BIOKIMIA II
OLEH
KELOMPOK IV
4. SITI FATIMAH
5. QOMARIATUL KIBITIA
UNIVERSITAS MATARAM
2016
RESPIRASI SEL
Pada metabolisme karbohidrat salah satu substansi yang penting yang akan
dipelajari adalah oksidasi glukosa yang disebut dengan respirasi sel. Proses oksidasi ini
terjadi secara aerobik. Dimana glukosa ini akan di oksidasi lebih lanjut menjadi energi.
Karena glukosa termasuk ke dalam senyawa organik yang mengandung karbon, hidrogen
dan oksigen maka dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2 dan H2O. Selama proses
ini energi yang berasal dari senyawa organik sebagian besar dikonversi menjadi panas atau
kalor. Di sebagian besar sistem biologi, energy dilepaskan dari molekul, tidak berasal dari
pembakaran tetapi oleh kontrol metabolisme oksidasi yang disebut dengan proses
respirasi. Oksidasi aerobik glukosa ini memerlukan partisipasi dari tiga proses
metabolisme yang saling terkait (Siklus asam sitrat, transpor elektron dan fosforilasi
oksidatif) semua proses ini terjadi di mitokondria. Mitokondria sering disebut dengan
pabrik energi dari sel.
Di dalam materi ini akan dibahas salah satu bagian dari sebagian besar proses
respirasi sel yaitu oksidasi rantai karbon dari piruvat untuk membentuk ko-enzim dan
beberapa ATP. Piruvat yang digunakan dibentuk oleh proses glikolisis, piruvat yang
dihasilkan dari proses glikolisis ini tidak dikonversi menjadi laktat, tetapi piruvat ini
dioksidasi untuk membentuk CO2 dan Asetil-KoA yang melalui proses enzimatik.
Langkah pertama dalam oksidasi piruvat ini adalah reaksi dekarboksilasi oksidatif yang
melibatkan ko-enzim A. Produk dari reaksi ini adalah CO2 dan asetil ko-A. Dua karbon
ditambahkan dari ko-enzim A. Selanjutnya Asetil-Koa yang dihasilkan dibawa ke siklus
kreb untuk diubah lebih lanjut menjadi ATP (Horton, 2002: 372).
DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT,
1. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang
beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom 2 C, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-
A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap
persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di
intermembran mitokondria. Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul
oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu
siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen
yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam
piruvat yang mendapat molekul oksigen yang cukup akan meneruskan tahapan reaksi
yaitu ke siklus krebs. Namun, asam piruvat ini tidak dapat begitu saja masuk ke dalam
siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah.
Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus
mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi
dekarboksilasi oksidatif.
Pada setiap putaran siklus asam sitrat, 4 pasang atom hydrogen dipindahkan dari
isositrat, α-ketoklutarat, suksinat, dan malat melalui aktifitas dehidrogenase spesifik.
Atom hidrogen ini, pada beberapa tahap memberikan elektronnya kepada rantai transport
electron dan menjadi ion H+ yang terlepas kedalam medium cair. Electron tersebut
diangkut disepanjang rantai molekul pembawa electron, sampai electron-elektron ini
mencapai oksidase sitokrom, yang menyebabkan pemindahan electron ke oksigen, yakni
molekul penerima electron pada organisme aerobic. Pada saat masing-masing atom
oksigen menerima 2 elektron dari rantai tersebut, 2 atom H+, yang setara dengan 2H+
yang dilepaskan sebelumnya dari 2 atom hydrogen yang dipindahkan oleh dehidrogenase
diambil dari medium cair untuk membentuk H2O.
Rantai respirasi terdiri dari serangkaian protein dengan gugus prostetik yang
terikat kuat, dan mampu menerima dan memberikan electron. Setiap anggota dapat
menerima electron dari anggota sebelumya, dan memindahkan electron ke molekul
anggtoa berikutnya, dalam uraian reaksi yang spefisik. Elektron yang masuk ke dalam
rantai transport electron yang kaya akan energy, tetapi pada saat electron tersebut melalui
rantai, menuju ke oksigen dengan cara setahap demi setahap, electron tersebut
kehilangan kandungan energy bebasnya. Banyak dari energy tersebut yang disimpan
dalam bentuk ATP oleh mekanisme molekul pada membrane mitokondria sebelah dalam.
Pada saat masing-masing pasangan elektron melalui rantai respirasi dari NADH menuju
oksigen sintesis 3 molekul ATP dari ADP dan posfat berlaangsung bersama-sama.
Ketiga bagian rantai respirasi yang memberikan energy untuk menghasilkan ATP
melalui fosforilasi oksidatif disebut sisi penyimpanan energi.
Senyawa pengangkut electron selalu berfungsi dalam urutan spesifik
Pertama, potensial redoks bakunya secara berturut-turut semakin positif pada arah menuju
oksigen, karena electron cendrung mengalir dri sistem elektro negative ke sistem elekro
positif menyebabkan penurunan dalam energy bebas. Kedua, setiap rantai anggota respirasi
bersifat spesifik bafi senyawa pemberi dan penerima electron tertentu. Sebagai contoh.
NADH dapat memindahkan electron ke NADH dehidrogenase, tetapi tidak dapat
memindahkan electron ini secara lagsung ke sitokrom b atau ke sitokrom c. Ketiga, kompleks
structural protein pengangkut electron yang fungsinya serupa telah dapat diisolasi dari
membrane mitokondria. Kompleks I terdiri dari NADH dhidrogenase dan pusat besi-
sulfurnya yang erat berhubungan dalam fungsinya. Kompleks II terdiri dari saksinat
dehidrogenase dan pusat besi sulfurnya. Komplek III terdiri dari sitokrom b dan c2, serta
pusat besi sulfur spesifik. Sitrokrom a dan a3 bersama-sama menyusun kompleks IV.
Ubikuinon merupakan rantai penghubung di antara kompleks I, II, dan III, serta sitokrom c
merupakan rantai penghubung diantra kompleks III dan IV.
Fosforilasi Oksidatif
Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di dalam
mitokondria inilah sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang berasal dari oksidasi
respiratorik berlangsung. Sistem respirasi dengan proses pembentukan intermediat berenergi
tinggi (ATP) ini dinamakan fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan
organisme aerob menangkap energi bebas dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih
besar daripada organisme anaerob.
NADH dan FADH2 yang terbentuk pada reaksi oksidasi dalam glikolisis, reaksi
oksidasi asam lemak dan reaksi-reaksi oksidasi dalam siklus asam sitrat merupakan molekul
tinggi energi karena masing-masing molekul tersebut mengandung sepasang elektron yang
mempunyai potensial transfer tinggi. Bila elektron-elektron ini diberikan pada oksigen
molekuler, sejumlah besar energi bebas akan dilepaskan dan dapat digunakan untuk
menghasilkan ATP. Fosforilasi oksidatif merupakan proses pembentukan ATP akibat transfer
electron dari NADH atau FADH2 kepada O2 melalui serangkaian pengemban electron. Proses
ini merupakan sumber utama pembentukan ATP pada organisme air. Sebagai contoh,
fosforilasi oksidatif menghasilkan 26 dari 30 molekul ATP yag terbentuk pada oksidasi
sempurna glukosa menjadi CO2 dan H2O.
Organisme kemotrop memperoleh energi bebas dari oksidasi molekul bahan bakar,
misalnya glukosa dan asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor elektron terakhir adalah
oksigen. Namun elektron tidak langsung ditransfer langsung ke oksigen, melainkan dipindah
ke pengemban-pengemban khusus antara lain nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) dan
flavin adenin dinukleotida (FAD).
Secara ringkas fosforilasi oksidatif, terdiri atas 5 proses dengan dikatalisis oleh
kompleks enzim, masing-masing kompleks I, kompleks II, kompleks III, kompleks IV dan
kompleks V
Dalam fosforilasi oksidatif, daya gerak elektron diubah menjadi daya gerak proton
dan kemudian menjadi potensial fosforilasi. Fase pertama adalah peran komplek enzym
sebagai pompa proton yaitu NADH-Q reduktase, sitokrom reduktase dan sitokrom oksidase.
Komplek-komplek transmembran ini mengandung banyak pusat oksidasi reduksi seperti
flavin, kuinon, besi-belerang, heme dan ion tembaga. Fase kedua dilaksanakan oleh ATP
sintase, suatu susunan pembentuk ATP yang digerakkan melalui aliran balik proton kedalam
matriks mitokondria.
Transport electron dan fosforilasi oksidatif terjadi pada Membran Mitokondria sebelah
dalam
Pada sel eukariotik, hampir semua dehidrogenasa spesifik yang diperlukan pada
oksidasi piruvat dan bahan bakar lain melalui siklus asam sitrat terletak pada bagian sebalah
dalam mitokondria, yaitu matriks. Molekul pemindahan elektron dari rantai respirasi dan
molekul enzim yang melakukan sitesa ATP dari ADP dan fosfat terbenam dalam membran
sebelah dalam. Bahan bakar siklus asam sitrat seperti piruvat, harus dipindahkan dari sitosol (
tempat dilakukannya sintesi molekul-molekul tersebut) melalui membran mitokondria
kedalam bagian matrik disebelah dalam sebagai tempat aktivitas dehidrogenase. Demikian
pula, ADP yang dibentuk dari ATP selama aktivitas yang memerlukan energy didalam sitosol
harus dipindahkan didalam metrics mitokondria, untuk mengikat posfat kembali menjadi
ATP. ATP baru yang terbentuk harus dikembalikan kesitosol. Sistem transport membran
yang khusus pada membrane mitokondria sebah dalam tidak hanya melangsungkan
masuknya piruvat dan bahan bakar lain kedalam mitokondria, tetapi juga masuknya posfat
dan ADP. Dan keluarnya ATP selama fosforilasi oksidatif. Jadi, membrana mitokondria
sebalah dalam merupakan sruktur komplek yang mengandung molekul pembawa electron,
sejumlah enzim, dan beberapa sistem transport membran. Yang bersama-sama menyusun
sampai 75% atau lebih berat total membrane, sisanya merupakan lipida. Struktur membrane
sebelah dalam amat komplek, berliku-liku, dan bersifat mosaic; integritas membran ini
penting bagi pembentukan ATP yang menunjang aktivitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA