Disusun oleh:
Kelompok IV
1. Nurhayati (PBd20.026)
2. Nur ilah (PBd20.027)
3. Risky Estriana (PBd20.028)
4. Riska (PBd20.029)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan–Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan. Tujuan lain dari penyusunan makalah
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan akademis serta meningkatkan
rasa tanggung jawab seorang mahasiswa.
Kami menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu
demi terciptanya karya yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga
dengan segala keterbatasan yang ada pada kami, makalah ini dapat memberi manfaat
kepada semua pihak. Terima kasih.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
melalui poliklinik maupun unit gawat darurat. Pasien yang datang melalui
poliklinik bidan datang langsung maupun datang dengan perjanjian. Menurut
kedatangannya pasien rawat jalan dibedankan menjadi dua yaitu pasien baru dan
pasien lama yang datang kerumah sakit setelah mendapat pelayanan di polklinik
bisa langsung pulang, dirujuk kerumah sakit lain atau menjalani rawat inap.
4. pengambilan/peminjam berkas
dilakukan dengan cara mengisi “requisation slip” yang berisi: nomor rekam
medik, nama pasien, unit meminjam dan tanggal peminjaman. Pada saat
berkas rekam medik sedang keluar dari rak penyimpanan (sedang dipinjam),
maka tempat berkas tersebut diganti dengan berkas “outguide”.
Aturan dan prosedur umum dalam pengarsipan rekam medik pasien di rumah
sakit, antara lain: ketika berkas dikembalikan, sebelum disimpan harus diperiksa
dan diurutkan dahulu untuk memudahkan penyimpanan kembali. Penyimpanan
hanya dilakukan oleh petugas penyimpanan berkas. Berkas dengan folder yang
sobek harus segera diperbaiki dan lembaran yang lepas harus segera disatukan
dengan file induk.
Di bagian kebidanan hal ini penting yang harus disimpan adalah catatan,
tentang asuhan ibu dan bayi, selama hamil, persalinan dan nifas. Termasuk semua
hasil pemeriksaan, resep obat dan pemberiannya. Penentuan akan hal penting
tidaknya suatu komponen pencatatan harus diputuskan oleh dokter dan bidan senior.
Dalam lingkup Rumah Sakit dapat dibuka untuk tujuan :
Pbd20.027
a. Pelayanan rawat jalan Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di Puskesmas
yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan,
termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Kartu rawat jalan adalah
formulir rekam medis yang digunakan untuk mencatat perjalanan penyakit pasien
pada saat menjalani pelayanan rawat jalan di pelayanan kesehatan. Isi pokok
formulir ini adalah identitas pasien ,tanggal berobat,ringkasan perjalanan
penyakit,tindakan dan tanda tangan dokter yang menangani Pelayanan.
b. Pelayanan rawat inap Berdasarkan Depkes RI 2009, Puskesmas rawat inap
adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong
pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif 6 terbatas maupun asuhan
keperawatan sementara dengan kapasitas kurang lebih 10 tempat tidur
Rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang
nantinya akan diolah menjadi informasi. Jenis-jenis kartu atau status rekam medis
yang ada di puskesmas sangat bervariasi sasarannya,sebagai contoh
1. Family Folder
2. Kartu Tanda Pengenal
3. Kartu Penderita dan indeks Penderita Kusta
4. Kartu Penderita dan indeks penderita TB
5. Kartu Rawat Jalan
6. Kartu Rawat Inap
7. Kartu Ibu
8. Kartu Anak
9. KMS Balita,Anak Sekolah,Ibu Hamil,dan Lansia
10. Kartu Rumah (Sanitasi)
Sedangkan pelayanan rekam medis pasien di mulai dari saat pasien datang ke
puskesmas pada loket pendaftaran,identitas pasien dicatat di kartu atau status rekam
medis dan selanjutnya pasien beserta kartu status rekam medisnya dibawa ke ruang
pemeriksaan.Oleh tenaga medis pasien tersebut dianamnesa dan diperiksa serta kalau
dibutuhkan dilakukan pemeriksaan penunjang.Akhirnya dilakukan penegakkan
diagnosa dan sesuai kebutuhan , pasien tersebut diberi obat atau tindakan medis
lainnya. Semua pelayanan kesehstan ini di catat dalam kartu atau dokumen rekam
medis.
Nama : resky estrianan
Sistem Pengumpulan Data dan Rekam Medik BidanPraktik Swasta (BPS) Seperti
halnya pencatatan di puskesmas, pencatatan dan pengumpulan data di bidan praktik
swasta (BPS) tercatat dalam beberapa formulir dan buku-buku rekam medis.Pada
umumnya, pelayanan kesehatan yang diberikan di sebuah BPS, adalah pelayanan
KIA dan pelayanan rawa tinap untuk persalinan.persetujuan tindakan medis, kartu
anak/status anak, kartu status peserta KB, kartupeserta KB, dan kartu persetujuan KB.
Selain beberapa formulir tersebut, ada beberapa blangko yang harus disiapkan di
sebuah BPS.Blangko-blangko tersebut, antara lain:
BPS juga harus memiliki beberapa buku-buku untuk keperluan pencatatan dan
pelaporan.Buku-buku tersebut antar lain: buku ibu asuh, buku inventaris, buku
rujukan, buku kas bulanan, buku stok obat, buku BBLR, buku pelayanan KB, buku
catatan kelahiran, buku catatan kematian, dan buku rencana kerja tahunan.
Biasanya seorang Bidan praktik mandiri akan melapor kegiatan sehari – harinya
secara berkala( bulanan ).
b. Pendokumentasian di BPS
BPS Pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukanolehseorangbidan di
masyarakat sangat rawan terhadap permasalahan yang
akandatangdaribentuk pelayanan yang berikanpadapasien, jadi
pencatatanataupendokumentasianharusmenja diperhatian yang
khususuntukmenghindarisertamelindungidiridarigugatanhukum.Biasanyaseoran
gbidanpraktikmandiriakanmelaporkegiatansehari–harinyasecaraberkala
(bulanan). Dengansistem yang hampirsamaseperti RS atauPuskesmas.
1. KIA
2. Laporan KB
3. Akseptorbaru (CU)
4. Laporanpemberianimunisasi
5. Laporanjumlahkunjungan
6. Laporanpersalinan
c. Pelayanan KIA
Pelayananrawatinapuntukpersalinan.
1. Kartuibuataustatus
2. Imformedconcent
3. BukuKIA
4. Lembarobservasi
5. Laporanpemberianimunisasi
6. Persetujuantindakanmedis
7. Kartuanakatau status anak
8. Kartu status pesertaKB
9. Kartupeserta KB danpersetujuan KB.
1. Suratketerangancutibersalinatausakit
2. Suratkelahiran
3. Suratkematiandansuratrujukan
BPS jugaharusmemilikibeberapabuku –
bukuuntukkeperluanpencatatandanpelaporan.Buku – bukutersebutantaralain;
1. Bukuibuasuh
2. Bukuiventaris
3. Bukurujukan
4. Bukukasbulanan
5. Bukustokobat
6. BukuBBLR
7. BukupelayananKB
8. Bukucatatankelahiran
9. Bukucatatankematian
Nama : Riska ( PBd20.029 )
Sumbe rmasukan (input) yang penulis akan amati dan analisis dari unit rekam
medis adalah sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, SOP, dan material.
Kemudian input tersebut digunakan dalam proses penyelenggaraan rekam medis di
unit rekam medis berupa kegiatan-kegiatan assembling, filling, retrieval, coding.
Keluaran (output) yang akan penulis amati dan analisis adalah keleng kapan berkas
rekam medis serta ketepatan waktu penyediaan berkas rekam medis. Umpan balik
(feedback) merupakan informasi yang diterima dari staff rekam medis terkait input,
proses, output yang diteruskan kepada kepala unit rekam medis untuk selanjutnya
mendapatkan instruksi dan atau masukan dengan tujuan perbaikan input dan proses
sebagai bagian dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi di unit rekam medis yang
juga dilaksanakan oleh pihak manajemen.
SumberDayaManusia (SDM)
1. Jumlah Tenaga
Jumlah tenaga di unit rekam medis masih kurang karena tidak ada petugas
distribusi guna mengirim berkas rekam medis ke Hemo di alisa, IGD dan
rawat inap untuk pasien operasi yang selama ini dilakukan oleh petugas rekam
medis pelaksana. Uraian tugas petugas rekam medis yang disebutkan dalam
dokumen rumah sakit tidak berjalan semestinya, saat observasi tampak
petugas assembling juga melayani penyediaan berkas sehingga fungsi
assembling tidak bisa maksimal.
Penyelenggaraan rekam medis menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.135/Kep/Menpan/ 12/2002 dalam Hatta
(2008) adalah kegiatan pelayanan penunjang secara professional yang
berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi setiap pemberi
pelayanan kesehatan, administrator, dan manajemen pada sarana pelayanan
kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu
pengetahuan rekam medis. Terselenggaranya manajemen informasi
kesehatan dimulai dengan dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh
tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang kemudian dikelolas
cara terencana melalui teknologi informasi dan komunikasi. Penyelenggaraan
rekam medis yang baik bergantung pada petugas rekam medis itu sendiri.
Dengan terpenuhinya jumlah petugas rekam medis yang sesuai dengan uraian
pekerjaan di tiap-tiap unit kerja maka pelayanan akan menja dilebih
maksimal.
Pendidikan
Menurut Savitri (2011), dalammenjalankankegiatannya di unit
rekammedisdiperlukansumberdayamanusia yang
memenuhikompetensiperekammedislulusan DIII. Di RumahSakit “X”
dalammenjalankankegiatannya juga didukung oleh tenaga DIII rekammedis dan
SMA, halinisudahsesuaidengankualifikasipendidikan yang terdapat di
dokumenuraiantugaspetugasrekammedis,
hanyasajasaatpelaksanaankarenakurangnyapetugas, petugaslulusan SMA juga
melaksanakan coding.
Rumahsakitmendukungpegawainyauntukmelanjutkanpendidikan dan memberikan
support finansialnamunselamainibelumadapengajuandaripetugasrekammedis
Pelatihan
Kegiatanpelatihan yang diikuti oleh petugasrekammedisbaik internal
maupunpelatihan di luarrumahsakitmasihkurang. Adapun pelatihan yang
berhubungandenganrekammedistercatat di dalamdokumenhanya 1 kali yaitu pada
tahun 2013 mengenaidasarrekammedis, sedangkanpelatihan internal terkait
coding BPJS. Kepala unit mengutamakanpegawai yang telahmemiliki masa kerja
minimal diatassetahununtukdikirimpelatihankarenaselamaini turn over
petugasrekammedissebelumnyadikenalcukuptinggi.Hanggraeni (2012)
telahmengemukakanbahwapelatihan (training) adalah proses
melatihpekerjamenjadiahliuntukmembantunyamengerjakanpekerjaanya yang
sekarangsecara optimal
Pengetahuantentang SOP
MenurutTambunan (2013), bahwadenganmemahami dan
menerapkanpedoman SOP yang efektifakanmemastikanadanyaacuan formal
bagisetiapanggotaorganisasi.
Pengetahuanpetugastenangprosedurpenyelenggaraanberkasrekammedissudahc
ukupbaik, haliniterlihatdarisesiwawancaradi mana
denganmudahpetugasdapatmenyebutkandenganruntut dan cepatkegiatan yang
merekalakukansehariharinamunbagian-bagian yang tidakdilakukandalam
proses kegiatantidakdisebutkan oleh informan.
SOP
1. Evaluasi SOP BPPRM rekammedisbelumpernahdievaluasi, sedangkan
SOP yang digunakanmasihmerujuk BPPRM tahun 2012, yang
isinyatidakdipahamipetugas dan kurangsesuaidenganprosedur yang
merekalaksanakansaatini. Misalnya pada PROSD. BerdasarkanKepmenKes
RI No. 333/ MENKES/ SK/XII/1999, disebutkanbahwa di unit
rekammedia harusterdapatkebijkan dan peraturanprosedur yang
dapatditinjausetiap 3 tahun. Hal initidakdilaksanakan di rumahsakit “X”
karenawewenanguntukmenentukanstandart dan
kebijakanpelayananseharusnyadilakukanpanitiarekammedis yang
belumsaatinitidakaktif. (BPPRM, 2012). Adapun menurutsabarguna
(2005), penerapan SOP hendaknyadiupayakanadakegiatanevaluasitahunan.
2. Sosialisasi SOP Berdasarkanhasipenelitian, sosialisasi SOP
telahdilaksanakandengancarasaatorientasikerja, petugasdimintamembaca
SOP dan melaluirekankerja yang lebih senior, menempelkanprosedurkerja
di ruangrekammedis. Sosialisasitidakdilaksanakansecararutin dan
terencana.
Sarana Prasarana
1. Ruang RekamMedis Alat penyimpananrekammedis yang baik,
penerangan yang baik, pengaturansuhu, dan pemeliharaanruangan
yang benarakanmenunjangterjaganya file rekammedis yang ada
(Depkes, 2006). Di rumahsakit “X”
saranaprasaranamasihbelummemadaimeskipundariwaktukewaktusuda
hterdapatperbaikan. Hal
initerbuktidengansaatpenelitimengadakanobservasiterdapatpenambaha
nkomputer, printer, sertalampusehinggapenyelenggaraanrekammedis
yang membutuhkan computer telahterpenuhiyaitupelaporan, indexing
dan coding, sertapencarianriwayatkunjunganpasien. Penerangan juga
telahmemadaiterbuktidenganpetugasdapatmembaca tulisan di
berkastanpamengalamikelelahanmataakibatpenerangan yang kurang.
Namunsaranateleponbelumtersediakarenaterkaitpemasangansaluran
dan penambahansaranabelummaksimalterkendalaruangan yang sempit.
2. Ruang PenyimpananBerkasMenurut WHO (2002) dalambuku
“Medical Record Manual” syaratrakpenyimpananyaitu:
a. Cukupjarak, sebaiknyaantararak filing
diberijarakstandartumumnyayaitu 900 mm. Hal
iniuntukmemberikanjalanuntuktroli dan petugas yang
berjalandiantararakuntukpenyimpanan dan pengambilankembali.
b. Rakpenyimpanansebaiknyatidakterlalutinggi, rata-rata orang
bisamenjangkau dan anaktanggasebaiknyadibuatuntukmencapairak
paling atas.
c. Masing-masing rakpenyimpananharusdiberi label dengan range
darinomorpenyimpananrekammedis pada nomorutamanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pelayanan kepada pasien
mulai saat kunjungan pertaman hingga kunjungan-kunjungan berikutnya.
Sebagai informasi tertulis tentang perawatan kesehatan pasien, rekam medis
digunakan dalam pengelolaan dan perencanaan fasilitas dan pelayanaan
kesehatan, juga digunakan untuk penelitian medis dan untuk kegiatan statistik
pelayanan kesehatan.
B. Saran
Saran untuk instansi yang bersangkutan diharapkan lebih meningkatakan kualitas
keamanan dan pelayanan untuk lebih menjaga privasi pasien untuk
mempermudah mahasiswa dalam melakukan pendidikan, penelitian, maupun
observasi lapangan
DAFTAR PUSTAKA
Varney, H.1997. Varneys Midwifery, Third Edition.UK: Jones & Barlett Publishers
International
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI
Budi, Savitri C. 2011. Manajemen Unit KerjaRekamMedis. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media. Departemen Kesehatan RI.
PengembanganSumberDayaManusia. Jakarta. PT. RinekaCipta. Nurhasanah, R. 2008.
AnalisisKuantitatifKelengkapanRekamMedis
AnalisisSistemRekamMedis Rawat Jalan di Unit RekamMedis RSU Bhakti Yudha
Depok Tahun 2013