Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul Metabolisme Bakteri dengan baik dan lancar
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Adapun maksud pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Hewan.
Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung kami. Kami juga menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
dibutuhkan kritik dan saran yang kontruktif dari berbagai kalangan demi
perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat tulisan ini sebagai sebuah
referensi.

Makassar, 22 Maret 2015

Kelompok VI

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan mahluk hidup memerlukan energi yang di peroleh dari
proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup termasuk
kehidupan mikroba. Defenisi metabolisme adalah semua proses kimiawi yang
dilakukan oleh organisme atau semua reaksi yang melibatkan transfomasi energi
kimia di dalam mahluk hidup. Walaupun sangat beranekaragam jenis substansi
yang berperan sebagai sumber energy bagi mikroorganisme, namu terdapat pola
dasar metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk
energi yang kompleks menjadi bentuk energy yang lebih serderhana, sehingga
dapat masuk ke dalam rangkaian metabolik. Metabolisme merupakan serentetan
reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup yang dilakukan untuk menghasilkan
energi.
Seperti organisme pada umumnya, mikroba memerlukan energy
(karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat) dan bahan-bahan antuk berkembang
membangun tubuhnya, bahan-bahan tersebut disebut nutrien.
I.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang kami angkat yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan metabolism?
2. Bagaimanakah proses metabolisme bakteri?

I.3 Tujuan dan Kegunaan

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi yang mencakup semua proses kimiawi
yang terjadi di dalam sel yang menghasilkan energi dan menggunakan energi
untuk sintesis pada komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluler.
Seperti untuk pertumbuhan, pembelahan sel, pembaruan komponen sel, dan lainlain. Metabolisme berasal dari kata Yunani Metabole ynisme hang berarti
perubahan. Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau
secara keseluruhan dengan lingkungannya. Metabolisme adalah segala proses
reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup
bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia.
Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia
dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme
adalah peranannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang
sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai sistem enzim yang
mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolik
untuk mengendalikan mekanisme reaksinya.

Proses metabolisme bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik,


yaitu :
1. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi
zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
2. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit
pembangun bagi biomolekul sel.
3. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat,
lipida, polisakarida, dan

komponen sel lain. Untuk membentuk dan

merombak biomolekul.

II.2 Tahap Utama Metabolisme


Ada 2 macam reaksi dalam metabolisme bakteri, yaitu katabolisme dan
anabolisme. Berikut urainannya:
a. Katabolisme
Katabolisme merupakan jalur metabolisme yang membebaskan atau
mengeluarkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekulmolekul yang lebih sederhana. Jalur utama katabolisme ini adalah respirasi
selular, dimana glukosa dan bahan bakar organik lainnya dipecah dengan adanya
oksigen menjadi karbon dioksida dan air. Setelah gula atau glukosa ini dibuat atau
diperoleh, mereka adalah sumber energi kehidupan. Pemecahan dari glukosa
(katabolisme) memiliki beberapa jalur yang berbeda : Respirasi aerob (aerobicc
respiration),

Respirasi

anaerob

(anaerobic

resiration)

dan

Fermentasi

(fermentation).
1) Respirasi Aerob
Glukosa yang digunakan adalah heksosa, monosakarida, C6H12O6.
Molekul ini secara sistematis dipecah melalui tiga jalur yang saling

berhubungan menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O ). Tiga jalur pusat
metabolisme karbohidrat pada bakteri ialah glikolisis, jalur pentose fosfat, dan
jalur Entner Doudoroff.:
a) Glikolisis
Untuk kebanyakan sel-sel, jalur terbesar dalam katabolisme glukosa adalah
glikolisis.. Glikolisis adalah salah satu lintasan paling penting yang
digunakan oleh sel untuk menghasilkan energi. Glikolisis tidak mensyaratkan
adanya oksigen dan bisa terdapat sel-sel, baik yang aerobik maupun
anaerobik. Pada jalur ini molekul glukosa dirubah menjadi asam piruvat
(glikolisis) dan asam piruvat menjadi asam laktat (fermentasi asam laktat)
tanpa pemasukan molekul oksigen. Dalam glikolisis, ditemukan 4 jalur utama
pada bakteri yang berbeda :
Embden - Meyerhoff - Parnas Pathway (EMP) : Merupakan jalur glikolisis
"klasik" yang ditemukan di hampir semua organisme.
Hexose Monophosphate Pathway (HMP): Jalur Heksosa monofosfat ini
juga disebut fosfoketolase. Jalur ini juga ditemukan disebagian besar
organisme. Jalur ini bertanggung jawab untuk sintesis nukleotida.
Entner - Doudoroff Pathway (ED): Jalur ini ditemukan di Pseudomonas
dan genera terkait.
Pentosa fosfat (PP)
Keempat jalur tersebut mempunyai persamaan, yaitu memecah heksosa
(glukosa) menjadi triosa, yaitu gliseraldehid 3-fosfat (tetapi melalui jalur
berbeda), mengoksidasi triosa, menjadi asam triosa, yaitu piruvat. Hasil akhir
adalah 2 piruvat, 2 NADH, 2 ATP. Jadi hasil dari Glikolisis adalah : Dua
molekul asam piruvat, dua molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber
elektron berenergi tinggi dan dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

b) Siklus TCA ( siklus asam trikarboksilat )


Asam piruvat pertama kali diproses oleh NZ dan koenzim (COA). Produk
akhirnya adalah Asetil-Coa dan molekul CO2. Ingat ini terjadi dua kali
untuk setiap molekul glukosa (Satu glukosa terbagi menjadi dua molekul
asam piruvat.)

Siklus ini berlangsung dalam matriks mitokondria. Tahapan siklus ini


adalah sebagai berikut:
Mula-mula, pembentukan asetil CoA dari piruvat yang telah memasuki
mitokondria. Asetil CoA dibentuk dengan 1) melepas gugus karboksil
piruvat sebagai CO2, 2) fragmen berkarbon dua yang tersisa dioksidasi
untuk membentuk senyawa asetat, dan 3)senyawa mengandung sulfur
turunan vitamin B, koenzim A, yang diikatkan pada asetat tadi oleh
ikatan yang tidak stabil sehingga sangat reaktif.
Setiap putaran siklus, dua karbon dari asetil coA masuk dalam bentuk
relatif tereduksi dan terikat pada oklsaloasetat (senyawa berkarbon
empat).

Ikatan tak stabil asetil CoA dipecah begitu oksaloasetat

memindahkan koenzim tersebut dan terikat ke gugus asetil. Hasilnya


adalah sitrat berkarbon enam.
CO2 dihasilkan pada fase 3 (isositrat > -ketoglutarat) dan fase 4 (ketoglutarat > suksinil coA).

Pembentukan NADH terjadi pada fase 3, 4, dan 8 ( malat >


oksaloasetat).
Pembentukan FADH2 terjadi pada fase 6 (suksinat > fumarat).
Fosforilasi tingkat substrat terjadi pada fase 5 (suksinil coA- suksinat)
dimana coA ditransfer oleh gugus fosfat yang kemudian dipindahkan ke
GDP untuk membentuk GTP (serupa dengan ATP). ATP akan terbentuk
apabila mendapatkan satu gugus fosfat dari GTP.
Hasil: satu molekul glukosa menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2,
dan 4 CO2.

c) Transport Elektron

Transport elektron ini berlangsung di dalam membran dalam mitokondria.

Tahap - tahap transport elektron :


Elektron yang ditransfer oleh NADH ke molekul pertama rantai
transpor elektron yaitu flavoprotein, dengan gugus protestik flavin
mononukleotida > protein besi sulfur (Fe.S) > ubikuinon (Q) >
sitokrom (cyt b, cyt cI, cyt c, cyt a, cyt a3) O2.
Elektron lain bersumber dari FADH2 yang menambahkan elektron pada
tingkat yang lebih rendah sehingga menyediakan energi sepertiga lebih
kecil dari NADH.
Pembentukan ATP baru terjadi melalui mekanisme pengkopelan energi,
pada kompleks protein ATP sintase, yang disebut pula sebagai
kemiosmosis.

ATP sintase menggunakan energi dari perbedaan

konsentrasi H+ pada sisi yang berlawanan dari H+ pada sisi berlawanan


membran dalam mitokondria. Gradien tersebut dapat dipertahankan
melalui rantai transport elektron.

Hal ini karena rantai tersebut

merupakan pengubah energi yang menggunakan aliran elektron


eksergonik untuk memompa H+ melintasi membran.
ATP sintase memiliki tiga bagian utama yaitu komponen silindris
tonjolan tombol yang mendandung tempat katalitik, dan batang sebagai
penguhubung kedua komponen lainnya. Silinder adalah rotor yang
berputar searah jarum jam apabila H+ melintas menuruni gradien
sehingga batang ikut berputar dan mengaktivasi tempat katalitik dalam
tombol, yang menggabungkan fosfat + ADP ATP.
Hasil: 34 ATP dengan nilai maksimum 38 ATP.
2) Respirasi Anaerob
Langkah pertama dalam respirasi selular di semua sel hidup
adalah glikolisis, yang dapat berlangsung tanpa kehadiran molekul
oksigen. Jika oksigen hadir dalam sel, maka sel kemudian dapat

mengambil keuntungan dari respirasi aerobik melalui siklus TCA


untuk menghasilkan energi jauh lebih besar dalam bentuk ATP
daripada jalur anaerobik. Namun demikian, jalur anaerob merupakan
jalur yang penting juga dan merupakan satu-satunya sumber ATP untuk
kebanyakan bakteri anaerob. Sel eukariotik juga mengambil jalan jalur
anaerobik jika pasokan oksigen mereka rendah. Sebagai contoh, ketika
sel-sel otot yang bekerja sangat keras dan menguras pasokan oksigen
mereka, mereka memanfaatkan jalur anaerob menjadi asam laktat
untuk terus memberikan ATP untuk fungsi sel.

Pada respirasi anaerob, aseptor elektronnya bukanlah oksigen,


melainkan senyawa anorganik lain selain oksigen (bukan O2). Sebagai
contoh : pereduksi sulfat, aseptor elektronnya adalah sodium sulfat
(Na2SO4) ; peredukasi metana, aseptor elektron terakhirnya adalah
CO2.
Berikut ini adalah perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob :

3) Fermentasi
Fermentasi adalah proses anaerobik di mana energi bisa
dilepaskan dari glukosa meskipun oksigen tidak tersedia. Fermentasi
terjadi dalam sel ragi (yeast), dan pembentukan fermentasi dapat
terjadi pada bakteri dan sel-sel otot hewan.
Dalam sel ragi (yeast, yang biasa digunakan untuk membuat
roti dan memproduksi minuman berakohol), glukosa dapat di
metabolisme melalui respirasi seluler seperti pada sel lainnya. Ketika
keberadaan oksigen berkurang ataupun tanpa oksigen, glukosa masih
dapat diubah menjadi asam piruvat melalui glikolisis. Dalam
fermentasi sel ragi ini, asam piruvat dikonversi terlebih dahulu menjadi
asetal dehida dan kemudian menjadi etil alkohol. Hasil akhir

fermentasi ini bergantung pada jenis bakteri yang melakukan


fermentasi.
Berikut ini adalah jenis-jenis bakteri dan hasil fermentasinya :

FAKULTATIF ANAEROB
Beberapa organisme (fakultatif anaerob), termasuk yeast dan beberapa
bakteri lainnya, dapat bertahan hidup menggunakan fermentasi ataupun
respirasi.
Untuk fakultatif anaerob, piruvat adalah persimpangan pada jalan
metabolisme yang memimpin dua rute alternatif.

b. Anabolisme
Metabolisme merujuk pada jumlah reaksi biokimia yang
dibutuhkan untuk pembangkit energi dan penggunaan energi untuk
mensintesis bahan sel dari molekul kecil di lingkungan. Oleh karena itu,
metabolisme memiliki komponen yang menghasilkan energi, yang disebut
katabolisme, dan energi-mengkonsumsi, komponen biosintesis, disebut
anabolisme. Reaksi katabolik atau jalur menghasilkan energi seperti ATP,
yang dapat digunakan dalam reaksi anabolik untuk membangun materi sel
dari nutrisi dalam lingkungan. Hubungan antara katabolisme dan
anabolisme diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.

Proses anabolik menghasilkan peptida, protein, polisakarida, lipid, dan


asam nukleat. Molekul-molekul ini terdiri dari semua bahan dari sel hidup,
seperti membran dan kromosom, serta produk khusus jenis tertentu dari
sel, seperti enzim, antibodi, hormon, dan neurotransmiter.

II.3 Bakteri yang melakukan metabolisme


Keanekaragaman bakteri dan metabolismenya menyebabkan bakteri
memiliki peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh :
1. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan
sisa sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organic lain menjadi CO2, gas amoniak, dan
senyawa senyawa lainnya yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit
antara lain proteus dan clostridium, tidak hanya berperan sebagai pengurai
senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan
pathogen, frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi
membentuk bintik akar.

2. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun


senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung
secara aerob didalam tanah, kelompok ini bersifat kemolitotrof, nitrifikasi
terbagi atas dua tahap yaitu nitrisasi (oksidasi ammonia) (NH4) menjadi
nitrit (NO2) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrat menjadi nitrat) (NO3),
dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat mengunntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat, Setelah
reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan
oleh bakteri denitrifikasi.
3. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi
nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh
berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu melakukan
metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa,
and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan
nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). Senyawa
tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai
organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan
rusaknya ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan
selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan
kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).
4. Di bidang pangan Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu
melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada
pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi
pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat

meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada
makanan

tersebut.

Beberapa

makanan

hasil

fermentasi

dan

mikroorganisme yang berperan:


Nama produk atau makanan

Bahan baku Bakteri yang berperan


Lactobacillus bulgaricus dan
Yoghurt susu
Streptococcus thermophilus
Mentega susu
Streptococcus lactis.
Terasi ikan
Lactobacillus sp.
Asinan buah buahan
Lactobacillus sp.
Sosis daging
Pediococcus cerevisiae.
Kefir susu
Lactobacillus
bulgaricus
dan
Streptococcus lactis
Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh di dalam
makanan. Kelompok bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di
dalam makanan dan kemudian menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat
racun.
Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat
pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sebagai bahan dasar
botox.
Beberapa contoh bakteri perusak makanan:
1. Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans), menghasilkan
asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek.
2. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan, penurunan
pH, dan pembentukan gas.
Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh banyak organisme,
salah satunya adalah bakteri. Beberapa jenis bakteri, terutama bakteri heterotrof,
mampu mendegradasi senyawa organik dan menggunakannya untuk menunjang
pertumbuhannya. Proses dekomposisi ini dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk

memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah


menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebagai contoh, enzim protease
digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana, seperti asam
amino. Proses dekomposisi ini juga berperan dalam pengembalian unsur-unsur,
terutama karbon dan nitrogen, ke alam untuk masuk ke dalam siklus lagi.
Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di
dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot. Proses ini dipercepat
saat tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah
hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino. Selanjutnya, asam amino
akan diubah menjadi asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida
sehingga pH lingkungan akan turun. Reaksi ini dilakukan oleh bakteri
patogen.Pada tahap akhir, semua senyawa tersebut diubah menjadi gas metana
oleh metanogen.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Metabolisme adalah reaksi kimia yang berlangsung di dalam organisme
hidup dan merupakan reaksi yang sangat terkordinasi, mempunyai tujuan, serta
mencakup berbagai kerja sama dari banyak sistem multienzim.
III.2 Saran
Penulisan makalah ini belum sempurna untuk itu kami sebagai penulis
mengharapkan kritikan positif yang membangun demi menyempurnakan makalah
ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Metabolisme. http://dnabio71metabolisme.blogspot.com/. Diakses


pada tanggal 19 Maret 2015.
Anonim. 2013. Metabolisme dan Proses Metabolisme. http://sulegratis.blogspot.com/2013/03/pengertian-metabolisme-dan-proses.html.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.
Ellyazzar,
Ravendi.
2013.
Metabolisme
Bakteri.
http://wonderfullygift.blogspot.com/2013/01/metabolisme-bakteri.html.
Diakses pada tanggal 21 maret 2015.
Entjang, Indang. 2001. MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Pratiwi, Sylvia. 2008. MIKROBIOLOGI FARMASI. Jakart: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai