Anda di halaman 1dari 33

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL CARE PADA Ny. A

DENGAN MASALAH TEHNIK MENYUSUI

DI RUMAH SAKIT DEWI SARTIKA KOTA KENDARI

Studi Kasus Ini Di Ajukan Memenuhi Tugas pkk Dari Mata Kuliah Keperawatan
maternitas Semester IV

OLEH:

NUR AFNI SAFITRI

P00320018076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas dengan judul “asuhan keperawatan post natal care”
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dengan
adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa
menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup ilmu keperawatan.

Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan studi kasus ini belum mencapai hasil yang
sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga tugas ini dapat membantu
pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih belum diungkapkan dalam
membahas asuhan keperawatan pada penyakit angina pectoris

Kendari, 5 mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi................................................................................................................

2. Masalah dalam post partum..................................................................................

3. patofisiologi………………………………………………....................................

4. fisiologi post partum.............................................................................................

5. pemeriksaat diagnostik……………………………………………………................

6. penatalaksanaan
medis……………………………………………………………………...................

B.KONSEP KEPERAWATAN SECARA TEORI

1. Pengakajian…………………………………………………………………….

2. Diangnosa keperawatan yang mungkin muncul …………………..

3. Intervensi keperawatan……………………………………………………….

BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN MASALAH TEHNIK


MENYUSUI (SESUAI SDKI,SLKI,SIKI.)

A. Pengkajian………………………………………………………………………..

B. Klasifikasi Data..........................................................................................................

C. Analisa Data...............................................................................................................
D. Diagnosa…………………………………………………………………………

E. Intervensi....................................................................................................................

F. Implementasi..............................................................................................................

G. Evaluasi......................................................................................................................

H. Standar operasional prosedur.................................................................................

BAB III : PENUTUP

3.1 Saran...................................................................................................................

3.2 kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE (PNC)

A.KONSEP MEDIS

1. Definisi
Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim bayi
baru lahir. Dengan faktor- faktor insensial persalinan, proses persalinan itu sendiri, kemauan
persalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik pada wanita maupun pada
keluarga (Alden, 2004).
Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu sesudah
melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga
baru (mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika alat–alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2
jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa
latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata
‘puer’ yang artinya bayi dan ‘parous’ melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah
melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam
24 jam pertama postpartum sehingga pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Vivian, 2011).
Jadi, post partum atau masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali mulai
dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil dan dimulai setelah
2 jam melahirkan plasenta dan 6 minggu setelahnya.

2. Masalah dalam Post Partum


a. Masalah Traktus Urinarius
Pada 24 jam pertama pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi
akibat defresi pada refleks aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan dasar vesika
urinaria saat persalinan, keluhan ini bertambah berat oleh karena adanya fase dieresis
pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan kateterisasi.
Rortveit, dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan
persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan section Caesar. 10% pasien
pasca persalinan menderita inkkontinensia (biasanya stress inkontinensia) yang kadang–
kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan.Untuk mempercepat penyembuhan
keadaan ini dapat dilakukan latihan otot dasar panggul (Serri, 2009).
b. Nyeri punggung
Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga kehamilan dan menetap
setelah persalinan pada anak masa nifas. kejadian ini terjadi pada 25% wanita dalam masa
post partum namun keluhan ini dirasakan oleh 50% dari mereka sejak sebelum kehamilan.
Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri (Serri,
2009).
c. Anemia
Resiko anemia ini dapat terjadi bila ibu mengalami poendarahan yang
banyak,apalagi bila sudah sejak masa kehamilan ada riwayat kekurangan darah. Di masa
nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tidak cukup
memberikan oksigen kedalam rahim.
Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi membahayakan, apalagi mengalami
perdarahan post partum, maka segera haris diberi transfusi darah. Jika kondisinya tidak
berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian obat–obatan penambah darah yang
mengandung zat besi (Serri,2009).
d. Masalah Psikologi: defresi masa nifas
Depresi yang terjadi pada masa nifas biasanya dapat dilihat di minggu–minggu
pertama setelah melahirkan, dimana kadar hormone masih tinggi. Gejalanya adalah
gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam–
macam, mulai dari neurologis, atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku. Situasi
depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situaasi yang nyatanya.
Defresi masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga. Gejalanya
sama dengan depresi prahaid. Hal ini dikarenanakan pengaruh perubahan hormonal,
adanya proses involusi, dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus bayi, dan
sebagainya.
Depresi juga bisa timbul jika ibu dan keluarganya mengalami konflik rumah
tangga, anak yang lahir tak diharapkan, keadaan sosial ekonominya lemah, atau trauma
karenamengalami cacat Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan “stress” bagi
beberapa ibu yang baru melahirkan. Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi,
melanjutkan mengurus suami, setiap malam merasa terganggu dan sering merasakan
adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua beban tersebut (Serri, 2009).

3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetalia ini dalam keseluruhan disebut “involusi”. Di samping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsetrasi dan timbilnya laktasi yang terakhir
ini karena pengaruh laktogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadapkelenjar-kelenjar
mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentul semacam cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-
kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala.
Ada beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distorsia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu
adanya suatu tindakan pembedahan, yaitu Sectio Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit
perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan
post operasi akan menimbulkan ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan
juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan
terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi.
Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan
rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post operasi yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah resiko infeksi.

4. Fisiologi Post Partum


1) Perubahan Fisik pada Post Partum
Pada masa nifas dapat dijumpai tiga kejadian penting, yaitu: involusi uterus,
lochea, dan laktasi.
a. Involusi Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang
membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan
demikian terhindari dari perdarahan post partum.

Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
berangsur-angsur akan mengecil sehingga  pada akhir kala nifas besarnya seperti
semula dengan berat 30 gram. Proses proteolitik adalah pemecahan protein yang akan
dikeluarkan melalui urine.
Dengan penimbunan air saat hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah
persalinan, sehingga hasil pemecahan protein dapat dikeluarkan.
PROSES INVOLUSI UTERI
Involusi Tinggi Fundus Berat uterus
1 2 3
Plasenta lahir Sepusat 1000 gram
7 hari (1 Minggu) Pertengahan pusat simfisis 500 gram
14 hari (2 Minggu) Tak teraba 350 gram
42 hari (6 Minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 Minggu) Normal 20 gram
(Manuaba, 1999).
b. Lochea
Lochea adalah cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi
plasenta (Manuaba, 1998).
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warna sebagai
berikut:
 Lochea rubra (kruenta): 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam, terdiri dari
sel desidua, vernik kaseosa, rambut Lanugo, sisa mekonium, sisa darah.
 Lochea sanguinolenta: 3 sampai 7 hari, berwarna putih bercampur darah.
 Lochea serosa: 7 sampai 14 hari, berwarna kekuningan.
 Lochea alba: Setelah hari ke-14, berwarna putih.
 Lochea purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
c. Laktasi
Perubahan-perubahan pada kelenjar mamae sudah terjadi sejak dari kehamilan
yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrums berwarna kuning
putih susu, hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
Setelah persalinan pengaruh sekresi estrogen dan progesterone hilang, maka
timbul pengaruh hormone laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air
susu. Pengaruh oksitosin menyebabkan mioefitel kelenjar susu berkontraksi sehingga
air susu keluar.
Pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir disebut kolostrum warna
kekuningan dan agak kental. Kolostrum kaya akan protein immunoglobulin yang
mengandung antibodi sehingga menambah kekebalan anak terhadap penyakit dan
laktoferin, ASI masa transisi dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh, dan
ASI matur dihasilkan mulai hari kesepuluh.

2) Perubahan Psikososial pada Post Partum


a) Periode Taking In
Pada masa ini ibu pasif dan tergantung, energi difokuskan pada perubahan
tubuh, ibu sering mengulang kembali pengalaman persalinan. Nutrisi tambahan
mungkin diperlukan karena selera makan ibu meningkat. Periode ini berlangsung 1-2
hari setelah melahirkan.
b) Periode Taking Hold
Pada masa ini ibu menaruh perhatiannya pada kemampuannya untuk menjadi
orang tua yang berhasil dan menerima peningkatan tanggung jawab terhadap bayinya,
ibu berusaha untuk terampil dalam perawatan bayi baru lahir. Periode ini berlangsung
2-4 hari setelah melahirkan.
c) Periode Letting Go
Umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah, ibu menerima tanggung
jawab untuk merawat bayi baru  lahir, ibu harus beradaptasi terhadap otonomi,
kemandirian dan interaksi sosial.

5.Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Memberikan informasi tentang jumlah dari sel-sel darah merah (RBC), sel-sel darah
putih (WBC), nilai hematokrit (Ht) dan haemoglobin (Hb).
2. Pemeriksaan Pap Smear
Mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium.
3. Pemeriksaan Urine: Urine lengkap (UL)
Pemeriksaan ini mencari kemungkinan terdapatnya bakteri dalam urine seperti
streptokokus.
6.Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
b. Urinalisis: Kadar Urin
2. Terapi
a. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia\
b. Memberikan antibiotik bila ada indikasi

B.KONSEP KEPERAWATAN SECARA TEORI


A. Pengkajian
1. Data Umum Klien meliputi: nama klien, usia, agama, status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan terakhir, nama suami, umur suami, agama, pekerjaan suami, pendidikan
terakhir suami, dan alamat
2. Anamnesa meliputi: keluhan utama, keluhan saat pengkajian, riwayat penyakit sekarang,
riwayat menstruasi (menarchea, siklus, jumlah, lamanya, keteraturan, dan apakah
mengalami dismenorhea), riwayat perkawinan, riwayat kehamilan dan persalinan yang
lalu, riwayat kehamilan sekarang (ANC).
3. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
a. Jenis persalinan apakah spontan atau operasi SC
b. Tanggal/jam persalinan
c. Jenis kelamin bayi
d. Jumlah perdarahan
e. Penyulit dalam persalinan baik dari ibu maupun bayi
f. Keadaan air ketuban meliputi warna dan jumlah
4. Riwayat genekologi kesehatan masa lalu apakah ibu pernah mengalami operasi atau tidak
5. Riwayat KB baik jenis maupun lama penggunaan
6. Riwayat kesehatan keluarga apakah ada penyakit menurun atau menular dari keluarga
7. Pola aktivitas sehari-hari meliputi Eliminasi, nutrisi, istirahat. Kebersihan
8. Riwayat psikososial
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai
berikut:
1. Periode Taking In
 Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
 Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang
baik.
 Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru
kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
 Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
 Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara
berulang-ulang
 Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk
memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala. 
 Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya
nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan.
2. Periode Taking Hold
 Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
 Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi
 Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu
membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
 Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan
dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa
percaya dirinya
 Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan
buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti
duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya
3. Periode Letting Go
 Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. 
 Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
 Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya
 Keinginan untuk merawat bayi meningkat
 Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya,
keadaan ini disebut baby blues
9. Pemeriksaan Fisik meliputi:
a. Status Obstetri
b. TTV: nadi, suhu, tekanan darah, dan pernapasan
c. Pemeriksaan mata: konjungtiva, sclera pucat atau tidak.
d. Pemeriksaan mulut: mukosa bibir kering atau tidak.
e. Pemeriksaan thorax: retraksi otot dada, bunyi nafas, bunyi jantung.
f. Pemeriksaan abdomen: luka jaritan operasi, keadaan luka, bising usus.
g. Pemeriksaan ekstremitas: pergerakan, edema, sianosis, terpasang infus IVFD atau
tidak, akral dingin.
h. Pemeriksaan genetalia: pengeluaran lochea, kebersihan.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi
j. Pemeriksaan penunjang seperti darah lengakap: WBC, HCT, HGB.

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


 Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
 Gangguan eliminasi urin b/d penurunan kapasitas kandung kemih

 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan(pasca persalinan)

 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidak adekutan pertahanan tubuh primer/kerusakan


integritas jaringan(laserasi dan proses persalinan)
C. Intervensi
No Diagnosa kriteria hasil Intervensi

1. Nyeri melahirkan Setelah di lakukan tindakan


Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan selama 4x24
jam, maka tingkat nyeri 1.Observasi
dengan
menurun dengan kriteria
pengeluaran janin hasil : - identifikasi lokasi,
1. karakteristik, durasi,
jbbc - keluhan nyeri dari
frekuensi, kualitas,
meningkat menjadi intensitas nyeri
menurun - identifikasiskala nyeri
- meringis dari
-identifikasi respon non-
meningkat menjadi verbal
menurun
- identifikasi pengaruh
- gelisah dari nyeri terhadap kualitas
nyeri
meningkat menjadi
menurun 2. Terapeutik

- kesulitan tidur dari - berikan teknik


meningkat menjadi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
menurun (mis. TENS, hipnosis,
- frekuensi nadi dari akupresur, terapi musik
biofeedback, terapi
meningkat menjadi
pijat ,teknik imajinasi
menjadi menurun terbimbing, kompres
- perineum terasa hangat/dingin, terapi
bermain)
tertekan dari
meningkat menjadi 3.Edukasi

menurun - jelaskan penyebab,


periode, dan pemicu
nyeri

-jelaskan stratego
meredakan nyeri

-ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangirasa nyeri

4.Kolaborasi

- kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Gangguan Setelah di lakukan tindakan Manajemen eliminasi


eliminasi urin b/d keperawatan selama 4x24 urine
jam, maka eliminasi urine
penurunan Observasi
membaik dengan kriteria
kapasitas kandung hasil : - identifikasi tanda
kemih dan gejala retensi
- sensasi berkemih dari
memburuk menjadi atau
membaik inkontinensia
- desakan berkemih urine
(urgensi) dari - identifikasi faktor
memburuk menjadi
yang
membaik
menyebabkan
- distensi kandung
retensi atau
kemih dari memburuk
menjadi membaik inkontinensia
urine
- frekuensi BAK dari
memburuk menjadi - monitor frekuensi
membaik urin
(mis.frekuensi,ko
nsistensi,aroma,v
olume,dan
warna)
terapeutik
- batasi asupan
cairan,jika perlu
- catat waktu-
waktu dan
haluaran
berkemih
- ambil
sampelurine
tengah
(midstream) atau
kultur
edukasi
- ajarkan terapi
modalitas
penguatan otot-
otot
panggul/berkemi
han
- anjurkan minum
yang cukup,jika
tidak ada
kontraindikasi
- anjurkan
merungangi
minum
menjelang tidur
- ajarkan
mengambil
spesimen urine
midstream
kolaborasi
- kolaborasi
pemberian obat
supositoria
uretra,jika perlu

3. Setelah di lakukan tindakan Perawatan perinium


Defisit perawatan keperawatan selama 4x24
Tindakan :
diri berhubungan jam, maka perawatan diri
dengan meningkat dengan kriteria  Observasi
hasil :  Inpeksi insisi atau
kelemahan(pasca
persalinan)  Kemampuan mandi dari robekan
menurun menjadi perineum(mis,episiot
meningkat omi)
 Kemampuan mengenakana  Terapeutik
pakaian dari menurun  Fasilitasi dalam
menjadi meningkat membersihkan
 Kemampuan ke toilet dari perineum
menurun menjadi  Pertaahankan
meningkat perineum tetap
 Verbalisasi melaukan kering
perawatan diri dari  Berikan posisi
menurun menjadi nyaman
meningkat  Bersihkan area
 Minat melakukan perineum secara
perawatan diri dari teratur
menurun menjadi  Berikan pembalut
meningkat yang menyerap
Mempertahankan cairan
kebersihan dari  Edukasi
menurun menjadi  Ajarkan pasien
meningkat dan keluarga
mengobservasi
tanda abnormal
pada
perineum(mis,in
feksi,kemerahan
,pengeluaran
cairan yang
abnormal
 Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian anti
inflamasi,jika
perlu

4. Setelah di lakukan tindakan Pencegahan infeksi


Resiko infeksi keperawatan selama 4x24
berhubungan jam, maka tingkat infeksi Observasi
dengan ketidak menurun dengan kriteria
hasil : - Monitor tanda
adekutan
dan gejala infeksi
pertahanan tubuh  Demam dari meningkat
lokasi dan
primer/kerusakan menjadi menurun
sistemik
integritas  Kemerahan dari

jaringan(laserasi meningkat menjadi Terapeutik


dan proses menurun
- Batasi jumlah
persalinan)  Nyeri dari meningkat
pengunjung
menjadi menurun
 Bemngkak dari meningkat - Berikan
menjadi menurun perawatan kulit
Kadar sel darah putih dari pada area edema
meningkat menjadi menurun
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien

- Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
beresiko tinggi

Edukasi

- Jelaskan tanda
dan gejala infeksi

- Ajarkan cara
mencuci tangan
yang benar

- Ajarkan etika
batuk

- Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi

- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi

- Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan

Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
imunisasi,jika
perlu

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN MASALAH TEKNIK MENYUSUI
(SESUAI SDKI,SLKI,SIKI.)

Nama Mahasiswa :Nur afni safitri


Nim :P00320018076
No Rekam Medik : 254321
Ruangan/RS :Mawar/Dewi sartika
Tanggal : 5 Mei 2020

Diagnosa Medis :Post Partum

A. BIODATA
1. Identitas Istri/Ibu 2. Identitas Suami

a. Nama: .Ny.A a. Nama : Tn.R


b. Umur : .31 Tahun b. Umur : 33 Tahun
c. Suku/ Bangs :Muna/indonesia c. Suku/bangsa: tolaki/indonesia
d. Agama : .Islam d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir:SMA e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : IRT f. Pekerjaan :wiraswasta
g. Penghasilan / Bulan:- g. Penghasilan :Rp 1.500.000/bulan
h. Status Perkawinan: Kawin h.Status Perkawinan: Kawin
i. Perkawinan Ke :Pertama i. Perkawinan ke: Pertama
j. Lamanya : 6 Tahun j. Lamanya : 6 Tahun
k. Alamat : baruga k. Alamat : .baruga

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS

1. Keluhan Utama : Klien mengatakan sulit untuk menyusui sejak 2 hari terakhir pasca melahirkan
2. Riwayat Persalinan Sekarang :Klien mengatakan persalianan 3 hari yang lalu
a. Tanggal Persalinan : 2 mei 2020
b. Jenis Persalinan : Klien mengatakan jenis persalinan Spontan
c. Lamanya Persalinan :
1) Kala I :(dari pukul 09.00s/d15.00 )

2) Kala II : (dari pukul 15.00s/d 17.00)

3) Kala III: (dari pukul17.00 s/d17.04)

4) Kala IV: (dari pukul 17.04s/d16.04)

d. Jumlah Perdarahan Selama Persalinan : 75 CC


e. Pengobatan yang telah diberikan:
- IVFD:DEXTROSA 5% 20 TPM
- Fe:2x1 tab/hari
- Asam mefenamat 3x1
- Cefadroxil:2x500 mg tab/hari
-
f. Penyulit persalinan : Tidak ada
g. Jenis Kelamin Bayi : laki-laki
1) Berat badan : 3000 gr

2) Panjang badan : 48 cm

h. APGAR SCORE : Setelah 1 menit bayi lahir :Normal

Setelah 5 menit bayi lahir : Normal

3. Riwayat Kehamilan Terakhir :


a. G : 0 P:0 A:0
b. Haid terakhir : 24-Agustus 2019
c. Berapa Kali PNC : pertama kali
d. Imunisasi TT : 3x
4. Riwayat Kehamilan dan persalinan serta Nifas :G0P0A0
Umur Persalinan Nifas
Kehamila Hal
Penolon Jeni Ihwal
n Tahun Tempat L/P Meneteki Lamanya
g s
- - - - - - - - -

5. Pola Reproduksi

a. Menarche Urnur : 14 Tahun


b. Sikius Haid : 28-30 hari Teratur / Tidak
c. Lamanya haid : 7 hari
d. Jumlah Darah : Sedang(2x ganti pembalut/hari)
e. Dysmenorrhea : Klien mengatakan sakit pinggang waktu pertama haid

6. Riwayat Kesehatan

b. Riwayat Penyakit yang pernah dialami/terutama yang bcrpengaruh terhadap kehamilan:Klien


mengatakan tidak ada masalah kesehatan
c. Riwayat operasi yang pernah dialami :Klien mengatakan tidak perna mengalami operasi
1) Indikasi : -
2) Tanggal / Jam : -
3) Keadaan Luka: -
d. Riwayat Keluarga :
1) Penyakit : TBC, Hepatitis, Kejiwaan, DM, Malaria, atau Penyakit lainnya :Klien
mengatakan tidak ada keluarga perna mengalami penyakit menular dan menurun

2) Kehamilan Kembar : Tidak perna

7. Pola Kesehatan Sehari-Hari

a. Nutrisi
1) Jenis Makanan : Baik
2) Frekuensi Makan / Hari : 3X/Hari
3) Nafsu Makan : Baik
4) Makanan Pantang : Tidak ada
5) Banyaknya Minum / Hari : 8 Gelas/hari

b. Eliminasi
1) Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi / Hari :1x/Hari

Warna :.Kuning trengguli

Konsistensi : Lunak

2) Buang Air Kecil (BAK)


Frekuensi / Hari : 6-7x/hari

Warna :Kuning

Jumlah : Sedang

c. Istirahat dan Tidur


1) Tidur Malam : Jam 21.00s/d 03.00
2) 2) Tidur Siang : jam13.00 s/d 16.00
d. Kebersihan Diri
1) Penampilan : Nampak penampilan klien rapih dan bersih
2) Mandi / Hari : Klien mengatakan mandi 2x/hari
3) Sikat Gigi / Hari : Klien mengatakan gosok gigi 2x/hari setiap mandi
4) Cuci Rambut / Minggu:Klien mengatakan keramas 2x seminggu
5) Ganti Pakaian Dalam dan Luar Sehari :
-Klien mengatakan ganti pakaian dalam 2x sehari

e. Rekreasi / Olah Raga atau Hobby : Tidak ada


f. Ketergantungan
1) Obat : tidak ada
2) Rokok : tidak ada
3) Alkohol / Minuman Keras : tidak ada
g. Hubungan Seksual / Keluhan : tidak ada keluhan
h. Riwayat Keluarga Berencana
1) Mengerti tentang KB : Sedikit mengerti
2) 2) Setuju tentang KB : Setuju
3) Pernah menjadi Akseptornya : Belum Perna

4) Drop out KB, alasannya : -

8. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 86x/menit
3) Pernapasan : 21x/menit
4) Suhu: 36,7 derajat celcius
b. Berat Badan : 70 kg
c. Tinggi Badan: 165 cm
d. Cara Berjalan : normal
e. Kesadaran Umum: Komposmentis
f. Inspeksi
1) Kepala
- Rambut : Nampak bersih
2) Muka
- Pucat :Tidak ada
- Kloasma Gravidarum:Nampak ada kloasma gravidarum di leher
- Sianosis : Tidak ada
- Udema: Tidak ada
3) Mata
- Kelompak mata : Normal
- Sklera mata : Tidak Ada Ikterik
- Konjungtiva : Normal
4) Mulut dan gigi
- Berbau : Berbau khas
- Jumlah Gigi : Masih lengkap
- Caries : Tidak ada
- Stomatitis : Tidak ada
5) Leher
- Pembesaran Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar
6) Buah dada
- Konsistensi : simetris antara KA/KI
- Putting : klien mengatakan puting susu tidak keluar
- ASI / Colostrum : klien mengatakan tidak ada pengeluarana ASI
- Kebersihan :klien mengatakan jarang membersihkan bagian puting susu
- Kelainan : Tidak ada kelainan
- Produksi ASI kurang dengan stimulasi putting : klien mengatakan
produksi asi kurang/tidak ada
- Kondisi payudara dalam keadaan kosong pasca menysui:Ya
- Terdapat luka/lecet pada putting :Tidak ada
- Riwayat operasi payudara :Tidak perna
- Nampak puting susu tidak keluar
- Nampak tidak ada pengeluaran ASI
- Nampak kebersihan pada puting kurang bersih

7) Uterus

- Kontraksi / Konsistensi : Baik


- Posisi : normal
- Tinggi Fundus Uteri : 3 jari dibawah pusat
- Lochia
 Warna / Jenis : kemerahan/rubra

 Banyaknya : 76 cc
 Baunya : Amis

1) Vulva

- Bagaimana Luka Perineum : klien mengatakan tidak terdapat ruptur pada perineum
- Apakah Ada Oedema : Tidak ada
- Bila Dilakukan Fisiotomi
 Jenis Episiotomi : -
 Apakah Ada Tanda-Tanda Infeksi : Tidak ada
- Apakah Ada Varices :Tidak Ada
- Apakah ada rasatr tekan pAda perineum :Tidak Ada
2) Anus

- Haemorhoid : Tidak Ada


3) Ekstremitas atas / bawah
- Oedema :Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Adakah nyeri, panas, merah : Tidak ada

- Ambulasi : Tidak Ada

B. DATA PSIKOLOGI dan sexualitas

1. Bagaimana kesiapan ibu menghadapi persalinan :Klien mengatkan sangat siap dalam menghadapi
persalinan
2. Pola interaksi : Klien mngtakn pola intraksi baik dengan keluarga
3. Apakah senang menerima bayinya : Klien mengtakan sangat senang dengan kelahiran
bayinya
4. Bagaimana perasaan selama dirawat :Klien mengatakan tidak nyaman karena ASI nya tidak keluar
5. Perasaan tentang pelayanan yang diberikan : Klien mengatakan perasaannya sudah nyaman
terhadap pelayanan yang di berikan
6. Bantuan yang diharapkan : Klien mengatakan ingin di bantu perawat dalam mengatasi puting
susu yang tidak keluar
7. Ada Perubahan fungsisosial:Tidak ada
8. Apakah kondisi bayi saat ini sesusai dengan harapan ibu:Klien mengatakan bayi nya dalam
keadaan sehat sesuai yang diharapkan
C. DATA SOSIAL

1. Bagaimana hubungan dengan :


a. Keluarga : Baik
b. Tetangga / Lingkungan : Baik
c. Sesama pasien di rumah sakit : Baik
d. Perawat / Bidan / Dokter : Baik
e. Siapa yang paling berarti / penting : klien mengatakn yang paling penting adalah keluarga dan
tenaga medis

2. Self Care :
a. Perawatan buah dada : Klien mengatakan buah dada ada masalah (puting susu tidak
keluar dan ASI tidak ada)
b. Perawatan perineum :
-Klien mengatakan sudah perna melakukan perawatamn perineum
c. Perawatan bayinya :Klien mengatakan perawatan bayi baik
d. Latihan senam nifas : Belum perna

D. DATA SPIRITUAL

1. Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa : Klien mengatakan sangat yakin terhadap tuhan
2. Ketaatan dalam menjalankan ibadah : Klien mengatakan untuk saat ini hanya bisa
berdoa tanpa sholat
3. Bagaimana kepercayaan pasien menurut agama yang dianut terhadap keluarga berencana
:Klien mengatakan sangat percaya terhadap agama yang dianut
terhadap keluarga berencana
Bila setuju, alasannya :Klien mengatakan alasan ingin KB untuk mencegah
kehamilan dini

4. Kegiatan keagamaan yang diikuti : majelis ta’lim

E. PENGKAJIAN KEADAAN UMUM BAYI

1) BB Bayi:3000 gram

2) PB :48 cm
3) Kodisi bayi saat menyusui
a) Apakah bayi mau mendekat pada payudara:
 Klien mengatakan bayi tidak mendekat saat menyusui karena puting
tidak keluar dan asi tidak keluar.
b) Apakah bayi menangis setelah 1 jam disusui:
 Klien mengatakan bayinya tidak menangis padaa saat 1 jam di susui
karna puting susu tidak keluar
c) Bayi nampak menolak/ tidak mampu latch-on
d) Defikasi ade kuat……Ya……..Tidak
e) Keadaan urine bayi

Kendari,5 mei 2020

Mahasiswa

NUR AFNI SAFITRI

KLAFIKASI DATA
1. Data Subjektif
 Klien mengatakan sulit untuk menyusui sejak 2 hari terakhir pasca melahirkan

 Klien mengatakan persalianan 3 hari yang lalu


 klien mengatakan puting susu tidak keluar
 klien mengatakan tidak ada pengeluarana ASI
 klien mengatakan jarang membersihkan bagian puting susu

 klien mengatakan produksi asi kurang/tidak ada


 Klien mengatakan bayi tidak mendekat saat menyusui karena puting tidak keluar
dan asi tidak keluar.
 Klien mengatakan bayinya tidak menangis padaa saat 1 jam di susui karna puting
susu tidak keluar

2. Data objektif
 Nampak puting susu tidak keluar
 Nampak tidak ada pengeluaran ASI
 Nampak kebersihan pada puting kurang bersih
 Tanda –tanda vital :

 Tekanan darah : 120/80 mmHg


 Nadi : 86x/menit
 Pernapasan : 21x/menit
 Suhu: 36,7 0C

ANALIAISIS DATA

NO DATA ETILOGI MASALAH

1 DS       : Post partum Menyusui tidak efektif

-Klien mengatakan sulit untuk


menyusui sejak 2 hari terakhir Ekstrogen dan
pasca melahirkan progesteron menurun

-Klien mengatakan  
persalianan 3 hari yang lalu prolaktin meningkat
-klien mengatakan puting
susu tidak keluar
-klien mengatakan tidak ada
isapan bayi tidak
pengeluarana ASI adekuat
-klien mengatakan jarang
membersihkan bagian puting
pembendungan ASI
susu

-klien mengatakan produksi Payudara bengkak


asi kurang/tidak ada
-Klien mengatakan bayi tidak
mendekat saat menyusui Ketidakefektifan
karena puting tidak keluar dan pemberian ASI
asi tidak keluar.
-Klien mengatakan bayinya
tidak menangis padaa saat 1
jam di susui karna puting susu
tidak keluar

DO      :

-Nampak puting susu tidak


keluar
-Nampak tidak ada
pengeluaran ASI
-Nampak kebersihan pada
puting kurang bersih
-Tanda –tanda vital :

 Tekanan darah :
120/80 mmHg
 Nadi : 86x/menit
 Pernapasan : 21x/menit
 Suhu: 36,7 0C

DIANGNOSA KEPERAWATAN

 Menyusui tidak efektif b/d anomali payudara ibu (mis.puting yang masuk kedalam)

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan

1. Menyusui tidak Setelah dilakukan intervensi Edukasi menyusui


efektif b/d keperawatan selama ...x24 Observasi
anomali jam maka status menyusui - Identifikasi kesiapan dan
payudara ibu membaik dengan kriteria
kemampuan menerima
(mis.puting hasi:
yang masuk - Perlekatan bayi pada informasi
kedalam) payudara ibu dari - Identifikasi tujuan atau
menurun menjadi keinginan menyusui
membaik Terapeutik
- Kemampuan ibu - Sediakan materi dan
memposisikan bayi media pendidikan
yang benar dari kesehatan
menurun menjadi - Jadwalkan pendidikan
membaik kesehatan sesuai
- Suplay ASI adekuat kesepakatan
dari menurun - Berikan kesempatan
menjadi membaik unruk bertanya
- Putting tidak lecet - Dukung ibu
setelah 2 minggu meningkatkan
melahirkan dari kepercayaan diri dalam
menurun menjadi menyusui
membaik - Libatkan sistem
- Hisapan bayi dari pendukung
menurun menjadi (suami,keluarga,tenaga
membaik kesehatan dan
- Kelelahan maternal masyarakat)
dari menurun Edukasi
menjadi membaik - Berikan konseling
- Kecemasan maternal menyusui
dari menurun - Jelaskan manfaat
menjadi membaik menyusui bagi ibu dan
- Bayi menagis setelah bayi
menyusui dari - Ajarkan 4 (empat) posisi
menurun menjadi menyusui dan perlekatan
membaik (lacht on) dengan benar
- Ajarkan perawatan
payudara antepartum
dengan mengompres
dengan kapas yang telah
diberikan minyak kelapa
- Ajarkan perawatan
payudara post partum
(mis.memeras ASI,pijat
payudara,pijat oksitosin)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Adapun yang dapat dilakukan pada pasien tersebut adalah: tehnik menyusui.Berikut standar
operasional prosedur tehnik menyusui

TEHNIK MENYUSUI

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada

bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar

TUJUAN 1. Menentukan keberhasilan pemberian ASI

2.Mencegah lecet puting susu.


KEBIJAKAN 1. Klien yang tidak mampu melakukan secara mandiri
2. Klien dengan post partum

PETUGAS Perawat

PROSEDUR Tahap prainteraksi


PERALATAN Memberi penjelasan tentang :
1. Tanda-tanda posisi bayi menyusui yang benar
2. Lama dan frekuensi menyusui
Tahap orientasi

1. Memberikan salam dan nama klien


2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
Tahap kerja

 Mencuci tangan di bawah air mengalir dan keringkan dengan


handuk bersih

 Memilih posisi yang nayaman untuk menyusui anjurkan klien


untuk menggendong bayinya,kemudian duduk bersandar
dengan kaki terpopang (tidak menggantung),bayi di pegang
dengan satu lengan ,kepala terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan

 Membersihkan payudara dengan handuk kecil yang telah di


basahi dengan air matang (hangat)

 Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan


meletakkan satu tangan bayi di belakang ibu dan yang satu di
depan,kepala bayi menghadap ke payudara ibu memposisikan
bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

 Ibu memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang
lain menopang di bawah serta tidak menekan putting susu
atau areola

 Ibu menyentuhkan puting susu pada bagian sudut mulut bayi


sebelum menyusui

 Perah sedikit asi mengoleskan sedikit asi pada puting dan


areola

 Menyentuh pipi dan sisi mulut bayi (beri rangsangan) untuk


membuka mulut.tekan perlahab dagu bayi dan arahkan ke
puting susu klien,hingga bayi mencari puting susu
 Memasukkan puting hingga areola kedalam mulut bayi.
cara : memasukkan seluruh bagian puting hingga areola
kedalam mulut bayi (diatas lidah)

 Menopang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan


dengan cara gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas
payudara sedangkan jari lainya menopang payudara dari
bawah

 Pertahankan kontak mata selama proses menyusui

 Melepaskan puting susu dari mulut bayi dengan tidk


menariknya

Cara : memasukan jari kelingking kesalah satu sudut mulut


bayi apabila akan menghentikan pemberian AI

 Sendawakan bayi dengan beberapa tehnik

Cara:

 Dibahu,bayi di gendong tegak dengan bersandar pada


bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan
alasi pundak handuk bersih untuk menyerapnya

 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu,kemudian


punggungnya di tepuk perlahan-lahan

 Posisi tegak,mendudukan bayi di atas pangkuan


dengan punggung menyandar di dada anda.posisi
tangan di rahang untik menopang kepala

 Cuci tangan

Tahap Terminasi

1. evaluasi perasaan klien


2. menyebutkan tanda bahwa bayi mendapatkan ASI dalam
jumlah cukup
3. Dokumntasikan tindakan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu
sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika alat–
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium
dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium
yaitu dari kata ‘puer’ yang artinya bayi dan ‘parous’ melahirkan. Jadi puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50%
kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pertolongan pasca
persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi (Vivian, 2011).
Jadi, post partum atau masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali
mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil dan
dimulai setelah 2 jam melahirkan plasenta dan 6 minggu setelahnya.
B. SARAN
Dari tugas kasus ini saya mengharapkan agar para pembaca bisa
membaca,memahami dan membuat tugas kasus ini menjadi referensi untuk belajar
mengetahui tentang asuhan keperawtan post partun dengan masalah vulva hygiene yang
merupakan salah satu masalah post partum.demi kesempurnaannya penulis mengharapkan
kritik dan dan saran yang membangun dari pembaca agar bisa menjadi lebih baik
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33291978/LAPORAN_PENDAHULUAN_POST_PARTUM

Modul keperawatanmaternitas_perawatan perineum_tehnik menyusui

Tim pokja SDKI DPP PPNI.Buku diagnose keperawatan edisi 1:Jakarta:2017

Tim pokja SDKI DPP PPNI.Buku Standa intervensi keperawatan edisi 1:Jakarta:2017

Tim pokja SDKI DPP PPNI.Buku standar luaran keperawatan edisi 1:Jakarta:2017

Anda mungkin juga menyukai