Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN INTRAUTERINE GROWTH RESTRICTION

DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT DAERAH dr. SOEBANDI JEMBER

Periode 1 Februari - 6 Februari 2021

Disusun Oleh :

Iqbal Abdi Firdaus

2001031041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FEBRUARI 2021
LAPORAN PENDAHULUHAN

A. KONSEP IUGR
1. Pengertian
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) merupakan keadaan fetus dengan estimated
fetus weight (EFW) ,10 persentil, oligohidadroamnion, abnormal dooper atau interval
kecepatan pertumbuhan EFW <3 sentil. IUGR nerupakan komplikasi yang cukup sering
terjadi, dimana prevelensinya mencapai 3-7% (Dewantara & Siradjuddin, 2017).
Intra Uterin Growth Retradation (IUGR) adalah ketidak normalan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau terjadinya gangguan intra uterin. Dimana janin mengalami
pertumbuhan yang terhambat yang mengalami kegagalan dan gangguan janin untuk
mendapatkan berat badan yang standart. (Hikmah, 2017).

2. Etiologi
Etiologi Intrauterine Growth Restriction (IUGR) diakibatkan karena faktor
maternal, janin,plasenta. Akan tetapi, pada 40% akibat dari IUGR disebabkan karena
etiologi yang tidak dapat ditemukan penyebabnya (Murki S, 2014).
a. Etiolog maternal (Murki S, 2014)
Beberapa penyakit maternal, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, dan
asthma dilaporkan sebagai penyebab IUGR.
1) Gangguan medis maternal : penyakit hipertensi (gestasional dan
nongestasional), diabestes, ginjal kronis, lupus, sindroma antifosflopid, dan
anemia.
2) Kondisi patologis pada kehamilan preeklampsia dan diabetes gestasional
3) Konsumsi obat maternal : warfarin, steroid, antikolvulsan, antineoplastik,
antimetabolit, dan antagonis.
4) Gangguan hematologi dan imunologi : trombofilia
5) Infeksi dan infestasi parasit maternal : toxoplasmosis, sifilism rubella,
sitomegalovirus, herpes, tuberkulosis, malariam infeksi saluran kemih, dan
bakterial vaginosis.
6) Asthmma bronkial dan penyakit jantung bawaan (sianotik)
b. Etiologi plasenta
Insufisiensi plasenta terjadi pada kurang lebih 3% dari kehamilan dengan IUGR.
Adanya ketidak seimbangan antara persediaan nutrisi yang tersalur melalui
plasenta dengan permintaan janin akan menyebabkan IUGR. Berikut ini adalah
keadaan plasenta yang dapat menyebabkan IUGR :
1) Vaskulatur uteroplasenta abnormal
2) Disfungsi plasenta, preeklamsia
3) Confined placental mosaicism (CPM)
4) Vili avaskuler
5) Arteritis desidua atau spiralis
6) Kehamilan mola parsial
7) Abrpsio plasenta
8) Infeksi plasenta : plasenta malaria, vilitis infeksius
9) Penurunan ekspresi enim untuk redoks : tioredoksin dan glutaredoksin.
c. Etiologi janin
Etiologi IUGR dari faktor janin meliputi faktor genetik, malformasi kongenital,
dan infeksi janin. Etiologi genetik berkontribusi sebesar 5-20%. Berikut
merupakan etiologi IUGR
1) Kelainan kromosom : delesi autosomal dan trisomi
2) Sindrom genetik : sindroma bloom, sindroma russel-silver, sindroma
cornelia.
3) Kelainan abwaan mayor : fistula trskeosfangealm penyakit jantung bawaan,
hernia diafragmatik konginetal, defek dinding abdomen (omfalokel dan
gatrochisis), tuba neural.
4) Gangguan metabolik : agenesis pankreas, lipodistrofi konginetal,
galaktosemia, gangliosidosis, generalisita tipe I, hipofosfatasia, penyakit I-
Cell, feniletonuria fetal, dan diabetes melitus neonatal transien.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada IUGR adalah : (Dewantara & Siradjuddin, 2017)
1. Penurunan level oksigenasi
2. Nilai APGAR rendah
3. Hipoglikemi (kadar gula rendah)
4. Aspirasi mekonium yang dapat mengakibatkan sindrome gawat napas
5. Hipoglikemi (kadar gula rendah)
6. Kesulitan mempertahankan suhu tubuh
7. Polistemia (kebanyakan sel darah rendah)
4. Klasifikasi
Klasifikasi IUGR / pertumbuhan janin terhambat (PJT) (Ibnu Pranoto, 2012).
a. PJT tipe 1 atau dikenal jga dengan tipe simetris yaitu terjadi pada usia
kehamilan 0-20 minggu terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk
memperbanyak sel (hiperplasia). Umumnya disebabkan oleh kelainan
kromosom dan infeksi janin yang menyebabkan prgnosisnya buruk.
b. PJT tipe II atau dikenal dengan tipe asimetris yaitu terjadi pada usia kehamilan
24-40 minggu. Yaitu gangguan potensial pada tubuh janin untuk memperbesar
sel (hipetropi) misalnya pada hipertensi.
c. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe I dan II. Terjadi pada usia
kehamilan 20-28 minggu. Yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara
hiperplasia dan hipertropi biasanya terjadi pada ibu malnutrisi, keanduan obat
dan keracunan.

5. Patofisiologi
Penyebab multifaktor dari IUGR ini disebabkan oleh tiga kemungkinan yaitu
gangguan fungsi plasenta, faktor ibu : dimana kurangnya suplai oksigen atau asupan
gizi, faktor janin : dimana kemampuan janin untuk menggunakan asupan gizi. Plasenta
mrmsinksn persn penting dalam dua kategori yang pertama. Perkembangan abnormal,
berkurangnya perfusi, dan disfungsi vili-vili plasenta sering mengakibatkan IUGR,
khususnya pada tipe simetris.
Pada plasenta dari ibu degan hipereklamsi terjadi infasi sitotrofoblas yang dangkal
pada rahim dan diferensiasi sitotrofobras yang abnormal. Kegagalan invasi sitotrofoblas
ini akan mencegah remodeling desidual distal meneyebabkan kurangnya perfusi
maternal vili plasenta, hipoksia plasenta setempat yang akan mengakibatkan terjadinya
IUGR. Disfungsi vili plasenta yang disebabkan oleh apoptosis pada trofoblas, stress
oksidatif, infark dan kerusakan sitokinin akan mengakibatkan terjadinya agiogencis
yang tidak menentu pada plasenta, sehingga menghambat pemulihan dari plasenta.
Faktor ibu Faktor janin Faktor maternal

- Usia < 16/> 35 mmg - Pertumbuhan janin - komplikasi


- Jarak kehamilan terlambat kehamilan
- Penyakit menahun - Kelahiran prematur - faktor ganda
- - kelainan - hidramnion dan poli

IUGR

Post matur

B2 B3 B4 B6 B7
Gangguan Imaturitas Reflek
Jaringan lemak Tonus otot Lapisan Incubator
ventisi genital menghisa
subkutan tipis lemah p dan lemak sedikit
pada bayi
B1 menelan
melemah

Kehilangan Reflek Libia minora Tidak ada Perawatan


Asfiksia panas fisiologis belum mobilisasi di terpisah dengan
terganggu ditutupi dan Kapasitas ibu
tempat tidur
libia mayora perut kecil
belum turun dan otot
Gangguan Ketidak Ketidak
abdomen
seimbangan Reflek hisap Iritasi kulit efeltifan asi
pola nafas lemah
temperatur lemah
tubuh
Gangguan
Ikterus Intake nutrisi
inadekuat integritas
hipotermi neunatus kulit
B8 B9 B10
Lemak subcutan tipis
Jaringan lemak Imunisasi tubuh
subkutan menipis belum lengkap

Hipoetrmi
Antibodi belum
Kekurangan
mengenal antigen
cadangan energi
Metabolisme meningkat

Penurunan daya
malnutrisi tahan tubuh Gangguan glukosa
meningkat

Resiko infeksi
Nutrisi kurang dari Hipoglikemi
kebutuhan tubuh

Ketidak setabilan
glukosa darah
6. Komplikasi
Komplikasi ari IUGR dapat menyebabkan beberapa masalah ang menyebabkan
komplikasi :
a. Janin antenatal atau gagal nafas
b. Janin intranatal hipoksia dan asidosis
c. Asikfia
d. Hipoglikemi
e. Aspirasi mekonium
f. Hipotermi
g. Perdarahan pada paru
h. Polisitemia
i. Hiperviskosotas sindrom
j. Gangguan gastrointestinal

7. Pemeriksaan Penunjang
Metode pilihan untuuk mengevaluasi hambatan pertumbuhan dalam kandungan
(intra uterin growth retardation : IUGR) adalah pemerikasaan ultrasonografi dan
doppler
a. USG
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka
kebenaran mencapai 43-100%. Beberapa parameter klinis dan sonografi dapat
digunakan dalam kombinasi untuk menegakkan diagnosis retardasi pertumbuhan
intrauterin dengan kepastian yang lebih besar. Kriteria sonografi untuk IUGR
adalah sebagai berikut :
1) Rasio peningkatan panjang femoralis ke lingkar perut (AC)
2) Rasio peningkatan lingkar kepala (HC) ke AC
3) Oligohidramnion (cairan ketuban kuran dari 5 cm, yang diukur dalam 4
kuadran, adalah sugestif dari oligogidramnion)
2. Doppler
Dengan menggunakan doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi endiastolik
yang tidak normal pada arteri umbilicalis ini menandakan adanya PJT
Perlunya diagnosis IUGR dengan menggunakan doppler adalah bahwa banyak
kasus pembatasan pertumbuhan diperkirakan berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah kecil dalam sirkulasi fotoplasenta atau uteroplasenta. Kriteria
doppler yang di usulkan untuk menentukan diagnosis IUGR melibaykan 3 dari
indeks gelombang yaitu :
1) Sistolik / diastolik (S/D) rasio
2) Indeks pulpulasi (PI)
3) Indek resistif (RI)
4) Gelombang spektral dari pusar, rahim, dan janin arteri karoid dan janin turun
aorta toraks
5) Gelombang spektral dari duktus venosus dan vena cava inferior

Pemeriksaan untuk penyebab dan komplikasi yang bisa terjadi, dengan cara
melakukan :

1. Pemeriksaan CTG (cardiotocograpy) untuk mengukur aktivitas jantung


janin, gerakan janin, dan kontraksi rahim
2. Skrining adanya infeksi, seperti dengan melakukan pemeriksaan TIRACH
3. Amneosintesis (pengambilan sampel cairan ketuban)

8. Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus di pertahankan
dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi.
3. Pengawasan nutrisi/ASI.
4. Penimbangan dengan ketat. Perbahan berat badan mencerminkan kondisi
gizi/ nutrisi dan bayi erat kaitannya dengan tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat
6. Kepala bayi di tutup topi, beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian asi
9. Pencegahan
Beberapa penyebab IUGR tidak dapat di cegah, bagaimanapun juga, faktor seperti
diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang
serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokter
yaitu dengan makan makanan yang bergizi tinggi, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol dan narkotika, mengurangi stress, olahraga teratur, serta istirahat dan tidur yang
cukup. Suplementasi dari protein, vitamin , mineral, serta menyak ikan baik
dikonsumsi, selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari
penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus baik.

10. Diagnosa
1. Difisiensi pengetahuan
2. Ketidak efektifan manajemen koping
3. Ansietas
4. Penurunan curah jantung
5. Ketidak cukupan asi
6. Resiko interik neunatus
7. Hipotermi
8. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9. Pola nafas tidak efektif
10. Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, M. S., & Siradjuddin, W. (2017). Multi Gravida Aterm dengan IUGR pada
Preeklamsia Berat. Majority, Volume 6, No.3,, 86.

Hikmah, R. (2017). Hubungan Pre-Eklamsia Berat dengan Terjadinya IUGR Pada Janin.
Oksitosin, Kebidanan, Vol Iv, No. 2 , 85-89.

Ibnu Pranoto, D. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Murki S. (2014). Intra Uterin Growth Retradation. a Review Article. J Neonatal Biol, 1-11.

Saifuddin, B. A., Rachimhadhi, T., & Wikojosartro. (2010). Ilmu Kebidanan, edisi ke 4.
Jakarta: PT. BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARJO.

Anda mungkin juga menyukai