Definisi
Menurut WHO (World Health Organization) (2014) dikutip Putri, et. al. (2017),
bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya adalah kurang dari
2.500 gram. Kosim (2012) dikutip Soliha dan Sumarmi (2015) menyebutkan bahwa
BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Tarigan, et. al (2012) juga mengatakan bahwa BBLR adalah
bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir yang paling banyak
disebabkan oleh kelahiran prematur. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram.
B. Etiologi
Etiologi dari BBLR sendiri belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu:
1. Usia ibu < 20 tahun atau >35 tahun
2. Ibu dengan riwayat BBLR sebelumnya
3. Multiparitas
4. Infeksi
5. Disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor lain seperti merokok, alkohol, plasenta previa dan gemelli
(Nurarif & Kusuma, 2015; Triana, et. al., 2015; Tanto, et. al., 2014)
C. Klasifikasi BBLR
Menurut Triana, et. al. (2015) klasifikasi BBLR adalah sebagai berikut:
1. Bayi dari kehamilan kurang bulang (prematur)
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur 37 minggu. Bayi
kurang bulan berisiko untuk mengalami kesulitan untuk mulai bernapas, menghisap
atau melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
2. Bayi dismatur
Bayi dismaturitas atau sering disebut dengan istilah IUGR (intrauterine growth
retardation) seperti small for dates, fetal malnutrition, yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu
berat badan di bawah persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan intrauterine. Ada dua
bentuk IUGR menurut Renfield dalam Wiknjosastro (2006) yaitu:
a. Proportionate IUGR yaitu janin yang menderita distres yang lama di mana
gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang
sebenarnya.
b. Disproportionate IUGR yaitu terjadi akibat distres yang terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran
kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi, dengan tanda-
tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah
diangkat, bayi keliatan kurus dan lebih panjang.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah sel darah putih: 18.000/ mm3 hari pertama setelah lahir.
2. Hematokrit meningkat hingga 43%-61%.
3. Hemoglobin: 15-20 (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
4. Bilirubin total: 6 mg/dL pada hari pertama setelah lahir, 8mg/dL pada hari kedua, 12
mg/dL pada hari 3-5.
5. Pemeriksaan analisa gas darah.
(Nurarif & Kusuma, 2015; Tanto, et. al., 2014).
F. Patofisiologi
Prematuritas Dismaturitas
Faktor gangguan:
Faktor ibu: Umur (<20 th), Faktor plasenta: penyakit Faktor janin: kelainan pertukaran zat antara ibu
paritas, ras, infertilitas, vaskuler, kehamilan ganda, kromosom, TORCH, dan janin
riwayat kehamilan, rahim tumor kehamilan ganda
abnormal.
Retardasi pertumbuhan
intrauterin
Resiko
Dehidrasi Hipoglikemia
ketidakseimbangan
suhu tubuh
Risiko ikterus Konjungasi bilirubin
Hiperbilirubin Hati
neonatus belum baik
Resiko infeksi
Sepsis Halus, mudah lecet Kulit
piodermal
Pertumbuhan dinding
Ketidakefektifan Penyakit membran dada belum
Insuf pernapasan Paru
pola napas hyalin sempurna, vaskuler
paru prematur
Pernapasan biot Pernapasan periodik Regulasi pernapasan
Imaturitas sentrum
Otak
Diskontinuinitas otak
pemberian ASI Reflek menelan
belum sempurna
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Pengosongan Peristaltik belum
lambung belum baik sempurna
Disfungsi motilitas
Usus
gastrointestinal
Dinding lambung
Mudah kembung lunak
G. Penatalaksanaan (Nurarif & Kusuma, 2015)
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat karena BBLR mudah mengalami hipotermi
2. Mencegah infeksi dengan ketat karena BBLR sangat rentan dengan infeksi sehingga
harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
3. Pengawasan nutrisi (ASI) karena reflek menelan BBLR belum sempurna
4. Penimbangan ketat karena perubahan berat badan bayi mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh
5. Kain yang basah sebaiknya secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.
Faktor ibu: Umur (<20 th), Faktor plasenta: penyakit Faktor janin: kelainan Faktor gangguan:
paritas, ras, infertilitas, vaskuler, kehamilan ganda, kromosom, TORCH, pertukaran zat antara ibu
riwayat kehamilan, rahim tumor kehamilan ganda dan janin
abnormal.
Dehidrasi Hipoglikemia
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh Resiko infeksi
Pengaturan suhu: mencapai dan atau Pertahankan teknik isolasi
mempertahankan suhu tubuh dalam range Batasi pengunjung bila perlu
normal Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
Pantau TD, RR, dan HR
Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
Pantau warna dan suhu kulit
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Pantau suhu bayi baru lahir sampai stabil
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Pantau dan laporkan tanda dan gejala Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
hipotermi dan hipertermi Berikan terapi antibiotik bila perlu
Gunakan matras panas dan selimut Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
nutrisi drainase
Dorong masukan nutrisi yang cukup
Risiko ikterus neonatus Dorong masukan cairan
Meninjau sejarah ibu dan bayi untuk faktor Dorong istirahat
risiko hiperbilirubinemia Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Amati tanda-tanda ikterus Ajarkan cara menghindari infeksi
Tempat bayi di isolate
Mendorong delapan kali menyusui perhari Konjungasi bilirubin
Hiperbilirubin Hati
Timbang setiap hari belum baik
Memonitor TTV sesuai kebutuhan
Memantau tingkat bilirubuin serum
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk
indikasi fototerapi
Amati tanda-tanda dehidrasi
Resiko infeksi
Sepsis Halus, mudah lecet Kulit
piodermal
Pertumbuhan dinding
Penyakit membran dada belum
Insuf pernapasan Paru
hyalin sempurna, vaskuler
paru prematur