OLEH:
RENTILIA WINDRI
NIM. 2019.NS.B.07.022
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING PRAKTIK
i
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui
ii
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
stase keperawatan maternitas ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Maternitas
Antenatal Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia
Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka
Raya”.
Penulis
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2) Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3) Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
4) Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5) Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.Kehamilan menurut
Mochtar, (2010) dibagi menjadi 3 triwulan :
(1) Triwulan I antara 0-12 minggu.
(2) Triwulan II antara 12-28 minggu.
(3) Triwulan III antara 28-40 minggu
2.1.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan
membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air
mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar
100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke
dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi
rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran
tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari
vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel
yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan
zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa
subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus
sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak
sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
6
pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu
sperma.
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.4.1 Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenore ( terlambat datang bulan)
2. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi.
3. Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan
4. Mual (nausea) dan muntah
1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
2) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sickness.
3) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
5. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam.
6. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
7. Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
8. Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi, pada triwulan kedua sudah menghilang
9. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulit-
an untuk buang air besar.
10. Pingmentasi kulit
1) Sekitar pipi : cloasma gravidarum, keluarnya melanophore stimulating
hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
7
2) dinding perut
(1) Strie lividae
(2) Strie nigra
(3) Linea alba makin hitam
(4) Perubahan sekitar payudara
(5) Hiperpigmentasi areola mamae
(6) Puting susu makin menonjol
(7) Kelenjar montgomery menonjol
(8) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
(9) Epulis
(10) Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
(11) Varices atau penampakan pembuluh darah vena
(12) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
(13) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara.
(14) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2.1.4.2 Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan
1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
1) Tanda Hegar’s
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
2) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
3) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
4) Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
5) Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong- konyong
menjdi keras karena berkontraksi.
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
Sebagian kemungkinan positif palsu
8
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginam yaitu:
1) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.Macam-macamabortusyaitu:
(1) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih
didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks
(2) Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri
yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules
labih sering dan kuat, perdarahan bertambah
(3) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal
didalam serviks.Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
(4) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah mulai mengecil.
(5) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau
lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his
sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil
lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika
dan antibiotika.
10
3. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan
ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
4. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri.Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan
gawat.Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.Pada rubtur
tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk
dalam keadaan syok.
2.1.5.2 Komplikasi pada Trimester ke II
1. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan.Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun,
ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia).Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa
plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil
harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau
radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar
hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi
menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih
sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat
suplai darah yang lebih banyak.
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering
lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah.Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
11
janin.Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-
larut.
2.1.5.3 Komplikasi kehamilan pada trimester III
1. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester
ketiga.Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila
ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba.Karena itu, ibu
hamil bisa langsung shock dan lemas.
2. Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala.Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan
yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang
sangat hebat.Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat.
Gejala ini adalah tanda preeklamsia.
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh.Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil.Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak
hilang setelah beristirahat.Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut
edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal
jantung atau anemia.
4. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua.Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan,
kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila
mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal.Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat.Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina (Marjati dkk,
2010).
12
Interval Lama
Antigen Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
8. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera mungkin setelah
rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan sebaiknya
dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan.
9. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis).tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia
atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke
janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan.Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.Trombosit untuk melihat apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan.Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi
saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan.Pemeriksaan HBsAg
untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu.Infeksi hepatitis bisa
ditularkan lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut
di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak
mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk
mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin.
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani
16
persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu dan
bayi selamat dan sehat
2.1.7.4 Tatalaksana Kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2013), standar
minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
1) Timbang berat badan
2) Tekanan darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
6) Tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran.
9) Tes VDRL
10) Tes reduksi urine.
11) Tes protein urine
12) Tes Hb
13) Terapi iodium
14) Terapi malaria
2.1.7.5 Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien.Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
2.1.7.6 Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus Naegele rule, Cara menghitungnya: Tentukan hari pertama
17
menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstrual Periode).
1. jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) =
17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
2. Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir (10 + 7), (10 – 3), (2010 +
1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
1) Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
2) Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
3) Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada
wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari
hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
2.1.7.7 Jadwal kunjungan ANC (Prawirohardjo, 2010)
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada
letak lintang dapat ditemukan kepala.
3. Pemeriksaan Leopold III
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur
kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin normal
maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27
cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan
terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada
primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul (Hanifa Wiknjosastro, 2009).
22
BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai
30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
5) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
6) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
7) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
8) Pendidikan, ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Keluhan utama
1. Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
2. Riwayat keluhan utama
1) P : Provokasi/paliatif (penyebab)
2) Q : Quality/ bagaimana gejala dirasakan
22
23
3. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
4. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
5. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
6. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolik.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
atau pergeseran diafragma.
5. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
7. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3.3 Rencana Keperawatan
3.3.1 Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi..
28
5) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
Rasional : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
3.3.5 Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan
pola tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Pola tidur teratur
Intervensi :
1) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
Rasional : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur
yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
2) Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional : ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
3) Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur
pada posisi semi fowler.
Rasional : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru,
penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun,
membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. 2 jam dan
dapatkan 8 jam tidur per malam.
4) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
Rasional : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada
multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
3.3.6 Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
33
Intervensi :
1) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
Rasional : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2) Kaji status pernapasan klien.
Rasional : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan
cara jalan.
Rasional : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone
(relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat
gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
4) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan
kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi,
menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari
berdiri/duduk lama.
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan
dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
5) Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
Rasional : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya
tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek
perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar
oksitosin meningkat.
3.3.7 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kelebihan
volume cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
1) Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan
keseimbangan masukan dan pengeluaran,
2) bunyi nafas bersih/jelas,
3) tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
4) berat badan stabil dan tidak ada edema.
5) Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
34
Intervensi :
1) Pantau berat badan secara teratur.
Rasional : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi
cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
2) Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
Rasional : indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi
cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10
kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi
predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
3) Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi
natrium).
Rasional : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air
(terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
4) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Rasional : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di
penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan
tindakan sederhana.
3.3.8 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien
dapat toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi
perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
1) Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu
untuk menguji komitmen.
2) Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
35
3) Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar.
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencenaan yang sudah
disusun pada tahap perencanaan sebelumnya, Nanda, (2012). Implementasi
merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien. Selalu pikirkan terlebih
dahulu ketepatan suatu intervensi sebelum mengimplementasikannya. Pedoman
klinis atau protokol merupakan dokumen berbasis bukti yang membimbing keputusan
dan intervensi untuk masalah kesehatan tertentu. Saat mempersiapkan pelaksanaan
intervensi, lakukan pengkajian ulang pada klien, tinjau dan revisi rencana asuhan
keperawatan yang ada, organisasi sumber daya dan penyampaian layanan, antisipasi
dan cegah komplikasi, serta implementasikan intervensi tersebut.
3.5 Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009).
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
(Mubarak, dkk., 2012).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani,
2013).
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh pasien
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai
dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).
36
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN
4.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 Juni 2020, pukul
09.00 WIB. Di ruang KIA BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan
tehnik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku
keperawatan klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
4.1.1 Identitas Klien & Penanggung jawab
4.1.1.1 Identitas Klien:
Nama : Ny. T
Tempat / tanggal lahir : Banjarmasin, 12 Juli 1989
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah : O+
Alamat : Pahandut Seberang
Diagnosa Medis : G3P2A0
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2020
Tanggal Pengkajian : 12 Juni 2020
Nomor Rekam Medik :-
4.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :O
Alamat : Pahandut Seberang
Hubungan dengan Klien : Suami
36
37
- Distantia cristarum
- Conjugata externa
- Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium -
- Linea inominata -
- Dinding samping -
- Spina Ischiadika -
- Sacrum -
- CV – CD -
Rentilia Windri
44
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Ny. T mengatakan Kehamilan Defisit Nutrisi
saya tidak nafsu makan
Perubahan psikologis
dan sering mual/muntah.
DO:
Tidak nafsu makan
- keadaan umum baik,
- LILA 23 cm
- IMT 18 BB kurang
N: 88 x/m,
RR: 20 x/m,
S: 36 OC
- Usia kehamilan 30
minggu.
- Denyut jantung janin:
138 x/m
- Tinggi fundus uteri 29,5
cm.
PRIORITAS MASALAH
46
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri klien 1. Mengetahui skala nyeri klien
Nyeri akut keperawatan selama 1x30 2. Ukur tanda-tanda vital klien 2. Mengetahui keadaan umum klien
berhubungan menit diharapkan nyeri 3. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. Agar klien merasa nyaman
dengan perubahan klien dapat teratasi dengan 4. Ajarkan tehnik relaksasi
fisik ibu hamil kriteria hasil: 4. Mengurangi nyeri klien
1. Skala nyeri berkurang 1
2. Klien tampak rileks
3. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal:
TD : 120/80 mmHg
N: 60-100 x/m
RR: 16-24 x/m
S: 36,5-37,5OC
46
48
Diagnosa 3 Setelah dilakukan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola tidur klien.
Gangguan pola perawatan selama 1x30 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur 2. Untuk mengetahui faktor pengganggu tidur klien.
tidur berhubungan menit pola tidur membaik 3. Modifikasi lingkungan 3. Lingkungan yang aman dan nyaman dapat membuat
dengan kurangnya kriteria hasil: klien tenang dan tidak terganggu
ketidaknyamanan 1. Klien tidak sulit tidur 4. Tetapkan jadwal tidur rutin 4. Jadwal yang rutin dapat membantu mengontrol tidur
fisik 2. Pola tidur membaik klien.
3. Istirahat klien 5. Jelaskan pentingnya istirahat selama 5. Supaya ibu dapat mengontrol pola tidur sehingga
cukup/meningkat hamil istirahatnya tercukupi
6. Anjurkan menepati kebiasaan waktu 6. Anjuran ini diberikan agar ibu lebih memperhatikan
tidur. kebiasaan waktu tidur.
47
49
48
50
Jumat, 12 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S: Klien mengatakan sudah memahami apa yang
Juni 2020 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur sampaikan, klien akan lebih memperhatikan pola
Pukul 10.00 3. Memodifikasi lingkungan tidurnya.
4. Menetapkan jadwal tidur rutin
WIB O:
5. Menjelaskan pentingnya istirahat selama hamil
6. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur. - Klien tampak memahami tentang penjelasan
yang diberikan.
A: Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi. Rentilia Windri
- Menyarankan klien dan keluarga untuk tetap
memperhatikan pola tidur klien saat hamil
sehingga istirahatnya dapat tercukupi.
49
51
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah membahas secara keseluruhan tentang Asuhan Keperawatan Antenatal
Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30
Minggu (Trimester 3) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya, pada bab
ini akan disampaikan kesimpulan sebagai berikut :
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Ny.T terdapat beberapa
kesamaan dengan teori. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus Ny.T
semuanya berjumlah 3 ( tiga ) diagnosa yaitu: defisit nutrisi berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, nyeri akut berhubungan dengan perubahan
fisik ibu hamil dan gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan, tujuan
dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus yang
menjadi prioritas utama defisit nutrisi, nyeri akut dan gangguan pola tidur. Pada
diagnosa tersebut semua rencana tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan klien.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. T dikelola sesuai rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan mandiri serta dengan berkolaborasi
bersama tim medis dan mengikutsertakan keluarga pasien.
Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa semua intervensi teratasi dan
memberikan perencanaan tindak lanjut kepada keluarga untuk memberi dukungan
dan menyiapkan Ibu hamil dengan mengingatkan untuk kontrol, jaga kebersihan dan
memenuhi gizi seimbang ibu dan bayi dalam kandungan.
5.1 Saran
Dukungan kepada ibu baik dari berbagai faktor dapat mempengaruhi pasien
dalam mengambil keputusan dalam pengobatan yang akan dijalani. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan kesehatan, edukator dan konselor memberikan pengaruh
terhadap pasien dalam menentukan keputusan untuk penatalaksanaan penyakitnya.
50
52
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2010
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan