Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINAJUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

TUGAS PRESENTASI dan PENULISAN MAKALAH

BIOENERGETIKA

Mitokondria terkandung ratusan didalam sel manusia, terutama berfungsi untuk mengubah
energi dari sumber makanan menjadi energi kimia untuk sel yaitu adenosine trifosfat (ATP).
Sintesis ATP sering terjadi dalam keadaan aerobik melalui serangkaian reaksi yang sangat
erat berkaitan dengan oksidasi sempurna asam-asam organik tertentu menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O), oleh enzim-enzim daur Krebs dalam matriks mitokondria.
Asam organik sederhana yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat dan lemak salah
satunya adalah asam asetat sebagai asetil koenzim A (asetil KoA). Untuk mengoksidasi asetil
KoA diperlukan oksigen, dengan demikian jaringan-jaringan dengan kemampuan oksigenasi
yang tinggi, seperti jantung, mengandung sel-sel dengan mitokondria dalam jumlah besar.
Pada oksidasi setiap gugus asetil dihasilkan tiga molekul nikotinamid adenin dinukleotida
yang tereduksi (NADH) dan satu molekul flavin adenine dinukleotida yang tereduksi
(FADH2). Molekul-molekul ini dioksidasi kembali melalui sistem transport elektron yang
terdapat di membran mitokondria sebelah dalam . NADH sitosol, yang dihasilkan pada
perubahan glukosa ke piruvat, digunakan untuk mereduksi substrat-substrat yang biasa
disebut ekuivalen-ekuivalen pereduksi . Ekuivalen tereduksi, sebagai substrat tereduksi,
masuk ke dalam mitokondria dan dioksidasi kembali sehingga menghasilkan NADH
intramitokondria. Selanjutnya terjadi reaksi dalam runtutan transport elektron.

Permasalahan klinis :

Gangguan transportasi elektron pada kelainan dehidrogenasi multiple-asil KoA

Sejak Ibu Mira melahirkan putrinya , selalu mengeluh tentang keadaan pertumbuhan
terhambat dan kesehatan anaknya yang sampai sekarang telah berusia 5 th . Hasil diagnosis
dari tim pedriatik, putrinya Ibu Mira sering mengalami muntah-muntah, letargi dan koma,
disertai asidosis dan hipoglikemia. Gejala ini sudah berawal pada usia 7 minggu dan telah
menimbulkan kecurigaan adanya hipoglikemia ketonik; namun semua test untuk

1
membuktikannya selalu hasilnya negative. Analisis asam organik urin menunjukkan adanya
kadar asam etil malonat, asam adipat dan heksanoil glisin sangat meningkat.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN DAN DIBUAT LAPORANNYA SETIAP


KELOMPOK

1. Jelaskan TCC ( daur Krebs) dan fungsinya.


2. Jelaskan mengapa terjadi asidosis ?
3. Apakah hubungan asidosis dengan pembentukkan energi?
4. Jelaskan mengapa terjadi hipoglikemia.
5. Asisdosis organik pada penderita ini menimbulkan dugaan bahwa ada gangguan
umum di sistem enzimatik yang mengoksidasi asam-asam organik untuk memperoleh
energi. Dimanakah letak gangguan metabolisme yang mengakibatkan oksidasi asam-
asam organik secara umum terhambat?
6. Apakah mitokondria penderita ini mampu mengoksidasi kembali NADH yang
dihasilkan pada siklus Krebs? Jelaskan jawaban Anda.
7. Apakah mitokondria penderita ini mampu mengoksidasi suksinat? Berikan rancangan
pola gizi sebagai tindakan pengobatan penderita ini dan jelaskan kemungkinan
prinsip biokimia yang mendasarinya.

JAWABAN :

1. Siklus daur krebs


REAKSI SIKLUS KREB
Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA dan (2C) dan asam oksaloasetat
(4C) yang menghasilkan asam trikarboksilat, sitrat. Selanjutnya sejumlah 2 molekul
atom CO2 dirilis dan teregenerasi. Sebenarnya hanya sedikit oksaloasetat yang
dibutuhkan untuk menginisiasi siklus asam sitrat sehingga oksaloasetat dikenal
dengan perannnya sebagai agen katalitik pada siklus Krebs. 

TAHAPAN REAKSI SIKLUS KREB


Tahap 1. Sitrat Sintase (hidrolisis)
Asetil KoA + oksaloasetat + H2O → sitrat + KoA-SH
Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah
Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan. Flouroasetil  KoA
dapat menggantikan gugus –asetil KoA. Flourosasetat kadang digunakan  sebagai
racun tikus. Bila termakan dapat berakibat fatal
Tahap 2. Aconitase, memerlukan 2 tahap
Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe++

2
Caranya : mula-mula terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim )
kemudian terjadi rehidrasi menjadi isositrat.
Tahap 3. Isositrat Dehidrogenase (dekarboksilasi pertama)
Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat
dehidrogenase yg memerlukan NAD+. Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg
sama menjadi α-ketoglutarat. Enzim  ini memerlukan Mn++ / Mg++ .
Ada 3 jenis isozim isositrat dehidrogenase :
Satu jenis isozim menggunakan NAD+ (intramitokondria) →isozim ini hanya
ditemukan di dalam mitokondria NADH + H+ yg terbentuk akan diteruskan dalam
rantai respirasi.  
Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP+ dan ditemukan di luar mitokondria
(ekstramitokondria) dan sitosol.
Tahap 4. α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi)
Dekarboksilasi oksidatif α-ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi oksidatif
piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks.
Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD+, FAD dan KoA-SH
Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah
Ø Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan
akumulasi ataupenumpukan α-ketoglutarat.
Tahap 5. suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat)
Suksinil KoA→Suksinat
Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi akan membentuk ATP atau
GTP. Juga memerlukan Mg++.
Reaksi ini merupakan satu-satunya dalam TCA cycle yg membentuk senyawa fosfat
berenergi tinggi pada tingkat substrat.
Pada jaringan dimana glukoneogenesis terjadi ( hati & ginjal) terdapat 2 jenis isozim
suksinat thiokonase, satu jenis spesifik GDP, satu jenis untuk ADP.
Pada jaringan nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP.
Tahap 6: Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)
Suksinat + FAD→ Fumarat + FADH2
Reaksi ini tdak lewat NAD,
Ø Klinis: dihambat oleh malonat, asam dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat
tertimbun dan pernapasan terhambat
Tahap 7 : Fumarase (dehidrasi)
Fumarat + H2O → L-Malat
Tidak memerlukan koenzim.
Tahap 8: Malat dehidrogenase
L-Malat + NAD+  → Oksaloasetat + NADH + H+
Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat.
Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV
Ø  Klinis: kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan kenaikan MDH tetapi
pemeriksaan MDH tidak lazim dilakukan, karena lebih mudah untuk memeriksa
dengan LDH

3
Fungsi siklus krebs :
 Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
 Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan
untuk produksi ATP
 Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk
digunakan pada sintesis asam lemak.
 Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
 Melakukan pengendalian langsung (produk → bakal produk) atau tidak langsung
(alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.

2. Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Dari kasus di atas, keadaan pasien : pertumbuhan terhambat, muntah-muntah, letargi,


koma, hipoglikemia, peningkatan asam adipat dalam urin (gangguan oksidasi β
misalnya defisiensi karatin atau defisiensi suatu enzim oksidasi β menghasilkan asam
dikarboksilat, sehingga asam dikarboksilat diekresikan melalui urin; contoh asam
dikarboksilat : asam adipat)

Jadi :

Asam adipat yang meningkat menandakan adanya proses oksidasi asam lemak
yang terus menerus untuk menghasilkan energi, ), kurangnya asupan karbohidrat
(kelaparan , keadaan pertumbuhan terhambat sampai usia 5 tahun, sering
mengalami muntah-muntah, letargi dan koma ) diet tidak seimbang : tinggi lemak
rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat, gangguan mobilisasi glukoma,
sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar.

Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat
menghabiskan cadangan basa (misal bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan
asidosis
Asidosis dapat terjadi karena gangguan oksidasi pada asam –asam organic di siklus krebs hal ini bisa diakibatkan oleh gangguan pada
enzim-enzim oksigenase. Atau diantaranya tidak adanya FAD akibat dari mitokondria tidak dapat mengoksidasi FADH menjadi FAD. Bisa
pula diakibatkan oleh terdapatnya kerusakan atau kelainan bawaan pada organela mitokondria, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya
secara adequat. Kita ketahui bahwa mitokondria mempunyai peranan yang sangat vital dalam rangkaian pernafasan sel untuk dapat
menghasilkan energi yang maksimal. Karena terjadi kerusakan tersebut menyebabkan pembentukan energi hanya sampai di sitosol, yaitu
sampai dengan terbentuknya pyruvat melalui reaksi anaerob yang hasil akhirnya adalah asam laktat. Energi yang dihasilkan dalam proses ini
adalah 2 ATP. Penumpukan asam laktat dijaringan akan memperberat kerja ginjal untuk dapat mengeluarkan asam-asam tersebut, yang
akhirnya keadaan asam akan terus meningkat di dalam darah. Ginjal lama kelamaan tidak akan mampu lagi melakukan kompensasi untuk
dapat terus mempertahankan keseimbangan asam dan basa dalam darah.

3. Energi dapat dibentuk dengan proses :

4
Pembentukan ATP atau energi dpat digambarkan seperti gambar diatas,energi dapat
dibentuk dari karbohidrat dan non karbohidrat substrat. Pembentukan energi dari
karbohidrat adalah melalui pemecahan glikogen (glikogenolisis), sedangkan
pembentukan energi dari non karbohidrat substrat adalah dengan proses
glukoneogenolisis salah satunya adalah pemecahan lipid menjadi asam – asam lemak
lalu terjadi proses β oksidasi yang menghasilkan acetil CoA yang nantinya akan
masuk kedalam siklus asam sitrat, Asetil CoA ini digunakan untuk membentuk badan
– badan keton, yaitu bahan bakar utama untuk otot rangka dan jantung serta dapat
memennuhi sebagian kebutuhan energi otak, hubunganya dengan asidosis adalah
bahwa badan – badan keton tersebut bersifat asam sehingga dapat menyebabkan
asidosis pada pembentukan energi.
4. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah, dimana kadar gula dalam
darah normal 60mg/dl
Dilihat dari kondisi pasien, memungkinkan adanya kekurangan asupan nutrisi,
sehingga dengan aktivitas yang tetap tetapi nutrisi kurang akan merangsang
pemecahan glikogen dalam hati untuk pembuatan energi atau ATP, simpanan
glikogen dalam hati dapat habis dan menyebabkan deplesi glikogen ditambah dengan
berkurangnya glukoneogenesis sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia.

Hypoglikemia dapat terjadi akibat glukosa darah terus menerus di metabolisme menjadi asam piruvat, sebagai substansi dasar siklus krebs
yang tujuannya untuk menghasilkan energy,pada kasus ini siklus krebs tidak berlangsung sirkuler akibat terjadi masalahoksidasi asam-asam
organic, dan dapat juga terjadinya hipoglikemia dikarenakan asupan nutrisi kurang akibat dari terjadinya mual-mual disertai muntah dan
diare. Sehingga penggunaan energi dipenuhi melalui proses glikolisis di hepar, sedangkan fungsi hepar pada penderita mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan adekuat, maka terjadilah hipoglikemi.

5
5. Peningkatan Asam Malonat dalam urin mengindikasikan adanya asam dikarboksilat
yang berlebih dalam tubuh.
Asam dikarboksilat hasil oksidasi asam lemak

Gambar disamping adalah proses fosforilisasi oksidatif


pada Kompleks II adalah satu-satunya kompleks enzim
yang merupakan bagian dari kedua lintasan
metabolisme, siklus asam sitrat maupun respirasi
selular pada rantai transpor elektron, dan terdiri dari empat
subunit protein dan mengantung sebuah kofaktor flavin
adenina dinukleotida yang terikat pada enzim, gugus besi-
sulfur, dan sebuah gugus heme yang tidak berpartisipasi
pada transfer elektron ke koenzim Q, namun dipercayai
penting dalam penurunan produksi spesi oksigen reaktif. [40]
[41]
 Enzim ini mereduksi fumarat menjadi suksinat dan
meoksidasi hidrokuinon. Karena reaksi ini melepaskan
energi lebih sedikit daripada oksidasi NADH, kompleks II
tidak mentranspor proton melewati membran dan tidak
berkontribusi terhadap gradien proton.

Peningkatan asam malonat mengindikasikan adanya gangguan pada proses perubahan


suksinat menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase, Asam malonat adalah
inhibitor kompetitif, ia berkompetisi dengan suksinat dehidrogenase (kompleks II)
pada proses fosforilasi oksidatif.

Tahap 6: Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)(dalam siklus


krebs)

Suksinat + FAD→ Fumarat + FADH2

Klinis: dihambat oleh malonat, asam dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat


tertimbun dan pernapasan terhambat

Prose terjadi pada matrik mitokondria

6
6. Masih dapat menghasilkan NADH, karena pada proses okssidasi asam lemak, asam –
asam lemak dipecah menjadi acetil KoA, dari asetil KoA beru masuk dalam siklus
asam sitrat, Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) à hasilnya sitrat,.
Dari isositrat ke alfa-ketoglutarat membebaskan CO2 dan membentuk NADH dengan
bantuan NAD+. (Nikotinamida adenina dinukleotida, disingkat NAD+,
adalah koenzim yang ditemukan di semua sel hidup, Dalam metabolisme,
+
NAD  terlibat dalam reaksi redoks, dengan membawa elektron dari satu reaksi ke
reaksi lainnya. Koenzim ini oleh karenanya ditemukan dalam dua bentuk yang
berbeda: NAD+ sebagai oksidator, dan NADH sebagai reduktor. NAD+ menerima
elektron dari molekul lain dan menjadi tereduksi (NADH), dan begitu pula
sebaliknya).
7. Masih dapat membentuk suksinat, karena pembentukan suksinat terjadi pada siklus
kreb sebelum suksinil dibentuk, sedangkan inhibitor enzim yang terdapat pada psien
tersebut terletak setelah pembentukan sucsinil KoA, (Oksidasi alfa ketoglutarat
menjadi suksinat melalui pembentukan suksinil koenzim-A,merupakan reaksi yang
irreversibel dan dikatalisis oleh enzim alfa ketoglutarat dehidrogenase)
Prinsip untuk pasien tersebut:
Prinsip diet yang dapat diberikan adalah diet tinggi kalori rendah protein, dengan
jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Jumlah kalori
ideal 60-100 cal/kgBB/hari diberikan terutama dalam bentuk glukosa dan lemak.
Protein dibatasi antara 0,85-1,0 gram/kg/hari dalam bentuk protein hewani yang
bernilai biologik tinggi. Sebaiknya pula disertakan vitamin.
Pemberian diet kalori dapat mengurangi proses glukoneogenesis (pembentukan ATP
melalui non substrat karbohidrat, sehingga dapat menghasilkan glikogen untuk
pembentukan energinya)
1. Untuk pola gizi dapat diberikan makanan dengan tinggi lemak /lipid alasannya karena metabolisme suksinat yang menyebabkan
terbentuknya oksaloasetat, memiliki rangkaian reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi ß-asam lemak. Makanan tinggi
vitamin B khususnya yang mengandung Riboflavin(B12) yang merupakan unsur pembentuk FAD(Flavin adenine dinukleotida) sebagai
kofaktor untuk suksinat dehidrogenase. Semakin banyak Riboflavin yang masuk maka semakin banyak FAD baru yang terbentuk. Serta
yang mengandung niasin (B6) yang merupakan unsure pembentuk NAD( Nikotinamid adenine dinukleotida) sebagai akseptor electron
untuk isositrat dehidrogenase , α-ketoglutarat dehidrogenase dan malat dehidrogenase. Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama
fase akut bila pasien terus menerus muntah.

Anda mungkin juga menyukai