MEDIKAL BEDAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelas 2B Keperawatan
Kelompok 2
3. Neneng Setiawati
4. Rensi Rahmawati
5. Siti Nurhalimah
2018/2019
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
COVER MAKALAH 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang dewasa,
dengan pendekatan “one-to-one basis”. Kategori “dewasa” berimplikasi pada penegmbangan
yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas perkembangan ini dapat berdampak pada
perubahan peran dan respon psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan, dan hal
ini perlu menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan kajian dan intervensi keperawatan.
Pendekatan keperawatan harus memperhitungkan “level kedewasaan” klien yang ditangan,
dengan demikian pe;ibatan dan pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal
penting, sesuai dengan kondisinya; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities”
c. Fokus telaahan
keperawatan adalah respon manusia dalam mengahdapi masalah kesehatan baik actual
maupun potensial. Dalam lingkup keperawatan medikal bedah, masalah kesehatan ini
meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial sebagai akibat adanya penyakit, terjadinya
trauma maupun kecacatan berikut respon klien yang unik dari aspek-aspek bio-psiko-sosio-
spiritual. Mengingat basis telaahan respon klien bersumber dari gangguan fisiologis, maka
pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme terjadinya gangguan dan (potensi)
manifestasi klinis dari gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan intervensi
keperawatan.
Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan yang dihadapi klien dapat
bersumber atau terjadi pada seluruh system tubuh meliputi system-sistem persyrafan;
d. Lingkup garapan
e. Basis intervensi
Dari focus telaahan dan lingkup garapan keperawatan medikal bedah yang sudah
diuraikan sebelumya, basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah
ketidakmampuan klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. (Self care
deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara tuntutan
kebutuhan (Self – care demand) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (Self-care ability)
sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik
pada setiap individu karena kebuthan akan self-care (Self care requirement) dapat berbeda-
beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berfikir logis-kritis, teknis
dan telaah legal-etis untuk menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai,
apakah bantuan total, parsial atau suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
f. Konsekuensi professional
Menutup sementara tulisan ini ada berbagai konsekuensi logis yang masih harus
dipikirkan sebagai acuan bagi praktisi keperawatan pada area keperawatan medikal bedah.
10 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
Mengorganisasikan
Mengarahkan
Mengontrol
5. Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran Sebagai Pembeharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
- Kemajuan teknologi
- Perubahan Lisensi-regulasi
- Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
- Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran
perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4 peran
diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran perawat sebagai
pengelola pelayanan dan institusi keperawatan, peran perawat sebagai pendidik dalam
keperawatan serta peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.
b. Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
11 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan.
2.4 Tren dan Issu keperawatan medikal bedah Menurut, (Nursalam,2008: hal 28-32)
1. Tren KMB
12 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
b. Lokasi tempat bekerja Menariknya dari 4 hambatan yang penulis tanyakan
(biaya, waktu, keahlian, dan kebijaksanaan), jawaban responden sangat
bervariasi dan adanya suatu korelasi yang kuat antarvariabel. Misalnya
mereka yang bekerja di Jakarta mengatakan bahwa anggaran untuk riset
dapat di peroleh dengan mudah, sebaliknya yang bekerja di luar Jakarta
mengalami kesulitan. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan (keahlian)
perawat yang bekerja di Jakarta lebih baik karena mereka rata-rata
memiliki pendidikan D3 dan S1 kesehatan masyarakat, sehingga proposal
yang ditulis lebih bias diterima oleh pemberi dana. Di samping itu juga
karena faktor kesempatan dan informasi yang cepat bagi perawat Jakarta.
(Nursalam, 2008: hal 28)
13 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan Karena rendahnya
dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan
keperawatan secara professional, maka perawat lebih cendrung untuk
melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dari dokter.
Mereka cendrung untuk menolak terhadap perubahan ataupun sesuatu
yang baru dalam melaksanakan perannya secara professional.
14 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
mengarahkan perawat tentang how to work and apply, bukan how to think
and do criticall.
15 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I
DAFTAR PUSTAKA
http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/18/keperawatan-medikal-bedah/
https://samoke2012.files.wordpress.com/2015/10/konsep-dan-perspektif-kmb.pdf
17 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h I