Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA KLINIK 2

SIKLUS KREBS

NAMA : GALIH DWI ANGGARA

NIM : 18010011

DOSEN : YURMAN, SKM.,M.SI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA

YAYASAN HARAPAN BENGKULU


2020
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur akan kehadirannya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “SIKLUS
KREBS”Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karna itu dengan sangat terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari teman agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Bengkulu, Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siklus kreb ditemukan oleh seorang ahli biokimia terkenal bernama Mr. Hans Krebs Tahun
1973. Siklus kreb dikenal juga dengan istilah siklus asam sitrat, karena senyawa pertama yang
terbentuk adalah asam sitrat. Selain itu, seyawa penyusun pada awal pembentukan siklus juga
dapat berupa asam trikarboksilat (-COOH) yang merupakan gugus asam sehingga siklus kreb
disebut juga siklus asam trikarboksilat.

Pada prinsipnya, Siklus kreb ialah tahapan kedua reaksi aerob yang merupakan bagian dari
proses pernapasan yang panjang . Siklus kreb berlangsung di dalam mitokondria yang membawa
asetat aktif berupa Asetil Ko-A yang dengan oksidasi glukosa diubah menjadi CO2 dan H2O
menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP (adenosin trifosfat) sebagai energi yang
dibutuhkan jaringan.

Jadi kesimpulannya, Siklus kreb merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai senyawa
hasil metabolime yang mengikuti proses glikolisis (mengkonversi lemak dan karbohidrat)
menjadi ATP (adenosin trifosfat) sebagai sumber utama energi tubuh.

Siklus asam sitrat (siklus kreb, siklus asam dikarboksilat) merupakan rangkaian reaksi
didalam mitokondria yang menyebabkan metabolisme residu asetil, dengan membebaskan
sejumlah ekuivalen hidrogenyang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan
sebagian besar energi yang tersedia di bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini
berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3−CO~S−KoA, asetat aktif) suatu ester koenzim A. Ko-A
mengandung vitamin asam pantotenat.
A . Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Siklus Kreb?

2. Mengetahui fungsi utama dari Siklus Kreb?

3. Mengetahui reaksi Siklus Kreb?

4. Mengetahui tahapan reaksi Siklus Kreb?

5. Mengetahui sifat Amfibolik Siklus Asam Sitrat?

6. Mengetahui masuknya Asam Amino ke dalam Siklus Kreb?

7. Bagaimana reaksi-reaksi Anaplerotik?

B . Tujuan

1. Mengetahui tentang Siklus Kreb.

2. Mengetahui tentang fungsi utama dari Siklus Kreb.

3. Mengidentifikasi Siklus Kreb.

4. Menganalisis tentang Siklus Kreb


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Siklus Kred

Siklus krebs adalah salah satu reaksi yang terjadi dari rangkaian reaksi metabolisme sel di
dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen,
yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai pemenuh
kebutuhan energi jaringan. Siklus ini dinamakan siklus krebs karena yang menemukan adalah
Mr. Krebs atau Sir Hans Adolf Krebs (1900-1981) pada tahun 1937, seorang ahli biokimia
terkenal yang menemukan metabolisme karbohidrat. Nama lain dari siklus krebs yaitu siklus
asam sitrat karena senyawa pertama yang terbentuk adalah asam sitrat juga siklus asam
trikarboksilat (-COOH) karena hampir di awal-awal siklus krebs, senyawanya tersusun dari asam
trikarboksilat. Trikarboksilat itu merupakan gugus asam (-COOH).

Siklus krebs adalah serangkaian reaksi yang digunakan oleh organisme aerobik untuk
menghasilkan energi dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil tiga metabolisme karbohidrat utama,
Glikolisis, Jalur Pentosa Fosfat dan Jalur Entner-Doudoroff.

Siklus krebs merupakan salah satu proses yang menggunakan asam nitrat dari sebuah reaksi
metabolisme pada asetil ko-A yang digabungkan dengan asam oksaloasetat setelah terjadi suatu
proses berupa glikolisis. Pada kinerjanya penjelasan dan proses siklus krebs ini merupakan salah
satu reaksi dari proses pernafasan yang lebih panjang. Bertepatan di Mitokondria dengan
menggunakan asetat aktif untuk dijadikan Asetil ko-A dalam proses oksidasi glukosa. Dari siklus
ini metabolisme yang dihasilkan dari proses glikolisis akan menjadi sumber utama bagi tubuh
sebagai energi. Yangmana proses glikolisis ini merupakan proses konversi antara karbohidrat
dengan lemak untuk dijadikan adenon trifosfat atau ATP.
B . Fungsi utama Siklus Kreb

1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.

2. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai

pernapasan untuk produksi ATP

3. Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan pada
sintesis asam lemak.

4. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.

5. Melakukan pengendalian langsung (produk → bakal produk) atau tidak

langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.

C . Reaksi Siklus Kreb

Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA dan (2C) dan asam oksaloasetat (4C) yang
menghasilkan asam trikarboksilat, sitrat. Selanjutnya sejumlah 2 molekul atom CO2 dirilis dan
teregenerasi. Sebenarnya hanya sedikit oksaloasetat yang dibutuhkan untuk menginisiasi siklus
asam sitrat sehingga oksaloasetat dikenal dengan perannnya sebagai agen katalitik pada siklus
Krebs.
D . Tahapan reaksi Siklus Kreb

Tahap 1 : Sitrat Sintase (hidrolisis)

Asetil KoA + oksaloasetat + H2O → sitrat + KoA-SH

Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah.

Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan. Flouroasetil KoA
dapat menggantikan gugus –asetil KoA. Flourosasetat kadang digunakan sebagai racun tikus.
Bila termakan dapat berakibat fatal

Tahap 2 : Aconitase, memerlukan 2 tahap

Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe++.

Caranya : mula-mula terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim ) kemudian
terjadi rehidrasi menjadi isositrat.

Tahap 3 : Isositrat Dehidrogenase (dekarboksilasi pertama)

Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat


dehidrogenase yg memerlukan NAD+. Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg sama
menjadi α-ketoglutarat. Enzim ini memerlukan Mn++ / Mg++ .

Ada 2 jenis isozim isositrat dehidrogenase :

1. Satu jenis isozim menggunakan NAD+ (intramitokondria) →isozim ini hanya ditemukan di
dalam mitokondria NADH + H+ yg terbentuk akan diteruskan dalam rantai respirasi.

2. Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP+ dan ditemukan di luar mitokondria
(ekstramitokondria) dan sitosol.

Tahap 4 : ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi)

Dekarboksilasi oksidatif α-ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi


oksidatif piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks.

Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD+, FAD dan KoA-SH.

Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah.

Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan akumulasi atau penumpukan α-
ketoglutarat.
Tahap 5 : suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat)

Suksinil KoA→Suksinat Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi


akan membentuk ATP atau GTP. Juga memerlukan Mg++.

Reaksi ini merupakan satu-satunya dalam TCA cycle yg membentuk senyawa fosfat berenergi
tinggi pada tingkat substrat.

Pada jaringan dimana glukoneogenesis terjadi ( hati & ginjal) terdapat 2 jenis
isozim suksinat thiokonase, satu jenis spesifik GDP, satu jenis untuk ADP. Pada jaringan
nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP.

Tahap 6 : Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)

Suksinat + FAD→ Fumarat + FADH2

Reaksi ini tdak lewat NAD,

Klinis: dihambat oleh malonat, asam dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat tertimbun dan
pernapasan terhambat

Tahap 7 : Fumarase (dehidrasi)

Fumarat + H2O → L-Malat

Tidak memerlukan koenzim.

Tahap 8 : Malat dehidrogenase

L-Malat + NAD+ → Oksaloasetat + NADH + H+

Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat.

Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV

Klinis: kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan kenaikan MDH tetapi pemeriksaan MDH
tidak lazim dilakukan, karena lebih mudah untuk memeriksa dengan LDH .

1. Regulasi siklus Asam Sitrat diatur oleh:

- Citrate Synthase
- Isocitrate dehydrogenase

- Ketoglutarate dehydrogenase

Konsumsi oksigen, reoksidasi NADH, dan produksi ATP yang dikoupling.

a. Kontrol regulasi:

1. Ketersediaan substrat – oxaloacetate menstimulasi sitrat sintase

2. Inhibis produk- substrat sitrat berkompetisi dengan oksaloasetat untuk sitrat sintase, NADH
menginhibisi isositrat dehidrogenase dan α-ketoglutarate dehydrogenase, succinyl-CoA
menginhibisi α-ketoglutarate dehydrogenase.

3.Inhibisi feedback kompetitif - NADH menginhibisi sitrat sintase, suksinil KoA berkompetisi
dengan asetil KoA pada reaksi sitrat sintase.

Regulator penting:

Substrat -acetyl-CoA dan oksaloasetat memproduksi – NADH

2. Regulasi Siklus Asam Sitrat

1. Kontrol allosterik dari siklus enzim

2. Isocitrate dehydrogenase

3. ketoglutarate dehydrogenase

4. pyruvate dehydrogenase phosphatase

5. ADP - allosteric activator dari isocitrate dehydrogenase

6. ATP - inhibibis isocitrate dehydrogenase

7. Ca2+ - activasi pyruvate dehydrogenase phosphatase,

8. Isocitrate dehydrogenase, α-ketoglutarate dehydrogenase

E . Sifat Amfibolik Siklus Asam Sitrat

Siklus asam sitrat bersifat amfibolik, yang artinya memiliki dua sifat yaitu anabolik (sintesis
molekul untuk menjadi senyawa yang lebih kompleks) maupun katabolik (pemecahan molekul
menjadi molekul yang lebih sederhana) hal ini disebabkan karena senyawa intermidiete harus
digantikan.
1. Pintasan yang menggunakan senyawa intermidiete siklus asam sitrat adalah:

- Biosintesis glukosa (glukoneogenesis) –oxaloacetate.

(yang ditransportasikan sebagai malate)

- Biosintesis lipid -acetyl-CoA from ATP-citrate lyase.

ATP + citrate + CoA → ADP + Pi + oxaloacetate + acetyl-CoA

- Biosintesis asam amino - α-ketoglutarate (dehidrogenasi atau transaminasi dari glutamate)


dan transaminasi oxaloacetate.

- Biosintesi porfirin - succinyl-CoA.

2. Sifat amfibolik yang dimiliki oleh siklus Asam Sitrat berkaitan dengan reaksi anaplerotik yang
berperan menggantikan senyawa intermidiet siklus Krebs yang habis:

- Pyruvate carboxylase

Pyruvate oxaloacetate + ADP + Pi.à+ CO2 + ATP + H2O

- Oksidasi asam lemak - succinyl-CoA.

a. Katabolisme (Ile, Met, Val) - succinyl-CoA.

b. Transaminasi dan deaminasi asam amino untuk menjadi - α- ketoglutarate dan


oxaloacetate.

F . Masuknya asam amino ke dalam siklus Krebs

Transaminasi asam amino oksaloasetat dan α-ketoglutarat mengandung rantai karbon yang
homolog dengan asam amino aspartat dan glutamat. Piruvat juga homolog dengan alanin.
Persediaan asam amino ini melebihi keperluan biosintesis protein, kelebihannya dapat segera
diubah menjadi zat-antara siklus Krebs dan oksidasi kerangka karbonnya dapat menghasilkan
energi.

Sebaliknya, asam-asam amino ini diperlukan misalnya untuk biosintesis, pembentukannya


menggunakan analog asam keto yang didaur Krebs. Sehingga, demikian, daur Krebs yang biasa
diartikan sebagai jalur katabolik dalam keadaan tertentu mempunyai fungsi anabolik.
Interkonversi reversible antara asam α-amino dan α-keto dikatalisis oleh transaminase,
aminotransferase yang berperan sebagai perantara pertukaran gugus karbonil dan gugus amino
antara oksaloasetat glutamat dan piruvat glutamat.

G .Reaksi-reaksi anaplerotik

Pengisian kekurangan/reaksi anaplerotik dibutuhkan untuk menjamin kecukupan zat-antara


siklus Krebs. Hal ini diperlukan karena siklus Krebs dapat mengalami kekurangan zat
intermidiet, diakibatkan karena peningkatan biosintesis aspartat dan glutamat. Keperluan akan
zat antara dapat meningkat akibat jika terdapat sejumlah besar piruvat atau asetil KoA sehingga
menipiskan oksaloasetat sebagai reseptor yang diperlukan pada sintesis sitrat.

a. Piruvat karboksilase

Pada kondisi dibebaskannya epinefrin sebagai akibat tekanan emosi dapat dibentuk piruvat dari
glukosa dan asetil KoA dari asam lemak dapat dibentuk dalam jumlah yang besar.

Pada kondisi demikian, piruvat yang berlebih, akan diubah menjadi enzim alosterik dengan asetil
KoA sebagai efektor positif.

Konsentrasi asetil KoA yang tinggi akan mengaktifkan piruvat karboksilase untuk sintesis
oksaloasetat. Pada tahapan berikutnya, oksaloasetat menerima gugus asetil KoA sehingga
terbentuk sitrat yang sekarang dihasilkan lebih banyak dari biasa

b. Enzim malat

Reaksi ini akan merubah sebagian besar piruvat dari piruvat yang masuk menjadi malat
melalui reaksi karboksilasi reduktif. Malat yang merupakan produksi tambahan dengan mudah
diubah menjadi oksaloasetat.

Di antara kedua jalur anaplerotik ini lebih diutamakan jalur piruvat karboksilase, Enzim malat
namun demikian lebih reversibel dan menghasilkan lebih banyak NADPH yang diperlukan pada
sintesis asam lemak.

Anda mungkin juga menyukai