TUGAS
Oleh :
NIM : Pbd21.067
KELAS : A ( Ajeng )
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang saat
dilahirkan memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi.
(Sholeh, 2014). Pada tahun 1961 oleh World Health Organization (WHO) semua bayi
yang telah lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth
Banyak yang masih beranggapan apabila BBLR hanya terjadi pada bayi prematur atau
bayi tidak cukup bulan. Tapi, BBLR tidak hanya bisa terjadi pada bayi prematur, bisa
juga terjadi pada bayi cukup bulan yang mengalami proses hambatan dalam
(BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, dan berat lahir amat
sangat rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram
a. Prematuritas Murni
yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta
ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat di
pertahankan.
lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih
frekuensiyang lebih sering. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling
utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila kurang, maka ASI dapat
sekitar 50 - 60 cc/Kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200
cc/Kg BB/hari.
b. Dismaturitas
Karakteristik BBLR
berikut :
otot hipotonik-lemah
- Penyakit
- Umur
- Sebab lain
narkotik.
2. Factor janin
mengakibatkab BBLR.
3. Factor lingkungan
sistemik.
a. Suhu tubuh
bertambah
sampai 37 0c.
b. Pernafasan
kurang baik
pecah
menyebabkan kematian
Keadaan bayi BBLR akan mudah mengalami rasa kehilangan panas badan
dan menjadi hipotermi, karena pada pusat pengaturan panas badan belum
permukaan badannya yang sangat relatif luas. Maka, bayi harus di rawat
1,7 kg dan suhu sebesar 32,20C untuk bayi yang memiliki berat badan lebih
kecil. Bila tidak memiliki alat atau tidak terdapat inkubator, bayi dapat
dibungkus menggunakan kain dan pada sisi samping dapat diletakkan botol
ysng diisi dengan air hangat. Selain itu, terdapat metode kanguru yang dapat
menentukan pilihan susu yang sesuai, tata cara pemberian dan pemberan
jadwal yang cocok dengan kebutuhan bayi dengan BBLR. ASI (Air Susu
Ibu) merupakan pilihan utama apabila bayi masih mampu mengisap. Tetapi,
jika bayi tidak mampu untuk mengisap maka dapat dilakukan dengan cara
ASI dapat diperas terlebih dahulu lalu diberikan kepada bayi dengan
secara langsung. Jika ASI tidak dapat mencukupi atau bahkan tidak ada,
khusus pada bayi dengan BBLR dapat digunakan susu formula yang
komposisinya mirip ASI atau biasanya dapat disebut susu formula khusus
3. Pencegahan Infeksi
Bayi BBLR memiliki imun dan daya tahan tubuh yang relatif kecil ataupun
sedikit. Maka, sangat berisiko bayi BBLR akan sering terkena infeksi.
Pada bayi yang terkena infeksi dapat dilihat dari tingkah laku, seperti
memiliki rasa malas menetek, gelisah, letargi, suhu tubuh yang relatif
dari bahaya infeksi. Oleh karena itu, bayi tidak boleh kontak dengan
penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus
dalam penanganan bayi, perawatan luka tali pusat, perawatan mata, hidung,
kulit, tindakan asepsis dan antisepsis alat- alat yang digunakan, rasio perawat
4. Hidrasi
tubuh.
5. Pemberian Oksigen
Konsentrasi oksigen yang dapt diberikan pada bayi BBLR sekitar 30%-35%
Sebisa mungkin lakukan dengan bahaya yang sangat kecil mungkin dapat
Salah satu bahaya yang paling besar dalam bayi BBLR yaitu terhambatnya
jalan nafas. Jalan nafas tersebut dapat menimbulkan asfiksia, hipoksia, dan
akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR susah dalam beradaptasi apabila
saat lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR memiliki resiko mengalami
kondisi seperti ini diperlukan tindakan pemberian jalan nafas segera setelah
pernapasan dengan cara menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini
2010.
Hipotermi adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30. Hipotermi adalah
adalah suhu rektal bayi dibawah 350C. (Hellen, 1999). Hipotermi pada BBL
adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan (cold stres)
yaitu suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32- 36ºC, dan
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
klasifikasi yang sama dengan klasifikasi SDKI yang terdiri dari 5 kategori dan 14
diobeservasi dan diukur meliputi kondidi, prilaku, atau dari persepsi pasien, keluarga dan
Penatalaksana Hipotermi
a. Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah
kondisi sadar).
tiap jam (pada bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso,
F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan
Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk
menggunakan probe untuk kulit) atau non servo controle (dengan mengatur
mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada
dalamkeadaan hangat.
penutup kepala.
3. Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan
tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena
terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa
ditambahkan selimut.
4. Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau
6. Terapi yang bisa diberikan untuk bayi dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan
metabolisme anaerob.
e. Shock.
f. Apnea.
dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren
hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh
C. Hipoglikemia
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan
sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh bayi
baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa di bawah 45 mg/dL yang
dikonfirmasi dengan uji glukose darah. Kondisi Hipoglikemi ini lebih berbahaya
daripada Hiperglikemi (kebalikan dari Hipo, kadar gula darahnya diatas normal). Saat
Kekurangan oksigen di otak, fatalnya, bisa menyebabkan “Koma”. Selain itu keadaan
minim oksigen ini kalau sering terjadi bisa menimbulkan menurunnya daya ingat
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh: Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas;
Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya; kelainan pada kelenjar hipofisa atau
kelenjar adrenal. Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai
kematian. Dalam keadaan normal, tubuh mempertaankan kadar gula darah antara 70-
110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada hipoglikemia, kadar
gula darah terlalu rendah. Kadar gula darah yang terlalu rendah memnyebabkan
berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang
sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber
energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang
rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin (adrenalin). Hal ini akan merangsang hati untuk melepaskan gula agar
kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi
neonatus karena kejang dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahaya bagi
kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari. Selain itu
kejang dapat merupakan tanda atau gejala dari satu masalah atau lebih dan memiliki efek
jangka panjang berupa penurunan ambang kejang, gangguan belajar dan gangguan daya ingat.
Aktivitas kejang yang terjadi pada waktu diferensiasi neuron, mielinisasi, dan proliferasi glia
pada neonatus dianggap sebagai penyebab kerusakan otak. kejang berulang akan
menyebabkan berkurangnya oksigenasi, ventilasi, dan nutrisi di otak. Kejang pada neonatus
secara klinis dapat diartikan sebagai perubahan paroksimal dari fungsi neurologik seperti
perubahan perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem saraf yang terjadi pada
bayi berumur sampai dengan 28 hari Angka kejadian kejang neonatus yang sebenarnya tidak
diketahui secara pasti karena sulitnya mengelai tanda bangkitan kejang pada neonatus.
gambaran klinis kejang sangat bervariasi bahkan sangat sulit membedakan gerakan normal
mengalami kejang > 3 kali dalam satu jam, atau kejang tunggal yang berlangsung
> 3 menit.
Manajemen awal
• koreksi hipoglikemia
• Injeksi fenobarbital 20 mg/kg IV diberikan pelan selama 5 menit
Injeksi fenobarbital 20mg/kg diberikan pelan selama 5-10 menit atau dosis
Masih kejang
Masih kejang
hipotensi,bradikardi,anitmia).