Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

J DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI DESA GUYANGAN
KECAMTAN WINOG KABUPATEN PATI

Disusun untuk memenuhi tugas profesi ners stase keperawatan keluarga

Disusun oleh :
Ririn Dian Sutrisni (20213110058)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS

2021/2022
I. DEFINISI
Penyakit jantung koroner ( PJK ) adalah penyempitan pembuluh darah ( arteri
koronaria ) yang mensuplai darah dan oksigen ke jantung.

II. ETIOLOGI
Menurut Pratiwi, (2011) penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada
perinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:
1. Aterosklerosis Aterosklerosis paling sering ditemukan sebagai sebab
terjadinya penyakit arteri koroneria. Salah satu yang diakibatkan
Aterosklerosis adalah penimbunan jaringan fibrosa dan lipid didalam
arteri koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah secara
progresif. Akan membahayakan aliran darah miokardium jika lumen
menyempit karena resistensi terhadap aliran darah meningkat.
2. Trombosis Gumpalan darah pada mulanya berguna untuk pencegah
pendarahan berlanjut pada saat terjadi luka karena merupakan bagian
dari mekanisme pertahan tubuh. Lama kelamaan dinding pembuluh
darah akan robek akibat dari pengerasan pembuluh darah yang
terganggu dan endapan lemak. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian
robek tersebut yang bersatu dengan kepingan-kepingan darah menjadi
trombus. Trombosis dapat menyebabkan serangan jantung mendadak
dan stroke
III. KLASIFIKASI
Menurut Helmanu, (2015) penyakit jantung koroner dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
1. Chronic Stable Angina (Angina Piktoris stabil (APS)) Ini merupakan
bentuk awal dari penyakit jantung koroner yang berkaitan dengan
berkurangnya aliran darah ke jantung yang ditandai dengan rasa tidak
nyaman didada atau nyeri dada, punggung, bahu, rahang, atau lengan
tanpa disertai kerusakan sel-sel pada jantung. Stress emosi atau aktivitas
fisik biasanya bisa menjadi pencetus APS namun itu bisa dihilangkan
dengan obat nitrat. Pada penderita ini gambar EKG tidak khas, melainkan
suatu kelainan.
2. Acute Coronary Syndrome (ACS) Merupakan suatu sindrom klinis yang
bervariasi. ACS dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Unstable Angina (UA) atau Angina Piktoris Tidak Stabil (APTS) APTS
meskipun hampir sama namun ada perbedaan pada sifat nyeri dan
patofisiologi dengan APS. Sifat nyeri yang timbul semakin lebih berat
dari sebelumnya atau semakin sering muncul pada saat istirahat, nyeri
pada dada yang timbul pertama kalinya, angina piktoris dan
prinzmental angina setelah serangan jantung ( myocard infaction ).
Kadang akan terdapat kelainan dan kadang juga tidak pada gambaran
EKG penderita.
b. Acute Non ST Elevasi Myocardinal Infarction (NSTEMI)
Ditandai dengan sel otot jantung seperti CKMB, CK, Trop T, dan lain-
lain yang didalamnya terdapat enzim yang keluar yang merupakan
tanda terdapat kerusakan pada sel otot jantung. Mungkin tidak ada
keainan dan yang paling jelas tidak ada penguatan ST elevasi yang
baru pada gambran EKG.
c. Acute ST Elevasi Myocardina Infarction (STEMI) Sudah ada kelainan
pada gambaran EKG berupa timbulnya Bundle Branch Block yang
baru atau ST elevasi baru. Kelainan ini hampir sama denagn NSTEMI.

IV. MANIFESTASI KLINIK


Menurut Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, (2001) Nurhidayat S.(2011) :
1. Dada terasa tidak nyaman (digambarkan sebagai rasa terbakar, berat, mati
rasa, , dapat menjalar kepundak kiri, leher, lengan, punggung atau rahang)
2. Denyut jantung lebih cepat
3. Pusing
4. Sesak nafas
5. Mual
6. Berdebar-debar
7. Kelemahan yang luar biasa.

V. PATOFISIOLOGI
Menurut LeMone, Priscilla, dkk tahun (2019) penyakit jantung
koroner biasanya disebabkan oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah
(umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga) dan faktor resiko yang bisa
dirubah (hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus, merokok, obesitas,
stress, dan kurang aktifitas fisik). Paling utama penyebab penyakit jantung
koroner adalah aterosklerosis. Aterosklerosis disebabkan oleh factor pemicu
yang tidak diketahui yang dapat menyebabkan jaringan fibrosa dan
lipoprotein menumpuk di dinding arteri. Pada aliran darah lemak diangkut
dengan menempel pada protein yang disebut apoprotein. Keadaan
hiperlipedemia dapat merusak endotelium arteri. Mekanisme potensial lain
cedera pembuluh darah mencakup kelebihan tekanan darah dalam sistem
arteri. Kerusakan endotel itu sendiri dapat meningkatkan pelekatan dan
agregasi trombosit serta menarik leukosit ke area tersebut. Hal ini
mengakibatkan Low Densitiy Lipoprotein (LDL) atau biasanya disebut
dengan lemak jahat yang ada dalam darah. Semakin banyak LDL yang
menumpk maka akan mengalami proses oksidasi.
Plak dapat mengurangi ukuran lumen yang terdapat pada arteri yang
terangsang dan menggangu aliran darah. Plak juga dapat menyebabkan ulkus
penyebab terbentuknya trombus, trombus akan terbentuk pada permukaan
plak, dan penimbunan lipid terus menerus yang dapat menyumbat pembuluh
darah. Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil dan cenderung robek serta
terbuka. Apabila fibrosa pembungkus plak pecah (ruptur plak), maka akan
menyebabkan debris lipid terhanyut dalam aliran darah dan dapat
menyumbat arteri serta kapiler di sebelah distal plak yang pecah. Akibatnya
otot jantung pada daerah tersebut mengalami gangguan aliran darah dan bisa
menimbulkan aliran oksigen ke otot jantung berkurang. Peristiwa tersebut
mengakibatkan sel miokardium menjadi iskemik sehingga hipoksia.
Mengakibatkan proses pada miokardium berpindah ke metabolisme
anaerobik yang menghasilkan asam laktat sehingga merangsang ujung saraf
otot yang menyebabkan nyeri.
Jaringan menjadi iskemik dan akhirnya mati (infark) disebabkan
karena suplai darah ke area miokardium terganggu. Ketika sel miokardium
mati, sel hancur dan melepaskan beberapa iso enzim jantung ke dalam
sirkulasi. Kenaikan kadar kreatinin kinase (creatinine kinase), serum dan
troponin spesifik jantung adalah indikator infark mioardium.

VI. KOMPLIKASI
1. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif merupakan kongesti pada sistem sirkulasi
miokardium. Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan dimana
jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan (Wicaksono, 2019).
2. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ini ditandai oleh adanya gangguan fungsi pada
ventrikel kiri yang di sebabkan oleh infark miokardium mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke
jaringan yang khas (Nurhidayat S, 2011).
2. Edema Paru
Edema paru merupakan suatu cairan abnormal yang tertimbun
pada paru baik dalam alveoli atau dirongga intersitial. Paru menjadi kaku
dan tidak dapat mengembang karena tertimbun cairan, sehingga udara
tidak bisa masuk maka terjadi hipoksia berat (Wicaksono, 2019).
3. Pericarditis Akut
Pericarditis akut adalah penyakit yang biasa di sebut dengan
peradangan pada pericardium yang bersifat jinak dan terbatas sendiri dan
dapat terjadi manifestasi dari penyakit sistemik. Efek yang ditimbulkan
dari pericarditis adalah efusi prikardinal yang memicu tamponade
jantung (Wicaksono, 2019).

VII. PENCEGAHAN
Menurut Brunner & Suddarth (2015), yaitu :
1. Pencegahan primordial, merupakan upaya pencegahan munculnya faktor
predisposisi terhadap PJK pada suatu wilayah dimana belum tampak
adanya faktor yang menjadi resiko PJK.
2. Pencegahan primer merupakan upaya awal pencegahan PJK. Dilakukan
dengan pendekatan komunitas berupa penyuluhan faktorfaktor risiko PJK
terutama pada kelompok usia tinggi. Pencegahan primer ditujukan kepada
pencegahan terhadap berkembangnya proses artherosklerosis secara dini,
dengan demikian sasaranya adalah kelompok usia muda.
3. Pencegah sekunder merupakan upaya pencegahan PJK yang pernah terjadi
untuk berulang atau menjadi lebih berat. Pada tahap ini diperlukan
perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang pernah
menderita PJK. Upaya peningkatan ini bertujuan untuk mempertahankan
nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.
4. Pencegan tersier merupakan upaya mencegahankomplikasi yang lebih
berat atau kematian.

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Menurut Nurhidayat, (2011) pemeriksaan penunjang pada PJK, yaitu :
1. Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan LDL (≥ 130 mg/dL), HDL (pria ≤ 40
mg/dL, wanita ≤ 50 mg/dL), kolesterol total (≥ 200 mg/dL), dan
trigliserida (≥ 150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml),
CKMB (≥ 10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT (pria ≥ 42 U/L, wanita
32 U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L).
2. Elektrokardiogram (EKG)
Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu
terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak
aterosklerosis maka memicu terjadinya repolarisasi dini pada daerah
yang terkena infark atau iskemik. Hal tersebut mengakibatkan oklusi
arteri koroner yang mengambarkan ST elevasi pada jantung sehingga
disebut STEMI. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga
menghasilkan perubahan EKG termasuk depresi segmen ST. dimana
gelombang T menggalami peningkatan, dan amplitudo gelombang ST
atau T yang menyamai atau melebihi amplitude gelombang QRS (Sari,
2019).

3. Foto rontgen dada


Foto rontgen dada dapat melihatada tidaknya pembesaran
(kardiomegali ), menilai ukuran jantung dan dapat meliat gambaran paru.
Yang tidak dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari ukuran
jantung yang terlihat pada foto rontgen dapat digunakan untuk penilaian
seorang apakah sudah mengalami PJK lanjut.
4. Echocardiography
Untuk mengambil gambar dari jantung memerlukan pemeriksaan
scanner menggunakan pancaran suara. Untuk melihat jantung
berkontraksi serta melihat bagian area mana saja yang berkontraksi
lemah akibat suplai darahnya berhenti (sumbatan arteri koroner).
5. Treadmill
Dengan menggunakan treadmill dapat diduga apakah seseorang
menderita PJK. Memang tingkat akurasinya hanya 84% pada laki-laki
dan 72% pada perempuan. Dapat diartikan dari 100 orang laki-laki yang
terbukti cuma 84 orang.
6. Katerisasi Jantung
Pemeriksaan katerisasi jantung dilakukan dengam memasukan
semacam selang seukuran lidi yang disebut kateter. Selang ini langsung
dimasukkan ke pembuluh nadi (arteri). Kemudian cairan kontras
disuntikan sehingga akan mengisi pembuluh koroner. Kemudian dapat
dilihat adanya penyempitan atau bahkan penyumbatan. Hasil katerisasi
ini akan dapat ditentukan untuk penanganan lebih lanjut, yaitu cukup
menggunakan obat saja atau intervensi yang dikenal dengan balon.
7. Angiography
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang rutin dan aman.
Cara langsung memeriksa keadaan jantung yaitu dengan sinarX terhadap
arteri koroner yang dimasukan zat pewarna (dye) yang bisa direkam
dengan sinar-X. Karena jantung terus bergerak (berdenyut) maka
dilakukan pengambilan gambar dengan video. Untuk pengambilan
gambar ini melakukan tindakan katerisasi jantung.

IX. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada PJK menurut LeMone, Priscilla, dkk (2019)
yaitu
pengobatan farmakologi, non farmakologi dan revascularisasi miokardium.
Perlu
diketahui bahwa tidak ada satupun cara pengobatan sifatnya menyembuhkan.
Dengan kata lain diperlukan modifikasi gaya hidup agar dapat mengatasi
faktor
penyebab yang memicu terjadinya penyakit. Penatalaksanaan yang perlu
dilakukan meliputi :
1. Pengobatan farmakologi
a. Nitrat
Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama,
digunakan untuk mengatasi serangan angina dan mencegah angina.
Karena nitrat mengurangi kerja miokardium dan kebutuhan oksigen
melalui dilatasi vena dan arteri yang pada akhirnya mengurangi
preload dan afterload. Selain itu juga dapat memperbaiki suplai
oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral
dan mengurangi stenosis.
b. Aspirin
Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/hari) seringkali
diprogramkan untuk mengurangi risiko agregasi trombosit dan
pembenukan trombus.
c. Penyekat beta (bloker)
Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan
epinefrin, mencegah serangan angina dengan menurunkan frekuensi
jantung, kontraktilitas miokardium, dan tekanan darah sehingga
menurunkan kebutuhan oksigen miokardium.
d. Antagonis kalsium
Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dan
meningkatkan suplai darah dan oksigen miokardium. Selain itu juga
merupakan vasodilator koroner kuat, secara efektif meningkatkan
suplai oksigen.
e. Anti kolesterol
Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar
30% yang terjadi pada pasien angina. Statin juga dapat berperan
sebagai anti trombotik , anti inflamasi,dll.
2. Revaskularisasi miokardium
Aliran darah yang menuju miokardium setelah suatu lesi
arterosklerotis pada arteri koroner bisa diperbaiki dengan operasi untuk
mengalihkan aliran dan bagian yang tersumbat dengan suatu cangkok
pintas atau dengan cara meningkatkan aliran di dalam pembuluh yang
mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta kompresi atau
pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok pintas ini disebut
dengan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Pembedahan untuk
penyakit jantung koroner melibatkan pembukaan vena atau arteri untuk
menciptakan sambungan antara aorta dan arteri koroner melewati
obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk mengaliri bagian
iskemik jantung.
Balon arteri koroner merupakan suatu teknik untuk membuka
daerah sempit di dalam lumen arteri coroner menggunakan sebuah balon
halus yang dirancang khusus. Apabila pada katerisasi jantung ditemukan
adanya penyempitan yang cukup signifikan misalnya sekitar 80%, maka
dokter jantung biasanya menawarkan dilakukannya balonisasi dan
pemasangan stent. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
(PTCA) merupakan istilah dari balon arteri koroner yang digunakan para
kedokteran (Nurhidayat S, 2011).
3. Non Farmakologi
a. Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan
b. Mengontrol faktor resiko yang menyebabkan terjadinya PJK, seperti
pola makan,dll.
c. Melakukan teknik distraksi dengan cara mendengarkan musik dan
relaksasi dengan cara nafas dalam
d. Membatasi aktivitas yang memperberat aktivitas jantung.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Karakteristik Demografi
A. Indentitas Diri Klien
1. Nama Lengkap : Tn. J
2. Usia : 70 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Pendidikan Terakhir : SMA
7. Diagnosa Medis : Penyakit Jantung Koroner (PJK)
8. Alamat : Desa Guyangan RW 01 Kecamatan Winong
Kabupaten Pati

B. Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
1. Nama : An. Y
2. Alamat : Desa Guyangan RW 01 Kecamatan
Winong Kabupaten Pati
3. No. telepon :-
4. Hubungan dengan Klien : Anak kandung

C. Pekerjaan dan Status Ekonomi


1. Pekerjaan saat ini
Tn. J mengatakan pekerjaan saat ini hanya membantu anaknya untuk
berkebun.

2. Pekerjaan sebelumnya
Tn. J mengatakan pekerjaan sebelumnya sebagai Satpol PP di
Kecamatan, dan sekarang sudah pensiun.
3. Sumber pendapatan
Tn. J mengatakan sumber pendapatan saat ini yaitu dari uang
pensiunan.

D. Aktifitas rekreasi
1. Hobi
Tn. J mengatakan sejak muda beliau suka untuk berkebun dan
memelihara ayam.
2. Berpergian / wisata
Tn. M mengatakan sudah lama tidak pernah keluar untuk bepergian
atau wisata.
3. Keanggotaan organisasi
Tn. M mengatakan tidak ada ikut serta dalam anggota organisasi.

E. Riwayat keluarga

No Nama Umur Pekerjaan Status dalam


keluarga
1. Tn.W 32 th Wiraswasta Anak
2. Ny.U 30 th Ibu rumah Menantu
tangga
3. An.R 3 th Tidak bekerja Cucu

2. Pola Kehidupan Sehari-hari


A. Nutrisi
1. Frekuensi makan
Tn. J mengatakan makan sehari 3x yang di sediakan oleh anaknya.
2. Nafsu makan
Tn.J mengatakan nafsu makan kadang-kadang ada dan nafsu makan
kadang menurun.
3. Jenis makanan
Tn. J mengatakan jenis makanan beragam seperti nasi dengan ikan,
telur, sayur, ayam dan terkadang sesekali daging.
4. Kebiasaan sebelum makan
Tn. J mengatakan sebelum makan mencuci tangan dan berdoa.
5. Makanan yang tidak disukai
Tn. J mengatakan menyukai semua makanan yang disediakan
menantunya..
6. Alergi terhadap makanan
Tn. J mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.
7. Pantangan makanan
Tn. J mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan .
8. Keluhan yang berhubungan dengan makanan
Tn.J mengatakan tidak ada keluhan dengan makanan yang disediakan.

B. Eliminasi
1. BAK
Tn. J mengatakan biasa BAK kurang lebih 5x dan waktu yang berubah
ubah. Tn. J mengatakan biasanya BAK sebelum tidur dan tidak ada
keluhan berhubungan dengan BAK.
2. BAB
Tn. J mengatakan BAB 1-2 x/ hari dengan konsistensi lunak berwarna
kuning dan tidak ada keluhan yang di rasakan dalam BAB.
3. Personal hygiene
a. Mandi
Tn. J mengatakan mandi 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari,
Tn. J mengatakan mandi memakai sabun.
b. Oral hygiene
Tn. J mengatakan menggosok gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi hari
dan malam sebelum tidur, Tn. J mengatakan menggosok gigi
menggunakan pasta gigi.
c. Cuci rambut
Tn. J mengatakan cuci rambut 1x dalam dua hari menggunakan
shampo.
d. Kuku dan tangan
Tn. J mengatakan memotong kuku jika sudah terlihat panjang dan
mengatakan mencuci tangan dengan sabun.

A. Istirahat dan tidur


Tn. J mengatakan tidur malam pada jam 21.00 WIB dan bangun jm 05.00
WIB.

B. Kebiasaan mengisi waktu luang


1. Olahraga
Tn. J mengatakan hanya olahraga saat berkebun.

2. Nonton TV
Tn. J mengatakan melepas penat dengan menonton mendengarkan TV
dengan keluarga.
3. Berkebun
Tn. J mengatakan sering berkebun jika merasa badannya enteng buat
berkebun.
Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis / frekuensi /
jumlah / lama pakai)
4. Merokok
Tn. J mengatakan waktu muda sering merokok dan sekarang sejak usia
60an tahun sudah dikurangi bahkan bisa dibilang jarang merokok.
5. Minuman keras
Tn. J mengatakan tidak pernah minum minuman keras.
6. Ketergantungan terhadap obat
Tn. J mengatakan tidak ada ketergantungan dengan obat.

4. Status Kesehatan
A. Status kesehatan saat ini
1. Gejala yang dirasakan
Tn. J mengatakan Keluhan utama yang dirasakan mengeluh badan nya
terasa lemah dan nafas sesak.
2. Faktor keluhan
Tn. J mengatakan keluhan dirasakan mendadak.
3. Waktu mulai timbulnya keluhan
Tn. J mengatakan merasakan timbulnya keluhan waktu mengangkat
beban berat.

B. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Penyakit yang pernah diderita
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dimasa anak- anak,
remaja, dewasa muda. Klien mengatakan kesehatan nya mulai terganggu
sejak memasuki usia lansia saat usia 60 tahun.
C. Pengkajian / pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi,
perkusi dan palpasi )
1. Keadaan umum (TTV) TD. 120/80 mmHg
2. TB / BB
145 cm / 55 kg

3. Kepala dan Rambut


Warna rambut putih campur hitam, rambut pendek dan bersih, tidak
adanya lesi dan udem di kepala.
4. Mata
Konjungtivaan anemis kiri dan kanan, tidak ada masalah pada mata.
5. Telinga
Telinga bersih pendegar baik, tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
6. Hidung
Klien sulit bernafas melalui hidung, mengalami sumbatan pada jalan
nafas.
7. Mulut, gigi dan bibir
mulut dan gigi kurang bersih, gigi tidak lengkap,bibir lembab dan
nafas bau.
8. Dada
Hasil observasi tampak pergerakan dada simetris, klien terlihat
bernafas dangkal dan cepat.
8. Kulit
Warna Kulit sawo matang, kulit lembah, bersih, keriput,tidak ada luka
lecet pada kulit.
9. Ektermitas atas
Klien mengatakan kadang ekstremitas atas lemas dan susah di
gerakkan beberapa menit kemudian kembali normal.
10.Ektermitas bawah
Fungsi otot baik.
11.Abdomen
Simetris kiri dan kanan, tidak ada luka bekas OP, tidak ada tampak
pembengkakan pada abdomen.
5. Hasil Pengkajian Khusus
A. Masalah kesehatan kronis
No Keluhan kesehatan atau gejala yang Selalu Sering Jarang Tdk
dirasakan klien dalam waktu 3 bulan ( 3 ) (2) (1) prnah
terakhir berkaitan dengan fungsi – fungsi (0)

A Fungsi Penglihatan √
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
B Fungsi Pendengaran
4. Pendengaran berkurang √
5. Telinga berdenging √
C Fungsi Paru
6. Batuk lama disertai keringat malam √
7. Sesak napas √
8. Berdahak / sputum √
D Fungsi jantung
9. Jantung berdebar – debar √
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada √
E Fungsi pencernaan
12. Mual / muntah √
13. Nyeri ulu hati √
14. Makan dan minum banyak √
( berlebihan )
15. Perubahan kebiasaan buang air √
besar ( mencret atau sembelit )
F Fungsi pergerakan
16. Nyeri kaki saat berjalan √
17. Nyeri pingang atau tulang belakang √
18. Nyeri persendian / bengkak √
G Fungsi persarafan
19. Lumpuh / kelemahan pada kaki √
atau tangan
20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar / tremor √
22. Nyeri / pegal pada daerah tekuk √
H Fungsi saluran perkemihan
23. Buang air kecil banyak √
24. Sering buang air kecil pada malam √
Hari
25. Tidak mampu mengontrol √
pengeluaran air kemih ( ngompol )

6. Status fungsional
No Aktifitas Mandiri Tergantung
( Nilai 1 ) ( Nilai 0 )
1 Mandiri di kama rmandi ( mengosok, membersihkan √
dan mengeringkan badan )
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan mengenakanya √
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
4 Memilihara kebersihan diri untuk penampilan diri √
( menyisir rambut, mencuci rambut, mengosok gigi,
mencukur kumis )
5 Buang air besar di WC ( membersihkan dan √
mengiringkan daerah bokong )
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses ( tinja ) √
7 buang air kecil di kamar mandi ( membersihan dan √
mengeringkan daerah kemaluan )
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar √

ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat

10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan √

yang dianut

11 Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan √

tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan


membersihkan ruangan

12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan √

Keluarga

13 Mengelola keuangan ( menyimpan dan mengunakan √

uang sendiri

14 Mengunakan sarana tranportasi umum untuk √

Berpergian

15 Menyiapakan obat dan meminum obat sesuai dengan √

aturan ( takaran obat dan waktu minum obat tepat )


16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk √
kepentingan keluarga dalam hal pengunaan uang,
aktifitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan

pelayanan kesehatan

17 Melakukan aktifitas di waktu luang ( kegiatan √


keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan

menyalurkan hobbi )

7. Penepisan Depresi
Untuk setiap pertanyaan dibawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

GERIATRIC DEPRESSION SCALE


GDS (15)
No PERTANYAAN JAWABAN
.
1 Apa sebenarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya / Tidak
2 Apakah anda banyak meninggalkan kegiatan, minat, atau Ya / Tidak
kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? Ya / Tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya / Tidak
5 Apakah anda memiliki semangat yang baik setiap waktu? Ya / Tidak
6 Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan Ya / Tidak
terjadi kepada anda?
7 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya / Tidak
8 Apakah anda lebih sering dikamar daripada mengerjakan Ya / Tidak
sesuatu yang baru di luar?
9 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian hidup anda? Ya / Tidak
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya Ya / Tidak
ingat anda dibandingkan dengan banyak orang?
11 Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini? Ya / Tidak
12 Apakah anda merasa tidak berguna dengan keadaan anda Ya / Tidak
sekarang?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya / Tidak
14 Apakah anda berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Ya / Tidak
15 Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik Ya / Tidak
keadaannya daripada anda?

Nilai :
1-5 = Depresi Ringan
6-10 = Depresi Sedang
11.15= Depresi Berat
8. Dukungan keluarga
Tn. J mengatakan dukungan beliau saat ini hanya anak, menantu dan cucumya
serta keluarga besar yang selalu memberi semangat untuk sembuh.

9. Lingkungan Tempat Tinggal

1. Kebersihan dan kerapian ruangan


Kamar Tn. J terlihat bersih dan nyaman.
2. Penerangan
Penerangan di dalam kamar baik.
3. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara di kamar baik dan mempunyai 1 jendela dan 2 ventilasi.
4. Keadaan kamar mandi dan WC
Keadaan kamar mandi bersih karena di bersihkan anaknya jika sudah terlihat
kotor.
5. Pembuangan air kotor
Untuk pembuangan air kotor ada saluran khusus untuk saluran kotor.
6. Sumber air minum
Sumber air minum yang di produksi yaitu air beli galon.
7. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah ke bak sampah kemudian kalau sudah penuh
dikumpulkan di belakang rumah kemudian dibakar.
8. Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran di dekat rumah Tn. J.
9. Penataan halaman ( kalau ada )
Dihalaman Tn. J ada beberapa bunga yang di tanam menantunya, karena
kebetulan menantunya suka berkebun juga.
10. Privasi
Tn. J mengatakan tidak ada yang di sembunyikan.
ANALISA DATA

No Data Rasionalis Masalah


1. Ds : Perubahan Penurunan
Klien mengatakan: afterload curah jantung
a. Sesak saat
beraktivitas
ringan
b. Sering kelelahan
saat beraktivitas
c. Jantung berdebar-debar
d. Memiliki riwayat
hipertensi sudah 5
tahun
Do :
a. Klien tampak pucat dan
sianosis
b. TD : 120/80mmHg

2. Ds : Ketidakseimbangan Intoleransi
Klien mengatakan: antara suplai dan Aktivitas
a. Sesak nafas saat kebutuhan oksigen
beraktivitas ringan
b. Badannya terasa lemah
c. Aktivitas terbatas
d. Sering
kelelahan Do :
a. Klien tampak lemah
3. Ds : Kurang terpapar Ansietas
Klien mengatakan cemas informasi
dan khawatir terhadap
kondisinya
Do :
a. Klien tampak gelisah
b. TD: 120/80 mmHg

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi.

Anda mungkin juga menyukai