Oleh:
Kelompok 6:
1. Rido Ilham Dachi 1805195450
2. Rika Mayang Sari 1805123985
3. Rini Atika Dewi 1805124266
4. Rizka Indah Primawati 1805113034
Dosen Pengampu:
Dr. Susilawati M.Si
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Mekanisme Reaksi Kondensasi Asetil KoA Menggunakan Enzim Sitrat
Sintase” dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku dosen
pengampu matakuliah Biokimia II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Metabolisme Pada Jalur Pusat/Siklus Krebs.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaiman
mekanisme reaksi kondensasi asetil KoA menggunakan enzim sintase dalam siklus
krebs.
BAB II
PEMBAHASAN
.
Gambar 1 : Siklus Krebs (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_asam_sitrat)
Dalam siklus krebs terdapat delapan tahap yang reaksinya terjadi terus
menerus dari awal hingga akhir dan terjadi secara berulang. Secara lengkap proses
siklus ini terjadi sebagai berikut:
1. Pembentukan sitrat adalah proses awal yang terjadi dalam siklus krebss. Dimana
terjadi proses kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat yang akan membentuk
sitrat dengan enzim sitrat sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah menjadi isositrat
dengan bantuan enzim akonitase.
3. Enzim dehidrogenasi isositrat mampu mengubah isositrat menjadi α-ketoglutarat
dengan bantuan NADH. Dalam proses reaksi ini juga terjadi pelepasan satu
molekul karbon dioksida.
4. Alfa-ketoglutarat mengalami proses oksidasi sehingga akan menghasilkan
suksinil-KoA . Selama oksidasi ini, NAD+ menerima elektron (reduksi) menjadi
NADH + H+ . Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah alpha-ketoglutarat
dehidrogenase.
5. Suksinil-KoA diubah menjadi suksinat. Energi yang dilepaskan digunakan untuk
mengubah guanosin difosfat (GDP) dan fosforilasi (Pi) menjadi guanosin trifosfat
(GTP). GTP ini kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan dioksidasi menjadi
fumarat. Ketika oksidasi inilah, FAD akan menerima elektron (reduksi) dan
menjadi FADH2. Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua
hidrogen dari suksinat.
7. Selanjutnya adalah proses hidrasi, proses ini menyebabkan terjadinya
penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga akan
menghasilkan produk berupa malat.
8. Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat dengan bantuan
enzim malat dehidrogenase. Oksaloasetat inilah yang akan menangkap asetil-KoA
sehingga siklus krebs dapat terus menerus terjadi. Hasil akhir dari tahap ini juga
berupa NADH.
Pada awal siklus krebs asetil Co-A yang mengandung 2 atom karbon
mengikat satu senyawa 4-karbon, yaitu asam oksaloasetat untuk membentuk senyawa
6-karbon asam sitrat dan Co-A kemudian dibebaskan. Fungsi dari siklus krebs ini
adalah untuk mengubah senyawa 6-karbon asam sitrat menjadi senyawa 4-karbon
oksaloasetat melalui serentetan reaksi. Dalam proses ini dilepas 2 atom karbon dalam
bentuk 2 molekul Co2. Siklus krebs dimulai dan diakhiri dengan senyawa yang sama,
yaitu oksaloasetat. Perubahan sitrat menjadi isositrat dalam siklus krebs merupakan
tahap pertama (Almatsier, 2005).
3.1 Kesimpulan
Asetil KoA yang dihasilkan dari reaksi dekarbosilasi oksidatif piruvat
bereaksi dengan oksaloasetat mengahsilkan senyawa antara berupa sitril-KoA dengan
oksaloasetat menghasilkan senyawa antara berupa sitril-KoA yang dengan segera
terhidrolisis menjadi strat dan koenzim-A. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim sitrat
sintase.
Mekanisme katalitik enzim sintase melibatkan residu histidin-274 yang
memberikan protonnya ke atom oksigen gugus karbonil pada asetil-KoA. Residu
histidin-274 berperan sebagai donor proton untuk menghidrolisis ikatan tioester.
Akibatnya koenzim A dan sitrat meninggalkan sitrat sintase yang mengizinkannya
kembali ke konformasi terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, I Putu Ari. 2015. Struktur Vitamin dan Koenzim yang Larut Dalam Air.
Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC.
Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti. 2015. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
UI- Press.
Sismindari, Riris Istighfari Jenie, Rumiyati, dan Edy Meiyanto. 2017. Biokimia
Farmasi. Gadjah Mada University Press
Winarno, F. G., 1989, Enzim Pangan dan Gizi, P.T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.