Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

oleh :
Moh. Kholil Fadel Rabbani
NIM 192311101223

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
JUDUL: IUGR
Oleh: Moh. Kholil Fadel Rabbani

1. Kasus (masalah utama ) ( diagnosa medis)


IUGR
2. Proses terjadinya masalah
a. Pengertian
Menurut Karinasari dan Badriyah (2020) menjelaskan bahwa IUGR (Intra
Uterine Growth Retriction) adalah sebuah kondisi ketika pertumbuhan bayi
berhenti sebelum dilahirkan sehingga bayi terlihat kecil dan tidak memiliki
pertumbuhan yang normal seperti pola pertumbuhan janin yang normal.
Dalam pemeriksaan dengan USG maka ukuran bayi akan terlihat lebih kecil
disertai dengan berat badan bayi yang sangat rendah. Hal itu akan dilihat
oleh dokter berdasarkan usia kehamilan yang mengacu pada usia janin yang
sebenarnya. Beberapa bayi prematur meskipun berat badan lahirnya <2500gr
akan tetapi pertumbuhannya sesuai dengan usia gestasinya. Sedangkan
IUGR adalah ketidak mampuan janin dalam mencapai pertumbuhan
normalnya, baik dalam kondisi preterm, aterem, maupun posterm. Berikut
perbedaan IUGR simetrikk dan asimetrik;
b. Etiologi
MATERNAL PLASENTAL FETAL
Gangguan Vaskular Invasi trofoblast Genetik (20%)
abnormal Kelainan kromososm
(25-30%)
Infark plasenta Kelainan kongenital
Hipertensi
Plasenta previa Kehamilan ganda (5%)
Diabetes Melitus
Plasenta sirkumvallate Infeksi Intrauterine
Penyakit Ginjal
Anomali vaskular Cytomegalovirus
Gangguan hiperkoagulasi
umbilikal – plasental Malaria
Thrombophilia
Insersi tali pusat Parvovirus
Sindroma antibodi
velamentosa Rubella
Antiphospholipid
Toxoplasmosis
Hipoksia persisten
Herpes virus
(penyakit paru atau jantung,
HIV
anemia yang berat)
Malnutrisi, toksin (alkohol,
rokok, obat-obatan,dll)
Malformasi uterus atau adanya
massa

(Sharma dkk, 2016)

Gambar 1. Faktor pencetus IUGR


c. Patofisiologi
Beberapa multifaktor dari kasus IUGR oleh tiga kemungkinan yaitu
gangguan fungsi plasenta, faktor ibu ; dimana berkurangnya suplai oksigen
atau asupan gizi, faktor janin; dimana penurun kemampuan janin untuk
menggunakan asupan gizi. Plasenta memainkan peranan penting dalam dua
kategori yang pertama. Perkembangan abnormal, berkurangnya perfusi, dan
disfungsi vili – vili plasenta sering mengakibatkan IUGR, khususnya pada
tipe simetris.
Pada plasenta dari ibu dengan hipereklamsi terjadi invasi sitotrofoblas
yang dangkal pada rahim dan diferensiasi sitotrofoblas yang abnormal.
Kegagalan invasi sitotrofoblas ini akan mencegah remodeling desidual distal
menyebabkan berkurangnya perfusi maternal-vili plasenta, hipoksia plasenta
setempat sehingga insulin, thyroid, adrenal hormones, and pituitary yang
sebagai hormon pertumbuhan terganggu yang akan mengakibatkan
terjadinya IUGR. Disfungsi vili plasenta yang disebabkan oleh apoptosis
pada trofoblas, stress oksidatif, infark dan kerusakan sitokinin akan
mengakibatkan terjadinya angiogenesis yang tidak menentu pada plasenta,
sehingga menghambat pemulihan dari plasenta.

d. Tanda dan gejala


Manifestasi klinik pada klien dengan IUGR menurut Sharma (2016) ialah
sebagai berikut:
1) Pembesaran kepala (Fontanel)
2) Tidak ada lemak di pipi , terlihat tua
3) Kuku jari panjang
4) Kulit terasa kering dan mudah mengelupas
5) Perut kecil
6) Tali pusar tipis
7) Lebih besar lengan dan kakinya daripada badan
8) Banyak lipatan-lipatan di leher, axila dan daerah selangkang
Gambar 2. Manifestasi Klinis bayi dengan IUGR

e. Penanganan
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menangani IUGR adalah
mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung
janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin IUGR atau malnutrisi
dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan
metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien IUGR dan
melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.

Tatalaksana kehamilan dengan IUGR bertujuan, karena tidak ada


terapi yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang
sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada
ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :

Non Farmakologis :
1) Istirahat
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering
direkomendasikan. Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah
ke perifer dan meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang
diduga dapat memperbaiki pertumbuhan janin. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Laurin Dkk, menunjukkan bahwa rawat inap di rumah
sakit tidak bermanfaat, tidak terdapat perbedaan berat badan lahir antara
pasien yang dirawat inap dengan rawat jalan.
2) Suplementasi Nutrisi Ibu
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu
memilki sedikit efek pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat
hingga lebih kecil 1500 kalori per hari dihubungkan dengan penurunan
berat bayi lahir rata-rata hampir 300 gram. Terdapat data yang
menunjukkan bahwa suplementasi nutrisi dalam bentuk asupan kalori oral
dan atau suplemen protein memilki sedikit efek dalam meningkatkan berat
badan lahir. Defisiensi beberapa logam pada asupan makanan ibu juga
dihubungkan dengan IUGR. Walles Dkk. membuktikan bahwa kadar seng
pada leukosit perifer, yang merupakan indikator sensitif keadaan seng
jaringan menurun pada ibu dengan janin dengan IUGR. Maka dianjurkan
untuk memakan ikan dikarenakan di dalam minyak ikan terdapat Asam
eikosapentanoid yang juga dapat membantu mencegah IUGR

Penatalaksanaan Farmakologis:
1) Aspirin dan Dipiridamol
Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim
siklooksigenase secara ireversibel. Pemberian aspirin dosis rendah 1-2
mg/kg/hari menghambat aktifitas siklooksigenase dan menghasilkan
penurunan sintesis tromboksan. Pemberian aspirin dosis rendah berkaitan
dengan peningkatan berat lahir rata-rata sebesar 516 gram. Juga ditemukan
peningkatan yang bermakna pada berat plasenta. Dipiridamol, merupakan
inhibitor enzim fosfodiesterase, dapat menghambat penghancuran cyclic
adenosine monophosphate (cAMP). Ini akan meningkatkan konsentrasi
cAMP yang dapat menyebabkan trombosit lebih sensitif terhadap efek
prostasiklin dan juga merangsang sintesis prostasiklin yang menghasilkan
vasodilatasi.
2) Beta mimetik
Obat ini memilki berbagai efek pada aliran daerah uteroplasenta.
Salah satunya adalah merangsang adenilat siklase miometrium yang
menyebabkan relaksasi uterus. Relaksasi ini akan menurunkan resistensi
aliran darah uterus dan meningkatkan perfusi. Efek vasodilatasi langsung
pada arteri uterina juga meningkatkan perfusi uterus. Secara teori hal ini
bermanfaat pada pengobatan IUGR.
(Sharma, 2016)
1. Pathway
Faktor Fetal, Maternal, Genetik, plasenta

IUGR

Bayi mengalami kerentanan dan berat badan


kurang

Gangguan di
Tubuh sulit
Kurang dalam Pasca kelahiran Nutrisi kurang vaskularisasi Kulit dan pertahanan
mempertahankan
pembentukan imunitas primer tipis
panas
Cemas dengan Pulmunal vaskular
kondisi bayi Hipoglikemia, terganggu Suhu bayi turun
Sistem imun tidak Memudahkan masuknya
tebentuk sempurna hipocalsemia, dll kuman kedalam tubuh
Keluarga cemas Pernapasan terganggu
berlebih Nutrisi kurang Hipotermia
Kekebalan tubuh bayi Risiko infeksi
rentan
Ansietas Gangguan venntilasi
Defisit sponta
Nutrisi
b. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji

PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien  Nama, Tempat tgl lahir, umur , Jenis Kelamin, Alamat,
Agama, Suku Bangsa Pendidikan, Pekerjaan , No. CM, Tanggal Masuk
RS, Diagnosa Medis
2) Riwayat ibu
a) Tinggi badan ibu
b) Umur ibu
c) Riwayat adanya bayi dengan berat badan rendah dalam keluarga
d) Jumlah kunjungan antenatal, status sosial ekonomi, status nutrisi
e) Penyakit ibu: diabetes, penyakit jantung, hipertensi, toksemia, TORCH
f) Plasenta previa, abruptio plasenta
g) Penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, rokok yang lalu dan selama
kehamilan
3) Status kelahiran bayi
a) Kelahiran tunggal, kembar
b) Keadaan umum bayi
c) Nilai APGAR rendah, asfiksia, dilakukan resusitasi, asidosis
d) Keadaan umum bayi: tampak sakit sedang sampai berat dengan tubuh
tampak kecil dan simetri
e) Disproporsi: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
f) Kelainan kongenital, kelainan kromosom
g) Pengkajian ulang masa gestasi dengan menggunakan: skoring
Lubchenco dan Ballard
4) Sistem gastrointestinal
a) Abdomen scaphoid
b) Bayi tampak lapar
5) Sistem integumen
a) Pucat, kulit kering
b) Rambut tipis
6) Sistem muskuloskeletal
a) Kulit keriput, turgor kulit tidak elastis dan sutura melebar
b) Kurang lapisan lemak
c) Pertumbuhan otot-otot tubuh kurang baik
d) Bayi tampak kurus
7) Sistem neurologik
a) Mungkin lemah
b) Mungkin aktif
c) Hipotermia
8) Sistem pernapasan, jika ada distres napas:
a) Takipnea
b) Gasping
c) Sianosis
9) Perilaku
a) Letargi
b) Tangisan kuat
c) Sadar
10) Pemeriksaan diagnostik
Foto thoraks untuk menentukan komplikasi pada paru yang berhubungan
dengan asfiksia seperti pneumonia dan pneumotorak yang disebabkan oleh
aspirasi
11) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan gula darah perifer (dextrostix) 1-2 jam setelah lahir.
b) Analisa gas darah
c) Kultur darah
d) Darah lengkap
e) Elektrolit
f) Protein total, albumin

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan ventilasi spontan
b. Resiko infeksi
c. Hipotermia
d. Defisit Nutrisi
e. ansietas
4. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diangnosa Tujuan Intervensi


1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pemantauan Respirasi (I.01014)
ventilasi spontan …x 24 jam Klien mampu mempertahankan  pola O:
napas spontan 1. Monitor pola napas
Kriteria hasil : 2. Monitor adanya sumbatan napas
Ventilasi Spontan (L.01007) 3. Monitor saturasi O2
1. Peningkatan kapasitas volume tidal, T:
2. Tidak ada dispnea 4. Dokumentasi hasil pemantauan
E:
5. Jelaskan informasi hasil
pemantauan kepada keluarga
apabila perlu
K:
6. Kolaborasi obat dengan dokter
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nutrisi (I.03119)
… x 24 jam Klien dapat mempertahankan O:
keseimbangan nutrisi bayi 1. Monitor intake – output
Kriteria hasil: makanan
Status nutrisi bayi (L.03031) 2. Idetifikasi pemasangan NGT
1. Berat badan meningkat jika perlu
2. Panjang badan meningkat 3. Observasi TTV suhu nadi
3. Tidak ada kesulitan intake makan T:
4. Berikan asupan cairan sesuai
kebutuhan
K:
5. Kolaborasikan medikasi lain
dengan dokter dan ahli gizi
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan perawatan selama … Pencegahan Infeksi (I.14539)
x24 jam, diharapkan tingkat infeksi pasien O:
menurun dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Tingkat Infeksi (L.14137) lokal dan sistemik
T:
1. Tidak ada gejala infeksi
2. Kebersihan tangan dan badan terjaga 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tidakan perawatan,
3. Batasi jumlah pengunjung
K:
4. Kolaborasi pemberian imunisasi/
antibiotik
DAFTAR PUSTAKA

Karinasari I, & Badriyah T,. 2020. Deteksi Dini Penyakit Iugr (Intra
Uterine Growth Retriction) Dengan Metode Svm (Support Vector
Machine). Politeknik Elektronika Negeri Surabaya : Surabaya

PPNI. 2018. Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Sharma D., dkk,. 2016. Intrauterine Growth Restriction: Antenatal and


Postnatal Aspects. Mahatma Gandhi Institute of Medical Sciences :
Jaipur, India

Anda mungkin juga menyukai