Anda di halaman 1dari 2

WOC (BBLR) Prematuritas Dismaturitas

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


Factor gangguan : pertukaran zat antara ibu dan janin
Faktor ibu : penyakit, usia, ibu, Factor jenis : hidroamnion, kehamilan
keadaab sosial ekonomi, sebab ganda kehamilan kromosom
lain
Retardasi pertumbuhan intra uteri

Berat badan ˂2500 gr


Dinding otot rahim bagian bawah
Bayi premature (BBLR)
lemah

Fungsi organ-organ belum


baik
Permukaan tubuih relative lebih Jaringan lemak subkutan lebih tipis prematuritas
luas
Penurunan daya tahan

Penguapan berlebi- Pemaparan dengan suhu luar


Kehilangan panas Kekurangan cadangan energi
han
melalui kulit Resiko infeksi

Kehilangan cairan Kehilangan panas

Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh

Dehidrasi

Resiko / ikhterus neonatus


Hiperbilirubin Konjugasi bilirubin belum baik Hati Endokrin

Resiko infeksi prodermal Halus mudah lecet Kulit integumen


Sepsis

Retinopaty Retolentral fibroplasia Imaturitas lensa mata sekunder efek O2 Mata Sensirik

Sekunder terapi Imaturitas ginjal Ginjal Perkemihan

Pertumbuhan dinding dada belum Paru-paru


Penyakit membrane healin Infusif pernafasan respirasi
sempurna vaskuler paru imatur

Pertumbuhan dinding dada belum sempurna vaskuler Otak Neurologi


Reflek menelam belum
Ketidakefektifan pola paru imatur
sempurna
nafas

Usus Pencernaan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Peristaltic belum sempurna Dinding lambung tipis


PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. pemeriksaan glukosa darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan. Mudah kembung
3. Titer torch sesuai indikasi. Pengosongan lambung belum naik
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
Disfungsi multilitas gastrointestnainal
6. Pemeriksaan sinar-X sesuai kebutuhan.

MANIFESTASI KLINIS : rusnya. ETIOLOGI :


1. Sebelum bayi lahir d. Pembesaran uterus tidak sesuai 1. FAKTOR IBU (komplikasi kehamilan, penyakit menular, penya-
a. Pada anamnese sering dijumpai tuanya kehamilan. lahgunaan obat, usia ibu <20 th atau >35 th, jarak kehamilan terlalu
adanya riwayat abortus, partus, prem- 2. Setelah bayi lahir dekat, riwayat BBLR sebelumnya)
aturus, dan lahir mati. a. Bayi dengan retradasi pertumbuhan 2. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI (gizi yang kurang, aktivitas
b. Pergerakan janin yang pertrama intrauterine.
berlebih, kalainan janin, factor plasenta, lingkungan tempat tinggal
terjadi lebih lambat , gerakan janin b. Bayi premature yang lahir sebelum
lebih lambat saat kehamilannya lebih kehamilan 37 minggu.
lanjut. c. Bayi premature kurang sempurna
c. Pertambahan berat badan ibu lambat pertumbuhan alat-alat dalam
dan tidak sesuai menurut yang seha- tubuhnya. TANDA DAN GEJALA
Umr kehamilan 37 minggu, berat lahir <2500gr, pan-
DEFINISI : jang badan <46 cm, kuku panjangnya belum melewati
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan kurang dari 2500 gr. jari, lingkar kepala <33 cm,rambut lanugo masih ban-
Dibagi dua : yak, tumit mengkilap telapak kaki halus, tonus otot
1. premature murni. lemah, fungsi saraf kurang.
2. dismaturitas
Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi resiko ketid- Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi resiko Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam iketerus neonatus dapat
akseimbangan suhu tubuh. infeksi. teratasi.
( termoregulasi : baru lahir 0801) (Keparahan infeksi : baru lahir 0708) (adaptasi bayi baru lahir 0118)
Kriteria hasil : Kriteria hasil : Kriteria hasil :
a. suhu kulit normal a. ketidakstabilan suhu a. skor apgar
b. thermogenesis tidak menggigil b. Sianosis b. indeks usia gestasi
c. penyapihan dari inkubator ( bayi) ke boks bayi c. wajah pucat c. Termoregulasi
d. mengambil postur retensi panas untuk hipotermia d. takipnea d. kadar bilirubin
e. denyut jantung apical
Pengaturan Suhu (3900) : f. reflek menhisap
Perlindungan Infeksi (6550) :
a. monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
a. monitor kerentanan terhadap infeksi
b. monitor suhu bayi baru lahir sampai stabil
b. monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan hasil-hasil Fototerapi : neonatus (6924) :
c. monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi, sesuai kebutuhan
diferensial a. kaji ulang riwayat maternal dan bayi mengenai adanya faktor
d. monitor suhu dan warna kulit
c. ikuti tindakan pencegahan neutropenia, yang sesuai risiko terjadinya hyperbilirubinemia ( mialnya, Rh atau inkom-
e. monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipotermia
d. pertahankan asepsis untuk pasien berisiko patibility ABO, plositemia, sepsis, prematur, malpresentasi)
dan hipertermia
e. berikan perawatan kulit yang tepat untuk area [ yang b. observasi tanda-tanda (warna) kuning
f. tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
mengalami]edema c. periksa kadar serum bilirubin, sesuai kebutuhan, sesuai proto-
g. berikan topi stockinette untuk mencegah kehilangan panas
f. tingkatkan asupan nutrisi yang cukup kol atau permintaan dokter
pada bayi baru lahir
g. periksa kulit dan selaput lendir untuk adanya keme- d. laporkan hasil laboratorium pada dokter
h. tempatkan bayi baru lahir dibawah penghangat jika diperlukan
rahan, kehangatan ekstrim, atau drainase e. edukasi keluarga mengenai prosedur dan perawatan fototerapi
i. sebelumnya hangatkan (misalnya,selimut) yang ditempatkan
h. lapor dugaan infeksi pada personil pengendali infeksi f. monitor edema pada mata, drainase dan warna
dekat bayi di inkubator
g. isolasikan bayi
j. sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien.
h. monitor tanda vital per protokol atau sesuai kebutuhan
i. timbang berat badan setiap hari
j. evaluasi status neurologis setiap 4 jam atau perprotokol
k. dorong keluarga untuk brpartisipasi dalam terapi sinar

Setelah mendapat tindakan pernafasan 1:1, apneus-


Setelah mendapatkan tinda- bising usus Setelah mendapatkan tindakan memantau kalori dan intake
keperawatan 3x24 jam ketid- tik,respirasi biot, dan pola
kan keperawatan 3x24 jam e. Monitor adanya tanda dan keperawatan 3x24 jam ketidak makanan ( misalnya : buku
akefektifan pola napas dapat ataxis)
disfungsi motilias gastroin- gejala diare,konstipasi, seimbangan nutrisi kurang dari harian makanan )
teratasi.status pernafasan (0403) d. Monitor saturasi oksigen
testinal dapat teratasi .( fungsi dan impaksi kebutuhan tubuh dapat teratasi. f. Bantu pasien untuk
Kriteria hasil : pada pasien yang tersedasi
gastrointestinal 1015) ( status nurisi bayi 1020 ) mengakses program —
a. Frekuensi pernafasan (seperti SaO2,SvO2, SpO2)
Kriteria hasil : Kriteria hasil : program gizi komunitas
b. Irama pernafasan sesuai dengan protokol
a. Tidak ada distensi abdo- a. Pertumbuhan ( misalnya, perempuan,
c. Suara perkusi nafas yaang ada
men b. Perbandingan berat/tinggi bayi, dan anak, kupon
d. Volume tidal e. Monitor kelelahan otot-
b. Bising usus c. Toleransi makanan makanan, dan makanan
e. Kapasitas otot diafragma dengan
c. Hematokrit d. Intake nutrisi diantar kerumah)
pergerakan parasoksikal
d. Konsistensi feses
f. Auskultasi suara napas,
Monitor pernafasan (3350) e. warna feses Manajemen Nutrisi (1100) :
catat area dimana terjadi
a. Monitor kecepatan, irama, a. Identifikasi [adannya] alergi
penurunan atau tidak
kedalaman dan kesulitan Manajemen Saluran Cerna atau toleransi makanan yang
adanya ventilasi dan
bernafas (0430) : dimiliki pasien
keberadaan suara nafas
b. Catat pergerakan dada, a. Monitor buang air besar b. Tentukan jumlah kalori dan
tambahan.
catat ketidaksimetrisan, termasuk frekuensi, jenis nutrisi yang dibutuh-
g. Kaji perlunya penyedotan
penggunaan otot-otot bantu konsistensi, bentuk, kan untuk memenuhi
pada jalan nafas dengan
nafas, dan retraksi pada volume, dan warna, persyaratan gizi
auskultasi suara nafas
otot supraclaviculas dan dengan cara yang tepat. c. Monitor kalori dan asupan
ronkhi di paru
intercostal b. Monitor bising usus makanan
c. Monitor pola napas c. Lapor peningkatan d. Monitor kecenderungan
(misalnya ; bradipneu, frekueensi dan/atau bising terjadinya penurunan dan
takipneu, hiperventilasi, usus bernada tinggi kenaikan berat badan
pernafasan kusmaul, d. Lapor berkurangnya e. Anjurkan pasien untuk

Daftar Pustaka

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis.Yogyakarta:Mediaction Jogja.

Pantiawati,I.2015. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.Yogyakarta: Nuha Medika.

Surasmi A, Handayani S, Kusuma H. 2014. Perawatan Bayi Dengan Resiko Tinggi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai