Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP ANAK DENGAN BBLR

DISUSUN OLEH:

RAHMA GIKA . A

G3A015043

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


A. PENGERTIAN

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. WHO mengemukakan semua bayi yang baru
lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants
(BBLR).

B. ETIOLOGI
1. Faktor Ibu.
a. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya :perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia gravidarum, dan
nefritis akut.

b. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah pada
usia antara 26 – 35 tahun

c. Keadaan sosial ekonomi :


Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasanantenatal yang kurang.
Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir
dari perkawinan yang sah.

d. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.

3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
.
C. PATOFISIOLOGI
a. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan
– Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK). Makin rendah masa gestasi dan makin kecil
bayi yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan
yang optimal dan dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang
canggih, beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas dan dapat diobati,
sehingga gejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari dapat dicegah atau
dikurangi.
Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi dengann
masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang
belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih
mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif.
2) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36 minggu.
Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari pada golongan
pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, asal
saja pengelolaan terhadap bayi ini benar-benar intensif.
3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat
prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti
bayi matur, akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami bayi
prematur, misalnya sindrom gangguan pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap yang
lemah dan sebagainya, sehingga bayi harus diawasi dengan seksama.

b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK)
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-
Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK).
Prematuritas

Factor ibu Factor plasenta Factor janin

Bayi lahir Prematur


BBLR

Prematuritas
Permukaan tubuh Jaringan lemak tipis
relative lebih luas

Kehilangan Kekurangan Penuru


panas cadangan energi nan
Penguapan Pernapasan dengan
melalui kulit daya
berlebih suhu luar
tahan
Malnutrisi
tubuh
Kehilangan Kehilangan panas
cairan
Hipogligemia
Resiko
Dehidrasi Hipotermia infeksi

Fungsi organ belum baik

Hati Paru
Otak
Resiko
Pertumbuhan dinding ketidak
Konjunggasi bilirubin belum dada belum sempurna Imaturis sentrum seimbanga
baik vital n nutrisi
Vaskulari paru imatur kurang
dari
Reflek menelan
Hiperbilirubin kebutuhan
Ketidak efektifan belum ada
pola nafas
D. MANIFESTASI KLINIK
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah:
1. Fisik.
a. bayi kecil
b. pergrakan kurang dan masih lemah
c. kepala lebih besar dari pada badan
d. berat badan < 2500 gram

2. Kulit dan kelamin


a. kulit tipis dan transparan
b. lanugo banyak
c. rambut halus dan tipis
d. genitalia belum sempurna

3. Sistem syaraf
a. refleks moro
b. refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna

4. Sistem muskuloskeletal
a. axifikasi tengkorak sedikit
b. ubun-ubun dan satura lebar
c. tulang rawan elastis kurang
d. otot-otot masih hipotonik
e. tungkai abduksi
f. sendi lutut dan kaki fleksi
g. kepala menghadap satu jurusan

5. Sistem pernafasan
a. pernafasan belum teratur sering apnoe
b. frekwensi nafas bervariasi
E. PENATALAKSANAA
Penatalaksanaan dismaturitas
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan
gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium
kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pern afasan dan bila frekwensi lebih dari
60 x/ menit dibuat foto thorax.

F. KOMPLIKASI
1. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempurna
2. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan intraventrikuler : perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan
anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan
peredaran darah sistemik.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal /
perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah behubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan
12mg/dl pada hari. 3-5
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.

H. PENGKAJIAN

Pengkajian dasar neonatus

1. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.

2. Pernafasan
a. Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau
persentasi bokong.
b. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok,
pernafasan cuping hidung,
3. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil
untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi
harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan
BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/
hari.
4. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
5. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan.
6. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh


2. Ketidakseimbangan nurtisi kurang darai kebutuhan b.d ketidakmampuan menerima
nutrisi, imaturitas gastrointestinal.
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru
4. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose keperawatan NOC DAN KH NIC


1 Resiko ketidakseimbangan suhu NOC: NIC:
tubuh b.d kegagalan Termolegurasi Kaji suhu badan
mempertahankan suhu tubuh Termolegurasi : bayi
Newborn Tempatkan bayi
KH: pada ruang isolasi
Suhu kulit normal atau pemanas
Suhu badan 36-37 Pantau suhu badan
TTV dalm batas minimal 2 jam
normal Ajarkan kepada
keluarga untuk
selalu memberikan
kehangatan pada
bayi untuk
mencegah
hipotermi
Kolaborasi untuk
mencegah
menggigil
2 Ketidakseimbangan nurtisi kurang NOC: NIC:
darai kebutuhan b.d Status nutrisi Kaji kemampuan
ketidakmampuan menerima Nutrisi dapat bayi untuk
nutrisi, imaturitas gastrointestinal. masuk ke bayi mendapatkan
nutrisi yang
KH: dibutuhkan
Adanya Berikan intake asi
peningkatan berat yang cukup
badan Anjurkan kepada
Berat badab ideal ibu untuk
Menunjukan memberikan asi
peningkatan fungsi Kolaborasi dengan
pengecapan dari ahli gizi tentang
menelan jumlah nutrisi dan
Tidak mengalami kalori yang harus
penurunan berat diberikan pada
badan bayi
3 Ketidakefektifan pola nafas b.d NOC: NIC:
imaturitas otot-otot pernafasan Status TTV baik 1. Kaji frekuensi
dan penurunan ekspansi paru Menunjukan pola pernafasan dan
nafas efektif pola pernafasan.
KH: Perhatikan adanya
RR normal 40-60 apnea dan
kali/menit, jalan perubahan
nafas paten, irama frekwensi jantung,
reguler tonus otot dan
warna kulit
berkenaan dengan
prosedur
atau perawatan,
lakukan
pemantauan
jantung dan
pernafasan yang
kontiniu.
2. Hisap jalan
nafas sesuai
kebutuhan.
3. Pertahankan
suhu tubuh
optimal.
4. Posisikan bayi
pada abdomen
atau posisi
terlentang dengan
gulungan popok di
bawah bahu untuk
menghasilkan
sedikit
hiperekstensi
5. Berikan oksigen
sesuai indikasi

4 Resiko infeksi b.d pertahanan NOC: NIC:


imunologis tidak adekuat Tidak terjadi infeksi. Tingkatkan cara-
cara mencuci tangan
pada staf, orang tua
KH: dan pekerja lain.
Leukosit normal, tali 2. Pantau
pusat tidak ada pengunjung akan
tanda-tanda infeksi. adanya lesi kulit.
3. Kaji bayi
terhadap tanda-
tanda infeksi,
misalnya : suhu,
letargi atau
perubahan
perilaku.
4. Lakukan
perawatan tali pusat
sesuai _ocal_l_
rumah sakit.
5. Berikan ASI
untuk pemberian
makan bila tersedia.
Berikan antibiotika
sesuai indikasi

DAFTAR PUSTAKA

Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta

Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta

NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai