Anda di halaman 1dari 63

LAMPIRAN

KUESIONER MPKP

A. Pilar 1: Pendekatan Manajemen Keperawatan (Kepala Ruangan)


1. Perencanaan
Tabel 1.1 Visi

No Aspek yang Dinilai Score Persentase


1 Kepala ruangan menetapkan visi 20%
ruangan MPKP 1
2 Visi yang ditetapkan sesuai dengan
visi rumah sakit 1 20%
3 Visi bersifat futuristik (gambaran
kemajuan di masa depan) 1 20%
4 Visi disosialisasikan kepada semua
1 20%
staf perawat
5 Visi dievaluasi pencapaiannya dalam
jangka waktu tertentu 1 20%
Jumlah 5 100%

Tabel 1.2 Misi


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Kepala ruangan menetapkan misi 1 25%
2 Misi yang ditetapkan sesuai dengan
visi yang hendak dicapai 1 25%
3 Misi disusun dalam bentuk
rangkaian kegiatan mencapai visi 1 25%
4 Misi disosialisasikan kepada semua
staf perawat 1 25%
Jumlah 4 100%

Tabel 1.3 Filosofi


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menyusun filosofi ruangan 1 25%
2 Filosofi sesuai dengan filosofi rumah
Sakit 1
25%
3 Filosofi disosialisasikan kepada
1
semua staf perawat 25%
4 Filosofi menjadi pedoman kegiatan
1 25%
Pelayanan
Jumlah 4 100%

Tabel 1.4 Rencana Harian


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menyusun Rencana Harian setiap
kali dinas 1 16,7%
2 Mencantumkan tanggal dinas di
Rencana Harian 1 16,7%
3 Urutan kegiatan disusun secara 16,7%
Kronologis 1
16,7%
4 Tercantum kegiatan manajerial 1
5 Tercantum kegiatan asuhan 0 0%
6 Rencana Harian dikerjakan secara 16,7%
Konsisten 1
Jumlah 5 83,5%

Tabel 1.5 Rencana Bulanan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menetapkan rencana bulanan 1 20%
2 Rencana bulanan berisi seluruh 1
kegiatan yang akan dilaksanakan
selama sebulan 20%
3 Dalam Rencana Bulanan tercantum
1 20%
aktivitas manajerial
4 Dalam Rencana Bulanan tercantum
1 20%
aktivitas asuhan keperawatan
5 Rencana bulanan diterapkan secara
1 20%
Konsisten
Jumlah 5 100%

Tabel 1.6 Rencana Tahunan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menyusun perencanaan tahunan 1 20%
2 Rencana tahunan yang disusun
1 20%
sesuai dengan rencana rumah sakit
3 Rencana tahunan sesuai visi dan misi
1 20%
Ruangan
4 Rencana tahunan mencakup 4 pilar
1 20%
profesionalisme praktek keperawatan
5 Rencana kegiatan dalamRencana 1
Tahunan disusun secara rinci dan 20%
Operasional
Jumlah 5 100%

2. Pengorganisasian
Tabel 1.7 Struktur Organisasi
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Terdapat organogram ruangan 1 25%
2 Menggambarkan kedudukan kepala 1 25%
ruangan
3 1 25%
Adanya posisi tim I dan II
4 1 25%
Gambaran jumlah perawat pelaksana
Jumlah 4 100%

Tabel 1.8 Jadwal Dinas


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menggunakan format yang 20%
1
disediakan
2 Tercantum nama-nama perawat per 1
Tim 20%
3 Tergambar adanya penanggung 1 20%
jawab harian
4 Susunan dinas pershift, pagi, sore 20%
1
dan malam
5 Jadwal dibuat untuk satu bulan 1 20%
Jumlah 5 100%

Tabel 1.9 Daftar Pasien


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Tercantum nama pasien tiap tim 1 14,28%
2 Tercantum nama katim 1 14,28%
3 Tergambar nama perawat pelaksana 1 14,28%
4 Tergambar perawat asosiet (PA) 1 14,28%
5 Tercantum nama dokter yang
1 14,28%
merawat
6 Tergambar perawat yang dinas pagi,
sore dan malam 1 14,28%
7 Tercantum tanggal , bulan dan tahun 1 14,28%
Jumlah 7 100%

3. Pengarahan
Tabel 1.10 Timbang Terima
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Karu/Pj shift membuka acara dengan
salam 0 0%
2 Katim/Pj Tim mengoperkan Dx
1 10%
Keperawatan
3 Katim/Pj Tim mengoperkan Tuk yg
1 10%
sudah dicapai
4 Katim/Pj Tim mengoperkan 10%
1
Tindakan yang sudah dilaksanakan
5 Katim/Pj Tim mengoperkan Hasil
1
Asuhan Keperawatan 10%
6 Katim/Pj Tim mengoperkan Tindak
Lanjut 1
10%
7 Pj Tim berikutnya mengklarifikasi 1 10%
8 Karu memimpin ronde 0
9 Karu merangkum informasi operan 0 0%
10 Karu memimpin doa dan menutup 0%
0 0%
acara
Jumlah 6 60%

Tabel 1.11 Pre Conference


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Katim/Pj Tim membuka acara 1 20%
2 Katim/Pj Tim menanyakan rencana
1 20%
harian
3 Katim/Pj Tim memberi masukan dan
1 20%
tindak lanjut
4 Katim/Pj Tim memberi
1 20%
reinforcement
5 Katim/Pj Tim menutup acara 1 20%
Jumlah 5 100%

Tabel 1.12 Post Conference


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Katim/Pj Tim membuka acara
2 Katim/Pj Tim menanyakan hasil
asuhan masing-masing pasien
3 Katim/Pj Tim menanyakan kendala
pemberian asuhan
4 Katim/Pj Tim menanyakan tindak
lanjut pada dinas berikutnya
5 Katim/Pj Tim memberikan
reinforcement
6 Katim/Pj Tim menutup acara
Jumlah
Tabel 1.13 Iklim Motivasi
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Anda memberi harapan yang jelas
kepada staf 1 10%
2 Anda bersikap fair dan konsisten
1
terhadap semua staf
10%
3 Anda mengembangkan konsep kerja
1 10%
kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan 10%
1
staf dengan kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja 1
sebagai kesempatan untuk 10%
mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam
1
pengambilan keputusan 10%
Anda memberikan kesempatan 1
kepada staf menilai dan mengontrol 10%
pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling 1
percaya dan menolong dengan staf 10%
9 Anda menjadi role model bagi staf 1 10%
10 Anda memberikan reinforcement 1
10%
(pujian)

Jumlah 10 100%

Tabel 1.14 Pendelegasian


No Aspek yang Dinilai Score
Persentase
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf 1 16,67%
yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan 16,67%
sebelum melakukan pendelegasian 1
3 Selain pelimpahan tugas,
1
kewenangan juga dilimpahkan 16,67%
4 Waktu pendelegasian tugas
1
ditentukan 16,67%
5 Apabila si pelaksana tugas 1
mengalami kesulitan, Karu, Katim 16,67%
memberikan arahan untuk mengatasi
masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas
1
dilaksanakan 16,67%
Jumlah 6 100%

Tabel 1.15 Supervisi


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Supervisi disusun secara terjadwal 0 0%
2 Semua staf mengetahui jadwal
supervisi yang dilaksanakan 0 0%
3 Materi supervisi dipahami oleh
supervisor maupun staf 0 0%
4 Supervisor mengorientasikan materi
supervisi kepada staf yang 0 0%
disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf
sesuai dengan materi supervisi 0 0%
6 Supervisor mengidentifikasi
pencapaian staf dan memberikan 0 0%
reinforcement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek 0 0%
kinerja yang perlu ditingkatkan oleh
staf 0 0%
8 Supervisor memberikan solusi dan
role model bagaimana meningkatkan 0 0%
kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut
supervisi yang telah dilaksanakan 0 0%
10 Supervisor memberikan
reinforcement terhadap pencapaian 0
keseluruhan staf 0%
Jumlah 0 0%

4. Pengendalian
Tabel 1.16 Indikator Mutu

No Aspek yang Dinilai Score Persentase


1 BOR dihitung setiap satu bulan 1 16,67%
2 AVLOS diukur setiap bulan 1 16,67%
3 TOI diukur setiap bulan 1 16,67%
4 Angka lari dicatat setiap bulan 1 16,67%
5 Angka pengekangan fisik dihitung
1 16,67%
tiap bulan
6 Angka cedera diukur tiap bulan 1
16,67%
Jumlah 6 100%

Tabel 1.17 Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada format penilaian dokumentasi
asuhan keperawatan 1 33,3%
2 Dokumen asuhan keperawatan
pasien pulang / meninggal dinilai 1
3 Ada dokumen hasil penilaian
33,3%
dokumentasi asuhan keperawatan
tiap pasien pulang/meninggal 1
33,3%
Jumlah 3 100%

Tabel 1.18 Survey Kepuasan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada format penilaian kepuasan
pasien 1 14,28%
2 Ada format penilaian kepuasan 14,28%
1
keluarga
3 Ada format penilaian kepuasan tenaga
1
kesehatan 14,28%
4 Penilaian kepuasan pasien dan
keluarga dilaksanakan setiap pasien 1 14,28%
pulang/ meninggal
5 Penilaian kepuasan perawat dilakukan 1
6 Penilaian kepuasan tenaga kesehatan 14,28%
1
lain dilakukan 14,28%
7 Ada dokumentasi hasil penilaian
1 14,28%
kinerja
Jumlah 7 100%

Tabel 1.19 Survey Masalah Pasien


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada format survey masalah pasien 1 25%
2 Setiap masalah keperawatan pasien
baru dicatat 1 25%
3 Ada daftar masalah keperawatan
pasien 1 25%
4 Ada dokumentasi penghitungan
survey masalah keperawatan 1 25%
Jumlah 4 100%

B. Pilar II: Sistem Penghargaan


1. Kepala Ruang
Tabel 1.20 Penilaian Kinerja Perawat
Score
No Aspek yang Dinilai Persentase
1 Ada jadwal penilaian kinerja staf
1 25%
perawat
2 Penilaian kinerja dilaksanakan sesuai
1 25%
jadwal
3 Ada pendokumentasian hasil penilaian
1
kinerja
4 Penilaian kinerja ditindak lanjuti
1 25%
dalam bentuk pembinaan staf
25%
Jumlah 4 100%

Tabel 1.21 Pengembangan Staf


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada program orientasi untuk staf baru 1
14,28%
2 Ada bimbingan terstruktur tentang
MPKP 1 14,28%
3 Ada program melanjutkan pendidikan
1 14,28%
formal untuk perawat
4 Ada program melanjutkan pendidikan
informal untuk perawat (pelatihan, 1 14,28%
seminar, symposium,, pelatihan)
5 Promosi sesuai kinerja perawat 1 14,28%
6 Ada pemberian insentif khusus sesuai 14,28%
kinerja 1
7 Ada pemberian sertifikat MPKP 1 14,28%
Jumlah 7 100%

C. Pilar III: Hubungan Profesional


1. Kepala Ruang
Tabel 1.23 Rapat Keperawatan
No
Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada jadwal rapat keperawatan rutin 1 16,67%
2 Ada notulen rapat keperawatan 1 16,67%
Agenda rapat membahas masalah-masalah
3 ruangan 1 16,67%
4 Dalam notulen, masalah terbahas tuntas 1 16,67%
5 Ada kesimpulan rapat 1
6 Ada daftar hadir rapat 1 16,67%

16,67%
Jumlah 6 100%

Tabel 1.24 Case Conference


Score Persentase
No Aspek yang Dinilai
1 Kesiapan bahan yang akan disampaikan 0
2 Memberikan salam (pembukaan) 0
3 Menyampaikan kasus 0
4 Memberikan kesempatan pada perawat
0
untukbertanya
5 Menjawab pertanyaan 0
6 Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan 0
7 Menyimpulkan hasil 0
8 Menyampaikan rencana tindak lanjut 0
9 Menutup kegiatan 0
Jumlah 0 0%

Tabel 1.25 Rapat Tim Kesehatan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada undangan rapat 0 0
2 Ada agenda yang ditetapkan 0 0
3 Ada presentasi permasalahan yang
0 0
dihadapi ruangan
4 Ada bahasan untuk masing-masing
0 0
masalah dari masing-masing anggota tim
kesehatan jiwa
5 Ada rangkuman dan kesimpulan rapat
0 0
6 Ada notulen rapat
0
0
Jumlah
0 0%

Tabel 1.26 Visite Dokter


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
A Persiapan
1 Menyiapkan data klien 1
2 Menyiapkan klien 1
B Pelaksanaan
1 Memberikan salam 1
2 Menjelaskan data yang didapatkan dari
1
klien
3 Menjelaskan tindakan yang sudah
1
dilakukan
4 Menjelaskan hasil tindakan yang
1
dilakukan
5 Mendengarkan dokter bicara dengan
1
terapeutik
6 Meminta klarifikasi dari dokter 1
7 Mendampingi dokter dalam pemeriksaan 1
8 Menggunakan komunikasi secara 1
terapeutik
C Dokumentasi
1 Meminta dokter untuk
mendokumentasikan dalam status klien 1
Jumlah 9 100%

D. Pilar IV: Patient Care Delivery (PCD)


1. Kepala Ruang
Tabel 1.28 Patient Care Delivery
Score Persentase
No Aspek yang Dinilai
1 Terdapat daftar diagnosis keperawatan
1 33,3%
terbesar di ruangan
2 Terdapat standart operasional prosedur
1
SOP 33,3%
3 SOP mengacu pada diagnosa
1
keperawatan (bukan medis)
33,3%
Jumlah 3 100%
KUESIONER MPKP

A. Pilar I: Pendekatan Manajemen Keperawatan (Ketua Tim)


1. Perencanaan
Tabel 1.1 Rencana Harian
No Aspek yang Dinilai Score Persentase

1 Menyusun Rencana Harian setiap kali 1 16,67%


dinas
2 Ada tanggal dinas 1 16,67%
3 Urutan kegiatan secara kronologis 1 16,67%
4 Ada kegiatan manajerial 1 16,67%
5 Ada kegiatan asuhan 1
6 Rencana Harian dikerjakan secara 1 16,67%
konsisten 16,67%
Jumlah 6 100%

Tabel 1.2 Rencana Bulanan


No Aspek yang Dinilai Score Persentase

1 Menetapkan rencana bulanan 1 20%


2 Rencana bulanan berisi seluruh
1 20%
kegiatan yang akan dilaksanakan
selama sebulan
3 Ada aktivitas manajerial 1 20%
4 Ada aktivitas asuhan 1
5 Rencana bulanan dikerjakan secara 20%
1
konsisten
20%
Jumlah 5 100%

2. Pengorganisasian
Tabel 1.3 Jadwal Dinas
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Menggunakan format yang disediakan 1 20%
2 Tercantum nama-nama perawat per 1
Tim 20%
3 Tergambar adanya penanggung jawab 1
harian 20%
4 Susunan dinas pership, pagi, sore dan 1
malam 20%
5 Jadual dibuat untuk satu bulan 1
20%
Jumlah 5 100%

Tabel 1.4 Daftar Pasien


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Tercantum nama pasien tiap tim 1 14,28%
2 Tercantum nama katim 1 14,28%
3 Tergambar nama perawat pelaksana 0 0%
4 Tergambar perawat asosiet (PA) 0
0%
5 Tercantum nama dokter yang merawat 0
0%
6 Tergambar perawat yang dinas pagi, 1
sore dan malam 14,28%
7 Tercantum tanggal, bulan dan tahun 1
14,28%
Jumlah 4 57,12%

3. Pengarahan
Tabel 1.5 Pre Conference
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Katim/Pj Tim membuka acara 1
2 Katim/Pj Tim menanyakan rencana 1
harian
3 Katim/Pj Tim memberi masukan dan 1
tindak lanjut
4 Katim/Pj Tim memberi reinforcement 1
5 Katim/Pj Tim menutup acara 1

Jumlah 5 100%

Tabel 1.6 Post Conference


No Aspek yang Dinilai
Score Persentase
1 Katim/Pj Tim membuka acara 1 16,67%
2 Katim/Pj Tim menanyakan 1
hasil asuhan masing-masing 16,67%
pasien
3 Katim/Pj Tim menanyakan 0
kendala pemberian asuhan 0%
4 Katim/Pj Timmenanyakan 1
tindak lanjut pada dinas 16,67%
berikutnya
5 Katim/Pj Tim memberikan 1 16,67%
reinforcement
6 Katim/Pj Tim menutup acara 1 16,67%
Jumlah 5 83,35%

Tabel 1.7 Iklim Motivasi


No Aspek yang Dinilai
Score Persentase
1 Anda memberi harapan yang 1
jelas kepada staf 10%
2 Anda bersikap fair dan 1
konsisten terhadap semua staf
3 Anda mengembangkan konsep 1 10%
kerja kelompok
10%
4 Anda mengintegrasikan 1
kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi 10%
5 Anda memberikan tantangan 1
kerja sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri 10%
6 Anda melibatkan staf dalam 1
pengambilan keputusan 10%
7 Anda memberikan kesempatan 1
kepada staf menilai dan
mengontrolpekerjaannya 10%
8 Anda menciptakan hubungan 1
saling percaya danmenolong
10%
denganstaf
9 Anda menjadi role model bagi 1
staf
10%
10 Anda memberikan 1
reinforcement (pujian) 10%

Total Skor 10 100%

Tabel 1.8 Pendelegasian


No Aspek yang Dinilai Scor Persentase

1 Pendelegasian dilakukan 1 16,67%


kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan 1
16,67%
dijelaskan sebelum melakukan
pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, 16,67%
1
kewenangan juga dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas
1
ditentukan 16,67%
5 Apabila si pelaksana tugas 1
mengalami kesulitan, Karu, 16,67%
Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai
tugas dilaksanakan 1 16,67%
Jumlah 6 100%

Tabel 1.9 Supervisi


No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Supervisi disusun secara 0 0%
terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal
0 0%
supervisi yang dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh
0 0%
supervisor maupun staf
4 Supervisor mengorientasikan 0
materi supervisi kepada staf 0%
yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja 0
staf sesuai dengan materi 0%
supervise
6 Supervisor mengidentifikasi 0
pencapaian staf dan 0%
memberikan reinforcement
7 Supervisor mengidentifikasi 0
0%
aspek kinerja yang perlu
ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi
0
dan role model bagaimana 0%
meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak 0
lanjut supervisi yang telah 0%
dilaksanakan
10 Supervisor memberikan 0
reinforcement terhadap 0%
pencapaian keseluruhan staf
Jumlah 0 0%

B. Pilar II: Sistem Penghargaan


1. Ketua Tim
Tabel 1.10 kompensatori Reward
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Ada program orientasi staf baru yang
1 11,11%
masuk ke MPKP
2 Pelatihan/bimbingan terstruktur 1 11,11%
tentang MPKP
3 Ada penilaian kinerja semua staf 1
MPKP 11,11%
4 Pemberian insentif khusus sesuai 1 11,11%
kinerja
5 Pemberian kesempatan mengikuti 1 11,11%
seminar, pelatihan, symposium 11,11%
6 Pemberian kesempatan melanjutkan 1
pendidikan 11,11%
7 Promosi sesuai kinerja 1 11,11%
8 Pemberian penghargaan khusus 1
9 Pemberian sertifikat MPKP 1 11,11%
Jumlah 9 100%

C. Pilar III: Hubungan Profesional


1. Ketua Tim
Tabel 1.11 Case Conference
No Aspek yang Dinilai
Score Persentase
1 Kesiapan bahan yang akan disampaikan 0
2 Memberikan salam (pembukaan) 0
3 Menyampaikan kasus 0
4 Memberikan kesempatan pada perawat 0
untukbertanya
5 Menjawab pertanyaan 0
6 Mendiskusikan hasil yang sudah 0
dilakukan
7 Menyimpulkan hasil 0
8 Menyampaikan rencana tindak lanjut 0
9 Menutup kegiatan 0
Jumlah 0 0%

Tabel 1.12 Visite Dokter


No Aspek yang Dinilai
Score Persentase
A Persiapan
1 Menyiapkan data klien 1 10%
2 Menyiapkan klien 1 10%
B Pelaksanaan
1 Memberikan salam 0 0%
2 Menjelaskan data yang didapatkan dari klien 1 10%
3 Menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan 1 10%
4 Menjelaskan hasil tindakan yang dilakukan 1
10%
5 Mendengarkan dokter bicara dengan 1
terapeutik 10%
6 Meminta klarifikasi dari dokter 1 10%
7 Mendampingi dokter dalam pemeriksaan 1
8 Menggunakan komunikasi secara terapeutik 1 10%
10%
C Dokumentasi
1 Meminta dokter untuk mendokumentasikan 1
dalam status klien 10%
Jumlah 9 90%

D. Pilar IV: Patient Care Delivery (PCD)


Tabel 1.14 Patient Care Delivery
No Aspek yang Dinilai Score Persentase

1 Terdapat daftar diagnosis keperawatan


1 33,33%
terbesar di ruangan
2 Terdapat standart operasional prosedur 1
33,33%
SOP
3 SOP mengacu pada diagnosa keperawatan 1
(bukan medis) 33,33%
Jumlah 3 100%
KUESIONER MPKP

A. Pilar I: Pendekatan Manajemen Keperawatan (Perawat Pelaksana)


1. Perencanaan
Tabel 1.1 Rencana Harian
No Aspek yang Dinilai Ya Persentase
1 Menyusun Rencana Harian 16,67%
1
setiap kali dinas
2 Ada tanggal dinas 1 16,67%
3 Urutan kegiatan secara 1
kronologis
4 Ada kegiatan manajerial 1 16,67%
5 Ada kegiatan asuhan 1 16,67%
6 Rencana Harian dikerjakan 1
secara konsisten 16,6%
Jumlah 6 100%

B. Pilar IV: Patient Care Delivery (PCD)


Tabel 1.2 Patient Care Delivery
No Aspek yang Dinilai Ya Persentase

1 Terdapat daftar diagnosis keperawatan


1 33,33%
terbesar di ruangan
2 Terdapat standart operasional prosedur 1 33,33%
SOP
3 SOP mengacu pada diagnosa keperawatan 1
(bukan medis) 33,33%
Jumlah 3 100%
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TIMBANG TERIMA (OPERAN PERAWAT)

TIMBANG TERIMA
(OPERAN PERAWAT)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Timbang terima sering disebut operan
(over hand ) adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien.
TUJUAN Mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan beberapa informasi yang
penting.
PERSIAPAN ALAT / BAHAN Persiapan alat
1. Alat tulis
2. Format timbang terima (operan)
3. Rekam medik pasien
Persiapan perawat
1. Kelompok dalam keadaan siap.
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
Persiapan pasien
Pasien dalam kondisi stabil atau butuh
pemantauan.
WAKTU Saat pergantian shift
PETUGAS Karu, Katim, dan PP
PROSEDUR SESI 1 : Di Nurse Station
1. Perawat shift malam menyiapkan status
pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Perawat shift pagi membuka operan jaga
dengan do’a.
3. Perawat shift pagi mempersilahkan
perawat shift malam untuk melaporkan
pasien kepada perawat shift pagi.
“Baik terima kasih untuk kesempatan
yang diberikan. Adapun laporan
perawatan pasien pada shift malam,
dengan jumlah pasien sebanyak …
(sebutkan jumlah pasien)”.
4. Perawat shift malam melaporkan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya,
terkait:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang
kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan
d. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang
lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya
yang tidak dilaksanakan secara rutin.
Contoh:
“Laporan perawatan pasien pertama.
Ny. S (51 tahun) dengan Efusi Pleura,
penanggung jawab dr. N : Keadaan
umum baik, kesadaran komposmentis,
TD, N, RR, T (sebutkan hasil
pengukuran). Keluhan yang dirasakan
pasien adalah … (sebutkan keluhan
yang dialami). Rencana yang sudah
dilakukan adalah … (sebutkan
implementasi) sedangkan
rencana yang belum dilakukan adalah
… (sebutkan intervensi).
Terapi yang diinstruksikan adalah …
(sebutkan nama terapi). Persiapan lain
… (sebutkan jenis persiapan).
5. Perawat shift pagi mengklarifikasi apa
yang disampaikan oleh perawat shift
malam.
6. Perawat shift pagi mengajak perawat shift
malam dan perawat shift pagi lainnya
yang bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi pasien (menghampiri
pasien dalam visite keperawatan).

SESI 2 : Di Bed Pasien


1. Perawat shift malam mengucapkan salam
dan menyapa pasien.
“Selamat pagi Bapak/Ibu/Mas/Mbak”.
2. Perawat shift malam menanyakan
masalah keperawatan yang dialami pasien
setelah dilakukan tindakan.
“Hari ini apa yang Bapak/Ibu/Mas/Mbak
keluhkan?”
3. Perawat shift malam menyampaikan
bahwa tugasnya telah selesai dan diganti
tim perawat shift pagi.
“Pak/Bu/Mas/Mbak, tugas saya sebagai
perawat shift malam sudah selesai. Untuk
pagi ini, perawat shift pagi yang akan
merawat Bapak/Ibu/Mas/Mbak”.
4. Perawat shift malam
memperkenalkan/menanyakan apakah
pasien masih mengingat nama perawat
shift pagi.
“Apakah Bapak/Ibu/Mas/Mbak masih
ingat dengan perawat A (perkenalkan
nama)”
5. Perawat shift pagi menjelaskan tentang
perawatan pagi dan perawat shift pagi
yang akan bertanggung jawab kepada
pasien tersebut.
“Baik, hari ini saya yang bertanggung
jawab untuk merawat
Bapak/Ibu/Mas/Mbak. Rencana untuk
perawatan Bapak/Ibu. Mas/Mbak untuk
pagi ini adalah … (sebutkan rencana
perawatan)”.
6. Perawat shift pagi memberikan
kesempatan kepada pasien/ keluarga
untuk bertanya.
“Ada hal -hal yang ingin ditanyakan,
saya persilahkan”.
7. Perawat shift pagi menutup pertemuan
dan menyampaikan
selamat beristirahat.
“Baiklah, silahkan Bapak/Ibu/Mas/Mbak
dapat beristirahat kembali”.

SESI 3 : Di Nurse Station


1. Perawat shift pagi memberikan
kesempatan untuk mendiskusikan pasien
yang dilihatnya.
“Silahkan jika ada kondisi pasien yang
perlu didiskusikan atau dipaparkan”.
2. Perawat shift pagi meminta perawat shit
malam untuk
melaporkan inventarisasi obat dan
fasilitas lain atau hal-hal terkait lainnya
yang perlu dilaporkan.
“Bagaimana dengan pelaporan yang
lain?”
3. Perawat shift pagi memberikan
reinforcement kepada perawat shift
malam.
“Terima kasih untuk perawat shift malam
atas tugasnya”.
4. Perawat shift malam menutup operan
dengan berdo’a.
“Sebelum kita memulai aktivitas, marilah
berdo’a bersama-sama agar diberikan
kelancaran dalam melayani pasien”.
STANDAR PROSEDUR INJEKSI INTRAKUTAN (IC)

PERAWATAN INJEKSI
INTRAKUTAN (IC) Penilaian

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Ya Tidak
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Memasukkan obat langsung kedalam lapisan kulit.
TUJUAN
1. Digunakan untuk test tuberkulin atau
tes alergi terhadap obat-obatan
tertentu
2. Pemberian vaksinasi
PERSIAPAN ALAT / 1. Bak injeksi steril
BAHAN
2. Kapas alkohol
3. Spuit injeksi 1 cc
4. Obat dalam sediaan
vial/ampule
5. Tempat sampah
(infeksius, safety box, non infeksius)
6. Larutan klorin 0,5
%
7. Sarung tangan
karet sekali pakai
8. Pulpen/spidol
9. Buku kecil
10. Bengkok.

WAKTU Saat pergantian shift


PETUGAS PP
PROSEDUR 1. Penolong menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan pada pasien
2. Penolong mencuci tangan.
3. Penolong menyiapkan alat-alat, menyiapkan diri,
dan menyiapkan obat.
4. Penolong mengidentifikasi pasien dengan prinsip
5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian
dan waktu)
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.
6. Pilih area penyuntikan
7. Pakai sarung tangan
8. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
dengan gerakan sirkuler
9. Pegang kapas alcohol pada jari tangan non
dominan
10. Buka tutup jarum
11. Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di
bawah area penusukan
12. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
dengan tangan dominan masukkan jarum tepat
dibawah kulit dengan sudut 5-15°
13. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan
sampai adanya bula
14. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
15. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas
alcohol (jangan dimasase)
16. Buat lingkaran pada bula degan menggunakan
pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm
17. Observasi kulit terhadap kemerahan, bengkak,
gatal (10-15 menit)
18. Kembalikan posisi klein
19. Merapikan alat-alat dan cuci tangan.
Dokumentasi hasil tindakan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN INFUS

Penilaian
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN PEMASANGAN INFUS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Ya Tidak
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
Pemasangan infus adalah salah satu cara
atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam
tubuh pasien (Darmawan, 2008).
TUJUAN
Menurut Hidayat (2008), tujuan utama terapi
intravena adalah mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung
air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan
melalui oral, mengoreksi dan mencegah
gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki
keseimbangan asam basa, memberikan
tranfusi darah, menyediakan medium untuk
pemberian obat intravena, dan membantu
pemberian nutrisi parenteral.
PERSIAPAN ALAT /
1. Standar infUS
BAHAN
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai
kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Guntung
8. Bengkok
9. Sarung tangan bersih
10.Kassa steril
11.Kapal alkohol / Alkohol swab
12.Betadine
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS PP
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan
sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan
infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus dan gantungkan pada standar
infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas
vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10.Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
11.Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
12.Pastikan jarum IV masuk ke vena
13.Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14.Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15.Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester
16.Atur tetesan infus sesuai program medis
17.Lepas sarung tangan
18.Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan
19.Bereskan alat
20.Cuci tangan
21.Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ROM AKTIF PASIF

Penilaian
FAKULTAS ILMU ROM AKTIF PASIF
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN
Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion
(ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan ataU memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakkan
persendian secara normal dan lengkap
TUJUAN
1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan
kelemahan pada otot yang dapat dilakukan
secara aktif maupun pasif tergantung dengan
keadaan pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitas dankekuatan otot
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS PP
PROSEDUR Gerakan rom
1. Leher
Tekuk kepala kebawah dan keatas lalu menoleh
kesamping
kanan dan kiri
2. Lengan/pundak
Angkat tangan keatas lalu kembaliu ke bawah,
setelah itu ke
saming dan ke bawah lagi
3. Siku
Dengan menekuk lengan, gerakan lengan ke atas
dan
kebawah.
4. Pergelangan tangan
Tekuk pergelangan tangan kedalam dan keluar
lalu samping kiri dan kanan
5. Jari Tangan
Tekuk keempat jari tangan ke arah dalam lalu
regangkan kembali.Kepalkan seluruh jari lalu
buka.Tekuk tiap jari satu persatu.
6. Lutut
Angkat kaki keatas lalu lutut ditekuk kemudian
diturunkan lagi.Gerakan kaki ke samping kanan
dan kiri lalu putar kearah dalam dan luar.
7. Pergelangan kaki
Tekuk pergelangan kaki keatas lalu
luruskan.Tekuk jari kaki
ke atas dan kebawah.
8. Jika mampu berdiri lakukan gerakan badan
membungkuk kemudian putar pinggang ke
samping kanan dan kiri.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TTV (Tanda-Tanda Vital)
PENILAIAN

TIMBANG
TERIMA
FAKULTAS ILMU (OPERAN
KESEHATAN PERAWAT)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYA
H JEMBER
STANDAR Ya Tidak
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemeriksaan tanda vital (Vital
Sign) merupakan suatu cara
untuk mendeteksi adanya
perubahan sitem tubuh. Tanda
vital meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernafasan dan
tekanan darah. Tanda vital
mempunyai nilai sangat penting
pada fungsi tubuh. Adanya
perubahan tanda vital, misalnya
suhu tubuh dapat menunjukkan
keadaan metabolisme dalam
tubuh; Denyut nadi dapat
menunjukkan perubahan pada
sistem kardiovaskuler; Frekuensi
pernafasan dapat menunjukkan
fungsi pernafasan; dan Tekanan
darah dapat menilai kemampuan
sistem kardiovaskuler yang
dapat dikaitkan dengan denyut
nadi.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya


kelainan pada pasien
2. Mengetahui kondisi dan
perkembangan vital sign
pasien
3. Mengetahui frekuensi, irama
pernafasan, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu
tubuh pasien

PERSIAPAN ALAT / Persiapan alat:


BAHAN
1. Handscoon
2. Thermometer  air raksa
3. 3 botol masing-masing
berisi: Cairan sabun,
cairan desinfektan, air
bersih.
4. Tissue
5. Tensimeter :
Spingomanometer/tensi
air raksa
6. Stetoskop
7. Jam tangan/stopwatch
8. Baki beserta alasnya
9. Bengkok
10. Grafik perkembangan
vital sign
11. Alat lulis

Persiapan perawat
3. Kelompok dalam keadaan
siap.
4. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan.
Persiapan pasien
Pasien dalam kondisi stabil atau
butuh pemantauan.
WAKTU Saat pergantian shift
PETUGAS Karu, Katim, dan PP
PROSEDUR TaTahap Pra Interaksi

1. Menyiapkan alat dan


pasien dengan benar
2. Melakukan verifikasi
data sebelumnya bila ada
3. Menempatkan alat di
dekat pasien dengan
benar dan posisi
pemeriksa dengan benar

B.     Tahap Orientasi

1. Memberikan salam
sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan  dan
prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan
pasien bertanya
4. Menanyakan kesiapan
klien sebelum kegiatan
dilakukan

C.    Tahap Kerja

1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Atur posisi yang
nyaman : duduk atau
berbaring dengan posisi
tangan rileks
4. Memakai sarung tangan
5. Memposisikan perawat
di sisi sebelah kanan
pasien
6. Keringkan ujung
thermometer. Kemudian
turunkan air raksa
sampai skala nol.
Sebelum meletakkan di
aksila,
bersihkan/keringkan
aksila  sebelah kiri pasien
terlebih dahulu dengan
menggunakan tissue.
7. Letakkan thermometer
diaksila sebelah kiri.
Selanjutnya sambil
menunggu naiknya air
raksa pada thermometer
lakukan pemeriksaan
nadi, pernafasan dan
tekanan darah dengan
cara:
8. Letakkan ujung  tiga jari-
jari tangan kecuali ibu
jari pada arteri/nadi yang
akan diukur, (mulai dari
radiialis, brakhialis,
carotis, dan temporalis)
tekan dengan lembut
9. Hitung frekuensi nadi
mulai hitungan nol (0)
selama 30 detik (kalikan
2x untuk memperoleh
frekuensi dalam satu
menit). Jika ritme nadi
tidak teratur, hitung
selama satu menit.
Lanjutkan perhitungan
pernafasan
10. Lalu sembari memegang
arteri radialis (seolah-
olah masih menghitung
denyut nadi), hitung
jumlah pernafasan klien
selama 1 menit (naik
turunnya dada klien)
11. Selanjutnya siapkan
pasien untuk
pemeriksaan tekanan
darah (persiapan tensi
meter).
12. bebaskan area brakhialis
dengan cara gulung
lengan baju klien.
13. Palpasi arteri brakhialis.
Letakkan manset 2,5 cm
diatas nadi brakhialis
(ruang antekubital).
14. Naikkan tekanan dalam
manset sambil meraba
arteri radialis sampai
denyutnya hilang
kemudian tekanan
dinaikkan lagi kurang
lebih 30 mmhg.
15. Letakkan stetoskop pada
arteri brakhialis pada
fossa cubitti dengan
cermat dan tentukan
tekanan sistolik
16. Mencatat bunyi korotkoff
I dan V atau bunyi detak
pertama (systole) dan
terakhir (diastole) pada
manometer sebagai mana
penurunan tekanan
17. Turunkan tekanan
manset dengan kecepatan
4 mmhg/detik sambil
mendengar hilangnya
pembuluh yang
mengikuti 5 fase
korotkof
18. Ulang pengukuran 1 kali
lagi dengan air raksa
dalam spignomanometer
dikembalikan pada angka
0. Lakukan tindakan
seperti diatas.
19. Kemudian membuka
manset, melepaskan
manset dan merapikan
kembali.
20. Melepaskan thermometer
dari aksila membaca
kenaikan suhu, kemudian
mencuci thermometer ke
dalam air sabun
kemudian air desinfektan
terakhir ke air bersih
21. Keringkan thermometer
dan turunkan kembali air
raksanya
22. Merapikan kembali
pasien dan alat-alat.
23. Melepaskan handscoon
24. Mencuci tangan

D.    Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi
tindakan
2. Melakukan kontrak
untuk kegiatan
selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan
keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA COMBUSTIO

PERAWATAN LUKA
COMBUSTIO Penilaian
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN Ya Tidak
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
Melakukan tindakan perawatan terhadap
luka bakar

TUJUAN
3. Mencegah infeksi pada luka

4. Mempercepat penyembuhan pada luka

PERSIAPAN ALAT /
1. Bak instrument yang berisi:
BAHAN
a. Pinset anatomis 2 buah

b. Pinset chirurgis 2 buah

c. Gunting debridemand

d. Kassa steril

e. Cucing 2 buah

2. Peralatan lain terdiri dari:

f. Spuit 5 cc atau 10 cc
g. Sarung tangan

h. Gunting plester

i. Plester atau hifafiks

j. Desinfektant

k. NaCl 0,9%

l. Bengkok

m. Verband atau kasa

n. Obat luka sesuai kebutuhan

WAKTU Saat pergantian shift


PETUGAS PP
PROSEDUR A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan
lamanya tindakan pada klien dan
keluarga.

C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai
kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di
bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin
kemudian dengan menggunakan
pinset bersihkan area sekitar
luka bagian luar sampai bersih
dari kotoran. (gunakan teknik
memutar searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl
0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan
area luka bagian dalam.
(gunakan teknik usapan dari atas
ke bawah)
9. Keringkan daerah luka dan
Pastikan area daerah luka bersih
dari kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan
jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area
luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan
plester atau balautan verband
sesuai kebutuhan.
13. Mengatur posisi pasien seperti
semula.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.

D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.Berpamitan.
LEMBAR SUPERVISI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
INJEKSI INTRAVENA (IV)
Penilaian Tindakan

Injeksi Intravena
FAKULTAS ILMU (IV)
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Tata cara memasukkan obat injeksi
ke dalam pembuluh darah pasien
secara tidak langsung dengan
menggunakan spuit yang disesuaikan
dengan usia pasien dan program
terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-
langkah memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah pasien secara tidak
langsung dengan menggunakan spuit
yang disesuaikan dengan usia pasien
dan program terapi ntuk mencapai
medication safety.
PERSIAPAN 1. Catatan pemberian obat
ALAT/BAHAN 2. Troli yang berisi:
a. Obat dalam vial atau ampul
b. Spuit dan jarum sesuai
kebutuhan
c. Alkohol swab
d. Bak injeksi
e. Kassa untuk membuka ampul,
jika perlu
f. Aqua for injection untuk
pengencer/pelarut
g. Bengkok
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS Perawat pelaksana (PP)
PROSEDUR 1. Cuci tangan 6 langkah 5 moment.
2. Lakukan pengenceran obat sesuai
dengan teknik aseptik.
3. Satu pasien satu spuit, satu jarum
dan satu kali pakai.
4. sediakan obat yang akan di
injeksikan, harus ditempatkan
secara terpisah untuk masing-
masing pasien dan diberi label.
5. Periksa kembali nama obat
sebelum dimasukkan melalui
pembuluh darah pasien.
6. Identifikasi pasien meliputi nama,
tempat tanggal lahir dan nomor
register dan cocokkan dengan
gelang identitas pasien.
7. Informasikan kepada pasien dan
keluarga, nama petugas, nama
obat, dan kegunaannya serta rasa
nyeri saat obat dimasukkan ke
dalam tubuh pasien.
8. Berikan obat sesuai dengan waktu
dan frekuensi pemberian.
9. Atur posisi yang nyaman sesuai
area yang akan di injeksi atau di
tusuk.
10. Usap area yang akan di tusuk
dengan kapas alkohol, bila injeksi
di karet selang infus di desinfeksi
karet dengan di usap dari atas ke
bawah atau melingkar ke luar.
Bila injeksi di tap jarum infus,
injeksi bagian luar tap secara
melingkar menggunakan tangan
yang tidak untuk menginjeksi.
11. Siapkan spuit, matikan tetesan
infus kemudian tusukkan jarum
pada karet jarum infus dengan
sudut 15 derajat sampai 45
derajat. Bila injeksi pada tap
jarum infus, bebaskan jarum
dengan cara memutar kemudian
aplikasikan spuit pada tap
selanjutnya memasukkan obat
secara perlahan. Pastikan tidak
ada udara dalam spuit.
12. Cabut spuit lalu hidupkan lagi
cairan infus dan atur tetesan
infus.
13. Observasi adanya alergi dan efek
samping.
14. Informasikan pada pasien apabila
ada alergi atau efek samping
untuk melaporkan pada petugas .
15. Rapikan pasien dan alat yang
sudah digunakan.
16. Lakukan cuci tangan.
17. Dokumentasikan respon pasien
dan obat yang diberikan, meliputi
nama obat, dosis, rute, tanggal
dan jam pemberian di lembar
catatan terintegrasi.
Total Penilaian
LEMBAR SUPERVISI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
PEMASANGAN KATETER URINE
Penilaian Tindakan

Pemasangan
FAKULTAS ILMU Kateter (Urine)
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemasangan kateter atau kateter
urine adalah suatu tindakan
keperawatan memasukan kateter
kedalam kandung kemih melalui
uretra.
TUJUAN Pemasangan kateter urine
mempunyai berbagai tujuan,
diantaranya:
1. Menghilangkan distensi pada
kandung kemih
2. Mengosongkan kandung
kemih secara lengkap
3. Eksplorasi uretra apakah
terdapat seanosis atau lesi
4. Mengetahui residual urine
setelah miksi
5. Memasukan kontras kedalam
buli – buli
6. Mendapatkan specimen urine
steril
7. Therapeutic : memenuhi
kebutuhan eliminasi urine
8. Kateterisasi menetap
( indwelling catherezation )
9. Kateterisasi sementara
( intermitter catherization )

PERSIAPAN Persiapan alat


ALAT/BAHAN 1. Handshoen steril
2. Handschoen on steril
3. Kateter steril sesuai ukuran
dan jenis
4. Urobag
5. Doek lubang steril
6. Jelly
7. Lidokain 1% dicampur jelly (
perbandingan 1 :1 )
masukkan dalam spuit ( tanpa
jarum )
8. Larutan antiseptic + kassa
steril
9. Perlak dan pengalas
10. Pinset anatomis
11. Bengkok
12. Spuit10 cc berisi aquades
13. Urinal bag
14. Plester / hypavik
15. Gunting
16. Sampiran
Persiapan perawat
1. tahap pra interaksi
 Melakukan pengecekan
program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
2. tahap kerja
 Menjaga privacy Pasien
dengan memasang
sampiran dan selimut
extra
 Mengatur posisi pasien
dalam posisi terlentang
dan melepaskan pakaian
bawah
 Memasang perlak dan
pengalas
 Memasang pispot di
bawah bokong pasien
 Menyiapkan plester
fiksasi kateter dan label
waktu pemasangan
kateter, membuka
kemasan luar kateter
dengan tetap
mempertahankan
kesterilannya,
menyiapkan pelumas pada
kasa steril dan dijaga
kesterilannya.
 Memakai sarung tangan
 Tangan tidak dominan
pegang penis pakai kasa
steril, desinfeksi dengan
tangan dominan dengan
menggunakan kapas
sublimat/betadin sol pada
metaus uretra.
 Mengganti sarung tangan
steril, memasang duk
steril
 Masukkan jelly anestesi
atau pelumas pada uretra
kira-kira 10 cc, tahan
ujung penis dan meatus
uretra dengan ibu jari dan
telunjuk untuk mencegah
refluk jelly, tunggu
sebentar kira-kira 5 menit
agar efek anestesi bekerja.
 Pilih foley kateter sesuai
ukuran, (besar : 18 dan
20, kecil : 8 dan 10 french
catheter) atau sesuai
persediaan
 Masukkan foley kateter
ke uretra secara perlahan
dengan sedikit
mengangkat penis hingga
urin keluar (klien
dianjurkan tarik napas
panjang)
 Menampung urin pada
botol bila diperlukan
untuk pemeriksaan
 Mendorong lagi foley
kateter kira-kira 5 cm ke
dalam
 bladder (1-2 inc)
 Kembungkan balon
dengan cairan aquadest
sesuai ukuran, kira-kira
20 cc
 Menarik kateter dengan
perlahan sampai terasa
ada tahanan dan
meletakkannya di atas
abdomen bagian bawah.
 Menyambungkan kateter
dengan urine bag
 Melepas duk, pengalas
dan sarung tangan
 Memfiksasi kateter di atas
abdomen bagian bawah
 Menempel label waktu
pemasangan kateter
3. tahap terminasi
 Melakukan evaluasi
tindakan yang baru
dilakukan
 Merapikan pasien dan
lingkungan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
dan kembalikan alat
ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan perawatan
WAKTU 1. Proses persalinan dan operasi
caesar.
2. Perawatan intensif yang
membutuhkan pemantauan
keseimbangan cairan tubuh.
3. Proses pengosongan kandung
kemih sebelum, saat, atau
sesudah operasi.
4. Saat pemberian obat
langsung ke dalam kandung
kemih, misalnya karena
adanya kanker kandung
kemih.
PETUGAS Perawat pelaksana (PP)
PROSEDUR Persiapan perawat
1. tahap pra interaksi
 Melakukan pengecekan
program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
2. tahap kerja
 Menjaga privacy Pasien
dengan memasang
sampiran dan selimut
extra
 Mengatur posisi pasien
dalam posisi terlentang
dan melepaskan pakaian
bawah
 Memasang perlak dan
pengalas
 Memasang pispot di
bawah bokong pasien
 Menyiapkan plester
fiksasi kateter dan label
waktu pemasangan
kateter, membuka
kemasan luar kateter
dengan tetap
mempertahankan
kesterilannya,
menyiapkan pelumas pada
kasa steril dan dijaga
kesterilannya.
 Memakai sarung tangan
 Tangan tidak dominan
pegang penis pakai kasa
steril, desinfeksi dengan
tangan dominan dengan
menggunakan kapas
sublimat/betadin sol pada
metaus uretra.
 Mengganti sarung tangan
steril, memasang duk
steril
 Masukkan jelly anestesi
atau pelumas pada uretra
kira-kira 10 cc, tahan
ujung penis dan meatus
uretra dengan ibu jari dan
telunjuk untuk mencegah
refluk jelly, tunggu
sebentar kira-kira 5 menit
agar efek anestesi bekerja.
 Pilih foley kateter sesuai
ukuran, (besar : 18 dan
20, kecil : 8 dan 10 french
catheter) atau sesuai
persediaan
 Masukkan foley kateter
ke uretra secara perlahan
dengan sedikit
mengangkat penis hingga
urin keluar (klien
dianjurkan tarik napas
panjang)
 Menampung urin pada
botol bila diperlukan
untuk pemeriksaan
 Mendorong lagi foley
kateter kira-kira 5 cm ke
dalam
 bladder (1-2 inc)
 Kembungkan balon
dengan cairan aquadest
sesuai ukuran, kira-kira
20 cc
 Menarik kateter dengan
perlahan sampai terasa
ada tahanan dan
meletakkannya di atas
abdomen bagian bawah.
 Menyambungkan kateter
dengan urine bag
 Melepas duk, pengalas
dan sarung tangan
 Memfiksasi kateter di atas
abdomen bagian bawah
 Menempel label waktu
pemasangan kateter
3. tahap terminasi
 Melakukan evaluasi
tindakan yang baru
dilakukan
 Merapikan pasien dan
lingkungan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
dan kembalikan alat
ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan perawatan
Total Penilaian
LEMBAR SUPERVISI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
PERAWATAN LUKA BERSIH
Penilaian Tindakan

Perawayan Luka
FAKULTAS ILMU Bersih
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu penanganan yang terdiri atas
membersihkan dan menutup luka
yang dianggap tidak mengandung
kuman atau belum terkontaminasi.
TUJUAN Penutupan luka untuk melindungi
luka dengan drainase minimal
terhadap kontaminasi
mikroorganisme.
PERSIAPAN 3. Dressing card bersisi
ALAT/BAHAN a. Set balutan steril
1) Sarung tangan steril
2) Pinset anatomi dan
gunting, menyesuaikan
kondisi luka
3) Kasa steril
4) Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting perban
d. Larutan Nacl 0,9%
e. Obat topikal sesuai kondisi
luka
f. Alkohol 70%
g. Bengkok
h. Kom berisi larutan
dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas
j. Plester hipoalergenic
k. Lidi kapas
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS Perawat pelaksana (PP)
PROSEDUR 18. Jelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan pada pasien.
19. Minta tanda tangan persetujuan
pasien pada lembar persetujuan.
20. Siapkan pasien dengan posisi
yang sesuai dengan kebutuhan.
21. Dekatkan peralatan pasien.
22. Letakkan bengkok di dekat
pasien.
23. Tutup ruangan tirai sekitar tempat
tidur pasien.
24. Bantu pasien pada posisi nyaman.
25. Instruksikan pasien untuk tidak
menyentuh area luka atau
peralatan steril.
26. Petugas cuci tangan.
27. Pasang perlak.
28. Gunakan sarung tangan bersih.
29. Lepaskan plester dengan alkohol
70%.
30. Angkat balutan kasa secara hati-
hati, jaga jangan sampai menarik
atau melepas drain.
31. Dengan sarung tangan atau pinset
angkat balutan.
32. Jika balutan lengket pada luka,
lepaskan dengan membersihkan
larutan Nacl 0,9%.
33. Observasi kondisi luka.
34. Lepas sarung tangan.
35. Buka set balutan steril.
36. Jika penutup kassa steril menjadi
basah akibat larutan anti septik,
ulangi persiapan bahan steril.
37. Kenakan sarung tangan steril.
38. Inspeksi luka, kondisinya,
integritas jahitan dan kateter
drainase.
39. Palpasi luka jika perlu (dengan
bagian tangan non dominan yang
tidak akan menyentuh yang steril)
palpasi dengan tepi luka secara
perlahan untuk mendeteksi
adanya drainase lokal, tekan
daerah sepanjang tepi luka
dengan ujung jari secara lembut.
40. Bersihkan dengan larutan Nacl,
pegang kasa yang dibasahi
larutan tersebut dengan pinset,
gubakan satu kassa untuk setiap
kali usapan, bersihkan dari area
kurang kontaminasi ke area
terkontaminasi.
41. Gunakan kassa untuk
mengeringkan luka, usap dengan
cara seperti no 19.
42. Pasang opsite post op pada insisi
luka, jika terpasang drain, ambil
gunting dan potong kassa untuk
menutup sekeliling drain, pasang
kassa lapisan kedua sebagai
absorban, gunakan plester non
alergenik di atas balutan.
43. Lepaskan sarung tangan, rendam
alat dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
44. Buang semua bahan dan bantu
pasien ke posisi nyaman.
45. Lepaskan sarung tangan dan cuci
tangan.
46. Dokumentasi hasil tindakan:
penggantian balutan, respon
pasien, kondisi luka, drainase dan
balutan.
Total Penilaian
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RISIKO JATUH

RISIKO JATUH
Penilaian

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Ya Tidak
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan terhadap pasien berisiko
jatuh berdasarkan kategori skor risiko jatuh untuk
dewasa
TUJUAN
Sebagai acuan atau langkah-langkah kegiatan
pengawasan pasien yang mempunyai risiko jatuh atau
cedera selama perawatan di rumah sakit

WAKTU Sesuai kebutuhan pasien


PETUGAS Perawat Pelaksana
PROSEDUR 20. Lakukan assesment risiko jatuh untuk dewasa
21. Identifikasi faktor risiko jatuh dari pasien sesuai
dengan format pemantauan pasien jatuh
22. Jumlahkan total skor yang didapat dan
kategorikan sesuai dengan jumlah skor yang
didapat
23. Pasang klip tanda resiko jatuh
24. Intervensi sesuaikan dengan kategori, yaitu :
a. Skor risiko rendah : 0-24
1) Orientasikan pasien pada lingkungan
kamar atau bangsal
2) Pastikan rem tempat tidur terkunci
3) Singkirkan barang yang berbahaya
terutama pada malam hari (kursi
tambahan, dll)
4) Minta persetujuan pasien agar lampu
malam tetap menyala karena lingkungan
masih asing
5) Pastikan alat bantu jalan dalam
jangkauan (bila menggunakan)
6) Pastikan alas kaki tidak licin
7) Pastikan kebutuhan pribadi dalam
jangkauan
8) Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi
badannya
9) Pada pasien dengan risiko rendah tidak
perlu di pasang klip tanda resiko jatuh
pada gelag identitasnya
b. Skor risiko sedang : 25-44
1) Orientasikan pasien pada lingkungan
kamar atau bangsal
2) Pastikan rem tempat tidur terkunci
3) Pastikan bel pasien terjangkau
4) Singkirkan barang yang berbahaya
terutama pada malam hari
5) Minta persetujuan pasien agar lampu
malam tetap menyala karena lingkungan
masih asing
6) Pastikan alat bantu jalan dalam
jangkauan (bila menggunakan)
7) Pastikan alas kaki tidak licin
8)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN LUKA STERIL

Penilaian

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN PERAWATAN LUKA
UNIVERSITAS STERIL
MUHAMMADIYAH
Ya Tidak
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Perawatan Luka adalah suatu teknik aseptik yang
bertujuan membersihkan luka dari debris untuk
mempercepat proses penyembuhan luka.
Penggantian/mengganti balutan untuk membantu
dalam proses penyembuhan luka.
TUJUAN 1. Menghilangkan sekresi yg menumpuk &
jaringan mati pada luka insisi.
2. Mempermudah proses penyembuhan luka.
3. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
terhadap luka/insisi

ALAT DAN BAHAN 1. Larutan steril yaitu NaCl 0,9 %


2. Sarung tangan steril
3. Set balutan steril (pinset anatomis 2 buah dan
pinset cirurgis 1 buah, kom kecil 1 buah)
4. Kantong kresek untuk sampah
5. Plester
6. Gunting
7. Jarum suntik 10 cc 1 buah

WAKTU Sesuai kebutuhan pasien


PETUGAS Perawat Pelaksana
PROSEDUR 1. Pertama cuci tangan yang bersih dengan
menggunakan sabun
2. Atur posisi klien dengan nyaman
3. Dekatkan peralatan
4. Tuangkan larutan steril ke dalam kom kecil lalu
ambil larutan dengan jarumsuntik
5. Taruh baskom untuk menampung air dibawah
area luka
6. Pasang sarung tangan steril
7. Ambil jarum suntik yang telah diisi larutan steril
lalu semprotkan secara perlahan kea rah luka,
ulangi hingga cairan yang mengalir kedalam
baskom jernih
8. Jika tidak memakai jarum suntik maka
masukanlah kasssa steril ke dalam larutan steril
lalu peras kassa dengan menggunakan pinset
hingga kassa menjadi lembab lalu bersihkan
luka dengan kassa tersebut dari arah luka ke
daerah sekitar luka, dan jangan menekan luka
terlalu keras karena akan menimbulkan
pendarahaN. Lakukan hal tersebut sampai luka
menjadi bersih.
9. Keringkan tepi-tepi luka dengan kassa steril
10. Tutup dengan kassa steril
11. Lepas dan buang sarung tangan ke kantung
kresek
12. Fiksasi balutan dengan pelster yang telah
dipotong- potong
13. Cuci tangan
14. Posisikan pasien ke posisi semula
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGAMBILAN SPESIMEN
DARAH VENA (IV)

PENGAMBILAN SPESIMEN
DARAH VENA (IV) Penilaian

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Ya Tidak
JEMBER
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan
spesimen darah vena secara benar dan tepat
TUJUAN
5. Untuk pemeriksaan laboratorium klinik
6. Untuk pemeriksaan blood grup
(persiapan transfusi darah)
7. Untuk menegakkan diagnosa
PERSIAPAN ALAT / 11. Spuit ukuran 3 cc,
BAHAN
5 cc, 10 cc (sesuai kebutuhan)
12. Tabung atau wadah
penampung sampel darah sesuai jenis
pemeriksaan yang diperlukan
13. Tourniquet
14. Kapas dan alkohol
swab
15. Bengkok
16. Plester atau hepafic
WAKTU Sesuai dengan kebutuhan pasien
PETUGAS Perawat pelaksana
PROSEDUR 25. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan
dilakukan
26. Atur posisi pasien berbaring
27. Isi data-data pasien pada formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium
28. Persiapan alat
29. Petugas cuci tangan, pakai sarung tangan
30. Tentukan lokasi yang akan dilakukan
pengambilan spesimen secara vena
a. Darah tidak boleh diambil pada kulit yang
terinfeksi, dingin atau pucat. Bila kulit dingin
dan pucar harus dipijat dan direndam ke
dalam air hangat atau dengan handuk yang
dibasahi air hangat
b. Lokasinya adalah di pembuluh darah lipat
siku dan di pilih yang paling jelas terlihat dan
paling lebar. Terbaik adalah pada salah satu
cabang yang terbentuk Y, tepat di atas
percabangan (yang dianjurkan vena mediana
cubiti)
31. Lengan pasien diletakkan lurus di atas meja
dengan telapak tangan menghadap ke atas.
32. Lengan diikat cukup erat dengan tourniquet untuk
mencegah mengalirnya darah ke arah bawah, tapi
jangan terlalu kencang karena akan merusak
pembuluh darah.
33. Bila perlu pasien disuruh mengepal dan membuka
tangannya beberapa kali untuk mengisi pembuluh
darah.
34. Ujung telunjuk kiri flebotomis mencari daerah
yang akan di tusuk
35. Bersihkan atau disenfeksi lokasi tusukan dengan
kapas alkohol dan biarkan mengering sendiri
36. Jangan terlalu lama mengikat dengan tourniquet,
kalau dirasa terlalu lama kendorkan sebentar
kemudian dikencangkan lagi
37. Instruksikan pasien untuk mengepalkan jari-jari
tangan
38. Tegangkan kulit pasien dengan jari telunjuk dan
ibu jari kiri di atas pembuluh darah agar
pembuluh darah tidak bergerak, kemudian jarum
ditusukkan dengan sisi jarum menghadap ke atas
dan membentuk sudut 25 derajat
39. Tusukkan jarum sepanjang pembuluh darah lebih
kurang 1-1,5 cm
40. Dengan tangan kanan flebotomis pengisap spuit
ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk ke
dalam spuit
41. Kepalan tangan pasien di buka dan ikatan
tourniquet di regangkan atau di lepas sambil tetap
menghisap darah sampai didapat sejumlah darah
yang dikehendaki
42. Letakkan kapas kering pada lokasi tusukan dan
jarum ditarik
43. Tekan bekas tusukan dengan kapas kering dan
beri plester selama beberapa menit dengan tangan
yang masih dalam keadaan lurus (siku tidak boleh
ditekuk)
44. Lepaskan jarum dari spuit dan alirkan darah
melalui dinding tabung ke dalam wadah atau
tabung yang tersedia
45. Kirim ke laboratorium beserta formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
46. Dokumentasikan hasil tindakan
47. Kesalahan yang mungkin terjadi :
a. Menggunakan spuit dan jarum basah
b. Pembendungan terlalu kencang dan lama
mengakibatkan darah menjadi lebih kental
c. Terjadinya bekuan dalam botol karena darah
tidak tercampur secara baik dengan anti
koagulan
d. Botol tidak bersih dan kering
LEMBAR SUPERVISI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
PERAWATAN POST OPERATIF
Penilaian Tindakan

Perawatan Post
FAKULTAS ILMU Operatif
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Perawatan lanjutan pada pasien post
operasi.
TUJUAN Mengetahui perkembangan kondisi
pasien setelah dilakukan operasi.
PERSIAPAN Lembar pengkajian pasien post
ALAT/BAHAN operatif
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS Perawat pelaksana (PP)
PROSEDUR 1. Beritahu dan jelaskan pada
pasien dan keluarga tentang
tujuan tindakan yang akan
dilakukan dan lihat respon
pasien.
2. Cuci tangan.
3. Lakukan pemeriksaan tensi,
suhu, nadi dan respiratory rate.
4. Lakukan observasi balance
cairan, observasi perdarahan.
5. Berikan terapi sesuai dengan
advis dokter.
6. Lakukan pemeriksaan Hb post
operasi, bila Hb dibawah 8
gr/%, dipertimbangan tranfusi.
7. Mobilisasi:
a. Pasien telah dapat
menggerakkan kaki dan
tangan serta tubuhnya
sedikit.
b. Pasien dapat duduk pada
jam kedelapan sampai
keduabelas.
c. Pasien dapat berjalan bila
mampu pada 24 jam pasca
bedah bahkan mandi sendiri
pada hari kedua.
8. Makan dan minum:
a. Setelah diperiksa peristaltic
pada 6 jam pasca bedah, bila
positif maka dapat diberikan
minum hangat sedikit dan
kemudia lebih banyak.
b. Pasien dapat makan lunak
atau biasa pada hari pertama,
infus dapat dilepas 24 jam
pasca bedah. Bila pasien
flatus, maka ia dapat makan.
9. Perawatan Luka: Sesuai dengan
protap keperawatan luka.
10. Kateter dibuka 12-24 jam pasca
bedah, kecuali bila ada indikasi.
11. Rapikan, petugas cuci tangan.
12. Dokumentasikan hasil tindakan
serta respon pasien terhadap
tindakan.
Total Penilaian
LEMBAR SUPERVISI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
ASESMEN NYERI
Penilaian Tindakan

Asesmen Nyeri
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JEMBER
STANDAR PROSEDUR Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu tindakan melakukan penialain
rasa sakit atau nyeri pada pasien di
rumah sakit.
TUJUAN Pasien nyeri di lakukan pengelolaan
nyeri sesuai panduan manajemen
nyeri.
PERSIAPAN Lembar pengkajian nyeri:
ALAT/BAHAN 1. NIPS (Neonatal Infant Pain
Scale) untuk neonatus
2. FLACC (Face, Leg, Activity,
Cry, Consolability) untuk anak
usia <3 tahun atau anak dengan
gangguan kognitif atau untuk
pasien-pasien anak yang tidak
dapat dinilai dengan skala lain.
3. Wong Baker Faces Pain Scale
untuk pasien dewasa dan anak >3
tahun yang tidak dapat
menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka.
4. VAS (Visuak Analog Scale)
untuk pasien dewasa dan anak >8
tahun dengan skala 0-10 dimana 0
tidak nyeri dan 10 sangan nyeri.
Pasien diminta untuk
mengekspresikan nyerinya.
5. Comfort Scale untuk menilai
derajat sedasi pada anak dan
dewasa dengan terapi sedasi,
yang di rawat di ruang rawat
intensif/kamar operasi/ruang
rawat inap, yang tidak dapat
dinilai menggunakan Visual
Analog Scale atau Wong Baker
Faces Pain Scale.
WAKTU Sesuai kebutuhan pasien
PETUGAS Dokter, Perawat pelaksana (PP)
PROSEDUR 13. Dokter/perawat melakukan
asesmen awal terhadap nyeri
pada pasien.
14. Penilaian rasa sakit/nyeri
dilakukan dengan menggunakan
lembar pengkajian yang sesuai
dengan masing-masing pasien.
15. Dokter/perawat melakukan
tindakan sesuai dengan derajat
nyeri yang diderita pasien.
16. Asesmen ulang nyeri dapat
dilakukan setiap shift, mengikuti
pengukuran tanda vital pasien,
satu jam setelah tata laksana
nyeri atau sesuai jenis dan onset
obat, setelah pasien menjalani
prosedur menyakitkan, sebelum
transfer pasien dan sebelum
pasien pulang dari Rumah Sakit.
17. Untuk pasien yang mengalami
nyeri kardiak (jantung), lakukan
asesmen ulang setiap 5 menit
setelah pemberian nitrat atau
obat-obatan intravena.
18. Pada nyeri akut/kronik, lakukan
asesmen ulang tiap 30 menit
sampai 1 jam setelah pemberian
obat nyeri.
19. Hasil asesmen nyeri di
dokumentasikan dalam rekam
medis pada form acara
terintegrasi, monitoring terpadu
dan indikator mutu klinik.
20. Hasil asesmen nyeri di
informasikan kepada
pasien/keluarga dan
didokumentasikan dalam rekam
medis.
Total Penilaian
RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN

Nama : Hoirul Umammutawakkil


Ruang : Mawar
Tanggal : 06 April 2021
Jumlah : 9 pasien
Waktu Kegiatan Keterangan
07:00 Operan :
Preconference :
Dilakukan operanserah terima PJ kepada Perawat Dinas Pagi
08:00 Mengecek kebutuhan pasien :
Membuat KIE, Perawatan Luka
08:15 Melakukan interaksi dengan klien :
Melakukan KIE pasien
09:00 Dilakukan preconcerence rencana planning ketua Tim kepada
perawat pelaksana
09:30 Melakukan supervise pada ketua tim/PP :
Perawat Intan ayu
Perawat pelaksana Diah
Penulisan planning harian dan evaluasi
10:00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum :
Kegiatan berjalan lancar
11:00 Mengecek rencana katim/ perawat dinas pagi
Mengobservasi postconference :
Postconferense berjalan lancar
12:00 Operan : Telah dilaksanakan diikuti perawat dines pagi dan
sore

Jumlah pasien : 9 pasien


Minimal care :3x3=9
Parsial care : 5x5=25
Total care : 1x2=2
Jumlah total jam perawatan : 9+25+2=36 jam
36
=4 jam
9
9
BOR= x 100 %=37,5 %
24
4 x 9 x 365 hari
TP= =7,92
237 x 7
TP = 8 perawat
RENCANA HARIAN PERAWAT PELAKSANA

Nama : Hoirul Umammutawakkil


Ruang : Mawar
Tanggal : 08 April 2021
Nama Pasien : 8 pasien
1. - 5. Andi suprayogi 9. Andi febriyanto 13. – 17. Tukiman
2. - 6. - 10. – 14. – 18. –
3. - 7. Niman 11. – 15. Hendri rico 19. Mariono
4. - 8. Matgaji 12. 16. - 20. Asmin

Waktu Kegiatan Keterangan


07:00 Operan preconference
11:00 Serah terima operan sif malam ke sif pagi dan preconference
membagi penanggung jawab pasien dan mendokumentasikan
planning
1. –
2. –
3. –
4. –
5. Andi suprayogi
Dx combus 75% grade 2 AB cvc hari 7 trakeostomy hari 6
post debridement hari 2, balance cairan 1875cc, deit susu
extra bubur lunak, nebul 3x/hari, obs. Suction, anvicilin
ganti meuropenem, obs. TTV/1jam, Dx kep bersihan jalan
nafas, resiko infeksi, nyeri akut, integritas kulit
6. –
7. Niman
Dx post turp hari 3 hari kep 5, Up spul +, terapi oral +,
rencana KRS +
8. Matgaji
Dx BPH intra operasi +, puasa 6 jam+, bedah umum
9. Andi febrianto
Dx post eksisi luas advancement hari 1, hari kep 4, deit
bebas, drain 200cc+, Ut 500cc+, terapi lanjut
10. –
11. –
12. –
13. –
14. –
15. Hendri Rico
Dx trauma kimia okuli dextra hari ke 3, periksa poli stiap
pagi+, obat tetes mata 2x/hari+, ganti perban mata+, Dx kep
rsiko infeksi, gangguan komunikasi verbal
16. –
17. Tukiman
Dx post turp bulaevakuasi buld hari ke 1, kari kep 4, spoling
irigasi 300cc+, rencana TCM (-), Siang cek DL (-), masuk
PRC 2 kolof +, terapi lanjut, Dx kep, ritensi urin, nyeri akut
18. –
19. Mariono
Dx polekiesis , kolesistomi + jam 8.15 ronde 2, hari kep 2,
skin test cevazolin negative,
20. Asmin
Dx post inseksi turp pnemo torak empisema hari ke 6, bedah
umum, hari kep 8, Wt insisi 8.30 +, foto torak +, WSD
200cc, terapi lanjut tiup balon, Dx kep pola nafas tidak
efektif
12:00 Post conference telah dilaksanakan jam 12.00 di ruangan
dengan perawat pelaksana
12:00 Operan : telah dilaksanankan pada jam 12.00 di ruangan dengan
perawat pelaksana, ketua tim, kepala ruangan

Anda mungkin juga menyukai