Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERWATAN ANTENATAL

Disusun untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas

Disusun oleh :
IPAH SARIPAH
220112160101

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
1. Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum (Varney, 2007).
Terjadinya kehamilan:
a. Pembuahan atau fertilisasi: bertemunya sel telur atau ovum wanta dengan sel
benih/spermatozoa pria 2.Pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan tersebut.
b. Nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada
keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri).
c. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu
baru. Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon: estrogen, progesteron, human
chorionic gonadotropin, human somamammotropin, prolaktin, dsb.

2. Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan
ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Depkes RI, 2004).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
2008).

B. TUJUAN ANTENATAL CARE


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. TANDA DAN GEJALA


a. Tanda Subjektif ( Presumtif Sign )
 Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri.
 Amenore (Tidak Haid ), pada minggu ke 4.
 Mual, Muntah, pada minggu ke 4 sampai ke 14.
 Peningkatan frekuensi BAK pada minggu ke 6 sampai ke 12
 Lelah, muncul pada minggu ke 12
 Quickening (kembung), pada minggu ke 16 sampai ke 20

b. Tanda Objektif ( Probability Sign )


 Tanda Goodell adalah melunaknya cerviks, muncul mulai minggu ke 5
 Tanda Chadwick adalah adanya bercak keunguan pada vagina. Muncul pada minggu ke 6
tapi lebih jelas terlihat pada minggu ke 8.
 Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus, muncul mulai minggu ke 6
sampai minggu ke 12
 Test kehamilan positif, jika serum pada minggu ke 4 sampai ke 12, jika dari urin pada
minggu ke 6 sampai ke 12.
 Striae Gravidarum, akibat tegangan terdapat garis tak teratur pada abdomen.

c. Tanda Pasti ( Positif )


 Visualisasi fetus dengan USG pada minggu ke 5-6, terlihat tulang-tulang janin dalam
photo Rontgen pada minggu ke 17-19.
 Denyut jantung janin (DJJ) pada minggu ke 6 dengan USG, pada minggu ke 8-17 dengan
Doppler Ultra Sound Stetoscope.
 Gerakan janin yang dapat dirasa dan diraba dengan palpasi pada usia 19-22 minggu dan
bisa dilihat jika kehamilan sudah lebih lanjut

D. USIA KEHAMILAN
1. Usia Kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU), secara tradisional:
 Sebelum minggu ke 3 Fundus uterus belum teraba dari luar
 Akhir bulan ke 3 ( 12 minggu ): 1-2 jari diatas simpisis
 Akhir bulan ke 4 ( 16 minggu ): Pertengahan antara simpisis dan pusat
 Akhir bulan ke 5 ( 20 minggu ): 3 jari dibawah pusat ( Pinggir bawah pusat )
 Akhir bulan ke 6 ( 24 minggu ): Setinggi Pusat ( Pinggir pusat )
 Akhir bulan ke 7 ( 28 minggu ): 3 jari diatas pusat
 Akhir bulan ke 8 ( 32 minggu ): pertengahan pusat dan Prosesus Xiphoideus
 Akhir bulan ke 9 ( 36 minggu ): 3 jari di bawah Prosesus Xiphoideus
 Akhir bulan ke 10 ( 40 minggu ): pertengan antara Prosesus Xiphoideus dan pusat

2. Mc. Donald
 Untuk menentukan usia kehamilan dalam bulan: TFU x 2/7
 Utnuk menentukan usia kehamilan dalam minggu: TFU x 8/7

3. Taksiran partus
Nagele’s Rule , berdasarkan HPHT, dengan prinsip:
 +7 -3 +1 (antara bulan 4-12) atau +7 + 9 (antara bulan 1-3) pada siklus 28 hari
 +14 -3 +1 pada siklus 35 hari
 Nagele’S Rule menganggap pada siklus 28 hari fertilisasi terjadi pada hari ke-14
E. ADAPTASI FISIK DAN PSIKOLOGIS
1. Adaptasi Fisik
Setiap sistem pada tubuh wanita mengalami perubahan secara cepat dan mengejutkan
selama kehamilan untuk mengakomodasi kebutuhan pertumbuhan janin. Adaptasi fisiologi
selama kehamilan, di antaranya:
1. Sistem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran dari semula 30 gram menjadi 1000 gram. Hal ini
terjadi akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, uterus akan mengalami
hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan amnion serta perkembangan plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan
pada istmus uteri dan pembesaran plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dank arena timbulnya edema
dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix.
c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick).
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari korpus
luteum.
e. Payudara
Buah dada membesar, putting susu membesar dan lebih tua warnanya dan
mengeluarkan cairan kuning yang melengket disebut kolostrum.
2. Sistem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah ke rongga
mulut, hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema dan
hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik di lambung,
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah terjadi
peristaltik balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan hormon hCG
juga dapat menyebabkan ibu hamil merasakan mual dan muntah.
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih lama.
3. Sistem kardiovaskular
- Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama, volume darah akan bertambah sebanyak kira-kira 25%
- Protein darah, gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan
gama globulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap
pada akhir kehamilan. Hitung jenis volume plasma darah, jumlah eritrosit
cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transportasi O2 yang sangat
diperlukan selama kehamilan
- Nadi dan Tekanan darah cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan
kemudian akan meningkat lagi seperti pada pra-hamil.
- Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan
menurun lagi, pada minggu-minggu akhir kehamilan.
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat keatas
dan berotasi kedepan.
4. Sistem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat
kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin berkemih
walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.
5. Sistem integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone.
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecokelatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, yaitu cloasma gravidarum, khususnya pada wanita hamil
berkulit hitam akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron serta hormon
melanokortikotropin.
b. Kulit
Peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan
hormon.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi (linea nigra) dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus
di garis tengah tubuh di induksi hormon timbul. Selain itu dapat pula muncul striae di
area sekitar abdomen.
d. Payudara
Pada puting susu dan areola.
6. Sistem pernapasan
Kegiatan paru-paru bertambah untuk mencukupi kebutuhan ibu dan kebutuhan janin
akan oksigen. Walaupun diafragma terdesak ke atas ada kompensasi karena pelebaran
dari rongga thorax hingga kapasitas paru-paru tidak berubah. Tetapi karena tingginya
diafragma ini wanita pada akhir kehamilan sering merasa sesak.
7. Sistem neurologi dan muskulo skeletal
- Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistem pernapasan,
tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk pada tungkai;
- Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan syaraf ulnar, median, dan
skiatik.
8. Sistem Endokrin
- Kelenjar Tiroid: dapat membesar sendiri
- Kalenjar Hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior
- Kalenjar Adrenal: Tidak dapat dipengaruhi

2. Adaptasi Psikologik
a. Trimester I
Umumnya wanita hamil pada periode ini mengalami reaksi psikologis dan emosional.
Wanita yang pertama hamil ditunjukan adanya rasa kecemasan dan kegusaran
- Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan
kesedihan
- Mencari tahusecara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepada orang lain apa yang
dirasakan.
- Hasrat melakukan seks berbeda-beda, ada yang menigkat ada yang menurun.
- Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapi bercampur
dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
b. Trimester II
Sudah menerima kehamilan dengan baik, perasaan cemas kembali muncul kembali
kertika melihat keadaan perut yang semakin membesar
- Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak
nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
- Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan
pikirannya lebih konstruktif.
- Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
c. Trimester III
Bertambahnya usia kehamilan akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman, dan pada
saat akan melahirkan akan muncul dan mulai dirasakan bayangan negatif mulai
menghantui
- Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
- Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu-waktu.
- Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal.
- Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda yang di
anggap membahayakan bayinya.
- Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan.
- Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu merasa dirinya jelek dan aneh.

F. NUTRISI SELAMA HAMIL


1. Peningkatan berat badan selama kehamila
Rekomendasi rentang peningkatan berat badan total untuk wanita hamil
Kategori berat terhadap Peningkatan total yang direkomendasikan
tinggi sebelum hamil Pon Kg
Ringan (BMI < 19,8) 28- 40 12,5-18
Normal (BMI 19,8-26) 25-35 11,5-16
Tinggi (BMI >26 – 29) 15-25 7-11,5
Gemuk (BMI >29) >15 7
Untuk wanita yang mengandung janin kembar disarankan rentang peningkatan berat
badannnya adalah 16 sampai 20 kg. Untuk kecepatan peningkatan berat badan yang
direkomendasikan mencapai 1 sampai 2kg selama trimester pertama, kemudian 0,4 kg per
minggu untuk wanita yang memiliki berat badan standar. Peningkatan berat badan ibu
normalnya sama dengan 25% dari berat badan sebelum hamil. Peningkatan yang utama terjadi pada
paruh kedua kehamilan.
2. Pola peningkatan berat badan selama hamil
Kecepatan peningkatan berat yang direkomendasikan mencapai 1 samapai 2 kg selama
trimester pertama dan kemudian 0,4 kg per minggu untuk wanita yang memiliki berat standar
terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada
dua trimester terakhir umumnya merupakan peningkatan jaringan lemak dan jaringan tidak
berlemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada
trimester ketiga kebanyakan umumnya pertumbuhan janin.
3. Kebutuhan nutrisi selama hamil
Rekomendasi untuk meningkatkan asupan nutrient tertentu selama masa hamil telah
diatur oleh National Research Council (1989) dalam bentuk RDA. Yang digunakan RDA
sebagai patokan adalah wanita yang sehat yang berusia 18 sampai 24 tahun, BB 58 kg dan TB
164 cm, hidup di iklim sedang dan memiliki tingkat keaktifan normal.
a. Energi
Tambahan enegri (kkal) yang dibuutuhkan selama masa hamil ditentukan oleh perubahan
BMR wanita, berat terhadap tinggi yang biasa dimiliki wanita, aktivitas fisik, dan usia.
Peningkatan kebutuhan basal ini plus energy yang dibutuhkan untuk metabolism jaringan
baru adalah sekitar 80.000 kalori sepanjang masa hamil. Hal ini berarti 300 kalori lebih
banyak selama trimester kedua dan ketiga untuk wanita dengan berat standar terhadap
tinggi badan saat konsepsi atau peningkatan masukan energy sebesar 10 % sampai 15 %.
Untuk wanita berusia lanjut, BMR yang lebih rendah mempengaruhi kebutuhan nutrisi.
Untuk setiap decade di atas usia 20 tahun, BMR saat istirahat menurun sampai 2 %.
Kebutuhan energy pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat 4 % lebih rendah
daripada energy yang dibutuhkan wanita berusia muda
(Bobak, 2005).
b. Protein
Rekomendasi masukan protein juga bervariasi sesuai usia. Berikut ini adalah pedoman yang
di anjurkan:
 Wanita dewasa ( > 18 tahun): 1,3 gram protein per kilogram berat badan saat hamil
 Anak remaja(15 sampai 18 tahun): 1,5 gram protein per kilogram bb saat hamil
 Anak yang lebih muda (< 15 tahun): 1,7 g protein per kg BB saat hamil. (Bobak, 2004)
c. Cairan
Jumlah cairan yang direkomendasikan adalah sekitar 6–8 gelas (1500-2000 ml ). Air dan
jus buah merupakan 2 sumber yang baik.
d. Vitamin dan mineral
1) Vitamin larut lemak
Peningkatan vitamin A,D,E,K selama masa hamil dianjurkan. Vitamin larut lemak
tidak dianjurkan kepada ibu hamil karena beresiko mengandung racun.
Vitamin A yang biasa diresepkan pada masa prenatal adalah 8.000-10.000 IU. Vit D
mempunyai peranan penting dalam memperbaiki keseimbangan kalsium positif pada
kehamilan. Vitamin ini secara alami terkandung dalam minyak ikan, telur,mentega, dan
hati. Vitamin ini juga di produksi di kulit akibat kerja sinar ultraviolet ( bukan melalui
radiasi) pada dehidrokolesterol. Untuk kebanyakan wanita, mengkonsumsi susu
sebanyak kira-kira satu quart ( 1 quart = 1,14 Liter ) sehari memenuhi vit D, kalsium
dan protein (Bobak, 2004).
2) Vitamin larut air
Fungsi tiamin, riboflavin, pridoksin, dan kobalamin yang penting adalah sebagai
koenzim dalam metabolism energy. Kebutuhan akan vitamin-vitamin ini meningkat
selama trimester kedua dan ketiga, yakni ketika masukan energy meningkat.
Peningkatan kebutuhan ini dengan mudah dipenuhi dengan mengkonsumsi beraneka
makan, yang mencakup padi-padian utuh, daging, daging babi, produk susu, dan
sayuran berdaun hijau. Kadar B12 yang rendah pada ibu dihubungkan dengan kelahiran
premature dan kelainan system saraf pusat pada keturunannya.
Vitamin C( Asam Askorbat ) memainkan peranan yang penting dalam pembentukan
dan integritas jaringan dan dalam upaya meningkatkan absorbs besi, terutama besi
bukan hem 9 besi yang bukan berasal daging). Peningkatan ringan asupan vit C di
rekomendasikan selama masa hamil. Namun, kelebihan dosis vit C dapat menyebabkan
penyakit kudis pada neonates.
e. Besi
Jumlah besi yang dibutuhkan untuk kehamilan tunggal yang normal adalah 100mg , 350
mg untuk pertumbuhan janin dan plasenta, 450 mg untuk peningkatan masa sel darah
meraba ibu, dan 240 mg untuk kehilangan basal
f. Kalsium
Janin mengkonsumsi sekitar 250 sampai 300 mg kalsium setiap hari dari suplai darah ibu,
terutama selama trimester ketiga. Saat lahir, bayi menyimpan sekitar 25 g kalsium yang
dipakai untuk pertumbuhan tulang. Asupan kalsium yang direkomendasikan ialah 1200 mg
per hari ( 1600 mg pada ibu/remaja). Kebutuhan sebesar 1200 mg/hari ini dapat dipenuhi
dengan mudah, yakni dengan mengkonsumsi 1 quart susu setiap hari ( terkandung 300 mg
kalsium dalam satu gelas berukuran 240 cc)
g. Folat
Folat sangat diperlukan untuk meningkatkan eritropoiesis ( produksi sel darah merah).
Peningkatan kadar hormone steroid selama masa hamil dapat mengganggu pemakaian
folat. Wanita yang mempunyai riwayat penggunaan kontrasepsi oral harus membatasi
status folat karena kadar steroid dalam produk-produk ini juga mengganggu metabolism
folat. Direkomendasikan supaya mengkonsumsi asam folat sebesar 0,4 mghari.
h. Seng
Seng adalah unsure berbagai enzim yang berperan dalam berbagai alur metabolism utama.
Kadar seng yang ibunya rendah dikaitkan dengan banyak komplikasi pada masa prenatal
dan periode intrapratum. Konsumsi alcohol diketahui mengganggu transfer seng melalui
plasenta dan dapat menjadi penyebab beberapa kelaianan pada keturunan yang pernah
menderita sindrom alcohol janin. Jumlah sel yang direkomendasikan oleh RDA adalah 15
mg sehari. Jumlah ini dengan mudah dapat diperoleh dari daging, kerang, roti gandum utuh,
atau sereal. Waspadai kelebihan suplemen seng, sebab dapat mengganggu metabolism
tembaga dan besi.
i. Natrium
Tidak ada perkilaan kebutuhan natrium selama masa hamil yang direkomendasikan oleh
RDA, tetapi pedoman yang dapat diterima adalah 2 sampai 3 gr sehari, kecuali jika kondisi
medis wanita tidak memungkinkan menerima jumlah tersebut.
j. Flour
Penelitian di Eastman Dental Center di Rochester, mengemukakan flour pada masa prenatal
untuk mencegah kerusakan gigi pada anak berusia 5 tahun dan mencegah karises pada bayi
(Bobak, 2004 ).

G. EXERCISE SELAMA KEHAMILAN


1. Latihan kegel
Latihan kegel dilakukan pada trimester pertama. Latihan kegel (latihan dasar panggul)
memperkuat otot-otot disekitar organ-organ reproduksi dan memperbaiki tonus-tonus otot
tersebut. Karena otot-otot dasar panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting
otot-otot ini dilatih karena otot yang terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik
selama proses melahirkan.
2. Senam hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan 22 minggu. Senam hamil adalah suatu bentuk
latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-
ligament, otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan (FK.
Unpad, 1998). Senam hamil memiliki manfaat yang positif terhadap kehamilan. Tiap
gerakan yang terdapat dalam senam hamil memiliki tujuan dan manfaat terhadap
kehamilan.
3. Renang
Renang merupakan olahraga aerobik, dapat dilakukan setiap saat selama kehamilan, dan
di setiap usia kehamilan. Renang selama kehamilan tidak menyebabkan keguguran
ataupun infeksi jalan lahir. Namun, renang tidak dianjurkan dilakukan oleh wanita hamil
dengan riwayat keguguran lebih dari 3 kali, selaput ketuban yang telah pecah, kehamilan
ganda, dan kelainan jantung.
4. Yoga
Yoga dapat dilakukan sepanjang kehamilan. Selama tak ada peregangan otot perut, yoga
sangat bermanfaat untuk membuat ibu hamil lebih santai. Gerakan yoga yang tak
dianjurkan selama hamil adalah menekuk tubuh ke arah belakang dan berdiri dengan satu
kaki. Sebab, dapat menyebabkan peregangan berlebih terhadap otot dinding perut sehingga
berisiko terjadi trauma pada otot dinding perut. Selain itu, juga tak dianjurkan dengan
posisi kepala di bawah dankaki di atas, karena akan mengganggu sirkulasi darah sehingga
aliran darah ke janin akan berkurang.

H. IMUNISASI SELAMA KEHAMILAN


Imunisasi untuk ibu hamil hanya TT (Tetanus Toksoid) dilakukan 2 kali imunisasi yaitu
TT1 dan TT2. Agar terlindung seumur hidup dari tetanus, individu harus mendapatkan 3 kali
imunisasi DPT saat masih bayi, diikuti dengan TT booster pada usia masuk sekolah dasar (4-7
tahun), pada saat ABG (12-15 tahun), dan saat awal dewasa (Total 6 kali).
I. Jika jarak imunisasi terakhir yang diterima sudah sepeuluh tahun atau lebih, maka tetap
perlu dilakukan imuniasasi TT-booster saat nantinya hamil. Jika ada luka yang dicurigai akan
terkena tetanus, maka perlu dilakukan dilakukan pemberian booster TT jika imunisasi terakhir
yang diterima sudah melebihi 5 tahun. Sedangkan program imunisasi TT pada wanita hamil di
Indonesia, biasanya diberikan 2 kali, karena dianggap belum terimunisasi secara sempurna (6
kali). WUS yang sekarang ada adalah generasi yang belum menjalani imunisasi lengkap
Tetanus. TT pertama dapat diberikan sejak di ketahui positif hamil dan TT yang kedua minimal
4 minggu setelah TT yang pertama. Sedangkan batas terakhir pemberian TT yang kedua adalah
minimal 2 minggu sebelum melahirkan.

J. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN


Pengajaran seksualitas pada trimester pertama:
 Ingat bahwa perubahan psikologis maternal, seperti pembesaran payudara, rasa mual, letih,
perubahan perut, pembesaran perineum, leukore, vasokongesti pelvis, dan respons orgasme,
bisa mempengaruhi seksualitas dan ekspresi seksual.
 Bahas respon kehamilan dengan pasangan anda
 Ingat selalu bahwa pandangan-pandangan budaya tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan bisa mempengaruhi respon anda.
 Walaupun libido anda mungkin rendah selama trimester pertama, pada trimester kedua dan
ketiga akan meningkat.
 Bahas dan telusuri hal berikut ini dengan pasangan anda.
- Tindakan alternative, misalnya masturbasi bersama, memijat kaki, bercumbu
- Posisi alternative, misalnya wanita di atas, berbaring pada sisi tubuh pada saat
melakukan hubungan seksual.
 Melakukan hubungan seksual adalah aman selama hal itu tidak menimbulkan rasa tidak
nyaman. Tidak ada korelasi antara melakukan hubungan seksual dengan abortus spontan,
tetapi perhatikan peringatan berikut :
- Jangan melakukan hubungan seksual jika anda mengalami kram perut atau perdarahan
melalui vagina. Laporkan kejadian ini kepada petugas kesehatan sesegera mungkin
- Jangan melakukan hubungan seksual (atau aktivitas lain yang bisa mengakibatkan
timbulnya orgasme) jika anda memiliki riwayat inkompetensia serviks, sampai keadaan
ini dikoreksi.
 Teruskan melakukan tindakan seks yang aman. Wanita yang memiliki risiko tinggi untuk
mengidap atau menularkan penyakit hubungan seksual dianjurkan untuk selalu
mengingatkan pasangannya untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
disepanjang masa hamil.

K. MASALAH YANG SERING TERJADI PADA KEHAMILAN


UMUR MASALAH
KEHAMILAN
Trimester I • Perubahan payudara, sensasi baru: nyeri, kesemutan
• Ingin berkemih dan peningkatan frekuensi berkemih
• Mual muntah, morning sikness,Ptyalism (saliva berlebih) terjadi
mulai 2-3 mg setelah menstruasi berhenti
• Psychososial dynamic, tersinggung, perasaan tidak menentu
Trimester II • Pigmentasi, jerawat, kulit beminyak
• Spider nevi muncul pada trimester ke 2 atu 3 pada leher, dada,
muka dan tangan
• Kemerahan pada telapak tangan terjadi pada 50 % ibu hamil;
mungkin bersamaan dengan spider nevy
• Pruritus (non inflamantory)
• Heartburn, Kontipasi
• Varices pada kaki, vulva dan anal, Leukore
• Rasa Baal dan kesemutan
• Nyeri sekitar ligamen
• Nyeri persendian
Trimester III • Nafas pendek dan sesak
• Insomnia
• Perasaan tidak menentu
• Radang gusi
• Peningkatan pola BAK
• Ketidaknyamanan pada perineum
• Kontraksi Braxton Hick
• Kram kaki
• Edema kaki

L. KOMPLIKASI SELAMA KEHAMILAN


a. Anemia
Disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh memiliki sedikit sel-sel
darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh.
b. Intrauterine Growth Restriction
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari
yang diharapkan selama beberapa minggu pertama kehamilan.
c. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi serviks.
d. Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban
sebelum persalinan dimulai.
e. Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi di mana
tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes lain yang mulai muncul selama
kehamilan
f. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi selama kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita muda dengan
kehamilan pertama, kehamilan kembar
g. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana
plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim).
h. Hidroamnios
Hidroamnios adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar janin.
i. Penyakit Rhesus
Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada ketidakcocokan antara
jenis darah ibu dan bayi.
j. Kehamilan Post-Term
Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu, sering kali
karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan kehamilan.
k. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang terjadi ketika lebih dari
satu telur subur dan tertanam di dalam rahim.
l. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar rahim.
m. Keguguran
Disebut juga sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan
awal
n. Kelahiran mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di dalam rahim.
o. Pendarahan pasca melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi, di
mana terjadi perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan.
ASUHAN KEPERAWATAN ANTEPARTUM

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat
2. Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, hubungan dengan klien, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat
3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan keluarga: keturunan kembar, penyakit menular atau turunan
5. Riwayat kesehatan yang lalu
6. Data kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche, lamanya, jarak/interval/siklus, HPHT (hukum Nagele, siklus 28 hari: +7-
3+1)
b. Riwayat Perkawinan
Usia pernikahan, usia suami/istri pada saat menikah, status perkawinan
c. Riwayat KB
Menggunakan kontrasepsi, jenis KB
d. Riwayat ANC
Tempat ANC dan kunjungan ANC, tempat persalinan, yang memeriksa keluhan saat
hamil
e. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Lalu
Persalinan yang lalu, jenis persalinan, penolong, penyulit dan keadaan saat lahir
7. Riwayat psikososial spiritual
Perasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang
8. Pola Kegiatan sehari-hari
Makan, minum, pola eliminasi (BAK dan BAB), istirahat dan tidur, hygiene prenatal,
aktivitas, keluhan konstipasi dan sering BAK
9. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
Penampilan umum, kesadaran (Compos mentis, Somnolen, Delirium, Apatis, Semi
Koma, Koma), Tanda-tanda Vital.
Kenaikan BB ibu saat hamil:
 TM I : 1,5 – 2 kg
 TM II : 6 – 7 kg
 TM III : 4 – 5 kg
 TTV
 Head to toe
1. Rambut
Inspeksi warna kulit kepala, Distribusi rambut, ada lesi atau tidak, palpasi tekstur,
ada massa/tidak , rontok atau tidak, kaji nyeri tekan
2. Mata
Konjungtiva anemis/tidak, Skelera ikterik/tidak, ada masa/tidak, adanya nyeri
tekan/tidak, reflek kornea dan pupil
3. Hidung
Bentuk, sekret, potensi nasal, mukosa, saliva, penciuman, dan ada massa atau
tidak.
4. Mulut dan gigi
Bentuk bibir, mukosa bibir lembab/tidak, sianosis/tidak, lidah bersih atau kotor,
adanya caries atau tidak, kelengkapan gigi.
5. Dada
Bentuk pergerakan dada, Respirasi Rate, Taktil fremitus, suara nafas, bunyi
jantung
6. Payudara
Bengkak, hiperpigmentasi, putting susu keluar tidak, ada massa/tidak.
7. Abdomen
Bentuk simetris / tidak, ada lesi/tidak, Striae Gravidarum(+), TFU, Leopold I, II,
III, dan IV.
Tahapan pemeriksaan Leopold
a. Pemeriksaan Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian
janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Gambar 1.2 Palpasi Leopold I


Teknik:
• Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian
dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu;
• Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping
umbilikal;
• Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU;
• Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan
bagian janin.
Hasil:
• Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
• Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting
• Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.
b. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus,
pada letak lintang tentukan di mana kepala janin
Gambar 1.3 Palpasi Leopold 2

Teknik:
• Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap
ibu;
• Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama;
• Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-
bagian kecil (ekstremitas).
Hasil:
• Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan
• Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak
jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif
maupun pasif.
c. Pemeriksaan Leopold III
Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki
pintu atas panggul (PAP).
Gambar 1.4 Palpasi Leopold 3

Teknik:
• Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap
ibu;
• Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan bawah perut ibu;
• Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian
terbawah bayi;
• Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian
goyang bagian terbawah janin.
Hasil:
• Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong;
• Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah
digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
d. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin
telah memasuki pintu atas panggul.
Gambar 1.5 Palpasi Leopold 4

Teknik:
• Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus;
• Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis;
• Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus;
• Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen), sejajar,
atau tidak bertemu (divergen);
• Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di
dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang
bayi);
• Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan
jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Hasil:
• Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian
terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua
tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian
terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP);
• Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba
kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari,
bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh
kepala sudah masuk PAP).
8. Vulva dan anus
Varises ada/tidak, leukorea ada/tidak, oedema ada/tidak, hemorrhoid ada/tidak.
9. Extremitas
Jumlah jari tangan dan kaki, oedema, kesimetrisan, varises, reflek patella, Homan
sign.
10. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium : darah lengkap, urine, PP test,
 Radiologi : USG
 Fetoscopy
 Amniocentesis
11. Dasar Pengetahuan
Pengetahuan
 Fungsi seksual
 Reproduksi
 Kehamilan dan kelahiran
 Tumbuh kembang bayi
 Keterampilan menjadi orang tua
 Keluarga berencana

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Trimester I
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, nausea, vomiting
b. Kelelahan b.d kehamilan tahap awal
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. hipertropi jaringan payudara
d. Perubahan pola eliminasi BAK b.d. perubahan hormonal pada awal kehamilan
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. muntah berlebihan
Trimester II
a. Pola napas tidak efektif b.d pendesakan diafragma karena pembesaran uterus
b. Gangguan citra tubuh b.d. persepsi perubahan tubuh
c. Resiko tinggi kelebihan cairan b.d. perubahan mekanisme regulasi, retensi Na dan air
Trimester III
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang b.d reaksi hormone dan pembesaran uterus
b. Gangguan eliminasi BAK dan BAB b.d pembesaran uterus
C. INTERVENSI
Trimester 1

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi  Bahas insiden dan penyebab, catat riwayat diet  Meyakinkan bahwa ini adalah
nutrisi kurang dari terpenuhi dengan kriteria: selama 24 jam rasa tidak nyaman yang umum,
kebutuhan b.d. anoreksia,  klien makan sesuai dapat diobati dan hanya
nausea, vomiting kebutuhan  Hindari makanan berlemak atau makanan yang sementara
 berat badan naik 1,5-2 merangsang terutama sebelum tidur  Menghilangkan penyebab mual
kg sampai trimester I  Anjurkan ibu untuk makan dalam porsi sedikit
tapi sering  Menghindari pemenuhan
lambung yang bisa
 Instruksikan ibu untuk diet TKTP menyebabkan mual

 Anjurkan klien menyiapkan biskuit yang tidak  Membantu memenuhi


asin (karbohidrat) di samping tempat tidur, kebutuhan nutrisi ibu
makan sedikit biskuit saat bangun tidur sebelum  Mengurangi mual
turun dari tempat tidur
 Jika muntah berat instruksikan ibu untuk segera
menghubungi petugas kesehatan terdekat
 Kolaborasi pemberian anti emesis  Mendapatkan pertolongan
segera
 Muntah berat mengindikasikan
komplikasi hiperemesis
gravidarum
2 Kelelahan b.d. kehamilan Kelelahan berkurang di saat  Nutrisi yang adekuat  Energi dibentuk dari
tahap awal awal kehamilan metabolisme nutrisi
 Klien mampu  Peningkatan waktu istirahat tidur  Penghematan energi
meningkatkan  Diskusikan kegiatan yang masih bisa dilakukan  Mengidentifikasi kebutuhan yang
aktivitasnya dan sendiri memerlukan bantuan
melakukan ADL  Meningkatkan keterlibatan suami dan keluarga  Support system
mandiri
3 Gangguan rasa nyaman Rasa nyaman terpenuhi  Anjurkan klien untuk menggunakan BH yang  Menengurangi pergerakan
nyeri b.d. hipertropi dengan kriteria: menyangga payudara dan tidak menekan payudara sehingga mengurangi
payudara  Nyeri hilang dan  Anjurkan klien untuk menggunakan bahan yang nyeri
terkontrol menyerap keringat  Menigkatkan kenyamanan klien
 RR normal (16-  Anjurkan klien membersihkan payudara dengan
20x/menit) menggunakan air hangat dan dikeringkan dengan  Tindakan pencegahan infeksi
 Nadi normal (60- handuk
100x/menit)  Ajarkan teknik Hoffman untuk ibu yang
putingnya masih ke dalam  Teknik Hoffman untuk
 Anjurkan klien untuk memeriksa payudara, mengeluarkan puting
apakah ada benjolan atau tidak  Deteksi dini kelainan payudara
 Ajarkan klien perawatan payudara
 Perawatan untuk mencegah
adanya bendungan
4 Peningkatan frekuensi Setelah dilakukan  Ajarkan klien kegel exercise  Kegel exercise untuk melatih
eliminasi BAK b.d. intervensi keperawatan, kekuatan otot perineum
perubahan hormonal pada klien tidak merasa  Batasi minum pada saat malam hari  Mencegah nokturia
awal kehamilan terganggu dengan
peningkatan frekuensi  Berikan informasi tentang perubahan kondisi  Pengetahuan yang benar
BAK, dengan kriteria: tubuhnya mengurangi kecemasan
 Klien mengerti alasan  Diit rendah garam  Mengurangi natrium untuk
mengapa dia banyak mempertahankan status isotonik
BAK
 Intake cairan adekuat
5 Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan tindakan  Pastikan frekuensi/beratnya mual muntah  Memberikan data berkenaan
cairan b.d. muntah keperawatan, kekurangan dengan semua kondisi
berlebihan cairan tidak terjadi dengan peningkatan HCG, perubahan
kriteria: metabolisme karbohidrat dan
 Klien menemukan cara penurunan motilitas GIT
untuk menurunkan  Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah memperberat mual muntah
frekuensi dan medis lain seperti ulkus peptikum, gastritis,  Mengidentifikasi masalah lain
keparahan mual muntah kolesistisis penyebab peningkatan asam
 Klien mengonsumsi lambung
cairan dengan jumlah  Tingkatkan intake cairan  Menjaga keseimbangan cairan
sesuai kebutuhan  Sebelum makan berikan air hangat dahulu  Mengurangi produksi asam
 Turgor kulit baik lambung
 Membran mukosa
lembab
Trimester 2
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan  Anjurkan klien tidur semi fowler  Meningkatkan ekspansi paru
b.d. pendesakan keperawatan, pola nafas  Berikan informasi tentang kesulitan pernapasan  Menurunkan kemungkinan gejala
diafragma karena efektif dengan kriteri: dan aktivitas serta anjurkan sering istirahat jika pernapasan yang disebabkan
pembesaran uterus  RR normal (16- klien kelelahan aktifitas yang berlebihan
20x/menit)
2 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindkan  Diskusikan dengan klien perubahan aspek  Manusia bereaksi terhadap
b.d. persepsi perubahan keperwatan, citra tubuh fisiologis dan respon klien terhadap perubahan perubahan
tubuh klien tidak terganggu  Tinjau ulang sikap terhadap kehamilan dan  Pada TM II perubahan bentuk
dengan kriteria: perubahan bentuk tubuh tubuh telah tampak, respon (-)
 Klien dapat menerima dapat terjadi pada klien dan
adaptasi bertahap untuk  Diskusikan metode perawatan kulit pasangan yang memilki konsep
mengubah konsep diri diri yang rapuh
 Agar klien dapat melihat dan
merasa lebih baik
3 Resiko tinggi kelebihan Setelah dilakukan tindakan  Pantau BB secara teratur, edema selama TM II,  Mendeteksi penambahan BB
cairan b.d. perubahan keperawatan, kelebihan total cairan meningkat 1000 ml berlebihan dan retensi cairan yang
mekanisme regulasi, cairan tidak terjadi dengan tidak terlihat
retensi Na dan air kriteria:  Berikan informasi tentang diet peningkatan  Nutrisi yang adekuat khususnya
 Klien dapat menemukan protein, rendah garam, hindari makanan dan peningkatan protein dapat
cara meminimalkan minuman tinggi Na menurunkan kemungkinan
masalah kelebihan cairan
 Klien bebas dari
hipertensi, hpoalbumin,  Anjurkan meningkatkan aktifitas ekstremitas  Menurunkan kekakuan
retensi air dan edema secara periodik ekstremitas
wajah
Trimester 3

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan  Perhatikan adanya keluhan pada punggung dan  Lordosis dan regangan otot
nyeri pinggang b.d. reaksi
keperawatan rasa nyaman perubahan cara jalan, anjurkan menggunkan disebabkan pengaruh hormon
hormon dan pembesaran klien terpenuhi dengan sepatu/sandal berhak rendah, gunkan kompres relaksin progesteron pada
uterus kriteria: hangat sambungan pelvis dan
 Klien dapat melakukan perpindahan pusat gravitasi
aktifitas yang tepat sesuai dengan pembesaran uterus
untuk mengurangi  Menurunkan ketidaknyamanan
ketidaknyamanan  Anjurkan klien meluruskan kaki bagian dalam berkenaan dengan perubahan
pada posisi dorsofleksi, menurunkan suhu, kadar kalsium
sering berganti posisi, hindari duduk dan berdiri
lama  Kontraksi dapat menyebabakan
ketidaknyamanan
 Kaji adanya kontraksi Broxton Hicks  Menghindari parestesia dan
menurunkan efek postur lordosis
 Anjurkan klien tidak menggunakan pakaian dan ekstrim, edema dan tekanan saraf
perhiasan yang ketat carpal dan defisisensi vit. B6
2 Gangguan eliminasi BAK Setelah dilakukan  Berikan informasi tentang perubahan berkemih  Membantu klien memahami
dan BAB b.d. pembesaran tinadakan keperawatan, dan BAB saat TM III kondisi tubuhnya
uterus eliminasi BAK dan BAB
tidak terganggu dengan  Anjurkan klien membatasi minum saat malam  Mencegah nokturia
kriteria: hari
 Klien mengonsumsi  Anjurkan klien untuk menghindari posisi  Menghindari sindrom vena cava
cairan cukup tegak/supine dalam waktu lama dan menurunkan aliran darah
 BAK dan BAB lancar  Berikan informasi mengenai berbagai bahaya vena
 Klien mengerti cara dan meningkatnya diuretik dan mengurangi Na  Kehilangan Na dapat
kondisi untuk mencegah dalam diit mengaktifkan regulator renin
angiotensin aldosteron dari cairan
yang mengakibatkan dehidrasi
 Berikan informasi mengenai perlunya masukan /hipovolemi berat
cairan 6-8 gelas sehari dan diet rendah garam  Mempertahankan tingkat cairan
dan perfusi adekuat pada ginjal,
mengurangi Na untuk
 Berikan diet tinggi serat mempertahankan status isotonik
 Serat dapat melancarkan BAB
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unpad. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman.

Doengoes, A. Marylin. 2000. Rencana Perawatan Maternal dan Bayi. Jakarta: EGC

Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Green, C. J & Wilkinson, J. M. 2012. Maternal Newborn Nursing Care Plans 1 e. (alih bahasa: Ester,
M., Ayu, N., Asih, Y., & Sutarna, A). New York, USE: Elsevier Inc.

Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Reeder, S. J., Martin, L., & Deborah, K. 2011. Maternity Nursing: Family, Newborn and Women’s
Health Care 18th Ed. (alih bahasa: Yati, A., Rachmawati, I., Lusyana, A et al). USE: Lippincott
Williams.

Verney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 5. Jakarta: EGC

Nursing Notes Reviewer. 2008. How to Perform Leopolds Maneuver. http://nursingcrib.com/nursing-


notes-reviewer/maternal-child-health/how-to-perform-leopolds-maneuver/ diakses tanggal 30
September 2016

Ricci, S. S., & Kyle, T. 2009. Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai