PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit
serta pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Selain itu,
juga dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam
suatu tatanan rujukan yang bermanfaat untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian. Sebagai penyedia pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang mampu
bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan (Trimumpuni, 2009).
BaliMéd adalah rumah sakit umum swasta yang telah berdiri sejak 8
Januari 2008 dan berlokasi di Jalan Mahendradatta No. 57X, Denpasar, Bali.
Rumah sakit ini, awalnya didirikan oleh 57 spesialis dari berbagai bidang, dan
dalam perkembangannya telah menjadi salah satu rumah sakit swasta terbesar di
Denpasar. Rumah Sakit BaliMéd yang memiliki motto "Peduli dengan Integritas
dan Keselamatan", melayani kesehatan masyarakat khususnya dan umum di kota
Denpasar. Layanan kesehatan di Rumah Sakit BaliMéd sampai saat ini dilakukan
oleh 104 spesialis dan 20 dokter umum dan ratusan karyawan di berbagai bidang
kesehatan. PT. BALI DHARMA MEDISTRA (PT.BDM) sebagai perusahaan induk
dari rumah sakit BaliMéd didirikan berdasarkan profesionalisme, kebersamaan
dan kekeluargaan.
Menurut K.Huffman (2008 : 7), Rekam medis adalah berkas atau rekaman
catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang
diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan lain yang diperolehnya serta memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan yang cukup untuk mengidentifikasi pasien,
membenarkan diagnosis dan pengobatan serta rekam hasilnya.
Unit Rekam Medis Rumah Sakit Bali Med adalah unit yang terdapat di
Rumah Sakit BaliMed sebagai sistem pengolahan yang dilakukan untuk
mendiagnosis atau merekam medis pasien di rumah sakit BaliMed. Unit rekam
1
medis Rumah Sakit Bali Med mempunyai tugas dan fungsi memberikan
pelayanan rekam medis selama 24 jam secara terus menerus dan
berkesinambungan, meliputi :
a. Assembling berkas rekam medis
b. Koding berkas rekam medis
c. Filling berkas rekam medis
d. Mengelola administrasi Unit rekam medis
e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan rekam medis
f. Melakukan koordinasi dengan unit lain di rumah sakit
Ruangan unit kerja rekam medis harus memadai untuk kepentingan
petugas rekam medis dalam melakukan pekerjaannya. Selain Ruangan unit kerja,
fasilitas-fasilitas di dalamnya juga sangat mendukung bagi produktifitas setiap
pekerja. Ruangan unit kerja rekam medis di Rumah Sakit Balimed mempunyai
luas bangunan 98.05 m2 luas tersebut sudah cukup memadai untuk 5 (lima) orang
petugas setiap shiftnya.
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit BaliMed Denpasar yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2023 diperoleh hasil ketidaklengkapan
pengisian formulir assesmen awal medis rawat inap selama bulan April,Mei,juni
2023 yaitu ;
2
Ketidaklengkapan pengisian 1 formulir dari 15 formulir akan
mempengaruhi proses kinerja rekam medis di Rumah Sakit BaliMed dalam
mengolah data pasien. Data tidak lengkap yang diperoleh akan menyebabkan
keterlambatan dalam pembuatan laporan.
Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi factor permasalahan yang
menyebabkan pengisian formulir tidak dilakukan secara lengkap. Hasil laporan ini
diharapkan bisa memberikan masukan atau saran mengenai penyebab
ketidaklengkapan formulis assesmen awal medis rawat inap, dan angka
ketidaklengkapan pengisian formulir assesmen menjadi lebih kecil.
Secara umum tujuan kegiatan dari PKL adalah agar mahasiswa mampu
memenuhi standar kompetensi klinik yang telah ditetapkan dalam Kurikulum
Program Studi D-IV Manjemen Informasi Kesehatan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pelaksanaan rekam medis dasar dalam manajemen rumah
sakit
1.3.2 Melakukan identifikasi pasien dengan cara penamaan dan penomoran
pasien.
1.3.3 Melakukan pengelolaan dokumen RMIK (Manajemen Informasi
Kesehatan).
1.3.4 Melakukan Klasifikasi, Kodefikasi Penyakit dan Tindakan pada sistem
musculoskeletal, cardiovascular dan respirasi.
1.3.5 Menjelaskan pelaksanaan dan mengidentifikasi terkait Sistem Informasi
pada unit rekam medis.
1.3.6 Mengelola sistem informasi RMIK di rumah sakit
1.3.7 Melakukan Identifikasi Faktor Ketidaklengkapan Form Assesmen Awal
Medis Rawat Inap Selama Triwulan II Di RS Balimed
3
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Mendapatkan perbandingan bagaimana kondisi di lapangan kerja secara
nyata dengan kondisi pada saat perkuliahan, mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan tambahan yang tidak didapat dari perkuliahan,
dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dari pembelajaran
perkuliahan berlangsung saat praktek kerja lapangan sedang berlangsung .
1.4.2 Bagi Rumah Sakit Bali Med
Bisa memberikan cara yang belum diketahui oleh petugas rekam medis di
rumah sakit Bali Med yang kita dapat selama perkuliahan, bisa
memberikan kritik dan saran selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung
di rumah sakit Bali Med.
1.4.3 Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Kartini Bali
Bisa dijadikan ilmu tambahan oleh mahasiwa maupun mahasiswi yang
ingin melakukan penelitian.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama
pasien yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain
dan untuk memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).
Dengan menggunakan cara penulisan akan memudahkan seorang penulis
untuk mengambil berkas rekam medis ditempat penyimpanan apabila sewaktu-
waktu berkas rekam medis diperlukan. Adapun cara penulisan adalah sebagai
berikut:
5
1. Nama Orang Indonesia
a) Nama orang Indonesia yang mempunyai nama keluarga,
diindeks menurut kata akhir (nama keluarga) sebagai kata
pengenal diikuti tanda koma, baru kemudian namanya sendiri.
2. Gelar-Gelar
• Gelar Bangsawan
• Gelar Kesarjanaan
6
Secara teori memang terdapat banyak sekali tata cara pemberian nama
pasien di dokumen Rekam Medis berdasarkan jenis nama tersebut. Namun, tata
cara pemberian nama yang sering dilakukan di lapangan biasanya lebih praktis
dan memang menyesuaikan dengan kebijakan institusi kesehatan tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar pelayanan menjadi lebih cepat, dan biasanya disesuaikan
dengan suatu efektifitas dan efisiensi yang ingin didapatkan oleh institusi
kesehatan. Berikut adalah tata cara penulisan nama yang biasa terjadi di lapangan:
Selain penulisan nama di atas juga, biasanya terdapat juga beberapa institusi
pelayanan kesehatan yang menerapkan penulisan nama sebagai berikut :
7
2.2.2 Sistem Penomoran
8
Kerugian dengan menggunakan sistem ini
9
1.2 Unit Numbering System (UNS)
- NO.RM untuk setiap pasien yg berkunjung
- Dipakai untuk selanjutnya
- Hanya 1 tempat penyimpanan
- Dapat melihat gambaran riwayat penyakit & pengobatan secara
cepat
- Mengurangi kerepotan dalam pencarian RM
- Tempat penyimpanan harus lebih luas (karna RM tebal)
Nomor rekam medis biasanya terdiri dari 6 digit angka, yang dibagi
menjadi 3 bagian, yakni kelompok digit awal, kelompok digit tengah, kelompok
digit akhir, contohnya : 45.60.99 (45 : digit awal, 60 :digit tengah, 99 : digit
akhir).
Tata kelola rekam medis yang lebih efisien dan juga cepat menjadi tujuan
dari banyak manajemen rumah sakit, sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih
10
baik. Untuk menghasilkan tata kelola rekam medis cepat, tepat, akurat dan efisien
memerlukan sistem yang baik, diantaranya
1. Assembling
Assembling mempunyai peran dan fungsi bertugas untuk
memeriksa kelengkapan berkas rekam medis, peneliti isi data rekam medis
dan juga penciptaan dokumen rekam medis sebelum akhirnya disimpan,
baik secara fisik maupun digital. Biasanya, unit kerja assembling akan
menerima dokumen rekam medis dari unit kerja lain seperti Unit Gawat
Darurat (UGD), Unit Rawat Jalan (URJ), hingga Instalasi Pemeriksaan
Penunjang (IPP)
2. Coding
Coding memiliki fungsi utama untuk membuat kode dalam format
huruf, angka atau kombinasi antara keduanya untuk menciptakan sebuah
kode yang mewakili komponen data dalam dokumen rekam medis yang
akan disimpan. Selain itu, dalam proses tata kelola rekam medis coding
juga bertugas untuk penulisan kode penyakit, operasi medis, dan juga
penemuan kembali dokumen. Dengan adanya kode ini, nantinya pencarian
riwayat penyakit pasien diharapkan menjadi lebih cepat dan juga efisien.
3. Indexing
Tugas indexing yang utama seperti pembuatan tabulasi
berdasarkan kode yang telah diproduksi harus dilakukan dengan tepat.
Oleh karena itu, indexing harus mampu menemukan metode pembuatan
indeks dokumen yang paling mudah digunakan oleh unit kerja rumah sakit
lainnya. Beberapa jenis indeks yang dibuat oleh unit dalam sistem tata
kelola rekam medis antara lain adalah indeks penyakit (diagnosis), indeks
dokter, indeks operasi atau tindakan, hingga indeks kematian. Biasanya,
indeks ini akan digunakan sebagai laporan penunjang untuk mengukur
tingkat morbiditas, mortalitas atau kematian, hingga penyebab kematian.
Dengan begitu, tenaga kesehatan dapat menggunakannya untuk
memberikan penanganan yang tepat bagi pasien.
11
4. Filling
Setelah rekam medis selesai digunakan dan masa retensinya telah
habis, maka unit filling bertugas untuk menyimpan retensi dan juga
pemusnahan rekam medis. Tidak hanya itu, unit ini juga memiliki tugas
untuk memastikan agar informasi yang terdapat di dalam dokumen telah
lengkap, sehingga memudahkan penemuan kembali informasi.
12
1. Tulang: Tulang dengan segala bentuk dan ukuran menopang
tubuh, melindungi organ dan jaringan, menyimpan kalsium dan
lemak, serta memproduksi sel darah. Tulang menyediakan
struktur dan bentuk untuk tubuh. Mereka bekerja dengan otot,
tendon, ligamen, dan jaringan ikat lainnya untuk membantu
bergerak.
2. Tulang rawan: Suatu jenis jaringan ikat, tulang rawan bantalan
tulang di dalam persendian, di sepanjang tulang belakang dan
di tulang rusuk. Keras, tulang rawan karet melindungi tulang
dari gesekan satu sama lain. Kita juga memiliki tulang rawan di
hidung, telinga, panggul, dan paru-paru.
3. Sendi: Tulang bersatu untuk membentuk sendi. Beberapa sendi
memiliki jangkauan gerak yang luas, seperti sendi bahu ball-
and-socket. Sendi lain, seperti lutut, memungkinkan tulang
bergerak maju mundur tetapi tidak berputar.
4. Otot: Setiap otot terbuat dari ribuan serat yang melar. Otot
memungkinkan untuk bergerak, duduk tegak, dan diam.
Beberapa otot membantu berlari, menari, dan mengangkat.
5. Ligamen: Terbuat dari serat kolagen yang kuat, ligamen
menghubungkan tulang dan membantu menstabilkan sendi.
6. Tendon: Tendon menghubungkan otot ke tulang. Terbuat dari
jaringan fibrosa dan kolagen, tendon bersifat keras tetapi tidak
terlalu elastis.
13
yang bertanggung jawab untuk mengirimkan darah ke berbagai bagian tubuh,
berikut ini organ dan jaringan yang membentuk sistem tersebut:
Sistem pernapasan pada manusia merupakan salah satu tanda vital tubuh
yang paling utama. Tanpa cara kerja sistem pernapasan yang baik, seseorang tidak
akan mampu bernapas, bahkan bisa berdampak pada fungsi organ lainnya. Sistem
pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Seseorang dapat dikatakan
memiliki laju pernapasan normal apabila ia bernapas sebanyak 12–20 kali per
menit saat istirahat dan berlangsung secara berkesinambungan.
14
A. Sistem pernapasan bagian atas
Ada beberapa organ di dalam sistem pernapasan bagian atas
manusia, yaitu:
• Rongga hidung, terdiri atas selaput lendir dan rambut halus
yang berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran
dari udara yang masuk ke hidung
• Sinus, yaitu rongga berisi udara di sepanjang sisi hidung
yang berperan untuk mengatur suhu dan kelembapan udara
yang dihirup
• Faring, untuk menyalurkan udara yang masuk dari hidung
atau mulut guna diteruskan ke trakea
• Laring, yaitu ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita
suara
B. Sistem pernapasan bagian bawah
Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga
dapat menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara yang dihirup serta
berperan dalam proses berbicara dan penciuman. Sistem pernapasan pada manusia
memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun, di balik setiap tarikan dan
15
hembusan napas, terdapat kerja sama antar organ yang cukup rumit guna
mendapatkan oksigen untuk kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh.
Bila satu organ tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara
keseluruhan pun bisa terganggu. Gangguan pernapasan yang sering terjadi dan
cukup berbahaya adalah asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
pneumonia, TBC, dan asfiksia. Lidah tertelan juga dapat menjadi salah satu
gangguan pada saluran napas yang membahayakan jika tidak mendapatkan
penanganan yang segera.
16
2.6 Mengelola Sistem Informasi RMIK di Rumah Sakit
Menurut Sudra (2013) rawat inap merupakan salah satu bagian pelayanan
yang klinis melayani pasien karena suatu keadaan yang mengharuskan untuk
dirawat selama satu hari atau lebih. Unit rawat inap di rumah sakit melakukan
upaya perawatan kesehatan perorangan meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, asuhan keperawatan, rehabilitasi medik yang oleh karena penyakit
pasien harus menginap untuk mendapat upaya kesehatan yang maksimal
dengan praktek pengelolaan informasi kesehatan menggunakan rekam medis.
17
Upaya perawatan kesehatan perorangan harus dilengkapi dan diisi tepat
waktu (Azwar,1996).
18
petugas, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, beban kerja petugas), Machine
(kendala pada alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan), Method (ada
tidaknya prosedur atau aturan, ada tidaknya sosialisasi prosedur, sesuai tidaknya
pelaksanaan kerja dan tugas dengan prosesdur), Material (kendala bahan atau
materi yang digunakan dalam melaksanakan tugas, dokumen yang tidak efisien),
Money (dana atau anggaran untuk mencapai tujuan organisasi). Mengingat
pentingnya melakukan identifikasi faktor - faktor ketidaklengkapan formulir
assesmen awal medis rawat inap menunjukkan bahwa faktor 5M penting untuk
menilai pelaksanaan kegiatan sebagai evaluasi.
19
Bab III
20
- Kepala Divisi Pemasaran : Made Adi Krisna Dwipayana,
SE.,M.Par
- Kepala Divisi Keuangan : I Nyoman Radiastra,SE (Ak).
Fasilitas Rumah Sakit BaliMéd terbagi dari beberapa lantai dimulai dari
basement sampai lantai 5.
Intensif Care Unit: terdiri dari 3 Bed ICU, 1 Bed PICU, 2 Bed
ICCU, 2 Bed HCU, ruang House Keeping (1 ruangan),
Ruangan Linen (1 ruangan), ruang rekam medis, ruang layanan
penunjang : mini market, kantin, salon
21
- Di lantai 4 terdapat digunakan untuk ruang perawatan sebanyak
28 ruangan yang terdiri dari VIP A sebanyak 9 ruangan,
Executive sebanyak 15 ruangan, Suite sebanyak 4 ruangan.
klinik acupunture, ruang Konseling TB DOTS, ruang
sekretariat PPRA, ruang logistik untuk pemesanan dan
penerimaan barang baik inventaris maupun non inventaris., OK
( Kamar Operasi ) terdiri dari 1 ruang persiapan dengan 8 bed,
8 ruang OK, 1 ruang pemulihan dengan 12 bed, 1 ruang
penyimpanan alat-alat canggih dan 1 ruang depo farmasi,
ruang sterilisasi / CSSD.
- Di lantai terakhir terdapat Lantai R (roof). Lantai ini terdapat
beberapa ruang khusus yang terdiri dari : ruang pertemuan
besar : Aula Dewandaru, ruang pertemuan kecil : ruang
akreditasi, ruang rapat Ciwa Atarwa, ruang perkantoran, ruang
komite medik, komite keperawatan, komite profesi lain, ruang
istirahat dokter.
Unit Rekam Medis Rumah Sakit BaliMed adalah unit yang terdapat di
Rumah Sakit sebagai sistem pengolahan yang dilakukan untuk mendiagnosis atau
merekam medis pasien. Unit rekam medis Rumah Sakit BaliMed mempunyai
tugas dan fungsi memberikan pelayanan rekam medis selama 24 jam secara terus
menerus dan berkesinambungan, meliputi :
22
3.2 Konsep Identifikasi Pasien
23
Proses indeksing pasien di RS BaliMed menggunakan system manual
maupun elektronik. System indeksing manual dibuatkan sensus harian yang
nantinya akan di isi oleh perawat dan diinput secara manual ke dalam
excel.Adapun proses indeksing pasien di SIMRS.
Jenis formulir yang terdapat di RS BaliMed berjumlah ±300 jenis
formulir, namun hanya 15 formulir yang lebih banyak digunakan di RS BaliMed
antara lain:
1. Ringkasan keluar masuk
2. Catatan edukasi terintegrasi
3. Penilaian awal medis rawat inap
4. Medical record
5. Penilaian awal ruang bersalin
6. Sidik kaki bayi
7. Informed consent Tindakan umum
8. Penilaian awal anestesi
9. Check list keselamatan pasien operasi
10. Assessment pra operasi
11. Catatan anestesi
12. Laporan operasi
13. General consent
14. Form pemulangan pasien
15. Penilaian awal UGD
Surat Keterangan Kelahiran (SKK) masih termasuk ke dalam rekam
medis. Pendistribusian SKK dimulai dari administrasi rumah sakit yang
menerbitkan surat keterangan tersebut yang telah di tanda tangani oleh dokter.
Dalam surat keterangan kelahiran tersebut berisikan identitas ibu, alamat, waktu
dan tanggal lahirnya bayi. Surat Keterangan Kelahiran ini bisa dipergunakan
untuk pembuatan akte kelahiran, KIA, dan Kartu Keluarga terbaru.
Rata-rata kunjungaan pasien di Rumah Sakit BaliMed sebanyak ±300
pasien di hari yang berbeda. Tentu saja 300 pasien tersebut berbeda tujuan
berobat. Berikut alur prosedur pendaftaran disetiap unit:
24
1. Rawat Jalan :
- Petugas atau keluarga pasien mengambil nomer antrian di
mesin SITARI (Sistem Antrian Mandiri)
- Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian
- Pasien menuju loket 8 dan loket 9
- Petugas bertanya apakah sudah pernah berobat ke RS BaliMed
- Petugas admisi meminta identitas berupa KTP dan kartu
asuransi jika pasien memiliki pertanggungan asuransi.
- Petugas admisi membuka registrasi pasien di SIMRS
- Petugas admisi “klik” lihat data pasien di dalam SIMRS untuk
memastikan pasien belum pernah dating ke RS BaliMed atau
sudah namun pasien lupa.
- Jika data pasien belum ada, maka petugas admisi menginput
data pasien sesuai KTP, nomor telepon pasien (maksimal 2
nomor telepon yang bisa dihubungi), poliklinik yang dituju,
tipe pasien (umum atau IKS).
- Petugas mendaftarkan ke poli tujuan
- Petugas admisi meneliti identitas
- Petugas admisi mengklarifikasi Kembali data pasien yang
tercantum pada bukti pendaftaran
- Petugas admisi memberikan bukti antrian ke pasien
- Petugas admisi mengarahkan pasien untuk menunggu di depan
ruangan dokter.
2. Rawat Inap :
- Pasien atau keluarga membawa blanko rawat inap dari
IGD/VK/Poliklinik
- Petugas admisi memanggil nomor antrian
- Keluarga / penanggungjawab pasien menuju loket rawat inap
(3&4)
- Petugas admisi meminta identitas pasien dan blanko rawat inap
berwarna putih (non-emergency) dan pink(emergency)
25
- Petugas admisi melakukan pengecekan apakah pasien sudah
terdaftar rawat jalan di data pasien rawat jalan
- Petugas admisi memastikan dan mengupdate status sosial di
SIMRS
- Petugas menanyakan rencana menggunakan asuransi atau
perusahaan atau BPJS dan umum
- Petugas admisi memberikan formulir rawat inap untuk
dilengkapi oleh pasien atau keluarga pasien
- Petugas menginformasikan biaya yang akan ditanggung pasien
selama perawatan
- Petugas admisi membooking kamar ke canigara, cempaka, atau
cendana
- Petugas admisi menandatangani semua berkas
- Petugas admisi mengcopy semua surat biaya, identitas dan KIE
pasien
- Petugas admisi menggabungkan berkas serta menyiapkan less
dan menempelkan barcode
- Petugas mengecek kembali kelengkapan berkas rawat inap
- Petugas mendistribusikan berkas rawat inap ke UGD atau VK
- Untuk pasien rawat inap dari poliklinik spesialis kelengkapan
pasien dibawa oleh keluarga pasien sendiri
26
- Petugas admisi mencari data pasien dengan keyword nama dan
tanggal lahir
- Petugas menginput nomor kartu asuransi, jaminan, nama
penjamin dan poli tujuan UGD
- Petugas meneliti isi formulir pasien
- Petugas admisi memberikan bukti pendaftaran ke pasien untuk
dibawa ke UGD
Tabel 3.2 Alur Pendaftaran Pasien Rawat Inap, Rawat Jalan, UGD
Unit Pelayanan TPP TPP TPP Poli- IGD RI Kasir Apotik Unit Pasien
Pasien RJ IGD RI klinik (Keu) (Farmasi) Penunjang Pulang
(Lab, Rodll) (dirujuk)
Rawat jalan √ √ √ √ √ √
Rawat Inap √ √ √ √ √ √
Rawat Darurat √ √ √ √ √ √
27
indeks Tindakan di RS BaliMed menggunakan system manual dari SIMRS ke
excel. Indeks kematian di RS BaliMed menggunakan system SIMRS.
28
11 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 1410XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
BOOKINGAN DOKTER
13 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 1637XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
13 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 2307XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
Satu rencana yang pasti tentang pengelolaan rekam medis yang tidak aktif
(in active record) harus ditetapkan sehingga selalu tersedia tempat peyimpanan
rekam medis yang baru. Rekam medis dinyatakan tidak aktif apabila selama 5
tahun terakhir rekam medis tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Rekam
medis-rekam medis yang tidak aktif dapat disimpan di ruangan lain. Proses in
aktif berkas tergantung pada kapasitas ruang penyimpanan yang tersedia di
Rumah Sakit BaliMéd. Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan
29
pengurangan arsip dari rak penyimpanan dengan cara memindahkan arsip rekam
medis in aktif dari rak aktif ke rak in aktif dengan cara memilah pada rak
penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan.
30
Tabel 3.4 Target Klasifikasi, Kodefikasi, Penyakit di RS BaliMed
31
3.6 Sistem Informasi RMIK Di Rumah Sakit
32
BAB IV
PEMBAHASAN
FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORM ASSESMENT
AWAL MEDIS RAWAT INAP
33
dokter penanggung jawab yang lupa melengkapi atau tidak menandatangani
formulir. Berdasarkan data hasil identifikasi KLPCM di bulan April sebesar
74,6%, bulan Mei sebesar 75,6%, dan bulan Juni sebesar 75,3% tidak
melengkapi pengisian formulir penilaian awal medis rawat inap. Hal ini
berpengaruh terhadap kinerja pekerjaan. Pengisian formulir yang tidak
lengkap bisa menghambat proses kinerja dikarenakan di rumah sakit BaliMed
sudah menggunakan system semi RME atau Rekam Medis Elektronik, jika
pengisian formulir tidak lengkap akan mempengaruhi proses Scanning
dokumen berkas rekam medis pasien yang awalnya rekam medis manual
menjadi rekam medis elektronik.
34
Material 1. Formulir yang tidak dijangkau oleh
dokter penanggung jawab
1. Factor Man
Beberapa dokter penanggung jawab yang bisa dikatakan sudah
lanjut usia, tidak menutup kemungkinan untuk lupa menandatangani
formulir penilaian awal medis rawat inap, namun terdapat beberapa
dokter penanggung jawab yang masih muda tidak melengkapi
pengisian formulir penilaian awal medis rawat inap.
Dokter penanggung jawab lupa terhadap pengisian formulir
tersebut dikarenakan ada kesibukan atau kepadatan jadwal praktek
yang menyebabkan dokter penanggung jawab akan menunda pengisian
formulir dan berujung hingga tidak mengisi formulir tersebut.
2. Faktor Machine
Dokter yang menandatangani formulir penilaian awal medis rawat
inap hanya menandatangani / memparaf namun tidak membubuhi cap
basah/ cap resmi yang berisikan nama dokter. Ini menyebabkan
perawat atau petugas harus mencari dokter penanggungjawab untuk
meminta cap basah.
3. Faktor Method
Pelaksanaan SPO yang tidak diterapkan ke semua dokter dan
karyawan. Pelaksanaan SPO yang belum merata atau belum
dilaksanakan di semua karyawan dan dokter, bahwa SPO sangat
penting untuk dipahami dan dilaksanakan. Pada SPO pengisian rekam
medis yang ada di RS Balimed Denpasar terdapat pengisian formulir
masih ditemukan penggunaan coretan yang tidak disertakan dengan
paraf serta tanggal pada waktu merubahnya.
35
4. Factor Material
Ketidaklengkapan pengisian formulir penilaian awal medis rawat
inap bisa dipengaruhi oleh formulir yang pengisiannya terlalu banyak
dan padat, sehingga tempat untuk tanda tangan dokter penanggung
jawab tidak bisa dijangkau oleh dokter dan menyebabkan dokter
penanggung jawab tidak melihat dan tidak menanda tangani. Letak
kolom tanda tangan dokter penanggung jawab di formulir penilaian
awal medis rawat inap di rumah sakit BaliMed Denpasar berada di
bagian bawah atau bagian akhir formulir dan kolom yang tersedia tidak
terlalu efektif karena terlalu kecil dan jika dilihat secara sekilas kolom
tanda tangan dokter penanggung jawab hampir sama dengan kolom-
kolom yang lainnya.
5. Factor Money
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa pasien BPJS
kurang lebih diperhatikan untuk kelengkapan pengisian tanda tangan
formulir penilaian awal medis rawat inap di rumah sakit BaliMed ini
berdampak kepada proses pengklaiman biaya untuk pasien bpjs dan
tidak mempercepat proses kinerja karyawan, namun untuk pasien
umum juga kurang lebih diperhatikan untuk kelengkapan pengisian
tanda tangan dokter penanggung jawab.
36
2. Melakukan pelaporan setiap tiga bulan terakhir dan melakukan
perankingan dokter yang paling banyak tidak melengkapi
pengisian tanda tangan.
3. Membangun kerja sama yang baik antara pihak yang berkaitan,
seperti kerja sama antara perawat dan dokter penanggung
jawab.
4. Perlu diadakannya seminar terkait pentingnya kelengkapan
pengisian tanda tangan sehingga dapat meningkatkan kesadaran
dokter dalam mengisi formulir penilaian awal medis rawat inap
serta memberikan feedback kepada dokter pada saat evaluasi
untuk meningkatkan kesadaran para dokter penanggung jawab.
5. Pimpinan rumah sakit agar memotivasi petugas kesehatan agar
melaksanakan pekerjaannya menjadi lebih baik
6. Dengan menambahkan suatu komponen seperti Post It “Sign
Here” di formulir. Kegunaannya adalah untuk memudahkan
dan mengingatkan dokter penanggung jawab untuk
menandatangani formulir penilaian awal medis rawat inap jika
ditemukannya tanda tangan yang tidak lengkap. Penggunaan
komponen tambahan diluar kepentingan formulis ini dapat
menjadi solusi yang tepat karena bermanfaat untuk mengurangi
ketidaklengkapannya pengisian tanda tangan dokter
penanggung jawab.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
38
4. Perlu diadakannya seminar terkait pentingnya kelengkapan
pengisian tanda tangan sehingga dapat meningkatkan kesadaran
dokter dalam mengisi formulir penilaian awal medis rawat inap
serta memberikan feedback kepada dokter pada saat evaluasi
untuk meningkatkan kesadaran para dokter penanggung jawab.
5. Pimpinan rumah sakit agar memotivasi petugas kesehatan agar
melaksanakan pekerjaannya menjadi lebih baik
6. Dengan menambahkan suatu komponen seperti Post It “Sign
Here” di formulir. Kegunaannya adalah untuk memudahkan
dan mengingatkan dokter penanggung jawab untuk
menandatangani formulir penilaian awal medis rawat inap jika
ditemukannya tanda tangan yang tidak lengkap. Penggunaan
komponen tambahan diluar kepentingan formulis ini dapat
menjadi solusi yang tepat karena bermanfaat untuk mengurangi
ketidaklengkapannya pengisian tanda tangan dokter
penanggung jawab.
39
DAFTAR PUSTAKA
Nur. 2020. Tinjauan Kelengkapan Formulir Asesmen Awal Medis Rawat Inap
Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Esa Unggul. Viii.
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-16700-
ABSTRAK.Image.Marked.pdf
Aji. 2016. Sistem Penomoran Dan Penamaan Rekam Medis. Academia.Edu. 05-
09.
https://www.academia.edu/31542034/SISTEM_PENOMORAN_DAN_PENAMA
AN_REKAM_MEDIS
Eva. 2019. Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik). Scribd.03-22.
https://www.slideshare.net/EvaKhoirunnisa3/konsep-dasar-rekam-medis-
informasi-kesehatan-rmik
40
Lampiran 1
41
Lampiran 2
Daftar Hadir PKL
LogBook
42
Lampiran 3
43
Rekapitulasi Kode Diagnosis dan Tindakan Sistem Respiratory
Rumah Sakit BaliMed
Tahun 2023
No No Diagnosis Tindakan Kelengkapan Kode Kode
Rekam Hasil Diagnosis Tindakan
Medis Telusur
44
Rekapitulasi Kode Diagnosis dan Tindakan Sistem Cardiovaskuler
Rumah Sakit BaliMed
Tahun 2023
No No Diagnosis Tindakan Kelengkapan Kode Kode
Rekam Hasil Diagnosis Tindakan
Medis Telusur
45
Lampiran 4
BOOKINGAN DOKTER
13 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 1637XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
13 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 2307XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
46
13 Juli 2023 Dr. I Gede Wirya Kusuma 1764XX
Duarsa, M. Kes, Sp.U(K)
47
Lampiran 5
Jenis Kelas RS Umum
Berdasarkan Permenkes No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS
I. Pelayanan Tersedia Tidak Keterangan
Tersedia
A. Pelayanan Medik Umum
1 Pelayanan Medik Dasar √
2 Pelayanan Medik Gigi dan Mulut √
3 Pelayanan KIA/KB √
B. Pelayanan Gawat Darurat
1 24 jam & 7 hari seminggu √
C. Pelayanan Medik Dasar
1 Penyakit Dalam √
2 Kesehatan Anak √
3 Bedah √
4 Obstetri dan Ginekologi √
D. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1 Radiologi √
2 Patologi Klinik √
3 Anestesiologi √
4 Rehabilitasi Medik √
5 Patologi Anatomi √
E. Pelayanan Medik Spesialis lain
1 Mata √
2 Telinga Hidung dan Tenggorokan √
3 Syaraf √
4 Jantung dan Pembuluh darah √
5 Kulit dan Kelamin √
48
6 Kedokteran Jiwa √
7 Paru √
8 Orthopedi √
9 Urologi √
10 Bedah Syaraf √
11 Bedah Plastik √
12 Kedokteran Forensik √
F. Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut
1 Bedah Mulut √
2 Konservasi/Endodonsi √
3 Orthodonti √
4 Periodonti √
5 Prosthodonti √
6 Pedodonsi √
7 Penyakit Mulut √
G Pelayanan Medik Subspesialis
1 Bedah √
2 Penyakit Dalam √
3 Kesehatan Anak √
4 Obstetri dan Ginekologi √
5 Mata √
6 Telinga Hidung dan Tenggorokan √
7 Syaraf √
8 Jantung dan Pembuluh darah √
9 Kulit dan Kelamin √
10 Jiwa √
11 Paru √
12 Orthopedi √
49
13 Gigi dan Mulut √
H Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1 Asuhan Keperawatan √
2 Asuhan Kebidanan √
I Pelayanan Penunjang Klinik
1 Perawatan Intensif √
2 Pelayanan Darah √
3 Gizi √
4 Farmasi √
5 Sterilisasi Instrumen √
6 Rekam Medis √
J Pelayanan Penunjang Non Klinik
1 Landry/Linen √
2 Jasa Boga/Dapur √
3 Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas √ IPSRS
4 Pengelolaan Limbah √
5 Gudang √
6 Ambulance √
7 Komunikasi √
8 Kamar Jenazah √
9 Pemadam Kebakaran √ Hydrant
10 Pengelolaan Gas Medik √
11 Penampungan Air Bersih √
50
1 18 dokter umum dan 4 dokter
gigi
2 12 dokter umum dan 3 dokter √
gigi
3 9 dokter umum dan 2 dokter gigi
4 4 dokter umum dan 1 dokter gigi
B 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar,
masing- masing minimal
1 6 dokter spesialis √
2 3 dokter spesialis
3 2 dokter spesialis
4 1 dokter spesialis (2 dari 4
spesialis
dasar)
C 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain,
masing-
masing minimal
1 3 dokter spesialis √
2 1 dokter spesialis (8 dari 12
pelayanan
spesialis)
D 13 Pelayanan Subspesialis, masing-
masing
minimal
1 2 dokter spesialis √
2 1 dokter spesialis (2 dari 4
spesialis
dasar))
E Pelayanan Spesialis
Penunjang, masing-
masing minimal
51
1 3 dokter spesialis (dari 5 √
pelayanan
spesialis
2 2 dokter spesialis (dari 4
pelayanan
spesialis
3 1 dokter spesialis (dari 2
pelayanan spesialis
F 7 Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut,
masing-masing
1 1 dokter gigi spesialis √
2 1 dokter gigi spesialis (3 dari 7
pelayanan
spesialis)
3 1 dokter gigi spesialis (1 dari 7
pelayanan spesialis)
52
III. Peralatan Tersedia Tidak Keterangan
Tersedia
1 Peralatan medis di √
Instalasi Gawat
Darurat
2 Peralatan medis di Instalasi Rawat √
Jalan
3 Peralatan medis di Instalasi Rawat √
Inap
4 Peralatan medis di √
Instalasi Rawat
Intensif
5 Peralatan medis di Instalasi √
Tindakan
Operasi
6 Peralatan medis di Instalasi √
Persalinan
7 Peralatan medis di Instalasi √
Radiologi
8 Peralatan medis di Instalasi √
Anestesi
9 Peralatan medis Laboratorium √
Klinik
10 Peralatan medis Farmasi √
11 Peralatan medis di Instalasi √
Pelayanan Darah
12 Peralatan medis Rehabilitasi Medik √
13 Peralatan medis Instalasi Gizi √
14 Peralatan medis Kamar Jenazah √ Transit
53
IV Sarana dan Prasarana Tersedia Tidak Keterangan
Tersedia
1 Bangunan/Ruang Gawat √
Darurat
2 Bangunan/Ruang Rawat Jalan √
3 Bangunan/Ruang Rawat Inap √
4 Bangunan/Ruang Bedah √
5 Bangunan/Ruang Rawat √
Intensif
6 Bangunan/Ruang Isolasi √
7 Bangunan/Ruang Radiologi √
8 Bangunan/Ruang √
Laboratorium Klinik
9 Bangunan/Ruang Farmasi √
10 Bangunan/Ruang Gizi √
11 Bangunan/Ruang Rehabilitasi √
Medik
12 Bangunan/Ruang √
Pengelolaan Sarana
Prasarana
13 Bangunan/Ruang Pengelolaan √
Limbah
14 Ruang Sterilisasi √
15 Bangunan/Ruang Laundry √
16 Bangunan/Ruang Pemulasaran √
Jenazah
17 Bangunan/Ruang Administrasi √
18 Bangunan/Ruang Gudang √
19 Bangunan/Ruang Sanitasi √
20 Bangunan/Ruang Dinas √
Asrama
54
21 Ambulance √
22 Ruang Komite Medis √
23 Ruang PKMRS √
24 Ruang Perpustakaan √ Online
25 Ruang Jaga Ko Ass
26 Ruang Pertemuan √
27 Bangunan/Ruang Diklat √
28 Ruang Diskusi √
29 Skill Lab dan Audio Visual √
30 Sistem Informasi Rumah Sakit √
31 Sistem Dokumentasi Medis √
Pendidikan
32 Listrik √
33 Air √
34 Gas Medis √
35 Limbah Cair √
36 Limbah Padat √
37 Penanganan Kebakaran √
38 Perangkat Komunikasi (24 jam) √
39 Tempat Tidur √
55
5 Komite Medik √
6 Komite Etik dan Hukum √
7 Satuan Pemeriksa Internal (SPI) √
8 Surat Izin Praktek Dokter √
9 Perjanjian Kerjasama Rumah √
Sakit dan Dokter
10 Akreditasi Rumah Sakit √
Rawat Inap √ √ √ √
Rawat Darurat √ √ √ √
56
Lampiran 6
57