DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PASIRLAYUNG
Jl. Padasuka No 146 Kecamatan Cibeunying Kidul
Telp 022(87832090) Email:pasirlayungphc@gmail.com 40192
I. Pendahuluan
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk BPS, sejak tahun 2010, terjadi
perubahan bentuk piramida yang semakin melebar/menggemuk di bagian tengah
sehingga ujung piramida yang dimulai dari usia 60 tahun ke atas pun semakin
melebar. Hal ini menunjukkan bahwa makin terlihatnya peningkatan jumlah
penduduk Lansia yang menunjukkan adanya transisi menuju struktur penduduk
tua (ageing population).
Jumlah penduduk Lansia pada tahun 2035 sebesar 48 juta (15,77%),
meningkat dua kali lipat dibanding pada tahun 2010 sebesar 18 juta (7,56%).
Berdasarkan hasil Susenas KOR tahun 2018, rasio ketergantungan penduduk
lansia : 14,49% atau sekitar 7 orang usia produktif menanggung beban 1 orang
lansia. Angka ketergantungan lansia akan semakin meningkat seiring dengan
menurunnya jumlah penduduk usia produktif, dan meningkatnya jumlah
penduduk lansia. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif agar
penduduk Lansia di masa depan nantinya tidak menjadi beban bagi pemerintah
dan masyarakat, bahkan mampu produktif dan berperan aktif sehingga menjadi
aset yang berharga di dalam pembangunan.
Dewasa ini kita menghadapi masalah kesehatan double burden, yaitu masih
tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit tidak menular. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2013 dan 2018, terlihat bahwa
kejadian hipertensi, diabetes melitus dan stroke makin meningkat dengan
meningkatnya usia dan trendnya dalam 11 tahun mengalami peningkatan juga.
Tetapi kejadian gangguan mental emosional juga makin meningkat dengan
meningkatnya usia dan tetapi trendnya dalam 11 tahun mengalami penurunan.
Dampak dari peningkatkan kasus penyakit tidak menular menyebabkan terjadinya
peningkatan kasus DEMENSIA.
Jumlah orang yang Demensia di dunia tahun 2015 sebesar 46.8 juta orang
dan akan terus meningkat menjadi 131.5 juta orang pada tahun 2050. Jumlah
orang yang Demensia di Indonesia adalah 1,2 juta tahun 2015 dan akan meningkat
menjadi 4 juta tahun 2050. Prevalensi Demensia di D.I.Yogyakarta : 20,1% (Survey
Meter, 2016).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, terdapat 74,3% lansia masih
mandiri sedangkan 3,7% lansia telah mengalami kemandirian sedang, berat, dan
total. Menurut penyebab ketergantungan, penyakit stroke paling banyak
menyebabkan ketergantungan sedang, berat, dan total.
Untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Lansia di fasilitas kesehatan maka diperlukan kegiatan peningkatan keterampilan
pelayanan home care dan long term care pada lansia.
II. Isi
- Tempat Pelaksanaan : Hotel GRANDIA
- Waktu pelaksanaan : 20-21 Agustus 2019
- Susunan Acara
KEGIATAN PENINGKATAN PELAYANAN HOME CARE DAN PJP
TAHUN 2019
20 Agustus 2019
JAM KEGIATAN Pemateri
Mengurangi beban
keluarga
PEMBIAYAAN
• Sistem pembiayaan pada PJP pada dasarnya sama dengan pembiayaan
pelayanan kesehatan perorangan lainnya yaitu melalui asuransi swasta atau
pemerintah dengan BPJS (PBI dan Non PBI).
• Namun saat ini masih banyak komponen pelayanan PJP yang belum dapat
dibayarkan oleh BPJS atau jaminan kesehatan lainnya. Karenanya
komponen tersebut harus dibayarkan melalui cara lain, misalnya bantuan
yang tidak mengikat, donatur atau dari kantong sendiri/out of pocket.
Peran Pendamping
1. Pembela (Advocator)
Berperan sebagai pembela pada dasarnya berfokus pada Lansia,
memperlakukan dengan adil
2. Fasilitator
Berperan sebagai penghubung Lansia dengan sistem sumber yang ada di
masyarakat, merujuk dan menindaklanjuti pelayanan dan memberikan
pertolongan
3. Enabler
Mengidentifikasi permasalahan Lansia, kebutuhan, meluruskan
permasalaan, menjajagi langkah-langkah menghadapi masalah Lansia
4. Penjangkauan
Berperan menjangkau kelompok-kelompok Lansia yang membutuhkan
antuan dan mencatat kondisi lingkungan yang menghambat akses Lansia
5. Pembimbingan
Berperan membimbing dan mendorong Lansia dalam berbagai hal yang
berkaitan dengan kegiatan pelayanan Kesejahteraan Sosial Lansia
6. Penggerak
Berperan menggerakan, menciptakan peluang-peluang dan mencari sumber
dan daya untuk mengembangkan pelayanan sosial bagi Lansia
7. Motivator
Memberi rangsangan dan dorongan semangat kepada Lansia untuk dapat
bersikap positif, pola piker, potensi Lansia
8. Katalisator
Memberikan masukan-masukan dalam berbagai masalah yang dirasakan
oleh Lansia dan mau mendengarkan keluhan-keluhan dan dapat membantu
alternative pemecahan masalah yang dapat dipilih oleh Lansia
9. Mediator
Pendamping berperan dalam menghubungkan dan memediasi Lansia dengan
berbagai pihak termasuk sistem sumber formal dan informal
10. Elaborator
Berperan dalam mengembangkan dan menindaklanjuti gagasan atau ide
yang muncul dari Lansia
Perawatan jangka panjang
Keterbatasan lansia pada kemampuan untuk merawat diri sendiri tampak
jelas hal ini merupakan indikator akan kebutuhan untuk perawatan jangka
panjang. Di Indonesia negara berkembang memberikan dukungan perawatan
jangka panjang yang memungkinkan lansia tinggal di rumah sendiri selama
mungkin akan sangat membantu untuk memperbaiki kondisi kesehatan
mereka. Memerlukan sistem pelayanan dan pelatihan bagi pendamping
untuk memberikan perawatan Long Term Care
Peran Keluarga
Agama
Kasih sayang
Perlindungan
Sosial Budaya
Sosialisasi
Pendidikan
Ekonomi
Lingkungan
Perawatan Long Term Care
• Perawatan LTC mencakup pelayanan perawatan sosial dan rehabilitasi untuk
orang-orang yang membutuhkan
• Fasilitas pelayanan jangka panjang menyediakan berbagai pola pelayanan
termasuk cusrodial menengah rehabilitasi dan perawatan terampil
• Penyedia perawatan dan pengawasan dalam lingkungan yang terstruktur
untuk para Lansia dengan keterbatasan fisik dan mental
Program Long Term Care Program Day Care bagi Lansia Home Care JSLU
Pelayanan di Panti di Indonesia identik untuk mengatasi permasalahan sosial
Lansia dalam perumahan atau tempat tinggal
Pelayanan yang ditujukan untuk Lansia terlantar baik dari kemiskinan
ketelantaran tingkat kemampuan fungsional ( kebutuhan dasar)
Nursing Home. Fasilitas pelayanan yang ditujukan kepada Lansia yang
mengalami tingkat kemampuan fungsional
III. Penutup
Rencana Tindak Lanjut :
- Melaporkan kepada kepala Puskesmas tentang hasil kegiatan peningkatan
keterampilan pelayanan home care dan long term care pada lansia
- Sosialisasi heal kegiatan dalam dinamisasi staf atau lokakarya bulanan
puskesmas
- Koordinasi kegiatan home care dan long term care dengan program
puskesmas, layad rawat dll
- Sosialisasi program home care dan long term care pada kader di wilayah
- Membuat tim home care dan long term care di puskesmas
- Pencatatan dan pelaporan