LAPORAN KINERJA
.4. Tempat-Tempat
40% 58 69 18 26,08%
Umum (TTU) yang dikaji
A. Tatanan Sehat
3.Institusi Kesehatan
yang memenuhi 6
100% 13 13 11 84.62%
indikator PHBS
(klasifikasi IV)
4. TTU yang memenuhi 6
indikator PHBS 63% 68 42.84 58 85.29%
(klasifikasi IV)
6.Pondok Pesantren
yang memenuhi 16-18
indikator PHBS Pondok 28% 2 0.56 0 0.00%
Pesantren (Klasifikasi
IV)
B. Intervensi/ Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi
pada Kelompok Rumah 6 6 6 5 83.33%
Tangga
2. Kegiatan intervensi
2 2 2 1 50.00%
pada Institusi Pendidikan
3. Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Institusi Kesehatan
4. Kegiatan intervensi
2 2 2 1 50.00%
pada TTU
5. Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Tempat Kerja
6.Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Pondok Pesantren
C. Pengembangan UKBM
1. Posyandu PURI
( Purnama Mandiri ) 70% 52 36.4 61 117.31%
2.Poskesdes beroperasi
dengan strata Madya, 96% 8 7.68 2 25.00%
Purnama dan Mandiri
3.Pembinaan Desa
12% 15 1.8 0 0.00%
Siaga Aktif
F. Promosi Kesehatan
1.Sekolah Pendidikan
Dasar yang mendapat 100% 44 44 44 100.00%
Promosi kesehatan
2.Promosi kesehatan di
dalam gedung
Puskesmas dan 100% 20 20 20 100.00%
jaringannya (Sasaran
masyarakat )
3..Promosi kesehatan
untuk pemberdayan
masyarakat di bidang
100% 20 20 20 100.00%
kesehatan ( kegiatan di
luar gedung
Puskesmas)
G. Program Pengembangan
1. Pembinaan tingkat
perkembangan 90% 2 2 0 #DIV/0!
Poskestren
2..Poskestren Aktif 28% 2 0.56 0 0.00%
3. Pembinaan tingkat
perkembangan Pos UKK 90% 15 13.5 2 13.33%
4. Pembinaan tingkat
perkembangan Posbindu 90% 15 13.5 5 33.33%
PTM
Dari tabel capaian Kinerja Promkes 2017 diatas terlihat bahwa masih
banyak kegiatan yang capaiannya belum memnuhi target sasaran. Diantara
seperti terdaftar pada tabel berikut :
TARGET
TOTAL
KEGIATAN TARGET SASARA CAPAIAN %
SASARAN
N
A. Pengkajian PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
.4. Tempat-Tempat
40% 58 69 18 26,08%
Umum (TTU) yang dikaji
6.Pondok Pesantren
yang memenuhi 16-18
indikator PHBS Pondok 28% 2 0.56 0 0.00%
Pesantren (Klasifikasi
IV)
C. Intervensi/ Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi
pada Kelompok Rumah 6 6 6 5 83.33%
Tangga
2. Kegiatan intervensi
2 2 2 1 50.00%
pada Institusi Pendidikan
3. Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Institusi Kesehatan
4. Kegiatan intervensi
2 2 2 1 50.00%
pada TTU
5. Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Tempat Kerja
6.Kegiatan intervensi
2 2 4 1 50.00%
pada Pondok Pesantren
D. Pengembangan UKBM
1. Posyandu PURI
( Purnama Mandiri ) 70% 52 36.4 61 117.31%
2.Poskesdes beroperasi
dengan strata Madya, 96% 8 7.68 2 25.00%
Purnama dan Mandiri
E. Penyuluhan NAPZA ( Narkotika Psikotropika
dan Zat Adiktif)
1. Penyuluhan Napza 23% 15 4 1 25%
F. Program Pengembangan
1. Pembinaan tingkat
perkembangan 90% 2 0 0 #DIV/0!
Poskestren
2..Poskestren Aktif 28% 2 0.56 0 0.00%
3. Pembinaan tingkat
perkembangan Pos UKK 90% 15 13.5 2 13.33%
4. Pembinaan tingkat
perkembangan Posbindu 90% 15 13.5 5 33.33%
PTM
TARGET CAPAIAN
NO INDIKATOR
% %
TARGET CAPAIAN
NO INDIKATOR
% %
3. PROGRAM GIZI
Salah satu indikator perkembangan dan kemajuan daerah adalah keadaan
gizi masyarakat. Sebagai daerah yang berkembang, maka Kecamatan Sine harus
mengadakan upaya perbaikan gizi dengan meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan meningkatkan mutu
bahan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Program gizi di
Puskesmas merupakan salah satu program wajib yang bertujuan untuk
menanggulangi terjadinya masalah gizi dan memperbaiki status gizi masyarakat.
Dalam rangka memperbaiki status gizi masyarakat ada beberapa kegiatan yang
wajib dilakukan oleh petugas gizi tingkat Puskesmas yaitu : UPGK (Upaya
Perbaikan Gizi Keluarga) dan Program progaram penuntasan gizi buruk melalui
RESTUIBU. Kegiatan pokok UPGK tersebut ditekankan pada upaya
penanggulangan masalah gizi kurang antara lain :
a) Penanggulangan GAKY
Merupakan kegiatan utuk menurunkan prevalensi GAKY melalui upaya
mencukupi kebutuhan yodium melalui suplementasi kapsul yodium terutama di
daerah rawan GAKY dan kurang mengkonsumsi garam yodium.
1. Distribusi kapsul yodium pada bumil, WUS, anak sekolah pada daerah
endimis GAKY disemua wilayah Puskesmas Sine. Pemetaan daerah
endemis dilaksanakan dengan palpasi gondok pada anak sekolah dasar
maksimal sekali / 3 tahun.
2. Mensosialisakan penggunaan garam beryodium dengan cara penyuluhan
GAKY pada masyarakat malalui posyandu, pertemuan warga desa atau
sektor lain serta melaksanakan monitoring garam beryodium sekali /
tahun
1) Merencankan dan menyusun menu untuk pasien sesuai dengan syarat gizi,
diet dan dana.
2) Menyusun kebutuhan bahan makanan untuk pasien
3) Melaksanakan penyelenggaraan makanan biasa dan diit khusus
4) Mengawasi, mementau, dan menilai diit makanan pasien rawat inap dan
PONED
5) Melaksanakan penyuluhan gizi dan dietbagi pasien rawat inap dan rawat
jalan.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaoran kegiatan gizi.
e) PELAKSANAAN PROGRAM GIZI
e.1Penanggulangan KEP
capaian SKDN di wilayah puskesmas Sine adalah sebagai berikut :
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah D/S adalah 63,3%.
Padahal target dari pemerintah adalah 80%. Angka tidak tercapai karena
balita usia 3-5 tahun sebagian besar sudah masuk PAUD, sehingga malas
datang ke posyandu. Penyebab lainnya adalah karena setelah imunisasi,
ibu balita tidak merasa perlu datang ke posyandu, dan faktor lainnya adalah
tempat tinggal orang tua yang berpindah-pindah, sehingga mengurangi
angka kunjungan ke posyandu. Untuk keberhasilan kegiatan penimbangan
di puskesmas yang digunakan adalah nilai D/K sebesar 84,4% karena hasil
S ini adalah angka proyeksi sasaran.
Tabel 4.4 juga menunjukkan bahwa jumlah N/D adalah 64,4%, target
pemerintah adalah 60% balita yang datang dan ditimbang di posyandu
berat badannya naik.
BB/TB
Umur
Tabel S.Kurus Kurus Normal Gemuk 4.5
Status Gizi
0-23 BLN 0 12 495 42
Balita menurut
BB/TB 24-60 BLN 1 20 648 40
1 32 1143 82
Status
Gizi Balita menurut TB/U
TB/U
Umur
S.Pendek Pendek Normal Tinggi
90 228 913 27
Tabel 4.7 Status Gizi Balita menurut TB/U
BB/U
Umur
S.Kurang Kurang Normal Lebih
24-60
BLN 13 75 607 14
18 111 1099 30
Tabel 4.7 Status Gizi Balita menurut BB/U
KENAIKAN BB
NO DESA N % T %
1 NGRENDENG 6 60 4 40
2 SINE 6 60 4 40
3 SUMBEREJO 4 40 6 60
4 KETANGGUNG 5 50 5 50
5 KAUMAN 3 30 7 70
6 KUNIRAN 3 30 7 70
7 HARGOSARI 2 20 8 80
8 TULAKAN 7 70 3 30
36 45% 44 55%
N
O NAMA DESA JML. SASARAN CAKUPAN VITAMIN A DALAM TAHUN INI ( L + P )
12-
Bayi 59 Bufas Bayi % A.Blt % 6-59 % Bufas %
(2
x)
1 NGRENDENG 32 127 28 28 88 105 82 133 83 12 43
2 GIRIKERTO 28 114 28 25 89 131 114 156 110 21 75
3 HARGOSARI 20 87 19 12 60 64 73 76 71 12 63
4 GENDOL 18 73 18 9 50 27 36 36 39 12 67
5 SINE 46 191 38 39 85 170 89 209 88 18 47
6 KUNIRAN 52 222 58 56 108 173 78 229 84 27 47
7 WONOSARI 28 116 25 35 125 100 86 135 93 13 52
8 PANDANSARI 24 100 24 22 92 104 104 126 102 15 63
9 SUMBEREJO 24 96 25 20 83 94 98 114 95 15 60
10 SUMBERSARI 36 142 29 42 117 105 74 147 83 14 48
11 TULAKAN 90 378 98 66 73 264 70 330 71 53 54
12 KETANGGUNG 50 201 52 32 64 118 58 150 60 19 37
13 POCOL 24 104 20 18 75 99 95 117 91 6 30
14 JAGIR 84 344 94 31 37 120 35 151 35 37 39
15 KAUMAN 42 168 36 30 71 122 73 152 72 25 69
78 73 74 51
PUSKESMAS 598 2.463 592 465 1.793 2.258 299
Target pemerintah untuk pemberian TTD pada ibu hamil trimester pertama
dan ketiga adalah 90 %. Capaian program TTD ibu hamil, baik Fe1 maupun Fe3 kurang
dari target, hal ini disebabkan karena tempat periksa ibu hamil tidak di satu tempat,
ada yang berpindah-pindah, sehingga menyulitkan petugas untuk pencatatan dan
pelaporannya. Adapun untuk Tablet Tambah Darah yang diberikan pada pelajar putri
adalah sebagai berikut ini
DISTRIBUSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI TINGKAT
SLTP/SEDERAJAD
SISWA
NO SEKOLAH JUML.FE
PUTRI
1 SMAN 1 SINE 436 2180
2 SMKN 1 SINE 319 1595
3 SMK PGRI 9 NGAWI 36 180
JUMLAH 791 3955
HASIL KADARZI
4 GENDOL 11 50 11 50
A. PENANGGULANGAN
GANGGUAN GIZI
B. PEMANTAUAN STATUS
GIZI
1.Pemberian PMT-P pada
85% 19 16.15 19 100.00%
balita kurus
Dari tabel capaian program gizi diatas dapat diketahui bahwa ada 3
kegiatan yang belum mencapai target yaitu :
1. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6 – 11 bulan
2. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 12 – 59 bulan 2 kali
setahun
3. Pemberian tablet Tambah darah pada remaja putri
Kesehatan Bayi
1.Pelayanan
Kesehatan 77.2
98% bayi 88 68
neonatus pertama ( 7%
KN1)
2.Pelayanan
Kesehatan 70.2
96% bayi 598 574.08 420
Neonatus 0 - 28 3%
hari (KN lengkap)
3.Penanganan
73.4
komplikasi 80% bayi 98 78.4 72
7%
neonatus
4.Pelayanan
78.1
kesehatan bayi 29 96% bayi 685 657.6 535
0%
hari - 11 bulan
Dri tabel capaian kinerja program KIA, KB diatas bisa diketahui bahwa kegiatan berikut
ini yang belum mencapai target adalah sebagai berikut :
Untuk pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja hamper semua indikator
kegiatan layanan.sudahtercapai. Namun hanya ada satu yg belum tercapai yakni
Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2. Penyuluhan x x x x x x x x x x x x
3. Screening x x
4. KRR x x
5. Perkonselor Remaja x
- Merokok : 312
- Gangguan haid : 264
- Sex pranikan : 12
- Kehamilan remaja : 22
- Anemia : 61
- Gangguan gizi : 28
- Gangguan penglihatan : 22
- IMS :-
- HIV/ AIDS :-
- Abortus :-
- KTA :-
- Lain-lain : 2139
4. Remaja yang diskrening
Siswa SMP/ MTS yang diskrening : 554 siswa
Pemecahan Masalah
1. Meningkatkan kepedulian dan kerjasama antar Linsek dengan cara
pendekatan proaktif dari Nakes
2. Pelaksanaan kegiatan lebih maksimal terutama kewilayah diluar
sekolah
3. Meningkatkan koordinasi/kerjasama lintas program dan lintas sektor
agar semua kasus-kasus remaja yang terjadi diluar sekolah dapat
terdeteksi, tercatat dan tertangani oleh semua pihak
Jenis pelayanan kesehatan diluar gedung yang diberikan pada lansia antara lain:
1. Posyandu lansia
Pelayanan kesehatan diposyandu lansia meliputi pemeriksaan fisik dan mental
emosional. KMS (kartu Menuju Sehat) lansia sebagai pencatat dan pemantau
untuk mengetahui lebih awal tentang penyakit yang dideritan(deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapidan mencatat perkembangannya.
Posyandu lansia dilakukan dalam 5 tahapan yaitu:
a) Pendaftaran
b) pencatatan kegiatan sehari-hari, penimbangan BB &pengukuran TB
c) pengukuran tekanan darah,pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan status
mental
d) laboratorium (pemeriksaan HB, pemeriksaan urine)
e) penyuluhan/konseling
f) Aktifitas fisik bagi lansia
Beberapa contoh aktifitas fisik (olah raga) yang dapat dilakukan oleh lansia
dalam memelihara kebugaran serta kesegaran fisik antara lain:
Dengan mengikuti senam lansia dan jalan sehat efek minimalnya adalah
lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak
dan fikiran tetap segar.
Progtam Inovatif
1. Santun lansia
Penyuluhan 4 1 1 1 1
Hipertensi
Penyuluhan DM 4 1 1 1 1
Penyuluhan Mata 4 1 1 1 1
PenyuluhanGizi 4 1 1 1 1
Penyuluhan 4 1 1 1 1
gangguan Reproduksi
Bulan
n Variabel Targe
jml
o kegiatan t
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelayana
n
1 Kegiatan 1028 25
569 426 217 158 110 132 138 235 144 264 140 2883
. Pra 4 0
Lansia
-Baru
Pra
30
Lansia - 666 355 257 148 182 241 255 223 250 201 3082
4
Lama
Lansia
15
7049 754 670 215 164 160 108 300 250 119 152 82 3126
2
- Baru
37
-Lama 811 466 455 342 356 514 270 351 377 401 4604
7
pra 0
lansia
1. PROGRAM KUSTA
Kegiatan yang dilakukan oleh P2 Kusta antara lain :
- Penemuan penderita baru
- Pemeriksaan keluarga yang sudah RFT
- Pemeriksaan keluarga yang sudah RFC
- Pemeriksaan kontak penderita
- Pemeriksaan kontak Anak Sekolah (yang dekat penderita)
- Pelacakan Kasus mangkir
USULAN
2. PROGRAM HIV/AIDS
Kegiatan tahun 2017 :
a. Penyuluhan dan Promosi tentang HIV/AIDS 100%
b. Pelacakan Kasus baru
c. Pemantauan kepatuhan minum obat ARV
d. Penemuan dan tatalkasana kasus mangkir
e. Pelatihan pemulasaraan jenazah HIV/AIDS
f. Pemeriksaan Rapid tes HIV pada ibu Hamil
Target pemeriksaan rapid test HIV pada ibu hamil pada tahun
2017 adalah 648, sedangkan capaian adalah sebagai berikut :
Data capaian rapid tes HIV sesuai data KIA :
NO BULAN CAPAIAN
1 Januari 31
2 Februari 50
3 Maret 41
4 April 32
5 Mei 39
6 Juni 19
7 Juli 43
8 Agustus 39
9 September 30
10 Oktober 46
11 November 82
12 Desember 57
total 509
USULAN :
1. Penambahan fasilitas pengambilan obat ARV yang lebih dekat
2. Fasilitas sepeda motor bagi programer HIV/AIDS
3. Pengadaan sarana penyuluhan HIV/AIDS
4. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor
3. PROGRAM DIARE
Kegiatan yang dilakukan oleh P2 Diare antara lain :
- Penemuan penderita baru
- Kompilasi data lewat simpus
- Kompilasi data yankes Swasta
- Surveylen jika ada KLB
- Penyuluhan Penyakit diare
- Perawatan kasus diare di Ruang Rawat Inap
CAPAIAN PROGRAM ISPA
KENDALA DAN HAMBATAN
USULAN
4. PROGRAM PMS :
Kegiatan yang dilakukan oleh P2 PMS antara lain :
- Penemuan penderita baru
- Pemeriksaa Penderita dan keluarga
- Kopilasi data di Simpus
- Penyuluhan PMS
- Pemeriksaan Kasus PM
5. PROGRAM ISPA
Kegiatan yang dilakukan oleh P2 ISPA/Pneumonia antara lain :
- Pemenuan penderita baru
- Pemeriksaan dan pengobatan penderita
- Kompilasi data simpus
- Penyuluhan ISPA Pneumonia
CAPAIAN PROGRAM ISPA
KENDALA DAN HAMBATAN
USULAN
6. PROGRAM DHF
Kegiatan yang dilakukan berupa Kunjungan rumah (PE) bagi
masyarakat yang terdiagnosa DHF dibuktikan dengan KDRS dari sarana
tempat pelayanan kesehatan. Apabila dari analisa didapat ada tingkat
penyebaran atau penularan maka diusulkan untuk fogging. Selain itu
kegiatan lain berupa Pemantauan jentik berkala yang melibatkan
masyarakat, kader dan SBH, juga melalui PEJAS ( pemantau jentik anak
sekolah).
7. PROGRAM HEPATITIS
Kegiatan yang dilakukan programmer Hepatitis adalah :
Penyuluhan HIV pada masyarakat
Pelacakan kasus hepatitis
Pencatatan kasus hepatitis (bumil)
USULAN :
1. Pengadaan lap top bagi petugas
2. Peningkatan koordinasi lintas program
8. Program TB
Pelaksanaan program TB meliputi penemuan penderita, pengobatan
penderita Tb dilaksanakan setiap hari rabu sekaligus dilakukan pembinaan
kepada pasien dan keluarga sebagai pengawas minum obat. Apabila
penderita mangkir dilakukan pelacakan ke rumah penderita disertai
dengan pemeriksaan kontak untuk menemukan kasus baru.
1. Program Imunisasi
2. Program UKGS
UKGS bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal,
Bekerja sama dengan UKS untuk memeriksa secara dini gigi anak
sekolah.