Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN TRIMESTER 1

PADA NY. R DI KELURAHAN SARI REJO KECAMATAN MEDAN


POLONIA

Dosen Pembimbing:

Sulastri, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh

Kelompok 1 :

Nindya Dewi Larasati (J210180061)

Ida Syukrilla Rachmawati (J210180063)

Renny KartikaSari (J210180066)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R KEHAMILAN

TRIMESTER I

KUNJUNGAN KE I
1. PENGKAJIAN
BIODATAIDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia.
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Golongan Darah :O
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
No, register :
Diagnosa medis : Nausea
Tanggal pengkajian : 16 Maret 2021

2. KELUHAN UTAMA
Ny.R mengeluh mual muntah 4 sampai 5 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari
terutama setelah makan. Ny. R mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas dan nafsu
makan menurun. Ny. R mengatakan tidak mengetahui penyebab mual dan muntahnya.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Ny.R mengatakan mual muntah dirasakan sebanyak 4-5x/hari pada pagi dan sore hari.
Untuk memperbaiki keaadan Ibu langsung beristirahat ketika merasa mual.
Ny.R merasakan mual muntah secara berulang. Ny.R terlihat kelelahan. Karena
merasakan mual muntah secara berulang Ny.R merasa kelelahan sehingga tidak
semangat untuk beraktivitas.
4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami :Ibu pernah demam, batuk dan
pilek.
b. Pengobatan/ tindakan Yang pernah dilakukan :Ny. R membeli obat diwarung.
c. Pernah dirawat/dioperasi :Ny. R tidak pernah dirawat
maupun dilakukan operasi.
d. Lama dirawat :-
e. Alergi :Ny. R tidak memiliki riwayat
alergi.
f. Imunisasi :Imunisasi Ny.R lengkap

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Orang tua :Orang tua Ny. R tidak ada yang
menderita penyakit serius.
b. Saudara kandung :Saudara Ny. R tidak ada yang menderita
penyakit serius.
c. Penyakit keturunan yang ada :Ny. R tidak mempunyai penyakit
keturunan.
d. Anggota keluarga yang meninggal : Tidak ada anggota keluarga Ny. R
yang meninggal dunia.

6. RIWAYAT OBSTETRIK
G:1 P:0 A:0 HPHT : 10 – 2 – 2021 TTP : 17 – 11– 2021

Usia Kehamilan : 5 minggu 2 hari.

No Umur Komplikasi/Masalah Penolong

Kehamilan Persalinan Nifas Kondisi Anak

1 25 thn Hamil ini - - - -


7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Keadaan umum Ny. R saatini terlihat lemas.

b. Tanda – Tanda vital


1) Suhu tubuh : 36,5 °C
2) Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
3) Nadi : 70 x / menit
4) Pernafasan : 22 x / menit
5) Skala Nyeri :-
6) TB : 162cm
7) Berat badan saat ini : 55 kg
8) Berat badan sebelumnya : 59 kg
9) Lila : 21,5 cm

c. Pemeriksaaan Head to toe

1) Kepala dan rambut : Kulit kepala terlihat bersih dan tidak berbau.
2) Wajah : Struktur wajah bulat dan simetris.
3) Mata : Bola mata simetris, palpebra normal, dan konjungtiva terlihat pucat.
4) Hidung : Tulang hidung dan posisi septum nasi normal, simetris,dan tidak ada
terdapat cuping hidung.
5) Mulut dan faring : Keadaan bibir terlihat kering, pecah-pecah. Keadaan gigi
dan gusi bersih, tidak terlihat adanya perdarahan. Keadaan lidah bersih.
Kedudukan leher trachea normal , tidak ada massa ataupun nyeri tekan. Tidak
ada pembengkakan kelenjar thyroid. Suara jelas, tidak ada gangguan
komunikasi.
6) Pemeriksaan Integument : Integument bersih, hangat, dan berwarna kuning
langsat. Turgor kembali > 2 detik, tidak lembab dan tidak terdapat kelainan pada
kulit.
7) Pemeriksaan thorak/dada : Pernafasan Ny. R normal, frekuensinafas
22x/menit, suara nafas vesikuler. Tidak terdapat kesulitan saat bernafas.
8) Pemeriksaan abdomen : Bentuk abdomen masih seperti biasa.
8. Kebiasaan sehari - hari Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan sehari : 2 x/hari
b. Nafsu/selera makan : Nafsu makan Ny. R kurang terutama pada
sayuran hijau.
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada
d. Alergi : Tidak ada riwayat alergi
e. Mual dan muntah : Ya
f. Waktu pemberian makan : sesuai keinginan Ny. R.
g. Jumlah dan jenis makan : Menu biasa
h. Waktu pemberian cairan/minum : Minum sehabis makan, setiap kali
haus.
i. Masalah makan dan minum : Ny. R tidak mengalami kesulitan menelan
maupun mengunyah.

9. Perawatan diri/personal hygiene


a. Kebersihan tubuh : Tubuh Ny. R bersih, Ny. R mandi 3x sehari
b. Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi Ny. R bersih, Ny. Rmenyikat gigi 2
kali sehari.
c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan Ny. R bersih
karena dipotong seminggu sekali .
d. Pola Kegiatan/ Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebagian Total


Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti Pakaian

10. Untuk aktifitas ibadah


Ny. R dapat melakukan nya sendiri seperti biasanya.

11. Pola eliminasi BAB dan BAK


Pola BAB : Pasien BAB 1 x/ hari, biasanya pagi hari dikamar mandi.
Karakter feses : Tidak dikaji riwayat perdarahan : Tidak pernah
BAB terakhir : Sehari sebelum tanggal pengkajian (15 Juni 2021)
Diare : Sedang tidak diare
Penggunaan laktasif : Tidak
Pola BAK : Pasien BAK > 8 x / hari
Karakter urin : Berwarna kuning, cair, berbau khas.
Nyeri saat BAK : Tidak ada

12. ANALISA DATA

No. DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DS : Nausea Gangguan biokimia
1. Ny. R mengatakan mual,
muntah.
2. Pasien mengatakan mual
muntah selama 4-5 kali/sehari.
Yaitu pada pagi dan sore hari
terutama setelah makan.
3. DO :
1. Pasien nampak mual,
muntah.
2. Pasien nampak nafsu makan
berkurang.
3. Pasien nampak kelelahan.
4. Bibir pasien terlihat kering
dan pecah-pecah.
5. Pasien nampak lemas.
6. Tanda-tanda vital:
Suhu tubuh : 36,5 °C
Tekanan Darah : 100 / 70
mmHg.
Nadi : 70 x /menit
Pernafasan : 22 x / menit
7. Berat badan berkurang 4 kg.
8. Turgor kulit kembali lebih dari
2 detik.
2. DS : Perubahan nutrisi Proses kehamilan
1. Ny. Rmengatakan sering mual kurang dari
dan muntah dalam sehari bisa kebutuhan tubuh
lebih dari 4 sampai 5 kali,
mudah lelah ketika
beraktivitas, nafsu makan
menurun.
DO :
1. Konjungtiva Ny. R terlihat
pucat, keadaan umum lemah,
mukosa bibir kering kesadaran
baik dengan tanda- tanda vital :
TD:100/70 mmHg; HR:70x/I;
RR: 22 x/I; T: 36,5°C.
3. DS : Resiko Muntah
1. Ny. R mengatakan mual, ketidakseimbangan
muntah. elektrolit
2. Pasien mengatakan mual
muntah selama 4-5 kali/sehari.
Yaitu pada pagi dan sore hari
terutama setelah makan.
3. Pasien merasakan mual
muntah secara berulang
4. Pasien mengatakan berat
badan berkurang
5. Pasien mengatakan mudah
lelah selama beraktifitas dan
nafsu makan menurun.
DO :
1. Pasien nampak mual,
muntah.
2. Pasien nampak nafsu makan
berkurang.
3. Bibir pasien terlihat kering
dan pecah-pecah.
4. Pasien nampak lemas.
5. Tanda-tanda vital:
Suhu tubuh : 36,5 °C
Tekanan Darah : 100 / 70
mmHg.
Nadi : 70 x /menit
Pernafasan : 22 x / menit
6. Berat badan berkurang 4 kg.
7. Turgor kulit kembali lebih dari
2 detik.
4. DS : Defisit Kurang terpapar
1. Pasien mengatakan tidak pengetahuan informasi ditandai
mengetahui penyebab mual dan dengan pasien tidak
muntahnya. mengetahui
DO : penyebab mual dan
1. Pasien nampak kebingungan muntah
2. Tanda-tanda vital:
Suhu tubuh : 36,5 °C
Tekanan Darah : 100 / 70
mmHg.
Nadi : 70 x /menit
Pernafasan : 22 x / menit

13. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. D.0076 (halaman 170) Nausea b/d biokimia.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d proses kehamilan.
3. D.0037 (halaman 88) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d muntah.
4. D.0111 (halaman 246) Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
ditandai dengan pasien tidak mengetahui penyebab mual dan muntah.
14. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI

1. D.0076 (halaman 170) Nausea b/d L.10099 Kontrol mual muntah I.03117 (halaman 197)
Biokimia (halaman 57) Manajeman mual
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi pengalaman mual
mual muntah pada pasien menurun 2. Identifikais dampak mual terhadap kualitas
dengan kriteria hasil : hidup
1. Menghindari bau tidak enak 3. Identfikasi faktor penyebab mual
meningkat 4. Monitor mual (Frekuensi, durasi, dan tingkat
2. Mengenali gejala mual muntah keparahan)
meningkat 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori
3. Melaporkan mual dan muntah Terapeutik :
terkontrol 1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual (kecemasan dan kelelahan)
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi :
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika merangsang mual
3. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (missal, biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemik, jika perlu
2. Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan oral hygiene yang baik; sebelum dan
kebutuhan tubuh b/d proses keperawatan 1x 24 jam diharapkan sesudah makan, gunakan sikat gigi yang halus
kehamilan. kebutuhan nutrisi ibu hamil dapat untukmenyikat gigidengan lembut.
terpenuhi dengan kriteria hasil : 2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang
1. Terjadi peningkatan berat badan. disukai.
2. Tidak mengalami tanda 3. Timbang berat badan pasien.
malnutrisi. 4. Anjurkan makan sedikitdenganfrekuensi sering
3. Nafsu makan kembali normal. / makan diantara waktu makan.
3. D.0037 (halaman 88) Resiko L.03020 (halaman 41) I.03102 (halaman 168)
ketidakseimbangan elektrolit b/d Keseimbanagan Elektrolit Management Elektrolit
Muntah Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala
keseimbangan cairan Meningkat ketidakseimbangan kadar elektrolit
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan
1. Asupan cairan membaik elektrolit
2. Kelembapan membrane 3. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan
mukosa membaik 4. Monitor kadar elektrolit
3. Tekanan darah membaik Terapeutik :
4. Turgor kulit membaik 1. Berikan cairan, jika perlu
5. Berat berat badan meningkat 2. Pasang akses intravena, jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian supplement elektrolit
(misl Oral,IV)
4. D.0111 (halaman 246) Defisit L.12111 Tingkat Pengetahuan I.12383 (halaman 65)
pengetahuan b/d kurang terpapar (halaman 146) Edukasi Kesehatan
informasi ditandai dengan pasien Setelah dilakukan tindakan Observasi :
tidak mengetahui penyebab mual keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dan muntah. Tingkat Pengetahuan pada pasien informasi
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
1. Perilaku sesuai anjuran meningkatkan dan menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kemampuan menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan tentang tanda dan 1. Berikan kesempatan untuk bertanya
gejala mual Edukasi :
3. Prilaku sesuai dengan 1. Jelaskan tanda dan gejala mual dan muntah
pengetahuan 2. Jelaskan penyebab terjadinya mual dan muntah
3. Edukasi tentang penyakit pada kehamilan
4. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
15. CATATAN PERKEMBANGAN

No. TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. 17 Maret 2021 Melakukan Management S : Ny. R mengatakan Mual


Mual dan muntah berkurang

O : Ny. R tampak lebih


rileks

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. 18 Maret 1. Menanyakan dan S: Ibu mengatakan :


2021 mencatat frekuensi mual 1. masih merasa mual
dan muntah. tetapi sudah tidak
2. Mengukurtanda-tanda muntah.
vital klien. 2. Nafsu makan pun
3. Menimbang berat badan sudah mulai
klien. meningkat.
4. Mengajarkanmakan 3. Ibu mau
sedikit dengan melaksanakan
frekuensi sering. nasehat dari
5. Mengajarkan klien perawat.
melakukan oral hygiene O:
sebelum dan sesudah 1. Ibu masih sering
makan. meludah.
2. Ibu mengerti
penjelasan perawat
terbukti klien dapat
mengulang apa
yang telah
disampaikan.
3. Pemeriksaan ttv :
BB : 55 kg
TD :100/70 mmhg
RR: 22x/1
HR: 82x/i
T : 36,5 °C
A: Masalah belum teratasi
sebagian.
P: Intervensi dilanjutkan.

3. 19 Maret 2021 Melakukan Management S:


Elektrolit
- Ny. R mengatakan sudah
tidak terasa mual dan
muntah
- Ny. R mengatakan sudah
bisa beraktivitas tanpa
merasa lelah

O:

- Ny. R tampak lebih


rileks
- Turgor kulit > 2 detik
- Tekanan darah Normal

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

4. 20 Maret 2021 Melakukan Edukasi S:


Kesehatan
- Ny. R mengatakan
paham dengan
penyakitnya
- Ny. R mengatakan sudah
tau penyebab mual dan
muntahnya
O:

- Ny. R tampak lebih


rileks dan paham
- Ny. R nampak
Memperhatikan dengan
baik

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
Daftar Pustaka
Serri, Hutahean.2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi, Jakarta: TIM.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tim PokJa SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tim PokJa SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN NAUSEA TRIMESTER I

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing:

Sulastri, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh

Nindya Dewi Larasati (J210180061)

Ida Syukrilla Rachmawati (J210180063)

Renny KartikaSari (J210180066)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2021

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN NAUSEA
Nausea adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester
pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan
malam hari gejala-gejala ini biasa terjadi enam minggu setelah hari 9 pertama haid
terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu menurut Wiknjosastro (2009).
Nausea adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan dikeluarkannya hormon chorionic
gonadthropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan nausea
(Manuaba, 2009)
Mual berasal dari Bahasa Latin Naus (kapal), merupakan sensasi yang sangat
tidak enak pada perut yang biasanya terjadi sebelum keinginan untuk muntah, untuk
segera muntah. Penyebab mual dan muntah disebabkan oleh pengaktifan pusat
muntah di otak.
Muntah merupakan aktivitas / kontraksi langsung otot perut, dada dan GI yang
mengarah ke pengeluaran isi perut melalui mulut. Muntah adalah aksi dari
pengosongan lambung secara paksa dan merupakan suatu cara perlindungan alamiah
dari tubuh.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN TERKAIT


Trimester merupakan periode tiga bulanan yang penting bagi calon ibu. Ketiga
periode tiga bulanan itu ditentukan berdasarkan kecepatan pertumbuhan janin. Secara
konvensional, hitungan trimester ini dimulai sejak pembuahan (dua minggu setelah
menstruasi terakhir). Trimester pertama mewakili 12 minggu pertama kehidupan
janin, trimester kedua berakhir pada 28 minggu, trimester ketiga meliputi sisa minggu
kehamilan (Stoppard, 2006). Selama trimester pertama, tubuh menyesuaikan diri
terhadap kehamilan. Pada awal kehamilan. Pada awal kehamilan, meskipun
kehamilan belum nampak tetapi aktivitas hormon akan mulai berpengaruh dalam
berbagai hal. Pada trimester pertama kehamilan ini, akan terdapat perasaan enek
(nausea). Ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus
digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.
Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih
lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi
menimbulkan pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan- 15 bulan pertama kehamilan gejala
muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness
(Hanifa, 2007). Banyak perubahan fisik yang akan dialami ibu hamil selama trimester
pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan waktu
pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi.
Berbagai gejala kehamilan akan datang di trimester pertama kehamilan ini misalnya
pembesaran payudara, sering buang air kecil, konstipasi, mual muntah, merasa lelah,
sakit kepala, pusing, emosional, mood akan berubah secara tidak terduga, nafsu
makan akan berubah dan cenderung menyukai makanan lunak/lembut. (Stoppard,
2006).

C. ETIOLOGI NAUSEA DALAM KEHAMILAN


Mual muntah dapat disebabkan oleh banyak factor, antara lain:
a. Gangguan GI track
Adanya agen yang menyerang atau mengiritasi lapisan lambung, seperti
infeksi bakteri H. Pylori, gastroenteritis, keracunan makanan, agen iritan lambung
(alcohol, rokok, dan obat NSAID). Penyakit peptic ulcer dan GERD juga dapat
menyebabkan mual muntah.
b. Sinyal dari otak
 Luka pada kepala, pembengkakan otak (geger otak atau trauma kepala),
infeksi (meningitis atau encephalitis), tumor, atau keseimbangan abnormal dari
elektrolit dan air dalam aliran darah.
 Noxious stimulus: bau-bau atau suara-suara
 Kelelahan karena panas, terik matahari yang ekstrem, atau dehidrasi.
c. Terkait dengan penyakit lain
Misalnya pada pasien diabetes dapat mengalami gastroparesis, yaitu kondisi
dimana lambung gagal mengosongkan diri secara tepat dan kemungkinan
disebabkan generized neuropathy (kegagalan dari syaraf untuk mengirim sinyal
yang tepat ke otak).
d. Obat dan perawatan medis
 Terapi radiasi: mual dan muntah dihubungkan dengan terapi radiasi.
 Efek samping obat, seperti pada obat nyeri narkotik, anti-imflamasi
(prednisone dan ibuprofen), dan antibiotik yang dapat menyebabkan mual dan
muntah.
e. Kehamilan
Muntah pada kehamilan terutama pada trisemester pertama yang disebabkan
oleh hormone dalam tubuh.

D. TANDA DAN GEJALA NAUSEA PADA KEHAMILAN


Muntah pada awalnya didahului oleh rasa mual, yang bercirikan muka pucat,
berkeringat, liur berlebih , tachycardia, pernapasan tidak teratur, pada sat ini lambung
mengendur dan di usu halus timbul aktifitas antiperistaltik yang menyalurkan isi usus
halus bagian tas lambung. Gejala-gejala tersebut kemudian disusul oleh menutunya
bagian pangkal tenggorokan, nafas ditahan, katup esophagus dan lambung merilaks.
Akhirnya timbul kontraksi ritmis dari diafragma serta otot-otot pernafasan disusul
oleh lambung memuntahkan isinya (Tjay,2010:280). Mual dan muntah selama
kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja. Tanda biasa muncul segera
setelah implantasi dan bersamaan saat produksi hCG mencapai puncaknya, di duga
bahwa hormon plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada
chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah.Sebagian besar wanita hamil
mengalami mual dan muuntah padaberbagai tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi
setiap saat, terutama pada pagi hari. Keadaan ini biasanya akan berakhir setelah
minggu ke 12 (bulan ke 3) pada kehamilan, meskipun pada beberapa kasus keadaan
ini dapat berlangsung lebih lama.
1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
2. Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi
dapat pula terjadi setiap saat, namun tidak jarang yang harus mengalaminya
seharian penuh dan nyaris tidak dapat melakukan aktivitas apapun.
3. Nafsu makan berkurang
4. Mudah lelah
5. Emosi yang cenderung tidak stabil.
E. DAMPAK NAUSEA PADA KEHAMILAN
Nausea pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu hamil, salah
satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan
keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga menyebabkan
perubahan metabolisme tubuh. Dampak lain dari nausea yaitu dapat mengakibatkan
kehilangan berat badan sekitar 5% karena cadangan karbohidrat, protein dan lemak
terpakai untuk energi (Mariantari, Yunia, Lestari, Widia, 2014).

F. KLASIFIKASI NAUSEA DALAM KEHAMILAN


a. Regurgitasi – sifatnya pasif, aliran retrograde isi esofagus ke dalam mulut.
Regurgitasi terjadi dengan gastroesophageal reflux atau penyumbatan
esofagus. b.
b. Ruminasi – gangguan makan yang sering dibingungkan dengan kondisi muntah.
Ruminasi terjadi berulang-ulang setelah makan, tidak diawali dengan mual, dan
tidak terkait dengan fenomena fisik biasanya yang menyertai muntah. c.
c. Dispepsia – nyeri kronis atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat
di perut bagian atas. Dispepsia dapat diklasifikasikan menjadi dispepsia struktural
(berhubungan dengan asam) dan fungsional (terkait dismotilitas). Dispepsia
fungsional pada pasien kanker disebut sindrom dispepsia yang terkait
kanker (cancer-associated dyspepsia syndrome), ditandai dengan mual, cepat
kenyang, merasa penuh post-prandial, dan nyeri.

G. PATOFISIOLOGI
Terdapat tiga fase emesis yaitu:
 Nausea, berupa kebutuhan untuk segera muntah atau mual. Mual biasanya
terkait dengan penurunan motilitas lambung dan peningkatan tonus di usus
kecil. Selain itu, sering terjadi pembalikan gerakan peristaltik di usus kecil
proksimal.
 Retcing , yaitu gerakan yang diusahakan otot perut dan dada sebelum muntah
 Nafas kering (dry heaves) mengacu pada gerakan pernapasan spasmodik
dilakukan dengan glotis tertutup. Sementara ini terjadi, antrum kontrak perut
dan fundus dan kardia relax. Studi dengan kucing telah menunjukkan bahwa
selama muntah-muntah terjadi herniasi balik esofagus perut dan kardia ke
dalam rongga dada karena tekanan negatif yang ditimbulkan oleh upaya
inspirasi dengan glotis tertutup.
 Emesis adalah ketika isi usus lambung dan sering dalam jumlah kecil
didorong sampai dan keluar dari mulut.
 Vomiting atau muntah, yaitu pengeluaran isi lambung yang disebabkan oleh
retroperistalsis GI.

Muntah di pacu oleh impuls aferen ke pusat muntah pada medulla oblongata.
Impuls diterima dari pusat muntah di medulla berupa sinyal melalui CTZ
(chemoreceptor trigger zone). CTZ terletak di daerah postrema ventrikel otak,
merupakan kemosensor utama bagi emesis dan biasanya terkait dengan muntah
akibat rangsangan kimiawi.

H. KOMPLIKASI NAUSEA DALAM KEHAMILAN


1. Dehidrasi. Pada saat muntah, maka isi perut yang kebanyakan adalah cairan akan
keluar, sehingga membuat tubuh kehilangan cairan yang tadinya penting
untuk berperan dalam homeostasis. Dehidrasi ini akan berimplikasi hipovolemik
pada tubuh, kulit kering, rasa haus, lemas, anak gelisah. Bila berat dapat terjadi
napas cepat, tekanan darah turun, gangguan jantung, kejang, penurunan
kesadaran, bahkan dapat mengancam jiwa.
2. Acidosis metabolik, akibat kekurangan H+ pada lambung.
3. Kerusakan gigi akibat tergerus asam lambung (perimylolysis). Pada saat muntah,
asam lambung akan keluar bersamaan dengan isi perut. Ketika asam lambung
keluar dan berada di dalam mulut, maka akan merusak email gigi sehingga gigi
karies.

I. PENATALAKSANAAN NAUSEA DALAM KEHAMILAN


Tujuan terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual
dan muntah, tanpa menimbulkan efek samping.
Terapi non farmakologi:
 Pasien dengan keluhan sederhana, menghindari makanan tertentu atau moderasi
asupan makanan yang lebih baik.
 Pasien dengan gejala penyakit sistemik sebaiknya mengobati kondisi yang
mendasarinya.
 Antisipasi mual atau muntah pada pasien terapi kanker dengan memberi
profilaksis antiemetik.
 Intervensi perilaku dan termasuk relaksasi, biofeedback, self-hypnosis.

Terapi farmakologi

Faktor pemilihan terapi:

 Gejala berdasarkan etiologI


 Frekuensi, durasi, and tingkat keparahan
 Kemampuan pasien pada penggunaan obat secara oral, rektal, injeksi atau
transdermal.

Obat telah berhasil digunakan sebagai antiemetik sebelumnya Obat-obat yang dapat
digunakan yaitu:

a. Antasida
Dapat diberikan dalam dosis tunggal atau kombinasi, terutama yang
mengandung magnesium hydroxide, aluminum hydroxide, calcium
carbonate.
Kerjanya yaitu dengan membantu menetralisasi asam lambung. Dosis untuk
membantu memulihkan mual dan muntah akut atau intermitten yaitu 15
sampai 30 mL dari produk dengan dosis tunggal atau kombinasi.
b. Antihistamine – Antikolinergik
Obat antiemetik dari kategori antihistamin-antikolinergik ini bekerja
dengan menghambat berbagai jalur aferenviseral yang merangsang mual dan
muntah di otak. Efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu mengantuk,
gelisah, penglihatan kabur, mulut kering, retensi urin, dan takikardia,
terutama pada pasien usia lanjut.
c. Butyrophenones
Dua senyawa butyrophenone yang memiliki aktivitas antiemetik
adalah haloperidol dan droperidol. Keduanya bekerja dengan memblokir
stimulasi dopaminergik di CTZ. Meskipun setiap agen efektif dalam
mengurangi mual dan muntah, haloperidol tidak dianggap sebagai terapi lini
pertama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi tetapi digunakan untuk
perawatan keadaan paliatif.
d. Kortikosteroid
Kortikosteroid telah menunjukkan efikasi antiemetik sejak adanya
pasien yang menerima prednisone sebagai prosedur awal penanganan
penyakit Hodgkin untuk mengurangi mual dan muntah. Methyl prednisolone
juga telah digunakan sebagai antiemetik. Deksametason telah terbukti efektif
dalam pengelolaan mual dan muntah akibat kemoterapi dan pasca operasi
baik sebagai obat tunggal maupun dalam kombinasi dengan selektif serotonin
reuptake inhibitor (SSRI).

Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah


mengkoreksi keadaan hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit
gastroenteritis akut dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk
mengatasi dehidrasi.

Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya


adalah dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic
tube yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukan
konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat


diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab
yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan
gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal yang
merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), apendisitis,
batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial. Hanya pada keadaan
tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk
perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca operasi, kemoterapi kanker,
muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas saluran gastrointestinal.

Terapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

1. Antagonis dopamin
Tidak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal
karena biasanya merupakan self limited . Obat-obatan antiemetik biasanya
diperlukan pada muntah pasca operasi, mabuk perjalanan, muntah yang
disebabkan oleh obat-obatan sitotoksik, dan penyakit refluks gastroesofageal.
Contohnya Metoklopramid dengan dosis pada bayi 0.1 mg/kgBB/kali PO 3-4 kali
per hari. Pasca operasi 0.25 mg/kgBB per dosis IV 3-4 kali/hari bila perlu. Dosis
maksimal pada bayi 0.75 mg/kgBB/hari. Akan tetapi obat ini sekarang sudah
jarang digunakan karena mempunyai efek ekstrapiramidal seperti reaksi distonia
dan diskinetik serta krisis okulonergik.
Domperidon adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini
karenadapat dikatakan lebih aman. Domperidon merupakan derivate
benzimidazolin yang secara invitro merupakan antagonis dopamine. Domperidon
mencegah refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus sfingter
esophagus bagian bawah.
2. Antagonisme terhadap histamine (AH1)
Diphenhydramine dan Dimenhydrinate (Dramamine) termasuk dalam
golongan etanolamin. Golongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling kuat
diantara antihistamin (AH1) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk mengatasi
mabuk perjalanan (motion sickness) atau kelainan vestibuler. Dosisnya oral: 1-
1,5mg/kgBB/hari dibagi dalam 4-6 dosis. IV/IM: 5 mg/kgBB/haridibagi dalam 4
dosis.
3. Prokloperazin dan Klorpromerazin
Merupakan derivate fenotiazin. Dapat mengurangi atau mencegah muntah
yang disebabkan oleh rangsangan pada CTZ. Mempunyai efek kombinasi
antikolinergik dan antihistamin untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan,
radiasi dan gastroenteritis. Hanya boleh digunakan untuk anak diatas 2 tahun
dengan dosis 0.4 – 0.6 mg/kgBB/hari tiap dibagi dalam 3-4 dosis, dosis maksimal
berat badan
4. Antikolinergik
Skopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada muntah karena faktor
vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik. Dosis yang digunakan adalah
0,6 mikrogram/kgBB/ hari dibagi dalam 4 dosis dengan dosis maksimal 0,3mg
per dosis.
5. 5-HT3 antagonis serotonin
Yang sering digunakan adalah Ondanasetron. Mekanisme kerjanya diduga
dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada CTZ
di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna.
Ondansentron tidak efektif untuk pengobatan motion sickness. Dosis mengatasi
muntah akibat kemoterapi 4 – 18 tahun: 0.15 mg/kgBB IV 30 menit senelum
kemoterapi diberikan, diulang 4 dan 8 jam setelah dosis pertama diberikan
kemudiansetiap 8jam untuk 1-2 hari berikutnya. Dosis pascaoperasi: 2 – 12 yr 40
kg: 4 mg IV; >12 yr: dosis dewasa8 mg PO/kali.

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN NAUSEA DALAM KEHAMILAN


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Pengkajian identitas ibu hamil dengan nausea meliputi nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnose medis.
Wanita usia <20 tahun atau >35 tahun merupakan factor predisposisi
terjadinya nausea selama kehamilan.
b. Keluhan Utama
Adalah keluhan yang di rasakan pertama kali dan sedang dirasakan oleh
pasien seperti ketidaknyamanan pada perut mual dan muntah bahakan hingga
pusing disertai dengan peningkatan tekanan intrakarnial sampai lemas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Adalah keluhan pasien dari sebelum terjadi penyakit mual muntah hingga
mual muntah terjadi. Seperti makanan yang di makan, adakah keluhan
sebelum mual muntah, penyakit bawaan, penyakit yang di derita sekarang
dengan resiko mual muntah hingga yang dirasakn seperti mulut kering
keinginan muntah dan pusing karena tekanan intrakranial.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adalah riwayat yang pernah di derita pasien seperti kejang dan demam ssat
sebelum mual muntah terjadi atau riwayat penyakit terdahulu seperti pernah
dirawat di rs dengan diagnosa khusus seperti gea, gangguan pencernaan, maag
dan lain sebagainya.
e. Pemeriksaan fisik
a) Kepala: bentuk mesosephal, tidak ada luka.
1) Rambut: warna hitam, jenis lurus, cukup tebal, bersih, tidak ada
ketombe.
2) Mata: kemampuan penglihatan baik, ukuran pupil isokor, bersih, tidak
ada sekret, konjuntiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat alat
bantu penglihatan.
3) Hidung: bersih, tidak ada septu deviasi, tidak ada sekret, tidak ada
Epistaksis, tidak ada polip, tidak ada napas cuping hidung, tidak
memakai alat bantu oksigen.
4) Telinga: kemampuan pendengaran baik, tidak ada nyeri, tidak ada
sekret telinga, tidak ada pembengkakan, tidak ada penggunaan alat
bantu dengar.
5) Bibir: keadaan bibir kering, mukosa kering, warna merah pucat, tidak
bau.
b) Wajah: Tidak ada chloasma gravidarum, tidak oedem.
c) Mamae: Simetris, tidak ada benjolan, areola hiperpigmentasi, papila
menonjol.
d) Leher dan tenggorokan: Posisi trakea ditengah, tidak ada benjolan di
leher, tidak ada pembesaran tonsil.
e) Dada dan thoraks: Bentuk simetris, suara napas vesikuler, pola napas
teratur.
f) Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak,
Palpasi : ictus cordis teraba 2 cm,
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal,
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal.
g) Paru-paru:
Inspeksi : bentuk dada simetris,
Palpasi : stream vremitus kanan dan kiri sama,
Perkusi : sonor seluruh lapisan paru,
Auskultasi : suara paru vesikuler.
h) Abdomen:
Inspeksi : bersih, tidak ada strieae gravidarum, tidak ada bekas luka
operasi.
Auskultasi :bising usus normal,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
Leopold I : TFU 3 jari diatas sympisis; Leopold II,III,IV tidak dilakukan,
perkusi: tympani.
i) Ekstremitas: Kuku bersih, turgor kurang, kekuatan otot baik, terpasang
infus RL 30 tetes/menit di tangan kiri.
j) Kulit: Bersih, putih, tidak ada luka, kering, tidak ada tanda infeksi di
daerang yang terpasang infus.
k) Genital: Bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi, tidak terpasang
cateter.
f. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium: analisis urine dan darah
b) Foto polos abdomen meupun dengan kontras
c) USG
d) Pyelografi intravena/ sistrogram
e) Endoskopi dengan biopsy/ monitoring PH esophagus

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. D.0076 (halaman 170) Nausea b/d biokimia.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d proses kehamilan.
c. D.0037 (halaman 88) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d muntah.
d. D.0111 (halaman 246) defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
ditandai dengan pasien tidak mengetahui penyebab mual dan muntah.
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI

1. D.0076 (halaman 170) Nausea b/d L.10099 Kontrol mual muntah I.03117 (halaman 197)
Biokimia (halaman 57) Manajeman mual
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi pengalaman mual
mual muntah pada pasien menurun 2. Identifikais dampak mual terhadap kualitas
dengan kriteria hasil : hidup
1. Menghindari bau tidak enak 3. Identfikasi faktor penyebab mual
meningkat 4. Monitor mual (Frekuensi, durasi, dan tingkat
2. Mengenali gejala mual muntah keparahan)
meningkat 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori
3. Melaporkan mual dan muntah Terapeutik :
terkontrol 1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual (kecemasan dan kelelahan)
3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi :
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika merangsang mual
3. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (missal, biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemik, jika perlu
2. Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan oral hygiene yang baik; sebelum dan
kebutuhan tubuh b/d proses keperawatan 1x 24 jam diharapkan sesudah makan, gunakan sikat gigi yang halus
kehamilan. kebutuhan nutrisi ibu hamil dapat untukmenyikat gigidengan lembut.
terpenuhi dengan kriteria hasil : 2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang
1. Terjadi peningkatan berat badan. disukai.
2. Tidak mengalami tanda 3. Timbang berat badan pasien.
malnutrisi. 4. Anjurkan makan sedikitdenganfrekuensi sering
3. Nafsu makan kembali normal. / makan diantara waktu makan.
3. D.0037 (halaman 88) Resiko L.03020 (halaman 41) I.03102 (halaman 168)
ketidakseimbangan elektrolit b/d Keseimbanagan Elektrolit Management Elektrolit
Muntah Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala
keseimbangan cairan Meningkat ketidakseimbangan kadar elektrolit
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan
1. Asupan cairan membaik elektrolit
2. Kelembapan membrane 3. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan
mukosa membaik 4. Monitor kadar elektrolit
3. Tekanan darah membaik Terapeutik :
4. Turgor kulit membaik 1. Berikan cairan, jika perlu
5. Berat berat badan meningkat 2. Pasang akses intravena, jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian supplement elektrolit
(misl Oral,IV)
4. D.0111 (halaman 246) Defisit L.12111 Tingkat Pengetahuan I.12383 (halaman 65)
pengetahuan b/d kurang terpapar (halaman 146) Edukasi Kesehatan
informasi ditandai dengan pasien Setelah dilakukan tindakan Observasi :
tidak mengetahui penyebab mual keperawatan 1x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dan muntah. Tingkat Pengetahuan pada pasien informasi
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
1. Perilaku sesuai anjuran meningkatkan dan menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kemampuan menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan tentang tanda dan 1. Berikan kesempatan untuk bertanya
gejala mual Edukasi :
3. Prilaku sesuai dengan 1. Jelaskan tanda dan gejala mual dan muntah
pengetahuan 2. Jelaskan penyebab terjadinya mual dan muntah
3. Edukasi tentang penyakit pada kehamilan
4. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Daftar Pustaka
Alimul, Aziz.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika.
Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D.2005. (Alih Bahasa * Wijayarini, M.A.),
Buku Ajar Keperawatan Maternita, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Indriyani, Diyan.2013. Keperawatan Maternitas: Pada Area Perawatan Antenatal,
Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Serri, Hutahean.2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi, Jakarta: TIM.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim PokJa SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim PokJa SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai