D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
FLARA FEBBYOLA
2001055
S1-1B
DOSEN PENGAMPU :
APT. ADRIANI SUSANTY. M.FARM
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
makalah biologi sel molekuler tentang siklus kreb dan fungsi mitokoondria dapat tersusun hingga
selesai. Tak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang dapat
memberikan informasi materi untuk tugas ini.
Saya harap tugas makalah biologi sel molekuler tentang siklus krebdan fungsi mitokondria
ini dapat di terima dengan baik dan dapat menambah pengetahuan tentang sel yang bermanfaat
bagi pembaca.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih ada kekurangan baik
dari tata bahasa ataupun susunan kalimat. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kedepan saya dapat mempebaikinya.
Pen
yusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN
A Latar belakang............................................................................................................
B Rumusan masalah ......................................................................................................
C Tujuan ......................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Siklus kreb ditemukan oleh seorang ahli biokimia terkenal bernama Mr. Hans Krebs Tahun
1973. Siklus kreb dikenal juga dengan istilah siklus asam sitrat, karena senyawa pertama yang
terbentuk adalah asam sitrat. Selain itu, seyawa penyusun pada awal pembentukan siklus juga
dapat berupa asam trikarboksilat (-COOH) yang merupakan gugus asam sehingga siklus kreb
disebut juga siklus asam trikarboksilat.
Pada prinsipnya, Siklus kreb ialah tahapan kedua reaksi aerob yang merupakan bagian dari
proses pernapasan yang panjang . Siklus kreb berlangsung di dalam mitokondria yang membawa
asetat aktif berupa Asetil Ko-A yang dengan oksidasi glukosa diubah menjadi CO2 dan H2O
menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP (adenosin trifosfat) sebagai energi yang
dibutuhkan jaringan.
Jadi kesimpulannya, Siklus kreb merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai senyawa
hasil metabolime yang mengikuti proses glikolisis (mengkonversi lemak dan karbohidrat)
menjadi ATP (adenosin trifosfat) sebagai sumber utama energi tubuh.
Siklus asam sitrat (siklus kreb, siklus asam dikarboksilat) merupakan rangkaian reaksi
didalam mitokondria yang menyebabkan metabolisme residu asetil, dengan membebaskan
sejumlah ekuivalen hidrogenyang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan
sebagian besar energi yang tersedia di bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini
berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3−CO~S−KoA, asetat aktif) suatu ester koenzim A. Ko-A
mengandung vitamin asam pantotenat.
Mitkondria adalah organel yang berperan sebagai pabrik energi yang menghasilkan energi
bagi sel dalam bentuk ATP. Mitkondria memiliki struktur yang kecil, dan tersusun atas empat
bagian. Komposisi utama dari mitokondria sendiri adalah protein. Di dalam mitokondria, untuk
membentuk energi, terjadi proses yang disebut respirasi seluler. Respirasi seluler ini terbagi
menjadi empat, yaitu glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, dan siklus krebs
atau dikenal pula sebagai siklus asam sitrat. Untuk lebih mengenal dan lebih memahami
mengenai mitokondria, akan dibahas di dalam makalah ini
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang fungsi utama dari Siklus Kreb.
2. Mengidentifikasi Siklus Kreb.
3. Menganalisis tentang Siklus Kreb.
4. mengetahui fungsi mitokondria
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami konsep Siklus Kreb
2. Dapat menjalankan implikasi Siklus Kreb dalam bidang keperawatan dan dapat memahami
tentang reaksi Siklus Kreb tersebu
3. dapat memahami fungsi mitokondria pada respirasi sel.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Siklus krebs
1.1 Pengertian Siklus Kreb
Siklus krebs adalah salah satu reaksi yang terjadi dari rangkaian reaksi
metabolisme sel di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl,
membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan
dan penangkapan ATP sebagai pemenuh kebutuhan energi jaringan. Siklus ini
dinamakan siklus krebs karena yang menemukan adalah Mr. Krebs atau Sir Hans
Adolf Krebs (1900-1981) pada tahun 1937, seorang ahli biokimia terkenal yang
menemukan metabolisme karbohidrat. Nama lain dari siklus krebs yaitu siklus
asam sitrat karena senyawa pertama yang terbentuk adalah asam sitrat juga siklus
asam trikarboksilat (-COOH) karena hampir di awal-awal siklus krebs,
senyawanya tersusun dari asam trikarboksilat. Trikarboksilat itu merupakan gugus
asam (-COOH).
Siklus krebs adalah serangkaian reaksi yang digunakan oleh organisme aerobik
untuk menghasilkan energi dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil tiga
metabolisme karbohidrat utama, Glikolisis, Jalur Pentosa Fosfat dan Jalur Entner-
Doudoroff.
Siklus krebs merupakan salah satu proses yang menggunakan asam nitrat dari
sebuah reaksi metabolisme pada asetil ko-A yang digabungkan dengan asam
oksaloasetat setelah terjadi suatu proses berupa glikolisis. Pada kinerjanya
penjelasan dan proses siklus krebs ini merupakan salah satu reaksi dari proses
pernafasan yang lebih panjang. Bertepatan di Mitokondria dengan menggunakan
asetat aktif untuk dijadikan Asetil ko-A dalam proses oksidasi glukosa. Dari siklus
ini metabolisme yang dihasilkan dari proses glikolisis akan menjadi sumber utama
bagi tubuh sebagai energi. Yangmana proses glikolisis ini merupakan proses
konversi antara karbohidrat dengan lemak untuk dijadikan adenon trifosfat atau
ATP.
Seperangkat 10 enzim sitosol yang larut dalam air mengkatalisasi reaksi yang
membentuk jalur glikolitik, di mana satu molekul glukosa diubah menjadi dua
molekul piruvat (Gambar 8-4). Semua zat antara metabolik antara glukosa dan
piruvat adalah senyawa terfosforilasi yang larut dalam air.
Empat molekul ATP dibentuk dari ADP selama glikolisis melalui
fosforilasi tingkat substrat, yang dikatalisis oleh enzim dalam sitosol (reaksi 7 dan
10). Tidak seperti pembentukan ATP di mitokondria dan kloroplas, gaya motif
proton tidak terlibat dalam fosforilasi tingkat substrat. Di awal jalur glikolitik, dua
molekul ATP dikonsumsi: satu dengan penambahan residu fosfat ke glukosa dalam
reaksi yang dikatalisasi oleh heks-okinase (reaksi 1), dan lainnya dengan
penambahan fosfat kedua ke fruktosa 6- fosfat dalam reaksi yang dikatalisis oleh
fosfofruktokinase-1 (reaksi 3). Jadi glikolisis menghasilkan jaring yang hanya terdiri
dari dua molekul ATP per molekul glukosa. Persamaan kimia yang seimbang untuk
konversi glukosa menjadi piruvat menunjukkan bahwa empat l atom hidrogen (empat
proton dan empat elektron) juga terbentuk:
Banyak eukariota adalah aerob obligat: mereka tumbuh hanya dengan adanya
oksigen dan memetabolisme glukosa (atau gula terkait) sepenuhnya menjadi CO2,
dengan produksi ATP dalam jumlah besar. Kebanyakan eukariota, bagaimanapun,
dapat menghasilkan beberapa ATP dengan metabolisme anaerobik. Beberapa
eukariota adalah anaerob fakultatif: mereka tumbuh baik ada atau tidak ada
oksigen. Misalnya, annelida, moluska, dan beberapa ragi dapat hidup dan
tumbuh selama berhari-hari tanpa oksigen. Dengan tidak adanya oksigen, anaerob
fakultatif mengubah glukosa menjadi satu atau lebih senyawa dua atau tiga karbon,
yang umumnya dilepaskan ke dalam m media sekitarnya. Misalnya, ragi
menurunkan glukosa menjadi dua mol piruvat-
Cules melalui glikolisis, menghasilkan jaring dua ATP. Dalam proses ini dua
molekul NADH dibentuk dari NAD- per molekul glukosa. Dengan tidak adanya
oksigen, ragi mengubah piruvat menjadi satu molekul masing-masing etanol dan
CO2; dalam ini
reaksi dua molekul NADH dioksidasi menjadi NAD- untuk setiap dua piruvat
diubah menjadi etanol, dengan demikian meregenerasi pasokan NAD- (Gambar 8-5a,
kiri). Degradasi glukosa anaerobik, yang disebut fermentasi, adalah dasar produksi
bir dan anggur. Selama kontraksi berkepanjangan sel otot rangka mamalia, saat
oksigen menjadi terbatas, sel otot
Gambar 8-5 metanbolisme glukosa secara anaerobik versus aerobik
Nasib akhir piruvat yang terbentuk selama glikolisis tergantung pada ada atau tidaknya
oksigen. Dalam pembentukan piruvat dari glukosa, satu molekul NAD- direduksi (dengan
penambahan dua elektron) menjadi NADH untuk setiap molekul piruvat yang terbentuk (lihat Gambar
8-4, reaksi 6). (Kiri) Dengan tidak adanya oksigen, dua elektron ditransfer dari setiap molekul NADH
ke molekul akseptor untuk meregenerasi NAD-, yang diperlukan untuk glikolisis lanjutan. Dalam
ragi, asetaldehida adalah akseptor dan etanol adalah produknya. Proses ini disebut fermentasi alkohol.
Ketika oksigen terbatas dalam sel otot, NADH mengurangi piruvat untuk membentuk asam laktat,
meregenerasi NAD -. (Kanan) Dengan adanya oksigen, piruvat diangkut ke mitokondria. Pertama
diubah oleh piruvat dehidrogenase menjadi satu molekul CO2 dan salah satu asam asetat, yang
terakhir terkait dengan koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA, bersamaan dengan
reduksi satu molekul NAD- menjadi NADH. Metabolisme lebih lanjut dari asetil KoA dan NADH
menghasilkan sekitar 28 molekul ATP tambahan per molekul glukosa yang teroksidasi.
2. Sifat amfibolik yang dimiliki oleh siklus Asam Sitrat berkaitan dengan reaksi
anaplerotik yang berperan menggantikan senyawa intermidiet siklus Krebs yang
habis:
2) Enzim malat
Reaksi ini akan merubah sebagian besar piruvat dari piruvat yang masuk
menjadi malat melalui reaksi karboksilasi reduktif. Malat yang merupakan produksi
tambahan dengan mudah diubah menjadi oksaloasetat.
Di antara kedua jalur anaplerotik ini lebih diutamakan jalur piruvat
karboksilase, Enzim malat namun demikian lebih reversibel dan menghasilkan lebih
banyak NADPH yang diperlukan pada sintesis asam lemak.
Mitokondria adalah organel berbentuk bulat persegi atau panjang. Dilingkupi oleh
dua lapisan membran masing-masing merupakan bilayer fosfolipid (fosfolipid lapis
ganda). Dijumpai pada hampir semua sel eukariotik. Mitokondria baru terbentuk dari
pertumbuhan dan pembelahan mitokondria yang telah ada sebelumnya (seperti
pembelahan bakteri). Karena fungsi utama sebagai peghasil energi/ATP, mitokondria
dijuluki sebagai “The Power House”.
Bagian-bagian/struktur mitokondria:
1. Membran luar
2. Membran dalam
4. Matriks mitokondria
Fungsi : mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma dan mengatur proses pembelahan
sel.
2. Retikulum Endoplasma
Terdapat dalam dua bentuk : RE kasar mempunyai ribosom, dan RE halus tidak
mempunyai ribosom
Fungsi :
3. Ribosom (ergastoplasma)
Fungsi:
memudahkan sintesis bahan kimia (seperti karbohidrat & protein yang diperoleh dari
RE) menjadi produk seperti glikoprotein
hasil sintesis tersebut dipisahkan, dibungkus dan dikeluarkan dari sel melalui vesikel
sekretori
5. Vakuola
Hanya terdapat pada sel tumbuhan, pada sel hewan hanyapada protozoa.
Fungsi:
6. Lisosom
Berperan dalam pencernaan intra sel, misal pada protozoa atau sel darah putih, juga
dalam autofagus.
7. Kloroplas
Fungsi mitokondria
1. Menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dalam berbagai kompartemen sel.
Mitokondria membantu sel-sel untuk mencapai tujuan ini dengan melayani sebagai tangki
penyimpanan ion kalsium.
2. Membantu dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah, dan hormon seperti
testosteron dan estrogen.
3. Mitokondria dalam sel-sel hati memiliki enzim yang mendetoksifikasi amonia.
4. Berperan dalam proses kematian sel terprogram. Sel yang tidak diinginkan dan kelebihan
dipangkas selama perkembangan organisme. Proses ini dikenal sebagai apoptosis.
Kematian sel abnormal akibat disfungsi mitokondria dapat mempengaruhi fungsi organ.
5. pengubahan energi potensial dalam bentuk makanan menjadi ATP, Kegunaan ATP yaitu
sebagai energi yang digunakan untuk mengganti sel-sel yang rusak, memompa jantung,
dan lainnya. Mitokondria banyak terdapat pada bagian tubuh antara lain otot, hati,
jantung, ginjal, karena bagian tubuh tersebut paling aktif melakukan kerja dan
menghasilkan energi.
6. Tempat terjadinya metabolisme oksidatif —> respirasi seluler
1. Mitokondria Memiliki Dua Secara Struktural dan Membran yang Berbeda Secara
Fungsional
Mitokondria adalah salah satu organel yang lebih besar di dalam sel, masing-
masing seukuran bakteri E. coli. Kebanyakan sel eukariotik mengandung banyak
mitokondria, yang secara kolektif dapat menempati sebanyak 25 persen dari volume
sitoplasma. Mereka cukup besar untuk dilihat di bawah mikroskop cahaya, tetapi detail
strukturnya hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron (lihat Gambar 5-26).
Membran luar mendefinisikan perimeter luar yang halus dari mitokondria. Sebaliknya,
membran bagian dalam memiliki banyak invaginasi yang disebut krista. Membran ini
menentukan dua kompartemen submokondria: ruang antar membran antara membran
luar dan membran dalam dengan krista, dan matriks, atau kompartemen pusat (Gambar
8-6). Fraksinasi dan pemurnian membran dan kompartemen ini memungkinkan untuk
menentukan komposisi protein dan fosfolipidnya dan untuk melokalisasi setiap reaksi
yang dikatalisasi oleh enzim ke membran atau ruang tertentu.
Membran luar mengandung porin mitokondria, protein saluran transmembran
yang strukturnya mirip
GAMBAR 8-6 Struktur internal mitokondria. (a) Diagram skematis yang menunjukkan
membran dan kompartemen utama. Krista membentuk lembaran dan tabung melalui invaginasi membran
dalam dan terhubung ke membran dalam melalui struktur tubular seragam yang relatif kecil yang disebut
krista. Ruang antarmembran muncul terus menerus dengan lumen tiap crista. Kompleks F0F1 (bola
merah kecil), yang mensintesis ATP, adalah partikel intramembran yang menonjol dari krista dan
membran bagian dalam ke dalam matriks. Matriks berisi DNA mitokondria (untai biru), ribosom (bola
biru kecil), dan butiran (bola kuning besar).
(b) Model bagian mitokondria yang dihasilkan komputer dari otak ayam. Model ini didasarkan
pada tomogram elektron tiga dimensi yang dihitung dari serangkaian mikrograf elektron dua dimensi yang
direkam pada interval sudut reguler. Teknik ini analog dengan tomogram sinar-X tiga dimensi atau CAT
scan. Perhatikan krista yang padat (kuning-hijau), membran dalam (biru muda), dan membran luar (biru
tua). [Bagian (a) atas kebaikan T. Frey; bagian (b) dari T. Frey dan C. Mannella, 2000, Trends Biochem.
Sci 25: 319.]
porins bakteri (lihat Gambar 5-14). Ion dan sebagian besar molekul kecil
(hingga sekitar 5000 Da) dapat dengan mudah melewati protein saluran ini. Meskipun
aliran metabolit melintasi membran luar dapat membatasi laju oksidasi mitokondria,
membran dalam dan krista adalah penghalang permeabil-utama utama antara sitosol dan
matriks mitokondria. Studi fraktur beku menunjukkan bahwa krista mitokondria
mengandung banyak partikel intramembran yang kaya protein. Beberapa adalah
kompleks F0F1 yang mensintesis ATP; fungsi lainnya dalam mengangkut elektron ke
O2 dari NADH atau pembawa elektron lain. Berbagai protein transpor yang terletak di
membran dalam dan krista memungkinkan molekul-molekul yang tidak dapat ditembus,
seperti ADP dan Pi, untuk berpindah dari sitosol ke matriks, dan molekul lain, seperti
ATP, untuk berpindah dari matriks ke dalam sitosol. . Protein merupakan 76 persen dari
berat total membran bagian dalam — fraksi yang lebih tinggi daripada membran seluler
lainnya. Kardiolipin (difosfatidil gliserol), lipid yang terkonsentrasi di membran bagian
dalam, cukup mengurangi permeabilitas membran terhadap proton sehingga kekuatan
motif proton dapat dibentuk melewatinya.
GAMBAR 8-7 Ringkasan oksidasi aerobik piruvat dan asam lemak di mitokondria. Membran
luar secara bebas dapat ditembus ke semua metabolit, tetapi protein transpor spesifik (oval berwarna) di
membran dalam diperlukan untuk mengimpor piruvat (kuning), ADP (hijau), dan Pi (ungu) ke dalam
matriks dan untuk mengekspor ATP (hijau ). NADH yang dihasilkan di sitosol tidak diangkut langsung
ke matriks karena membran bagian dalam tidak dapat ditembus ke NAD- dan NADH; sebaliknya, sistem
shuttle (merah) mengangkut elektron dari sitosol NADH ke NAD-dalam matriks. O2 berdifusi ke dalam
matriks dan CO2 berdifusi keluar. Tahap 1: Kelompok asil lemak dipindahkan dari asil lemak CoA dan
diangkut melintasi membran dalam melalui pembawa khusus (oval biru) dan kemudian disambungkan
kembali ke CoA pada sisi matriks. Piruvat diubah menjadi asetil KoA dengan pembentukan NADH, dan
asam lemak (melekat pada CoA) juga diubah menjadi asetil KoA dengan pembentukan NADH dan
FADH. Oksidasi asetil KoA dalam siklus asam sitrat menghasilkan NADH dan FADH2. Tahap 2:
Elektron dari koenzim tereduksi ini ditransfer melalui kompleks transpor elektron (kotak biru) ke O2
bersamaan dengan transpor ion H dari matriks ke ruang antarmembran, menghasilkan gaya motif proton.
Elektron l dari NADH mengalir langsung dari kompleks I ke kompleks III, melewati kompleks II. Tahap
3: ATP sintase, kompleks F0F1 (oranye), memanfaatkan gaya motif proton untuk mensintesis ATP. Panah
biru menunjukkan aliran elektron; panah merah gerakan transmembran proton; dan panah hijau
mengangkut metabolit.
Membran dalam mitokondria, krista, dan matriks adalah tempat sebagian besar
reaksi yang melibatkan oksidasi piruvat dan asam lemak menjadi CO2 dan H2O dan
sintesis gabungan ATP dari ADP dan Pi. Proses ini melibatkan banyak langkah tetapi
dapat dibagi menjadi tiga kelompok reaksi, yang masing-masing terjadi dalam membran
atau ruang diskrit di mitokondria (Gambar 8-7):
1. Oksidasi piruvat dan asam lemak menjadi CO2 digabungkan dengan reduksi
NAD- menjadi NADH dan flavin adenine dinucleotide (FAD), pembawa elektron
teroksidasi lainnya, menjadi bentuk tereduksi, FADH2 (lihat Gambar 2-26). Pembawa
elektron ini sering disebut sebagai koenzim. NAD-, NADH, FAD, dan FADH2 dapat
berdifusi dan tidak terikat secara permanen pada protein. Sebagian besar reaksi terjadi
dalam matriks; dua dikatalisis oleh enzim membran dalam yang menghadapi matriks.
2. Transfer elektron dari NADH dan FADH2 ke O2, meregenerasi pembawa
elektron teroksidasi NAD- dan FAD. Reaksi ini terjadi di membran dalam dan
digabungkan untuk menghasilkan gaya motif proton yang melewatinya.
GAMBAR 8-8 Struktur asetil KoA. Senyawa ini merupakan perantara penting dalam oksidasi
aerobik piruvat, asam lemak, dan banyak asam amino. Ini juga menyumbang gugus asetil di banyak jalur
biosintetik.
GAMBAR 8-9 Siklus asam sitrat, di mana gugus asetil yang ditransfer dari asetil KoA
dioksidasi menjadi CO2. Dalam reaksi 1, residu asetil dua karbon dari asetil KoA mengembun dengan
molekul oksaloasetat empat karbon untuk membentuk molekul enam karbon sitrat. Dalam reaksi yang
tersisa (2–9) setiap molekul sitrat akhirnya diubah kembali menjadi oksaloasetat, kehilangan dua molekul
CO2 dalam prosesnya. Dalam setiap putaran siklus, empat pasang elektron dikeluarkan dari atom karbon,
membentuk tiga molekul NADH dan satu molekul FADH2. Dua atom karbon yang memasuki siklus
dengan asetil KoA disorot dengan warna biru melalui suksinil CoA. Dalam suksinat dan fumarat, yang
merupakan molekul simetris, mereka tidak dapat lagi dilambangkan secara spesifik. Studi pelabelan
isotop telah menunjukkan bahwa atom karbon ini tidak hilang pada pergantian siklus saat mereka masuk;
rata-rata satu akan hilang sebagai CO2 selama pergantian siklus berikutnya dan yang lainnya pada putaran
berikutnya.
GAMBAR 8-10 Malate shuttle. Rangkaian reaksi siklus ini mentransfer elektron dari NADH
dalam sitosol (ruang antar membran) melintasi membran mitokondria bagian dalam, yang tidak dapat
ditembus oleh NADH itu sendiri. Langkah 1: Cytosolic malate dehydrogenase mentransfer elektron dari
sitosol NADH ke oksaloasetat, membentuk malat. Langkah 2: Antiporter (oval biru) di membran
mitokondria bagian dalam mengangkut malat ke dalam matriks sebagai ganti -ketoglutarat. Langkah 3:
Mitokondria malat dehidrogenase mengubah malat kembali menjadi oksaloasetat, mengurangi NAD-
dalam matriks menjadi NADH dalam prosesnya. Langkah 4: Oksaloasetat, yang tidak dapat langsung
melintasi membran dalam, diubah menjadi aspartat dengan penambahan gugus amino dari glutamat.
Dalam reaksi yang dikatalisis transaminase dalam matriks ini, glutamat diubah menjadi -ketoglutarat.
Langkah 5: Antiporter kedua (oval merah) mengekspor aspartat ke sitosol dengan imbalan glutamat.
Langkah 6: Transaminase sitosol mengubah aspartat menjadi oksaloasetat, menyelesaikan siklusnya.
Panah biru dan merah masing-masing mencerminkan pergerakan -ketoglutarate dan glutamat. Pada
langkah 4 glutamat dideaminasi menjadi -ketoglutarat, yang diangkut ke sitosol oleh antiporter (langkah 2;
pada langkah 6, -ketoglutarat aminasi, mengubahnya kembali menjadi glutamat, yang diangkut ke matriks
oleh antiporter pada langkah 5.
substrat masuk dan keluar dari matriks. Karena oksaloasetat, salah satu
komponen pesawat ulang-alik, tidak dapat langsung melintasi membran dalam, ia diubah
menjadi asam amino aspartat dalam matriks dan menjadi malat dalam sitosol. Efek
bersih dari aksi ulang yang membentuk shuttle malat-aspartat adalah oksidasi NADH
sitosol ke NAD- dan reduksi matriksNAD-ke NADH:
Asam lemak disimpan sebagai triasilgliserol, terutama sebagai tetesan dalam sel
adiposa (penyimpan lemak). Menanggapi hormon seperti adrenalin, triasilgliserol
dihidrolisis dalam sitosol menjadi asam lemak bebas dan gliserol:
Asam lemak yang dilepaskan ke dalam darah diambil dan dioksidasi oleh
sebagian besar sel lain, yang merupakan sumber energi utama untuk banyak jaringan,
terutama jantung. otot. Pada manusia, oksidasi lemak secara kuantitatif lebih penting
daripada oksidasi glukosa sebagai sumber ATP. Oksidasi lemak
GAMBAR 8-11 Oksidasi asam lemak di mitokondria dan peroksisom. Di keduanya oksidasi
mitokondria (a) dan peroksisom oksidasi (b), empat katalis enzim identik reaksi (ditampilkan di tengah
gambar) mengubah molekul lemak asil CoA menjadi asetil KoA dan lemak asil KoA diperpendek oleh
dua atom karbon. Bersamaan (dalam reaksi bergerak ke kiri tengah untuk mitokondria dan di sebelah
kanan tengah untuk peroksisom), satu molekul FAD adalah direduksi menjadi FADH2, dan satu molekul
NAD direduksi menjadi NADH. Siklus ini diulangi pada asil KoA yang telah diperpendek sampai asam
lemak dengan jumlah atom karbon yang genap diubah seluruhnya menjadi asetil KoA. Di mitokondria,
elektron dari FADH2 dan NADH memasuki rantai pernafasan dan akhirnya digunakan untuk
menghasilkan ATP; itu asetil KoA yang dihasilkan dioksidasi di siklus asam sitrat, menghasilkan sintesis
ATP tambahan. Karena peroksisom kurang kompleks transpor elektron yang menyusun rantai pernapasan
dan enzim siklus asam sitrat, oksidasi asam lemak dalam organel ini tidak menghasilkan ATP. [Diaaptasi
dari D. L. Nelson dan M. M. Cox, Lehninger Principles of Biochemistry, 3d ed., 2000, WorthPenerbit.]
1 g triasilgliserol menjadi CO2 menghasilkan sekitar enam kali lipat ATP seperti
halnya oksidasi 1 g glikogen terhidrasi, bentuk penyimpanan polimerik glukosa di otot
dan hati. Trigliserida lebih efisien untuk penyimpanan energi karena disimpan dalam
bentuk anhidrat dan jauh lebih tereduksi (memiliki lebih banyak hidrogen) daripada
karbohidrat dan oleh karena itu menghasilkan lebih banyak energi ketika dioksidasi.
Hidrolisis PPi selanjutnya menjadi dua molekul fosfat (Pi) mendorong reaksi ini
sampai selesai. Kemudian gugus asil lemak dipindahkan ke karnitin dan dipindahkan
melintasi membran mitokondria bagian dalam oleh protein transporter asilkarnitin (lihat
Gambar 8-7, oval biru); di sisi matriks, gugus asil lemak dilepaskan dari karnitin dan
terikat kembali ke molekul CoA lain.
Setiap molekul dari asil KoA lemak dalam mitokondria dioksidasi dalam urutan
siklus empat reaksi di mana semua atom karbon diubah menjadi asetil KoA dengan
pembentukan NADH dan FADH2 (Gambar 8-11a). Misalnya, oksidasi mitokondria
setiap molekul asam stearat 18-karbon, CH3 (CH2) 16COOH, menghasilkan sembilan
molekul asetil KoA dan delapan molekul NADH dan FADH2. Seperti asetil KoA yang
dihasilkan dari piruvat, gugus asetil ini memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi
menjadi CO2. Elektron dari koenzim yang direduksi diproduksi dalam oksidasi asil
lemak KoA menjadi asetil KoA dan dalam oksidasi asetil KoA berikutnya dalam siklus
asam sitrat bergerak melalui rantai pernapasan ke O2. Pergerakan elektron ini
digabungkan untuk menghasilkan gaya gerak proton yang digunakan untuk
menggerakkan sintesis ATP seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk oksidasi piruvat
(lihat Gambar 8-7).
PENUTUP
A Kesimpulan
Siklus Krebs menghilangkan energi dari asam sitrat dalam langkah-langkah kecil,
menyimpannya dalam molekul pembawa energi yang beragam: ATP, NADH dan FADH 2.
Asam sitrat juga produk pertama yang terbentuk dalam siklus Krebs, dan karena itu asam ini
terjadi dalam metabolisme hampir semua makhluk hidup.
Siklus Krebs sendiri sebenarnya dimulai ketika asetil-CoA bergabung dengan molekul empat
karbon yang disebut OAA (oksaloasetat) (lihat Gambar di atas). Ini menghasilkan asam sitrat,
yang memiliki enam atom karbon. Inilah sebabnya mengapa siklus Krebs disebut juga siklus
asam sitrat. Setelah asam sitrat terbentuk, ia pergi melalui serangkaian reaksi yang melepaskan
energi. Energi akan ditangkap oleh molekul NADH, ATP, dan FADH 2 yaitu senyawa lain
pembawa energi. Karbon dioksida juga dirilis sebagai produk limbah dari reaksi ini. Langkah
terakhir dari siklus Krebs meregenerasi OAA, molekul yang mengawali siklus Krebs. Molekul
ini diperlukan yang pada giliran berikutnya kembali melalui siklus. Dua putaran diperlukan
karena glikolisis menghasilkan dua molekul asam piruvat ketika.
Dapat disimpulkan bahwa mitokondria merupakan salah satu organel sel, yang secara umum
memiliki diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. mitokondria terdiri dari empat bagian
utama, yaitu membrane luar, membrane dalam, ruang antar membrane, dan matriks yang terletak
di bagian dalam membrane. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat respirasi sel
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam mitokondria, terjadi proses yang disebut
respirasi seluler yang terdiri atas glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, dan
siklus krebs
B Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang Siklus
Kreb dan fungsi mitokondria dengan baik serta hubungannya dengan ilmu kbiologii sel
molekuler yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar pembaca dapat memiliki
kompetensi yang tinggi dalam farmasi terhadap Siklus Kreb. Serta mampu untuk menjalankan
peranan farmasi baik untuk sasaran perorangan atau komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Molecular Cell Biology by Harvey Lodish, Arnold Berk, Paul Matsudaira, Chris A. Kaiser,
Monty Krieger, Matthew P. Scott, Lawrence Zipursky, James Darnell (z-lib.org)
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Proses-Tahapan-Hasil-Dari-Siklus-Krebs-
Adalah.html diakses pada hari : jum’at, 23 Oktober 2020
http://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Fungsi-dan-Proses-Siklus-Krebs-adalah.html
diakses pada hari : sabtu, 24 Oktober 2020
http://www.pelajaran.co.id/2017/08/pengertian-fungsi-tahapan-dan-hasil-siklus-krebs.html
diakses pada hari : minggu, 25 Oktober 2020