( BBLR )
Nama kelompok :
Sistem
Sistem
Persarafa
Sirkulasi
n
BBLR
Sistem
Sistem
Pencerna
Urinarius
an
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti
adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang
pada bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-
paru pada dasarnyakecil berkaitan dengan ukuran bayi. Masalah besar
lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang
inadekuat.
system termoregulasi dimana bayi premature belum mampu
mempertahankan suhu tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah
karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu
yang belum berfungsi
Faktor Pencetus
BBLR
Kulit tipis dan lemak Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap blm
subcutan kurang sempurna
Tidak dapat menyimpan Pernafasan belum sempurna Intake nutrisi tidak adekuat
panas
Asidosis respiratoris
hipotermi Penurunan
BB/kematian
Pemantauan elektrolit
Pemeriksaan sinar X sesuai
kebutuhan ( misal : foto thorax )
PENATALAK
SANAAN
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
1. Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam 1.1. Monitor pernafasan (kedalaman, irama,
tidak terjadi gangguan jalan nafas(nafas efektif)
frekuensi )
Kriteria Hasil : 1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi
Akral hangat 1.3. Monitor keefektifan jalan nafas, kalau kerlu
Tidak ada sianosis lakukan suction.
Tangisan aktif dan kuat 1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam
RR : 30-40x/mt 1.5. Perthankan pemberian O2
Tidak ada retraksi otot pernafasan 1.6. Pertahankan bayi pada inkubator dengan
penghangat
1.7. Kolaborasii untuk X foto thorax
2. Setelah mendapatkan tindakan keperawatan 2.1. Pertahankan bayi pada inkubator dengan
3x24 jam tidak terjadi gangguan hipotermi kehangatan 37oC
Kriteria Hasil : 2.2. Beri popok dan selimut sesuai kondisi
Badan hangat 2.3. Ganti segera popok yang basah oleh urine atau
.
3. Setelah mendapat tindakan keperawatan 3x24 jam 3.1. Monitor tanda-tanda
tidak terjadi infeksi
infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
Kriteria Hasil : 3.2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Tidak ada tanda-tanda dengan bayi
infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa) 3.3. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas saat
Suhu tubuh normal (36,5-37oC) masuk ruang bayi dan sebelum dan/sesudah kontak
cuci tangan
3.4. Barikan gizi (ASI/PASI) secara adekuat
3.5. Pastikan alat yang kontak dengan bayi bersih/steril
3.6. Berikan antibiotika sesuai program
3.7. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari
KASUS berat bayi lahir sangat rendah yaitu 1060 gram. Bayi lahir pada tanggal 20 Agustus 2019 di
RSUD Kota Semarang secara spontan diusia kehamilan 30 minggu. Selain itu, setelah lahir
bayi tidak langsung menangus nilai APGAR Score yaitu 6 (asfiksia sedang), oleh karena itu
bayi sekarang dipindah keruang Perinatologi untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
2)Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 30 minggu, ditandai dengan ketuban pecah sebelum persalinan, lama
persalinan 1 jam dan bayi lahir pada jam 14.45 WIB. Panjang lahir 34 cm dan berat lahir 1060 gram.
3) Post Natal
Setelah kelahiran bayi sempat tidak menangis dan langsung dipasang kanul O2 dengan resusitasi selama 3 menit
dengan nilai apgar score 4-5-6, keadaan lemah, nafas tidak teratur.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Keterangan
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Tinggal serumah
f. Riwayat Sosial
1) Yang Merawat
Saat ini klien diwarat diruang perinatologi dan dirawat oleh perawat dan sesekali ibu klien menjenguk saat jam kunjung rumah sakit
2) Hubungan dengan Keluarga
Ibu klien bisa mengunjungi, melihat, dan menyentuh bayinya saat berkunjung mskipun bayi dalam incubator, sedangkan ayahnya tidak boleh
melihat bayinya karena sudah aturan dari pihak rumah sakit.
g. Pola Sehari-hari
1) Nutrisi dan Metabolisme
Saat ini pasien mendapat diit susu formula khusus BBLR 3 jam sekali sekitar 30 cc melalui selang
OGT
2) Eliminasi Urine dan Feses
Klien BAB ± 3-5x sehari dengan konsistensi warna hitam, lembek cair, bau khas feses bayi. BAK
menggunakan pempers dan diganti setian 6 jam sekali dan terisi ± 100 cc
3) Istirahat dan Tidur
Klien terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa kotor setelah BAB dan BAK, rata-rata
tidur per hari yaitu 20-22 jam
4) Peran dan Hubungan
Keluarga mengatakan anak akan diasuh oleh orang tuanya sendiri, dan selama ini ibu bayi menengok
keruang perinatology
5) Toleransi Stress dan Koping
Klien menangis saat merasa lapar, tidak nyaman, dan saat kotor
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 DS : - Resiko hipotermi Jaringan lemak subkotis tipis
DO :
- Akral sedikit dingin
- Lahir premature 30 minggu
- BBLRS 1060 gram
- Suhu tubuh 36,2°C
- Perawatan dalam incubator
2 DS : - Resiko Infeksi Prematuritas dan system imun
DO : yang tidak adekuat
- Keadaan umum lemah
- Lahir premature 30 minggu
- BB 1060 gram
- Suhu tubuh 36,2°C
- Lekosit 24.7/uL
3 DS : - Ketidakseimbangan nutrisi : Prematuritas, ketidakmampuan
DO : kurang dari kebutuhan tubuh mengabsorbsi nutrisi
- Terpasang selang OGT
- Reflek hisap lemah
- BB 1060 gram
- Terpasang infus umbilical D5%
4 DS : - Ketidakefektifan jalan nafas Penumpukan cairan di rongga
DO : paru
- Terpasang ventilator 2lt/menit
- RR 40x/menit
- Perkusi paru dullness
- Auskultsi paru ronkhi
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
S:-
2 -Memantau suhu klien O : Suhu klien 36,2
10.30
-Memonitor BB klien S:-
3 O : BB : 1060 gram , LD : 26 cm , PB :
11.00 34cm , LK : 23cm
S:-
-Membersihkan incubator secara berkala O : Incubator tampak bersih
4
12.00
3 14.00 -mengkaji reflek hisap S:-
O : Reflek hisap klien tampak lemah
3 15.00 -memasang selang OGT S:-
O : Terpasang selang OGT pada klien
3 18.00 -mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi S:-
O : klien mendapat diit susu 30cc/OGT
1 21 Agustus 2019 - memberikan terapi O2 2lt/menit S:-
03.00 O : klien tampak terpasang ventilator O2
2ltr/mnt dengan SPO2 88%
1 05.00 - menjaga kepatenan jalan nafas : suction S:-
O : Cairan dalam tabung suction tampak
jernih
1,2,3,4 10.00 - mengobservasi ttv,cuping hidung retraksi dada S:-
O : Suhu : 36°C Nadi : 100x/menit, RR :
48/menit
14.00
S:-
O : Hasil leukosit klien 24.7
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- pantau tanda gejala infeksi suhu , lekosit, penurunan BB
- berikan antibiotic sesuai advis dokter
- batasi jumlah pengunjung
4 - gunakan tekhnik aseptic selama berinteraksi dengan klien
S : -
1 21-8-2019 S : -
14.00 O : Cairan dalam tabung suction tampak jernih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi O2 2lt/m
- Jaga kepatenan jalan napas (suction)
- Observasi ttv,cuping hidung,retraksi
dada
- Posisikan klien semi fowler
S : -
2 14.00 O : Suhu : 36oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Atur suhu incubator sesuai indikasi
- Pantau suhu setiap 3 jam sekali
- Ganti popok bila basah
- Hindarkan bayi kontak langsung
dengan sumber dingin/panas
S : -
S : -
4 14.00 O : Leukosit 24.7
A : Masalah belum teratasi
S : -
1 21-8-2019 O : Klien tampak terpasang ventilator O2 2ltr/mnt dengan SPO2
14.00 90% , auskultasi : ronchi
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi O2 2lt/
- Jaga kepatenan jalan napas (suction)
- Observasi ttv,cuping hidung,retraksi dada
- Posisikan klien semi fowler
S :-
O : Suhu 36,4oC
2 14.00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Atur suhu incubator sesuai indikasi
- Pantau suhu setiap 3 jam sekali
- Hindarkan bayi kontak langsung dengan sumber
dingin/panas
- Ganti popok bila basah
S :-
O : Klien tampak masih terpasang infus umbilikel 5%