Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS ANTENATAL CARE (ANC)

PADA NY. T DENGAN DIAGNOSA MEDIS G3P2A0 DENGAN USIA


KEHAMILAN 30 MINGGU (TRIMESTER 3) DI RUANG KIA
PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

OLEH:
RENTILIA WINDRI
NIM. 2019.NS.B.07.022

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Rentilia Windri
Nim : 2019.NS.B.07.022
Judul : Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di
Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Perseptor Akademik Perseptor Lahan

Vina Agustina, Ners., M. Kep. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners

i
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Rentilia Windri
Nim : 2019.NS.B.07.022
Judul : Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di
Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Perseptor Akademik Perseptor Lahan

Vina Agustina, Ners., M. Kep. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners

Mengetahui

Ketua Program Studi Ners

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.

ii
3

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
stase keperawatan maternitas ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Maternitas
Antenatal Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia
Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka
Raya”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. drg. Yayu Indriaty, Sp.KGA selaku Direktur RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya yang telah menyediakan tempat bagi pelaksanaan Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penyusun
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Profesi Ners Keperawatan.
3. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners di STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
4. Vina Agustina, Ners., M.Kep. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan ini.
5. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan ini.
6. Ny. T yang telah bersedia menjadi kasus kelolaan.
7. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan asuhan
keperawatan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi pengembangan
ilmu kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Palangka Raya, Juni 2020

Penulis

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).
Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC
dipantau melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan
ANC sesuai standar paling sedikit empat kali (K4).
AKI di Indonesia masih tinggi, berdasarkan hasil laporan SDKI pada tahun
2012, terdapat 359 per 100.000 kelahiran hidup yang jauh dari target MDGs 2015
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). AKI yang diperoleh dari
dinas kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2016 terdapat 33 kasus kematian ibu, terjadi
peningkatan AKI pada tahun 2015 yang mencapai 40 kasus (Dinkes Kab.Tegal,
2016). AKI yang diperoleh dari Puskesmas Talang Kabupaten Tegal tahun 2016
terdapat 3 kasus kematian ibu, sedangkan pada tahun 2017 terdapat 3 kasus kematian
ibu. Data terbaru untuk tahun 2018 terdapat 1 kasus kematian ibu. Dampak
kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu tidak terdeteksi secara dini adanya
kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat
melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu
banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun) yang akibatnya
terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat dicegah ataupun diobati (Dwi et al.,
2017). Di Puskemas Pahandut sendiri pada tahun 2019 pada pelayanan antenatal
care (ANC) cakupan K1 tercatat 97,7% menurun pada cangkupan K4 sebesar 92,6%
berjumlah 774 Ibu hamil yang datang untuk control kesehatan ibu dan bayi dalam
kandungan. Meskipun demikian, cangkupan kunjungan ANC terus meningkat karena
tidak sedikit perawat dan bidan memberikan informasi mengenai pentingnya control
keadaan kehamilan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan yang nanti akan mempengaruhi bayi. (UPT Puskesmas Pahandut,
2019).
Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian
risiko. Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak
akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan
janinnya (Saifuddin, 2009). Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat
menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang

1
2

dapat mempengaruhi keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga


tidak segera dapat diatasi yang akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI)
meningkat (Marmi, 2014).
Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung akan
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan
ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010). Kurangnya
pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Salah satu
diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil (Kuswanti, 2014). Maka, penulis tertarik
menyusun laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC)
pada Ny. T dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu
(Trimester 3) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC) pada Ny. T dengan
Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC) pada Ny. T
dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3)
di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
3) Mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa Medis
G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang KIA
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
4) Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
3

5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pada Ny. T dengan Diagnosa


Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30 Minggu (Trimester 3) di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Teoritis
Laporan asuhan keperawatan ini sebagai bahan informasi bagi perawat untuk
meningkatkan mutu profesi keperawatan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada klien dengan diagnosa medis G3P2A0.
1.4.2 Praktisi
1.4.2.1 Bagi institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukkan dalam upaya pelayanan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan diagnosa Medis G3P2A0 di Puskesmas Pahandut
Palangkaraya.
1.4.2.2 Pendidikan
Sebagai referensi belajar Mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya
dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan diagnosa medis G3P2A0.
1.4.2.3 Mahasiswa
Menambah wawasan dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan
diagnosa medis G3P2A0 dan sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa
dalam penulisan laporan asuhan keperawatan.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan
saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil
agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat. Pelayanan antenatal adalah
untuk mencegah adanya komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk., 2010).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Departemen Kesehatan, 2007).
Menurut adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut
sebagai kehamilan postmatur.Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut
kehamilan premature.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian,
masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). Kehamilan
normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus
sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara
minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke
36). (Hanifa Wiknjosastro, 2012)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro, 2016).
2.1.2 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
1) Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata.

4
5

2) Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3) Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
4) Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5) Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.Kehamilan menurut
Mochtar, (2010) dibagi menjadi 3 triwulan :
(1) Triwulan I antara 0-12 minggu.
(2) Triwulan II antara 12-28 minggu.
(3) Triwulan III antara 28-40 minggu
2.1.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan
membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air
mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar
100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke
dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi
rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran
tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari
vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel
yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan
zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa
subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus
sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak
sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
6

pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu
sperma.
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.4.1 Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenore ( terlambat datang bulan)
2. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi.
3. Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan
4. Mual (nausea) dan muntah
1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
2) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sickness.
3) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
5. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam.
6. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
7. Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
8. Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi, pada triwulan kedua sudah menghilang
9. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulit-
an untuk buang air besar.
10. Pingmentasi kulit
1) Sekitar pipi : cloasma gravidarum, keluarnya melanophore stimulating
hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
7

2) dinding perut
(1) Strie lividae
(2) Strie nigra
(3) Linea alba makin hitam
(4) Perubahan sekitar payudara
(5) Hiperpigmentasi areola mamae
(6) Puting susu makin menonjol
(7) Kelenjar montgomery menonjol
(8) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
(9) Epulis
(10) Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
(11) Varices atau penampakan pembuluh darah vena
(12) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
(13) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara.
(14) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2.1.4.2 Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan
1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
1) Tanda Hegar’s
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
2) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
3) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
4) Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
5) Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong- konyong
menjdi keras karena berkontraksi.
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
Sebagian kemungkinan positif palsu
8

2.1.4.3 Absolut / Tanda pasti kehamilan


1. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2. Teraba bagian anak oleh pemeriksa
3. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
4. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa
2.1.5 Komplikasi Kehamilan
2.1.5.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
1. Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala–gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-
80 % primigravida dan 40-60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan,
gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya
wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-
hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah
disebut hiperemisis gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
daripada makanan padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada
waktu berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu rasa mual.
9

Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginam yaitu:
1) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.Macam-macamabortusyaitu:
(1) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih
didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks
(2) Abortus Insipiens 
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri
yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules
labih sering dan kuat, perdarahan bertambah
(3) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal
didalam serviks.Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
(4) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah mulai mengecil.
(5) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau
lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his
sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil
lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika
dan antibiotika.
10

3. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan
ditemukan jaringan seperti buah anggur.  Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
4. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri.Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan
gawat.Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.Pada rubtur
tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk
dalam keadaan syok.
2.1.5.2 Komplikasi pada Trimester ke II
1. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan.Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun,
ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia).Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa
plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil
harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau
radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar
hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi
menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih
sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat
suplai darah yang lebih banyak.
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering
lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah.Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
11

janin.Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-
larut.
2.1.5.3 Komplikasi kehamilan pada trimester III
1. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester
ketiga.Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila
ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba.Karena itu, ibu
hamil bisa langsung shock dan lemas.
2. Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala.Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan
yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang
sangat hebat.Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat.
Gejala ini adalah tanda preeklamsia.
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh.Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil.Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak
hilang setelah beristirahat.Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut
edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal
jantung atau anemia.
4. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua.Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan,
kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila
mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal.Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat.Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina (Marjati dkk,
2010).
12

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
2. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan
vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta
harus dicurigai.
2) USG: Untuk menentukan letak placenta.
3. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah
serta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
2) Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba, 2010; 110)
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat
Pelayanan Dasar, 2012 : 1).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)
2.1.7.2 Tujuan ANC
Menurut Manuaba (2015), secara khusus pengawasan antenatal bertujuan sebagai
berikut :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.1.7.3 Pelayanan ANC
1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
2. Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata
antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan
13

untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan


dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk menentukan
status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat badan dan
tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010): Rumus IMT =   BB
/TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
1) Nilai IMT < 18,5     : Status gizi kurang
2) Nilai IMT 18,5-25    : Status gizi normal
3) Nilai IMT >25  : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang,
sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang
anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang
menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah
maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
1) Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon
2) Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
3) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
Baca menurut tanda panah.
4. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
5. Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada
kehamilan yang pertama.
14

Tabel 2.1  Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri


Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus
Sumber: Manuaba, 2012
6. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung
janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3) Normal: antara 120-160x/menit
4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
7. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan
interval  waktu 4 minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena
15

diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus neonaturum.


Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu kali penyuntikan.
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval Lama
Antigen Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
8. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera mungkin setelah
rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung  FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan sebaiknya
dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan.
9. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis).tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia
atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke
janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan.Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.Trombosit untuk melihat apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan.Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi
saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan.Pemeriksaan HBsAg
untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu.Infeksi hepatitis bisa
ditularkan lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut
di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak
mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk
mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin.
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani
16

persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu dan
bayi selamat dan sehat
2.1.7.4 Tatalaksana Kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2013), standar
minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
1) Timbang berat badan
2) Tekanan darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
6) Tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran.
9) Tes VDRL
10) Tes reduksi urine.
11) Tes protein urine
12) Tes Hb
13) Terapi iodium
14) Terapi malaria
2.1.7.5 Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien.Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi  dan menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
2.1.7.6 Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus Naegele rule, Cara menghitungnya: Tentukan hari pertama
17

menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstrual Periode).
1. jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) =
17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
2. Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir  (10 + 7), (10 – 3), (2010 +
1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
1) Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
2) Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
3) Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada
wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari
hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
2.1.7.7 Jadwal kunjungan ANC (Prawirohardjo, 2010)

Kunjungan Waktu Alasan


Trimester I Sebelum 14 minggu 1. Mendeteksi masalah yg dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
2. Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya)
3. Membangun hubungan saling percaya
4. Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
5. Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester 28 – 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
III
Setelah 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau
kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
18

2.1.7.7 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen


1. Pemeriksaa
n Leopold I

Gambar 2.2 Leopold I :


Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan,
menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan
lunak
2. Pemeriksaan Leopold II

Gambar 2.3 Leopold II :


Untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.
19

Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada
letak lintang dapat ditemukan kepala.
3. Pemeriksaan Leopold III

Gambar 2.4 Leopold III :


untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu
dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah
tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
4. Pemeriksaa
n Leopold IV

Gambar 2.5 Leopold IV :


Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam
panggul.
Hasil :
1) 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
2) 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3) 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
4) 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang
berada diatas simpisis.
20

6) 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.


2.1.7.8 Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
1. Jons
on :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
2. John
Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.1.7.9 Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari –
jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :

Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas pintu
panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
21

karena kepala janin masuk ke


rongga panggul.
Sumber: Manuaba, (2012)

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU (cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur
kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin normal
maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27
cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan
terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada
primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul (Hanifa Wiknjosastro, 2009).
22

BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
1) Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai
30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.    
5) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
6) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
7) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
8) Pendidikan, ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Keluhan utama
1. Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
2. Riwayat keluhan utama
1) P  : Provokasi/paliatif (penyebab)
2) Q : Quality/ bagaimana gejala dirasakan

22
23

3) R : Region/ dimana gejala dirasakan


4) S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
5) T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3.1.2.2 Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan,
ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang didapatkan,
penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua
adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3.1.2.3 Riwayat kesehatan dahulu
1. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau
tidak.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi, Perlu dicatat bagi ibu yang
mengikutiatau pernah mengikuti KB.Hal ini penting diketahui apakah
kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga,anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan
3.1.3 Pemeriksaan Fisik Dan Pengkajian Fungsional
3.1.3.1 Inspeksi
1. Muka  : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah,gigi.
2. Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3. Dada  : bentuk buah dada,pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu,keadaan puting susu,adakah kolostrum
4. Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis,terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan
dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),hipokondria, iliaka
kiri (scibala).
24

5. Abdomenobstetrik  : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan


pucat,pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6. Vulva  :keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7. Anggota bawah   : cari varises,oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
3.1.3.2 Palpasi
1. Tujuan :
1) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
2) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
1) Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
1) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
2) 12 minggu – 1-2 jari di atas simfisis.
3) 16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat
4) 24 minggu – setinggi pusat
5) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
6) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
7) 36 minggu – 3 jari dibawah px
8) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4. Menurut leopold
1) Leopold I
(1) Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha]
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
(3) Rahim dibawa ke tengah
(4) Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
(5) Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian
apa yang di fundus.
2) Leopold II
(1) Keadaan tangan pindah ke samping
25

(2) Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di


pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
(3) Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
(4) Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
(1) Dipergunakan satu tangan saja.
(2) Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
(3) Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
(4) Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
4) Leopold IV
(1) Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
(2) Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
(4) Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
a. Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
b. Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
c. Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
(5) Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
3.1.3.3 Auskultasi
1. Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2. Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
3.1.3.4 Pemeriksaan panggul
1. Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
2. Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
26

3. Distantia cristarum (N = 26-29 cm)


4. Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
5. Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
6. Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
7. Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
3.1.3.5 Pengukuran panggul dalam, meliputi :
1. Promotorium (N = tidak teraba)
2. Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
3. Sacrum ( N = cekung)
4. Spina ischiadica (N = menonjol)
5. Arcus pubis ( N = > 900
3.1.3.6 Pemeriksaan laboratoriu
1. Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, missal :
gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
2. Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam
kehamilan maupun persalinan
3. Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia,bila Hb kurang dari 10gr
%. (normalnya : 11gr%)
4. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan
perkiraan persalinan.
3.1.3.7 Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
2. Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik
usus dan pembesaran uterus yang menahannya.Sering kencing merupakan
hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan
karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
27

3. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
4. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
5. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
6. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolik.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
atau pergeseran diafragma.
5. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
7. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3.3 Rencana Keperawatan
3.3.1 Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi..
28

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas


berkurang/hilang
Kriteria hasil :
1) Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
2) Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
1) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan
menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
2) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang
dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan
3) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan
situasi.
4) Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
Rasional : dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
3.3.1 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2) Mengikuti diet yang dianjurkan
3) Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
4) Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan
kulit
Rasional :  kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamila
2) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitaminzat besi setiap hari.
Rasional : Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
29

3) Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan


tingkat motivasi untuk makanannya.
Rasional : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin
dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon
terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
4) Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal
yang optimum.
Rasional : ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau
dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
5) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative
pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
3.3.2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
Kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) Menurunkan keparahan mual dan muntah.
2) Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
3) Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :
1) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
Rasional :  :peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik
(HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric
memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
3) Rasional : membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
Rasional : indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
30

5) Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan


penurunan BB setiap hari.
Rasional : membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak
dapat dikontrol.
6) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam
kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering) sebelum bangun tidur.
Rasional : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3.3.3 Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola napas
efektif.
Kriteria hasil :
1) Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
2) Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafaskan.
Intervensi :
1) Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan)
Rasional : menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-
kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
Rasional : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan
menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
3) Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan
seperti berjalan.
Rasional : menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan oleh kelebihan.
4) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi
masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit
31

tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk


duduk atau tidur bila gejala berat
Rasional : postur yang baik dan makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan
ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen
untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat
meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid
3.3.4 Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 7 jam klien
dapat memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
1) Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
2) Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
3) Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan
trimester ketiga.
Rasional : membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi
berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan
kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
2) Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari.
Rasional : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat
yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic
3) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet.
Rasional : kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator
rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
4) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
Rasional : meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada
kasus edema fisiologi.
32

5) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
Rasional : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
3.3.5 Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan
pola tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Pola tidur teratur
Intervensi :
1) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
Rasional : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur
yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
2) Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional : ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
3) Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur
pada posisi semi fowler.
Rasional : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru,
penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun,
membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. 2 jam dan
dapatkan 8 jam tidur per malam.
4) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 
Rasional : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada
multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
3.3.6 Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
33

Intervensi :
1) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
Rasional : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2) Kaji status pernapasan klien.
Rasional : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan
cara jalan.
Rasional : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone
(relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat
gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
4) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan
kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi,
menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari
berdiri/duduk lama.
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan
dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
5) Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
Rasional : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya
tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek
perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar
oksitosin meningkat.
3.3.7 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kelebihan
volume cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
1) Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan
keseimbangan masukan dan pengeluaran,
2) bunyi nafas bersih/jelas,
3) tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
4) berat badan stabil dan tidak ada edema.
5) Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
34

Intervensi :
1) Pantau berat badan secara teratur.
Rasional : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi
cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
2) Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
Rasional : indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi
cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10
kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi
predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
3) Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi
natrium).
Rasional : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air
(terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
4) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Rasional : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di
penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan
tindakan sederhana.
3.3.8 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien
dapat toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi
perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
1) Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu
untuk menguji komitmen.
2) Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
35

3) Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar.
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencenaan yang sudah
disusun pada tahap perencanaan sebelumnya, Nanda, (2012). Implementasi
merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien. Selalu pikirkan terlebih
dahulu ketepatan suatu intervensi sebelum  mengimplementasikannya. Pedoman
klinis atau protokol merupakan dokumen berbasis bukti yang membimbing keputusan
dan intervensi untuk masalah kesehatan tertentu. Saat mempersiapkan pelaksanaan
intervensi, lakukan pengkajian ulang pada klien, tinjau dan revisi rencana asuhan
keperawatan yang ada, organisasi sumber daya dan penyampaian layanan, antisipasi
dan cegah komplikasi, serta implementasikan intervensi tersebut.
3.5 Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009).
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
(Mubarak, dkk., 2012).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani,
2013).
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh pasien
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan  
pengamatan yang objektif.
A:  Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P:   Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai
dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).
36

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 Juni 2020, pukul
09.00 WIB. Di ruang KIA BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan
tehnik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku
keperawatan klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
4.1.1 Identitas Klien & Penanggung jawab
4.1.1.1 Identitas Klien:
Nama : Ny. T
Tempat / tanggal lahir : Banjarmasin, 12 Juli 1989
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah : O+
Alamat : Pahandut Seberang
Diagnosa Medis : G3P2A0
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2020
Tanggal Pengkajian : 12 Juni 2020
Nomor Rekam Medik :-
4.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :O
Alamat : Pahandut Seberang
Hubungan dengan Klien : Suami

36
37

4.1.2 Status Kesehatan


4.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama:
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual muntah, nyeri punggung saat
beraktivitas, saat malam hari serta bangun tidur juga merasakan nyeri
punggung dan sulit tidur saat malam hari, sering terbangun saat tengah
malam.
4.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST):
Pada tanggal 12 Juni 2020 klien tiba di Puskesmas Pahandut Palangka Raya
dengan usia kehamilan 30 minggu. Klien mengatakan tidak nafsu makan sering mual
dan muntah, nyeri punggung saat beraktivitas, saat malam hari serta bangun tidur
juga merasakan nyeri punggung, seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 3 (sedang), nyeri
dirasakan ± 1-2 menit, sulit tidur saat malam hari, sering terbangun saat tengah
malam. Hasil pengkajian menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos
menthis, TD: 100/70 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36 OC, BB sebelum hamil:
47 kg, BB sesudah hamil: 45 kg, TB: 157 cm, LILA 23 cm, Bumil dengan KEK, IMT
18 berat badan kurang . Hasil palpasi janin tunggal, letak memanjang, presentasi
belum masuk PAP, TFU: pertengahan antara pusar dan px (processus xipodeus).
Denyut jantung janin: 138 x/menit. Tinggi fundus uteri 29,5 cm.

4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :


Klien mengatakan ini kehamilan yang ke-3 (G3 P2 A0)
4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular.

4.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi


4.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 12 tahun, Siklus: 28 hari, Lamanya Haid: 6-7 hari, Banyaknya:
3-4 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan,
dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair, Gangguan sewaktu
menstruasi tidak ada, HPHT: 4 November 2019, Taksiran Persalinan: 11
Agustus 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Usia Pernikahan 12 tahun, Lamanya Pernikahan 12 tahun, Pernikahan Ke-
1.
38

3. Riwayat Keluarga Berencana:


Sebelumnya klien menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Usia
Pernikahan 12 tahun, Lamanya Pernikahan 12 tahun, Pernikahan Ke-1.

4.1.3.2 Riwayat Obstetri :


1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3 P2 A0
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keadaan
No BB
partus hamil partus Penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi Anak
1 15-10- 9 bulan Spontan Rumah Laki-laki 2,5 Normal Normal Normal Normal Baik
2008 Sakit kg
2 20-11- 9 bulan Spontan Rumah Perempuan 2,8 Normal Normal Normal Normal Baik
2014 Sakit kg

2. Riwayat Kehamilan Sekarang


Amenorhoe: -, Keluhan waktu hamil tidak nafsu makan, mual muntah,
nyeri punggung dan sulit tidur. Pemeriksaan kehamilan : teratur, berat
badan turun. Tempat pemeriksaan dan di Puskesmas Pahandut dengan
hasil baik. Denyut jantung janin: 138 x/menit. Tinggi fundus uteri 29,5
cm.
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
0
4.1.4.1 Keadaan Umum Suhu 36, C Nadi 88 x/menit
Tekanan Darah 100/70 mmHg
G3P2A0
BB sebelum hamil 47 kg
BB saat hamil 45 kg
Tinggi Badan 157 cm
Kesadaran Compos Menthis
Turgor Kulit baik
4.1.4.2 Kepala Warna rambut hitam, oedema tidak ada,
keadaan bersih
4.1.4.3 Muka Hyperpigmentasi tidak ada
Rasa bengkak? Tidak ada Cloasma gravidarum tidak ada
Edema tidak ada
Simetris ya
4.1.4.4 Mulut Mukosa mulut & bibir lembab
Keluhan tidak ada Keadaan gigi lengkap, bersih
Fungsi Pengecapan baik
39

Keadaan Mulut bersih


Fungsi menelan baik
4.1.4.5 Mata Ukuran pupil 4 mm
Keluhan tidak ada Konjungtiva pucat
Sklera putih
Fungsi Penglihatan baik
4.1.4.6 Hidung Reaksi alergi tidak ada
Keluhan tidak ada Pernah flu pernah
Frekuensinya dalam 1 tahun -
Perdarahan/peradangan -
Keadaan/kebersihan ya
4.1.4.7 Telinga Keadaan bersih
Keluhan tidak ada Fungsi pendengaran baik
4.1.4.8 Leher Pembesaran kel.Tyroid tidak ada
Pembengkakan tidak ada Distensi vena jugularis tidak ada
Pembesaran KGB tidak ada
4.1.4.9 Daerah dada Sesak napas tidak ada
Jantung dan paru-paru normal Batuk tidak ada
Sakit dada tidak ada
Suara napas normal vesikuler
Bunyi jantung S1, S2 tunggal
Payudara tidak ada Palpitasi -
4.1.4.10 Abdomen hasil palpasi janin tunggal, letak
memanjang, presentasi belum masuk PAP,
TFU: pertengahan antara pusar dan px
(processus xipodeus).
Leopold I : TFU: pertengahan
antara pusar dan px (processus xipodeus),
pada fundus teraba bundar, lunak tidak
melenting kemungkinan bokong janin.
Leopold II : pada perut ibu
sebelah kiri teraba keras memapan
kemungkinan punggung janin, pada perut
ibu sebelah kanan teraba benjolan- benjolan
kecil kemungkinan anggota gerak janin.
Leopod III : pada perut ibu bagian
bawah teraba bundar, keras, dan melenting
40

dan dapat digoyangkan kemungkinan kepala


janin.
Leopod IV : kepala belum masuk
ke PAP
Denyut jantung janin: 138 x/m
Tinggi fundus uteri 29,5 cm.
4.1.4.11 Genitalia Eksterna Oedema tidak ada
4.1.4.12 Anus Hemoroid tidak ada
4.1.4.13 Ekstremitas atas dan Oedema tidak ada
bawah
4.1.4.14 Pemeriksaan Panggul Ukuran panggul luar :
- Distantia spinarum

- Distantia cristarum

- Conjugata externa

- Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium -

- Linea inominata -

- Dinding samping -

- Spina Ischiadika -

- Sacrum -

- CV – CD -

4.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


4.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dan nasi,
Makanan yang disukai: sop, Makanan yang tidak disukai: makanan yang pahit,
Makanan pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: kurang baik, sering mual dan
muntah. Porsi makan: ½-1 porsi, Minum (jumlah dan jenis): 1000 cc air putih.

4.1.5.2 Pola Eliminasi


1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 4-5 x/hari, Warna: kuning jernih, Bau: khas amoniak,
Masalah / Keluhan: tidak ada.
2. Buang Air Besar (BAB):
41

Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek,


Masalah / Keluhan: tidak ada.
4.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang ½ jam, malam 5 jam,
Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada.
Masalah/keluhan: pasien sulit tidur saat malam hari karena gerakan janin, sering
terbangun saat tengah malam.
4.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah raga:
jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang: berkunjung
ke rumah keluarga
4.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku:
bersih Vulva Hygiene:-
4.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada, Lain-
lain: tidak ada
4.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
4.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat
bayi: ya
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya:
ya
3. Jenis kelamin yang diharapkan: apa saja yang diberikan
Allah saya terima
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami dan ibu
5. Apakah hamil ini diharapkan: ya
4.1.6.2 Persepsi diri
1. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan
janinnya lahir dengan selamat dan sehat.
2. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih
dan kembali beraktivitas seperti biasanya
3. Perubahan yang dirasa setelah hamil:Terasa perut
semakin membesar.
4.1.6.3 Konsep diri
1. Body Image : Klien dapat
menerima proses persalinannya
42

2. Peran : Klien sebagai istri dan


ibu untuk anak-anaknya
3. Ideal Diri : Klien ingin cepat
pulih dan beraktifitas lagi
4. Identitas Diri : Klien seorang
perempuan dan ibu rumah tangga
5. Harga Diri : Klien menghargai
dirinya dan orang sekitarnya
4.1.6.4 Hubungan/komunikasi
1. Bicara : jelas
2. Bahasa utama :Indonesia, Bahasa daerah Banjar
3. Yang tinggal serumah : suami dan ibu
4. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
5. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. M
6. Motivasi dari suami : Tetap semangat
7. Apakah suami perokok : -
8. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
4.1.6.5 Kebiasaan seksual
1. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
2. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
4.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1. Siapa dan apa sumber kekuatan :Tuhan Yang Maha Esa.
2. ApakahTuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :Ya sangat
penting
3. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Sholat
4. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan: berdoa di atas tempat tidur
4.1.7 Pemeriksaan Penunjang
4.1.8 Pengobatan
1. Suplemen zat besi 1x1 sehari

Palangka Raya, 12 Juni 2020


Mahasiswa
43

Rentilia Windri
44

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Ny. T mengatakan Kehamilan Defisit Nutrisi
saya tidak nafsu makan
Perubahan psikologis
dan sering mual/muntah.
DO:
Tidak nafsu makan
- keadaan umum baik,

- kesadaran compos Defisit nutrisi


menthis
- BB sebelum hamil 47
kg
- BB saat hamil: 45 kg,

- TB: 157 cm,

- LILA 23 cm

- IMT 18 BB kurang

- Bumil dengan KEK


DS: Ny. T mengatakan Kehamilan Nyeri akut
nyeri punggung saat
beraktivitas, Perubahan fisik ibu hamil
saat malam hari serta
bangun tidur juga Gangguan rasa nyaman
merasakan nyeri (nyeri punggung)
punggung, seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri Nyeri akut
3 (sedang), nyeri
dirasakan ± 1-2 menit
DO:
- saat berjalan klien
tampak memegangi
punggung
- ekspresi wajah tampak
menahan nyeri
- TTV klien:
TD: 100/70 mmHg,
45

N: 88 x/m,
RR: 20 x/m,
S: 36 OC
- Usia kehamilan 30
minggu.
- Denyut jantung janin:
138 x/m
- Tinggi fundus uteri 29,5
cm.

DS: Ny. T mengatakan Kehamilan Gangguan Pola Tidur


sulit tidur saat malam hari
Perubahan fisiologis
karena gerakan janin,
sering terbangun saat Ketidaknyamanan fisik
tengah malam.
Gangguan pola tidur
DO:
- klien tampak lemas
- klien tampak lelah
- mata cekung
- sering menguap

PRIORITAS MASALAH
46

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual/muntah


ditandai dengan klien tidak nafsu makan, mual muntah, berat badan sebelum
hamil 47 kg, Keadaan umum baik, BB: 45 kg, TB: 157 cm, LILA 23 cm, IMT 18
berat badan kurang, Bumil dengan KEK.
2. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan fisik ibu hamil ditandai dengan nyeri
punggung saat beraktivitas, saat malam hari serta bangun tidur juga merasakan
nyeri punggung, seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 3 (sedang), nyeri dirasakan ±
1-2 menit. Saat berjalan klien tampak memegangi punggung, ekspresi wajah
tampak menahan nyeri. TD: 100/70 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36 OC.
Usia kehamilan 30 minggu, denyut jantung janin: 138 x/m dan tinggi fundus
uteri 29,5 cm.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik ditandai
dengan klien sulit tidur saat malam hari karena gerakan janin, sering terbangun
saat tengah malam. Klien tampak lemas, tampak lelah, mata cekung dan sering
menguap.
47

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. T


Ruang Rawat : KIA

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
Diagnosa 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi pasien 1. Untuk mengetahui pola nutrisi klien
Defisit nutrisi keperawatan selama 1x30 2. Timbang berat badan klien 2. Untuk mengetahui berat badan klien
berhubungan menit diharapkan nutrisi 3. Anjurkan klien untuk makan sdikit 3. Untuk memenuhi nutrisi klien
dengan perubahan klien tercukupi dengan tapi sering
nafsu makan, kriteria hasil: 4. Berikan informasi tertulis/verbal yang 4. Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
mual/muntah 1. BB meningkat tepat tentang gizi hamil dan suplemen seimbang
2. Nafsu makan baik vitamin zat besi setiap hari.
3. Pola makan teratur 5. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
mual/muntah 5. Mual/muntah dapat berdampak negatif pada status
nutrisi

Diagnosa 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri klien 1. Mengetahui skala nyeri klien
Nyeri akut keperawatan selama 1x30 2. Ukur tanda-tanda vital klien 2. Mengetahui keadaan umum klien
berhubungan menit diharapkan nyeri 3. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. Agar klien merasa nyaman
dengan perubahan klien dapat teratasi dengan 4. Ajarkan tehnik relaksasi
fisik ibu hamil kriteria hasil: 4. Mengurangi nyeri klien
1. Skala nyeri berkurang 1
2. Klien tampak rileks
3. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal:
TD : 120/80 mmHg
N: 60-100 x/m
RR: 16-24 x/m
S: 36,5-37,5OC
46
48

Diagnosa 3 Setelah dilakukan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola tidur klien.
Gangguan pola perawatan selama 1x30 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur 2. Untuk mengetahui faktor pengganggu tidur klien.
tidur berhubungan menit pola tidur membaik 3. Modifikasi lingkungan 3. Lingkungan yang aman dan nyaman dapat membuat
dengan kurangnya kriteria hasil: klien tenang dan tidak terganggu
ketidaknyamanan 1. Klien tidak sulit tidur 4. Tetapkan jadwal tidur rutin 4. Jadwal yang rutin dapat membantu mengontrol tidur
fisik 2. Pola tidur membaik klien.
3. Istirahat klien 5. Jelaskan pentingnya istirahat selama 5. Supaya ibu dapat mengontrol pola tidur sehingga
cukup/meningkat hamil istirahatnya tercukupi
6. Anjurkan menepati kebiasaan waktu 6. Anjuran ini diberikan agar ibu lebih memperhatikan
tidur. kebiasaan waktu tidur.

47
49

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Hari/Tangga Tanda Tangan
l Implementasi Evaluasi (SOAP) dan Nama
Jam Perawat
Jumat, 12 1. Mengkaji pola nutrisi klien: klien makan dengan S: klien mengatakan sudah bisa makan nasi dan
Juni 2020 teratur lauk pauk, klien memahami bahwa pentingnya
Pukul 09.30 2. Menimbang berat badan klien. memenuhi gizi seimbang untuk ibu dan bayi.
O: - klien tampak mendengarkan informasi yang
WIB 3. Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering:
diberikan
agar nutrisi klien tetap terpenuhi
- klien makan dengan teratur
4. memberikan informasi tertulis/verbal yang tepat
- TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 88x/ m, RR: 20
tentang gizi hamil dan suplemen vitamin zat besi
setiap hari. x/m,S: 36oc.
5. meninjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah. - Kesadaran compos menthis.
A: Masalah teratasi Rentilia Windri
P: Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
sering dan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
ibu dan janin.
- Rutin mengkonsumsi vitamin dan obat
penambah darah yang diberikan.
Jumat, 12 1. Mengkaji skala nyeri klien: skala nyeri 3 (sedang) S: klien mengatakan nyeri pada punggung
Juni 2020 2. Mengukur tanda-tanda vital klien: TTV klien TD: O: skala nyeri 3 (sedang)
Pukul 10.00 100/70 mmHg, N:88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36OC - TTV klien TD: 100/70mmHg, N:88 x/m,
WIB 3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin: posisi RR: 20 x/m, S: 36 OC
duduk - posisi duduk
4. Mengajarkan tehnik relaksasi: tehnik nafas dalam - tehnik nafas dalam Rentilia Windri
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

48
50

Jumat, 12 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S: Klien mengatakan sudah memahami apa yang
Juni 2020 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur sampaikan, klien akan lebih memperhatikan pola
Pukul 10.00 3. Memodifikasi lingkungan tidurnya.
4. Menetapkan jadwal tidur rutin
WIB O:
5. Menjelaskan pentingnya istirahat selama hamil
6. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur. - Klien tampak memahami tentang penjelasan
yang diberikan.
A: Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi. Rentilia Windri
- Menyarankan klien dan keluarga untuk tetap
memperhatikan pola tidur klien saat hamil
sehingga istirahatnya dapat tercukupi.

49
51

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah membahas secara keseluruhan tentang Asuhan Keperawatan Antenatal
Care (ANC) pada Ny. T dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 30
Minggu (Trimester 3) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya, pada bab
ini akan disampaikan kesimpulan sebagai berikut :
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Ny.T terdapat beberapa
kesamaan dengan teori. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus Ny.T
semuanya berjumlah 3 ( tiga ) diagnosa yaitu: defisit nutrisi berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, nyeri akut berhubungan dengan perubahan
fisik ibu hamil dan gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan, tujuan
dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus yang
menjadi prioritas utama defisit nutrisi, nyeri akut dan gangguan pola tidur. Pada
diagnosa tersebut semua rencana tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan klien.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. T dikelola sesuai rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan mandiri serta dengan berkolaborasi
bersama tim medis dan mengikutsertakan keluarga pasien.
Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa semua intervensi teratasi dan
memberikan perencanaan tindak lanjut kepada keluarga untuk memberi dukungan
dan menyiapkan Ibu hamil dengan mengingatkan untuk kontrol, jaga kebersihan dan
memenuhi gizi seimbang ibu dan bayi dalam kandungan.

5.1 Saran
Dukungan kepada ibu baik dari berbagai faktor dapat mempengaruhi pasien
dalam mengambil keputusan dalam pengobatan yang akan dijalani. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan kesehatan, edukator dan konselor memberikan pengaruh
terhadap pasien dalam menentukan keputusan untuk penatalaksanaan penyakitnya.

50
52

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 900/MENKES/VII/2007.


Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta

Departemen Kesehatan RI.2012. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat


Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta: Pusdiknakes

Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2010

Hani, Ummi; Jiarti K; Marjati; dkk.2010.“Asuhan Kebidanan pada Kehamilan


Fisiologis”. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC

Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku


Kedokteran : EGC
Nurhayati, Eti.2011. Psikolog Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, A Bari, 2010, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Tridasa


Printer.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan

Wiknjosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wiknjosastro, Hanifa. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai