Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

SINDROM GERIATRI : GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF

Dosen Pembimbing :

Ns. Cahya Tribagus H., S.Kep., M.Kes

Disusun oleh :

Iqbal Abdi Firdaus (2001031041)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

SINDROM GERATRI : GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF

I. Konsep Lansia
A. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial,
perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena
itu kesehatan seorang lansia mendapat perhatian khusus dengan tetap mendapat perhatian khusus dengan
tetap dipelihra dan ditingkatkan agar selama mungkin apat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat ikut sertaberperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Pengertian lanjut usia pasal 1 ayat 1 UU no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 1 ayat 1
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
Batasan usia lajut menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (Dewi, 2014):
1. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun
2. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-74 tahun
3. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun
4. Usia sangat ua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun

B. Proses Menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan menurut (Maryam & dkk, 2015):
1. Teori biologi
Teori biologi
mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slowtheory, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
2. Teori psikologi
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan
psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsionalyang
efektif.
3. Teori sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan,yaitu teori interaksi sosial (social
excange theory), theori penarikandiri (disengagement theory), teori aktivitas (activity theory),
teorikesinambungan (continuity theory), teori perkembangan (developmenttheory), dan teori stratifikasi
usia (age stratification theory).
4. Teori spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertianhubungan individu dengan alam
semesta dan persepsi individu tentangarti kehidupan.

II. Konsep Gangguan Kognitif

A. Pengertian Gangguan Kognitif


Gangguan fungsi kognitif adalah sindrom, di mana ada penurunan fungsi kognitif (yaitu kemampuan untuk
memproses pikiran) melampaui apa yang dapat diharapkan dari penuaan normal (WHO, 2015)
Gangguan kognitif adalah gangguan yang berkaitan dengan peningkatan usia. Gangguan ini menyebabkan
penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan kemampuan atensi, konsentrasi, kalkulasi, mengambil
keputusan, reasoning, berpikir abstrak (Shiang Wu, 2011; Wiyoto, 2002). Salah satu tahapan penurunan fungsi
kognitif adalah Mild Cognitive Impairment yang merupakan gejala perantara antara gangguan memori atau
kognitif terkait usia (Age Associated Memori Impairment/AAMI) dan demensia. Penelitian menunjukkan bahwa
lebih dari separuh (50-80%) orang yang mengalami MCI akan menderita demensia dalam waktu 5-7 tahun
mendatang (Purwadi T, 2002).
B. Stadium Gangguan Fungsi Kognitif
1. Stadium Awal
Gejala stadium awal seringkali tidak dihiraukan oleh lansia maupun keluarga lansia. Gejala awal stadium
awal gangguan fungsi kognitif menurut (Nugroho, 2008).
a. Kesulitan berbahasa
b. Kelemahan daya ingat
c. Disorientasi waktu dan tempat
d. Sering tersesat ditempat yang biasa dikenal
e. Kesulitan membuat keputusan
f. Depresi
g. Kehilangan motivasi dan inisiatif melakukan hal baru
h. Kehilangan minat pada hobi

2. Stadium Menengah
Proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata. Pada stadium ini klien mengalami
kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari menunjukkan gejala:
a. Sangat mudah lupa
b. Tidak dapat melakukan masak, membersihkan rumah, atau berbelanja
c. Bergatung kepada keluarga atau orang lain
d. Sulit berkomunikasi
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri
f. Senang berjalan tanpa arah
g. Checking
h. Trailing
i. Pottering
j. Perubahan perilaku
k. Adanya gangguan pribadi
l. Sering tersesat pada jalan yang sering dilewati

3. Stadium Lanjut
Pada stadium ini terjadi gejala lanjutan dari beberapa stadium awal:
a. Tidak mandiri
b. Tidak mengenali anggota keluarga
c. Tidak memhami peristiwa
d. Tidak mampu menemukan jalan sekitar rumah
e. Kesulitan berjalan
f. Inkontinensia
g. Menunjukkan perilaku tidak wajar

C. Etiologi Gangguan Fungsi Kognitif


Ada beberapa penyebab yang mendasari terjadinya gangguan fungsi kognitif, salah satunya diakibatkan
oleh penyakit yang biasa diderita oleh lansia (Singhealth, 2014):

a. Penyakit degenerative
b. Penyakit Alzheimer
c. Gangguan fungsi kogniti ftubuh Lewy
d. Gangguan fungsi kognitif Fronto-temporal
e. Penyakits erebrovaskular
f. Trauma
g. Penyaki tmenular
h. Hidrosefalus tekanannormal
i. Tumor otak
j. Depresi
k. Gangguan autoimun
l. Kecanduan alkohol
m. Gangguan metabolisme
n. Ketidakseimbangan elektrolit
o. Masalah tiroid

D. Patofisiologis Gangguan Fungsi Kognitif


penyebab terjadinya gangguan fungsi kognitif selain karena faktor usia yaitu salah satunya karena neuro
transmitor peptida karena somastostin menurun pada otak penyakit alzheimer. Ada kegagalan dalam sistem
transpor membran pada klien dengn penyakit alzheimer yang memungkinkan intraksi antara alumunium dan
kromatin yang menyebabkan perubahan patologis dalam sintesis protein dan perubahan neurofibrilar. Hal
tersebut juga dipengaruhi oleh genetik sehingga memungkinkan seseorang memiiki oenyakit gangguan
kognitif (Muttaqin, 2011).
E. WOC Gangguan Fungsi Kognitif

Faktor predisposisi : virus lambat, proses autoimun,


keracunan alumunium dan genetik

Penurunan aliran darah di korteks perietalis superior

Disfungsi nerofibilar Penurunan fungsi saraf di korteks serebrum

Adanya plak pada senilis mata Penurunan hipokampus pada otak (memori )
dan amigdala (sehingga tidak bisa menimpan
kenangan dengan baik)

Kelainan neurotransmitor

Asetikolin menurun pada otak

Hilangnya kemampuan mengingat

Mudah lupa

Gangguan fungsi kognitif

Hilangnya kemampuan Tingksh laku kacau dan


Kemampuan merawat kebersihan menyelesaikan sering berjalan tanpa
diri menurun permasalahan, pelupa, arah, memiliki dorongan
labil, loss deep memory untuk melakukan
kekerasan
7.Defisit perawatan diri
1. Gangguan memori
2. Nyeri akut
Kurangnya perhatian diri untuk
makan dan minum 4. Hambatan interaksi
sosial
3. Resiko jatuh
9. Perubahan nutrisi :
5. Hambatan
Kurang dari cairan tubuh komunikasi verbal

8. Gangguan integritas kulit


6. koping tidak efektif
F. Faktor Predisposisi Gangguan Fungsi Kognitif
Faktor predisposisi gangguan fungsi kognitif adalah : (Nugroho, 2008)

1. Lanjut usia (usia di atas 65 tahun)


2. Genetik atau keturunan, riwayat keluarga mempunyai peran 40%, mutasi kromosom 1, 14, 19, dan21
3. Trauma kepala
4. Kurang pendidikan
5. Hipertensi sistolik
6. Sindrom Down
7. Lingkungan, keracunan aluminium
8. Depresi
9. Gangguan imunitas
10. Stroke
11. Diabetes mellitus
12. Penyakit parkinson stadium lanjut
13. Infeksi otak

G. Pemeriksaan Penunjang Gangguan Fungsi Kognitif


Diagnosis pasti diperoleh melalui autopsi (bedah otak mayat) atau biopsi otak. Bisa pula dikerjakan
menurut tahapan algoritme berikut: (Nugroho, 2008)
1. Anamnese riwayat keluhan klien
2. Pemeriksaan skrining MMSE (Mini Mental State Examination)
3. Diagnostik (ct scan, MRI, PET)
4. Pemeriksaan neurologis lengkap
5. Pemeriksaan lab dan radiologi

H. Prognosis gangguan Fungsi Kognitif


Semua gangguan fungsi kognitif bersifat progresif atau akan semakin rusak apanila tidak ditangani dari
waktu ke waktu kemampuan lansia untuk menginat, beraktiitas, dan berkomunikasi. Gangguan fungsi kognitif
tergantung dari setiap individu itu sendiri dan berbeda beda karena ada beberpa faktor yang mempengaruhi.
Dari gejala ang di munculkan oleh lania kita bisa memahami bahwa enyakit apa yang diderita oleh lansia
tersebut (Alzheimer's Society, 2017).

I. Komplikasi Gangguan Kognitif


1. Penyakit alzheimer
Penyakit Alzheimer (PA) masih merupakan penyakit neurodegeneratif yang tersering ditemukan (60-
80%). Karateristik klinik berupa berupa penurunan progresif memori episodik dan fungsi kortikal lain.
Gangguan motorik tidak ditemukan kecuali pada tahap akhir penyakit. Gangguan perilaku dan
ketergantungan dalam aktivitas hidup keseharian menyusul gangguan memori episodik mendukung
diagnosis penyakit ini. Penyakit ini mengenai terutama lansia (>65 tahun) walaupun dapat ditemukan
pada usia yang lebih muda.

2. Gangguan fungsi kognitif vaskuler


Vascular Cognitive Impairment (VCI) merupakan terminologi yang memuat defisit kognisi yang luas
mulai dari gangguan kognisiringan sampai gangguan fungsi kognitif yang dihubungkan dengan faktor
risiko vaskuler.
3. Gangguan fungsi kognitif Lewy Body dan penyakit parkinson
Gangguan fungsi kognitif Lewy Body (DLB) adalah jenis Gangguan fungsi kognitif yang sering
ditemukan. Sekitar 15-25% dari kasus otopsi Gangguan fungsi kognitif menemu kriteria Gangguan
fungsi kognitifini. Gejalainti Gangguan fungsi kognitif ini berupa Gangguan fungsi kognitif dengan
fluktuasi kognisi, halusinasi visual yang nyata (vivid) dan terjadi pada awal perjalanan penyakit orang
dengan Parkinsonism.

4. Gangguan fungsi kognitif fronto temporal


Gangguan fungsi kognitif Fronto-temporal (DFT) adalah jenis tersering dari Gangguan fungsi kognitif
Lobus Fronto-temporal (DLFT). Terjadi pada usia muda (early onset dementia/EOD) sebelum umur 65
tahun dengan rerata usia adalah 52,8 - 56 tahun. Karakteristik klinis berupa perburukan progresif
perilaku dan atau kognisi pada observasi atau riwayat penyakit. Gejala yang menyokong yaitu pada
tahap dini (3 tahun pertama) terjadi perilaku disinhibisi, apati atau inersia, kehilangan simpati/empati,
perseverasi, steriotipi atau perlaku kompulsif/ritual,hiperoralitas/perubahan diet dan gangguan fungsi
eksekutif tanpa gangguan memori dan visuospasial pada pemeriksaan neuropsikologi.

5. Gangguan fungsi kognitif campuran

J. Diagnosa Banding Gangguan Kognitif


Delirium dan Gangguan fungsi kognitif dapat terjadi bersamaan, dalam praktik klinis Gangguan fungsi
kognitif harus dibedakan dari delirium dan depresi (Ong, 2015).
Tabel 2.1 PerbedaanantaraGangguanfungsikognitif, delirium dandepresi
Gejala Gangguan fungsi Delirium Depresi
kognitif
Awitan Perlahan Akut Bertahap
Durasi Bulan/tahun Jam/hari/minggu Minggu/beberapa bulan
Perjalanan Bertahap progresif Fluktuasi, memburuk Memburuk pada pagi
pada malam hari, periode hari dan membaik pada
lucid malam
fluktuasi hari
Alertness Normal Fluktuasi Tidak tertarik, sering
menjawab tidak tahu
Orientasi Biasanya disorientasi Selalu terganggu Biasanya normal
waktu dan tempat
Memori Terganggu memori baru Gangguan memori baru Memori baru mungkin
dan terkadang memori terganggu, memorilama
jangka panjang utuh
Pikiran Lambat dan perseveratif Sering beda dari Lambat, preokupasi,
kenyataan sedih dan putus asa
Persepsi Sering normal, Halusinasi visual dan 20% dengan mood
halusinasi audutori sering congruent halusination
visual 30-40%
Emosi Apatetik, labil dan Iritabel, agresif atau Mendatar, sedih, tidak
iritabel ketakutan responsif. Mungkin
iritabel
Tidur Terganggu, wandering Konfusi malam Terbangun pagi hari
atau konfusi malam
Lainnya Penyakit fisik lain jelas Ganguan mood
sebelumnya atauriwayat
keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R., & dkk. (2015). hubungan Tingkat Pendidikan dan Activity daily Living dengan Demensia Pada Lanjut Usia di
Panti Werdha. Staf Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Jakarta III.

Mubarak, W. I. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Segung Seto.

Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan . Jakarta: Salemba
Medika.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Ong. (2015). Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. Perhimpunan dokter Saraf Indonesia, 7-10.

WHO. (2015). The Epidemiology and Impact of Dimentia Current State and Future trens 1.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. Karimata no.49 Telp. (0331) 332240, Fax. (0331) 337857 Kotak Pos 104 Jember
Website : http://www.unmuhjember.ac.id Email : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

Nama wisma : Iqbal Abdi firdaus Tgl. Pengkajian : 06-10-2020

1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. A
Umur : 81
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Madura
Agama : Islam
Status Pernikahan : Duda / meninggal
Tingkat Pendidikan : Tidak tamat Sd
Alamat Asal : Besuki

2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


a. Keluhan utama : Mudah lupa, sering merasa nyeri pada persendian dan punggung saat bangun tidur
dan setelah melakukan aktivitas.
b. Upaya yang dilakukan klien untuk mengatasi keluhan :
Klien sering menkonsumsi jamu yang beli di toko.

3. RIWAYAT KESEHAYAN YANG LALU


a. Status kesehatan secara umum :
Saat ini klien mengatakan sakit pada punggung dan kaki. Skala nyeri klien yaitu 3

b. Penyakit yang dialami pada masa anak – anak


Klien mengatakan lupa dengan penyakit apa yang pernah diderita pada masa kecil.

c. Penyakit kronis yang diderita :`


Klien mengatakan tidak memiliki penyakit

d. Riwayat MRS, pembedahan :


Klien tidak pernah di bawa ke rumah sakit

e. Riwayat penggunaan obat/jamu :


Klien mengatakan sering meminum jamu.

f. Alergi :
Tidak ada
g. Riwayat jatuh
Klien mengatakan pernah jatuh saat pergi ke sungai

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Penyakit kronis /degeneratif yang diderita oleh keluarga :
Klien mengatakan anak perempuannya Hipertensi

5. RIWAYAT SOSIAL
a. Kondisi pasangan :
Klien mengatakan menikah 1 kali dan suami klien sudah meninggal

b. Riwayat pekerjaan terdahulu :


Klien pernah bekerja sebagai penjual barang bekas

c. Hobi dan aktifitas yang disukai :


Klien suka menonton Tv.

d. Pola kebiasaan :
Pagi hari saat bangu tidur klien solat subuh dengan posisi duduk, kemudian membersihkan diri dan
kadang membantu anaknya untuk memasak, namun sering tidak diperbolehkan oleh anaknya.

e. Pengaturan lingkungan tempat tinggal :


Keadaan tempat tinggal klien bersih dan klien sering membersihkan kamarnya sendiri

f. Jejaring sosial:
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga dekatnya.

g. Cakupan asuransi kesehatan :


Tidak ada

6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum :
Status kesehatan klien baik, Kesadaran Komposmentis, GCS: E4 V5 M6

b. Tanda – Tanda Vital :


TD : 140/90
N : 89 x/menit
S : 36,7 C
RR : 20x/menit
c. Integument :
Kulit keriput dan bersih, warna kulit sawo matang

d. Hematopoetic :
Tidak ada pembesaran kelenja getah bening

e. Kepala :
Kepala simetris, Kluit kepala bersih, rambut berwarna putih bersih,

f. Mata :
penglihatan rabun

g. Telinga:
Pendengaran tidak begitu baik

h. Hidung :
Hidung bersih tidak ada pendarahan

i. Mulut dan tenggorokan :


Mulut kotor, gigi sudah sedikit, karies, suara serak, Tidak ada lesi tidak ada sakit tenggookan

j. Leher :
Tidak ada kekakuan, tidak ada benjolan nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

k. Pernafasan :
I : Dada simetris, tidak ada lesi. Pembengkakan (-), batuk (-)
P: Suara perkusi pekak
P: Tidak ada nyeri tekan
A: Tidak ada suara tambahan

l. Punggung :
terdapat gangguan tulang belakang yaitu kifosis

m. Cardiovaskuler :
I : Tidak ada distensi vena jugularis, tidak terdapat cardiomegali
P : suara perkusi pekak
P : Tidak ada nyeri tekan
A : Irama reguler
n. Gastrointestinal :
I :Bentuk flat, tidak ada lesi
A : Bising usus 13x/menit
P : tidak ada nyeri tekan
P : suara timpani
o. Perkemihan :
hematuria (-), BAK 5-4x/ hari, nyeri saat BAK (-), keluhan sakit BAK (-)

p. Genitalia :
Berjenis kelamin perempuan tidak ada kelainan

q. Persarafan :
tidak ada kaku duduk

r. Muskuloskeletal
Klien mengatakan nyeri pada kaki setelah melakukan aktivitas yang terlalu lama dan klien
mengatakan sakit pada punggung saat bangun dari tempat tidur

7. PENGKAJIAN NUTRISI
BB :54 kg TB :110 cm BBI ............................ kg
Screening Skor
a. Adakah penurunan intake makanan dalam 3 bulan terakhir akibat penurunan nafsu 2
makan, masalah pencernaan atau akibat kesulitan menelan atau mengunyah ?
0 = penurunan intake makanan yang berat
1 = penurunan intake makanan moderat
2 = tidak ada penurunan intake makanan
b. Penurunan BB selama 3 bulan terakhir 1
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan BB 1- 3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
c. Mobilitas 2
0 = tidak dapat turun dari bed, atau hanya duduk di kursi
1 = dapat bangkit dari bed/kursi namun tidak dapat berpindah dengan bebas
2 = dapat berpindah dengan bebas
d. Apakah mengalami stress psikologis atau mengidap penyakit dalam 3 bulan terakhir? 2
0 = ya
2 = tidak
e. Masalah psikoneurologis 1
0 = demensia berat atau
depresi 1 = demensia ringan
2 = tidak mengalami masalah psikologis
F1. Body mass index
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI 19 – 21
2 = BMI 21 – 23
3 = BMI lebih dari 23
Jika BMI tidak dapat dikaji, gantikan pertanyaan pada poin F1dengan poin F2
Jika BMI sudah terkaji, pertanyaan pada poin F2 tidak perlu dikaji
F2. Lingkar lengan atas 0
0 = LLA kurang dari 31 cm 3
= LLA lebih dari 31 cm
Total 8
Interpretasi :
8. PENGKAJIAN FUNGSI KESEIMBANGAN
TUG =30 detik
Interpretasi :pasien cenderung jatuh

9. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


a. ADL
No. Aktifitas Bantuan Mandiri Skor
1 Makan/minum 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur/sebaliknya 5 – 10 15 15
3 Kebersihan diri :cuci muka, menyisir, dll 0 15 15
4 Keluar/masuk kamar mandi 5 10 10
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan (jalan datar) 10 15 15
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Berpakaian/bersepatu 5 10 10
9 Mengontrol defekasi 5 10 10
10 Mengontrol berkemih 5 10 10
Jumlah 105
Interpretasi : klien mandiri dengan skor 105, hanya saja saat akan menaiki tangga klien butuh bantuan.

b. IADL
A. Kemampuan Menggunakan Telefon
1. Mengoperasikan telefon dengan inisiatif, mencari dan menekan nomor telefon 1
2. Menlfon beberapa kontak yang dikenal 1
3. Menjawab telefon namun tidak bisa mencari kontak 1
4. Tidak dapat menggunakan telefon 0√
B. Berbelanja
1. Mengurus barang belanjaan sendiri 1
2. Berbelanja beberapa barang kebutuhan sendiri 1
3. Perlu ditemani saat berbelanja 1√
4. Tidak bisa berbelanja 0
C. Menyiapkan makanan
1. Merencanakan, menyiapkan dan memasak makanan sendiri 1
2. Bisa memasak makanan hanya jika bahan masakan sudah tersedia 1√
3. Bisa menghangatkan makanan namun tidak bisa lagi memasak 1
4. Tidak dapat menyiapkan dan menyuap makanan 0
D. Membersihkan rumah
1. Mampu mengatur rumah dengan bantuan asisten rumah tangga 1
2. Melakukan aktifitas ringan seperti membersihkan debu dan menata tempat 1
tidur
3. Melakukan pekerjaan ringan namun kurang bersih 1√
4. Perlu bantuan untuk semua pekerjaan rumah 0
E. Mencuci pakaian
1. Mampu mencuci semua jenis pakaian sendiri 1
2. Hanya mampu mencuci pakaian yang ringan 1
3. Tidak mampu mencuci pakaian 0√
F. Transportasi
1. Bisa bepergian sendiri baik dengan transportasi umum ataupun kendaraan 1
Pribadi
2. Bisa bepergian dengan taksi, namun tidak bisa bepergian dengan moda 1
transportasi lain
3. Bisa bepergian dengan kendaraan umum dan ditemani 1√
4. Bisa bepergian dengan taksi dan ditemani 0
5. Tidak bisa bepergian 0
G. Medikasi
1. Bisa mengatur jadual minum obat dengan dosis yang pas 1
2. Bisa minum obat jika obat sudah disiapkan dengan dosis yang terpisah 1
3. Tidak bisa menyiapkan obat yag akan diminum 0√
H. Manajemen keuangan
1. Bisa mengatur keuangan dengan mandiri 1√
2. Mampu mengatur konsumsi barang namun butuh bantuan dalam mengatur 1
rekening
3. Tidak dapat mnegatur keuangan 0
Skor 6

10. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF


a. MMSE

NO. TES NILAI NILAI


MAX
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 2
2 Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 1
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3
3
mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Hentikan setelah 5 5 2
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “DUNIA” (nilai diberikan pada huruf
yang benar sebelum kesalaahn; misalnya “aiund”=3

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5 Klien diminta mengingat kembali nama benda di atas 3
0
BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2
7 Klien diminta mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1 2
8 Klien diminta melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan Anda, lipatlah 3 1
menjadi dua bagian dan letakkan di lantai” 2
9 Klien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkan mata Anda” 1
10 Klien disuruh menulis dengan spontan 1 1
11 Klien diminta menggambarkan bentuk di bawah ini 1 0
0

TOTAL 30 13
Interpretasi : Klien mengalami gangguan kognitif berat dengan nilai 13

b. SPSMQ
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini?
√ 2 Hari apa sekarang?
√ 3 Apa nama tempat ini?
√ 4 Di mana alamat Anda?
√ 5 Kapan Anda lahir?
√ 6 Berapa umur Anda?
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9 Siapa nama ibu Anda?
√ 10 Angka 20 dikurangi 3=? Dan seterusnya dikurangi 3
5 6 Jumlah
Interpretasi : Klien mengalami kerusakan intelektual sedang dengan jumlah kesalahan 6.
11. PENGKAJIAN STATUS DEPRESI
Screening :
a. Dalam sebulan terakhir apakah Anda merasa sedih, putus asa dan tertekan ? (ya/tidak)
b. Dalam sebulan terakhir, apakah Anda mengalami penurunan minat dalam beraktifitas ? (ya/tidak)

Jika terdapat jawaban ya, lanjutkan pada kuisioner berikut

1. Apakah Anda puas dengan hidup Anda? Ya Tidak


2. Apakah Anda mengalami penurunan minat dan aktifitas? Ya Tidak
3. Apakah Anda merasa hidup Anda kosong? Ya Tidak
4. Apakah terkadang Anda merasa bosan? Ya Tidak
5. Apakah Anda memiliki harapan untuk masa mendatang? Ya Tidak
6. Apakah Anda terganggu dengan pikiran yang selalu menghantui Anda? Ya Tidak
7. Apakah Anda selalu bersemangat? Ya Tidak
8. Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan menimpa Anda? Ya Tidak
9. Apakah Anda selalu bahagia? Ya Tidak
10. Apakah kadang Anda merasa putus asa ? Ya Tidak
11. Apakah kadang Anda merasa resah dan gelisah? Ya Tidak
12. Apakah Anda lebih memilih tinggal di rumah daripada keluar dan beraktifitas? Ya Tidak
13. Apakah Anda sering mengkhawatirkan masa depan? Ya Tidak
14. Apakah Anda merasa sering bermasalah dengan memori ? Ya Tidak
15. Apakah Anda merasa hidup Anda terberkati? Ya Tidak
16. Apakah Anda menrasa sangat sedih ? Ya Tidak
17. Apakah Anda merasa tidak berharga? Ya Tidak
18. Apakah Anda mengkhawatirkan masa lalu ? Ya Tidak
19. Apakah Anda merasa hidup ini sangat menarik ? Ya Tidak
20. Apakah Anda sulit memulai suatu pekerjaan baru? Ya Tidak
21. Apakah Anda merasa sangat berenergi? Ya Tidak
22. Apakah Anda merasa situasi Anda saat ini tidak memiliki harapan? Ya Tidak
23. APakah Anda merasa orang lain lebih baik dari Anda? Ya Tidak
24. Apakah Anda merasa kecewa dengan berbagai hal kecil? Ya Tidak
25. Apakah Anda sering merasa ingin menangis? Ya Tidak
26. Apakah Anda merasa sulit berkonsentrasi? Ya Tidak
27. Apakah Anda menikmati saat bangun di pagi hari? Ya Tidak
28. Apakah Anda lebih suka menghindari acara sosial? Ya Tidak
29. Apakah Anda kesulitas dalam mengambil keputusan Ya Tidak
30. Apakah pikiran Anda selalu jernih ? Ya Tidak
Skor total
Interpretasi : Klien menjawab tidak sebanyak 2 kali sehingga pengkajian ini tidak dilanjutkan.

12. PENGKAJIAN SPIRITUAL


a. Agama yang dianut : Islam
b. Aktifitas ibadah yang : Klien solat 5 waktu dengan posisi duduk
dilakukan

c. Hambatan dalam beribadah : Klien saat posisi rukuk dan sujud klien tidak mampu

d. Yang dirasakan saat tidak dapat : Klien mengatakan tenang saat selesai solat
menunaikan ibadah

e. Makna dan tujuan hidup : Klien senang bisa berkumpul dengan keluarganya

f. Persepsi tentang kematian : Klien menganggap bahwa kematian akan datang kepada siapa saja.
13. PENGKAJIAN SOSIAL
Uraian Skor
1 ADAPTATION 2
Saya puas dapat kembali pada keluarga (teman – teman) saya untuk membantu saya saat
saya mengalamikesulitan
2 PARTNERSHIP 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam membicarakan sesuatu
atau
mengungkapkan masalah pada saya
3 GROWTH 2
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya menerima dan mendukung saya
untuk melakukan aktifitas/arah baru
4 AFFECTION 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam mengekspresikan perasaan
dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai
5 RESOLVE 1
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dan saya dalam menluangkan
waktu bersama
Skor total 7
Interpretasi : Klien mengalami disfungsi normal
ANALISA DATA
TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
07-10-2020 S : klien mengatakan lupa pada tanggal hari ini “huh, Gangguan memori Lanjut usia
loppaen kok cong tanggel brempa satiah”
07.30 WIB
O:
 Pada pengkajian menggunakan MMSE : 13 Proses menua
(klien mendapatatkan nilai 13 yang artinya
Klien mengalami gangguan kognitif berat )
 pada pengkajian menggunakan SPMSQ : 6
(klien menjawab pertanyaan salah dengan
jumlah 6 dengan interpretasi klien mengalami
kerusakan intelektual sedang) Asetikolen
menurun pada
otak

Hilangnya
kemampuan
mengingat

Mudah lupa
dengan kejadian

Hilangnya
kemampuan
menyelesaikan
masalah

Gangguan
memori
7-10-2020 S: Klien mengatakan nyeri pada bagian persendian Nyeri Akut Lanjut usia
dan punggung dan pada saat malam hari sulit tidur
07.30 WIB “riyah cong munjelen nyuk nyuk kok (memegang sendi
lutut) bik tengnga (dan punggungnya)
Proses menua
P : klien mengatakan nyeri diakibatkan karena
kakunya persedian kaki
Q: nyeri terasanya cenut-cenut
R: hanya pada bagian persendian dan punggung gangguan
S: skala nyeri 4 muskoloskeletal
T: nyeri hilang timbul

O: TTV nyeri persendian

-Nadi : 86x/menit

-TD : 140/90

Usia 81 tahun nyeri akut

Pada saat akan berdiri dari duduk dan akan


berjalan wajah klien meringis

07-10-2020 S : klien mengatakan tidak bisa melihat dengan jelas Resiko jatuh Lanjut usia
benda-benda disekitarny karena matanya sudah
rabun, dan nyeri pada lutut dan punggung
07.30 WIB Proses menua

O : kekuatan otot menurun

Katarak pada mata Gangguan


muskoloskeletal
Pengkajian TUG : 30 detik dengan interpretasi
klien cenderung jatuh

klien menggunakan tongkat Nyeri akut

Resiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
07-10-2020 Gangguan memori berhubungan dengan gangguan kognitif proses penuaan
07.30 WIB ditandai dengan merasa mudah lupa dengan kejadian ataupun janji yang telah
dibuat.

07-10-2020 Nyeri akut berhubungan dengan trauma akibat jatuh ditandai dengan meringis
07.30 WIB saat akan berjalan dan bangun tidur (melakukan aktivitas)

07-10-2020 Resiko jatuh berhubungan dengan proses penuaan usia 81 tahun ditandai
07.30 WIB dengan menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalandan kekuatan otot
menurun.
PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
07-10-2020 Gangguan memori Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manejemen dimensia 1. Menejemen
selama 5x24 Jam Gangguan memori a. Bina hubungan saling percaya
teratasi dengan KH: klien a. Konsistensi mengurangi
 Nilai pemeriksaan MMSE : 5 b. siapkan berinteraksi dengan kebingungandan
normal kontak mata meningkatkan rasa
c. Berbicara dengan suara yang kebersamaan
 Nilai pemeriksaan SPMSQ : 3 jelas b. Menurunkan dimensia pada
fungsi intelektual utuh d. Panggil klien dengan nama yang klien
sopan
e. Berikan perhatian atau 2. Mengobservasi penyebab
komunikasi yang positif masalah pada klien
f. Latihan memori (Brain gym)

2. Monitoring 3. Agar klien mengerti tentang


a. Monitor fungsi kognitif senam yang akan dilakukan
b. Monitor kerusakan memory klien
4. Latihan brai gym rutin bersama
3. Pendidikan kesehatan keluarga untuk mengurangi
a. Edukasi klien dan keluarga tentng kerusakan memory
cara melakukan (brain gym)
4. Kolaborasi
a. Sertakan keluarga untuk
melakukan brain gym diluar
pengkajian oleh mahasiswa

07-10-2020 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawaytan 1. Manejemen 1. Manejemen


selama 4x24 jam nyeri berkurang dan a. Ajarkan kompres hangat pada a. Membantu mengurangi nyeri
tidak terjadi dengan KH: bagian belakang lutut b. Dapat memberikan
 Skala nyeri : 3 b. Tingkatkan istirahat mekanisme koping dan
 Klien melakukan kompres hangat merelaksasi nyeri yang terjadi
saat nyeri 2. Monitoring
 Wajah tidak meringis a. Mengidentifikasi nyeri 2. Monitoring
a. Untuk mengetahui secara
3. Health education komprensif nyeri yang di
a. Beri pendidikan kesehatan yang derita
bisa mengurangi nyeri 3. Health education
a. Agar klien menegerti tentang
4. Kolaborasi apa yang bisa mengurangi
a. Kolaborasi dengan tim medis nyeri
4. Kolaborasi
a. Agar tingkat nyeri tidak
bertambah
07-10-2020 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manejemen 1. Manejemen
selama 2x24 jam resiko jatuh teratasi a. Bina hubungan saling percaya a. Agar klien bebas melakukan
dengan KH: dengan klien degan memberikan aktivitas
 Klien terbiasa menggunakan salam.
tongkat saat berjalan sebagi b. modifikasi lingkungan lingkungan 2. Monitoring
tumpuan untuk meminimalkan bahaya dan a. Agara mempermudah klien
beresiko untuk berjalan
c. identifikasi kebutuhan keamanan
pasien berdasarkan fungsi fisik. 3. Hearlth education
2. Monitoring a. Agar klien dan keluarga
a. Sediakan alat untuk beradaptasi mengerti terhadap lingkungan
(misal tongkat untuk pijakan dan yang mengakibatkan resiko
pegangan tangan) jahut
b. Monitor lingkungan trerhadap 4. Kolaborasi
terjadinya perubahan terhadap a. Untuk mengurangi resiko
status keselamatan. jatuh
3. Health education
a. Berikan edukasi terhadap klien
dan keluargayang beresiko tinggi
terhadap lingkungan
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan keluarga
untuk meningkatkan keselamatan
lingkungan
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
08-10-2020 1.2.3 1. observasi
a. monitoring fungsi kognitif klien
R/ klien sering lupa
b. kemampuan berinteraksi klien dengan tetangga
R/ klien sering berinteraksi dengan tetangga tetapi
klien sering lupa dengan siapa iya berinteraksi
c. mengidentifikasi perilaku klien
R/ klien tidak bisa terlalu lama beraktivitas
d. mengidentifikasi defisit kognitif/ fisik yang dapat
meningkatkan hambatan aktivitas dalam
lingkungan
r/ klien sering merasa nyeri kaki saat kelamaan
beraktivitaas

1 2. Mengajak klien meengobrol dengan terapeutik


R/ klien merespon dengan baik

1 3. mengajarkan senam brain gym


R/ klien mengikutib dengan baik

1 4. Memberikan healt education tentang senam braind gym


R/ klien memahami maksud dari senam braind gym

1 5. Kloaborasi dengan keluarga tentang manfaat senam


brain gym
R/ keluarga mengetahui manfaat dari senam brain gym

3 6. Menganjurkan klien memengang tongkat sebagai alat


bantu untuk berjalan untuk mengurangi resiko jatuh
R/ klien mngikuti anjuran mahasiswa

2 7. Memberikan terapi kompres hangat kepada klien saat


merasa nyeri
R/ untuk mengurangi nyeri yang dialami klien

2 8. Menganjurkan klien sering beristirahat


R/ Dapat memberikan mekanisme koping dan
merelaksasi nyeri yang terjadi

123 9. Kolaborasi
a. Sertakan keluarga untuk melakukan brain gym
diluar pengkajian oleh mahasiswa
R/ untuk mengurangi kerusakan memory
b. Menganjurkan klien untuk segera ke PKM terdekat
saat terjadi nyeri
R/ agar tingkat nyeri tidak bertambah
c. Menyarankan keluarga untuk meningkatkan
keamanan lingkungan
R/ untuk mengurangi resiko jatuh

3 10. Memodifikasi lingkungan rumah yang di anggap bahaya


dan yang beresiko
R/ agar klien lebih bebas untuk beraktivitas di dalam
rumah
EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


08-10-2020 I S : Klien sering lupa dengan hari,tanggal, bulan dan tahun
12.30 jika ditanyakan

O :
- Pengkajian MMSE : klien mengalami
gangguan kognitif berat dengan nilai 13
- Pengkajian SPSMQ : klien mengalami
kerusakan intektual sedang dengan kesalahan
menjawab pertanyaan 6

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan nyeri pada persendian saat kelamaan


berktivitas

O:
- Nyeri pada lutut skala nyeri 8
- Ekspresi wajah meringis
- Umur klien 81
- TD 140/90
- Nadi : 89 x/menit
- RR : 20 x/mnt

A : masalah klien belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

III S : Klien mengatakan sering jatuh saat turun dari tangga


rumah

O:
- Pengkajian TUG : 30 detik (klien beresiko
jatuh)
-

A : Masalah resiko jatuh klien belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan
EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


09-10-2020 I S : Klien masih lupa dengan tanggal dan tahun jika
18..00 ditanyakan

O :
- Pengkajian MMSE : klien mengalami
gangguan kognitif ringan dengan nilai 19
- Pengkajian SPSMQ : klien mengalami
kerusakan intektual ringan dengan kesalahan
menjawab pertanyaan 5
-
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan nyeri pada persendian saat kelamaan


berktivitas dan saat bangun tidur

O:
- Nyeri pada lutut skala nyeri 6
- Ekspresi wajah klien meringis saat henddak
bergerak
- Umur klien 81
- TD 140/90
- Nadi : 89 x/menit
- RR : 20 x/mnt

A : masalah klien belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

III S : Klien mengikuti anjuran mahasiswa untuk menggunakan


tongkat saat turun ataupun naik dari tangga

O:
- Pengkajian TUG : 25 detik (klien beresiko
jatuh)

A : Masalah resiko jatuh teratasi klien sudah mulai terbiasa


menggunakan tongkat sebagai tumpuan saat naik ataupun
turun dari tangga

P : intervensi di hentikan
EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


10-10-2020 I S : Klien sudah mengingat tanggal dan bulan jika
10.00 ditanyakan namun masih lupa dengan tahun

O :
- Pengkajian MMSE : klien mengalami
gangguan kognitif ringan dengan nilai 20
- Pengkajian SPSMQ : klien mengalami
kerusakan intektual rendah dengan
kesalahan menjawab pertanyaan 4

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan nyeri pada persendian saat kelamaan


berktivitas dan saat bangun tidur

O:
- skala nyeri 5
- Umur klien 81
- TD 130/90
- Nadi : 89 x/menit
- RR : 19 x/mnt

A : masalah klien belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


12-10-2020 I S : Klien sudah mengingat tanggal dan bulan jika
12.00 ditanyakan namun masih lupa dengan tahun

O :
- Pengkajian MMSE : klien mengalami
gangguan kognitif ringan dengan nilai 23
- Pengkajian SPSMQ : klien mengalami
kerusakan intektual utuh dengan kesalahan
menjawab pertanyaan 3

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan

II S : klien mengatakan selalu mengkompres saat nyeri pada


persendian saat kelamaan berktivitas dan saat bangun tidur

O:
- Skala nyeri 3
- Wajah tidak meringis
- Umur klien 81
- TD 140/100
- Nadi : 92 x/menit
- RR : 12 x/mnt

A : masalah nyeri klien teratasi

P : intervensi dihentikan
EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


13-10-2020 I S : Klien sudah mengingat tanggal dan bulan jika
18.10 ditanyakan namun masih lupa dengan tahun

O :
- Pengkajian MMSE : klien tidak mengalami
gangguan kognitif dengan nilai 25
- Pengkajian SPSMQ : dengan score 3 fungsi
intelektual utuh

A : masalah teratasi dengan pengkajian MMSE dan


SPMSQ
P : intervensi dihentikan
PANDUAN PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

Nama wisma : diisi sesuai wisma tempat klien tinggal. Diisi hanya jika
pengkajian dilakukan di rumah perawatan/panti jompo
Tanggal pengkajian : Tuliskan tanggal saat pertemuan pertama untuk pengkajian
Dilakukan
1. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Tuliskan hanya inisial
Usia : Tuliskan usia klien. Sesuaikan dengan data base klien jika perlu
Jenis kelamin : Sudah jelas
Suku : Sudah jelas
Agama : Sudah jelas
Status pernikahan : Sudah jelas
Tingkat pendidikan : Sudah jelas
Alamat asal : Tuliskan alamat terakhir klien tinggal (sebelum berada di
rumah perawatan). Sesuaikan dengan data base klien jika perlu
2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Keluhan utama : Tuliskan keluhan fisik maupun mental yang dirasakan klien saat ini.
Atau keluhan yang menyebabkan kiln datang mencari pertolongan.
Tuliskan juga durasi munculnya keluhan, faktor
predisposisi dan presipitasi yang dimiliki klien.
Upaya yang dilakukan : Tuliskan semua upaya klien untuk mengatasi keluhan. Dapat berupa
untuk mengatasi keluhan (1) tidak melakukan apa – apa, (2) klien meminum jamu/obat
tradisional, (3) klien meminum obat bebas, (3) klien berobat ke
tenaga kesehatan; (4) klien berobat ke pengobatan komplementer
seperti akupuntur, bekam, massase, (5) klien
berobat ke pengobatan alternative
3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Status kesehatan secara : Tuliskan persepsi klien atas kesehatan fisik dan mentalnya.
Umum
Penyakit yang dialami saat : Tuliskan penyakit yang dialami klien saat anak – anak, jika
anak – anak klien masih ingat.
Penyakit kronis yang : Tuliskan pernyakit kronis yang diderita klien dalam setahun terakhir
diderita dan upaya klien dalam mengatasi atau mencegah
penyakit untuk kambuh.
Riwayat pembedahan, : Tuliskan kapan klien MRS terakhir kalinya, penyebab MRS
MRS dan durasi MRS. Jika klien pernah mengalami pembedahan, tuliskan
kapan pembedahan dilakukan dan penyebabnya.
Riwayat pengobatan/jamu : Jika klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi jamu; tuliskan jenis
jamu yang diminum (serbuk atau rebus), frekuensi minum jamu, sejak
kapan minum jamu, efek yang dirasakan setelah minum jamu.
Jika klien memiliki kebiasaan minum obat; tuliskan jenis obat (obat
bebas atau obat keras), merk dagang obat, sejak kapan
mengkonsumsi obat, efek yang dirasakan setelah minum obat,
kebiasaan mengganti obat, kebiasaan minum jamu dan obat
secara bersamaan.

Alergi : Tuliskan riwayat alergi klien baik berupa makanan, obat, atau
zat lain
Riwayat jatuh : Tuliskan riwayat jatuh yang pernah dialami klien, kapan
terjadinya, efek jatuh yang ditimbulkan, upaya yang telah dilakukan
untuk mengurangi efek jatuh, dan gejala sisa saat ini
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Penyakit kronis yang : Tuliskan penyakit kronis/degeneratif yang diderita oleh orang
diderita oleh keluarga tua/ saudara kandung klien.
5. RIWAYAT SOSIAL
Kondisi pasangan : Jika pasangan masih hidup, tuliskan kondisi kesehatan pasangan
klien saat ini.
Jika pasangan klien sudah meninggal. Tanyakan kapan
pasangan klien meninggal dan penyebab meninggal.
Riwayat pekerjaan : Tuliskan pekerjaan terakhir yang dilakukan klien sebelum
terdahulu pensiun, atau jika masih bekerja tuliskan jenis pekerjaan klien dan
pendapatan yang diperoleh.
Hobi/aktifitas yang : Tuliskan hobi/aktifitas yang disukai klien, yang dilakukan
Disukai untuk mengisi waktu luang.
Pola kebiasaan : Tuliskan kebiasan klien yang meliputi tidur (durasi, kualitas, dan
gangguan tidur yang mungkin dialami klien), olahraga (jenis
olahraga, frekuensi latihan), kebiasaan rekreasi,
konsumsi alcohol, atau rokok.
Pengaturan lingkungan : Jelaskan dengan siapa klien tinggal (sendiri, pasangan, anak, cucu),
tempat tinggal pengambilan keputusan di tempat tinggal klien, posisi
kamar tidur dan kamar mandi klien, dan pencahayaan
Jejaring social : Tuliskan akitifitas sosial yang dilakukan oleh klien, kelompok
khusus yang diikuti klien, kehadiran klien dalam kegiatan kelompok,
dan dukungan kelompok terhadap kehidupan klien.
Cakupan asuransi : Tuliskan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh klien
Kesehatan (askes/BPJS/ swasta)
6. PEMERIKSAAN FISIK
Status kesehatan umum : Tuliskan kondisi penampilan umum klien, status kesadaran,
tanda – tanda ketidaknyamanan dan mimic wajah
Tanda – tanda vital : Tuliskan hasil pengukuran tekanan darah, nadi, RR dan suhu
klien
Integument : Kaji tekstur, kelembaban dan suhu akral klien. Kaji adanya
erupsi, scar, massa, nevi, teleangiektasis, dan abnormalitas pada
rambut dan kuku
Hematopoetik : Kaji kondisi KGB (ukuran, konsistensi, dan mobilitas KGB di area
oksipital, cervical, post auricular, sub mandibular, supra clavicular,
epithroclear, axilla, dan inguinal). Kaji adanya
perdarahan abnormal.
Kepala : Kaji ukuran dan kesimetrisan kepala, tanda – tanda trauma, kaji
kondisi sinus, massa dan kondisi kulit kepala
Mata : Kaji kondisi alis dan bulu mata. Kaji adanya inflamasi pada
konjungtiva, anemia dan sklera ikterik. Kaji pergerakan bola mata,
dan visus. Tajam penglihatan dapat diuji dengan meminta
klien membaca koran pada jarak baca.
Telinga : Kaji kondisi daun telinga, kanal auditori, membrane timpani
dan fungsi pendengaran.
Hidung : Kaji adanya deformitas dan deviasi septum, obstruksi,
inflamasi membrane mukosa, polip, perdarahan dan discharge lainnya.

Mulut dan tenggorokan : Kaji warna bibir, pigmentasi dan adanya lesi. Kebersihan gigi dan
halitosis. Warna, perdarahan dan inflamasi pada gusi serta kondisi
palatum. Lepas gigi palsu saat melakukan pemeriksaan. Kaji mukosa
tenggorokan, eksudat dan lesi; ukuran, kesimetrisan dan eksudat
tonsil, dan adanya discharge post
nasal.
Leher : Kaji ROM pada sendi leher; nyeri; posisi trakea; ukuran,
kesimetrisan dan konsistensi tiroid; dan palpasi nadi karotis.
Pernafasan : Kaji bentuk dada, kesimetrisan ekskursi, scar, retraksi; kaji
adanya nyeri tekan; lakukan perkusi dan auskultasi suara nafas.
Punggung : Kaji adanya scoliosis, kifosis dan lordosis
Cardiovaskuler : Kaji pergerakan precordial, impuls apical, nadi apical, dan
bunyi jantung,
Gastrointestinal Kaji bentuk abdomen; kaji bising usus, kaji kondisi hepar, dan
nyeri tekan
Genitalia : Pada klien perempuan kaji genitalia eksterna; gunakan speculum
untuk mengkaji kondisi mukosa vagin dan cervix; lakukan palpasi
bimanual untuk mengkaji uterus dan adanya massa.
Pada klien laki – laki kaji adanya hernia inguinalis; dan massa
dan nyeri pada area scrotal dan inguinal.

Persarafan : Kaji status mental; nervus cranialis; reflek fisiologis; tes


rhomberg dan gaya berjalan.
Musculoskeletal : Kaji ROM pada setiap ekstremitas; kaji deformitas, edema,
sianosis, clubbing; dan kaji kekuatan otot.
7. PENGKAJIAN NUTRISI
Antopometri : Lakukan pengukuran TB, BB, dan BMI
Mini Nutritional : Isi form sesuai jawaban klien berdasarkan apa yang dirasakan klien
Asessment dalam 3 bulan terakhir. Beri penilaian sesuai skoring pada masing –
masing item dan lakukan penjumlahan seluruh skor untuk
diinterpretasikan sebagai berikut :
12 – 14 : status nutrisi normal 8
– 11 : beresiko malnutrisi
0 – 7 : malnutrisi
8. PENGKAJIAN FUNGSI KESEIMBANGAN
Timed Up and Go Test : Sediakan kursi tanpa sandaran tangan dan lintasan lurus sepanjang
3 meter. Saat aba – aba “yak” minta lansia untuk bangkit dari kursi,
berjalan lurus hingga ujung lintasan sepanjang 3 meter, kembali lagi
dan duduk di kursi. Penghitungan waktu dimulai saat lansia bangkit
dari kursi hingga kembali duduk. Saat melakukan tes, lansia
diperbolehkan menggunakan alat bantu jalan. Interpretasi TUG
meliputi :
0 – 13 detik = fungsi keseimbangan normal 14 -
24 detik = beresiko tinggi jatuh
25 – 30 detik = diperkirakan membutuhkan bantuan dalam
mobilisasi dan melakukan ADL
9. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
ADL : Lakukan observasi untuk mengukur kemampuan kien melakukan
self care. Berikan skor sesuai kemampuan klien. Jumlahkan skor
dan interpretasikan. Interpretasi :
0 – 20 : ketergantungan total
21 -61 : ketergantungan penuh
62 – 90 : ketergantungan moderat
91 -99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
IADL : Lakukan pengkajian hanya jika lansia tinggal di komunitas.
Tanyakan pada klien tentang kemampuan fungsionalnya. Lingkari
skor/pernyataan yang mendekati kemampuan
fungsional klien. Jumlahkan seluruh skor.
10. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
MMSE : Berikan pertanyaan pada klien sesuai form dan beri nilai sesuai
jawaban benar yang diberikan oleh klien. Jumlahkan hasilnya dan
interpretasikan.
Interpretasi :
24-30 = normal
18-23 = gangguan kognitif sedang 0-17
= gangguan kognitif berat
SPMSQ : Ajukan pertanyaaan pada klien dan tandai setiap jawaban yang
benar dan salah. Jumlahkan seluruh jawaban salah dan benar.
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh Salah 4
–5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 : kerusakan intelektual berat
11. PENGKAJIAN FUNGSI PSIKOLOGIS
Lakukan pertanyaan skrining. Jika kedua pertanyaan dijawab tidak, lanjutkan pada pengkajian fungsi
spiritual.
Jika salah satu jawaban dijawab ya, lanjutkan pemeriksaan menggunakan Geriatric Depression Scale
(GDS). Ajukan pertanyaan pada lansia. Lingkari jawaban yang sesuai. Angka 1 dalam kurung
menunjukkan skor jawaban. Jumlahkan seluruh poin dan interpretasikan.
Interpretasi :
0 – 9 : normal
10 – 19 : depresi ringan
20 – 30 : depresi berat
12. PENGKAJIAN FUNGSI SPIRITUAL
Agama yang dianut : Tuliskan agama yang dianut klien sesuai keyakinannya
Aktifitas ibadah : Tuliskan jenis ibadah yang dialakukan klien sesuai agama yang
dianut serta keteraturannya.
Hambatan beribadah : Tuliskan alasan klien tidak dapat melakukan ibadah
Perasaan saat tidak dapat : Kaji apa yang dirasakan klien saat tidak melaksanakan ibadah, kaji
beribadah penyebab klien berpikir demikian, dan kaji apa yang
dilakukan klien untuk mengatasi perasaan tersebut
Tujuan dan makna hidup : Kaji tujuan dan makna hidup klien jika ada
Persepsi tentang kematian : Kaji apa yang dipikirkan klien tentang kematian. Apa yang telah
dilakukan klien untuk mempersiapkan kematian dan apa
keinginan klien saat meninggal dunia.
13. PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL

Ajukan pertanyaan pada klien dan berikan skor sesuai jawaban klien. Skor yang
diberikan meliputi :
Skor 2 : selalu
Skor 1 :
kadang –
kadang Skor
0 : hamper
tidak pernah
Jumlahkan seluruh skor dan interpretasikan dengan kriteria berikut :
<3

:
disfung
si berat
4–6:
disfung
si
sedang
>6 : fungsi normal
A. RINGKASAN/ABSTRAK

Lansia merupakan tahap akhir dari tumbuh kembang manusia. Menua adalah
proses alami yang akan dilalui oleh seorang manusia muda menjadi lansiaTahap seorang
manusia menjadi lansia adalah tahap dimana sel-sel yang ada di dalam tubuh sorang
manusia menurun sehingga terjadi penurunan fungsi inilah yang disebut oleh proses
menua (Triestuning, 2018). Perubahan psikologi yang terjadi adalah penurunan
intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif dan belajar pada usia lanjut
shingga pada tahap ini mereka tidak mudah dipahami dan berinteraksi. Kemampuan
memori seorang lansia dapat dipertahankan dengan melakukan latihan konsentrasi untuk
meningkatkan daya focus dan terus memfungsikan daya fungsi otak. Salah satu latihan
yang bisa digunakan yaitu senam otak (brain gym). gerakan senam otak dapat
merangsang integrasi kerja bagian otak kanan dan kiri untuk menghasilkan koordinasi
fungsi otak yang harmonis sehingga dapat meningkatkan kemampuan memori,
kemampuan koordinasi tubuh, kemampuan motoric halus dan kasar

Framework dalam studi ini meliputi lansia yang memiliki kerusakan memori.
Inteervensi yang dipilih adalah dengan melakukan senam otak (brain gym). Tidak ada
intervnsi pembanding yang digunakan untuk membandingkan hasil intervensi yang
diberikan. Outcome yang digunakan adalah untuk memberi rangsangan atau stimulasi
pada otak sehhingga dapat memanajement dimensia pada lansia. Pencarian artikel
menggunakan kata kunci bahasa Indonesia dan bahasa inggris dnegan menggunakan
kata senam otak dan brain gym serta kata kunci dimensia pada data base google scholar
tahun 2015-2020.

Penelitian yang ditelaah dalam artikel meneggunakan metode kelompok kontrol


dan kelompok perlakuan. Penelitian ini menggunakan tekhnik sampling purposive
sampling, dengan hasil bahwa sem=nam otak mampu untuk meningkatkan kemampuan
kognitif yaitu mampu meningkatkan memori pada lansia.

B. PENDAHULUAN
Demensia adalah kondisi jangka panjang yang berdampak negative pada
kemampuan kognitif per orang, kontrol emosional dan perilaku, fungsi sosial di atas dan di
luar apa yang mungkin diharapkan dari penuaan normal. Saat ini sudah diperkirakan ada
35,6 juta orang di seluruh dunia dengan demensia. Angka ini diperkirakan meningkat dua
kali lipat pada tahun 2030 dan berpotensi lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2050 (Smith,
2016).
penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir menglami peningkatan yang signifikan
pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat
menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah
China, India dan Jepang (Bureau, 2009). Proses penuaan penduduk tentunya berdampak
pada berbagai aspek
kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan. Fungsi organ tubuh
akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit karena
dengan semakin bertambahnya usia (Bureau, 2009). Usia makin bertambah, maka otak
juga mulai menua. Proses menua adalah proses alamiah yang akan dialami semua
makhluk hidup. Fenomena menua juga terjadi pada sel-sel otak. Pada usia 70 tahun,
bagian otak yang rusak bisa mencapai 5-10 % pertahun, hal ini berakibat pada proses
berfikir yang menjadi lamban, sulit berkonsentrasi dan kemampuan daya ingat menurun
(Widianti, et al,2010)
Beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi demensia antara lain
dengan mengenal kemampuan-kemampuan yang masih dimiliki, terapi individu dengan
melakukan terapi kognitif, terapi aktivitas kelompok dan senam otak (Stuart & Laraia,
2010). Senam otak atau lebih dikenal dengan Brain Gym adalah gerakan-gerakan ringan
dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau
stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat membantu
meningkatkan fungsi kognitif dan menunda penuaan dini dalam arti menunda pikun atau
perasaan kesepian yang biasanya menghantui para manula (Gunadi, 2009).
Intervensi senam otak adalah intervensi yang cukup efektif untuk mengatasi
kerusakan memori pada dimensia. Banyak sekali jenis senam otak yang bisa digunakan
untuk melatih konsentrasi dan mningkatkan focus sehingga mampu memeprbaiki
kerusakan memori dan meningkatkan fungsi kognitif. Tujuan dari studi ini adalah untuk
melakukan literature review pada kerusakan memori dimensia pada lansia. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan memori pada lansia.

C. METODE
Framework yang digunakan dalam penelitian ini adalah PICO. Dimana populasi
yang digunakan adalah lansia yang memiliki gangguan kognitif gangguan memori dan
dimensia, intervensi yang dipilih adalah senam otak, tidak ada intervensi pembanding
yang dipilih dan outcome yang penigkatan memori. Sehingga dari framework ini disusun
suatu pertanyaan berupa “bagaimanakah keefektifan senam otak untuk meningkatkan
memori pada lansia?”
Pencarian artikel menggunakan kata kunci bahasa Indonesia dan bahasa inggris
dengan menggunakan kata senam otak dan brain gym serta kata kunci dimensia pada
data base google scholar tahun 2015-2020. Kata kunci tersebut memuncullkan 122 jurnal
namun hanya 15 jurnal yang sesuai sample dan diambil 3 jurnal yang akan ditelaah,
selanjutkan akan disajikan dalam bentuk table 1.1

D. RINGKASAN STUDI

Penelitiaan yang ditelaah dalam penelitian ini seluruhnya menggunakan


kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk mengetahui efek brain gym terhadap
gangguan kognitif kerusakan memori (demensia), kelompok kontrol pada review peneliian
ini mendapatkan variasi yang berbeda salah satunya pengisian instrumen kuisioner,
kelompok perlakuan yaitu mendapatkan senam otak (brain gym).

Intervens pada kelompok perlakuan yaitu melakukan senam otak (brain gym)
senam otak ini beragam seperti yang dilakukan oleh (Triestuning, 2018) yaitu senam otak
yang digunakan tidak menggunakan gerakan kaki dan tangan melainkan dengan cara
memperkenalkan kata panjang. Pada jenis senam otak ini menggunakan tiga percobaan
yaitu dengan cara memperkenalkan kata panjang dengan enam fenomena tanpa
penjedahan, yang kedua dengan kata pendek empat fenomena tanpa penjedahan, yang
ketiga yaitu dengan kata panjang yang menggunakan penjedahan dan diberikan waktu
dalam pengucapan. Pada latihan ini menunjukkan bahwa latihan dengan kata pendek
dengan ada penjedahan dan waktu pengucapan lebih efektif untuk meningkatkan memori.
Pada latihan senam otak yang ke-2 dilakukan oleh (Martono, 2020) gerakan senam otak
dilakukan dengan gerakan menyilang atau cross crawl gerakan ini bertujuan untuk
merangsang agar kedua otak bekerja secara bersamaan serta membuka bagian otak
yang terhambat atau tertutup. Senam otak yang dilakukan pada penelitian (Setyawan,
2015) Yaitu kombinasi gerakan senam otak dengan pernafasan yaitu membantu untuk
menyuplai oksigen ke otak sehingga menjadi menjadi maksimal suply oksigen ke otak.

Intervensi yang diberikan oleh peneliti kepada responden seluhruhnya dengan


jangka waktu senam otak 15-20 menit sehari. Semakin rutin dilakukannya senam otak
maka akan semakin efektif terhadap peningkatan kognitif kerusakan memori pada lansia.
Outcome yang diukur dari studi yang di review adalah untuk meningkatkan kemampuan
kognitif lansia dengan meningkatkan memori. Parameter yang digunakan untuk mengukur
daya ingat lansia yaitu menggunakan instrumen SPSMQ dan MMSE. Sehingga dapat
diketahui kerusakan memori yang diderita oleh lansia. Hasil dari 3 jurnal yang direview
yaitu ketiganya memiliki hubungan antara senam otak atau brain gym untuk meningkatkan
fungsi kognitif pada lansia.

E. IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK


Penelitian yang ditelaah dalam studi ini menunjukkan bahwa brain gym atau
senam otakmampu meningkatkan fungsi kognitif lansia sehingga dapat digunakan untuk
mencegah kerusakan otak yang dipengaruhi oleh dimensia. Hal ini dapat dijadikan
sebagai masukan bagi perawat atau tenaga kesehatan untuk memberikan senam otak
sebagai alternatif untuk meningkatkan fungsi kognitif. Peran perawat sangat penting untuk
dalam menunjang hal tersebut. Perawat dapat bertindak sebagai konsultan maupun
edukator bagi kliennya dan berperan aktif dalam usaha lain yang bertujuan untuk
mencegah resiko kerusakan memori.

F. SARAN
1. Peran serta keluarga dibutuhkan dalam upaya untuk meningkatkan fungsi kognitif
yang semakin menurun akibat dari proses menua.
2. Perlu dilakukan adanya penelitian dengan tema yang sama uuntuk lansia di
Indonesia.
3. Perlu dilakukannya sosialisasi secara langsung kepada kader maupun keluarga
tentang manfaat senam otak yang bisa dilakukan mandiri dirumah bersama keluarga.
4. Aktifkan kader-kader posyandu lansia di wilayah Indonesia yang masih pasif.
No Penulis, Tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Hasil

Yang diukur Temuan

1 Elok Triestuning, 2018 Kuisioner 10-15 menit brai 10 sampel Quasi 1. Brain gym perlakuan >
gym setiap hari usia 70 experiment 2. kuisioner kontrol
design

2 Agum Cahyo Mat=rtono, Penilaian SPMSQ 10-15 menit brai 18 sampel Quasi 1. Brain gym Perlakuan >
2020 gym setiap hari dengan experiment 2. Penilaian kontrol
purposing design SPMSQ
sampling

3 Eko setyawan, 2015 Penilaian MMSE 10-15 menit brai 30 sampel Educational 1. Brain gym Perlakuan
gym setiap hari dengan konocilogy 2. Senam lebih besar
lansia kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Martono, A. C. (2020). Pengaruh Brain Gym Terhadap Penurunan Demensia di Posyandu Lanjut
Usia (Lansia) di Desa Wonoyoso Kecmatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Setyawan, E. (2015). Pengaruh Senam Lansia dengan Brain Gym Terhadap Peningkatan Kognitif
Pada Lansia. Naskah Publikasi, 10.

Triestuning, E. (2018). Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Short Term Memory pada
Lansia. Jurnal Keperawatan, 86-91.

Agoes, Azwar, dkk. (2009). Penyakit di Usia Tua. Jakarta: EGC

Deane, A. (2008). Be Brain Fit. Diakses pada tanggal 07 Januari 2018 melalui
https://bebrainfit.com/improveshort-term-memory/.

Andana, Feni Tri. (2016). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap Kejadian Demensia pada
Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai