Anda di halaman 1dari 21

Mk : Matarnitas

Semester : IV
Tingkat : II B
Dosen mk : 1. Ns. Moudy Lombogia,M.Kep
2. Ns.Ester Tamunu,M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA  BAYI  BARU LAHIR

DENGAN BEDAH SESAR DI RSU GMIM “KALOORAN” AMURANG

DI SUSUN OLEH :

Juniyanti Beteno

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI D-III KEPERAWATAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN TEORISTIS

1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-
4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005).
Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut
dan dinding rahim (kapita selekta, 2008).
2. Fisiologi
a. Respirasi
Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi. Pada saat intarauterin, paru-paru
berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut digantikan dengan udara. Dengan kelahiran
pervaginam, cairan tersebut dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru. Nafas yang pertama
merupakan reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan sensasi fisik pada saat
kelahiran dengan permukaan yang relative kasar. Disisi lain, kemoreseptor di aorta berespon
terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke 15 mmHg), peningkatan CO 2 (dari 40 mmHg ke 70
mmHg) dan penurunan pH arteri. Depresi pernafasan tersebut terjadi karena terputusnya tali pusat.
Nafas pertama bersifat dangkal dan tidak teratur ± 30-60 x/menit disertai periode apnea pendek
(<15”). Bayi baru lahir lebih menyukai bernafas melalui hidung. Saat mengalami pembuntuan,
reflek yang digunakan adalah membuka mulut, tetapi kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia
3 minggu, oleh karena itu bayi mudah mengalami cyanosis jika mengalami obstruksi hidung.
b. Sirkulasi
System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale, duktus arteriosus dan
duktus venosus menutup. Arteri dan vena umbilical serta arteri hepatica menjadi ligament. Tekanan
arteri pulmonal menurun menyebabkan penurunan tekanan artrium kanan. Peningkatan aliran darah
yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan atrium kiri. Perubahan tekanan ini
menyebabkan penutupan foramen ovale. Selama beberapa hari, menangis menyebabkan
pengembalian aliran darah melalui foramen ovale dan menyebabkan cyanosis. Saat level PO2 arteri
mendekati 50 mmHg, duktus arteriosus menutup kemudian duktus tersebut menjadi ligament.
Dengan pematangan tali pusat, arteri dan vena umbilical serta duktus venosus menutup cepat dan
menjadi ligament.
c. Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan sirkulasi
bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan
pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan
internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan
merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan
meningkatkan aktifitas metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak pada antara kedua
scapula dan axila, serta didalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut
mengandung banyak pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.
d. Hematologi

Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl, tetapi merupakan HbF yaitu
Hb yang usianya lebih pendek dari orang dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe selama
dalam kandungan, bayi akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat dipertahankan sampai
usia 5 bulan.
e. Sistem Renal
Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk dan sudah bisa memproduksi
urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan amnion. Fungsi renal seperti orang dewasa baru
bisa dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian
tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10 x/menit. Urin berwarna kuning,
berjumlah 15-60 cc/KgBB.
f. Gastrointestinal
Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah serta menyerap protein dan
karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak sederhana. Bayi yang hidrasinya baik, mukosa
mulutnya basah, merah muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut bayi.
g. Sistem Hepatika
Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan. Liver dapat diraba pada bayi baru
lahir 1 cm dibawah costa kanan karena liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen. 50 % bayi
aterm mengalami hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi produksi
bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa, selain itu ada
sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus.
h. Sistem Imunologi
System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase awal ekstrauterin dan belum aktif
sampai dengan beberapa bulan. Selam tiga bulan pertama, bayi dilindungi oleh imunitas pasif
dari ibu.
i. Sistem integument
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi bayi saat lahir, fungsinya masih
belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak
perlu dibersihkan.
j. Sistem Reproduksi
 Perempuan:
a. Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
b. Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tiba-tiba saat
kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut
pseudomenstruasi.
c. Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
d. Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.
e. Vernix caseosa terdapat dikedua labia.
 Laki-laki:
a. Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
b. Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.
c. Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh sendiri.
k. System Muskuloskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang
badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat
sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding.
3. Etiologi
1) Janin besar melebihi 4000 gram
2) Malpersentasi Janin
3) Partus tidak maju
4) Gemeli
5) Pre-eklamsi
6) Adanya riwayat sc
4. Manifestasi Klinis
1) Lahir aterm antara 37- 42 minggu
2) Berat badan 2500 – 4000 gram
3) Panjang lahir 48 – 52 cm.
4) Lingkar dada 30 – 38 cm.
5) Lingkar kepala 33 – 35 cm.
6) Lingkar lengan 11-12.
7) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.
8) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9) Rambut kepala biasanya telah sempurna.
10) Kuku agak panjang dan lemas.
11) Nilai APGAR >7.
12) Gerakan aktif.
13) Bayi lahir langsung menangis kuat.
14) Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang
berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia
mayora menutupi labia minora.
- Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik.
- Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
- Refleks grasping sudah baik.
- Refleks morro.
- Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak
dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya janin besar melebihi 4000 gram, malpersentasi
janin, partus tidak maju, gemeli, pre-eklamsi, dan adanya riwayat sc.
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri
yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu
tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut
Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk
beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan
dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
6. Pathway
Persalinan

Bayi Baru Lahir

Fungsi Organ Belum Baik

Daya Tahan
Kurang Peningkatan
Tubuh Rendah Jaringan Lemak
Refleks suhu tubuh
Pengatahuan Subkutan Tipis
Menghisap bayi
belum efektif
Penurunan Daya Asi Ibu kurang Pemaparan dengan Meningkatny

tahan tubuh Bayi tidak mau suhu luar Metabolisme


Baik
menyusui tubuh

Penyesuaian
Resiko infeksi Peningkatan
Suhu Tubuh
Gg. Pemenuhan kebutuhan O2
keb. Nutrisi
kurang dari Perubahan Bersihan jalan
keb. tubuh Suhu Tubuh
nafas tidak
efektif

7. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat rendah
menunjukkan gangguan asfiksia bermakna. 2.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%. 3.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-antibodi
pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik. 4.
d. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari dan 12
mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
8. Penatalaksanaan Medis
 Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung, rongga mulut dan
tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali
pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat
steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut
diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan
bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi
baru lahir harus dibungkus hangat.
4) Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi
diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M.
5) Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana
prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi
lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6) Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7) Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah.
b. Bayi tampak aktif atau lunglai.
c. Bayi kemerahan atau biru
9. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
Manajemen Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a. Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b. Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD 24 jam.
c. Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d. Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai dengan 140 x /
menit.
e. Penggunaan analgesic
f. Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum.
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki, periksa potensi
hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan
perubahan kulit.
2) Dada Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk menghitung
denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
- Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau tidak ada
anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
- Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat tidur
dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur
sehari rata-rata 20 jam.
2) Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm
pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada
selama periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan
dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
3) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran.
Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses
mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
4) Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal
palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
5) Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput
suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin
edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Bagian telinga atas sejajar dengan
bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal
atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski,
respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau
cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat. Tidak adanya
kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
6) Pernapasan
Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong. Pola pernapasan
diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi yang
lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress
pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi
interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
7) Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada, kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di
atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada
kelahiran
Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas: gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan menunduk ringan atau
rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
8) Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat
terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi)
mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang
prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat.
2) Risti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
3) Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mukus
3. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Kh Intervensi


O
1. 4) Resiko infeksi berhubungan dengan Tujuan : tidak terjadi 1. Kaji adanya bau atau cairan
sumbatan atau kotoran pada tali infeksi pada tali pada tali pusat
pusat. pusat 2. Lakukan perawatan pada tali
pusat dengan alcohol
3. Ganti nouvel gauze pada tali
pusat setiap habis mandi
4. Kaji adanya tanda-tanda
infeksi seperti peningkatan
suhu tubuh, kemerahan
disekitar tali pusat.
5. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
6. Jaga lingkungan tetap bersih

2. 5) Risti hipotermi berhubungan dengan Tujuan : hipotermi 2. Segera bungkus bayi dengan
perubahan suhu tidak menjadi aktual selimut kering.
3. Observasi suhu bayi tiap 4jam
4. Jaga lingkungan tetap hangat
dan kering
5. Dekatkan bayi dengan ibu
sesering mungkin
3. 6) Jalan nafas tidak efektif Tujuan : pola nafas 1. Bersihkan muka dengan kasa/
berhubungan dengan obtruksi mukus efektif kain bersih dari darah dan
lendir segera setelah kepala
bayi lahir.
2. Hisap lendir dengan
menggunakan penghisap
lendir atau kateter pada sisi
mulut atau hidung.
3. Miringkan bayi kekanan untuk
mencegah regurgitasi
4. Bersihkan jalan nafas
5. Pertahankan suplai oksigen
adekuat
4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal. Implementasi adalah pengolahan
dari perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA  BAYI  BARU LAHIR
DENGAN BEDAH SESAR DI RSU GMIM “KALOORAN” AMURANG
I.    Pengkajian
a. Biodata
Nama : By U. K
Umur : Neonatus 60 menit setelah lahir
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Laki- laki
Tanggal lahir : 30 Oktober 2009 jam 03.40 WITA
b. Identitas penanggung jawab
Nama  ibu  : Ny J.L
Umur : 25 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat  : Watulambot , Tondano
Nama  ayah : Tn S. K
Umur : 34 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan  : SMA
Pekerjaan  : Sopir
Alamat                      :Watulambot , Tondano
c. Riwayat kelahiran sekarang
Tanggal 30 Oktober 2009 jam 03.50 WITA lahir bayi laki-laki dengan tindakan bedah sesar
dengan berat badan 3600 gram dan panjang badan 50 cm dengan APGAR skor 9-10 ditolong
olehbidan dan mahasiswa.r.
1. Anamnesa/ Riwayat Kesehatan
- Riwayat Antenatal
Ibu klien mengatakan dirinya mengalami morning sickness sampai usia kehamilan 3
bulan. Selama hamil, klien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan, namun klien
tidak pernah melakukan senam hamil Klien tidak memiliki penyakit yang berbahaya bagi
janin serta tidak mengkonsumsi obat-obatan kecuali zat besi dan vitamin yang diperolehnya
dari bidan selama proses antenatal care.
- Riwayat Intranatal
Status GPA : P1A0 (kehamilan tunggal)
Usia kehamilan : 45 Minggu
Indikasi SC : KPD dan Kala I fase aktif memanjang
Penolong persalinan : Dokter
Tempat persalinan : RS Sartika Asih
Jenis Persalinan : SC
Ketuban : Jernih
Lama Persalinan : 1 jam 30 menit
Letak Anak : Presentasi kepala
Panjang tali pusat : ± 50 cm
Kelainan : tidak ada

2. APGAR Skor

Setelah 1 Setelah 5
Tanda 0 1 2
menit menit
Badan merah,
Seluruh tubuh
Warna Kulit Pucat/ biru ekstremitas 2 2
kemerahan
biru
Frekuensi
Tidak ada < 100 > 100 2 2
jantung
Reaksi Sedikit Menangis,
terhadap Tidak ada gerakan batuk/bersi 2 2
rangsangan mimik n
Ekstremitas
Tonus Otot dalam
Lumpuh Gerakan aktif 2 2
fleksi
sedikit
Usaha bernafa Lambat/
s Tidak ada menangis Menangis kuat 1 2
lemah
Jumlah 9 10

3. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi atau
penyakit menular yang berbahaya seperti hepatitis

d. Pemeriksaan Fisik Head to toe


Keadaan umum : Kesadaran composmentis, GCS 15 (E:4, V:5, M: 6), posisi tubuh
terlentang, gerakan bayi aktiv, menangis kuat, warna kulit putih
kemerahan, lanugo (+), vernix caseosa (+), wajah simetris.
Vital sign : Nadi : 160 x/menit,Respirasi  : 36 x/menit, Suhu badan  : 36,2 o C, BB
3.600 gram, Panjang badan : 50 cm, Lingkar kepala : 36 cm, Lingkar
dada  : 34 cm, Lingkar lengan : 11 cm.
1. Kepala : Lingkar kepala 36 cm, tidak ada benjolan, persebaran rambut merata
2. Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterus
3. Telinga : Simetris kiri dan kanan, ada lubang telinga dan ada kartilago
4. Hidung : Ada lubang hidung, terdapat mukus yang berlebihan
5. Mulut : Palatum utuh, lidah ada, refleks menghisap (+)
6. Leher : Tidak ada pembengkakan
7. Dada : Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34 cm, terlihat prosesus xipoideus
8. Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan, tidak kembung
9. Genetalia :Jenis kelamin perempuan, terdapat Labia
10. Anus : Ada lubang anus, pengeluaran mekonium (+)
11. Punggung : Refleks melengkung batang tubuh aktif
12. Kulit : Warna merah muda, halus
13. Ekstremitas atas : Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap
14. Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap, pergerakan aktif
15. Tubuh : Tubuh menggigil
e. Pengelompokan Data
 Data Subjektif
-
 Data Objektif
-  Terdapat air ketuban  pada saluran napas
-   Bayi bersin dan batuk
-  Tubuh menggigil
-  Suhu tubuh 36,2 0C
-    Tali pusat masih basah, terdapat Luka, Panjang tali pusat 5 cm
-    Akral dingin
-    Pernapasan ireguler 36x/m
f. Analisa Data

Data Masalah Masalah


Ds. - Bayi baru lahir Bersihan jalan
  napastidak
 Do.-  Terdapat sisa air Dinding alveoli terbungkus oleh cairan efektif
ketuban pada saluran Merangsang sekresi surfaktan
napas Adanya tekanan negatif
        - Bayi bersin Alveoli mengembang
dan                      batu Mukus dieksresikan ke jalan napas
k Tertumpuknya mukus pada saluran napas
        -  Pernapasan  ireguler
36x/m

          Ds.  - Terpajan dengan lingkungan ekstrauteri Risiko


penurunan
          Do.: Tubuh beradaptasi dengan lingkungan suhu tubuh
- Tubuh menggil
- Suhu badan 36,2 0C Proses pelepasan panas yang berlebihan
- Bayi gemetar
 
Suhu tubuh menurun
Ds Terpotong tali pusat Risiko infeksi
-   
Do Luka
-    Tali pusat masih basah
-    Panjang ± 5 cm Jalan masuk (port d entree mikroorganisme

Resiko infeksi

II. Diagnosa Keperawatan


      1.   Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan tertumpuknya mukus pada saluran
napas ditandai dengan :
Ds : -
Do : - Terdapat air ketuban pada saluran napas
-Bayi bersin dan batuk
-  Pernapasan Ireguler 36x/m

2.  Risiko penurunan suhu tubuh berhubungan dengan proses pelepasan panas yang berlebihan
yang ditandai dengan :
Ds : -
Do : - Tubuh menggigil
- Suhu badan 36,2 C
- Akral dingin

3.    Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat yang ditandai dengan :


Ds : -
Do :  Tali pusat masih basah
Panjang tali pusat 5 cm
18

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak Bersihan jalan 1.    Hisap muku 1.  Untuk membantu 1. Menghisap mukusyang S : -
efektif b/d napas kembali spada mengeluarkanmukus  ada pada saluran napas O :
tertumpuknya mukus efektif dengan saluran dengan cepat dan melalui mulut dan -       Mukus pada
pada saluran napas kriteria hasil : napas membersihkan jalan hidung saluran pernapasan
ditandai dengan -  Mukus pada napas. menggunakan slim berkurang
Ds : - saluran suigher. -       Pernapasan bayi
Do : Terdapat mukus pernapasan 2.    Atur posisi 2.  Posisi yang tepat 2. Mengatur posisi bayi normal yaitu : 40
yang berlebihan pada berkurang tidur bayi dapat membantu yaitu miring kiri dan x/menit
saluran napas mengeluarkan mukus miring kanan A. Masalah teratasi
yang ada pada sebagian
saluran pernapasan 3. Mengobservasi vital P. Tindakan
3.Observasi vital 3.Untuk mengetahui sign : dilanjutkan
sign pernapasan bayi dan -   N :160x/menit
untuk menentukan -   R : 40x/menit
intervensi berikutnya -   Sb : 36,2 o C

2 Risiko penurunan suhu Tidak terjadi 1.    Bersikan 1.  Membersihkan bayi 1. Membersihkan bayi S.:-
tubuh b/d proses penurunan suhu bayi dengan dari kotoran yang ada dari sisa-sisa lendir dan O. Sb. 36,4 0C  
pelepasan panas yang tubuh dengan tidak terlalu di tubuh darah menggunakan A. Masalah tidak
berlebihan yang kriteria hasil : kain bedung terjadi
19

ditandai dengan pertahankan 2.    Keringkan 2.  Mencegah 2. Menghindarkan tubuh P. Pertahankan


Ds : - suhu tubuh  36- tubuh bayi kehilangan panas bayi dan memakaikan intervensi
o
Do : 37  C akibat perpindahan pakaian serta keperawatan
–      Tubuh menggigil lingkungan membungkus bayi
–      Suhu badan 36,2 0C dengan menggunakan
selimut hangat
3. Memantau suhu tubuh
3.    Pantau suhu 3.  Stabilisasi suhu bayi, suhu badan
0
tubuh bayi mungkin tidak terjadi 36,4  S
8-12 jam setelah lahir
4. Menempatkan bayi
4.    Tempatkan 4.  Mencegah dalam lingkungan
bayi dalam kehilangan panas hangat
lingkungan melalui konduksi
hangat
3 Risiko infeksi b/d Infeksi tidak terjadi 1.    Cuci tangan 1.    Mencuci tangan 1.  Mencuci tangan dengan S:-
terpotongnya tali dengan kriteria sebelum adalah faktor yang sabun sebelum O:
pusat yang ditandai hasil : merawat tali penting untuk merawat tali pusaat -        tali pusat masih
dengan : -         tidak ada pusat melindungi bayi baru basa
Ds : - tanda-tanda lahir dari infeksi -        vital sign : suhu
Do :  Tali pusat masih infeksi 2.    Kaji 2.    Mengetahui tanda- 2.  Mengkaji keadaan tali badan 36 oC, nadi :
basah -         tali pusat keadaan tali tanda infeksi pusat, tidak bau, tidak 140 x/menit,
kering, tidak pusat dari tanda- ada nana dan tidak ada respirasi 40
20

bau, tidak ada tanda infeksi perdarahan x/menit


nana dan tidak A : masalah
ada perdara 3.    Rawat tali 3.    Mencegah terjadinya 3.  Merawat tali pusat teratasi sebagian
pusat dengan infeksi dengan gaas alkohol P : lanjutkan
teknik setiap selesai mandi intervensi
aseptik dan keperawatan
antiseptik

4.    Latih dan 4.    Meningkatkan 4.  Mendemonstrasikan


demonstrasi pemahaman tentang kepada ibu dan
kan pada ibu cara merawat tali keluarga cara merawat
dan keluarga pusat yang baik tali pusat dengan
cara menggunakan gaas
merawat tali beralkohol yang
pusat dibungkus pada tali
pusat
21

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi.
Jakarta : EGC.
Carpenio.2001.Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Jakarta : EGC.
Mansjoer,A. 2002. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Manuapa, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
Muchtar. 2005. Obsetri Patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC.
Sarwono Prawirohayo.2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 cetakan II. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sulityawati, Ari dan Nugraheny, Esti.2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin.Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kriebs, Jan M dan Gegor, Carolyn.L.2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan
Varney. Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai