oleh :
Moh. Kholil Fadel Rabbani
NIM 192311101223
e. Penanganan
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menangani IUGR adalah
mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung
janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin IUGR atau malnutrisi
dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan
metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien IUGR dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Non Farmakologis :
1) Istirahat
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering
direkomendasikan. Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah
ke perifer dan meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang
diduga dapat memperbaiki pertumbuhan janin. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Laurin Dkk, menunjukkan bahwa rawat inap di rumah
sakit tidak bermanfaat, tidak terdapat perbedaan berat badan lahir antara
pasien yang dirawat inap dengan rawat jalan.
2) Suplementasi Nutrisi Ibu
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu
memilki sedikit efek pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat
hingga lebih kecil 1500 kalori per hari dihubungkan dengan penurunan
berat bayi lahir rata-rata hampir 300 gram. Terdapat data yang
menunjukkan bahwa suplementasi nutrisi dalam bentuk asupan kalori oral
dan atau suplemen protein memilki sedikit efek dalam meningkatkan berat
badan lahir. Defisiensi beberapa logam pada asupan makanan ibu juga
dihubungkan dengan IUGR. Walles Dkk. membuktikan bahwa kadar seng
pada leukosit perifer, yang merupakan indikator sensitif keadaan seng
jaringan menurun pada ibu dengan janin dengan IUGR. Maka dianjurkan
untuk memakan ikan dikarenakan di dalam minyak ikan terdapat Asam
eikosapentanoid yang juga dapat membantu mencegah IUGR
Penatalaksanaan Farmakologis:
1) Aspirin dan Dipiridamol
Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim
siklooksigenase secara ireversibel. Pemberian aspirin dosis rendah 1-2
mg/kg/hari menghambat aktifitas siklooksigenase dan menghasilkan
penurunan sintesis tromboksan. Pemberian aspirin dosis rendah berkaitan
dengan peningkatan berat lahir rata-rata sebesar 516 gram. Juga ditemukan
peningkatan yang bermakna pada berat plasenta. Dipiridamol, merupakan
inhibitor enzim fosfodiesterase, dapat menghambat penghancuran cyclic
adenosine monophosphate (cAMP). Ini akan meningkatkan konsentrasi
cAMP yang dapat menyebabkan trombosit lebih sensitif terhadap efek
prostasiklin dan juga merangsang sintesis prostasiklin yang menghasilkan
vasodilatasi.
2) Beta mimetik
Obat ini memilki berbagai efek pada aliran daerah uteroplasenta.
Salah satunya adalah merangsang adenilat siklase miometrium yang
menyebabkan relaksasi uterus. Relaksasi ini akan menurunkan resistensi
aliran darah uterus dan meningkatkan perfusi. Efek vasodilatasi langsung
pada arteri uterina juga meningkatkan perfusi uterus. Secara teori hal ini
bermanfaat pada pengobatan IUGR.
(Sharma, 2016)
1. Pathway
Faktor Fetal, Maternal, Genetik, plasenta
IUGR
Gangguan di
Tubuh sulit
Kurang dalam Pasca kelahiran Nutrisi kurang vaskularisasi Kulit dan pertahanan
mempertahankan
pembentukan imunitas primer tipis
panas
Cemas dengan Pulmunal vaskular
kondisi bayi Hipoglikemia, terganggu Suhu bayi turun
Sistem imun tidak Memudahkan masuknya
tebentuk sempurna hipocalsemia, dll kuman kedalam tubuh
Keluarga cemas Pernapasan terganggu
berlebih Nutrisi kurang Hipotermia
Kekebalan tubuh bayi Risiko infeksi
rentan
Ansietas Gangguan venntilasi
Defisit sponta
Nutrisi
b. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji
PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien Nama, Tempat tgl lahir, umur , Jenis Kelamin, Alamat,
Agama, Suku Bangsa Pendidikan, Pekerjaan , No. CM, Tanggal Masuk
RS, Diagnosa Medis
2) Riwayat ibu
a) Tinggi badan ibu
b) Umur ibu
c) Riwayat adanya bayi dengan berat badan rendah dalam keluarga
d) Jumlah kunjungan antenatal, status sosial ekonomi, status nutrisi
e) Penyakit ibu: diabetes, penyakit jantung, hipertensi, toksemia, TORCH
f) Plasenta previa, abruptio plasenta
g) Penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, rokok yang lalu dan selama
kehamilan
3) Status kelahiran bayi
a) Kelahiran tunggal, kembar
b) Keadaan umum bayi
c) Nilai APGAR rendah, asfiksia, dilakukan resusitasi, asidosis
d) Keadaan umum bayi: tampak sakit sedang sampai berat dengan tubuh
tampak kecil dan simetri
e) Disproporsi: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
f) Kelainan kongenital, kelainan kromosom
g) Pengkajian ulang masa gestasi dengan menggunakan: skoring
Lubchenco dan Ballard
4) Sistem gastrointestinal
a) Abdomen scaphoid
b) Bayi tampak lapar
5) Sistem integumen
a) Pucat, kulit kering
b) Rambut tipis
6) Sistem muskuloskeletal
a) Kulit keriput, turgor kulit tidak elastis dan sutura melebar
b) Kurang lapisan lemak
c) Pertumbuhan otot-otot tubuh kurang baik
d) Bayi tampak kurus
7) Sistem neurologik
a) Mungkin lemah
b) Mungkin aktif
c) Hipotermia
8) Sistem pernapasan, jika ada distres napas:
a) Takipnea
b) Gasping
c) Sianosis
9) Perilaku
a) Letargi
b) Tangisan kuat
c) Sadar
10) Pemeriksaan diagnostik
Foto thoraks untuk menentukan komplikasi pada paru yang berhubungan
dengan asfiksia seperti pneumonia dan pneumotorak yang disebabkan oleh
aspirasi
11) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan gula darah perifer (dextrostix) 1-2 jam setelah lahir.
b) Analisa gas darah
c) Kultur darah
d) Darah lengkap
e) Elektrolit
f) Protein total, albumin
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan ventilasi spontan
b. Resiko infeksi
c. Hipotermia
d. Defisit Nutrisi
e. ansietas
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Karinasari I, & Badriyah T,. 2020. Deteksi Dini Penyakit Iugr (Intra
Uterine Growth Retriction) Dengan Metode Svm (Support Vector
Machine). Politeknik Elektronika Negeri Surabaya : Surabaya