Anda di halaman 1dari 14

NAMA : RENI DWI ANGGRAINI

NPM : 20033010017

KELAS : TEKNOLOGI PANGAN PARALEL A

UTS BIOKIMIA PANGAN

1. Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan
panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat
didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan
rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk
akhir yang terjadi dalam sel. Reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi
(anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme)
a. Jelaskan peran air dalam metabolisme tubuh? (jelaskan berdasarkan pengaruh
ionisasi dan hubungannya dengan molekul organik yang lain serta fenomena secara
biologi di dalam tubuh).
b. Jelaskan perbedaan dan persamaan reaksi-reaksi metabolisme protein dan
karbohidrat (jelaskan secara lengkap).
c. Hitung berapa energi (ATP) yang dihasilkan dari masing-masing metabolisme
tersebut.
JAWABAN :
a) Air merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi
enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia. Menurut Viswanatha (2017),
di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebagian besar dari reaksi-
reaksinya berlangsung dalam lingkungan cair. Struktur air mempunyai produk
ionisasi ion O+ dan H yang sangat mempengaruhi berbagai sifat komponen penting
sel. Ion hidrogen berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat
mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membran. Salah satu
syarat agar seluruh sistem metabolisme tubuh dapat bekerja secara optimal ialah
konsentrasi ion hidrogen atau pH berada dalam rentang normal. Ikatan hidrogen
dapat juga terjadi antara molekul air dengan atom lain yang bersifat elektronegatif
(misalnya oksigen atau nitrogen). Pada protein dan asam amino, ikatan hidrogen
akan terbentuk di antara asam–asam amino yang terdapat pada struktur protein
sekunder. Pada enzim, konsentrasi ion hidrogen digunakan untuk aktivitas katalis
enzim.
b) Perbedaan dan persamaan reaksi-reaksi metabolisme protein dan karbohidrat :
 Perbedaan :
- Reaksi katabolik karbohidrat terdiri dari glikolisis, oksidasi asam piruvat, siklus
asam sitrat/krebs, dan transport elektron, sedangkan pada Reaksi katabolik
protein terdiri dari transaminase, deaminase, transport ammonia, siklus asam
sitrat/siklus krebs, dan siklus urea. Pada reaksi anabolik karbohidrat terdiri dari
glikognesis dan glukogenesis, sedangkan pada reaksi anabolic protein terdiri dari
biosintesis asam amino menjadi protein.
- Pada siklus asam sitrat/siklus krebs karbohidrat, tahapan ke-empat dari 𝛼-
ketoglutarat memiliki 4 pasang atom hidrogen keluar dari siklus asam sitrat
dalam empat reaksi oksidasi, yaitu dua molekul NAD + direduksi pada reaksi
dekarboksilasi oksidatif isositrat menjadi suksinil CoA, sedangkan Pada siklus
asam sitrat/siklus krebs protein, tahapan ke-empat dari 𝛼- ketoglutarat yang
teridiri dari 4 karbon asam amino treonin diuraikan menjadi 2- karbon glisin.
Glisin diubah menjadi serin, suatu asam amino 3-karbon, kemudian di
hidroksimetil secara enzimatik menjadi suksinil CoA.
 Persamaan :
- Persamaan dari reaksi metabolisme protein dan karbohidrat yaitu mengalami
reaksi anabolik atau reaksi reduksi, di mana ada serangkaian reaksi biokimia
yang membangun molekul dari komponen yang lebih kecil. Kemudian
mengalami reaksi katabolik atau reaksi oksidasi, di mana terdapat proses
penguraian zat (katabolisme) untuk membebaskan energi kimia yang
tersimpan di dalam senyawa, dan yang terakhir kedua metabolisme ini sama-
sama mengalami siklus sitrat (siklus krebs).
c) Fisiologi olahraga merupakan bidang studi yang berfokus pada respons tubuh
terhadap olahraga dan jenis kegiatan fisiklainnya. Dalam mempelajari studi ini
proses metabolik yang penting yaitu bagaimana selotot mengubah bahan makanan
dengan atautanpa oksigen menjadi suatu energi kimiawi(dalam bentuk adenosin
trifosfat, ATP untuk melaksanakan aktivitas fisik.Pergerakan yang terjadi oleh
system neuromuskular tidak bisa tanpa adanya produksi ATP. Hal ini merupakan
kebutuhan dalam hidup organisme terutama manusia demi kelangsungan hidup.
Hampir semua energi yang dihasilkan membutuhkan adanya oksigen, sehingga
metabolisme sangat bergantung pada system kardiorespirasi (Plowman dan Smith,
2013).
Untuk metabolisme karbohidrat, pada reaksi glikolisis menghasilkan 2 ATP, siklus
krebs menghasilkan 2 ATP, sedangkan transpor electron menghasilkan 34 ATP,
jadi total keseluruhan ATP sebesar 38 ATP. Untuk metabolisme protein dalam
siklus urea, reaksi ini membutuhkan 5 ATP (menghasilkan 4 ADP), sedangkan
reaksi fiksasi N2, reaksi ini membutuhkan 16 ATP ( menghasilkan 16 ADP).
2. Berikut gambar siklus krebs :
a. Jelaskan skema siklus krebs pada gambar tersebut
b. Apa perbedaan dengan siklus asam sitrat
JAWABAN :

a) Pada skema siklus krebs pada gambar tersebut, tahap pertama, terdapat Asetil
CoA yang merupakan hasil tahapan reaksi aerob sebelumnya yaitu
dekarboksilasi oksidatif yang terbentuk 2 Asetil CoA. Selanjutnya, siklus
krebs ini akan dimulai dengan kondensasi antara oksaloasetat yang memiliki 4
atom karbon dengan gugus asetil. Kondensasi akan membentuk asam sitrat
yang memiliki atom karbon berjumlah 6. Enzim yang terlibat adalah sitrat
sintase. Tahapan selanjutnya adalah pengubahan isositrat menjadi 𝛼-
ketoglutarat. Pada tahapan ini terbentuk NADH dan melepaskan karbon
dioksida (CO2). Reaksi yang terjadi di tahapan ini dikatalisis oleh enzim
isositrat dhidrogenase. Pada tahap ini terjadi pengurangan atom karbon.
Oksalosuksinat mengakami dekarboksilasi melepaskan satu atom karbon dan 2
atom oskisgen, dapat dikatakan dalam bentuk karbon dioksida. Sehingga
hasilnya adalah 𝛼-ketoglutarat yang memiliki 5 atom karbon. 𝛼-ketoglutarat
yang tadi merupakan hasil pengubahan isositrat yang memiliki 5 atom karbon
akan diubah menjadi suksinil CoA. Suksinil CoA adalah senyawa yang
memiliki 4 atom karbon. Berarti, juga terjadi pengurangan 1 atom karbon pada
tahapan ini. Dengan melepaskan 1 atom karbon dalam bentuk karbon dioksida
artinya mengalami dekarboksilasi. Enzim yang berperan alfa-ketoglutarat
dehydrogenase. Selanjutnya, suksinil CoA memiliki 4 atom karbon, sedangkan
suksinat juga memiliki 4 atom karbon. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi
pengurangan atom karbon seperti pada tahap sebelumnya.

Ada Pi atau inorganic phosphate/ortophosphate tujuannya untuk


melepaskan ikatan dengan CoA sehingga terbentuk suksinat. Orthophospate
ini akan ditransfer lagi pada GTP yang akan membentuk GDP. Kemudian ada
juga ATP dan A Pada beberapa sel, fosfat yang terikat pada GTP akan
ditransfer ke

ADP sehingga hasil akhirnya terbentuk ATP misalnya pada E. coli dimana
ADP

sebagai akseptor penerma fosfat dari GTP yang ditransfer ke ADP dan
membentuk ATP. Perlu diktahui bahwa GTP dan ATP adalah suatu senyawa
yang setara jadi hasil akhirnya apakah GTP atau GDP tu tergantung dari suatu
organismenya. Enzim yang terlibat yaitu suksinil CoA sintetase.

Pada beberapa sel, fosfat yang terikat pada GTP akan ditransfer ke ADP
sehingga hasil akhirnya terbentuk ATP misalnya pada E. coli dimana ADP
sebagai akseptor penerma fosfat dari GTP yang ditransfer ke ADP dan
membentuk ATP. Perlu diktahui bahwa GTP dan ATP adalah suatu senyawa
yang setara jadi hasil akhirnya apakah GTP atau GDP tu tergantung dari suatu
organismenya. Enzim yang terlibat yaitu suksinil CoA sintetase.

Pada tahap selanjutnya, pengubahan suksinat menjadi fumarate. Pada


tahap ini mengahasilkan FADH2, jadi FAD mengalami oksidasi dengan hasil
oksidasinya adalah FADH2. Suksinat memiliki 4 atom karbon dan fumarat
memiliki 4 atom karbon, sehingga tidak terjadi pengurangan atom karbon.
Enzim yang terlibat adalah suksinat dehydrogenase.
Tahap ke-7 dari siklus krebs yaitu pengubahan fumarat menjadi malat,
adapun enzim yang terlibat adalah enzim fumarase dimana fumarat sebagai
substrat. Dalam tahap ini terjadi hidrasi atau penambahan H2O dalam reaksi
ini yang kemudian menjadi senyawa malat. Tahap terakhir dari siklus krebs
yaitu malat diubah menjadi oksaloasetat. Okaloasetat adalah suatu senyawa
yang bereaksi dengan senyawa pertama yaitu dengan Asetil CoA. Pada tahap
ini dihasilkan NADH. Enzim yang berperan adalah malat dehydrogenase.
b) Menurut pernyataan Murray, K., (2002), siklus asam sitrat (siklus krebs/TCA)
merupakan rangkaian reaksi di dalam mitokondria yang menghasilkan
katabolisme residu asetil dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hydrogen,
yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan sebagian energi bebas bahan
bakar jaringan. Reaksi asetil berbentuk asetil KoA (CH 3 CO-S.KoA, asetil
aktif), yaitu senyawa ester dari koenzim KoA yang mengandung vitamin asam
pantotenat. Jadi dalam hal ini antara siklus krebs dan siklus asam sitrat tidak
ada perbedaan diantara keduanya, karena siklus asam sitrat itu nama lain dari
siklus krebs. Dinamakan siklus krebs karena untuk menghargai ilmuan
penemu asam sitrat ini yang ditemukan oleh Hans Krebs ilmuan dari jerman.
Siklus asam sitrat juga
memiliki nama lain siklus asam trikarboksilat yang merupakan lintasan akhir
oksidasi karbohidrat, protein, dan lipid. Pada hakikatnya siklus tersebut terdiri
dari kombinasi molekul asetil KoA dengan oksaloasetat. Siklus ini pun
merupakan bagian integral dari proses yang menyediakan sejumlah besar
energi bebas yang terlepas selama oksidasi karbohidrat, lipid, dan proteinnya
(Murray, K., 2002).
3. Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme glukosa, tidak hanya
di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga didalam banyak mikroorganisme. Urutan
reaksi glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya dalam cara pengaturan kecepatan
reaksi, dan dalam jalur metabolic selanjutnya dari piruvat yang terbentuk. Glikolisis
dibagi menjadi dua, yaitu: Glikolisis aerob dan an aerob. Jelaskan kedua jenis glikolisis
tersebut disertai besarnya produksi energi dan kapan terjadinya.
JAWABAN :
Sebagian besar otot manusia menghasilkan laktat apabila bekerja berat,
walaupun peredaran darahnya tidak terganggu dan penggunaan oksigen sangat
besar. Sejauh mana hal ini berlangsung tergantung pada keadaan enzim dan
tenaga yang dihasilkan. Serat otot merah yang mengandung banyak
mitokondria membentuk sedikit sekali laktat sedangkan serat otot putih yang
mengandung sedikit mitokondria akan membentuk banyak laktat (Stryer
L.,1996).Pada glikolisis aerob merupakan proses pembentukan ATP yang
akan digunakan sebagai energi dalam tubuh. Glikolisis aerob mengandung
karbon dioksida dan air yang terjadi pada sitoplasma. Proses glikolosis aerob
ini akan berlangsung saat tubuh melakukan aktivitas fisik karena jika aktivitas
fisik ini terus berlangsung dan semakin meningkat maka tubuh memerlukan
ATP atau energi yang cukup besar. Proses glikolisis aerob ini menghasilkan 8
ATP, sedangkan, sedangkan glikolisis Anaerob merupakan proses yang terjadi
saat otot membutuhkan energi namun oksigen yang di dapatkan kurang. Pada
saat oksigen kurang biasanya terjadi reoksidasi terhadap NADH yang diubah
menjadi NAD+ melalui proses reduksi piruvat agar terbentuk asam laktat.
Pada kedua proses glikolisis ini sama-sama memecah molekul glukosa
menjadi ATP. Bedanya, aerob menggunakan oksigen sedangkan anaerob tidak
menggunakan oksigen saat mengubah piruvat menjadi asam laktat.
4. Katabolisme adalah proses pemecahan senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan berat molekul yang lebih rendah. Perubahan itu
berlangsung pada jasad hidup atau sebagai akibat dari kegiatannya. Pemecahan itu
dapat bersifat hidrolitik atau oksidatif yang dikatalisa oleh enzim yang disintesa oleh
jasad hidup itu sendiri. Khususnya pada katabolisme karbohidrat tujuan pemecahan itu
adalah untuk medapatkan enersi yang tersimpan dalam senyawa tersebut. Pada proses
itu enersi akan dibebaskan secara bertahap dan kemudian disimpan dalam senyawa
enersi tinggi sebelum digunakan lebih lanjut.
JAWABAN :
a. Jelaskan perbedaan katabolisme dan anabolisme karbohidrat (berikan jumlah ATP
yang dihasilkan).
Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal : anabolisme
merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul besar,
sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil; anabolisme merupakan reaksi reduksi,
katabolisme adalah reaksi oksidasi; hasil akhir dari anabolisme seringkali
merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme. Sebagian besar reaksi
metabolisme terjadi didalam sel, oleh karena itu mekanisme masuk dan
keluarnya zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting dalam
mempertahankan keseimbangan energi dan materi di dalam tubuh
(Wirahadikusumah, 1985). Jadi katabolisme, merupakan reaksi pembongkaran
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yg tujuannya untuk
membebaskan ATP. Terdapat 2 proses, yakni aerob dan juga anaerob. Dari
rangkaian proses katabolisme karbohidrat pada respirasi aerob dihasilkan total
38 ATP yaitu pada reaksi glikolisis menghasilkan 2 ATP, siklus krebs
menghasilkan 2 ATP, sedangkan transpor electron menghasilkan 34 ATP.
Sedangkan anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks yang membutuhkan energi (endergonik).
Anabolisme dapat terjadi melalui fotosintesis (proses penyusunan atau
pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton) dan
kemosintesis (sintesis energi yang menggunakan senyawa kimia anorganik
yang energinya di dapat dari hasil oksidasi senyawa tersebut. Hasil dari proses
kemosintesis ini adalah (karbohidrat)).
b. Berikan penjelasan dari reaksi glikolisis berikut.
Pada kedua glikolisis, setiap mol glukosa menghasilkan 2 mol ATP, 2 NADH
dan 2 piruvat. Energi yang dihasilkan dari glikolisis anaerobik hanya 2 mol ATP per
mol glukosa karena NADH didaur ulang menjadi NAD+ oleh reduksi piruvat menjadi
laktat. Baik NADH atau piruvat yang dihasilkan sama-sama digunakan untuk
menghasilkan energi selanjutnya. Ketika oksigen tersedia dan NADH dapat dioksidasi
melalui sistem
shuttle, piruvat juga masuk ke mitokondria dan dioksidasi sempurna menjadi C02 via
PDH dan siklus asam sitrat. Oksidasi piruvat melalui jalur ini menghasilkan 12,5 mol
ATP per mol piruvat.
Apabila NADH sitosolik dioksidasi oleh gliserol 3-P shuttle, sekitar 1,5 mol
ATP dihasilkan per NADH. Jika NADH dioksidasi melalui malate-aspartate shuttle,
sekitar 2,5 mol dihasilkan. Dengan demikian, 2 molekul NADH yang dihasilkan
selama glikolisis dapat menghasilkan 3-5 molekul ATP, tergantung pada sistem shuttle
mana yang digunakan untuk transfer ekuivalent pereduksi. Oleh karena piruvat
yangdihasilkan dapat menghasilkan 14,5 molekul ATP, 30-32 molekul ATP dapat
dihasilkan dari 1 mol
glukosa yang dioksidasi menjadi karbon dioksida.
Untuk dapat menghasilkan jumlah yang sama dari ATP per unit waktu dari
glikolisis anaerobik maka dibutuhkan sekitar 15 kali kecepatan dan menggunakan 15
kali lebih banyak glukosa. Sel dapat mencapai kecepatan tinggi dari glikolisis dengan
mengekspresikan kadar enzim glikolitik yang tinggi.
Untuk produksi dari asam, Glikolisis anaerobik menghasilkan asam dalam
bentuk ion H+. Pada pH intraseluler sekitar 7,35, asam laktat diuraikan untuk
membentuk anion karboksilat, laktat dan H+. Laktat dan ditransport keluar sel ke
dalam cairan interstisial oleh transporter pada membran plasma dan perlahan terdifusi
dalam
darah. Jika jumlah laktat yang dihasilkan melebihi kapasitas penyangga dari darah,
maka pH turun di bawah nilai normal sehingga menyebabkan asidosis laktat.
Menurut Lehninger (1982), enzim LDH berperan dalam proses glikolisis pada
keadaan anaerob yang menghasilkan laktat. Enzim LDH juga berperan dalam
glukogenolisis di otot yang selalu berakhir dengan laktat. Bila dalam keadaan aerob
hasil akhir dari glikolisis adalah asam piruvat yang akan masuk ke dalam siklus asam
sitrat. LDH dapat terdeteksi karena kemampuannya dalam mengkatalisis reduksi
piruvat dengan adanya NADH ataupun mengkatalisis oksidasi laktat dengan adanya
NAD+. LDH dapat digunakan sebagai indikator yang mendukung terjadinya kerusakan
jaringan.
Berdasarkan penelitian Piko, dkk (2019) yaitu membandingkan pengaruh

aktivitas fisik aerobik dan anaerobik terhadap kadar asam laktat dan LDH (Laktat
Dehidrogenase) menunjukkan bahwa, terjadi peningkatan kadar laktat dan LDH pada
aktivitas fisik aerobik dan anaerobik. Hasil penelitiannya tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2011) yang menyebutkan bahwa, terjadi
peningkatan kadar asam laktat di dalam plasma setelah aktivitas fisik submaksimal.
Serta penelitian yang dilakukan oleh Katz, dkk (Farenia, 2010) menunjukkan
terjadinya hubungan yang linier antara peningkatan NAD+, asam laktat dengan
peningkatan intesitas kerja fisik. Pada waktu tes ergometer sepeda dengan intensitas
50-70% VO2 maks akan terjadi peningkatan yang cukup tajam kadar asam laktat di
dalam darah dan sarkoplasma otot.
Menurut Katz, dkk (Farenia, 2010) terjadinya peningkatan asam laktat di otot
disebabkan hipoksia jaringan otot. Asam laktat yang tinggi sebagai akibat beban kerja
yang berat, disebabkan karena ketidakmampuan sistem pemasok energi aerobik,
sehingga suplai energi dari sumber energi anaerobik mendominasi (Janssen, 1987).
Laktat adalah produk akhir dari proses glikolisis anaerob yang dihasilkan oleh
sel darah merah dan sel otot yang aktif. Dalam keadaan istirahat, asam laktat dihasilkan
oleh sel darah merah, sel darah putih, otak, sel otot, sel hepar, mukosa usus dan kulit.
Eliminasi asam laktat dilakukan oleh jaringan tubuh, terutama oleh hepar, ginjal dan
jantung.
Dalam keadaan istirahat, ginjal dan jantung menggunakan asam laktat sebagai
energi sedangkan hepar menggunakan asam laktat sebagai bahan baku dalam
glukogenesis. Jantung mempunyai lebih banyak enzim laktat dehidrogenase
dibandingkan dengan jaringan otot, hal ini memungkinkan jantung mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam menggunakan asam laktat sebagai bahan
bakuenergi. Sumber energi yang dipergunakan oleh otot jantung berasal dari asam
lemak bebas 60-80%, 10- 20% glukosa dan sisanya berasal dari asam laktat
(Jeukendrup & Gleeson 2004).
Produksi asam laktat sangat tergantung pada intesitas kegiatan fisik. Produksi
asam laktat pada orang yang tidak terlatih sama dengan orang yang terlatih, yang
berbeda adalah proses eliminasi asam laktat. Pada orang yang terlatih proses eliminasi
lebih cepat daripada orang yang tidak terlatih. Selain itu, orang yang terlatih akan
mengalami peningkatan ambang anaerobik dan nyeri lebih baik dibandingkan orang
yang tidak terlatih. Sewaktu melakukan aktivitas aerobik dan anaerobik dengan durasi
dan intensitas yang relatif tinggi dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini disebabkan
karena

terjadi peningkatan asam laktat didalam otot sehingga pH yang rendah akan
mengganggu pembentukan energi yang diperlukan selama kontraksi otot. Selain itu
kelelahan tersebut dapat pula disebabkan karena kehabisan cadangan energi ATP dan
fosfokreatin otot serta dapat pula disebabkan oleh hal-hal lain (Guyton & Hall, 2006).
Jadi pada skema piruvat (produk akhir glikolisis yang mengalami lintas
katabolik yang berlainan, tergantung kepada organisme dan keadaan metaboliknya
menghasilkan total glikolisis sebesar 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah
digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi pertama
dan ketiga. Asam piruvat akan masuk tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs
untuk membentuk energi lebih lanjut dalam keadaan terdapat oksigen. Namun ketika
tidak tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses fermentasi homolaktat atau
fermentasi alkohol. Kedua jenis fermentasi tersebut merupakan proses menghasilkan
energi tanpa kehadiran oksigen sehingga disebut respirasi anaerob.
5. Jelaskan dengan lengkap metabolism salah satu mineral dan salah satu vitamin.
JAWABAN :
- Metabolisme mineral (natrium), Natrium diserap oleh pompa natrium terletak
di basal dan lateral membran plasma dari sel-sel usus dan ginjal. Pompa-Na
aktif mengangkut Na ke dalam cairan ekstraseluler. Na-pompa adalah enzim,
Na⁺-K⁺-ATPase. Na-pompa adalah glikoprotein yang terdiri dari 2 α dan 2 β
rantai. Proses tindakan Na-pompa tergantung keberadaan Na sendiri. Setiap 24
jam sekitar 25000 mmol natrium disaring oleh ginjal. Namun, karena
reabsorpsi tubular kurang dari 1% dari natrium ini diekskresikan melalui unine
(100- 200 mM/hari). Sekitar 70% dari natrium disaring diserap kembali di
tubulus proksimal. Selanjutnya 20-30% dari natrium disaring selanjutnya
diserap.Asupan natrium normal sekitar 150 mmol (termasuk dari garam
natrium klorida).
- Metabolisme vitamin (vitamin D), vitamin D dari makanan diserap pada
bagian proksimal usus halus. Baik anak-anak maupun orang dewasa dapat
menyerap sampai 80% dari jumlah vitamin D yang dikonsumsi, tergantung
faktor-faktor yang membantu atau menghambat penyerapan. Setelah diserap,
vitamin D digabungkan dengan kilomikron dan diangkut dalam sistem
limfatik. Dari sistem limfatik, vitamin D dilepaskan, dari kilomikron dan
masuk ke saluran darah. Di dalam plasma darah, vitamin D diikat oleh suatu
protein pentransport,

yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin. Melalui saluran darah
tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan oleh mikrosom/mitokondria
hati, vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke- 25, menjadi kalsidiol (kalsidiol,
atau 25-hidroksikolekalsiferol/ 25- hidroksi vitamin D3) dengan bantuan
enzim 25-D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-hidroksi vitamin D3 memasuki
sirkulasi menuju ginjal (Sumbono,2016).
Bila kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan
hormon parathormon yang akan merubah kalcidiol menjadi kalsitriol. Proses
ini terjadi di mitokondria tubulus proksimalis ginjal, dimana 25- hidroksi
vitamin D3 mengalami hidroksilasi pada posisi ke-1 menjadi l(a ini Alfa)- 25-
dihidroksi vitamin D3, dengan bantuan enzim l(a ini alfa)-hidroksilase.
Senyawa la-25-dihidroksi vitamin D3 inilah yang merupakan metabolit
vitamin D3 yang paling kuat dan berperan dalam meningkatkan absorbsi
kalsium dalam usus dan reabsorbsi kalsium dalam ginjal. Bila kadar kalsium
darah tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan hormon kalsitonin
(calcitonin) yang akan mengubah kalsidiol menjadi 24,25-dihidroksi vitamin
D3 dengan adanya peran enzim 24-hidroksilase yang menghidrolisis 25-
hidroksi vitamin D3 pada posisi 24. Metabolit 24,25- dihidroksi vitamin D3
ini adalah bentuk vitamin D inaktif, berkepentingan dalam peningkatan
absorbsi kalsium dari usus, tetapi menurunkan kalsium dan fosfor serum untuk
meningkatkan mineralisasi tulang (Sumbono,2016).
Pembentukan vitamin D dari paparan sinar matahari di kulit yakni
terjadinya pembentukan kolekalsiferol tanpa peran enzim di kulit dengan
adanya radiasi UV dari 7-dehidrokskolesterol. 7-dehidrokskolesterol adalah
senyawa intermediate dalam sintesis kolesterol yang terakumulasi di kulit. 7-
dehidrokskolesterol disintesis dalam kelenjar sebaceous, disekresikan ke
permukaan kulit, dan kemudian diserap ke dalam epidermis (Sumbono,2016).
Menurut Sumbono (2016), akibat paparan sinar UV maka 7-dehidrokolesterol
mengalami fotolisis, dengan pembelahan dari cincin-B dan inversi cincin-A
menghasilkan prekalsiferol (previtamin D atau takalsiol). Panjang gelombang
puncak untuk fotolisis ini 296,5 nm. Kisaran panjang gelombang radiasi
matahari rentang UV-B yang berguna adalah antara 290 nm dan 320 nm. Hasil
dari precalciferol hanya 1% pada panjang gelombang 296,5 nm. Precalciferol
mengalami isomerisasi termal menjadi kolekalsiferol.

Sinar matahari tidak sepenuhnya penting untuk sintesis cholecalciferol


dari kulit, karena awan mengurangi intensitas UV-B sekitar 50%. Intensitas
UV-B yang rendah bersifat 12 iradiasi dan tidak mengakibatkan fotolisis
signifikan dari 7-dehidrokolesterol menjadi previtamin D seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA :

Farenia, R. R., Purba, A., & Ieva Baniasih Akbar, N. S. (2009). Ekspresi Gen
mioglobin dan serum kreatinfosfokinase pada aktivitas fisik aerobik dan
anaerobik sebagai indikator hipoksia dan kerusakan jantung otot tikus wistar.
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th edition. Elsevier
Saunders, Philadelphia, Pensylvania
Janssen, Peter G.J.M. 1997. Training Lactate Pulse Rate. Polar Elektro Oy. Oule
Finland
Jeukendrup A. and Gleeson M. 2004. Sport nutrition: An introduction to energi
production and performance. Human Kinetics, Champaign, IL
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid II . Jakarta:Erlangga
Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa, Maggi
Thenawijaya, Erlangga, Jakarta.
Murray. K. 2002. Harper Biochemestry, twenty fth edition. Mc Graw Hill Companie:
New York.
Piko, S. O., & Flora, R. (2019). Perbandingan Aktivitas Fisik Aerobik Dan Anaerobik
Terhadap Kadar Laktat Dan Laktat Dehidrogenase (LDH). Jurnal Kesehatan
dan Pembangunan, 9(17), 88-97.
Plowman, S.A., Smith, D.L., 2013.Exercise Physiology for HealthFitness and
Performance Lippincot Williams & Wilkins: Philadelphia.
Purnomo, M. 2011. Asam Laktat dan Aktivitas SOD Eritrosit pada Fase Pemulihan
Setelah Latihan Submaksimal. Tesis. Universitas Negeri Semarang
Stryer L. 1996. Metabolisme Asam Lemak dalam: Sjahbanar Soebianto Zahir, Evi
Setiadi: editor: Biokimia. Edisi 4. Jakarta: EGC: Hal 603-650
Sumbono, Agung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Viswanatha P.A dan Kadek Agus H.P. 2017. Keseimbangan Asam Basa. Bali: FK
Unud.
Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali: Udayana University Press.
Wirahadikusumah. 1985. Biokimia Metabolisme Karbohidrat dan Lipid. Bandung:
ITB.

Anda mungkin juga menyukai