PENDAHULUAN
1
banyak faktor yang mempengaruhi antara lain : beban kerja, waktu yang terbatas
karena jumlah pasien yang banyak, dan bisa dipengaruhi faktor sarana pendukung
seperti format pendokumentasian itu sendiri.
Oleh karena itu makalah ini akan menganalisa pendokumentasian pada pasien
dan individu di puskesmas yang akan menitikberatkan pada format yang sulit dan
kurang relevan dengan situasi dan kondisi yang ada pada rawat jalan puskesmas.
1.2 Tujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Daftar Gambar
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Tinjauan Teori
2.2. Analisa Masalah
2
2.3. Alternatif Pemecahan Masalah
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Lampiran
Gambar
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2. Perawat
Perawat Puskesmas profesional yang ideal adalah perawat komunitas yang
memiliki latar belakang pendidikan serta kompetensi di bidang keperawatan
komunitas sehingga dapat menerapkan 12 peran dan fungsinya.
4
Perawat Puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam
perannya yaitu sebagai : a. Penemu kasus; b. Pendidik kesehatan; c. Pemberi
pelayanan kesehatan; d. Koordinator dan kolaborator; e. Konselor; f. Panutan atau
model peran.
Selain itu tanggung jawab dan kewenangan utama perawat termasuk
perawat Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 Tahun
2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.
Perawat dalam praktek menjalankan peran fungsi,tanggung jawab dan
wewenangnya,perawat harus memiliki kompetensi minimal antara lain :
a. Pelayanan /asuhan keperawatan individu,keluarga,kelompok / masyarakat
b. Pendidik atau penyuluh kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
c. Pengamatan Penyakit menular dan tidak menular
d. Motivasi Individu, keluarga dan masyarakat
e. Membina Pelayanan Kesehatan yang bersumber daya masyarakat
f. Konseling keperawatan/ kesehatan
g. Pelatihan kader / masyarakat
h. Kerjasama TIM dalam tenaga kesehatan
i. Monitoring dan evaluasi
j. Pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan
2.1.3. Dokumentasi
2.1.3.1 Definisi Dokumentasi
Dokumentasi adalah hal yang penting dilakukan disetiap bidang pekerjaan
termasuk dalam bidang keperawatan, secara umum dokumentasi dapat
didefiniskan sebagai berikut :
“ Dokumentasi adalah Catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti secara
hukum” (Tung Palan, 1983).
Di dalam bidang keperwatan, salah satu bentuk dokumentasi yang penting
untuk dikerjakan oleh perawat adalah dokumentasi keperawatan, dokumentasi
keperawatan itu sendiri adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata
5
dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan (Fisbach, 1991)
Menurut Nasrul Effendi, Dokumentasi keperawatn adalah catatan dan
pelaporan keperawatan adalah kumpulan informasi perawatan dan kesehatan
pasien yang dilakukan oleh perawat sebagai pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, sedangkan
Zaidin Ali menyebutkan dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa
keperawatan menyusun rencana keperawatan melaksanakan dan mengevaluasi
tindakan keperawatan yang disusun secara sistematis valid, dan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dokumentasi
keperawatan adalah catatan atau dokumen yang berisi data lengkap berupa
informasi perawatan dan kesehatan pasien yang disusun secara sistematis serta
dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum.
2.1.3.2. Tujuan Dokumentasi Keperawatan (Nursalam, 2008)
Dokumentasi keperawatan memiliki tujuan antara lain :
a. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka
mendokumentasi kan kebutuhan klien
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika hal ini
menyediakan :
- Bukti kualitas asuhan keperawatan
- Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggung jawaban kepada
klien
- Informasi terhadap perlindungan individu
- Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
- Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan
- Pengurangan biaya informasi
- Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan komunikasi
konsep resiko asuhan keperawatan
- Infomasi untuk peserta didik keperawatan persepsi hak klien
6
- Dokumentasi untuk tenaga profesional, tanggung jawab etik, dan
menjaga kerahasian informasi klien
- Suatu data keuangan yang sesuai
- Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang
7
Menyajikan data berurutan dan mudah diidentifikasi
Format dapat menyederhanakan proses pendokumentasian masalah,
kejadian perubahan , intervensi , respon dan hasil
Kerugian dari SOR adalah
Informasi sulit dipelajari secara lengkap karena berada pada format yang
berbeda
Perkembangan klien sulit dipantau
8
Evaluasi dan penyelesaian jelas didokumentasikan, serta disusun
berdasarkan masalah yang spesifik
Daftar masalah berupa checklist untuk diagnosa keperawatan dan untuk
masalah klien dan daftar tersebut bisa sebagai alat bantu perawat untuk
mengingat suatu perhatian
Data yang diintervensi dapat dijelaskan dalam rencana asuhan
keperawatan
Kerugian :
Penekanan hanya pada masalah penyakit dan ketidakmampuan sehingga
mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang negatif
Akan muncul kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan intervensi
atau muncul masalah baru
Catatan perkembangan akan menimbulkan pengulangan yang tidak perlu
Perawatan yang rutin mungkin dijabarkan dalam pendokumentasian
9
- Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan, catatan ini dipersiapkan
ketika klien pulang yang isinya mencakup masalah kesehatan yang
masih terjadi, pengobatan terakhir, penanganan atau tindakan yang
masih harus dilakukan, pola makan dan istirahat.
10
Kerugian CBE :
Pendokumentasian secara narasi singkat dan sangat bergantung pada
checklist
Kemungkinan ada pendokumentasian yang masih kosong atau tidak ada
Pendokumentasin rutin sering diabaikan
Adanya kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan
Tidak mengakomodasikan pendokumentasian displin ilmu lain
Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya
suatu kejadian
E. Problem-Intervention-Evaluation (PIE)
Sistem pendokumentasian ini suatu pendekatan berorintasi pada
penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan
Keuntungan PIE :
Memungkinkan pengggunaan proses keperawatan
Rencana intervensi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan
Memungkinkan askep yang terus menerus dibuat secara jelas
mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan
Perkembangan klien dapat mudah digambarkan dari awal sampai pulang
Dapat diadaptasi untuk pendokumentasian yang otomatis
Kerugian PIE :
Tidak dapat digunakan untuk pendokumentasian semua ilmu
Pembatasan rencana intervensi yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi
keperawatan
11
pada klien, sedangkan pada bagian Response : perawat menuliskan respon klien
terhadap tidakan medis atau keperawatan
Keuntungan :
Focus fleksibel dan menyediakan kunci dan pedoman pendokumentasian
diagnosa keperawatan
Catatan rencana askep merupakan pendokumentasian index berdasarkan
tanda fokus yang memudahkan data untuk dikenali
Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian dari
format
Sistem pendokumentasian yang mudah digunakan dan dipahami oleh
profesi kesehatan lain
Kerugian FOCUS :
Penggunaan pendokumentasian Action dapat membingungkan dalam hal
membedakan intervensi antar yang akan dan yang telah dilaksanakan
Penggunaan Focus pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada
rencana asuhan keperawatan
12
Pengembangan dari format membutuhkan banyak waktu.
13
2.3. Alternatif Pemecahan Masalah
Pelayanan rawat jalan di puskesmas, adalah hal yang rutin dilaksanakan
namun pendokumentasiannya tidak terlaksana dengan baik dikarenakan beberapa
faktor seperti yang disebut dalam analisa masalah.
Untuk itu Penulis mencoba memberikan solusi dari permasalahan yang
ada, sebelumnya penulis akan membagi faktor penyebab kedalam dua bagian :
a. Faktor yang tidak dapat diubah dengan cepat seperti beban kerja dan
jumlah pasien
b. Faktor yang dapat diubah dengan cepat : Format asuhan keperawatan
Untuk faktor yang tidak dapat diubah, sementara solusinya tidak ada
karena hal ini terkait dengan faktor luar seperti pengadaan pegawai dan kunjungan
pasien
Alternatif yang akan dibahas lebih dalam adalah model
pendokumentasian atau format asuhan keperawatan individu yang sudah ada
sebagai solusi yaitu :
a. Perubahan format yang sudah ada dengan menyesuaikan dengan rencana
dan implementasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi, contoh :
Intervensi dan implementasi yang memungkinkan untuk dilakukan di
klinik rawat jalan adalah berupa pendidikan kesehatan/penyuluhan
kesehatan sederhana, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien/klien.
Dengan demikian perubahan pada format lebih ditekankan pada perubahan
intervensi/implementasi, serta evaluasi yang menyesuaikan dengan
intervensi dan implementasi. (Lihat lampiran 2)
b. Menambah format baru, lebih sederhana dan lebih sesuai untuk digunakan
pada klinik rawat jalan dengan model FOCUS dan DAE. ( Lihat Lampiran
3 ),format bantu ini diharapkan dapat mengcover semua keluhan atau
diagnosa yang ada,dalam format bantu ini penulis hanya menampilkan
diagnosa keperawatan berupa “Defisit Pengetahuan yang berhubungan
dengan....”dimana hal itulah yang sering terjadi pada klinik rawat jalan ,
dan bisa dilakukan untuk setiap kasus yang ada pada klinik rawat
jalan,disamping itu intervensi yang paling banyak dan dapat dilakukan
14
pada klinik rawat jalan adalah pendidikan kesehatan dan penyuluhan
sederhana yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat sebagai bagian dari Puskesmas mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan dalam bentuk asuhan keperawatan baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat di dalam gedung (Rawat Jalan) maupun di luar gedung.
Segala bentuk asuhan keperawatan harus didokumentasikan dengan baik
sebagai tanggung jawab perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian ini belum
terlaksana dengan baik disebabkan oleh berbagai hal diantaranya beban kerja
perawat, waktu yang terbatas karena jumlah pasien yang banyak dan format
dokumen yang terlalu rumit dan kurang relevan untuk pasien rawat jalan
puskesmas.
3.2 Saran
Untuk bisa terlaksananya pendokumentasian dengan baik di klinik rawat
jalan puskesmas, penulis memberikan saran antara lain :
1. Untuk Dinas Kesehatan terutama kepada Penanggung Jawab Program
Keperawatan Kesehatan Masyarakat dibawah Sie. Pelayanan Kesehatan
Dasar, untuk mengkaji ulang pendokumentasian perawat pada klinik rawat
jalan Puskesmas serta efektifitas Format Asuhan Keperawatan untuk individu
yang sudah ada saat ini.
2. Untuk Kepala Puskesmas agar dapat menjalankan fungsi supervisor dalam hal
ini sebagai pengawas terhadap pendokumentasian perawat di klinik rawat
jalan Puskesmas.
3. Pengadaan Format Bantu untuk pendokumentasian perawat pada klinik rawat
jalan puskesmas yang sederhana namun efektif dan efisien.
16
DAFTAR PUSTAKA
17