Disusun Oleh :
ANDIKA PRANATA
NIM : 220103114
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN BBL
1. Pengertian Bayi Baru lahir ….........................................................................
2. Ciri-ciri Bayi Baru lahir …..............................................................................
3. Pathway...........................................................................................................
4. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir...................................................................
5. Pemantauan Bayi Baru Lahir............................................................................
6. Penatalaksanaan Medis....................................................................................
7. Asuhsn Keperawatan.......................................................................................
8. Diagnosa keperawatan ....................................................................................
9. Intervensi Keperawatan ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian BBL
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahirsampai usia 4 minggu
dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir
2.5000 gram (Sugiyarti,2000)
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang
wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan
(FKUI,1999).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan
menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan
(prawiroharjo, S, 2002). Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
3. PATHAWAY
PERSALINAN BBL
Perubahan suhu
tubuh
Resiko
Hipotermi
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas keperawatan.
5. Penatalaksanaan Medis
1. Tes diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) :18000/mm3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl
1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e. Golongan darah dan RH
(Marllyn. E,Doenges, 2001)
2. Terapi
a.Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
Penimbangan BB setiap hari
Jadwal menyusui
Higiene dan perawatan tali pusat
b.Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral
atau neosporin
Vaksinasi hepatitis BVaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua
bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkanobat ini pada bayi baru
lahir adalah muskulus vastus lateralis.(Bobak, M Irene, 2005)
6. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Aktivitas/IstirahatStatus sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari
pertama, bayi tampak semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.
2) Pernapasan dan peredaran darah Bayi normal mulai bernapas 30 detik
sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya
dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi
denyut jantungdan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari
70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit
(menangis).Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit
warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-
rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertamakelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar
15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan
bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5° C-37°
C. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
4) Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi denganzat lemak berwara putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan EkstremitasDilihat apakah ada cacat
bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama
sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali PusatPada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.
Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan disekitarnya.
7) Refleks
8) Berat Badan
9) Mekonium
10) Antropometri
11) SeksualitasGenetalia wanita ;Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ;
Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
7. Diagnosa keperawatan
1. Risiko tinggi defisit nutrisi berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan nutrisi
tidak terjadi.
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
1. Pantau intake dan out put cairan
2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
3. Lakukan breast care pada ibu secara teratur
4. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian
dextrosa dan PASI
5. Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri
6. Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui
7. Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih
Rasional :
1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat
untuk metabolisme tubuh yang tinggi
2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi
puting inverted menggangu proses laktasi
3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu
pada ibu menyusuiUU7
4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,
khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
jam
5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,
sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar
6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi
adekuat
7. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan
cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan:
Kriteriahasil :
Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1. Pertahankan suhu lingkungan dengan mempertimbangkan berat badan
neonatus, usia gestasi
2. Pantau aksila bayi,kulit, suhu tempat dan lingkungan sedikitnya setiap 30-60
mnt
3. Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt)
4. Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50C
5. Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan
6. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan berkemih,
membrane mukosa kering )
7. Lakukan pemberian makan oral dini
Rasional :
1. Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi cukup bulan
meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan aktivitas
motorik karena banyak mengkonsumsi oksigen
2. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir
kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila suhu kulit
dipertahankan diatas 36,50 C
3. Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen
yang dihubungkan dengan stres dingin
4. Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi
5. Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi
dan membantu menghemat energy
6. Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui augmentasi
pendinginan dengan evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata
7. Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan kebutuhan
cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan cairan
selanjutnya memperberat status dehidrasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali
pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda-tanda infeksi
2. Pertahankan teknik septic dan aseptic.
3. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
4. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
Rasional :
1. Mengetahui adanya indikasi infeksi
2. Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
3. Potensial entri organisme kedalam tubuh
4. Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta Obstetri
Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD Suryana, Dra.
Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC Saifudin, Abdul Bahri,
Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000,