Anda di halaman 1dari 134

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi menular

yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosa. Tuberkulosis

khususnya menyerang paru dan disebut TBC paru, namun dapat juga

menyerang organ lain seperti meningens, ginjal, tulang, usus, pleura, alat

kemih dan saluran kencing serta nodus limfe dan disebut TBC ekstra paru

(WHO, 2011). Sebagian besar kasus baru penyakit TBC salah satunya terjadi

di Asia, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara di wilayah

Asia Tenggara (Villamor et al, 2008). Namun ternyata, World Health

Organization (WHO) tahun 2011 memeperkirakan sekitar dua pertiga dari

individu dengan TBC tidak terdiagnosa sebagai pasien TBC dan membuat

kasus TBC tidak terdeteksi, sehingga pasien tidak mendapatkan manfaat dari

pengobatan TBC.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013, dilaporkan

bahwa Indonesia adalah Negara ketiga terbesar penyumbang penderita TBC

setelah India dan China dengan prevalensi 700,000 kasus per tahun dengan

angka kematian 27 per 100,000 penduduk (dalam Suharyo, 2013). Namun

pada tahun 2015 menurut WHO Global TB Report tahun 2015 negara

Indonesia menempati peringkat terbesar kedua sebagai penyumbang kasus

TBC terbanyak setelah Negara India dengan peningkatan jumlah kasus TBC.

Pada tahun 2011, diperkirakan ada sejumlah 8,7 juta kasus tuberculosis di
2

dunia, namun yang tercatat dan dilaporkan dalam program TBC Nasional dan

WHO hanya sejumlah 5,8 juta atau sebesar dua per tiga dari jumlah kasus

yang ada (dalam Farsida et al., 2012)

Strategi program penanggulangan TBC yang digunakan di Indonesia

adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Penemuan

penderita TBC paru strategi terbaru adalah dengan pasif-intersif yaitu dengan

memperkuat jejaring layanan TBC dan memperkuat kolaborasi layanan, dan

aktif masif berbasis keluarga dan masyarakat dengan melibatkan secara aktif

semua potensi masyarakat.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tindakan

penanggulangan TBC dapat dilakukan oleh kader TBC yang berperan sebagai

Pengawas Minum Obat (PMO), dengan cara mengawasi pasien TBC agar

menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan

kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa

ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada

anggota keluarga pasien TBC yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan

TBC untuk segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan. Kader ini

adalah perpanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada

masyarakat di wilayah kerjanya. kader dianggap sebagai rujukan dalam

penanganan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit TBC. Dari

Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Buleleng tindakan kader kesehatan

dalam pengendalian kasus tuberkulosis masih sangat rendah yang dipengaruhi

oleh faktor pengetahuan, sikap dan motivasi.


3

Angka capaian penemuan kasus baru TBC (Case Detection

Rate/CDR) di propinsi Jawa Timur tahun 2009 hanya 54% dengan 276.910

penderita Terduga TBC Paru. Dari data pasien TBC yang tercatat di

Indonesia tahun 2015, provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ke 2 dengan

jumlah penderita TBC terbanyak setelah DKI Jakarta yaitu sejumlah 39.995

penderita TBC paru, sehingga di Jawa Timur salah satu prioritas

pembangunan bidang kesehatan adalah TBC Paru.

Data di Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi bahwa pada tahun 2016

jumlah pasien TBC 762 orang, dengan rincian BTA positif baru diobati

Kategori I sejumlah 361 kasus, BTA positif kambuh 10 kasus, BTA negative

198 kasus, TBC ekstra paru 103 kasus, TB anak 90 kasus. Pada tahun 2018,

TBC paru merupakan salah satu program prioritas kesehatan kabupaten

Ngawi yang rencananya akan diadakan rencana aksi daerah untuk 3 program

prioritas kesehatan yaitu TBC paru, imunisasi dan stunting.

UPT Puskesmas Ngrambe merupakan salah satu UPT Puskesmas di

Kabupaten Ngawi dengan jumlah penderita TBC diobati sebanyak 28 pasien

pada tahun 2016 dan 34 pasien pada tahun 2017 yang meliputi pasien baru,

maupun pindahan dan rujukan dengan jejaring TBC yang ada. Capaian

penemuan Kasus TBC tahun 2017 berdasarkan perkiraan kasus diperoleh 31

kasus penderita baru, dari target perkiraan kasus total CDR (100%) yaitu

sejumlah 119 kasus, sehingga capaian yang diperoleh masih kurang

dikarenakan adanya peningkatan target dari kementerian kesehatan yang

sebelumnya 42% meningkat menjadi 70% pada tahun 2018.


4

Berdasarkan uraian di atas maka diambil judul penelitian : Pengaruh

pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kader pada penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi .

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah

penelitiannya adalah penemuan kasus baru TBC di UPT Puskesmas Ngrambe

masih tinggi.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh pertanyaan

penelitian “Apakah pengetahuan, sikap, dan motivasi berpengaruh pada

penemuan Terduga TBC paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis Pengaruh pengetahuan,

sikap dan motivasi kader pada penemuan Terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:


5

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan mampu menambah khasanah bagi ilmu

pengetahuan pada umumnya, dan khususnya Manajemen Kesehatan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai peran kader

dalam penemuan Terduga TBC Paru.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti dalam

memperoleh informasi tentang hubungan antara pengetahuan, sikap

dan motivasi kader dengan penemuan Terduga TBC Paru

b. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan

Kabupaten Ngawi dan UPT Puskesmas untuk meningkatkan peran

kader dalam penemuan Terduga TBC Paru


6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Arti kata Pengetahuan menurut KBBI (Kamus besar bahasa

Indonesia) adalah berasal dari kata dasar: Tahu. Yang memiliki

arti:

1) Segala sesuatu yang diketahui; kepandaian.

2) Segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata

pelajaran).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Cara berpikir logis berkembang secara bertahap.

Menurut Santrock, (2007), kemampuan kognitif seseorang

berdasarkan usia dapat dikategorikan dalam periode bayi,

anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Masing-masing periode

memberikan dampak pada cara berpikir individu dalam

merespon stimulus yang diberikan sehingga berdampak pada

pengetahuan yang terbentuk.

2) Tingkat Pendidikan
7

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang

berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,

lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2008), pendidikan

kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,

kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan

adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu

dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih

baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat

berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan

adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap

perubahan perilaku sasaran. Untuk mencapai tujuan

pendidikan yakni perubahan-perubahan perilaku dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu proses pendidikan, materi, pendidik

dan alat bantu dalam proses pendidikan.

3) Media Massa

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain, mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan pengetahuan dan opini seseorang. Adanya


8

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal

tersebut.(Azwar, 2005).

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif

terdiri dari 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami(comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi(application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenarnya).

4) Analisis(analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam


9

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis(syntesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi(evaluation)

Evaluasi ini dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau terhadap suatu materi atau obyek.

(Notoatmodjo, 2008).

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara yang menyatakan tentang isi materi yang ingin

diketahui dari subyek penelitian atau responden, pengetahuan

yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut di

atas (Notoatmodjo, 2008).

Menurut Nursalam (2008) pengukuran pengetahuan

menggunakan skala ordinal yang dikategorikan dalam bentuk

tingkatan. Sedangkan pengelompokkan pengetahuan

dikategorikan baik bila skor lebih dari atau sama dengan 67%,

cukup bila skor 34 - 66% dan kurang bila skor 0 - 33%.


10

2. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu yang merupakan

keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi). (Azwar, 2005).

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2008).

b. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu (Azwar , 2005):

1) Komponen kognitif merupakan bentuk dari apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki individu

mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini)

terutama apabila menyangkut masalah isu atau permasalahan

yang mencolok.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-

pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki


11

seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya

adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang

adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan Sikap

1) Menerima (receiveing)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Terdiri dari:

a) Awareness: mengamati, menyadari dan merasakan yang

diartikan sebagaimengindra.

b) Willingness to Receive: bersedia menerima


danbertoleransi.

c) Controlled or Sellected attention: membedakan,

menyisihkan, memisah, memilih, mengeksklusifkan dari

yang lain.

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab


12

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu

menerima ide tersebut. Terdiri dari:

a) Aquiescence in responding: tunduk, menurut,

mengikutilangkah.

b) Willingness to respond: memberikan respon dengan

sukarela tanpa merasadipaksa.

c) Satisfaction in Response: melakukan kegiatan sebagai

respon disertai dengan senanghati.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang

mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dan

sebagainya) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau

mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu

telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak, yang terdiri

dari:

a) Acceptance of a value: mengikat diri dengan suatu

keyakinan (beliefs), banyak bertanya tentang keyakinan

yang dijajaki, mengidentifikasi keyakinantersebut.

b) Preference for a value: memburu keyakinannya

denganaktif,

mendambakan keyakinan, bersedia mengorbankan waktu


13

dan tenaga, melakukan tindakan dengan sukarela.

c) Commitment: menerima dengan mantap dan penuh

tanggung jawab serta yakin bahwa yang dipilihnya benar,

setia pada pilihannya, mau bekerja keras untuk mencapai

apa yang menjadi tujuan dirinya.

4) Organization

a) Conceptualization of a value: mengadakan klarifikasi

mengenai makna dari keyakinannya, melihat hubungan

dan membuat generalisasi.

b) Organization of a value system : mengurutkan dan

mengorganisasikan keyakinannya sehingga menjadi

sesuatu yang konsisten danharmonis.

5) Characterization By A Value Or ValueComplex

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang

paling tinggi. Misalnya seorang ibu datang ke posyandu,

meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri.

a) Generalized set: merespon sesuai dengan sistem nilai yang

sudah digeneralisasikan dan dijadikan landasan

dalamberperilaku.

b) Characterization: merespon secara konsisten sesuai dengan

filsafat hidupnya yang telah dijadikanpegangan.


14

d. Sifat Sikap

Sikap dapat dikategorikan menjadi 2 sifat, yaitu positif dan

negatif. Menurut Azwar (2005), ciri untuk setiap sifat sikap

adalah sebagai berikut:

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

e. Skala Sikap

Penentuan nilai skala dengan memberikan bobot dalam

satuan deviasi normal bagi setiap kategori jawaban merupakan

cara yang cermat dan akan menghasilkan interval nilai yang tepat

dalam meletakkan masing-masing kategori pada suatu kontinum

psikologis. Adanya fasilitas komputer sangat memudahkan

prosedur analisisnya sebingga, walaupun cara itu memerlukan

waktu dan tenaga yang banyak, setiap penyusun skala sikap

hendaklah berusaha melakukannya.

Apabila skala sikap yang disusun tidak untuk digunakan

sebagai instrumen pengukuran yang menyangkut pengambilan

keputusan yang penting sekali, seperti pada penelitian

pendahuluan atau studi kelompok secara kecil-kecilan, kadang-

kadang demi kepraktisan penyusun skala sikap dapat menempuh

cara sederhana untuk menentukan nilai skala pernyataan-


15

pernyataan sikap yang ditulisnya.

Dengan cara sederhana, untuk suatu pernyataan yang

bersifat favorabel jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 0,

jawaban tidak setuju diberi nilai 1, jawaban entahlah diberi nilai

2, jawaban setuju diberi nilai 3, dan jawaban sangat setuju diberi

nilai 4. Sebaliknya, bagi pernyataan yang tidak favorabel, respons

sangat tidak setuju diberi nilai 4, tidak setuju diberi nilai

3,entahlah diberi nilai 2, setuju di beri nilai 1, dan respons sangat

setuju diberi nilai 0. Cara penentuan nilai ini diberlakukan bagi

semua pernyataan sikap yang ada. (Azwar, 2005).

f. Ciri-Ciri Sikap

Ciri-ciri sikap adalah menurut Purwanto dalam Azwar (2005):

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan

dengan obyeknya. Sifat ini membedakannnya dengan sifat

motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan

istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari

dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orangitu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain,


16

sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa

berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki

orang.

3. Konsep Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi untuk

berusaha dan bertindak, di mana tindakan-tindakan manusia

tersebut akan tertuang dalam beberapa bentuk aktivitas, fungsi

dari aktivitas ini adalah untuk mempertahankan siklus hidupnya.

Kemampuan berusaha dan bertindak itu diperoleh manusia baik

secara alami (dibawa dari lahir) maupun dipelajari (dalam

perkembangannya), walaupun manusia mempunyai potensi untuk

berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasikan

pada saat tertentu saja. Perilaku manusia untuk berperilaku

tertentu ini disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari

potensi ini dikenal sebagai performance (pekerjaan).

Mengingat tidak selalu dan tidak semua ability itu muncul


17

kedalam bentuk performance, maka dapat dipastikan ada faktor-

faktor atau kekuatan-kekuatan tertentu yang menyebabkan ability

itu teraktualisasi dalam performance, dengan memahami kekuatan

apa yang mendorong manusia berperilaku, maka dapat dipastikan,

bahwa perilaku ini sebagai kemauan (will) untuk bertindak.

Tentunya dalam hal ini belum dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai proses dibalik aktualisasi dari ability pada

manusia di saat-saat tertetu, oleh karena itu para ahli perilaku

dalam menggambarkan mengenai proses aktualisasi dari ability

ini dituangkan ke dalam proses motivasi.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu Movere

yang artinya menggerakkan, sedangkan dalam bahasa Inggris

dikenal dengan Motivation yang berarti dorongan atau alasan. Arti

kata ini tentu saja belum bisa memberikan gambaran yang cukup

jelas tentang bagaimana perilaku manusia itu teraktualisasi.

Pengertian motivasi menurut Robin (2008) adalah

“Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke

arah tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan

individual”. Sedangkan Stanton (2004) dalam bukunya

menyebutkan “A Motive is a need sufficiently stimulated that an

individualis is moved to seek satisfaction”. Definisi tersebut

memberikan pengertian bahwa motivasi merupakan dorongan

terhadap kebutuhan dan keinginan yang ditujukan untuk


18

memperoleh pemenuhan atas kebutuhan atau keinginan tersebut.

Suatu motivasi individu dapat timbul dari dalam individu

(motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar individu (motivasi

ekstrinsik) dan keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku

dan semangat kerja, ada beberapa pedoman untuk memahami

perilaku dan semangat kerja atau memahami individu dalam

kerja.

Motivasi merupakan hal yang sangat penting karena

dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras

dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi motivasi

ini hanya dapat diberikan kepada yang mampu untuk

mengerjakan pekerjaan, bagi orang-orang yang tidak mampu

tidak perlu dimotivasi atau percuma. Memotivasi ini sangat sulit

karena pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan

keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil

pekerjaannya itu pimpinan dalam memotivasi harus menyadari,

bahwa orang akan mau bekerja keras dengan harapan ia akan

dapat memenuhi dari kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari

hasil pekerjaannya.

Berdasarkan pada beberapa karakteristik pokok–pokok motivasi

di atas dapat di deskripsikan sebagai berikut:

1) Ada suatu tenaga dalam diri manusia.

2) Mampu memacu perilaku manusia atau organisasi.

3) Lingkungan bisa memperbesar dorongan ini.


19

4) Ada dorongan yang membuat manusia berperilaku.

5) Bisa mengarahkan perilaku, dan perilaku yang

ditimbulkan selalu terfokus pada tujuan.

Jadi dorongan individu untuk bertingkah laku itu dapat

dirasakan apabila individu tersebut mempunyai kebutuhan dan

akhirnya kebutuhan tersebut mampu memacu individu untuk

berperilaku, sedangkan lingkungan di sekitar individu dapat

memberikan semangat pada diri individu, yang nantinya bisa

berakibat untuk memperkuat intensitas dari dorongan tersebut dan

akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali kedalam

dorongan semula yang berbentuk perilaku terdahulu.

b. Proses Motivasi

Berdasarkan uraian tentang pengertian motivasi dan

karakteristik motivasi tersebut di atas, maka dapat diterangkan

tentang proses terjadinya motivasi. Dalam proses motivasi ini

dapat menggambarkan dinamika dari motivasi, dan dari dinamika

tersebut dapat mendorong manusia untuk berperilaku.

Suatu kebutuhan menurut Robin (2008) adalah suatu

keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak

menarik, di mana suatu kebutuhan yang terpuaskan akan

menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan di

dalam individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu

perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu, di


20

mana jika tujuan tersebut tercapai,akan dapat memenuhi

kebutuhan yang ada dan mendorong ke arah pengurangan

tegangan. Proses motivasi tersebut seperti yang dilukiskan dalam

gambar berikut:

Kebutuhan tak Tegangan Dorongan


terpuaskan

Pengurangan Kebutuhan Perilaku


Tegangan dipuaskan Pencarian

Gambar 2.1 Proses Motivasi (Robin, 2008)

Setiap individu mempunyai kebutuhan yang kekuatannya

berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya.

Kebutuhan ini menunjukkan kekurangan yang dialami individu

pada saat tertentu baik bersifat biologis (misal kebutuhan makan),

kebutuhan sosiologis (misal kebutuhan afiliansi) atau psikologis

(misal kebutuhan berprestasi) dan kebutuhan pengembangan.

Timbulnya kebutuhan ini bisa membuat ketidak seimbangan

dalam diri individu, yang mendorong individu itu untuk berusaha

mengurangi ketidak seimbangan tersebut. Dorongan untuk

mengurangi ketidak seimbangan ini dilakukan dengan melalui

tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan,

setelah tujuan tercapai melalui tindakan, maka akan terasa


21

terpuaskan, namun pada jangka waktu tertentu sudah pasti akan

timbul kebutuhan lagi yang perlu untuk dipenuhi. Apabila suatu

kebutuhan yang sama timbul berulang-ulang dengan

berlangsungnya waktu, maka prinsip yang berlaku adalah proses

motivasi (Gambar),

Namun jika setiap kali timbul kebutuhan baru, maka hal ini

disebut jenjang kebutuhan Maslow. Jenjang kebutuhan Maslow

menyatakan, bila kebutuhan minimal (fisiologis) saja terpuaskan,

maka kebutuhan kelompok pertama (fisiologis) ini akan menuntut

paling kuat untuk dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis

terpuaskan, maka akan terasa adanya tuntutan dari kebutuhan

kelompok kedua (keamanan kerja) dan seterusnya. Sebagai

contoh bila seseorang membutuhkan mobil (kebutuhan fisiknya)

sudah terpuaskan, maka ia akan membutuhkan keamanan di jalan

(mencari SIM), dan kemudian baru memenuhi kebutuhan

sosialnya yaitu ingin berkunjung ke keluarga atau teman,

selanjutnya akan membutuhkan penghargaan dari orang lain

karena telah memiliki mobil dan seterusnya.

c. Teknik Motivasi

Teknik Motivasi yang digunakan:

1) Berfikir positif

Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidak beresan,

tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus


22

maju, jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri

tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu.

2) Menciptakan perubahan yang kuat

Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh

diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu,

tidak mau menjadi mau.

3) Membangun harga diri

Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak

kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk

teknik memotivasi.

d. Macam Motivasi

Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan atas 3 macam

berdasarkan sifatnya:

1) Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan

suatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini

seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya

rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku

mendapatkan hukuman dan sebagainya.

2) Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu

melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu

insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti


23

mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan

lain-lain

3) Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation sikap

merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan

atau ketidaktertarikan seseorang terhadap suatu objek, motivasi

ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam individu, berbeda

dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat

ekstrintik yang datang dari luar diri individu.

Menurut Muhibbin Syah dalam Anonim (2010), berpendapat

dalam buku psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, bahwa

motivasi dapat dibedakan 2 macam :

1) Motivasi Intrinsik. Hal atau keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar.

2) Motivasi Ekstrinsik. Hal dan keadaan yang datang dari luar

individu.

e. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi

pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak

intensitas motivasi yang diberikan. Tinjauan lain motivasi kerja

adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk
24

melaksanakan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan

dimensi eksternal.

Tabel Dimensi dan Indikator motivasi kerja

Dimensi Indikator

Motivasi 1. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

internal 2. Melaksanakan tugas dengan target yang

jelas

3. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang

4. Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya

5. Memiliki perasaan senang dalam bekerja

6. Selalu berusaha mengungguli orang lain

7. Diutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakan

Motivasi 1. Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan

eksternal hidup dan kebutuhan kerjanya

2. Senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya

3. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh

insentif

4. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh

perhatian dari teman dan atasan


25

4. Konsep Kader Kesehatan

a. Definisi Kader Kesehatan

Menurut Dr. Suparyanto, M.Kes (2011), Definisi Kader

Kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita

yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani

masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun

masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat

dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan

(Syafrudin dan Hamidah, 2009:177).

2) Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling

dekat dengan masyarakat (Meilani Niken, dkk, 2009: 129).

3) Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari

masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat.

(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 287).

4) Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat,

dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara

sukarela untuk menjadi penyelenggara posyandu (R. fallen

dan R. Budi, 2010: 58).

b. Tujuan Pembentukan Kader

1) Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional,

khususnya di bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan

diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai

objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri.


26

Pada hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan

masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.

2) Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi

pelayanan adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya

daya dan dana dalam operasional pelayanan kesehatan akan

mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada

seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan

penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam

bidang kesehatan.

3) Menurut K. Santoso (1979), kader yang dinamis dengan

pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata mampu

melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana tetapi tetap

berguna bagi masyarakat kelompoknya (Efendi Ferry dan

Makhfudli, 2009: 288).

c. Persyaratan Menjadi Kader Kesehatan

Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan

mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara

sederhana (Meilani Niken, dkk, 2009: 129). Proses pemilihan

kader hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, dan

para pamong desa harus juga mendukung (R. fallen dan R. Budi,

2010: 59). Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk

terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader


27

ini diberikan kepada para calon kader di desa yang telah

ditetapkan (Meilani Niken, dkk, 2009: 131).

Persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk

pemilihan kader antara lain:

1) Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia

2) Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader

3) Mempunyai penghasilan sendiri

4) Tinggal tetap di desa yang bersangkutan dan tidak sering

meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.

5) Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desanya

6) Dikenal masyarakat, diterima masyarakat dan dapat bekerja

sama dengan masyarakat

7) Berwibawa

8) Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga. (R.

Fallen dan R. Budi, 2010: 59-60).

Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa

ahli di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan

kader kesehatan antara lain sanggup bekerja secara sukarela,

mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai

kredibilitas yang baik di mana perilakunya menjadi panutan

masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai

penghasilan tetap, pandai membaca dan menulis, serta sanggup


28

membina masyarakat sekitarnya. (Efendi Ferry dan Makhfudli,

2009: 290).

d. Peran Kader Kesehatan

Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada

umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya

membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu

adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah

maupun jenis pelayanan (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009:

289). Tugas-tugas kader meliputi pelayanan kesehatan dan

pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-

bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka.

Mereka harus benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang

mereka miliki. Mereka tidak diharapkan mampu menyelesaikan

semua masalah yang dihadapinya. Namun, mereka diharapkan

mampu dalam menyelesaikan masalah umum yang terjadi di

masyarakat dan mendesak untuk diselesaikan. Perlu ditekankan

bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak bekerja dalam

sistem yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai

seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus

dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil

dan berpengalaman (Syafrudin dan Hamidah, 2009: 177).

Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan

masyarakat:
29

1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2) Pengamanan terhadap masalah kesehatan di desa

3) Upaya penyehatan lingkungan

4) Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan anak balita

5) Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). (Meilani

Niken, dkk, 2009: 130).

5. Konsep Program Tuberkulosis

a. Pengertian

Menurut Permenkes No 67 tahun 2016, Tuberkulosis yang

selanjutnya disingkat dengan TBC adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat

menyerang paru dan organ lainnya. Terdapat beberapa spesies

Mycobacterium, antara lain : M.tuberculosis, M.africanus,

M.bovis, M.leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai bakteri tahan

Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain

Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan

pada saluran nafas dikenal dengan MOTT (Mycobacterium Other

Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan

diagnosis dan pengobatan TBC.

b. Cara Penularan

Penularan penyakit TBC melalui udara, yang sumber

penularan adalah pasien TBC terutama pasien yang mengandung

kuman TBC dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin,


30

pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan

dahak (droplet nuclei / percik renik). Infeksi akan terjadi apabila

seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak

yang infeksius, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500

M.tuberculosis, sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan

sebanyak 4500-1.000.000 M.tuberculosis.

c. Diagnosis dan Gejala TBC

Diagnosis TBC ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil

anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan penunjang lainnya.

1) Keluhan dan hasil anamnesis meliputi :

Keluhan yang disampaikan pasien, serta wawancara

rinci berdasar keluhan pasien.

Pemeriksaan klinis berdasarkan gejala dan tanda TBC

yang meliputi :

a) Gejala utama pasien TBC paru adalah batuk berdahak

selam 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan

gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk

darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,

berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari

tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.

Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan


31

merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk

tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.

b) Gejala-gejala tersebut di atas dapat dijumpai pula pada

penyakit paru selain TBC, seperti bronkiektaksis,

bronchitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.

Mengingat prevalensi TBC di Indonesia saat ini masih

tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes

dengan gejala tersebut di atas, dianggap sebagai seorang

terduga pasien TB dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak

secara mikroskopis langsung.

c) Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan

pada orang dengan faktor resiko, seperti : kontak erat

dengan pasien TBC, tinggal di daerah padat penduduk,

wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan orang yang

bekerja dengan bahan kimia yang beresiko menimbulkan

paparan infeksi paru.

2) Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan bakteriologi

1. Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung

Pemeriksaan dahak selain berfungsi untuk

menegakkan diagnosis, juga untuk menentukan potensi

penularan dan menilai keberhasilan pengobatan.

Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis

dilakukan dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak


32

yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP) ;

yaitu S (Sewaktu) adalah dahak ditampung di

fasyankes, P (Pagi) adalah dahak ditampung pada pagi

segera setelah bangun tidur dan dapat dilakukan di

rumah pasien atau di bangsal rawat inap bilamana

pasien menjalani rawat inap.

2. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TBC

Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode

Xpert MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk

penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan

untuk evaluasi hasil pengobatan.

3. Pemeriksaan biakan

Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan

media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair

(Mycobacterium Growth Indicator Tube) untuk

identifikasi Mycobacterium tuberculosis (M.tb).

Pemeriksaan tersebut di atas dilakukan di sarana

laboratorium yang terpantau mutunya.

Dalam menjamin hasil pemeriksaan laboratorium,

diperlukan contoh uji dahak yang berkualitas. Pada faskes

yang tidak memiliki akses langsung terhadap pemeriksaan

TCM, biakan, dan uji kepekaan, diperlukan system

transportasi contoh uji. Hal ini bertujuan untuk

menjangkau pasien yang membutuhkan akses terhadap


33

pemeriksaan tersebut serta mengurangi resiko penularan

jika pasien bepergian langsung ke laboratorium.

b) Pemeriksaan penunjang lainnya

a. Pemeriksaan foto toraks

b. Pemeriksaan hispatologi pada kasus yang dicurigai

TBC ekstraparu

c) Pemeriksaan uji kepekaan obat

Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada

tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.

Uji kepekaan obat tersebut harus dilakukan di

laboratorium yang telah lulus uji pemantauan

mutu/Quality assurance (QA), dan mendapatkan sertifikat

nasional maupun internasional.

d) Pemeriksaan serologi

Sampai saat ini belum direkomendasikan.

3) Alur diagnosis TBC pada orang dewasa

Alur diagnosis TBC dibagi sesuai dengan fasilitas yang

tersedia :

a) Faskes yang mempunyai akses pemeriksaan dengan alat

tes cepat molekuler

b) Faskes yang hanya mempunyai pemeriksaan mikroskopis

dan tidak memiliki akses ke tes cepat molekuler.


34

d. Definisi Kasus dan Klasifikasi pasien TBC

Pasien dibedakan berdasarkan klsifikasi penyakitnya yang

bertujuan untuk:

1. Pencatatan dan pelaporan pasien yang tepat

2. Penetapan panduan pengobatan yang tepat

3. Standarisasi proses pengumpulan data untuk

penanggulangan TBC

4. Evaluasi proporsi kasus sesuai lokasi penyakit, hasil

pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan

5. Analisis kohort hasil pengobatan

6. Pemantauan kemajuan dan evaluasi efektifitas program

TBC secara tepat, baik dalam maupun antar

kabupaten/kota, provinsi, nasional dan global/

1) Definisi kasus TBC

Definisi kasus TBC terdiri dari dua, yaitu :

a) Pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis

Adalah pasien TBC yang terbukti positif pada hasil

pemeriksaan uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui

pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan.

Termasuk dalam kelompok ini adalah :

1. Pasien TBC paru BTA positif

2. Pasien TBC paru hasil biakan M.tb positif

3. Pasien TBC paru hasil tes cepat M.tb positif


35

4. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara

bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes

cepat dari contoh uji jaringan yang terkena

5. TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan

bakteriologis

b) Pasien TBC terdiagnosis secara klinis

Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria

terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai

pasien TBC aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk

diberikan pengobatan TBC. Termasuk dalam kelompok ini

adalah :

1. Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil

pemeriksaan foto toraks mendukung TBC

2. Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada

perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non

OAT, dan mempunyai faktor resiko TBC

3. Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara

klinis maupun laboratoris dan hispatologis tanpa

konfirmasi bakteriologis

4. TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem skoring.

2) Klasifikasi pasien TBC

Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit :

a. Tuberculosis paru

b. Tuberculosis ekstraparu
36

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya :

a. Pasien baru TBC

b. Pasien yang pernah diobati TBC, meliputi pasien

kambuh, pasien yang diobati kembali setelah gagal,

pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost

to follow-up), lain-lain.

c. Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak

diketahui

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji

kepekaan obat :

a. Mono resitan (TB MR)

b. Poli resitan (TB PR)

c. Multi drug resistan (TB MDR)

d. Extensive drug resistan (TB XDR)

e. Resistan rifampisin (TB RR)

Klasifikasi pasien TBC berdasarkan status HIV :

a. Pasien Tb denganHIV positif

b. Pasien TB dengan HIV negative

c. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui

e. Pengobatan TBC

1) Tujuan pengobatan TBC

a) Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas

serta kualitas hidup


37

b) Mencegah terjadinya kematian oleh karena TBC atau

dampak buruk selanjutnya

c) Mencegah terjadinya kekambuhan

d) Menurunkan resiko penularan

e) Mencegah terjadinya dan penularan TBC resistan obat

2) Prinsip pengobatan TBC

a) Pengobatan yang diberikan dalam bentuk panduan OAT

yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk

mencegah terjadinya resistensi

b) Diberikan dalam dosis yang tepat

c) Ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh PMO

(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan

d) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup,

terbagi dalam dua tahap yaitu tahap awal serta tahap

lanjutan, sebagai pengobatan yang adekuat untuk

mencegah kekambuhan.

3) Tahapan pengobatan TBC

Pengobatan TBC harus selalu meliputi pengobatan

tahap awal dan tahap lanjutan dengan maksud :

a) Tahap awal, yaitu pengobatan diberikan setiap harti.

Panduan pengobatan tahap ini adalah dimaksudkan untuk

secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada

dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari


38

sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak

sebelum pasien mendapatkan pengobatan.

b) Tahap lanjutan, yaitu bertujuan membunuh sisa-sisa

kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman

persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah

terjadinya kekambuhan.

4) Jenis Obat anti Tuberkulosis (OAT)

a) OAT Lini Pertama, yaitu Isoniazid (H), Rifampisin ®,

Pirazinamid (Z), Streptomisin (S), Etambutol (E).

b) OAT Lini Kedua, yaitu Grup A (florokuinolon), Grup B

(OAT suntik lini kedua), Grup C (OAT oral lini kedua),

Grup D (D1, D2, D3)

5) Panduan OAT yang digunakan di Indonesia

a) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR).

b) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau

2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.

c) Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR

d) Panduan OAT untuk pasien TB resitan obat : terdiri dari

OAT lini ke-2 yaitu kanamisin, kapreomisin,

levofloksasin, etionamide, sikloserin, moksifloksasin,

PAS, bedaquilin, clofazimin, linezolid, delamanid dan

obat TBC baru lainnya serta OAT lini-1, yaitu

pirazinamid dan etambutol.


39

f. Terduga TBC

Terduga TBC adalah seseorang yang ditemukan dengan

gejala utama dan atau dengan gejala tambahan penyakit TBC

paru, atau muncul benjolan di leher dan lain-lain sebagai indikasi

penyakit TBC selain TBC paru.

g. Penemuan Penderita TBC

Menurut Permenkes No 67 tahun 2016, penemuan kasus

TBC dilakukan secara aktif dan pasif. Penemuan kasus TBC

secara aktif dilakukan melalui :

1) Investigasi dan pemeriksaan kasus kontak

2) Skrining secara massal terutama pada kelompok rentan

dan kelompok beresiko; dan

3) Skrining pada kondisi situasi khusus.

Penemuan kasus TBC secara pasif dilakukan melalui

pemeriksaan pasien yang datang ke Fasilitas Pelayanan

Kesehatan. Penemuan kasus TBC ditentukan setelah dilakukan

penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TBC.

h. Indikator Program TBC

Untuk mempermudah analisis data diperlukan indikator

sebagai alat ukur kinerja dan kemajuan program (marker of

progress). Dalam menilai kemajuan atau keberhasilan program

pengendalian TBC digunakan beberapa indikator yaitu indikator

dampak, indikator utama dan indikator operasional.

1) Indikator Dampak
40

Merupakan indikator yang menggambarkan keseluruhan

dampak atau manfaat kegiatan penanggulangan TBC. Indikator

ini akan diukur dan dianalisis di tingkat pusat secara berkala.

Yang termasuk indikator dampak adalah :

a) Angka prevalensi TBC

b) Angka insidensi TBC

c) Angka mortalitas TBC

2) Indikator Utama

Indikator utama digunakan untuk menilai pencapaian

strategi nasional penanggulangan TBC di tingkat

kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Adapun indikatornya

adalah :

a) Cakupan pengobatan semua kasus TBC (case

detection rate/CDR) yang diobati

b) Angka notifikasi semua kasus TBC (case notification

rate/CNR) yang diobati per 100.000 penduduk

c) Angka keberhasilan pengobatan pasien TBC semua

kasus

d) Cakupan penemuan kasus resistan obat

e) Angka keberhasilan pengobatan pasien TBC resistan

obat

f) Persentase pasien TBC yang mengetahui status HIV


41

Untuk tingkat provinsi dan pusat, selain memantau

indikator di atas, juga harus memantau indikator yang dicapai

oleh Kabupaten/Kota yaitu :

a) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target CDR

b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target CNR

c) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target angka

keberhasilan pengobatan pasien TBC semua kasus.

d) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator cakupan penemuan kasus TBC resistan obat

e) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target angka

keberhasilan pengobatan pasien TBC resistan obat.

f) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator persentase pasien TBC yang mengetahui

status HIV

3) Indikator Operasional

Indikator ini merupakan indikator pendukung untuk

tercapainya indikator dampak dan utama dalam keberhasilan

program penanggulangan TBC baik di tingkat Kab/Kota,

Provinsi, dan Pusat, diantaranya adalah :

a) Persentase kasus pengobatan ulang TBC yang

diperiksa uji kepekaan obat dengan tes cepat

molukuler atau metode konvensional

b) Persentase kasus TBC resitan obat yang memulai

pengobatan lini kedua


42

c) Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan ARV

selama pengobatan TBC

d) Persentase laboratorium mikroskopik yang mengikuti

uji silang

e) Persentase laboratorium mikroskopik yang mengikuti

uji silang dengan baik

f) Cakupan penemuan kasus TBC anak

g) Cakupan anak < 5 tahun yang dapat pengobatan

pencegahan INH

h) Jumlah kasus TBC yang ditemukan di Populasi khusus

(Lapas/Rutan, Asrama, Tempat Kerja, Institusi

Pendidikan, Tempat Pengungsian)

i) Persentase kasus TBC yang ditemukan dan dirujuk

oleh masyarakat atau organisasi kemasyarakatan

Untuk tingkat provinsi dan pusat selain memantau indikator

di atas, juga harus memantau indikator yang dicapai oleh

kabupaten/kota yaitu :

a) Persentase kabupaten/kota minimal 80% fasyankesnya

terlibat dalam PPM

b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator persentase pasien TB-HIV yang

mendapatkan ARV selama pengobatan TBC


43

c) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target untuk

indikator persentase laboratorium mikroskopis yang

mengikuti uji silang

d) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target untuk

indikator persentase laboratorium yang mengikuti uji

silang dengan hasil baik

e) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

cakupan penemuan kasus TBC anak

f) Persentase kabupaten/kota yang mencapai target

indikator cakupan anak < 5 tahun yang mendapat

pengobatan pencegahan PP INH

Target program penanggulangan TBC nasional yaitu

eliminasi TBC pada tahun 2030, dan Indonesia bebas TBC pada

tahun 2050.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Hasil penelitian Putri Pebryanty dkk (2017) tentang pengetahuan dan

tindakan kader TB dalam upaya pengendalian penyakit TB paru di

Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan desain penelitian deskriptif

kualitatif diperoleh hasil pengetahuan kader TB terhadap penyakit

TB sudah cukup baik terutama dalam hal pengertian TB, gejala

penyakit TB dan orang yang beresiko terkena penyakit TB.

Sedangkan pengetahuan terhadap penyebab penyakit TB dan cara


44

penularan masih kurang karena masih kurangnya informasi tentang

TB yang didapatkan oleh kader. Perbedaan dengan penelitian ini,

penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif deskriptif

untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, sikap dan motivasi kader

pada penemuan terduga TBC Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas

Ngrambe Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

2. Hasil penelitian Ika Arni Anisah dkk (2017) tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan keaktifan kader community TB care

‘Aisyiyah Surakarta, dengan metoda penelitian observasional

analitik dengan rancangan cross sectional study, diperoleh hasil

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader

community TB care ‘Aisyiyah di kota Surakarta (nilai p=1,000).

Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan desain

penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui pengaruh

Pengetahuan, sikap dan motivasi kader pada penemuan terduga TBC

Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi,

Jawa Timur. Responden penelitian ini bukan kader community TB

care ‘Aisyiyah, tetapi Kader kesehatan di desa.

3. Hasil penelitian Ni Luh Putu Eva Yanti (2016) tentang pengendalian

kasus Tuberkulosis melalui kelompok Kader Peduli TB (KKP-TB),

dengan rancangan penelitian quasi experiment dengan desain pre-

post test without control, diperoleh hasil umur, masa kerja dan

pelatihan TB/DOTS kader kesehatan memiliki hubungan yang

signifikan dengan peran kader dalam penemuan kasus TB di


45

Puskesmas Cakranegara dan Mataram Nusa Tenggara Barat.

Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan desain

penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui pengaruh

Pengetahuan, sikap dan motivasi kader pada penemuan terduga TBC

Paru, Studi Kasus di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi,

Jawa Timur dan tidak secara khusus melalui Kelompok Kader

C. Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara yang dapat diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan

Terduga Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe

Kabupaten Ngawi.

2. Sikap Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

3. Motivasi Kader berpengaruh signifikan pada Penemuan Terduga

Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi.

4. Pengetahuan, Sikap, Motivasi Kader berpengaruh signifikan pada

Penemuan Terduga Tuberkulosis Paru di UPT Puskesmas Ngrambe

Kabupaten Ngawi.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


46

Pengetahuan
Penemuan
Sikap Terduga
Motivasi TBC

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian


47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif deskriptif, karena data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angka-angka dan menggunakan statistik untuk

menganalisis dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya menjadi

fokus dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metoda angket dan metoda dokumentasi. Teknik analisis

data menggunakan Regresi Linear Berganda, uji t dan uji F

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan di

UPT Puskesmas Ngrambe yang masih aktif dan bersedia menjadi

responden sebanyak 240 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah kader kesehatan di UPT

Puskesmas Ngrambe yang berdasarkan perhitungan terpilih sebanyak

150 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel


48

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability

sampling dengan teknik proporsional random sampling. Besar sampel

dalam penelitian ini adalah:

𝑁
n=
1 + 𝑁. 𝑑2

Keterangan

n : Jumlah sampel

N : Jumlah kader yaitu 240 orang

d : Taraf signifikan, dalam penelitian ini adalah 0,05

240
n =
1 240.0,052

240
=
1 0,6

240
=
1,6

= 150

 150 orang

Tabel 3.1 Proporsi sampel untuk masing-masing desa

No Desa Jumlah Proporsi Jumlah Jumlah


Kader Jumlah Sampel Sampel
Kader (Desimal) (Pembulatan)
terhadap
Populasi
(%)
49

1 Setono 19 7,91666667 11,875 12

2 Wakah 17 7,08333333 10,625 11

3 Giriharjo 16 6,66666667 10 10

4 Tawangrejo 17 7,08333333 10,625 11

5 Hargomulyo 23 9,58333333 14,375 14

6 Ngrambe 25 10,4166667 15,625 15

7 Krandegan 14 5,83333333 8,75 9

8 Pucangan 16 6,66666667 10 10

9 Cepoko 31 12,9166667 19,375 19

10 Mendiro 19 7,91666667 11,875 12

11 Manisharjo 16 6,66666667 10 10

12 Sidomulyo 11 4,58333333 6,875 7

13 Sambirejo 8 3,33333333 5 5

14 Babadan 8 3,33333333 5 5

Total 240 100 150 150


50

C. Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini (X): pengetahuan (X1), sikap

(X2), dan motivasi (X3)

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Sebagai variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah penemuan

Terduga TBC
51

E. Definisi Operasional Penelitian

1. Pengetahuan Kader tentang TBC Paru

Merupakan pengetahuan kader tentang penyakit paru yaitu

hasil kompilasi dan beberapa pertanyaan tentang TBC paru yang

mencakup pengertian, cara penularan, tanda/gejala TBC paru,

pecegahan, perlunya penemuan Terduga TB paru dan cara

menemukan Terduga TB paru. Secara operasional diukur, dengan

kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. Rentang jawaban

dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari jawaban benar 1 dan

salah 0. Penilaian pengetahuan baik apabila skor (67% - 100%),

cukup apabila skor (34% - 66%), dan kurang apabila skor (0 – 33%).

Skala pengukuran ordinal.

2. Sikap Kader terhadap penemuan Terduga TBC Paru

Sikap merupakan respon atau tanggapan kader yang meliputi

segala hal yang berhubungan dengan perasaan, dukungan dan

suasana hati responden terhadap kegiatan penemuan Terduga TBC

Paru. Secara operasional diukur dengan kuesioner yang terdiri dari

10 pernyataan sikap. Rentang jawaban dinyatakan dengan skor yang

diperoleh dari jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) . Pada penelitian ini hanya

dipakai 4 kriteria yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan alasan bahwa kriteria N

(Netral) bila dikaitkan dengan soal dalam kuesioner sikap yang telah

dibuat, tidak dapat mencerminkan nilai sikap responden. Dalam


52

pengolahan dan analisa data, masing-masing kriteria diberi nilai

dengan membedakan sifat pernyataan antara pernyataan favorabel

dan tidak favorabel, yaitu untuk pernyataan favorabel, SS diberikan

nilai empat, S diberikan nilai tiga, TS diberikan nilai dua dan STS

diberikan nilai satu. Sedangkan untuk pernyataan yang tidak

favorabel, STS diberi nilai empat, TS diberi nilai tiga, S diberi nilai

dua dan SS diberi nilai satu. Penilaian sikap baik apabila skor

(67% – 100%), cukup apabila skor (34% – 66%), dan kurang apabila

skor (0 – 33%). Skala pengukuran: ordinal.

Sikap dapat dilihat dari faktor-faktor berikut:

a. Keyakinan terhadap informasi program TBC Paru

b. Sifat ingin melakukan penemuan Terduga TBC Paru

c. Daya tarik untuk melakukan penemuan Terduga TBC Paru

3. Motivasi Kader dalam penemuan Terduga TBC Paru

Merupakan dorongan dari dalam diri dan luar diri seorang

kader untuk melaksanakan penemuan Terduga TBC Paru meliputi

motivasi dalam memberikan informasi tentang TBC Paru kepada

orang lain, motivasi dalam mempengaruhi terduga TBC Paru,

motivasi dalam merujuk Terduga TBC Paru ke sarana pelayanan

kesehatan. Secara operasional diukur dengan kuesioner yang terdiri

dari 10 pernyataan. Rentang jawaban dinyatakan dengan skor yang

diperoleh dari jawaban SS (4), S (3), TS (2) dan STS (1). Penilaian

motivasi baik apabila skor (67%–100%), cukup apabila skor (34% –


53

66%), dan kurang apabila skor (0 – 33%). Skala pengukuran:

ordinal. Motivasi dapat di lihat dari:

Dimensi Internal yang meliputi:

Tanggungjawab dalam melaksanakan tugas, melaksanakan

tugas dengan target yang jelas, memiliki tujuan yang jelas dan

menantang, ada umpan balik atas hasil pekerjaannya, memiliki

perasaan senang dalam bekerja, selalu berusaha mengungguli orang

lain, diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannnya.

Dimensi Eksternal yang meliputi:

Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

kebutuhan kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya, bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif,

bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan

atasan.

4. Penemuan Terduga TBC

Merupakan jumlah Terduga TBC Paru yang ditemukan kader

selama bulan Nopember 2018 – Januari 2019. Terduga TBC Paru

adalah seorang penderita batuk lebih dari 2 minggu dan dapat diikuti

gejala tambahan seperti batuk bercampur darah, batuk darah, sesak

nafas, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, malaise,

berkeringat di malam hari walaupun tanpa melakukan kegiatan fisik,

demam meriang lebih dari satu bulan. Pengukuran dilakukan melihat

blanko rujukan suspek TBC Paru yang telah dikirim ke Puskesmas


54

atau dengan melihat buku catatan kader tentang jumlah suspek yang

ditemukan dan dirujuk ke Puskesmas.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

lembar observasi. Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jenis

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tipe pilihan di mana responden

harus memilih salah satu jawaban dari sekian banyak jawaban (alternatif)

yang sudah disediakan (Hadi, 2007). Kuesioner untuk pengetahuan

menggunakan jawaban dengan skala binomial yaitu jawaban “benar” dan

“salah”, sedangkan untuk sikap dan motivasi menggunakan skala likert

yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak

Setuju”. Untuk variabel penemuan Terduga TBC Paru menggunakan

lembar observasi guna mengumpulkan data sekunder hasil penemuan

Terduga TB Paru oleh kader.

Sebelum dilakukan penelitian, untuk menjamin validitas dan

reliabilitas alat ukur, terlebih dahulu dilakukan test dan retest dengan

selisih waktu 6 hari kepada 20 responden di luar lokasi penelitian yang

mempunyai karakteristik sama. Kemudian hasil uji coba kuesioner

dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program

microsoft excel.
55

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dimulai dari pengajuan ijin kepada

Institusi Pendidikan. Dilanjutkan ke Puskesmas dan ke responden

untuk mengisi kuesioner pengetahuan, sikap, dan motivasi.

2. Pengolahan Data

a) Editing

Mengkaji dan meneliti kembali data yang telah terkumpul

apakah sudah baik dan dapat diproses selanjutnya.

b) Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya

dengan memberi kode pada setiap jawaban data umum yang terdiri

dari:

1) Tingkat Pendidikan

Kode 1 Untuk SD

Kode 2 Untuk SMP

Kode 3 Untuk SMA

Kode 4 Untuk Diploma/Sarjana

2) Pekerjaan

Kode 1 Untuk Ibu Rumah Tangga

Kode 2 Untuk Swasta

Kode 3 Untuk Wiraswasta

Kode 4 Untuk PNS

c) Skoring
56

Pengetahuan ( X1)

Benar skor 1

Salah skor 0

Sikap (X2)

Favorabel:

SS : Sangat Setuju skor 4

S : Setuju skor 3

TS : Tidak Setuju skor 2

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

Tidak Favorabel:

STS : Sangat Tidak Setuju skor 4

TS : Tidak Setuju skor 3

S : Setuju skor 2

SS : Sangat Setuju skor 1

Motivasi (X3)

SS : Sangat Setuju skor 4

S : Setuju skor 3

TS : Tidak Setuju skor 2

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

d) Tabulating

Yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel. Data yang telah

didapatkan disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian dianalisis

secara deskriptif.
57

H. Teknik Analisis Data

Persamaan umum yang digunakan:

Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3

Keterangan:

Y = Penemuan Suspek TBC


Paru.

X1 = Pengetahuan
X2 = Sikap

X3 = Motivasi

a = Konstanta

b1 – b5 = Koefisien Regresi

e = Faktor galat/kesalahan

1) Uji Kualitas Data

a) Uji Validitas Kuesioner

Uji ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan

suatu variabel. Daftar ini pada umumnya mendukung suatu

kelompok variabel tertentu. Validitas suatu butir pertanyaan dapat

dilihat pada hasil output program microsoft excel.

Menurut Sugiyono (2010) pengujian validitas tiap butir

digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir

dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Item yang
58

mempunyai korelasi positip dengan kriterium (skor total) serta

korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai

validitas yang tinggi. Syarat minimum yang dianggap memenuhi

syarat adalah kalau r = 0,44. Analisa korelasi yang digunakan adalah

korelasi Product Moment.

b) Uji Reliabilitas Kuesioner

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka

tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat atau

kuesioner. Menurut Purbayu Budi Santoso (2005) reliabilitas adalah

ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam

mengukur gejala yang sama pada lain kesempatan. Jadi reliabilitas

adalah ukuran yang menunjukkan kestabilan dalam mengukur.

Kestabilan berarti kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk

mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang

lain.

Menurut Purbayu Budi Santoso (2005) dengan metode One

Shot dilakukan dengan metode Cronbach Alpha lebih besar dari

0,60. Dalam Uji Reliabilitas, demikian juga Bhuono Agung Nugroho

(2005) menyatakan bahwa reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Lain halnya

menurut A.Abu Hamid ( 1998 ) dalam Arif Pratista (2005)

menyatakan jika hendak mengambil keputusan- keputusan

kelompok, maka variabel dikatakan reliabel (ajeg) jika mempunyai

koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,6 atau lebih. Dan untuk


59

mengambil keputusan individu maka keajegan minimum yang

diperbolehkan adalah sebesar 0,90.

2) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji analisis statistik parametris, data yang akan diuji harus

terdistribusi normal (Sugiyono,2007). Pengujian normalitas

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan taraf

signifikan 5%, sehingga kelompok data yang memiliki distribusi

normal apabila nilai z hasil analisis <1,96.

b) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang

menggambarkan adanya hubungan linear yang sempurna atau

pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari

model yang diteliti (Damodar,1995). Cara untuk mengetahui ada

tidaknya multikolinearitas menurut Hair dkk (1995) yaitu dengan

melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila

nilai VIF berapa pada kisaran 0,10 sampai 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas, sebaliknya jika tidak berada pada kisaran

tersebut maka terjadi multikolinearitas. (Murtiyani, 2001).

c) Uji Heteroskedastisitas
60

Adalah varian tiap unsur disturbance uji, yang muncul

dalam fungsi regresi itu bersifat homokedasitas yaitu semua

gangguan memiliki varian yang sama. Model regresi yang baik

tidak mempunyai heterokedasitas. Dengan adanya asumsi ini

dapat dilakukan dengan menggunakan uji Spearman Rank

Correlation.

Pengujian ini menggunakan distribusi t dengan

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung

lebih besar dari t tabel maka pengujian menolak hipotesis nol

(H0) yang menyatakan tidak terdapat Heteroskedastisitas pada

model regresi.

3) Uji Hipotesis

Setelah persamaan umum regresi diketahui kemudian dilakukan uji

secara bersama-sama yang bertujuan untuk menguji apakah pengaruh

variabel pengetahuan, sikap, motivasi kader dengan penemuan terduga

TBC Paru. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis yang akan diuji

Jika Ho = bi = b2 = b3 = 0, berarti semua variabel bebas (X) tidak

mempunyai hubungan terhadap variabel terikat (Y).

Jika Ho = bi =0, berarti variabel Xi tidak berhubungan terhadap

variable Y.

Jika Ho ≠ bi ≠ 0, berarti variabel Xi berhubungan terhadap

variabel Y.

2) Menentukan Level Of signifikan (α) sebesar 5%


61

3) Uji t

a). Menentukan besarnya thitung

b). Membandingkan antara thitung dengan tSign dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Jika thitung>t tabel, variabel bebas ke – i memberikan

hubungan yang berarti dengan variabel terikat (Y).

b. Jika thitung<t tabel berarti varabel bebas ke – i tidak ada

hubungan dengan variabel terikat(Y).

4) Uji F

a). Menentukan besarnya Fhitung

b). Membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Jika Fhitung>F tabel maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang

berarti semua variabel bebas (X) secara serempak

berhubungan secara signifikan terhadap variabel terikat

(Y).

b. Jika Fhitung<F tabel maka hipotesis nol (H0) diterima,

berarti semua variabel bebas (X) tidak mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap variable terikat (Y)

I. Jadwal Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Provinsi Jawa Timur.


62

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Desember tahun 2018 sampai dengan bulan

Februari 2019.
63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Distribusi karakteristik responden bedasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden Jumlah Presentase (%)

1 20 – 35 th 35 23,33

2 36 – 50 th 91 60,67

3 > 50 th 24 16

Jumlah 150 100

Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden sebagian besar

berusia 36-50 tahun yaitu 91 responden (60,67%), usia 20-35 tahun

sebanyak 35 responden (23,33%) dan usia > 50 tahun sebanyak 24

responden (16%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Distribusi karakteristik responden bedasarkan pendidikan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan


64

Pendidikan Jumlah Presentase (%)

SD 13 8,67
SMP 41 27,33
SMA 94 62,67
S1 2 1,33
Jumlah 150 100
Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Dalam tabel 4.2 diketahui bahwa pendidikan kader hampir seluruh

responden adalah SMA yaitu 94 responden (62,67%), SMP sebanyak 41

responden (27,33%), SD sebanyak 13 responden (8,67%) dan S1 sebanyak

2 responden (1,33%)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi karakteristik responden bedasarkan pekerjaan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

Rumah tangga 59 39,33


Wiraswasta 67 44,67
Swasta 22 14,67
PNS 2 1,33
Jumlah 150 100
Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Pada tabel 4.3 diketahui bahwa pekerjaan kader hampir setengah

dari responden adalah wiraswasta yaitu 67 responden (44,67%), ibu rumah


65

tangga sebanyak 59 responden (39,33%), swasta sebanyak 22 responden

(14,67%) dan PNS sebanyak 2 responden (1,33%).

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Pengetahuan Responden Tentang TBC Paru

Distribusi pengetahuan responden tentang TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang TBC

Paru

Pengetahuan Jumlah Presentase (%)

Responden

Baik 150 100 %

Cukup 0 0

Kurang 0 0

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pengetahuan responden

setelah dilakukan penyuluhan tentang TBC adalah baik yaitu 150

responden (100%), dan tidak terdapat pengetahuan yang cukup ataupun

kurang. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan kader kesehatan

tentang TBC sudah sangat baik sebagai kader kesehatan di masyarakat.


66

Sikap Responden Terhadap Penemuan Terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

2. Distribusi sikap responden terhadap penemuan Terduga TBC Paru di

UPT Puskesmas Ngrambe adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Sikap responden terhadap penemuan Terduga TBC

Paru

Responden Jumlah Presentase (%)

Baik 135 90 %

Cukup 15 10 %

Kurang 0 0%

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sikap responden sebagian besar

adalah baik yaitu sebanyak 135 responden (90%), sikap cukup sebanyak

15 responden (10%) dan tidak ada sikap yang kurang dari responden.

3. Motivasi Responden dalam Penemuan Terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

Distribusi motivasi responden dalam penemuan Terduga TBC Paru

di UPT Puskesmas Ngrambe adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi motivasi responden dalam penemuan Terduga TBC

Paru
67

Motivasi Jumlah Presentase (%)

Responden

Baik 115 76,67 %

Cukup 35 23,33 %

Kurang 0 0

Jumlah 150 100

Sumber: Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa motivasi responden sebagian

besar adalah baik yaitu sebanyak 115 responden (76,67%), motivasi

kurang sebanyak 35 responden (23,33%) dan tidak ditemukan sikap yang

kurang.
68

C. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan Reliabilitas pada penelitian ini dengan microsoft excell

adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

a. Pengetahuan kader

Berdasarkan hasil uji pertama kuesioner pengetahuan kader diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas kuesioner Pengetahuan

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
8 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
13 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
rxy 0,705135159 0,011208 0,016284 0,66766 0,704604 0,704604 0,235362 0,011208 0,683669 0,011208
thitung 4,219079628 0,047553 0,069098 3,909197 4,212766 4,212766 1,027417 0,047553 3,974506 0,047553
ttabel 1,734063607
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner pengetahuan kader hasil uji validitas

adalah valid.

b. Sikap kader

Berdasarkan hasil uji pertama kuesioner sikap kader diperoleh hasil

sebagai berikut:
69

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kuesioner Sikap

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 29
2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 34
3 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 32
4 3 4 3 2 3 4 1 3 1 3 27
5 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4 32
6 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 28
7 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 28
8 4 3 4 1 3 4 2 3 1 4 29
9 4 4 4 2 4 4 1 3 1 4 31
10 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 32
11 4 3 4 2 4 4 2 4 1 4 32
12 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 35
13 4 2 4 1 3 4 2 3 1 4 28
14 3 3 4 2 4 3 1 4 1 3 28
15 4 3 4 2 3 4 1 3 2 3 29
16 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 35
17 4 3 3 1 3 3 1 3 1 3 25
18 4 4 3 1 4 3 1 3 1 4 28
19 4 4 1 3 3 3 2 3 3 4 30
20 4 3 3 1 3 4 1 3 2 3 27
rxy 0,403076 0,39539 0,382561 0,655955 0,187911 0,187911 0,509049 0,512809 0,605272 0,089757
thitung 1,868631 1,82632 1,756703 3,788074 0,8117 0,8117 2,509141 2,534252 3,225992 0,382352
ttabel 1,734064
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner sikap kader hasil uji validitas adalah

valid.

c. Motivasi kader

Berdasarkan hasil uji pertama kuesioner motivasi kader

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas kuesioner Pengetahuan


70

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 27
3 3 3 3 4 1 1 3 2 2 3 25
4 3 2 1 4 3 1 3 3 2 3 25
5 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 24
6 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 27
7 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 28
8 3 4 3 4 2 1 3 2 4 3 29
9 3 4 2 3 2 2 4 2 2 1 25
10 3 3 2 3 1 1 3 2 2 4 24
11 3 1 1 3 1 1 3 2 1 1 17
12 4 3 2 4 2 2 3 2 2 3 27
13 3 4 3 4 2 1 3 2 4 3 29
14 2 3 1 3 2 1 2 1 1 4 20
15 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 25
16 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 34
17 3 3 2 3 2 1 3 3 2 4 26
18 4 3 2 3 3 1 4 2 1 3 26
19 1 2 2 3 1 1 2 3 2 4 21
20 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 23
rxy 0,575918 0,627094 0,794191 0,23356 0,586318 0,586318 0,311922 0,325357 0,739327 0,163315
thitung 2,988856 3,415568 5,544913 1,047022 3,070727 3,070727 1,392865 1,459799 4,658372 0,702317
ttabel 1,734064
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner motivasi kader hasil uji validitas adalah

valid.

2. Uji Reliabilitas

uji relibilitas kuesioner pengetahuan, sikap dan motivasi kader pada

penelitian ini adalah menggunakan rumus spearman brown. Jika korelasi

(r) > 0,60 maka tingkat reliabilitas kuesioner tinggi.

a. Pengetahuan kader

Diketahui hasil uji pengetahuan kader KORELASI (r) =

0,461148605, rumus spearman brown yang digunakan adalah sebagai

berikut:

R= 2r
1+r
71

R = 2 x 0,461148605
1 + 0,461148605

= 0,922297211
1,461149

= 0,631213662

koefisien > 0,60, tingkat reliabilitas kuestioner pengetahuan tinggi

b. Sikap kader

Diketahui hasil uji sikap kader KORELASI (r) = 0,433691655 ,

rumus spearman brown yang digunakan adalah sebagai berikut:

R= 2r
1+r

R = 2 x 0,433691655
1 + 0,433691655

= 0,86738331
1,433692

= 0,604999756

koefisien > 0,60, tingkat reliabilitas kuestioner sikap tinggi

c. Motivasi kader

Diketahui hasil uji motivasi kader KORELASI (r) =

0,637713995, rumus spearman brown yang digunakan adalah sebagai

berikut:

R= 2r
1+r

R = 2 x 0,637713995
1 + 0,637713995

= 1,275427991
1,698223

= 0,751036814
72

koefisien > 0,60, tingkat reliabilitas kuestioner motivasi tinggi

D. Uji Asumsi Klasik

Hasil uji Asumsi Klasik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode statistik

parametris maka data yang digunakan harus terdistribusi normal.

Normalitas data dapat diketahui dari uji Kolomogorov Smirnov yang

hasilnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 4.7, Z untuk variabel Pengetahuan, Sikap, Motivasi

dan Penemuan Terduga TBC kurang dari 1,96 yang berarti untuk seluruh

variabel yang diteliti terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Untuk membuktikan bahwa antar variabel bebas dalam penelitian tidak

memiliki hubungan yang bermakna (multikolinearitas) dapat dilakukan

dengan menggunakan acuan nilai varian inflation factor (VIF), dengan

ketentuan apabila nilai VIF berkisar antara 0,1 sampai dengan 10 maka

multikolinearitas tidak terjadi. Hasil analisis kolinearitas disajikan dalam

lampiran, menunjukkan bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel

adalah sebagai berikut:


73

Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa nilai VIF untuk seluruh variabel

bebas penelitian dalam range 0,1 sampai dengan 10, yang berarti tidak

terjadi multikolinearitas antara variabel bebas.

3. Uji Heteroskedasitas

Uji heterokedasitas dilakukan dengan menggunakan analisis

spearman rho antara variabel bebas dengan residual. Hasil uji spearman

rho adalah

sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji seperti pada lampiran menunjukkan bahwa seluruh

variabel bebas memiliki hubungan yang signifikan dengan residual yang

berarti varian data variabel yang dianalisa adalah homogen.

E. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Analisis

Uji analisis yang digunakan adalah dengan microsoft excell dan

diperoleh data sebagai berikut :


74

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,481444591
R Square 0,231788894
Adjusted R Square 0,216003735
Standard Error 2,494488901
Observations 150

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 274,1120011 91,370667 14,68398 2,08155E-08
Residual 146 908,4813323 6,22247488
Total 149 1182,593333

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -14,1645216 2,638089227 -5,3692352 3,05E-07 -19,3782978 -8,950745438 -19,3782978 -8,950745438
X1 -0,13324139 0,312469209 -0,4264145 0,670434 -0,75078855 0,484305775 -0,75078855 0,484305775
X2 0,237763582 0,09932058 2,39390046 0,01794 0,041471786 0,434055378 0,041471786 0,434055378
X3 0,326975119 0,099885791 3,27348979 0,001326 0,129566269 0,524383969 0,129566269 0,524383969

Tabel 4.10 Summary Output

Pada tabel summary output ini melaporkan kekuatan hubungan

antara model (variabel bebas) dengan variabel terikat.

a. Multiple R (R majemuk) adalah suatu ukuran untuk mengukur tingkat

(keeratan) hubungan linear antara variabel terikat dengan seluruh

variabel bebas secara bersama-sama. Pada kasus dua variabel (satu

variabel terikat dan satu variabel bebas), besaran r (biasanya dituliskan

dengan huruf kecil untuk dua variabel) dapat bernilai negatif maupun

positif (antara -1 – 1), tetapi untuk lebih dari dua variabel, besaran R

selalu bernilai positif (antara 0-1). Nilai R yang lebih besar (+ atau -)

menunjukkan hubungan yang lebih kuat,

b. R square (R2) sering disebut sebagai koefisien determinasi, adalah

mengukur kebaikan (goodness of fit) dari persamaan regresi; yaitu

memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel

terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 terletak antara 0-


75

1. Dan kecocokan model dikatakan lebih baik kalau R2 semakin

mendekati 1.

c. Adjusted R square, adalah suatu sifat penting R2 adalah nilainya

merupakan fungsi yang tidak pernah menurun dari banyaknya variabel

bebas yang ada dalam model. Oleh karenanya, untuk membandingkan

dua R2 dari dua model, orang harus memperhitungkan banyaknya

variabel bebas yang ada dalam model. Ini dapat dilakukan dengan

menggunakan adjusted R square. Istilah penyesuaian berarti nilai R2

sudah disesuaikan dengan banyaknya variabel (derajat bebas) dalam

model. Memang R2 yang disesuaikan ini juga akan meningkat

bersamaan dengan meningkatnya jumlah variabel, tetapi

peningkatannya relatif kecil.

Seringkali juga disarankan, jika variabel bebas lebih dari dua,

sebaiknya menggunakan adjusted R square.

Pada regresi, ada 3 parameter kunci yang menentukan model hasil

regresi tersebut bagus, yaitu :

a. R Square

Nilai yang diperoleh R square harus lebih besar atau sama dengan

0,8 (R Square ≥ 0,8) dengan kata lain 80 % perubahan output

dipengaruhi oleh input, sedangkan sisanya oleh variabel lainnya.

Pada tabel summary output di atas diperoleh hasil R square

0,231788894, yang berarti 23 % perubahan output dipengaruhi oleh

input, sedangkan sisanya oleh variabel lainnya.


76

b. Significance F

Nilai yang diperoleh harus kurang dari 0,05 (alpha = 0,05), yang

berarti model yang dihasilkan signifikan (bagus).

pada tabel summary output di atas diperoleh hasil Significance F

2,08155E-08, atau kurang dari 0,005. Yang berarti model yang

dihasilkan pada penelitian ini signifikan (bagus).

c. P value for coefficient

Nilai yang diperoleh harus kurang dari 0,005 (alpha = 0,05) yang

berarti koefisien model yang dihasilkan signifikan (bagus) sehingga

bisa diikut sertakan dalam model.

Nilai P value adalah sebagai berikut :

1) Signifance F ≤ alfa, yang berarti koefisien yang dihasilkan

baik (signifikan).

2) Alfa < significance F < 4 x alfa, yang berarti koefisien

mungkin signifikan mungkin tidak.

3) Significance F ≥ 4 x alfa, yang berarti koefisien yang

dihasilkan tidak baik (tidak signifikan).

Pada tabel summary output P value untuk X1 (Pengetahuan)

adalah 0,670434 yang berarti tidak signifikan, P value untuk X2

(sikap) adalah 0,01794 yang berarti signifikan (bagus), dan P value

untuk X3 (motivasi) adalah 0,001326, yang berarti signifikan

(bagus).
77

2. Persamaan Regresi

Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = -1,505+0,096 X1 +0,045 X2 +0,031 X3

Keterangan :

X1 = Pengetahuan (X1)

X2 = Sikap (X2)

X3 = Motivasi (X3)

Y = Penemuan Terduga TBC Paru (Y)

Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jika seluruh variabel bebas bernilai 0 maka variabel penemuan

terduga bernilai -1,505 satuan.

b. Jika variabel penemuan (X1) meningkat 1 satuan dan variabel

lainnya konstan maka variabel penemuan terduga TBC Paru (Y)

akan bertambah sebesar 0,096. Hal ini berarti bahwa hubungan yang

diberikan antara variabel pengetahuan dan variabel penemuan

terduga TBC Paru (X1) adalah positif.

c. Jika variabel sikap (X2) meningkat 1 satuan dan variabel lainnya

konstan maka variabel penemuan terduga TBC Paru (Y) akan

bertambah sebesar 0,045. Hal ini berarti bahwa hubungan yang

diberikan antara variabel sikap (X2) dan variabel penemuan terduga

TBC Paru adalah positif.


78

d. Jika variabel motivasi (X3) meningkat 1 satuan dan variabel lainnya

konstan maka variabel penemuan terduga (Y) akan bertambah

sebesar 0,031. Hal ini berarti bahwa hubungan yang diberikan antara

variabel motivasi (X3) dan variabel penemuan terduga TBC Paru

adalah positif.

2. Koefisien Determinasi

Besarnya konstribusi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat ditunjukkan oleh R2. Berdasarkan hasil analisis,

besarnya nilai R2 adalah 0,231788894. Atau 23 %. Hal ini berarti

pengetahuan (X1), sikap (X2) dan motivasi (X3) memberikan konstribusi

pengaruh sebesar 23%, sedangkan 77% sisanya dipengaruhi oleh faktor

di luar pengetahuan, sikap dan motivasi.

3. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kader Dengan

Penemuan TBC Paru Di UPT Puskesmas Ngrambe Secara Parsial

a. Pengetahuan Kader Dengan Penemuan Terduga TBC Paru Di UPT

Puskesmas Ngrambe

Hipotesis pada pengujian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara

pengetahuan kader dengan penemuan terduga TBC Paru di

UPT Puskesmas Ngrambe


79

H1 : Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara

pengetahuan kader dengan penemuan terduga TBC Paru di

UPT Puskesmas Ngrambe

H0 akan diterima jika p-value ≥ 𝛼, dan H0 akan ditolak jika p-value <

𝛼. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar -

0,426414457 dengan p-value = 0,67043392 pada 𝛼 = 0,05 . Karena p-

value > 𝛼 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan kader

dengan penemuan-terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe,

dengan koefisien korelasi = -0,133241388.

b. Pengaruh Sikap Kader Dengan Penemuan Terduga TBC Paru Di UPT

Puskesmas Ngrambe

Hipotesis pada pengujian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara

sikap kader dengan penemuan terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

H1 : Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara sikap

kader dengan penemuan terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

H0 akan diteri ma jika p-value ≥ 𝛼, dan H0 akan ditolak jika p-value <

𝛼. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar

2,393900462 dengan p-value = 0,017940072 pada 𝛼 = 0,05 .


80

Karena p-value < 𝛼 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap kader

dengan penemuan terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe,

dengan kuat hubungan (koefisien korelasi) = 0,237763582.

c. Pengaruh Motivasi Kader Dengan Penemuan Terduga TBC Paru Di

UPT Puskesmas Ngrambe

Hipotesis pada pengujian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan yang positip dan signifikan antara

motivasi kader dengan penemuan terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

H1 : Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara

motivasi kader dengan penemuan terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

H0 akan diteri ma jika p-value ≥ 𝛼, dan H0 akan ditolak jika p-value <

𝛼. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar

3,273489793 dengan p-value = 0,001326279 pada 𝛼 = 0,05 . Karena

p-value < 𝛼 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kader dengan

penemuan terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe, dengan

kuat hubungan (koefisien korelasi) = 0,326975119


81

4. Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kader Dengan Penemuan

Terduga TBC Paru Di UPT Puskesmas Ngrambe Secara Simultan

Hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi kader dengan

penemuan terduga TBC Paru secara simultan ditunjukkan oleh nilai F.

Besarnya nilai F hasil perhitungan adalah 14,68397524 dengan

signifikan F = 2,08155E-08 pada 𝛼 = 0,05. Karena signifikan F < 𝛼 maka

H0 ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pengtahuan, sikap dan motivasi kader dengan penemuan

terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe.

Koefisien korelasi pengaruh antara pengetahuan dengan penemuan

terduga TBC Paru adalah -0,133241388 dengan P value sebesar

0,67043392, sedangkan pengaruh sikap dengan penemuan terduga TBC

0,237763582 dengan p value sebesar 0,017940072 dan pengaruh

motivasi dengan penemuan terduga TBC Paru memiliki koefisien

korelasi 0,326975119 dengan p value sebesar 0,001326279. Hasil P value

harus < 0,05, sehingga pada hasil di atas menunjukkan bahwa sikap dan

motivasi tentang penemuan terduga TBC Paru merupakan faktor yang

memiliki pengaruh paling kuat dengan penemuan terduga TBC Paru

F. Pembahasan

1. Pengaruh Pengetahuan Kader Dengan Penemuan Terduga TBC Paru

di UPT Puskesmas Ngrambe

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar -

0,426414457 dengan p-value = 0,67043392 pada 𝛼 = 0,05 . Karena p-


82

value > 𝛼 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan kader dengan

penemuan terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe, dengan

koefisien korelasi = -0,133241388

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

antara pengetahuan kader dengan penemuan terduga TBC Paru, hal ini

berarti semakin tinggi pengetahuan kader maka tidak berpengaruh pada

banyaknya penemuan terduga TBC Paru. Kondisi ini terkait dengan

kecakapan yang dimiliki kader, pengetahuan kader yang sudah baik dan

sering mendapatkan informasi kesehatan sehingga tingkat pengetahuan

kader sudah sangat baik dan merupakan modal awal keberhasilan

pembangunan kesehatan terutama di kecamatan Ngrambe.

Pengetahuan ini sangat penting dalam upaya menemukan terduga

TBC Paru, terutama untuk pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta

secara aktif dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini akan lebih

memudahkan dalam upaya penemuan kasus Terduga TBC paru di

masyarakat dan sekaligus sebagai peran serta pemberdayaan masyarakat

dalam pembangunan kesehatan, serta memudahkan fungsi pengawasan

pada pasien TBC yang ditemukan dan diobati.

Kader yang telah dibekali dengan pengetahuan yang cukup sehingga

kader dapat berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Ngrambe atau dengan

tenaga kesehatan setempat untuk merujuk terduga TBC Paru untuk segera

ditemukan, diobati sampai sembuh, sehingga dapat menurunkan angka


83

terjadinya penularan lebih lanjut. Semakin cepat pasien TBC ditemukan,

semakin mengurangi tingkat penularan di masyarakat akan penyakit TBC.

Tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini semuanya baik,

ini berarti gambaran pengetahuan kader kesehatan tentang penyakit TBC

terutama kader kesehatan di UPT Puskesmas Ngrambe sudah sangat baik.

Hal ini merupakan salah satu modal utama pembangunan kesehatan dalam

pemberantasan penyakit menular, terutama penyakit TBC. Semakin cepat

Terduga TBC ditemukan dan diobati sampai sembuh, semakin cepat

memutus mata rantai penularan TBC dan ikut serta dalam menurunkan

angka penderita TBC sesuai dengan target pemerintah yaitu Eliminasi

TBC di tahun 2030.

Ketidak efektifan penemuan Terduga TBC Paru ini juga diungkapkan

oleh Antoni dkk (2009) dalam penelitian tentang implementasi penemuan

Terduga TBC Paru di Puskesmas Kabupaten Pesisir Selatan. Dari

penelitian ini dinyatakan pada saat ini target penemuan Terduga TBC Paru

BTA positif tidak ditemukan. Terdapat dua kemungkinan penyebab

kondisi ini yaitu penderita BTA positifnya memang kecil atau proses

penemuan Terduga TBC Paru yang tidak berjalan efektif.

Penemuan Terduga TBC ini juga harus melibatkan secara aktif peran

serta masyarakat, salah satunya melalui peran kader kesehatan. Kader yang

memiliki pengetahuan yang baik akan mampu mendeteksi lebih awal

gejala TBC dan selanjutnya melakukan rujukan ke Tenaga Kesehatan atau

Puskesmas untuk segera ditatalaksana dan segera diobati sampai sembuh.


84

2. Pengaruh Sikap Kader Penemuan Terduga TBC Paru di UPT

Puskesmas Ngrambe

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar

2,393900462 dengan p-value =0,017940072 pada 𝛼 = 0,05 . Karena p-

value < 𝛼 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara sikap kader dengan penemuan

terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe, dengan kuat hubungan

(koefisien korelasi) = 0,237763582.

Koefisien korelasi tersebut menurut Sugiyono (2007) menunjukkan

hubungan yang kuat dan positif, yang berarti semakin positif sikap kader

maka semakin banyak penemuan yang dapat dilaksanakan. Sikap

merupakan indikasi kemauan untuk bertindak, semakin baik sikap yang

ditunjukkan oleh kader maka kemauan kader untuk menemukan Terduga

TBC semakin baik pula.

Penemuan terduga TBC Paru oleh kader juga dipengaruhi oleh sikap

kader dalam melaksanakan penemuan terduga TBC Paru. Penemuan

terduga TBC paru sering di dorong oleh sikap positif kader dalam

menyikapi tanda dan gejala pada lingkungan disekitarnya. Kader yang

tanggap dan cepat dalam menentukan sikap jika ditemukan Terduga TBC

akan mempercepat penemuan Terduga TBC di masyarakat untuk segera

diobati di Puskesmas ataupun Rumah Sakit.


85

Penemuan terduga TBC Paru oleh kader juga dipengaruhi oleh sikap

kader dalam melaksanakan penemuan terduga TBC Paru. Penelitian yang

dilakukan oleh Suparyanto dkk (2005) yang meneliti tentang upaya

penemuan terduga TBC paru melalui análisis kinerja tenaga kerja

puskesmas di BP Puskesmas di Kabupaten Jombang, menemukan bahwa

sikap petugas yang positif cenderung meningkatkan penemuan terduga

TBC Paru, sebaliknya sikap negatif yang ditunjukkan oleh petugas

mendorong terciptanya kegagalan pencapaian penemuan terduga. Kondisi

ini tentunya berlaku juga pada kader dalam menemukan terduga TBC

paru. Penemuan terduga TBC paru sering di dorong oleh sikap positif

kader dalam menyikapi tanda dan gejala pada lingkungan disekitarnya.

Sikap yang tepat dari seorang kader kesehatan akan mendorong dan

mampu menjadi tombak penemuan Terduga TBC di masyarakat. Kader

yang mampu bersikap sebagai jejaring TBC akan segera berkoordinasi

dengan tenaga kesehatan setempat maupun Puskesmas untuk tatalaksana

lebih lanjut penemuan Terduga TBC uang sudah ditemukan, untuk segera

diobati sampai sembuh.

Salah satu unsur pokok yang dibutuhkan dalam keberhasilan program

TBC Paru adalah melakukan gerakan masyarakat secara bersama-sama,

untuk berkoordinasi dalam penemuan Terduga TBC Paru. Selain itu peran

serta pengelola program TBC UPT Puskesmas Ngrambe mempunyai peran

penting dalam keberhasilan tatalaksana penemuan Terduga TBC Paru.


86

Faktor-faktor yang berperan dalam upaya pencapaian cakupan CDR

dalam program TBC Paru adalah faktor dari dalam diri individu dan faktor

di luar diri individu. Faktor dalam diri individu meliputi umur, motivasi,

persepsi, pendidikan, kemampuan petugas yang mencakup pengetahuan,

sikap dan keterampilan, serta lama kerja. Sedangkan faktor di luar individu

meliputi komitmen kepala UPT Puskesmas Ngrambe, beban kerja petugas,

insentif bagi petugas, sumber daya atau sarana penunjang dan kondisi

geografis.

3. Pengaruh Motivasi Kader Dengan Penemuan Terduga TBC Paru di

UPT Puskesmas Ngrambe

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t Start sebesar

3,273489793 dengan p-value = 0,001326279 pada 𝛼 = 0,05. Karena p-

value < 𝛼 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan antara motivasi dengan penemuan Terduga

TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe, dengan kuat pengaruh (koefisien

korelasi) = 0,326975119.

Kuat pengaruh antara motivasi kader dengan penemuan Terduga TBC

Paru yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi berarti Pengaruh yang

terbentuk dalam kategori kuat dan positif. Hal ini berarti semakin tinggi

motivasi kader maka semakin baik pula upaya penemuan yang dilakukan

oleh kader. Motivasi merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk

bertindak semakin kuat dorongan yang dimiliki maka semakin mudah

seseorang untuk bergerak.


87

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2009), tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas P2TB Paru Puskesmas

dalam implementasi strategi DOTS di Kota Semarang yang menunjukkan

motivasi memiliki hubungan dengan kinerja petugas. Meningkatkan

pengetahuan kader tentang penemuan suspek TB dapat dilakukan dengan

penyuluhan perorangan dan kelompok. Penyuluhan perorangan kepada

kader yang dilakukan dengan baik dan berkesinambungan dapat

meningkatkan motivasi kader dalam melaksanakan penemuan suspek TB

Paru. Penelitian Sukana (2005) menyatakan pengetahuan kader sebelum

dan sesudah dilakukan penyuluhan sangat berbeda dengan RR value =

3.05 yang berarti pengetahuan kader yang diberikan penyuluhan lebih baik

dari penderita yang tidak diberikan penyuluhan.

Kader kesehatan merupakan sasaran yang tepat dalam pelaksanaan

program penanganan TBC karena dianggap sebagai tempat rujukan

pertama pelayanan kesehatan. Kader ini adalah kepanjangan tangan dari

puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Kader dianggap sebagai rujukan dalam penanganan berbagai masalah

kesehatan termasuk TBC. Dengan memiliki motivasi yang tinggi dalam

melaksanakan penemuan Terduga TBC maka upaya pelaksanaan

penemuan Terduga TBC akan dapat berjalan secara efektif, sesuai dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa motivasi kader memiliki

korelasi yang positif terhadap penemuan Terduga TBC paru.


88

4. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Kader Dengan Penemuan

Terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe

Pengaruh pengetahuan, sikap dan motivasi dengan penemuan

suspek secara simultan ditunjukkan oleh nilai F. Besarnya nilai F hasil

perhitungan adalah 14,68397524 dengan Signifikansi F = 2,08155E-08.

Terdapat pengaruh pengetahuan, sikap dan motivasi kader dengan

penemuan Terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe.

Koefisien korelasi Pengaruh antara pengetahuan dengan penemuan

Terduga TBC Paru adalah -0,133241388, sedangkan Pengaruh sikap

dengan penemuan Terduga TBC Paru adalah 0,237763582 dan Pengaruh

motivasi dengan penemuan Terduga TBC Paru memiliki koefisien korelasi

0,326975119. Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan motivasi kader dalam

penemuan Terduga TBC Paru merupakan faktor yang memiliki pengaruh

yang kuat dengan penemuan Terduga TBC Paru.

Kondisi berbeda ditemukan oleh penelitian Nuraini (2009) yang

menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sikap (p=0,002) dan motivasi

(p=0,049) memiliki hubungan dengan kinerja kinerja petugas. Sedangkan

pengetahuan (p=0,297), persepsi beban kerja (p=0,091), insentif

(p=0,426), sarana (p=0,129) dan supervisi (p=0,111) tidak berhubungan

dengan kinerja petugas.

Perbedaan ini terjadi karena responden dalam penelitian ini adalah

kader, dimana pada kader pemahaman tentang TB Paru dan mekanisme


89

penemuan suspeknya belum dipahami, sehingga pengetahuan kuder

memegang peranan yang sangat penting dalam penemuan suspek TB Paru,

hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa

pengetahuan petugas tidak berhubungan dengan penemuan suspek TB

Paru, hal ini terjadi karena petugas kesehatan di Puskesmas sudah

memiliki pengetahuan sebelum program dijalankan sehingga pengetahuan

tersebut tidak terlalu bermanfaat dalam penemuan kasus TB Paru

mengingat dalam proses penemuannya, petugas melakukannya secara pasif

di Puskesmas.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan motivasi kader

dalam menemukan Terduga TBC Paru dilakukan dergan melalui

pendidikan atau pelatihan kesehatan. Melalui pendidikan atau pelatihan

tentang TBC Paru diharapkan terjadinya transfer ilmu, baik pengetahuan,

sikap dan motivasi yang diharapkan dalam pembangunan kesehatan

kepada kader kesehatan. Ilmu pengetahuan yang baik dapat berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku kader dalam penemuan Terduga TBC Paru.
90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan

dengan penemuan Terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe (p

value 0,67043392 > dari alfa)

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap dengan

penemuan Terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe. (p value

0,017940072 < dari alfa)

3. Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dengan

penemuan Terduga TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe (p value

0,001326279 < dari alfa)

4. Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan, sikap

dan motivasi kader dengan penemuan Terduga TBC Paru UPT Puskesmas

Ngrambe (Signifikansi F 2,08155E-08).

B. Keterbatasan Penelitian

1. Pada saat melakukan penelitian (wawancara kuesioner) kejujuran

responden dalam menjawab pertanyaan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hasil penilaian kuesioner.

2. Keterbatasan referensi yang digunakan pada pembuatan tesis ini membuat

peneliti kurang dapat membahas lebih mendalam mengenai faktor-faktor

di luar pengetahuan, sikap dan motivasi yang berhubungan dengan


91

penemuan Terduga TBC Paru. Dengan demikian pada penelitian lebih

lanjut perlu referensi yang cukup untuk mengembangkan penelitian ini.

3. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini belum dikonsultasikan

dengan pakar , sehingga validitas eksternal belum disesuaikan gold

standar. Validitas kuesioner hanya menggunakan tes validitas dan

reliabilitas. Dengan demikian perlu pengembangan validitas eksternal dan

validitas isi pada penelitian lebih lanjut.

C. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan selaku pembuat kebijakan program pemberantasan

penyakit TBC Paru, diharapkan melibatkan peran serta dalam penemuan

Terduga TBC Paru sebagai upaya meningkatkan cakupan Target Program

TBC.

2. Bagi Puskesmas dalam melibatkan kader dalam penemuan Terduga TBC

Paru agar disertai upaya peningkatan pengetahuan dan motivasi dalam

bentuk pendidikan atau pelatihan secara berkala, dan melakukan

pendampingan dalam pelaksanaannya.


92

DAFTAR PUSTAKA

Setiyaningsih, SM. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi


Petugas TBC Dengan Angka Penemuan Kasus TBC di
Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Boyolali Yogyakarta.
Surakarta: Program Studi Kesehatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sesilianus, B. 2009. Analisis Penemuan Pasien TBC Berdasarkan Faktor


Petugas. Surabaya: FKM Universitas Airlangga.
http://adln.lib.unair.ac.id/files/diskI/250/gdlhub-gdl-sl-
2010-burhanusse-12494-fkm110-k.pdf

Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Ika Arni A, Yuli K, Badar K, 2017, “Faktor-faktor yang berhubungan


dengan keaktifan kader Community TB care’Aisyiyah
Surakarta”, Jurnal kesehatan ISSN 1979-7621 Vol 2,
Desember

Putu Eva Y,N.L., 2016, “Pengendalian Kasus tuberkulosis melalui


Kelompok Kader Peduli Tb (KKP-TB)”, Jurnal Kesehatan
ISSN 2303-1298, FK Universitas Udayana, Januari-April.

Sumartini, N.P.,2014 “Penguatan peran Kader Kesehatan dalam penemuan


kasus Tuberkulosis (TB) BTA Positif melalui edukasi
dengan pendekatan Theory of planned behavior (TPB)”.
Jurnal kesehatan Prima Vol 8, Poltekkes Kemenkes
Mataram, Februari.
93

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016, “Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 67 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis”.

Nur F., Elmi N., Artha D., Titiek D., restu S.H., 2014, “Perilaku kader
dalam penemuan Suspek tuberkulosis”, Jurnal Kesehatan
Masyarakat nasional Vol 8, No 6, Januari.

Putri Pebryanty., Tuti R., Zahtamal., 2017, “Pengetahuan dan Tindakan


Kader TB dalam upaya pengendalian penyakit TB Paru di
Kabupaten Kepulauan Meranti”, JOM FK Vol 4, No 2,
Oktober.

I Made Kusuma W., Bhisma Murti., Putu Suriyasa., 2013, “Hubungan


Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Kader Kesehatan dengan
Aktivitasnya dalam Pengendalian Kasus Tuberkulosis di
Kabupaten Buleleng”, Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/kader-kesehatan.html

https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/macam-macam-
motivasi/
94

Lampiran 1

PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Di Kecamatan Ngrambe

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Pasca Sarjana


Magister Manajemen Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha
Yogyakarta:

Nama : Andhika Rahmawati

NIM : 171103451

Dengan ini memohon kesediaan Saudara untuk menjadi responden dalam


penelitian kami untuk menyusun tesis kami dengan judul “Pengaruh
Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kader pada penemuun Terduga TBC Paru,
Studi Kasus di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi".

Untuk mendapatkan data yang kami perlukan, kami mohon saudara


mengisi soal Pengetahuan, Sikap dari Motivasi Kader dengan penemuan Terduga
TBC Paru di UPT Puskesmas Ngrambe Kabupaten Ngawi. Dalam proses
penelitian ini kami menjamin kerahasiaannya sehingga kami mohon partisipasinya
Saudara memberikan jawaban dan menyampaikan pendapat sejujur-jujurnya

Demikian, atas kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Hormat kami,

Andhika Rahmawati
95

Lampiran 2

KISI-KISI SOAL TES PENGETAHUAN

Test : Pilihan Tunggal

Soal : 10

Kompetensi : Responden mengetahui tentang informasi tentang TBC Paru

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Jumlah

Butir Soal Butir

Soal

Responden mengetahui Responden mengetahui tentang :

informasi dasar tentang 1. Pengertian TBC Paru 1,2 2

penyakit TBC Paru dan 2. Gejala dan cara penularan 3,4 2

penemuan Terduga TBC Paru

TBC 3. Cara pencegahan 5,6 2

4. Perlunya penemuan Terduga 7,8 2

TBC Paru

5. Cara penemuan Terduga 9,10 2

TBC Paru

Jumlah 10
96

Lampiran 3

Petunjuk pengisian soal pengetahuan kader tentang Tuberkulosis Paru


1. Baca dan pahami setiap pertanyaan yang ada pada setiap soal.
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani saudara pada semua soal
yang ada.
3. Pada soal pengetahuan tentang TBC Paru, disediakan 2 jawaban pada
setiap soal, yaitu benar dan salah.
4. Pilihlah satu jawaban yang saudara anggap benar, dan berilah tanda (v)
pada jawaban yang saudara pilih.
5. Setelah selesai pastikan semua soal telah terisi, dan diserahkan kembali
kepada pemberi lembar soal.
6. Karakteristik responden :
No responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :

7. Terima kasih atas kesediaannya dalam mengisis kuesioner ini.

Soal pengetahuan kader tentang Tuberkulosis Paru

N Pernyataan Jawaban
NO

Salah Benar

1 Tuberkulosis (TBC) Paru disebabkan oleh


1 kuman
2 TBC Paru merupakan penyakit yang mudah
2 menular
3 Cara penularan TBC Paru dapat melalui
3 batuk/bersin
4 Gejala penyakit TBC Paru adalah batuk
4 berdahak lebih dari 2 minggu
97

5 Menutup mulut waktu bersin dapat mengurangi


5 resiko penularan TBC Paru pada orang lain
6 Tidak meludah di sembarang tempat dapat
6 mencegah penularan TBC Paru
7 Terduga TBC Paru yang segera ditemukan dan
7 diperiksa merupakan kegiatan penting dalam
menjaga kesehatan masyarakat sekitar
8 Dengan menemukan terduga TBC Paru
8 merupakan kegiatan penting dalam
menanggulangi penyakit TBC Paru di
masyarakat
9 Penyuluhan TBC Paru pada lingkungan sekitar
9 adalah upaya untuk menemukan Terduga TBC
1 Memberi penyuluhan TBC Paru pada penderita
10 dan keluarga merupakan kegiatan untuk
menemukan Terduga TBC
98

Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

SIKAP KADER PADA PENEMUAN TERDUGA TBC PARU

No Item
Jumlah
Komponen Indikator Kuesioner

+ - + - 𝚺

Aspek penilaian terhadap Keyakinan 1,2,3 3 3

informasi Program TBC dalam

Paru menerima

informasi

program

TB Paru

Aspek dorongan Sifat ingin 5,6 4 2 1 3

untuk menemukan melakukan

Terduga TBC Paru

Aspek munculnya Daya tarik 8,10 7,9 2 2 4

keinginan dan afeksi

kader

JUMLAH 7 3 7 3 10
99

Lampiran 5

Petunjuk pengisian soal sikap kader terhadap penemuan Terduga TBC Paru
1. Baca dan pahami setiap pertanyaan yang ada pada setiap soal.
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani saudara pada semua soal
yang ada.
3. Pada soal sikap kader tentang Tuberkulosis Paru, disediakan 4 kolom
jawaban, antara lain berisi pernyataan sikap
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak setuju (TS)
Sangat tidak setuju (STS)
4. Pilihlah satu jawaban yang saudara anggap benar, dan berilah tanda (v)
pada jawaban yang saudara pilih.
5. Setelah selesai pastikan semua soal telah terisi, dan diserahkan kembali
kepada pemberi lembar soal.
6. Terima kasih atas kesediaannya dalam mengisis kuesioner ini.

Soal sikap kader terhadap penemuan Terduga TBC Paru


N Pernyataan Sikap
NO
S S T S
SS S TS STS

1Penemuan penderita TBC Paru sangat penting


1 untuk mencegah penularan yang lebih luas
2Agar bisa menemukan Terduga TBC Paru,
2 kader harus memberikan informasi tentang TBC
paru pada orang lain
3Dengan menemukan Terduga TBC Paru adalah
3 upaya awal untuk memberantas penyakit TBC
Paru
4Kader cukup hanya mengamati masyarakat
4 sekitar tanpa perlu melakukan perencanaan
5Kader mengajak masyarakat sekitarnya untuk
5 turut berperan serta dalam mengidentifikasi
keluarga dan dirinya yang merupakan Terduga
TBC Paru
100

6Apabila mengetahui ada seseorang yang


6 mempunyai gejala TBC, kader segera
mendorong untuk periksa
7Apabila ada Terduga TBC punya masalah untuk
7 periksa ke Puskesmas, dibiarkan sampai
masalahnya selesai
8Kader dalam mencari dan menemukan Terduga
8 TBC, dilakukan secara sukarela
9Kader tidak harus berperan dalam mencegah dan
9 memberantas TBC Paru pada lingkungan
sekitarnya
1Apabila terdapat penderita TBC Paru di
10 lingkungannya, kader akan berusaha mencari
orang di sekitarnya yang mempunyai gejala
TBC Paru
101

Lampiran 6

KISI-KISI MOTIVASI KADER

DALAM PENEMUAN TERDUGA TBC

N Kemampuan Indikator Nomer butir Jumla


O soal h soal

1 Motivasi 1.
instrinsik a. Tanggung jawab
dalam 1 1
melaksanakan tugas
2 1
b. Memiliki tujuan
c. Ada umpan balik 3 1
d. Memiliki perasaan
senang 4 1
e. Selalu berusaha
unggul 5 1
f. Diutamakan prestasi 6 1

2 Motivasi a. Selalu berusaha 7 1


ekstrinsik memenuhi
kebutuhan 8 1
b. Senang memperoleh
9 1
pujian
c. Bekerja dengan
harapan
memperoleh 10 1
insentif
d. Bekerja dengan
harapan
memperoleh
perhatian

jumlah 10

Lampiran 7
102

Petunjuk pengisian soal motivasi kader dalam program Tuberkulosis

1. Baca dan pahami setiap pertanyaan yang ada pada setiap soal.
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani saudara pada semua soal
yang ada.
3. Pada soal motivasi kader dalam program Tuberkulosis Paru, disediakan 4
kolom jawaban, antara lain berisi pernyataan sikap
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak setuju (TS)
Sangat tidak setuju (STS)
4. Pilihlah satu jawaban yang saudara anggap benar, dan berilah tanda (v)
pada jawaban yang saudara pilih.
5. Setelah selesai pastikan semua soal telah terisi, dan diserahkan kembali
kepada pemberi lembar soal.
6. Terima kasih atas kesediaannya dalam mengisis kuesioner ini.

Soal motivasi kader dalam program Tuberkulosis


N Pernyataan Motivasi
NO
S S T S
SS S TS STS

1Bagi saya menemukan Terduga TBC Paru


1 adalah menjadi bagian tugas dari kader
2Kader perlu mendapat target Terduga TBC Paru
2 yang harus ditemukan
3Saya berharap ada pemberian umpan balik atas
3 hasil kerja kader dalam menemukan Terduga
TBC Paru
4Dalam melaksanakan penemuan Terduga TBC
4 paru, saya akan berusaha melaksanakan dengan
sebaik mungkin
5Dalam mencari Terduga TBC Paru, saya
5 berusaha menemukan lebih banyak dari kader
yang lain
6Apabila ada terduga TBC Paru menolak untuk
6 periksa, merupakan kepuasan tersendiri bagi
saya apabila menemukannya
103

7Apabila belum menemukan Terduga TBC Paru,


7 menjadi tantangan bagi saya untuk lebih aktif
melakukan penyuluhan dan mencari Terduga
TBC Paru
8Mendapat pujian yang diberikan oleh petugas
8 kesehatan, merupakan pemacu semangat bagi
kader
9Kader berharap ada penghargaan yang diberikan
9 dalam kegiatan penemuan Terduga TBC Paru
1Kader mengharapkan ada perhatian dan kerja
10 sama dari teman-teman sesama kader dalam
mencari dan menemukan Terduga TBC Paru

Lampiran 8
104

Lembar Observasi

Penemuan Terduga Tuberkulosis Paru

Jumlah Terduga TBC yang ditemukan …………………………………..

orang

Lampiran 9
105

No Resp Usia Pendidikan Pekerjaan

1 35 SMA IBU RUMAH TANGGA

2 47 SMA IBU RUMAH TANGGA

3 24 SMA IBU RUMAH TANGGA

4 41 SD WIRASWASTA

5 51 SMA IBU RUMAH TANGGA

6 53 SMP SWASTA

7 53 SMP SWASTA

8 50 SMP IBU RUMAH TANGGA

9 35 SMP IBU RUMAH TANGGA

10 42 SMP IBU RUMAH TANGGA

11 29 SMA IBU RUMAH TANGGA

12 44 SMP IBU RUMAH TANGGA

13 55 SMA IBU RUMAH TANGGA

14 46 SMA SWASTA

15 38 SMA IBU RUMAH TANGGA

16 52 SMA SWASTA

17 49 SMA WIRASWASTA

18 53 SMP SWASTA

19 35 SD IBU RUMAH TANGGA

20 43 SMA WIRASWASTA

21 45 SMP IBU RUMAH TANGGA

22 44 SMP IBU RUMAH TANGGA

23 40 SMA IBU RUMAH TANGGA

24 37 SMP IBU RUMAH TANGGA

25 34 SMP IBU RUMAH TANGGA

26 43 SMA SWASTA
106

27 41 SMA WIRASWASTA

28 36 SMP SWASTA

29 45 SMA IBU RUMAH TANGGA

30 38 SMA IBU RUMAH TANGGA

31 50 SD IBU RUMAH TANGGA

32 37 S1 SWASTA

33 50 SMP IBU RUMAH TANGGA

34 56 SMA IBU RUMAH TANGGA

35 27 SMA IBU RUMAH TANGGA

36 42 SMP WIRASWASTA

37 45 SMP WIRASWASTA

38 35 SMP WIRASWASTA

39 54 SD WIRASWASTA

40 40 SMA WIRASWASTA

41 40 SD WIRASWASTA

42 43 SD WIRASWASTA

43 35 SMA WIRASWASTA

44 45 SMA IBU RUMAH TANGGA

45 38 SMP WIRASWASTA

46 33 S1 WIRASWASTA

47 38 SMA WIRASWASTA

48 37 SMA SWASTA

49 48 SMA WIRASWASTA

50 37 SMA WIRASWASTA

51 37 SMA WIRASWASTA

52 43 SMA WIRASWASTA

53 52 SMA WIRASWASTA
107

54 46 SD SWASTA

55 50 SD WIRASWASTA

56 34 S1 SWASTA

57 25 SMA IBU RUMAH TANGGA

58 45 SMA WIRASWASTA

59 45 SMP WIRASWASTA

60 62 SMA WIRASWASTA

61 46 SMA WIRASWASTA

62 33 S1 WIRASWASTA

63 50 SMA WIRASWASTA

64 45 SMA IBU RUMAH TANGGA

65 39 SMA IBU RUMAH TANGGA

66 38 SMA IBU RUMAH TANGGA

67 37 S1 SWASTA

68 36 SMA IBU RUMAH TANGGA

69 51 SMP IBU RUMAH TANGGA

70 42 SMA SWASTA

71 43 SMA SWASTA

72 38 SMA WIRASWASTA

73 42 S1 PNS

74 45 SMP IBU RUMAH TANGGA

75 34 SMA IBU RUMAH TANGGA

76 38 SMA IBU RUMAH TANGGA

77 48 SMA SWASTA

78 50 SMA WIRASWASTA

79 55 SMA WIRASWASTA

80 51 S1 PNS
108

81 28 SMA WIRASWASTA

82 52 SMA WIRASWASTA

83 31 SMP IBU RUMAH TANGGA

84 54 SMA WIRASWASTA

85 52 SMP WIRASWASTA

86 39 SMP IBU RUMAH TANGGA

87 32 SMP IBU RUMAH TANGGA

88 41 SMP WIRASWASTA

89 32 SMA WIRASWASTA

90 49 SMA IBU RUMAH TANGGA

91 40 SMA IBU RUMAH TANGGA

92 45 SMA IBU RUMAH TANGGA

93 54 SD WIRASWASTA

94 64 SMP WIRASWASTA

95 31 S1 WIRASWASTA

96 45 SD IBU RUMAH TANGGA

97 37 SMA IBU RUMAH TANGGA

98 54 SMA WIRASWASTA

99 55 SMA WIRASWASTA

100 38 SMA WIRASWASTA

101 33 SMP IBU RUMAH TANGGA

102 24 SMA WIRASWASTA

103 36 SMA IBU RUMAH TANGGA

104 24 SMA IBU RUMAH TANGGA

105 34 SD WIRASWASTA

106 42 SMA WIRASWASTA

107 35 SMP SWASTA


109

108 34 SMA SWASTA

109 41 SMA IBU RUMAH TANGGA

110 41 SMA IBU RUMAH TANGGA

111 27 SMP IBU RUMAH TANGGA

112 32 SMP WIRASWASTA

113 28 SMA IBU RUMAH TANGGA

114 27 SMA WIRASWASTA

115 49 SMA SWASTA

116 35 SMA WIRASWASTA

117 36 SMP SWASTA

118 50 SMA SWASTA

119 50 SMA IBU RUMAH TANGGA

120 43 SMA IBU RUMAH TANGGA

121 40 SMP WIRASWASTA

122 48 SMA WIRASWASTA

123 50 SMP WIRASWASTA

124 33 SMA SWASTA

125 48 SD WIRASWASTA

126 53 SMA WIRASWASTA

127 48 SMP WIRASWASTA

128 40 SMP WIRASWASTA

129 54 SMA WIRASWASTA

130 40 SMP IBU RUMAH TANGGA


110

Lampiran 10

TABULASI PENGETAHUAN KADER

No Resp Butir Soal Jumlah % Kategori


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
32 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 BAIK
33 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
38 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70 BAIK
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
42 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 BAIK
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
48 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 BAIK
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
111

51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
52 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 70 BAIK
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
54 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 BAIK
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
56 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 BAIK
57 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 BAIK
58 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 BAIK
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
60 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 BAIK
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
68 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
69 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
70 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
72 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70 BAIK
73 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
74 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
77 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
78 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BAIK
79 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80 BAIK
80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
83 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
85 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
86 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 BAIK
87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
88 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
89 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK
90 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
91 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
92 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
97 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 BAIK
98 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
99 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
112

101 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
102 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 BAIK
103 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
104 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80 BAIK
105 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
106 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
107 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
108 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
109 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 BAIK
110 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
111 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
112 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
113 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
114 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
115 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
116 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BAIK
117 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
118 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 BAIK
119 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
120 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BAIK
121 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
122 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BAIK
123 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 BAIK
124 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
125 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
126 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
127 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
128 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BAIK
129 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 BAIK
130 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
131 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
132 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 BAIK
133 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK
134 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
135 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 BAIK
136 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BAIK
137 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
138 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
139 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK
140 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 BAIK
142 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 BAIK
143 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
144 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
145 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
146 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK
147 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
148 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
149 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 BAIK
150 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK
113

Lampiran 11

TABULASI SIKAP KADER

No Resp Butir Soal Jumlah % Kategori


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 80 BAIK
2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 34 85 BAIK
3 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 32 80 BAIK
4 3 4 3 2 3 4 1 3 3 3 29 72,5 BAIK
5 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4 32 80 BAIK
6 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 30 75 BAIK
7 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 28 70 BAIK
8 4 3 4 1 3 4 2 3 2 4 30 75 BAIK
9 4 4 4 2 4 4 1 3 3 4 33 82,5 BAIK
10 4 4 4 2 4 4 1 4 1 2 30 75 BAIK
11 4 3 4 2 4 4 2 4 1 4 32 80 BAIK
12 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 35 87,5 BAIK
13 4 2 4 1 3 4 2 3 3 4 30 75 BAIK
14 4 3 4 2 4 3 1 4 1 3 29 72,5 BAIK
15 4 3 4 2 3 4 1 3 4 3 31 77,5 BAIK
16 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 35 87,5 BAIK
17 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 32 80 CUKUP
18 4 4 3 1 4 3 1 3 1 4 28 70 BAIK
19 4 4 1 3 3 3 2 3 3 4 30 75 BAIK
20 4 3 3 1 3 4 1 3 2 3 27 67,5 BAIK
21 4 4 4 2 3 4 1 4 2 4 32 80 BAIK
22 4 3 4 2 4 4 1 4 1 4 31 77,5 BAIK
23 4 3 3 1 3 3 1 4 1 3 26 65 CUKUP
24 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 32 80 BAIK
25 3 4 3 2 4 4 2 3 3 4 32 80 BAIK
26 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 32 80 BAIK
27 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 30 75 BAIK
28 4 4 4 2 4 4 3 4 1 4 34 85 BAIK
29 3 2 3 1 3 3 1 3 2 3 24 60 CUKUP
30 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 31 77,5 BAIK
31 3 2 3 1 3 3 1 4 2 3 25 62,5 CUKUP
32 3 2 3 1 3 3 1 3 2 3 24 60 CUKUP
33 3 2 3 1 3 3 1 4 2 3 25 62,5 CUKUP
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100 BAIK
35 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 30 75 BAIK
36 3 3 3 2 4 4 1 4 2 4 30 75 BAIK
37 4 4 4 3 3 4 1 4 4 4 35 87,5 BAIK
38 4 3 4 1 4 3 2 4 1 3 29 72,5 BAIK
39 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 34 85 BAIK
40 4 3 3 4 4 3 2 2 4 3 32 80 BAIK
41 3 4 4 2 4 4 2 3 2 4 32 80 BAIK
42 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28 70 BAIK
43 4 4 3 1 3 4 3 4 4 4 34 85 BAIK
44 4 3 4 2 3 4 2 3 2 3 30 75 BAIK
45 4 4 4 1 3 4 3 4 1 3 31 77,5 BAIK
46 4 4 4 2 4 3 2 3 2 3 31 77,5 BAIK
47 4 4 4 2 3 4 2 3 2 3 31 77,5 BAIK
48 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
49 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 28 70 BAIK
50 4 4 3 1 4 3 1 3 2 1 26 65 CUKUP
114

51 4 4 4 2 3 4 1 3 1 3 29 72,5 BAIK
52 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 24 60 CUKUP
53 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 30 75 BAIK
54 4 4 4 2 3 3 1 3 1 3 28 70 BAIK
55 4 4 4 1 4 4 3 4 2 4 34 85 BAIK
56 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 32 80 BAIK
57 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 32 80 BAIK
58 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 32 80 BAIK
59 4 4 4 2 3 3 2 3 1 4 30 75 BAIK
60 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 29 72,5 BAIK
61 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 32 80 BAIK
62 4 4 4 1 4 4 2 3 1 4 31 77,5 BAIK
63 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 32 80 BAIK
64 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 37 92,5 BAIK
65 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 32 80 BAIK
66 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 30 75 BAIK
67 4 4 3 1 4 4 1 4 1 3 29 72,5 BAIK
68 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
69 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 28 70 BAIK
70 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
71 4 4 4 2 4 4 1 3 2 3 31 77,5 BAIK
72 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
73 4 3 3 2 3 4 1 4 2 3 29 72,5 BAIK
74 3 3 4 3 3 4 1 4 1 3 29 72,5 BAIK
75 4 4 4 1 4 4 1 4 1 4 31 77,5 BAIK
76 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 29 72,5 BAIK
77 4 3 3 2 4 4 1 3 1 3 28 70 BAIK
78 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 28 70 BAIK
79 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 28 70 BAIK
80 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 30 75 BAIK
81 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 33 82,5 BAIK
82 4 4 4 2 3 3 1 3 2 3 29 72,5 BAIK
83 4 3 3 2 4 3 2 4 1 2 28 70 BAIK
84 3 4 4 2 3 4 2 3 2 4 31 77,5 BAIK
85 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 72,5 BAIK
86 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 72,5 BAIK
87 4 4 4 2 4 3 2 2 1 3 29 72,5 BAIK
88 4 3 3 3 3 4 1 3 1 3 28 70 BAIK
89 4 3 3 2 4 3 1 2 2 3 27 67,5 BAIK
90 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 31 77,5 BAIK
91 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 30 75 BAIK
92 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 29 72,5 BAIK
93 4 3 3 1 4 4 3 4 1 3 30 75 BAIK
94 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 33 82,5 BAIK
95 4 4 4 1 4 4 1 3 1 4 30 75 BAIK
96 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32 80 BAIK
97 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
98 4 3 4 2 4 3 1 3 2 3 29 72,5 BAIK
99 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
100 3 3 3 2 4 4 1 2 2 2 26 65 CUKUP
115

101 4 4 2 1 2 2 1 4 2 4 26 65 CUKUP
102 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 27 67,5 BAIK
103 4 4 4 1 4 2 1 4 3 4 31 77,5 BAIK
104 4 3 4 2 3 4 2 2 2 3 29 72,5 BAIK
105 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 BAIK
106 4 3 4 2 3 4 2 3 2 3 30 75 BAIK
107 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 72,5 BAIK
108 4 4 2 2 2 2 2 4 3 4 29 72,5 BAIK
109 4 3 3 3 4 2 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
110 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 32 80 BAIK
111 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 75 BAIK
112 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 26 65 CUKUP
113 4 4 4 1 4 4 1 4 1 4 31 77,5 BAIK
114 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 29 72,5 BAIK
115 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 29 72,5 CUKUP
116 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
117 4 4 4 2 3 4 2 3 1 3 30 75 BAIK
118 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 26 65 CUKUP
119 3 3 4 3 3 4 1 4 1 3 29 72,5 BAIK
120 4 4 4 2 3 3 2 3 1 3 29 72,5 BAIK
121 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
122 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
123 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
124 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
125 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 34 85 BAIK
126 4 4 4 1 4 4 1 4 1 4 31 77,5 BAIK
127 4 4 4 1 4 4 1 4 1 4 31 77,5 BAIK
128 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 26 65 CUKUP
129 4 4 4 2 3 3 2 3 1 3 29 72,5 BAIK
130 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 33 82,5 BAIK
131 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 26 65 CUKUP
132 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 28 70 BAIK
133 4 4 3 2 3 3 1 3 2 3 28 70 BAIK
134 4 4 4 3 3 2 3 2 3 2 30 75 BAIK
135 4 4 4 2 4 2 2 2 2 3 29 72,5 BAIK
136 4 3 4 2 3 4 2 3 1 3 29 72,5 BAIK
137 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 36 90 BAIK
138 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
139 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
140 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 28 70 BAIK
141 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK
142 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 34 85 BAIK
143 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 35 87,5 BAIK
144 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 33 82,5 BAIK
145 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36 90 BAIK
146 4 4 2 3 4 4 4 2 2 2 31 77,5 BAIK
147 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 32 80 BAIK
148 4 4 3 3 4 1 2 3 2 4 30 75 BAIK
149 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 29 72,5 BAIK
150 4 3 4 2 3 2 2 2 3 3 28 70 BAIK
116

Lampiran 12

TABULASI MOTIVASI KADER

No Resp Butir Soal Jumlah % Kategori


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 80 BAIK
2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 30 75 BAIK
3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 34 85 BAIK
4 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 30 75 BAIK
5 3 2 2 3 4 4 3 4 2 3 30 75 BAIK
6 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 28 70 BAIK
7 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 30 75 BAIK
8 3 4 3 4 2 1 3 4 4 4 32 80 BAIK
9 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 33 82,5 BAIK
10 3 3 2 3 1 4 3 4 3 4 30 75 BAIK
11 3 1 3 3 4 4 3 2 4 3 30 75 BAIK
12 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 30 75 BAIK
13 3 4 3 4 2 1 3 2 4 4 30 75 BAIK
14 2 3 1 3 2 4 3 4 4 4 30 75 BAIK
15 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 30 75 BAIK
16 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 34 85 BAIK
17 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4 32 80 BAIK
18 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 32 80 BAIK
19 1 2 2 3 4 4 4 4 4 4 32 80 BAIK
20 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 26 65 CUKUP
21 4 3 3 4 2 2 4 3 2 4 31 77,5 BAIK
22 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 30 75 BAIK
23 2 2 2 3 2 1 3 1 1 3 20 50 CUKUP
24 4 3 2 3 4 4 3 2 2 3 30 75 BAIK
25 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 29 72,5 BAIK
26 4 3 2 3 2 4 3 2 2 3 28 70 BAIK
27 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 29 72,5 BAIK
28 4 3 2 4 1 1 3 2 1 4 25 62,5 CUKUP
29 2 2 2 4 2 1 4 1 2 4 24 60 CUKUP
30 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 29 72,5 BAIK
31 2 2 2 4 2 1 4 1 2 4 24 60 CUKUP
32 2 2 2 4 2 1 4 1 2 4 24 60 CUKUP
33 2 2 2 4 2 1 4 1 2 4 24 60 CUKUP
34 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 29 72,5 BAIK
35 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 30 75 BAIK
36 3 2 1 4 2 1 4 4 4 4 29 72,5 BAIK
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100 BAIK
38 4 3 1 4 3 3 3 3 2 3 29 72,5 BAIK
39 4 3 1 4 3 3 3 3 2 3 29 72,5 BAIK
40 3 4 4 3 3 1 3 4 4 3 32 80 BAIK
41 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32 80 BAIK
42 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 70 BAIK
43 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 35 87,5 BAIK
44 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 29 72,5 CUKUP
45 4 3 2 4 3 2 3 4 2 4 31 77,5 BAIK
46 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 28 70 BAIK
47 3 2 2 3 2 3 2 4 4 3 28 70 BAIK
48 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 26 65 CUKUP
49 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 30 75 BAIK
50 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 28 70 BAIK
117

51 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 30 75 BAIK
52 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 24 60 CUKUP
53 3 2 2 3 4 3 4 4 2 3 30 75 BAIK
54 3 2 2 3 2 1 3 2 1 3 22 55 CUKUP
55 3 3 2 4 2 4 4 4 2 2 30 75 BAIK
56 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70 BAIK
57 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70 BAIK
58 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 25 62,5 CUKUP
59 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 30 75 BAIK
60 4 3 2 4 2 2 3 2 2 3 27 67,5 BAIK
61 3 2 3 3 2 2 4 4 4 3 30 75 BAIK
62 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 30 75 BAIK
63 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 30 75 BAIK
64 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 30 75 BAIK
65 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70 BAIK
66 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 29 72,5 BAIK
67 4 3 4 3 3 1 3 2 2 4 29 72,5 BAIK
68 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 21 52,5 CUKUP
69 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 25 62,5 CUKUP
70 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 26 65 CUKUP
71 4 3 2 4 2 2 3 2 4 3 29 72,5 BAIK
72 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 25 62,5 CUKUP
73 4 2 2 3 2 2 4 3 2 4 28 70 BAIK
74 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 30 75 BAIK
75 4 3 1 4 3 1 4 4 4 4 32 80 BAIK
76 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 28 70 BAIK
77 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 27 67,5 BAIK
78 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 26 65 CUKUP
79 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 72,5 BAIK
80 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 31 77,5 BAIK
81 3 3 2 3 2 1 3 3 4 4 28 70 BAIK
82 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 26 65 CUKUP
83 4 3 3 3 1 1 4 4 3 4 30 75 BAIK
84 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 30 75 BAIK
85 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 32 80 BAIK
86 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 25 62,5 CUKUP
87 4 2 2 4 1 1 3 3 2 4 26 65 CUKUP
88 3 2 3 3 2 4 2 4 4 3 30 75 BAIK
89 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 26 65 BAIK
90 3 2 2 3 4 4 3 4 2 3 30 75 BAIK
91 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 30 75 BAIK
92 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 30 75 BAIK
93 3 4 2 3 2 2 3 4 4 3 30 75 BAIK
94 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 31 77,5 BAIK
95 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 31 77,5 BAIK
96 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 30 75 BAIK
97 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 72,5 BAIK
98 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 25 62,5 CUKUP
99 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 30 75 BAIK
100 3 2 1 4 2 1 4 2 2 4 25 62,5 CUKUP
118

101 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3 26 65 CUKUP
102 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 29 72,5 BAIK
103 4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 32 80 BAIK
104 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 30 75 BAIK
105 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 31 77,5 BAIK
106 3 3 3 3 2 1 3 2 4 3 27 67,5 BAIK
107 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 29 72,5 BAIK
108 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 85 BAIK
109 3 3 2 3 2 1 3 1 2 3 23 57,5 CUKUP
110 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 30 75 BAIK
111 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 30 75 BAIK
112 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK
113 4 3 1 4 3 3 4 4 2 4 32 80 BAIK
114 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 29 72,5 BAIK
115 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 70 BAIK
116 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 24 60 CUKUP
117 3 3 2 3 2 4 3 2 4 3 29 72,5 BAIK
118 4 2 3 3 2 1 4 3 3 4 29 72,5 BAIK
119 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28 70 BAIK
120 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 25 62,5 CUKUP
121 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 26 65 CUKUP
122 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 26 65 CUKUP
123 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 26 65 CUKUP
124 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 26 65 CUKUP
125 4 3 4 4 3 1 3 4 4 4 34 85 BAIK
126 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 32 80 BAIK
127 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 32 80 BAIK
128 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 26 65 CUKUP
129 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 26 65 CUKUP
130 3 3 2 4 2 2 4 2 2 3 27 67,5 BAIK
131 4 2 4 3 1 2 3 3 3 4 29 72,5 BAIK
132 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 27 67,5 BAIK
133 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 26 65 CUKUP
134 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 32 80 BAIK
135 4 2 2 3 2 1 4 2 2 4 26 65 CUKUP
136 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 25 62,5 CUKUP
137 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 33 82,5 BAIK
138 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK
139 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK
140 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK
141 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK
142 3 2 3 3 2 1 4 4 4 4 30 75 BAIK
143 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 34 85 BAIK
144 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 31 77,5 BAIK
145 3 3 4 2 4 2 4 3 3 3 31 77,5 BAIK
146 3 3 4 4 3 2 2 1 4 3 29 72,5 BAIK
147 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 32 80 BAIK
148 3 3 4 2 2 4 4 3 3 2 30 75 BAIK
149 3 4 4 3 4 2 2 4 2 3 31 77,5 BAIK
150 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 28 70 BAIK
119

Lampiran 13

INPUT ANALISA DATA

NO RESP X1 X2 X3 Y
1 10 32 32 2
2 10 34 32 2
3 10 32 34 3
4 10 29 30 1
5 10 32 30 1
6 10 30 28 1
7 10 28 30 1
8 10 30 32 2
9 10 33 33 3
10 10 30 30 1
11 10 32 30 1
12 10 35 30 3
13 10 30 30 2
14 10 29 30 1
15 10 30 30 1
16 10 35 34 3
17 10 32 32 3
18 10 29 32 1
19 10 30 32 1
20 10 27 26 0
21 10 32 31 0
22 10 31 30 1
23 10 26 20 0
24 10 34 30 4
25 10 32 29 1
26 10 32 30 4
27 10 30 29 1
28 10 34 25 0
29 8 24 24 0
30 10 31 29 1
31 8 25 24 0
32 8 24 24 0
33 8 25 24 0
34 10 40 29 1
35 10 30 30 2
36 10 30 29 1
37 10 35 40 11
38 7 29 29 0
39 10 34 29 1
40 10 32 32 5
41 10 32 32 1
42 7 28 28 0
43 10 34 35 11
44 10 30 29 2
45 10 31 31 2
46 10 31 28 2
47 10 31 29 1
48 8 27 26 0
49 10 28 30 1
50 10 26 28 0
120

51 10 29 30 1
52 7 24 24 0
53 10 30 30 1
54 8 28 22 0
55 10 34 30 1
56 8 32 28 0
57 8 32 28 0
58 8 32 25 0
59 10 30 30 1
60 8 29 27 0
61 10 32 30 1
62 10 31 30 0
63 10 32 30 1
64 10 37 30 1
65 10 32 28 0
66 10 30 29 1
67 10 29 29 0
68 8 29 21 0
69 8 28 25 0
70 8 27 26 0
71 10 31 29 1
72 7 29 25 0
73 8 29 28 0
74 8 29 30 0
75 10 31 32 3
76 10 29 28 1
77 8 28 27 0
78 8 28 26 0
79 8 28 29 0
80 10 30 31 1
81 10 33 28 1
82 10 29 26 0
83 10 28 30 1
84 10 31 30 1
85 10 29 32 2
86 8 29 25 0
87 9 29 26 0
88 10 28 30 1
89 8 27 26 0
90 10 31 30 2
91 10 30 30 1
92 10 30 31 1
93 10 30 30 1
94 10 33 32 1
95 10 30 31 1
96 10 32 30 1
97 8 29 29 0
98 9 29 25 0
99 10 29 30 1
100 9 26 25 0
121

101 9 26 26 0
102 9 27 29 0
103 10 31 32 3
104 8 29 30 0
105 10 30 31 1
106 10 30 30 1
107 9 29 27 0
108 9 29 29 0
109 9 29 23 0
110 10 32 30 2
111 10 30 29 1
112 9 26 27 0
113 10 31 32 3
114 10 30 29 1
115 10 29 28 1
116 9 27 24 0
117 10 30 29 1
118 9 26 29 0
119 9 29 28 0
120 9 29 25 0
121 9 27 26 0
122 9 27 26 0
123 9 27 26 0
124 9 27 26 0
125 10 34 34 1
126 10 31 32 1
127 10 31 32 1
128 9 26 26 0
129 8 29 26 0
130 10 33 30 1
131 9 26 29 0
132 9 28 27 0
133 9 28 26 0
134 10 30 32 1
135 9 29 26 0
136 9 29 25 0
137 10 36 33 30
138 9 27 27 0
139 9 27 27 0
140 9 28 27 0
141 9 27 27 0
142 9 34 30 0
143 10 35 34 1
144 10 33 31 1
145 10 36 31 1
146 9 28 29 0
147 10 32 32 1
148 10 30 30 0
149 10 29 31 1
150 9 28 28 0
122

Lampiran 14

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pengetahuan

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
8 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
13 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
rxy 0,705135159 0,011208 0,016284 0,66766 0,704604 0,704604 0,235362 0,011208 0,683669 0,011208
thitung 4,219079628 0,047553 0,069098 3,909197 4,212766 4,212766 1,027417 0,047553 3,974506 0,047553
ttabel 1,734063607
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10
123

Pengetahuan

No Resp item ganjil No. Resp item genap


1 3 5 7 9 total 2 4 6 8 10 total
1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5
2 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 5
3 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 1 5
4 1 1 1 1 1 5 4 1 1 1 1 1 5
5 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 5
6 1 1 1 1 1 5 6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5 7 1 1 1 0 1 4
8 0 1 1 1 1 4 8 1 0 1 1 1 4
9 1 1 1 1 1 5 9 1 1 1 1 1 5
10 1 1 0 1 1 4 10 1 1 1 1 1 5
11 1 0 1 1 1 4 11 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 0 1 4 12 1 1 0 1 1 4
13 0 1 0 1 1 3 13 1 1 1 1 1 5
14 1 0 1 1 1 4 14 1 1 1 1 1 5
15 1 1 1 1 1 5 15 0 1 1 1 1 4
16 0 1 1 1 1 4 16 1 1 1 1 1 5
17 0 1 1 1 0 3 17 1 0 0 1 1 3
18 1 1 1 1 1 5 18 1 1 1 1 1 5
19 1 1 1 1 1 5 19 1 1 0 1 1 4
20 1 1 1 1 1 5 20 1 1 1 1 0 4

KORELASI (r) = 0,255655

rumus spearman brown


R = 2r
1+r

2x0,3333279
1+0,349112

0,51131
1,40572

0,363735
124

Sikap

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 29
2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 34
3 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 32
4 3 4 3 2 3 4 1 3 1 3 27
5 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4 32
6 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 28
7 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 28
8 4 3 4 1 3 4 2 3 1 4 29
9 4 4 4 2 4 4 1 3 1 4 31
10 4 4 4 2 4 4 1 4 1 4 32
11 4 3 4 2 4 4 2 4 1 4 32
12 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 35
13 4 2 4 1 3 4 2 3 1 4 28
14 3 3 4 2 4 3 1 4 1 3 28
15 4 3 4 2 3 4 1 3 2 3 29
16 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 35
17 4 3 3 1 3 3 1 3 1 3 25
18 4 4 3 1 4 3 1 3 1 4 28
19 4 4 1 3 3 3 2 3 3 4 30
20 4 3 3 1 3 4 1 3 2 3 27
rxy 0,403076 0,39539 0,382561 0,655955 0,187911 0,187911 0,509049 0,512809 0,605272 0,089757
thitung 1,868631 1,82632 1,756703 3,788074 0,8117 0,8117 2,509141 2,534252 3,225992 0,382352
ttabel 1,734064
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10
125

sikap

No Resp item ganjil Jumlah No Resp item genap Jumlah


1 3 5 7 9 2 4 6 8 10
1 4 3 3 2 2 14 1 3 2 3 4 3 15
2 4 4 4 3 3 18 2 3 3 4 3 3 16
3 4 4 4 2 2 16 3 4 2 4 3 3 16
4 3 3 3 1 1 11 4 4 2 4 3 3 16
5 4 3 3 2 2 14 5 3 3 4 4 4 18
6 3 3 3 2 2 13 6 3 2 4 3 3 15
7 3 3 3 2 2 13 7 3 2 4 3 3 15
8 4 4 3 2 1 14 8 3 1 4 3 4 15
9 4 4 4 1 1 14 9 4 2 4 3 4 17
10 4 4 4 1 1 14 10 4 2 4 4 4 18
11 4 4 4 2 1 15 11 3 2 4 4 4 17
12 4 4 4 1 4 17 12 4 3 4 4 3 18
13 4 4 3 2 1 14 13 2 1 4 3 4 14
14 3 4 4 1 1 13 14 3 2 3 4 3 15
15 4 4 3 1 2 14 15 3 2 4 3 3 15
16 4 4 4 4 3 19 16 4 2 3 4 3 16
17 4 3 3 1 1 12 17 3 1 3 3 3 13
18 4 3 4 1 1 13 18 4 1 3 3 4 15
19 4 1 3 2 3 13 19 4 3 3 3 4 17
20 4 3 3 1 2 13 20 3 1 4 3 3 14

KORELASI (r) = 0,361443

rumus spearman brown


R= 2r
1+r

2x0,361443
1+0,361443

0,722886
1,698223

0,425672
126

Motivasi

No Resp Butir Soal Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 27
3 3 3 3 4 1 1 3 2 2 3 25
4 3 2 1 4 3 1 3 3 2 3 25
5 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 24
6 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 27
7 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 28
8 3 4 3 4 2 1 3 2 4 3 29
9 3 4 2 3 2 2 4 2 2 1 25
10 3 3 2 3 1 1 3 2 2 4 24
11 3 1 1 3 1 1 3 2 1 1 17
12 4 3 2 4 2 2 3 2 2 3 27
13 3 4 3 4 2 1 3 2 4 3 29
14 2 3 1 3 2 1 2 1 1 4 20
15 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 25
16 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 34
17 3 3 2 3 2 1 3 3 2 4 26
18 4 3 2 3 3 1 4 2 1 3 26
19 1 2 2 3 1 1 2 3 2 4 21
20 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 23
rxy 0,575918 0,627094 0,794191 0,23356 0,586318 0,586318 0,311922 0,325357 0,739327 0,163315
thitung 2,988856 3,415568 5,544913 1,047022 3,070727 3,070727 1,392865 1,459799 4,658372 0,702317
ttabel 1,734064
keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
jumlah valid 10
127

Motivasi

No Resp item ganjil Jumlah No Resp item genap Jumlah


1 3 5 7 9 2 4 6 8 10
1 3 3 3 3 2 14 1 3 3 3 3 3 15
2 3 2 3 3 2 13 2 3 3 3 2 3 14
3 3 3 1 3 2 12 3 3 4 1 2 3 13
4 3 1 3 3 2 12 4 2 4 1 3 3 13
5 3 2 2 3 2 12 5 2 3 2 2 3 12
6 4 2 2 3 3 14 6 3 3 2 3 2 13
7 4 2 2 3 3 14 7 3 3 2 3 3 14
8 3 3 2 3 4 15 8 4 4 1 2 3 14
9 3 2 2 4 2 13 9 4 3 2 2 1 12
10 3 2 1 3 2 11 10 3 3 1 2 4 13
11 3 1 1 3 1 9 11 1 3 1 2 1 8
12 4 2 2 3 2 13 12 3 4 2 2 3 14
13 3 3 2 3 4 15 13 4 4 1 2 3 14
14 2 1 2 2 1 8 14 3 3 1 1 4 12
15 3 2 1 3 3 12 15 3 3 1 3 3 13
16 4 4 3 3 4 18 16 3 3 4 3 3 16
17 3 2 2 3 2 12 17 3 3 1 3 4 14
18 4 2 3 4 1 14 18 3 3 1 2 3 12
19 1 2 1 2 2 8 19 2 3 1 3 4 13
20 3 2 2 3 2 12 20 2 3 2 3 1 11

KORELASI (r) = 0,637714

rumus spearman brown


R= 2r
1+r

2x0,637714
1+0,637714

1,275428
1,698223

0,751037
128

Lampiran 15

HASIL ANALISA DATA

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,481444591
R Square 0,231788894
Adjusted R Square 0,216003735
Standard Error 2,494488901
Observations 150

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 3 274,1120011 91,370667 14,68398 2,08155E-08
Residual 146 908,4813323 6,22247488
Total 149 1182,593333

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept -14,1645216 2,638089227 -5,3692352 3,05E-07 -19,3782978 -8,950745438 -19,3782978 -8,950745438
X1 -0,13324139 0,312469209 -0,4264145 0,670434 -0,75078855 0,484305775 -0,75078855 0,484305775
X2 0,237763582 0,09932058 2,39390046 0,01794 0,041471786 0,434055378 0,041471786 0,434055378
X3 0,326975119 0,099885791 3,27348979 0,001326 0,129566269 0,524383969 0,129566269 0,524383969
129

RESIDUAL OUTPUT PROBABILITY OUTPUT

Observation Predicted Y Residuals Standard Residuals Percentile Y


1 2,574702921 -0,574702921 -0,232744 0,333333333 0
2 3,050230084 -1,050230084 -0,4253237 1 0
3 3,228653158 -0,228653158 -0,0926003 1,666666667 0
4 1,207461938 -0,207461938 -0,0840182 2,333333333 0
5 1,920752683 -0,920752683 -0,3728878 3 0
6 0,791275282 0,208724718 0,08452964 3,666666667 0
7 0,969698356 0,030301644 0,0122716 4,333333333 0
8 2,099175757 -0,099175757 -0,0401643 5 0
9 3,139441621 -0,139441621 -0,0564713 5,666666667 0
10 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 6,333333333 0
11 1,920752683 -0,920752683 -0,3728878 7 0
12 2,634043428 0,365956572 0,14820562 7,666666667 0
13 1,44522552 0,55477448 0,22467337 8,333333333 0
14 1,207461938 -0,207461938 -0,0840182 9 0
15 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 9,666666667 0
16 3,941943904 -0,941943904 -0,3814698 10,33333333 0
17 2,574702921 0,425297079 0,17223743 11 0
18 1,861412175 -0,861412175 -0,348856 11,66666667 0
19 2,099175757 -1,099175757 -0,4451458 12,33333333 0
20 -0,5759657 0,575965701 0,23325542 13 0
21 2,247727802 -2,247727802 -0,9102881 13,66666667 0
22 1,682989101 -0,682989101 -0,2765979 14,33333333 0
23 -2,77558 2,775579996 1,12405841 15 0
24 2,396279847 1,603720153 0,64947691 15,66666667 0
25 1,593777564 -0,593777564 -0,2404689 16,33333333 0
26 1,920752683 2,079247317 0,84205659 17 0
27 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 17,66666667 0
28 0,761404252 -0,761404252 -0,3083546 18,33333333 0
29 -1,67672391 1,676723908 0,67904208 19 0
30 1,356013982 -0,356013982 -0,1441791 19,66666667 0
31 -1,43896033 1,438960326 0,58275224 20,33333333 0
32 -1,67672391 1,676723908 0,67904208 21 0
33 -1,43896033 1,438960326 0,58275224 21,66666667 0
34 3,495886218 -2,495886218 -1,0107876 22,33333333 0
35 1,44522552 0,55477448 0,22467337 23 0
36 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 23,66666667 0
37 5,903794617 5,096205383 2,06386864 24,33333333 0
38 1,280210983 -1,280210983 -0,5184617 25 0
39 2,069304728 -1,069304728 -0,4330486 25,66666667 0
40 2,574702921 2,425297079 0,98220033 26,33333333 0
41 2,574702921 -1,574702921 -0,6377255 27 0
42 0,715472282 -0,715472282 -0,289753 27,66666667 0
43 4,031155441 6,968844559 2,82225277 28,33333333 0
44 1,118250401 0,881749599 0,35709223 29 0
45 2,00996422 -0,00996422 -0,0040353 29,66666667 0
46 1,029038864 0,970961136 0,39322125 30,33333333 0
47 1,356013982 -0,356013982 -0,1441791 31 0
48 -0,30948293 0,309482925 0,12533484 31,66666667 0
49 0,969698356 0,030301644 0,0122716 32,33333333 0
50 -0,15977905 0,159779045 0,06470755 33 0
130

51 1,207461938 -0,207461938 -0,0840182 33,66666667 0


52 -1,54348252 1,54348252 0,62508179 34,33333333 0
53 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 35 0
54 -1,37961982 1,379619819 0,55872043 35,66666667 0
55 2,396279847 -1,396279847 -0,5654674 36,33333333 0
56 1,533285221 -1,533285221 -0,6209521 37 0
57 1,533285221 -1,533285221 -0,6209521 37,66666667 0
58 0,552359865 -0,552359865 -0,2236955 38,33333333 0
59 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 39 0
60 0,493019357 -0,493019357 -0,1996637 39,66666667 0
61 1,920752683 -0,920752683 -0,3728878 40,33333333 0
62 1,682989101 -1,682989101 -0,6815794 41 0
63 1,920752683 -0,920752683 -0,3728878 41,66666667 0
64 3,109570592 -2,109570592 -0,854337 42,33333333 0
65 1,266802445 -1,266802445 -0,5130315 43 0
66 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 43,66666667 0
67 0,880486819 -0,880486819 -0,3565808 44,33333333 0
68 -1,46883136 1,468831356 0,59484945 45 1
69 -0,39869446 0,398694462 0,16146386 45,66666667 1
70 -0,30948293 0,309482925 0,12533484 46,33333333 1
71 1,356013982 -0,356013982 -0,1441791 47 1
72 -0,02768949 0,027689492 0,01121373 47,66666667 1
73 0,819994476 -0,819994476 -0,3320826 48,33333333 1
74 1,473944714 -1,473944714 -0,5969203 49 1
75 2,336939339 0,663060661 0,26852727 49,66666667 1
76 0,5535117 0,4464883 0,18081948 50,33333333 1
77 0,255255776 -0,255255776 -0,1033739 51 1
78 -0,07171934 0,071719343 0,029045 51,66666667 1
79 0,909206013 -0,909206013 -0,3682116 52,33333333 1
80 1,772200638 -0,772200638 -0,3127269 53 1
81 1,504566027 -0,504566027 -0,2043399 53,66666667 1
82 -0,10043854 0,100438537 0,04067574 54,33333333 1
83 0,969698356 0,030301644 0,0122716 55 1
84 1,682989101 -0,682989101 -0,2765979 55,66666667 1
85 1,861412175 0,138587825 0,0561255 56,33333333 1
86 -0,16093088 0,16093088 0,06517402 57 1
87 0,03280285 -0,03280285 -0,0132845 57,66666667 1
88 0,969698356 0,030301644 0,0122716 58,33333333 1
89 -0,30948293 0,309482925 0,12533484 59 1
90 1,682989101 0,317010899 0,12838353 59,66666667 1
91 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 60,33333333 1
92 1,772200638 -0,772200638 -0,3127269 61 1
93 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 61,66666667 1
94 2,812466502 -1,812466502 -0,7340153 62,33333333 1
95 1,772200638 -0,772200638 -0,3127269 63 1
96 1,920752683 -0,920752683 -0,3728878 63,66666667 1
97 1,146969595 -1,146969595 -0,4645014 64,33333333 1
98 -0,29417227 0,294172268 0,11913431 65 1
99 1,207461938 -0,207461938 -0,0840182 65,66666667 1
100 -1,00746301 1,007463014 0,40800383 66,33333333 1
131

101 -0,68048789 0,680487895 0,27558497 67 1


102 0,538201043 -0,538201043 -0,2179614 67,66666667 1
103 2,336939339 0,663060661 0,26852727 68,33333333 1
104 1,473944714 -1,473944714 -0,5969203 69 1
105 1,772200638 -0,772200638 -0,3127269 69,66666667 1
106 1,44522552 -0,44522552 -0,1803081 70,33333333 1
107 0,359777969 -0,359777969 -0,1457034 71 1
108 1,013728207 -1,013728207 -0,4105411 71,66666667 1
109 -0,94812251 0,948122506 0,38397203 72,33333333 1
110 1,920752683 0,079247317 0,03209369 73 1
111 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 73,66666667 1
112 -0,35351278 0,353512776 0,14316612 74,33333333 1
113 2,336939339 0,663060661 0,26852727 75 1
114 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 75,66666667 1
115 0,5535117 0,4464883 0,18081948 76,33333333 1
116 -1,09667455 1,096674551 0,44413285 77 1
117 1,118250401 -0,118250401 -0,0478892 77,66666667 1
118 0,300437462 -0,300437462 -0,1216716 78,33333333 1
119 0,686753088 -0,686753088 -0,2781223 79 1
120 -0,29417227 0,294172268 0,11913431 79,66666667 1
121 -0,44272431 0,442724313 0,17929513 80,33333333 1
122 -0,44272431 0,442724313 0,17929513 81 1
123 -0,44272431 0,442724313 0,17929513 81,66666667 1
124 -0,44272431 0,442724313 0,17929513 82,33333333 1
125 3,704180322 -2,704180322 -1,0951429 83 1
126 2,336939339 -1,336939339 -0,5414356 83,66666667 2
127 2,336939339 -1,336939339 -0,5414356 84,33333333 2
128 -0,68048789 0,680487895 0,27558497 85 2
129 0,166044238 -0,166044238 -0,0672448 85,66666667 2
130 2,158516265 -1,158516265 -0,4691776 86,33333333 2
131 0,300437462 -0,300437462 -0,1216716 87 2
132 0,122014388 -0,122014388 -0,0494136 87,66666667 2
133 -0,20496073 0,204960731 0,08300529 88,33333333 2
134 2,099175757 -1,099175757 -0,4451458 89 2
135 0,03280285 -0,03280285 -0,0132845 89,66666667 2
136 -0,29417227 0,294172268 0,11913431 90,33333333 2
137 3,852732366 26,14726763 10,5891583 91 3
138 -0,11574919 0,115749194 0,04687628 91,66666667 3
139 -0,11574919 0,115749194 0,04687628 92,33333333 3
140 0,122014388 -0,122014388 -0,0494136 93 3
141 -0,11574919 0,115749194 0,04687628 93,66666667 3
142 2,529521234 -2,529521234 -1,0244092 94,33333333 3
143 3,941943904 -2,941943904 -1,1914327 95 3
144 2,485491384 -1,485491384 -0,6015965 95,66666667 3
145 3,198782129 -2,198782129 -0,890466 96,33333333 4
146 0,775964625 -0,775964625 -0,3142513 97 4
147 2,574702921 -1,574702921 -0,6377255 97,66666667 5
148 1,44522552 -1,44522552 -0,5852895 98,33333333 11
149 1,534437057 -0,534437057 -0,2164371 99 11
150 0,448989506 -0,448989506 -0,1818324 99,66666667 30
132
133
134

Anda mungkin juga menyukai