefektifan pola
 Ubah posisi bayi setiap 4 jam per protokol napas
 Buka penutup mata setiap 4 jam
 Monitor kadar serum bilirubin per protokol
 Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam
terapi sinar (Bulechek, et al., 2013).
s
Otak Imaturitas Sentrum Otak

Reflek menelan belum sempurna


NOC:
 Respiratory status: ventilatiom
Ketidakseimbangan nutrisi: Diskontinuinitas  Respiratory status: airway patency
kurang pemberian ASI  Vital sign status
NOC:dari kebutuhan tubuh
NIC:
 Breastfeding ineffective Manajemen Jalan Napas
 Breathing Pattern Ineffective  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
NIC:  Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat
Bottle Feeding membuka jalan napas
 Posisikan bayi semi-fowler  Pasang mayo bila perlu
 Letakkan dot diatas lidah bayi  Auskultasi suara napas , catat adanya suara napas tambahan
 Monitor atau evaluasi reflek menelan sebelum memberikan susu  Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
 Tentukan kandungan fluoride air yang digunakan untuk mengencerkan  Bersihkan mulut, hidung dan sekret
formula bubuk atau konsentrat dan rujuk penggunaan suplemen fluor,  Monitor adanya tanda hipoventilasi
jika diindikasikan  Posisikan untuk meringankan sesak napas
 Ingatkan orang tua atau pengasuh bayi tentang penggunaan oven  Monitor status pernapasan dan oksigenasi
microwave untuk menghangatkan formula
 Instruksikan dan demonstrasikan kepada orang tua teknik Vital Sign Monitoring
membersihkan mulut bayi setelah bayi diberikan susu
- Monitor TD, nadi, suhu dan RR
Lactation Supresion
- Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas
 Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk membantu memperthankan
keberhasilan proses pemberian ASI - Monitor suara paru
 Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI, cara - Monitor sianosis perifer
mengumpulkan dan menyimpan ASI - Monitor adanya cushing triad (bradikardi, peningkatan sistolik)
 Tunjukkan dan demonstrasikan berbagai jenis pompa payudara, (Bulechek, et al., 2013)
tentang biaya, keefektifan, dan ketersediaan alat tersebut Daftar pustaka:
 Ajarkan pengasuh bayi mengenai topik-topik, seperti penyimpanan Bulechek, G.M., et al. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) 6th
dan pencairan ASI dan penghindaran memberi susu botol pada dua Indonesian Edition. St. Loui: Mosby
jam sebelum ibu pulang Heardman, T.H. (2013). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
 Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyimpan, menghangatkan dan Jakarta: EGC
kemungkinan pemberian tambahan susu formula Nurarif, AH. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
 Apabila penyapihan diperlukan, informasikan ibu mengenai Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi 2. Jogjakarta: Penerbit
kembalinya (Nurarif & Kusuma, 2015) Mediaction
Tanto, C., dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Wong, D. L., et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC
NOC:
 Nutritional Status: Food and Fluid
 Nutritional Status: Nutrient Intake
 Weight control
NIC:
Manajemen Nutrisi:
 Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
 Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan yang paling cocok dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi (misalnya piramida panduan makanan)
 Atur diet yang diperlukan (yaitu: menambah atau mengurangi vitamin, mineral atau suplemen)
 Monitor kecenderungan terjadinya penurunan atau kenaikan berat badan
 Monitor kalori dan asupan makanan
Monitor Nutrisi:
 Timbang berat badan pasien
 Monitor turgor kulit dan mobilitas
 Identifikasi adanya abnormalitas kulit (misalnya memar berlebihan, perdarahan)
 Identifikasi adanya abnormalitas rambut (misalnya kering, tipis, mudah patah)
 Monitor adanya mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, protein total, Hb dan Ht (Bulechek, et al., 2013).
I. Intervensi Keperawatan (NOC dan NIC)
No
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
.
1. Ketidakefektifan pola napas  Respiratory status: ventilatiom  Posisikan pasien untuk
Definisi: inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi  Respiratory status: airway memaksimalkan ventilasi
ventilasi patency  Bersihkan mulut, hidung dan
 Vital sign status sekret
Batasan karakteristik:  Monitor adanya tanda
 Perubahan kedalaman pernapasan Kriteria hasil: hipoventilasi
 Bradipneu  Tidak ada sianosis dan dyspneu  Posisikan untuk meringankan
 Penurunan tekanan ekspirasi (mampu mengeluarkan sputum, sesak napas
 Dispneu mampu bernapas dengan  Monitor status pernapasan dan
 Fase ekspirasi memanjang mudah, tidak ada pursed lips) oksigenasi
 Takipneu  Menunjukkan jalan napas yang  Monitor TD, nadi, suhu dan RR
paten (irama nafas, frekuensi  Monitor suara paru
Faktor yang berhubungan: pernapas dalam rentang normal,  Monitor sianosis perifer
 Ansietas tidak ada suara napas abnormal)  Monitor adanya cushing triad
 Tanda-tanda vital dalam rentang (bradikardi, peningkatan sistolik)
 Deformitas tulang
 Keletihan normal (nadi, pernapasan).
 Imaturitas neurologis
 Obesitas
 Nyeri
2. Diskontinuitas pemberian ASI  Breastfeding ineffective  Posisikan bayi semi-fowler
Definisi: penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat  Breathing Pattern Ineffective
 Letakkan pentil dot diatas lidah
ketidakmampuan atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi  Breastfeeding interupted bayi
pada payudara untuk menyusui  Monitor atau evaluasi reflek
Kriteria hasil: menelan sebelum memberikan
Batasan karakteristik  Menyusui secara mandiri susu
 Kurang pengetahuan tentang cara pemberian ASI  Tetap mempertahankan laktasi  Pantau berat badan bayi, jika
 Kurang pengetahuan tentang cara penyimpanan ASI  Pertumbuhan dan diperlukan
 Bayi tidak mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa perkembangan bayi dalam batas  Instruksikan dan demonstrasikan
atau semua pemberian makanan normal kepada orang tua teknik
 Keinginan ibu pada akhirnya memberikan ASI guna  Mengetahui tanda-tanda membersihkan mulut bayi setelah
memenuhi kebutuhan nutrisi anak penurunan suplai ASI bayi diberikan susu
 Keinginan ibu untuk mempertahankan pemberian ASI untuk  Ibu mampu mengumpulkan dan  Fasilitasi proses bantuan
memenuhi kebutuhan nutrisi anak menyimpan ASI secara aman interaktif untuk membantu
 Perpisahan ibu dan anak  Menunjukkan teknik dalam memperthankan keberhasilan
memompa ASI proses pemberian ASI
Faktor yang berhubungan  Berat badan bayi = massa tubuh  Sediakan informasi tentang
 Kontraindikasi terhadap menyusui  Tidak ada respon alergi sistemik laktasi dan teknik memompa ASI,
 Penyakit bayi  Respirasi status: jalan nafas, cara mengumpulkan dan
 Prematuritas pertukaran gas, dan ventilasi menyimpan ASI
 Ibu bekerja nafas bayi adekuat  Tunjukkan dan demonstrasikan
 Penyakit ibu  Tanda-tanda vital bayi dalam berbagai jenis pompa payudara,
 Kebutuhan untuk segera menyapih bayi batas normal tentang biaya, keefektifan, dan
ketersediaan alat tersebut
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional Status: Nutrient  Identifikasi adanya alergi atau
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi Intake intoleransi makanan yang dimiliki
kebutuhan metabolik  Weight control pasien
 Timbang berat badan pasien
Batasan Karateristik: Kriteria hasil:  Monitor turgor kulit dan mobilitas
 Kram abdomen  Adanya peningkatan berat badan  Identifikasi adanya abnormalitas
 Nyeri abdomen sesuai dengan tujuan kulit (misalnya memar
 Menghindari makanan  Tidak ada tanda tanda malnutrisi berlebihan, perdarahan)
 Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal  Menunjukkan peningkatan  Monitor adanya mual dan muntah
 Kehilangan rambut berlebihan fungsi pengecapan dari menelan
 Bising usus hiperaktif  Tidak terjadi penurunan berat
 Kurang makanan badan yang berarti
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Tonus otot menurun
 Mengeluh gangguan sensasi rasa
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended
daily allowance)
 Cepat kenyang setelah makan
 Sariawan rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot untuk menelan
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh  Termoregulation: newborn  Pengaturan suhu: mencapai dan
Definisi: beresiko mengalami kegagalan dalam atau mempertahankan suhu tubuh
mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal Kriteria hasil: dalam range normal
 Suhu kulit normal  Pantau TD, RR, dan HR
Faktor-faktor resiko:  Suhu badan 36 -37 C
0 0
 Pantau warna dan suhu kulit
 Perubahan laju metabolisme  TTV dalam batas normal  Pantau suhu bayi baru lahir
 Dehidrasi  Tidak menggigil sampai stabil
 Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem  Hidrasi adekuat  Pantau dan laporkan tanda dan
 Usia ekstrem  Gula darah dan bilirubun dalam gejala hipotermi dan hipertermi
 Berat badan ekstrem batas normal  Gunakan matras panas dan
 Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu selimut
 Tidak beraktivitas  Tingkatkan keadekuatan masukan
 Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan cairan dan nutrisi
 Obat yang menyebabkan vasokontriksi
 Obat yang menyebabkan vasodilatasi
 Sedasi
 Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
 Aktivitas yang berlebihan
5. Resiko infeksi  Immune Status  Pertahankan teknik isolasi
Definisi: mengalami peningkatan resiko terserang organisme  Knowledge : Infection control  Batasi pengunjung bila perlu
patogenik  Risk Control  Instruksikan pada pengunjung
untuk mencuci tangan saat
Faktor-faktor resiko:
Kriteria Hasil : berkunjung dan setelah
 Penyakit kronis (DM, obesitas)
 Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari  Klien bebas dari tanda dan berkunjung meninggalkan pasien
pemanjanan patogen gejala infeksi  Gunakan sabun antimikroba
 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat (mis. kerusakan  Mendeskripsikan proses untuk cuci tangan
integritas kulit (pemasangan kateter intravena prosedur penularan penyakit, faktor yang  Cuci tangan setiap sebelum dan
invasive), perubahan sekresi PH, trauma jaringan (trauma mempengaruhi penularan serta sesudah tindakan keperawatan
destruksi jaringan) penatalaksanaanya  Gunakan baju, sarung tangan
 Ketidak adekuatan pertahanan sekunder (penurunan  Menunjukkan kemampuan sebagai alat pelindung
hemoglobin, imunosupresi, supresi respon inflamasi untuk mencegah timbulnya  Pertahankan lingkungan aseptik
 Vaksinasi tidak adekuat infeksi selama pemasangan alat
 Pemajanan terhadap patogen lingkungan meningkat (mis.  Jumlah leukosit dalam batas  Berikan terapi antibiotik bila
wabah) normal perlu
 Prosedur invasive  Menunjukkan perilaku hidup  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Malnutrisi sehat sistemik dan lokal
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Dorong masukan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
J. Daftar Pustaka
Nurarif, AH. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi 2. Jogjakarta: Penerbit
Mediaction.
Putri, C, et. al. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(1): 322-
331. http://ejournal-s1.undip.ac.id/. Diakses pada tanggal 13 Februari 2017 pukul
05:53 WIB.
Soliha, H & Sumarmi, S. (2015). Analisis Risiko Kejadian Baerat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) pada Primigravida. Media Gizi Indonesia. 10(1): 57-63. https://e-
journal.unair.ac.id/. Diakses pada tanggal 13 Februari 2017 pukul 05:50 WIB.
Tanto, C, et. al. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Tarigan, M, et. al. (2012). Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi
BBLR di Rumah di RSKIA Kota Bandung. Jurnal Keperawatan Padjajaran. 1-14.
http://jurnal.unpad.ac.id/. Diakses pada tanggal 13 Februari2018 pukul 05:57 WIB.
Triana, V. (2015). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian bayi berat lahir
rendah di puskesmas andalas tahun 2015 [skripsi]. Padang: Universitas Andalas.
Tidak dipublikasikan.
Web of Cautions
BBLR
Prematuritas
Dismaturitas

Faktor ibu: Umur (<20 th), Faktor plasenta: penyakit Faktor janin: kelainan Faktor gangguan:
paritas, ras, infertilitas, vaskuler, kehamilan ganda, kromosom, TORCH, pertukaran zat antara ibu
riwayat kehamilan, rahim tumor kehamilan ganda dan janin
abnormal.

Bayi yang lahir dengan berat Klasifikasi:


badan kurang dari 2.500 gram Dinding otot rahim bagian Retardasi pertumbuhan
intrauterin 1. Bayi dari kehamilan kurang bulan
yang diyakini sebagai akibat bawah rahim lemah (prematur)
dari beberapa faktor, yaitu 2. Bayi dismatur/IUGR (intrauterine
usia ibu < 20 tahun atau >35 Berat badan <2500 gram
growth retardation), diantaranya
tahun, Ibu dengan riwayat proportionate IUGR atau
BBLR
BBLR sebelumnya, disproportionate IUGR
multiparitas, infeksi, disfungsi
plasenta, faktor nutrisi, serta Manifestasi klinis:
faktor lain seperti merokok, Sebelum bayi lahir
alkohol, plasenta previa dan a. Ada riwayat abortus dan partus premature
gemelli b. Pertambahan BB ibu lambat dan tidak sesuai dengan seharusnya
c. Perdarahan antepartum
Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date
d. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan organ-organ tubuhnya
Penatalaksanaan:
Pemeriksaan penunjang: 1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
1. Leukosit: 18.000/ mm3 hari pertama 2. Mencegah infeksi dengan ketat
setelah lahir 3. Pengawasan nutrisi (ASI)
2. Hematokrit meningkat hingga 43%-61% 4. Penimbangan ketat karena
3. Hb: 15-20 (kadar lebih rendah 5. Kain yang basah sebaiknya secepatnya diganti dengan kain yang
berhubungan dengan anemia) kering dan bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat
4. Bilirubin total: 6 mg/dL pada hari 6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
pertama setelah lahir, 8mg/dL pada hari 7. Tali pusat dalam keadaan bersih
kedua, 12 mg/dL pada hari 3-5. 8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
5. Pemeriksaan analisa gas darah

Fungsi organ-organ belum


Permukaan tubuh relatif Jaringan lemak subkutan baik
Prematuritas
lebih luas lebih tipis
Penurunan daya tahan

Pemaparan dengan Kehilangan panas Kekurangan


Penguapan berlebih
suhu luar melalui kulit cadangan energi

Kehilangan cairan Kehilangan panas Malnutrisi

Dehidrasi Hipoglikemia
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh Resiko infeksi
 Pengaturan suhu: mencapai dan atau  Pertahankan teknik isolasi
mempertahankan suhu tubuh dalam range  Batasi pengunjung bila perlu
normal  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
 Pantau TD, RR, dan HR
 Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
 Pantau warna dan suhu kulit
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
 Pantau suhu bayi baru lahir sampai stabil
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
 Pantau dan laporkan tanda dan gejala  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
hipotermi dan hipertermi  Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Gunakan matras panas dan selimut  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
nutrisi drainase
 Dorong masukan nutrisi yang cukup
Risiko ikterus neonatus  Dorong masukan cairan
 Meninjau sejarah ibu dan bayi untuk faktor  Dorong istirahat
risiko hiperbilirubinemia  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Amati tanda-tanda ikterus  Ajarkan cara menghindari infeksi
 Tempat bayi di isolate
 Mendorong delapan kali menyusui perhari Konjungasi bilirubin
Hiperbilirubin Hati
 Timbang setiap hari belum baik
 Memonitor TTV sesuai kebutuhan
 Memantau tingkat bilirubuin serum
 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk
indikasi fototerapi
 Amati tanda-tanda dehidrasi
Resiko infeksi
Sepsis Halus, mudah lecet Kulit
piodermal

Retrolentral Imaturitas lensa mata


Retinopaty Mata
fibroplasia dan sekunder efek O2

Pertumbuhan dinding
Penyakit membran dada belum
Insuf pernapasan Paru
hyalin sempurna, vaskuler
paru prematur

Ketidakefektifan pola napas


 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Imaturitas sentrum
Otak
 Bersihkan mulut, hidung dan sekret otak
 Monitor adanya tanda hipoventilasi
 Posisikan untuk meringankan sesak napas
 Monitor status pernapasan dan oksigenasi Regulasi pernapasan Reflek menelan
 Monitor TD, nadi, suhu dan RR belum sempurna
 Monitor suara paru
Pernapasan periodik
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (bradikardi, peningkatan sistolik)
Pernapasan biot
Diskontinuinitas pemberian ASI Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
 Posisikan bayi semi-fowler  Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang
 Letakkan pentil dot diatas lidah bayi dimiliki pasien
 Monitor atau evaluasi reflek menelan sebelum memberikan susu  Timbang berat badan pasien
 Pantau berat badan bayi, jika diperlukan  Monitor turgor kulit dan mobilitas
 Instruksikan dan demonstrasikan kepada orang tua teknik  Identifikasi adanya abnormalitas kulit (misalnya memar
membersihkan mulut bayi setelah bayi diberikan susu berlebihan, perdarahan)
 Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk membantu memperthankan  Monitor adanya mual dan muntah
keberhasilan proses pemberian ASI
 Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI, cara
mengumpulkan dan menyimpan ASI
 Tunjukkan dan demonstrasikan berbagai jenis pompa payudara,
tentang biaya, keefektifan, dan ketersediaan alat tersebut

Pengosongan Peristaltik belum


Disfungsi motilitas gastrointestinal lambung belum baik sempurna
 Monitor TTV
 Monitor bising usus dan irama jantung Usus
 Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan Dinding lambung
cairan dan elektrolit (membran mukosa kering, Mudah kembung lunak
sianosis, jaundice)
 Paang NGT jika diperlukan
 Monitor diare
 Kolaborasi untuk menentukan jumlah intake
nutrisi yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai