Anda di halaman 1dari 11

SIKLUS KREBS (TCA)

Mata Kuliah : Metabolisme Komponen Pangan


Dosen Pengampu : Ir. Teltje Koapaha MP

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
Christian Rorong (20031105033)
Anggi Pepita Kere (220311050006)
Karen Velicia M Kawulusan (220311050025)
Annida Hafidzah (230314050034)

TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………1
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………2-7
I. Pengertian Siklus Krebs
II. Fungsi dan tujuan siklus Krebs.
III. Tahapan Siklus Krebs.
IV. Hasil Reaksi.
V. Gangguan Pada Siklus Krebs
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………...8
I. Kesimpulan.
II. Saran.

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Makhluk hidup pasti melakukan metabolisme dalam hidupnya. Siklus metabolisme ini
terdiri atas pembentukan ataupun penguraian. Pembentukan senyawa yang sederhana
menjadi senyawa yang lebih kompleks dengan menggunakan energi disebut sebagai
anabolisme, sedangkan mtabolisme yang merombak zat simpan (karbohidrat) dan
menghasilkan energi untuk melakukan aktifitas disebut dengan katabolisme.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia dimana terjadi proses pembentukan zat
makanan atau energi simpanan yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air
serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Sedangkan respirasi adalah bagian
tak terpisahkan dalam siklus metabolisme makhluk hidup. Respirasi merupakan suatu
proses dimana energi yang disimpan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan protein
diubah menjadi energi ATP untuk dapat melakukan kegiatan misalkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang bersangkutan. Bila fotosintesis dan
respirasi terganggu maka itu artinya seluruh siklus metabolisme tidak akan terjadi
dengan baik. Apabila respirasi tidak berlangsung maka tidak akan terjadi
pertumbuhan, selain itu energi juga tidak dihasilkan untuk dapat mengadakan
pembentukan zat simpan misalkan pada fotosintesis.
Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria, sedangkan pada
organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan metabolisme yang
berperan dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat, lemak dan protein - menjadi
karbon dioksida, air, dalam rangka menghasilkan suatu bentuk energi yang dapat
digunakan. Reaksi lain pada lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolisis,
oksidasi asam piruvat dan fosforilasi oksidatif.

II. Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Siklus Krebs?
2. Bagaimana proses terjadinya siklus Krebs?
3. Apa saja fungsi dari siklus krebs?
4. Bagaimana gangguan pada siklus krebs?

III. Tujuan
Tujuan adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan tentang Siklus Krebs.
2. Memahami Porses Terjadinya Siklus Krebs.
3. Mengetahui Fungsi dan manfaat dari siklus krebs.
4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada Siklus Krebs.

1
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Siklus Krebs
Siklus Krebs merupakan sarana pengaruh bermacam zat yang berasal dari berbagai
jalur metabolisme menjadi beberapa macam zat-antara yang lazim berperan pada jalur
katabolisme dan anabolisme. Beberapa enzim berperan sebagai alat bantu,
mengkatalisis berbagai reaksi anaplerotik untuk mempertahankan dan atau mengisi
kembali komponen-komponen siklus Krebs. Kepentingan siklus Krebs erat
rangkaiannya dengan rantai pernapasan serta dihasilkannya ATP yang diperlukan
pada gerakan, transportasi, dan biosintesis. (Setyawati AN, 2010)
Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme
residu asetil, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan.
(http://biohikmah.blogspot.com/)
Siklus asam sitrat (bahasa Inggris: citric acid cycle, tricarboxylic acid cycle, TCA
cycle, Krebs cycle, Szent-Györgyi-Krebs cycle) adalah sederetan jenjang reaksi
metabolisme pernapasan selular yang terpacu enzim yang terjadi setelah proses
glikolisis, dan bersama-sama merupakan pusat dari sekitar 500 reaksi metabolisme
yang terjadi di dalam sel.
Siklus Krebs disebut juga siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat merupakan
jalur lingkar metabolisme dimana asetat (khususnya asetil-KoA) dipecah menjadi dua
molekul CO2 dan air dengan menggunakan oksigen.

II. Fungsi dan Tujuan Siklus Krebs


Adapun fungsi dan tujuan dari Siklus Krebs:
● Menghasilkan Energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat)
● Mengatur Metabolisme dalam sel tubuh
● Menghasilkan Sebagian Besar CO2 dengan Mengoksidasi glukosa.
● Menyediakan sejumlah bahan untuk kebutuhan sintesis protein dan asam
nukleat.
● Mengkonversi sejumlah energi dan zat yang berlebih untuk digunakan pada
sintesis asam lemak sebelum pembentukan trigleserida untuk penimbunan
lemak.
● Melakukan pengendalian langsung atau tidak langsung (alosterik) terhadap
sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.
● Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakan rantai
pernapasan untuk memproduksi ATP (Adenosin Trifosfat).

2
III. Tahapan Siklus Krebs

Delapan tahap reaksi dalam siklus Krebs adalah sebagai berikut:


1. Reaksi kondensasi Reaksi tahap satu dari siklus Krebs terjadi kondensasi
antara senyawa berkarbon. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat
membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis
ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan
atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk
sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan
reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
2. asetil-KoA dengan senyawa berkarbon 4 yaitu oksaloasetat membentuk
senyawa berkarbon 6, yaitu sitrat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim sitrat
sintase dan merupakan reaksi yang tidak dapat balik (irreversible). 2. Reaksi
isomerisasi 11 Pada reaksi ini terjadi melalui 2 tahap yaitu: (1) molekul air
dibuang dari satu karbon; dan(2) air ditambahkan ke karbon yang berbeda.
Hasilnya adalah gugus –H dan –OH bertukar posisi. Produknya adalah
isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi
Fe2+. Konversi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-

3
akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat.Pembentukan isositrat dari sitrat
melalui sis-akonitat, dikatalisis oleh enzim akonitase.
3. Oksidasi isositrat menjadi α-ketoglutarat dan CO2 Isositrat mengalami
dekarboksilasi oksidatif menjadi α-ketoglutarat melalui pembentukan senyawa
antara oksalosuksinat yang berikatan dengan enzim isositrat dehidrogenase
dengan NAD+ berperan sebagai koenzimnya. Mula-mula isositrat dioskidasi,
menghasilkan sepasang elektron, dan mengubah NAD+ menjadi NADH.
Kemudian terjadi dekarboksilasi, menghasilkan senyawa berkarbon 5 yaitu α-
ketoglutarat. Pada reaksi ini dihasilkan satu molekul NADH dan dilepaskan
satu molekul CO2.
4. Oksidasi α-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA α-ketoglutarat didekarboksilasi
oleh kompleks enzim α-ketoglutarat dehidrogenase menjadi suksinil-KoA.
Pada reaksi ini dihasilkan satu molekul NADH dan dilepaskan satu molekul
CO2
5. Pengubahan suksinil-KoA menjadi Suksinat Ikatan antara gugus berkarbon 4
suksinil dan Ko-A adalah ikatan berenergi tinggi. Melalui reaksi reaksi yang
mirip dengan yang terjadi pada glikolisis, ikatan ini memisah. Energi yang
dilepaskan dapat digunakan untuk phosphorilasi guanosin diphosphat (GDP)
menjadi guanosin triphosphat (GTP). GTP siap diubah menjadi ATP. Fragmen
berkarbon 4 yang terbentuk disebut suksinat. Pada reaksi pengubahan suksinil-
KoA menjadi suksinat, dikatalisis oleh suksinil-KoA sintetase. Pada reaksi ini
suksinil-KoA melepaskan koenzimA-nya dengan dirangkaikan reaksi
pembentukan GTP dari GDP dan Phosphat anorganik.
6. Oksidasi suksinat menjadi fumarat Pada tahap reaksi oksidasi suksinat
menjadi fumarat, dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase yang berikatan
dengan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) sebagai koenzimnya. Dalam reaksi
ini FAD berperan sebagai akseptor hydrogen. Pada reaksi ini dihasilkan satu
molekul FADH2.
7. Hidratasi fumarat menjadi malat Pada reaksi tahap hidratasi ini terjadi
penambahan satu molekul air ke ikatan rangkap fumarat, menghasilkan malat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fumarase.
8. Oksidasi malat menjadi oksaloasetat Pada tahap akhir siklus Krebs ini, malat
dioksidasi menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase yang
berikatan dengan NAD+ . Pada reaksi ini dihasilkan satu molekul NADH.
Oksaloasetat berkarbon empat dapat bergabung dengan gugus asetil berkarbon
dua yaitu asetil-KoA dan siklus Krebs kembali berulang. Siklus Krebs
merupakan seri reaksi dalam mitokondria yang merupakan oksidasii residu
asetil menjadi CO2 serta membebaskan hidrogen ekivalen yang akhirnya
membentuk air. Residu asetil ini dalam bentuk asetil-KoA yang merupakan
ester dari koenzim A. Produksi siklus Krebs adalah 1 molekul ATP per
molekul asetil-KoA dan banyak elektron yang dapat diberikan ke transport
elektron (3 NADH dan 1 FADH2) untuk mensintesis lebih banyak ATP (11
ATP). Asetil-KoA merupakan titik sentral jalur-jalur metabolik utama.
Hampir semua molekul karbohidrat dan lemak membentuk asetil-KoA selama

4
Katabolisme oksidatifnya, demikian pula beberapa asam amino hasil
pemecahan protein. Disamping itu asetil-KoA berperan sebagai sumber unit
asetil dalam proses anabolisme untuk sintesis asam lemak rantai panjang,
kolesterol, steroid dan benda keton. Fungsi utama siklus Krebs adalah sebagai
jalur akhir oksidasi karbohidrat, lipid dan protein, karena glukosa, asam lemak
dan beberapa asam amino dimetabolisme melalui asetil-KoA. Disamping itu
asetil-KoA merupakan mekanisme pembebasan energi bebas dari karbohidrat,
lipid dan protein. Selama oksidasi ini ekivalen reduksi dalam bentuk hidrogen
atau elektron terbentuk akibat aktivitas dehidrogenase. Ekivalen reduksi ini
kemudian masuk ke rantai respirasi dimana sejumlah besar fosfat berenergi
tinggi dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Enzim-enzim yang
dibutuhkan oleh siklus ini terdapat dalam matriks mitokondria, baik dalam
keadaan bebas atau terikat pada membran bagian dalam mitokondria. Transfer
ekivalen reduksi ke enzim-enzim pada rantai respirasi berlangsung pada
bagian dalam membran mitokondria.

5
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk menghasilkan energi utama
(karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi
enzimatik yang berurutan. Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik Makromolekul sel
dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya. Jadi, polisakarida dipecah menjadi
heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan komponen lainnya,
dan protein terhidrolisis menjadi 20 komponen asam aminonya. (Albert L.Lehninger, 2000).
Pada tahap katabolisme II: berbagai produk yang terbentuk di dalam tahap I dikumpulkan dan
diubah menjadi sejumlah (lebih kecil) molekul-molekul yang lebih sederhana. Jadi heksosa,
pentosa, dan gliserol dari tahap I diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon :
piruvat, yang kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu gugus asctil dari asetil-
koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka karbon dari hampir semua
asam amino juga dipecah membentuk gugus asetil-KoA Asctil-KoA merupakan produk akhir
yang bersifat umurn dari tahap II katabolisme. Ada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA
diberikan pada siklus asam sitrat, vaitu, lintas akhir yang berat yang dilalui oleh nutrien
penghasil energi. l). Di sini, terjadi oksidasi nutrien, menghasilkan karbon dioksida, air dan
amonia (I produk gen lain). Lintas akhir katabolisme karenanya menyerupai sungai yang
luas, yang dialiri dari berbagai cabang anak sungai.

IV. Hasil Reaksi


➔ Pada proses oksidasi asetil KoA, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1 FADH2.
Sejumlah ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam membran
interna mitokondria. Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat
berenergi tinggi (esterifikasi ADP menjadi ATP). FADH2menghasilkan 2
ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga dihasilkan pada
tingkat siklus (tingkat substrat) saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
adalah:
➔ 1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P
➔ 2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
➔ 3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P
➔ Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P= 12P.
Kalau hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan
dapat dihitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
➔ 1. Glikolisis : 8P
➔ 2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
➔ 3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P
Note:
1 NADH = 3 ATP
1 FADH = 2 ATP

6
V. Gangguan Pada Siklus Krebs
➢ Hipoglikemia & asidosis metabolik
Terjadi akibat gangguan transport elektron karena kerusakan membran
mitokondria. Asam laktat dan sitrat mengumpul karena perkembangan
metabolisme anaerob dan gangguan siklus krebs.
➢ Subacute combined degeneration
Kekurangan vitamin B12 akan mengganggu melalui siklus Krebs sehingga
terbentuk asam lemak yang tidak normal.

7
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Siklus Krebs seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa
katabolisme residu asetil, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan
oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan
energi jaringan.
2. Fungsi utama siklus Krebs adalah merupakan jalur akhir oksidasi Karbohidrat,
Lipid dan Protein. Karbohidrat , lemak dan protein semua akan dimetabolisme
menjadi Asetil-KoA.
3. Protein merupakan senyawa yang mempunyai peran dalam siklus krebs, yaitu
dapat dihirolisis sehingga terbentuk asam amino yang nantinya akan berguna
dalam tubuh. Protein menghasilkan urea dalam proses siklus krebs.

II. Saran
Semoga dengan pembelajaran ini, bias meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang bagaimana reaksi siklus krebs. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

8
DAFTAR ISI

Candrawati, N., Susilowati., S., & Purnomo, B. 2014. PENGUKURAN KERUSAKAN DNA
INTI SPERMATOZOA SAPI SIMENTAL POST THAWING YANG DISENTRIFUGASI
MENGGUNAKAN DILUTER SKIM KUNING TELUR DAN LESITIN KACANG
KEDELAI. OVOZOA (jurnal Reproduksi Hewan), 3 (2).
Master Mikrobiologi. 2015. Siklus Krebs Lengkap - Langkah-langkah dan Regulasi Siklus
TCA.
Karomah, L. 2023. Siklus Krebs Singkat & Lengkap. Mikrobio.id.

Anda mungkin juga menyukai