Oleh:
NIM: 200714901306
1
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
MARZELLA I. C. MILLA
2007.14901.306
Disetujui Oleh
(………………......….) (....………………………….)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(....………………………….)
2
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFENISI
Pertumbuhan janin terhambat merupakan suati bentuk deviasi atau
reduksi pola pertumbuhan janin. Yang terjadi pada IUGR adalah proses patologi
yang menghambat janin mencapai potensi pertumbuhannya. Intra Uterine
Growth Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan dimana janin tidak mampu
berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat adanya gangguan nutrisi dan
oksigenase, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan
berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari umur kehamilannya (Gordon,
JO, 2005).
Defenisi IUGR yang sering digunakan adalah bayi yang mempunyai berat
badan lahir dibawah persentil ke-10 dari kurva berat badan normal yang
disesuaikan dengan usia kehamilan (Sinclair, 2009).
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bayi IUGR ada 3 yakni
(Manakatala,2002):
a. Etiologi
1. Faktor Maternal
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
b. Hipoksia
c. Kurang gizi
d. Konsumsi obat-obatan
2. Faktor Placenta
a. Penyakit keturunan
b. Kehamilan ganda
c. Tumor
3. Faktor janin
a. Kelainan kromoson
b. Malformasi
c. TORCH
d. Kehamilan ganda.
b. Faktor resiko
Lingkungan sosio-ekonomi rendah
Riwayat IUGR dalam keluarga
Riwayat obstetri yang buruk
3
Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah
Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
Komplikasi medik dalam kehamilan
C. KLASIFIKASI
Menurut Sastrawinata (2004) klasifikasi IUGR dibagi menjadi 3:
a. IUGR tipe I atau tipe Simetrik
Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh
janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh
kelainan kromosom atau infeksi janin.
b. IUGR tipe II atau tipe Asimetrik
Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh
janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi pada
kehamilan disertai dengan insufisiensi plasenta.
c. IUGR tipe III atau diantara kedua tipe tersebut
Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh
kombinasi antara gangguan hiperplasi dan hipertrofi sel, misalnya pada
malnutrisi ibu, kecanduan obat atau keracunan.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab multifactor dari IUGR disebabkan oleh tiga kemungkinan
yaitu fungsi plasenta, factor ibu: dimana kurangnya suplai oksigen atau
asupan nutrisi, factor janin: dimana penurunan kemampuan janin untuk
menggunakan asupan gizi. Plasenta memainkan dua peran penting
dalam dua kategori yang pertama. Perkembangan abnormal,
berkurangnya perfusi, dan disfungsi vili-vili plasenta sering
mengakibatkan IUGR, khususnya pada tipr simetris.
Pada plasenta dari ibu dengan hipereklamesi terjadi invasi
sitotrofoblas yang dangkal pada rahim dan diferensiasi sitotrofoblas yang
abnormal. Kegagalan invasi sitotrofoblas ini akan mencegah remodeling
desidual distal menyebabkan berkurangnya perfusi maternal-vili plasenta,
hipoksia plasenta setempat yang akan mengakibatkan terjadinya IUGR.
Disfungsi vili plasentayang disebabkan oleh apoptosis pada trofoblas,
stress oksidatif, infark dan kerusakan sitokinin akan mengakibatkan
terjadinya angiogenesis yang tidak menentu pada plasenta, sehingga
menghambat pemulihan dari plasenta.
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,
dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu
4
dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul
sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini
terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup
untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena
infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan
bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil),
kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan
karena faktor-faktor lain. (Cunningham, 2006)
5
6
E. KOMPLIKASI
Menurut Department of Midwifery Intrauterine Growth Restriction (IUGR),
(2009):
1. Janin
a. Janin kematian dan kelahiran mati
b. Janin tidak dapat pantau secara akurat
c. Apgar score Rendah
d. pH pusar rendah
2. Neonatal
a. Lahir prematur dan komplikasi yang menyertainya
b. Lahir asfiksia
c. Kematian
d. Hipoksia Iskemik Ensefalopati (HIE)
e. Perinatal stroke dan kejang
f. Perkembangan saraf terhambat
g. Sindrom Aspirasi Mekonium
h. Hipoglikemia
i. Hipotermia
3. Jangka Panjang
a. Peningkatan risiko hipertensi
b. Risiko penyakit jantung iskemik meningkat
c. Peningkatan risiko Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
F. PENCEGAHAN
Pencegahan untuk IUGR setiap ibu hamil sebagai berikut :
a. Usahakan hidup sehat
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas,
makanlah seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
b. Hindari stress selama kehamilan
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
c. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, harus dengan resep dokter kandungan.
d. Olah raga teratur
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
e. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
7
f. Periksakan kehamilan secara rutin sesuai dengan usia kehamilan atau sesuai
anjuran dokter /bidan.
G. SKRINING
Suspek PJT menurut POGI (2011), yaitu:
a. TFU 3 cm atau lebih dibawah normal
b. Pertambahan berat badan < 5 kg pada UK 24 minggu atau < 8 kg pada UK 32
minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
c. Estimasi berat janin < 10 persentil
d. HC/AC > 1
e. AFI 5 cm atau kurang 6.
f. Sebelum UK 34 minggu plasenta grade 3
g. Ibu merasa gerakan janin berkurang
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2009).
Pengkajian merupakan proses yang kontinu dilakukan setiap tahap proses
keperawatan. Semua tahap proses keperawatan tergantung pada
pengumpulan data (informasi) yang lengkap dan akurat. (Padila, 2015).
1. Identitas umum
Identitas umum meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa,
alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, sumber informasi, diterima dari,
dan cara dating.
2. Riwayat perawatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan klien demgan bayi IUGR kurang
merasakan perkembangan janin (Mohamed & Saied, 2012).
b. Riwayat penyakit sekarang
Kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala timbul tiba-
tiiba/perlahan, lokasi, obat yang diiminum, dan cara penanggulangan.
(Suratun, 2008).
c. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang pernah diderita keluarga baik penyakit kronis,
keturunan, maupun menular. (Potter & Perry, 2009).
d. Riwayat seksualitas/reproduksi
Kebanyakan klien enggann diajak untuk berhubungan dengan
pasangan. Frekuensi untuk melakukan hubungan juga berkurang, karena
pasien masih merasakan sakit pda area bekas operasi.
1) Usia menarche, siklus haid, lama haid, haid terakhir.
2) Masalah dalam mentruasi, apakah ibu pernah pap smear.
3) Penggunan kontrasepsi sebelumnya (IUD, suntik, implant,
oral).
4) Riwayat reproduksi
3. Pengkajian psikososial
Pengkajian factor emosional, perilaku, dan sosial pada masa partum
memungkinkan perawat mengidentifikasi kebutuhan ibu dan keluarga
9
terhadap dukungan, penyuluhan, dan bimbingan antisipasi, respons mereka
terhadap pengalaman kehamilan dan persalinan dan perawatan partum dan
faktor-faktor yang memengaruhi pengembanan tanggung jawabb menjadi
orang tua baru. Perawat juga mengkaji pengetaahuan dan kemampuan ibu
yang terkait dengan perawatan diri, perawatan bayi baru lahir, dan
pemeliharaan kesehatan serta perasaan tentang diri dan gambaran dirinya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
b. Pernafasan
c. Kepala dan muka
Amati kesimetrisan muka, amati ada atau tidaknya
hiperpigmentasi pada wajah ibu (cloasmagravidanum), amati warna dari
keadaan rambut, kaji kerontokan dan kebersiihan rambut, kaji
pembengkakan pada muka.
d. Mata
Amati ada atau tidaknya peradangan pada kelopak mata,
kesimetrisan kanan dan kiri, amati keadaan konjungtiva (konjungtivitis
atau anemis), sclera (ikterik atau indikasi hiperbilirubin atau gangguan
pada hepar), pupil (isokor kanan dan kiri (normal), reflek pupil terhadap
cahaya miosis atau mengecil, ada atau tidaknya nyeri tekan atau
peningkatan tekanan intraokuler pada kedua bola mata.
e. Hidung
Amati keadaan septum apakah tepat di tengah, kaji adanya
masa abnormal dalam hidung dan adanya skret, kaji adanya nyeri tekan
pada hidung.
f. Telinga
Amati kesimetrisan, warna dengan daerah sekitar, ada atau
tidaknya luka, kebersihan telinga amati ada tidaknya serumen dan otitis
media
g. Mulut
Amati bibir apa ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna,
kesimetrisan, sianosis atauu tidak, pembengkakan, lesi, amati adanya
stomatitis pada mulut, amati jumlah dan bentuk gigi, warna dan
kebersihan gigi.
h. Leher
10
Amati adanya luka, kesimetrisan dan masa abnormal, kaji
adanya distensi vena jugularis, dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
i. Paru-paru
Kesimetrisan bentuk atau postur dada, gerakann nafas
(frekuensi irama, kedalaman, dan upaya pernafasan atau pengggunaan
otot-otot bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema, pembengkakan
atau penonjolan, kaji pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile
fremitus apakah normal kanan dan kiri, perkusi (normalnya berbunyi
sonor), kaji bunyi (normalnya kanan dan kiri terdengar vesiikuler).
j. Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan frekuensi nadi, irama tidak teratur, serta
peningkatan tekanan darah.
k. Payudara
Pengkajian payudara meliputu inspeksi ukuran, bentuk, warna,
dan kesimetrisan serta palpasi konsistensi apakah ada nyeri tekan guna
menentukan status laktasi.
l. Abdomen
m. Ekstermitas bawah
Pengkajian pada ekstermitas bawah meliputi inspeksi ukuran,
bentuk, kesimetrisan, warna, edema, dan varises. Suhu dan
pembengkakan dirasakan dengan palpasi. Tanda-tanda tromboflebitis
adalah bengkak unilateral, kemerahan, panas, dan nyeri tekan,
biasanya terjadi pada betis. Trombosis pada vena femoralis
menyebabkan nyeri dan nyeri tekan pada bagiian distal pahha dan
daerah popliteal. Tanda homan, muncunya nyeri betis saat gerakan
dorsofleksi.
n. Genetalia
Melihat kebersihan dari genetalia pasien, adanya lesi atau nodul
dan mengkaji keadaan lochea. Lochea yang berbau menunjukkan
tanda-tanda resiiko infeksi. (Handayani, 2011)
5. Nutrisi
11
Ibu yang sedang hamil dengan IUGR dianjurkan untuk memperbanyak
serta mengatur pola makan agar menambah nutrisi pada bayi dalam
kandungan (Saifuddin, 2001 dalam Siti, dkk 2013). Makanan bergizii terdapat
pada sayur hijau, lauk pauk dan buahh. Konsumsi sayur hijau seperti bayam,
sawi, kol dan sayur hijau lainnya menjadi sumber makanan bergizi. Untuk
lauk pauk dapat memilih daging ayamm, ikan, telur, dan sejenisnya.
6. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, bau serta masalah eliminasi
(Anggraini, 2010).
7. Pemeriksaan USG
Untuk melihat perkembangan bayi dalam kandungan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dari
kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko janin, plasenta dan
maternal.
3. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum berhubungan kurangnya
informasi tentang pennanganan post partum.
12
KESIMPULAN
13
14