Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan pada

Persalinan Prematur
Disusun Oleh Kelompok 2
Dosen Pembimbing : Ns. PIPIT FERIANI S.Kep., MARS
Definisi
 Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37
minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup,
atau karena kombinasi keduanya (Maryunani & Nurhayati, 2009).
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak tahun
1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir
rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur
(Rukiyah & Yulianti, 2012).
Etologi
 Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
 1. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi kejadian prematur,
faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
 Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
 Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi
dan anemia sel sabit.
 Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
 Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
 Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas
Lanjutan...

tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis


(misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal).
Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.
Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan
alkohol).
Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
Bekerja yang terlalu berat.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Lanjutan...
 2.Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain kehamilan
ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, kelainan kromosom,
infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis), insufensi plasenta, inkompatibilitas
darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan O), infeksi dalam
rahim.
 3.Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta, seperti plasenta
previa dan solusio plasenta, faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun, keadaan
sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
Lanjutan...
Menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), berdasarkan klasifikasinya penyebab kelahiran
bayi prematur dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Bayi prematur tipe SMK disebabkan oleh:
 Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembar
 Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
 Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan berat
bayi dalam rahim).
 Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage).
 Ibu hamil yang sedang sakit.
2.Bayi prematur tipe KMK disebabkan oleh:
 Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.
 Ibu memiliki riwayat hipertensi, pre eklampsia dan anemia.
 Kehamilan kembar.
 Malaria kronik dan penyakit kronik lainnya.
 Ibu hamil merokok.
Klasifikasi Bayi Prematur

1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)


Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir dengan masa gestasi
kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan usia kehamilan.

2.Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)


Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi tersebut. Bayi KMK ini dapat
menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine retardation = IUGR) seperti
pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal malnutrition syndrome, chronis fetal
distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).
Lanjutan...
IUGR dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. Proportinate IUGR : Janin menderita distres yang lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan
sebelum bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih di
bawah masa gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportinate IUGR : Terjadi akibat distres sub akut. Gangguan
terjadi beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda-tandanya adalah sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering, keriput dan mudah
diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Manifestasi Klinis
A.Bayi prematur digaris batas
B.Bayi prematur sedang
 37 mg, masa gestasi (bayi berada dalam rahim)
 31 mg – 36 gestasi
 2500 gr
 1500 gr – 2500 gr
 Biasanya normal
 6% - 7% seluruh kelahiran hidup
Masalah: Masalah:
 Ketidakstabilan  Ketidak stabilan
 Kesulitan menyusui  Pengaturan glukosa
 Ikterik  RDS (respiratori Distress Syindrome)
 RDS mungkin muncul (respiratori Distress  Ikterik
Syindrome)  Anemia
Penampilan  Infeksi
 Liputan pada kaki sedikit  Kesulitan menyusui
 Payudara lebih kecil Penampilan:

 Lanugo banyak  Seperti pada bayi prematur di garis batas


tetapi lebih parah
 Genetalia kurang berkembang
 Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh
darah yang tampak
Lanjutan...

C.Bayi sangat prematur Penampilan

 24 mg – 30 mg gestasi  Kulit tidak memiliki lemak

 0,8% seluruh kelahiran hidup  Kulit sangat tipis

Masalah:  Kedua mata mungkin


berdempetan
 Ketidakstabilan
 Pengaturan glukosa
 RDS
 Ikterik
 Anemia
 Infeksi
 Kesulitan menyusui
Komplikasi
Menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), terdapat beberapa masalah yang dapat terjadi
pada bayi prematur baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Masalah jangka
pendeknya antara lain adalah sebagai berikut:
1.Gangguan metabolik, antara lain sebagai berikut:
 Hipotermia
 Hipoglikemia
 Hiperglikemia
 Masalah pemberian ASI
2. Gangguan imunitas,antara lain sebagai berikut :
 Gangguan imonologik
 Kejang saat dilahirkan
 Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)
3.Gangguan pernafasan, antara lain sebagai berikut :
 Sindroma gangguan pernafasan
 Asfiksia
 Apneu periodik
Lanjutan...
 Paru-paru belum berkembang
 Retrolental fibroplasia
4. Gangguan sistem peredaran darah, antara lain sebagai berikut :
 Masalah perdarahan
 Anemia
 Gangguan jantung
 Gangguan pada otak
5. Gangguan cairan dan elektrolit, antara lain sebagai berikut :
 Gangguan eliminasi
 Distensi abdomen
 Gangguan pencernaan
 Gangguan elektrolit
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah sel darah putih
2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Destrosix
5. Pemantauaan elektrolit (Na,K,C1)
6. Pemeriksaan analisa gas darah
Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau penanganan
yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat
3. Pengawasan nutrisi
4. Penimbangan ketat
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta
pertahankan suhu tetap hangat
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberiaan ASI
Asuhan keperawan
1.pengkajian
a.Aktifitas dan istirahat
b.Pernafasan dan peredatan
c.Eliminasi
d.Berat badan
e.Antropometri
f. Suhu tubuh
g.kulit
Lanjutan...
2.Diagnosa Keperawata
A. Analisa data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1 Data Subjektif: Sindrom Ketidakefektifan Pola


- Ibu Klien Mengatakan sesak Hipoventilasi Nafas
nafas
Data Objektif:
- Tampak sesak nafas
- Terdapat perubahan irama
pernafasan
- Terdapat penggunaan otot
tambahan
- Pola nafas bayi tidak teratur
2 Data Subjektif: Prematuritas Ketidakefektifan Pemberian
- Ibu klien mengatakan Air susunya sedikit ASI
Data Objektif:
-menggeliat dan menangis pada payudara ibu
- rewel dan menangis dalam waktu 1 jam
setelah menyusui
-ketidakmampuan bayi untuk menempel pada
payudara ibu dengan tepat

3 Data Subjektif: Suhu Lingkungan Ekstrem Risiko Ketidakseimbangan Suhu


Ibu klien mengatakan suhu tubuh bayinya dingin Tubuh
Data Objektif:
Perubahan yang tejadi pada permukaan kulit baik
warna, dan kelembapan
Status hidrasi dan nutrisi
Suhu tubuh bayi <35oC
Prioritas Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan


Sindrom Hipoventilasi
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan
prematuritas
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan
dengan suhu lingkungan ekstrem
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Ketidakefektifan Pola Nafas Organisasi (pengeloaan) bayi Monitor Pernafasan (3350)
berhubungan dengan Sindrom prematur (0117) 1.1 Monitor kecepatan, irama, kedalaman
Hipoventilasi Setelah dilakukan tindakan dan kesulitan bernafas
selama 2 x 24 jam diharapkan 1.2 Monitor secara ketat pasien-pasien
masalah pola nafas dapat dapat yang berisiko tinggi mengalami gangguan
teratasi dengan skala (1) = respirasi
sangat terganggu sampai (5) = 1.3 Monitor suara nafas tambahan seperti
tidak terganggu dengan kriteria ngorok atau mengi
hasil: 1.4 Monitor pola nafas
 Denyut nadi apikal (5) 1.5 Monitor sekresi pernafasan pasien
 Frekuensi Pernafasan (30- 1.6 Kaji perlunya penyedotan pada jalan
60) nafas dengan auskultasi suara nafas ronki
 Saturasi Oksigen >85% (5) di paru
 Termoregulasi (5)
2 Ketidakefektifan pemberian ASI Perilaku Kesehatan Ibu Pospartum Konseling Laktasi ( 5244)
berhubungan dengan prematuritas (1624) 2.1 Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 2.2 Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk
24 jam diharapkan masalah pemberan (melakukan kegiatan) menyusui dan juga persepsi
asi dapat dapat teratasi dengan skala mengenai menyusui
(1) = tidak pernah menunjukan sampai 2.3 Beri kesempatan pada ibu untuk menyusui
(5) = secara konsisten menunjukkan setelah melahirkan,jikamemungkinkan
dengan kriteria hasil: 2.4 Bantu menjamin adanya kelekatan bayi ke dada
 Adaptasi peran sebagai ibu (5) dengan cara yang tepat
 Ikatan dengan bayi (5) 2.5 Berikan materi pendidikan, sesuai kebutuhan
 Menjaga Perawatan perineum (5) 2.6 Instuksikan pada bayi untuk membiarkan bayi
 Monitor tanda dan gejala depresi menyelesaikan (proses) menyusui yang pertama
postpartum (5) sebelum (proses) menyusui yang kedua
 Monitor Perkembangan masalah 2.7 Instuksikan pada praktisi dan konsultan laktasi
kesehatan bayi (5) mengenai tanda dan gejala yang harus diperhatikan
 Memelihara intake nutrisi yang 2.8 Diskusikan strategi yang bertujuan untuk
adekuat (5) mengoptimalkan supai air susu
3 Risiko ketidakseimbangan suhu Termoregulasi:Baru Lahir ( 0801) Perawatan bayi: Prematur ( 6826)
tubuh berhubungan dengan suhu Setelah dilakukan tindakan selama 2 3.1 Ciptakan hubungan yang mendukung dan
lingkungan ekstrem x 24 jam diharapkan masalah terapeutik dengan orangtua
termoregulasi pada bayi baru lahir 3.2 Monitor dan atur kebutuhan akan oksigen
dapat teratasi dengan skala (1) = 3.3 Posisikan bayi untuk tidur di posisi
sangat terganggu (5) = tidak tengkurap didada orang tua yang tidak
terganggu dengan kriteria hasil: mengenakan baju, jika memungkinkan
 Thermogenesis yang tidak 3.4 Fasilitasi bonding/kelekatan orangtua
menggigil (5) dengan bayi
 Mengambil postur kehilangan 3.5 Bantu orangtua untuk merencanakan
panas untuk hipertermia (5) perawatan responsive terhadap tanda kondisi
 Penyapihan dari incubator bayi
(bayi) ke boks bayi (5) 3.6 Posisikan inkubator jauh dari sumber
 Suhu tidak stabil (5) kebisingan
 Hipotermia (5) 3.7 Ganti posisi bayi secara berkala
 Kegelisahan (5) 3.8 Berikan “time out” saat bayi menunjukkan
tanda-tanda stress
Implementasi Keperawatan
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI

1 Ketidakefektifan Pola Nafas Monitor Pernafasan (3350)


berhubungan dengan Sindrom 1.1 Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan
Hipoventilasi bernafas
1.2 Memonitor secara ketat pasien-pasien yang berisiko
tinggi mengalami gangguan respirasi
1.3 Memonitor suara nafas tambahan seperti ngorok atau
mengi
1.4 Memonitor pola nafas
1.5 Memonitor sekresi pernafasan pasien
1.6 Mengkaji perlunya penyedotan pada jalan nafas
dengan auskultasi suara nafas ronki di paru
2 Ketidakefektifan pemberian ASI Konseling Laktasi ( 5244)
berhubungan dengan prematuritas 2.3 Memberi kesempatan pada ibu untuk menyusui setelah
melahirkan, jika memungkinkan
2.4 Membantu menjamin adanya kelekatan bayi ke dada
dengan cara yang tepat
2.5 Memberikan materi pendidikan, sesuai kebutuhan
2.6 Menginstruksikan pada bayi untuk membiarkan bayi
menyelesaikan (proses) menyusui yang pertama sebelum
(proses) menyusui yang kedua
2.7 Menginstruksikan pada praktisi dan konsultan laktasi
mengenai tanda dan gejala yang harus diperhatikan
2.8 Mendiskusikan strategi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan supai air susu
3 Risiko ketidakseimbangan suhu Perawatan bayi: Prematur ( 6826)
tubuh berhubungan dengan suhu 3.1 Menciptakan hubungan yang mendukung dan terapeutik
lingkungan ekstrem dengan orangtua
3.2 Memonitor dan atur kebutuhan akan oksigen
3.3 Memposisikan bayi untuk tidur di posisi tengkurap didada
orang tua yang tidka mengenakan baju, jika memungkinkan
3.4 Memfasilitasi bonding/kelekatan orangtua dengan bayi
3.5 Membantu orangtua untuk merencanakan perawatan
responsive terhadap tanda kondisi bayi
3.6 Memposisikan inkubator jauh dari sumber kebisingan
3.7 Mengganti posisi bayi secara berkala
3.8 Memberikan “time out” saat bayi menunjukkan tanda-
tanda stress
Evaluasi Keperawatan

Pola Nafas mulai teratur dan efektif


Pemberian ASI telah baik dan lancar
Suhu tubuh telah bisa menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar
Sekian dan Terima Kasih....

Anda mungkin juga menyukai