Dosen Pengampu :
Dra. Herdini, M. Si
Disusun Oleh :
Kelompok 4 :
1. Aiysah 1805110892
2. Devyta Marinsi 1805110515
3. Elsa Kinanda 1805124303
DAFTAR ISI...............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Rangkuman............................................................................................................18
3.2 Tes Akhir...............................................................................................................19
3.3 Glosarium..............................................................................................................34
3.4 Miskonsepsi...........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................36
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula
yang sukar larut. Sebagai patokan kasar, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari
0,02 mol/L dianggap larut, sedangkan yang lebih kecil dari itu dianggap sukar larut.
Pada umumnya kelarutan bertambah pada kenaikan suhu. Kelarutan juga dipengaruhi
pH larutan. Kelarutan (solubility) suatu zat di dalam suatu pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut di dalam suatu pelarut. Semakin besar nilai
kelarutan, berarti zat tersebut semakin mudah larut. Besarnya nilai kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis pelarut dan suhu.
Konsentrasi ion senama sangat berpengaruh pada sifat kelarutan suatu zat.
Penambahan ion senama bisa mengurangi kelarutan suatu zat. Artinya, semakin banyak
ion senama di dalam larutan, zat-zat terlarut semakin sulit untuk larut. Jika demikian,
pasti akan muncul banyak endapan. Berdasarkan asas Le Chatelier, kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang ditambahkan. Dengan demikian, penambahan ion senama
akan memicu banyaknya endapan.
Pada umumnya kelarutan bertambah pada kenaikan suhu. Kelarutan juga
dipengaruhi pH larutan. Kelarutan suatu zat dapat kita tentukan dari harga Ksp zat
tersebut. Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi
anion yang dipangkatkan oleh koefisiennya. Sebaliknya harga Ksp suatu zat dapat kita
peroleh dari kelarutan zat tersebut.
PEMBAHASAN
Sebagai contoh, jika sejumlah garam dapur dilarutkan ke dalam air dan
mengaduknya, garam dapur akan larut. Jika garam dapur terus menerus
ditambahkan, akan ada sebagian garam dapur yang tidak dapat larut lagi. Keadaan
pada saat garam dapur yang ditambahkan tidak dapat larut lagi disebut larutan
jenuh. Jika ke dalam larutan jenuh NaCl tersebut ditambahkan lagi NaCl, NaCl
yang ditambahkan tersebut akan mengendap sebagai padatan NaCl. Dengan
demikian, konsentrasi larutan sama dengan kelarutan NaCl dalam air.
(Sudarmo, 2014)
Nilai kelarutan suatu zat berbeda-beda. Semakin besar nilai kelarutan, berarti zat
tersebut semakin mudah larut. Besarnya nilai kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis pelarut
Senyawa polar akan mudah larut dalam senyawa polar pula, misalnya alkohol
dan semua asam merupakan senyawa polar sehingga mudah larut dalam air
yang juga merupakan senyawa polar (Sudarmo, 2014). Senyawa non polar
tidak dapat larut dalam senyawa polar, seperti minyak dengan air yang tidak
dapat bercampur. Senyawa non polar akan mudah larut dalam senyawa non
polar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa bercampur bila keduanya
memiliki jenis yang sama (Umiyati, 2016).
b. Suhu
Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan.
Dengan naiknya suhu larutan, jarak antar molekul zat padat menjadi renggang.
Hal ini menyebabkan ikatan antar zat padat mudah lepas oleh gaya tarik
molekul-molekul air sehingga zat tersebut mudah larut.
(Umiyati, 2016)
2.1.2 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Hasil kali kelarutan adalah kondisi suatu zat yang dapat larut dalam air hingga
tercapai kondisi jenuh. Hasil kali kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu
konstanta yang disimbolkan Ksp. Dari nilai kelarutan suatu zat dalam air, dapat
diketahui bahwa ada zat yang mudah larut, adapula yang sukar larut.
(Muchtaridi, 2017)
Perak klorida (AgCl) merupakan garam yang sukar larut. Meskipun kelarutan
AgCl sangat kecil, namun sebagian kecil AgCl dapat larut dalam air. Oleh karena
kelarutannya sangat kecil, larutan AgCl cepat menjadi jenuh hanya dengan sedikit
penambahan padatan AgCl. Larutan AgCl yang larut akan terionisasi menjadi Ag +
dan Cl-. Ketika larutan mulai jenuh, endapan mulai terbentuk. Endapan yang
terbentuk dan ion-ion dalam larutan akan membentuk kesetimbangan heterogen
(Muchtaridi, 2017).
−¿(aq)¿
K=¿ ¿
Reaksi ke arah kanan merupakan reaksi pelarutan dan reaksi ke arah sebaliknya
merupakan reaksi pengendapan. Pada keadaan jenuh, reaksi kedua arah
berlangsung dengan laju yang sama.
Oleh karena konsentrasi zat padat dalam larutan jenuh dianggap selalu tetap, maka
K[AgCl] akan menghasilkan nilai tetap, sehingga:
K [ AgCl]=¿
Untuk larutan jenuh AgCl, konsentrasi ion Ag+ dan Cl- mempunyai nilai yang setara
dengan nilai kelarutan AgCl dalam air sehingga nilai K pada kesetimbangan
kelarutan disebut sebagai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).
K sp =¿
(Sudarmo, 2014)
Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi anion
yang dipangkatkan oleh koefisiennya. Menurut McMurry (2012) Ksp selalu sama
dengan hasil kali konsentrasi kesetimbangan semua ion di sisi kanan persamaan
kimia, dengan konsentrasi semua ion dipangkatkan dengan koefisiennya.
Perhatikan persamaan kimia berikut ini.
x−¿(aq) ¿
Dari persamaan kimia tersebut, hasil kali kelarutannya dapat dirumuskan dengan
persamaan berikut.
K sp =¿ ¿
Keterangan :
x = bilangan yang menunjukkan jumlah kation Ay+
y = bilangan yang menunjukkan jumlah anion Bx-
(Sutresna, 2016)
Nilai Ksp dapat ditentukan melalui percobaan di laboratorium dengan cara
mengukur kelarutan zat hingga larutan tepat jenuh. Dalam keadaan jenuh, pelarut
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut yang tidak larut akan
membentuk endapan. Larutan tepat jenuh dapat dibuat dengan memasukkan zat ke
dalam pelarut hingga lewat jenuh. Kemudian, endapan disaring dan ditimbang
untuk menghitung massa zat yang larut.
(Muchtaridi, 2017)
a. Ca F 2 ( s) ⇌Ca 2+¿ ( aq )+ F ¿
2−¿(aq)¿
Penyelesaian:
−¿(aq)¿
a. Ca F 2 ( s) ⇌Ca 2+¿ ( aq )+ F ¿
K sp Ca F 2=¿
Uji Kompetensi
2−¿(aq)¿
K sp CaCO 3=¿
Hubungan antar kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah Semakin besar harga Ksp,
maka semakin besar pula kelarutan suatu zat. Sebaliknya jika semakin kecil harga Ksp
suatu zat maka akan semakin kecil pula kelarutannya.
Pencampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan,
tetapi ada juga yang tidak membentuk endapan. Semua itu tergantung pada jumlah ion-
ion yang dicampurkan dibandingkan dengan harga K sp nya.
s 2s s
Dengan demikian nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat
dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s) seperti persamaan berikut :
= (2s)2 (s)
= 4s3
Nilai Ksp dapat juga dihitung berdasarkan hubungan antara Ksp dan kelarutan (s).
Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
s xs ys
= (xs)x x (ys)y
Ksp
Atau s =
√
x+ y
xx x y y
( Muchtaridi.2017 )
Hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dapat pula dinyatakan dengan
persamaan berikut:
K sp =(n−1)n−1 ∙ s n
dengan,
Dalam proses pencampuran tersebut, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi
yaitu sebagai berikut:
Contoh soal :
Pembahasan :
AgI Ag+ + I-
s s s
Ksp = [ Ag +] [ I-]
= s×s
Ksp = s2
Ksp = (2s)2 × s
Ksp = 4s3
−12
s = 3 1 , 2× 10
√ 4
s = 6,69 x 10-5
Ksp = s x s
Ksp = s2
s = √ 1,6 x 10−10
s = 1,26 x 10-5
Jadi kelarutan yang paling kecil adalah AgI karena harga kelarutannya paling kecil bila
dibandingkan dengan kelarutan Ag2CrO4 dan AgCl
Uji Kompetensi
1. Hitung Ksp Ag2CO3 jika kelarutan Ag2CO3 dalam air pada suhu 25 ℃
adalah 10-4 mol/L
Jika kesetimbangan dimulai dengan ion dalam larutan yang menghasilkan zat murni
tak larut, maka prosesnya dinamakan reaksi pengendapan. Harga Ksp suatu zat dapat
digunakan untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan suatu zat jika dua larutan yang
mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut dicampurkan. Maka akan dapat
mengeluarkan suatu ion dari larutannya melalui reaksi pengendapan. Misalnya
mengendapkan ion Cl dari air laut dengan menambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3).
Ion Cl akan bergabung dengan ion Ag+ membentuk AgCl yang sukar larut.
Kita perhatikan proses terjadinya endapan AgCl ketika larutan yang mengandung ion
𝐶𝑙− dan ditetesi dengan larutan Ag + memasuki larutan? AgCl dapat larut dalam air,
meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Artinya, ion Ag + dan ion Cl− dapat
berada bersama-sama dalam larutan hingga larutan jenuh, yaitu sampai hasil kali
[Ag+] [Cl−] sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag + dilanjutkan
hingga hasil kali [Ag+] [Cl−]¿ Ksp AgCl, maka kelebihan ion Ag+ dan ion Cl− akan
bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+ ke dalam
larutan Cl− dapat terjadi 3 hal berikut :
Jika [Ag+] [Cl−]¿ Ksp AgCl , larutan belum jenuh
Jika [Ag+] [Cl−] = Ksp AgCl, larutan tepat jenuh
Jika [Ag+] [Cl−]¿ Ksp AgCl, terjadi pengendapan
( Michael Purba, 2017 )
Pencampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan,
tetapi ada juga yang tidak dapat membentuk endapan. Semua itu tergantung jumlah
ion-ion yang dicampurkan dibandingkan dengan harga Kspnya.
Dalam proses pencampuran tersebut, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi
yaitu sebagai berikut :
Jika Qsp< Ksp, larutan belum jenuh (tidak terjadi endapan )
Jika Qsp = Ksp, larutan tepat jenuh (larutan mulai mengendap)
Jika Qsp > Ksp, terjadi pengendapan (terdapat endapan )
Ket : Qsp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion hasil pencampuran masing-masing
dipangkatkan koefisiennya.
Hubungan yang mungkin antara Qsp dan Ksp dapat dilihat pada Tabel berikut:
Contoh Soal
1. Sebanyak 200 mL larutan MgCl2 10-3 M ditambahkan ke dalam 200 mL
larutan.NaOH 10-3 M. Bila diketahui Ksp Mg(OH)2 = 32 x 10-12 . Apakah
terbentuk endapan Mg(OH)2 ?
Pembahasan :
Diket : V MgCl2 = 200 mL = 0,2L
M MgCl2 = 10-3M
V NaOH = 200 mL = 0,2 L
M NaOH = 10-3M
Ksp Mg(OH)2 = 32 x 10-12
Dit : Apakah terbentuk endapan Mg(OH)2 ?
Dijawab :
Mg(OH)2 →[Mg2+] [OH-]2
Menghitung konsentrasi :
n n
[ ¿ [ ¿
Vtotal Vtotal
0,2 L x 10−3 M
[MgCl2] = = 5 x 10-4 M
0,4 L
0,2 L x 10−3 M
[NaOH] = = 5 x 10-4 M
0,4 L
Qsp Mg(OH)2 = [ Mg2+] [OH-]2
= (5 x 10-4) (5 x 10-4)2
Qsp Mg(OH)2 = 125 x 10-12
Ksp Mg(OH)2 = 32 x 10-12
125 x 10-12 > 32 x 10-12 = Qsp > Ksp (Mengendap)
Uji Kompetensi
1. Dalam 100 ml larutan AgNO3 = 0,001 M ditambah 100 ml larutan Na2CO3
0,001 M. Hasil yang terjadi pada Ag2CO3, jika diketahui Ksp Ag2CO3 =
6,3x10-12 adalah...
2. Sebanyak 200 mL larutan AgNO3 0,02 M dicampurkan dengan 300 mL
larutan Al2(SO4)3 0,05 M. Jika Ksp Ag2SO4 = 1,5×10–5 Apakah Ag2SO4 yang
terbentuk akan mengendap?
2.4 Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan
Beberapa garam yang terdiri atas ion logam yang sama, seperti AgCl, AgNO 3,
Ag2CrO4 dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu perak (Ag+) . Ada juga
beberapa garam yang terdiri dari ion sisa asam yang sama, seperti AgCl, NaCl, CaCl 2
dan AlCl3 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu ion klorida.
Konsentrasi ion senama sangat berpengaruh pada sifat kelarutan suatu zat.
Penambahan ion senama bisa mengurangi kelarutan suatu zat. Artinya, semakin banyak
ion senama di dalam larutan, zat-zat terlarut semakin sulit untuk larut. Jika demikian,
pasti akan muncul banyak endapan. Berdasarkan asas Le Chatelier, kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang ditambahkan. Dengan demikian, penambahan ion senama
akan memicu banyaknya endapan.
(Sudarmo, 2014)
Contoh soal :
Diketahui Ksp AgCl pada 25˚C adalah 1,6 x 10-10. Hitung kelarutan :
Jawab :
s s s
1,6 x 10-10 = s2
Di dalam sistem terdapat ion Cl- yang berasal dari NaCl 0,1 M dan ion Cl- yang
berasal dari AgCl. Konsentrasi Cl- dari AgCl dapat diabaikan karena sangat kecil
jika dibandingkan dengan konsentrasi Cl- dari NaCl , yaitu 10-5 dibanding 10-1
1,6 x 10−10
[ Ag+] =
0,1
= 1,6 x 10-9
[AgCl] = 1,6 x 10-9 mol/L
Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 x 10-5 mol/L , jauh lebih besar daripada
kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M yang besarnya 1,6 x 10 -9 mol/L. Dari
perhitungan tersebut terlihat jelas bahwa semakin besar konsentrasi ion yang senama
(Cl-) , semakin kecil kelarutannya .
Kelarutan suatu zat dapat kita tentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya
harga Ksp suatu zat dapat kita peroleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan suatu
zat kita ketahui, maka susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya
dapat ditentukan. Berarti dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan
konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat kita tentukan. Dengan
demikian, pH larutan jenuhnya dapat kita tentukan.
(Muchtaridi, 2017)
Contoh soal :
Harga kelarutan (MgOH)2 dalam larutan yang memiliki pH 12 adalah ... ( Diketahui
Ksp (MgOH)2 = 15 x 10 -12 )
Jawaban :
Penyelesaian :
pH = 14 – pOH
12 = 14 – pOH
pOH = 14 – 12 = 2
2 = - log[OH–]
[OH–] = 10-2
Kelarutan : s s 2x ( 1 x 10-2 )
15 x 10 -12 = s. [ 2 x (1 x 10-2 ) ] 2
15 x 10−12
=
4 x 10−4
Uji Kompetensi
Jika pH larutan jenuh M(OH)2 adalah 10, maka tentukanlah harga Ksp dari M(OH)2
tersebut !
BAB III
PENUTUP
1.1 Rangkuman
1. Kelarutan (solubility) suatu zat di dalam suatu pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut di dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan
dinyatakan dalam gram/L atau mol/L
2. Hasil kali kelarutan adalah kondisi suatu zat yang dapat larut dalam air hingga
tercapai kondisi jenuh. Hasil kali kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu
konstanta yang disimbolkan Ksp.
3. Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi
anion yang dipangkatkan oleh koefisiennya.
x−¿(aq) ¿
K sp =¿ ¿
4. Nilai Ksp dapat ditentukan dari kelarutan. Sebaliknya, kelarutan dapat
ditentukan dari data Ksp
5. Jika Qsp > Ksp , maka akan terjadi endapan AmBn
Jika Qsp = Ksp , maka akan terjadi larutan tepat jenuh AmBn
Jika Qsp < Ksp, maka belum terjadi larutan jenuh AmBn
6. Jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama,
kelarutan senyawa tersebut menjadi berkurang, sehingga kerap terbentuk
endapan.
7. Kelarutan suatu zat dapat kita tentukan dari harga Ksp zat tersebut dan
sebaliknya. dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi
ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat kita tentukan. Dengan
demikian, pH larutan jenuhnya juga dapat kita tentukan.
Objektif
1. Dibawah ini yang merupakan persamaan Ksp dari garam Ba3(PO4)2 adalah. . .
A. Katalis
B. Jenis pelarut
D. Volume
E. Tekanan
3. Jika kelarutan Mg(OH)2 dalam air adalah s mol/L, maka hasil kali kelarutan
Ca(OH)2 adalah…
A. s2
B. s3
C. 2s3
D. 4s3
E. 16s4
1) BaSO4
2) MgCO3
3) Ag2CrO4
4) PbCl2
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
5. Kelarutan garam Ag3PO4 dalam air adalah a mol/L. Ksp dari garam tersebut
adalah . . . . .
A. a4
B. 4a4
C. 27a4
D. 27a5
E. 108a5
6. Diketahui :
1. Ksp AgI : 8,3 ×10-17
2. Ksp AgBr : 5,0 ×10-15
3. Ksp Ag2CrO4: 1,2 x 10-12
Urutan garam yang menunjukkan bertambahnya kelarutan adalah. . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 1
C. 3, 2, 1
D. 1, 3, 2
E. 2, 1, 3
8. Pada suhu tertentu 11,12 gram PbCl2 (Mr = 278) larut dalam air murni
membentuk 1 L larutan jenuh. Hasil kali kelarutan PbCl2 adalah. . .
A. 6,4 × 10-3
B. 2,56 × 10-4
C. 6,4 × 10-5
D. 3,2 × 10-5
E. 6,55 × 10-8
9. Jika Ksp CoCO3 = 1 × 10-10, maka molaritas konsentrasi ion Co2+ dalam larutan
jenuh CoCO3 adalah. . .
a. 1 x 10-5
b. 2 x 10-5
c. 3 x 10-5
d. 4 x 10-5
e. 5 x 10-5
10. Hasil kali kelarutan FeC2O4 pada suhu tertentu adalah 2,1 x 10-7, maka
kelarutannya dalam 1 liter air adalah…
A. 5,94 x 10-3
B. 3,74 x 10-3
C. 4,71 x 10-3
D. 4,58 x 10-4
E. 9,16 x 10-4
12. Pada suhu 293 K sebanyak 3,12 gram CaF2 (Mr = 78 gr/mol) terlarut dalam air
murni membentuk 2 liter larutan jenuh. Hasil kali kelarutan CaF2 pada suhu
yang sama adalah. . .
A. 2,56 × 10-4
B. 3,2 × 10-5
C. 6,4 × 10-5
D. 1,6 × 10-5
E. 8,0 × 10-6
13. Pada suhu tertentu, kelarutan Mg(OH)2 adalah 0,058 g dalam 100 mL larutan.
Hasil kali kelarutan Mg(OH)2 adalah… ( Ar Mg = 24, Ar O = 16, Ar H = 1)
A. 1 × 10-6
B. 4 × 10-6
C. 2 × 10-6
D. 1 × 10-9
E. 4 × 10-9
14. Dalam 100 mL air dapat larut 1,48 mg Ca(OH)2. Harga Ksp dari Ca(OH)2
adalah… (Ar Ca = 40, Ar H = 1 , Ar O = 16)
A. 3,2 × 10-2
B. 2,3 × 10-4
C. 1,3 × 10-5
D. 3,2 × 10-11
E. 8 × 10-18
15. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10 + log 4, Ksp dari M(OH)2 tersebut
adalah…
A. 8 x 10-4
B. 6,4 x 10-5
C. 1,28 x 10-10
D. 2,56 x 10-10
E. 3,2 x 10-11
16. Jika kelarutan L(OH)2 = 5 x 10-13, maka pH larutan jenuh L(OH)2 adalah . . . .
A. 8
B. 9
C. 10
D. 11
E. 12
17. Jika kelarutan PbC2O4 dalam air adalah a mol/L maka Ksp PbC2O4 adalah…
A. a2
B. 4a3
C. 9a2
D. 27a4
E. 81a5
18. Jika suatu garam akan tergolong sedikit larut, maka konsentrasi larutan yang
terbentuk. . .
A. Kecil dari 0,1 M
B. Kecil dari 0,5 M
C. Antara 0,001 M - 0,1 M
D. Antara 0.005 M - 0,5 M
E. Kecil dari 0,01 M
1. Kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah s mol/s, hasil kali kelarutan Ag 2CrO4
adalah. . .
A. 2s
B. 4s3
C. 26s4
D. 27s4
E. 108s5
2. Dibawah ini yang merupakan rumus Ksp dari garam Cu3(PO4)2 adalah. . .
A. Ksp = [Cu+]3 [PO43-]
B. Ksp = [Cu2+] [PO43-]2
C. Ksp = [Cu2+]3 [PO43-]
D. Ksp = [Cu2+]3 [PO43-]
E. Ksp = [Cu2+]3 [PO43-] 2
3. Kelarutan garam Sr3(PO4)2 dalam air adalah x mol/L. Ksp dari garam tersebut
adalah . . .
A. 18x4
B. 26x5
C. 27x4
D. 27x5
E. 108x5
4. Diketahui :
1. AgNO3
2. Mg(OH)2
3. Ag3PO4
4. Ag2CO3
5. AuCl3
Senyawa berikut yang memiliki rumus Ksp= 4s3adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 4 dan 5
Ag3PO4 = 1 × 10-20
AgBr = 5 × 10-15
A. Ag2S
B. Ag3PO4
C. Ag2CrO4
D. AgBr
E. Ag2SO4
6. Diketahui :
a. Ksp AgCl : 1,8 ×10-10
b. KspAgBr : 5,0 ×10-15
c. Ksp Ag2SO4 : 1,4 × 10-5
Urutan garam yang menunjukkan bertambahnya kelarutan adalah. . .
A. 1,2,3
B. 2,3,1
C. 3,2,1
D. 1,3,2
E. 2,1,3
9. Pada suhu tertentu 5,56 gram PbCl2 (Mr = 278) larut dalam air murni membentuk 1
L larutan jenuh. Hasil kali kelarutan PbCl2adalah. . .
A. 1,7 × 10-2
B. 3,2 × 10-5
C. 3,2 × 10-6
D. 3,2 × 10-8
E. 4,0 × 10-9
10. Diketahui hasil kali kelarutan dari CaF2 pada suhu tertentu adalah 4 x 10-14. Jika 250
mL Ca(NO3) 0,4 M dicampurkan dengan 250 mL NaF 0,2 M maka….
A. Terbentuk endapan CaF2
B. Terbentuk endapan NaNO3
C. Tidak terbentuk endapan
D. Dihasilkan larutan jenuh CaF2
E. Tidak terjadi reaksi
11. Tetapan hasil kali kelarutan magnesium hidroksida adalah 2×10-11. Jika pH dari
suatu MgCl2 dengan konsentrasi 2×103M dinaikkan maka akan mulai terjadi
endapan pada pH. . .
A. 8
B. 9
C. 10
D. 11
E. 12
12. Bila diketahui larutan jenuh Be(OH)2 mempunyai pH = 11+log2, maka harga Ksp
Be(OH)2 adalah. . .
A. 1 × 10-9
B. 2 × 10-9
C. 3 × 10-9
D. 4 × 10-9
E. 5 × 10-9
13. Jika kelarutan L(OH)2 = 4 × 10-5, maka pH larutan jenuh L(OH)2 adalah . . . .
A. 10
B. 10 + log 8
C. 10 - log 8
D. 9
E. 9 + log 8
14. Sebanyak 100 mL CaCl2 0,6 M dicampur dengan 100 mL Na2CO3 0,6M. Jika Ksp
CaCO3 = 2,8 × 10-9, maka massa zat yang mengendap sebesar . . .(Ar Ca = 40 , C =
12, O = 16, Na = 23 , Cl = 35,5)
A. 5,999 gram
B. 7,894 gram
C. 9,894 gram
D. 5,223 gram
E. 10,15 gram
15. Pada suhu kamar, diketahui Ksp senyawa H2A sebesar 3,2 × 10-5, maka pH
jenuh H2A dalam air adalah. . .
A. 1 – log 2
B. 2 + log 4
C. 2 - log 4
D. 4 + log 2
E. 4 - log 2
16. Jika Ksp perak klorida (AgCl) sebesar 1,78 x 10-10. Maka kelarutan senyawa
tersebut dalam larutan natrium klorida (NaCl) 0,0001 M sebanyak….
A. 1,78 x10-5
B. 1,78 x10-7
C. 1,78 x10-8
D. 1,78 x10-10
E. 1,78 x10-13
17. Pernyataan berikut yang tepat mengenai pengaruh ion senama terhadap
kelarutan adalah ...
A. jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama ,
kelarutan senyawa tersebut menjadi berkurang
B. jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama ,
kelarutan senyawa tersebut menjadi bertambah
C. jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama ,
kelarutan senyawa tersebut akan tetap
D. jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama ,
tekanan sistem tersebut menjadi berkurang
E. jika ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion senama ,
tekanan sistem tersebut menjadi bertambah
18. berikut ini yang merupakan contoh penambahan ion senama yang benar
adalah ......
A. larutan Ag₂CrO₄ yang akan dilarutan dalam larutan AgNO₃ 0,1 M
B. larutan Ag₂CrO₄ yang akan dilarutan dalam larutan AlC₃ 7,0 M
C. larutan Ag₂CrO₄ yang akan dilarutan dalam larutan NaNO₃ 0,1 M
D. larutan Ag₂CrO₄ yang akan dilarutan dalam larutan NO₃ 0,1 M
E. larutan Ag₂CrO₄ yang akan dilarutan dalam larutan CuSO4 0,1 M
19. Asas yang menyatakan keterkaitan penambahan ion senama terhadap
kesetimbangan adalah .....
A. Asas Black
B. Asas larangan pauli
C. Asas Le chatelier
D. Asas Vant Hoff
E. Asas bernauli
20. Jika Ksp AgCl pada 25˚C adalah 2 x 10-10, maka berapakah kelarutan AgCl
dalam air pada suhu tersebut ...
A. 1,41 x 10-5 mol/L.
B. 1,23 x 10-5 mol/L.
C. 2,41 x 10-5 mol/L.
D. 1,81 x 10-5 mol/L.
E. 4,51 x 10-5 mol/L.
21. Berdasarkan data soal nomor 3, maka kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M
adalah…
A. 1 x 10-9 mol/L
B. 2 x 10-9 mol/L
C. 3 x 10-9 mol/L
D. 4 x 10-9 mol/L
E. 5 x 10-9 mol/L
23. Berdasarkan data soal nomor 6 diatas, maka harga kelarutan Fe(OH) 2 dalam
larutan NaOH 0,01 M adalah ....
A. 11 × 10–12 M
B. 9 × 10–12 M
C. 3× 10–12 M
D. 6 × 10–12 M
E. 8 × 10–12 M
24. Ksp Ag₂CrO₄ = 4 × 10⁻¹², jika larutan tersebut dilarutkan dalam larutan
AgNO₃ 0,1 M ,maka harga kelarutan Ag₂CrO₄ tersebut adalah....
A. 4 × 10⁻¹⁰ M.
B. 5 × 10⁻¹⁰ M
C. 6 × 10⁻¹⁰ M
D. 7 × 10⁻¹⁰ M
E. 8 × 10⁻¹⁰ M
25. Jika Ksp Ag2SO4 = 1,5 × 10–5 maka harga kelarutan Ag2SO4 dalam air dan 0,2 M
AgNO3 berturut-turut adalah ...
26. Diketahui Ksp PbI2 = 1,6 x 10 -8, maka kelarutan PbI2 dalam larutan Pb(NO3)2
0,1 M adalah ...
A. 2 × 10-4
B. 4 × 10-4
C. 6 × 10-4
D. 8 × 10-4
E. 10 × 10-4
27. Harga kelarutan Mg(OH)2 (Ksp = 3 x 10-11) dalam larutan yang memiliki pH 12
adalah...
A. 2 x 10-7 M
B. 3 x 10-7 M
C. 4 x 10-7 M
D. 5 x 10-7 M
E. 6 x 10-7 M
28. Jika Ksp Ca(OH)2 = 4.10-6. Maka harga kelarutan Ca(OH)2 pada larutan yang
memiliki pH =12 adalah ...
A. 1 x10-2 mol/L.
B. 2 x10-2 mol/L.
C. 3 x 10-2 mol/L.
D. 4 x 10-2 mol/L.
E. 5 x 10-2 mol/L
29. Harga kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan penyangga dengan pH 6,5 adalah .....
( diketahui Ksp Fe(OH)2 = 8 x 10-16. )
A. 2,3 x10-2 mol/L.
B. 1,3 x10-2 mol/L.
C. 7,2 x10-2 mol/L.
D. 3,9 x10-2 mol/L.
E. 1,1 x 10-2 mol/L
31. Jika kelarutan suatu basa M(OH)2 dalam air adalah 5 x10-6 mol/L, maka larutan
jenuh M(OH)2 mempunyai pH sebesar …
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
32. Harga kelarutan (MgOH)2 dalam larutan yang memiliki pH 12 adalah ...
( Diketahui Ksp (MgOH)2 = 1,5 x 10 -11 )
A. 1,5 x 10 -7 mol/L
B. 2,5 x 10 -7 mol/L
C. 3,5 x 10 -8 mol/L
D. 4,5 x 10 -1 mol/L
E. 6,5 x 10 -12 mol/L
Essay
4. Jika Ksp AgCl sebesar 1 x 10-10, maka tentukanlah kelarutan AgCl dalam :
a. Air murni
b. Larutan NaCl 0,01M
c. Larutan CaCl2 0,01 M
1.3 Glosarium
1.4 Miskonsepsi
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi Terdapat dua faktor yang memengaruhi
kelarutan suatu zat yaitu jenis pelarut, kelarutan suatu zat yaitu jenis pelarut dan
suhu, dan pengadukan. suhu.
Soal Sulit
1. Larutan BaCl2 1,0 M ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan Na2SO4 1,0 ×
10–4 M dan larutan Na2SeO4 1,0 x 10–4 M. Berapakah persentase perkiraan suatu
anion telah diendapkan pada saat anion kedua baru mulai mengendap? Anggap
penambahan larutan BaCl2 tidak mengubah volume larutan secara keseluruhan
(Diketahui Ksp BaSO4 1,1 × 10–10 dan Ksp BaSeO4 2,8 × 10–11. )
2. Gas HCl murni 14 mL (P = 19 cmHg, T= 77 0C) dan 42 mL gas NH3 (P = 19
cmHg, T= 77 0C) dilarutkan ke dalam 300 mL air hingga seluruh gas larut dan
volume air tidak berubah. Jika kemudian ke dalam larutan tersebut ditetesi larutan
encer MgCl2 hingga tepat jenuh (tepat saat mengendap). Ksp Mg(OH)2 = 2 x 10-12, Kb
= 10-5, R= 0,08 L.atm/mol, maka berapakah konsentrasi ion Mg 2+ pada saat tepat
jenuh?
Ernavita dan Tine Maria Kuswati. 2017. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA
Kelas XI. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Kasmadi Imam Supardi. 2007. Kimia Dasar I. UPT UNNES Press. Semarang.
Michael Purba.2007.Kimia untuk SMA Kelas XI. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta
McMurry, J., E., dan Fay, R., C. 2012. Chemistry Sixth Edition. Pretince Hall, Inc.
Amerika
Muchtaridi. 2017. Kimia SMA Kelas XI . Yudhistira. Jakarta
Raymond Chang. 2010. Chemistry, Tenth Edition. McGraw-Hill. New York
Riska Surya Ningrum.2017.Mahir Kimia.PT.Grasindo. Jakarta
Sri Rahayu, dkk. 2001. Sains Kimia SMA/MA Kelas XI. Bumi Aksara. Jakarta
Sudarmo, Unggul. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga. Jakarta
Sutresna, Nana, Dindin Sholehudin, dan Tati Herlina. 2016. Aktif dan Kreatif
Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama. Bandung
Umiyati, Nurhalimah. 2016. KIMIA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
Untuk SMA/MA Kelas XI. CV Mediatama. Surakarta
Watoni, A. Haris, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri. 2016. Kimia Untuk Siswa
SMA/MA Kelas XI. Yrama Widya. Bandung