ABSTRAK
Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus
menstruasi wanita biasanya timbul 7 sampai 10 hari sebelum periode menstruasi dan menghilang ketika menstruasi
dimulai. Gejala yang timbul bahkan dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas seseorang. PMS dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah status gizi dan asupan magnesium. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan status gizi dan asupan magnesium dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada
remaja putri. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Sampel terdiri dari 99 orang remaja putri di SMAN 4
Surabaya. Pengumpulan data menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan variabel
status gizi, pengisian form Estimated Food Records 2x24 jam untuk mendapatkan variabel asupan magnesium, dan
kuesioner Premenstrual Syndrome untuk mendapatkan variabel kejadian Premenstrual Syndrome. Data dianalisis
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara status gizi (p=0,036) dan asupan
magnesium (p=0,012) dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri. Kejadian Premenstrual
Syndrome (PMS) dapat terjadi jika remaja putri mengalami overweight dan kurangnya asupan magnesium. Oleh
karena itu, remaja putri perlu menjaga status gizi dengan memonitor berat badan setiap bulan dan meningkatkan
asupan bahan makanan yang mengandung tinggi magnesium, misalnya apel, bayam, dan ubi.
Kata kunci: asupan, magnesium, overweight, status gizi, PMS, premenstrual syndrome
ABSTRACT
Premenstrual Syndrome (PMS) is a combination of physical, psychological, and emotional disturbance which is
related to menstrual cycle that appear 7 to 10 days before menstruation period and disappear when menstruation
begins. Nutritional status and magnesium intake can cause premenstrual syndrome. The purpose of this study was to
analyze the correlation of seed nutritional status and magnesium intake with premenstrual syndrome. The research
used cross sectional study. The sample size was 99 female students in SMAN 4 Surabaya. The data were collected by
measuring weight and height to obtain nutritional status variable; 2x24 hours estimated food records to obtain
magnesium intake; and questionnaire for premenstrual syndrome case. The data were analyzed using chi-square
test. The results of this study showed that there was correlation between nutritional status (p=0.036) and
Premenstrual Syndrome (PMS). Besides that, there was also a correlation between magnesium intake (p=0.012) and
Premenstrual Syndrome (PMS). Premenstrual Syndrome (PMS) can be caused by overweight and low magnesium
intake. It is recommended for female students to prevent overweight status by monitoring their weight every month
and increase their intake of high magnesium, food such as apple, spinach, and sweet potato.
20
2 Kartika
Media Gizi Indonesia, Vol. Estiani,
13, No. Triska 2018:
1 Januari–Juni Susilahlm.
Nindya.
20– , Hubungan Status Gizi dan Asupan Magnesium...
berisi 10 gejala yang sering dirasakan oleh wanita dikategorikan menjadi tidak cukup jika nilai hasil
saat menjelang menstruasi, dan lembar formulir analisis dengan Nutrisurvey < EAR (Estimated
Estimated Food Records yang disertakan dengan Average Requirements) sebesar 208,3 mg dan
panduan cara pengisian formulir tersebut. Status dikategorikan cukup jika ≥EAR (Estimated
gizi menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh) Average Requirements) sebesar 208,3 mg.
yang didapatkan dari: Nilai EAR (Estimated Average Requirements)
�� (𝑘��)
didapatkan dari nilai AKG (Angka Kecukupan
IMT = {��(��) }2 Gizi) 2013 yang dikonversi menggunakan tabel
EAR (Estimated Average Requirements) (Gibson,
DataDabtearabterbatadbandandadnantitning 2005).
ggi i bbaaddaann yaanngg didapatkan kemudian Analisis data yang dilakukan terdiri dari
dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis univariat
didapatkan kemudian dianalisis menggunakan
WHO Anthro Plus untuk mendapatkan nilai Z-
score dilakukan untuk menyajikan data secara deskriptif
bWerHdaOsaArknatnhrIoMPTl/uUs (Iunndteukks dengan tabel distribusi frekuensi untuk melihat
mMeansdaaTpuabtkuahnpenrilUaisiZa)-. beberapa proporsi masing-masing kategori,
Nsciolarie Zb- sedangkan analisis bivariat untuk menganalisis
e r d a s ar k a n I M T /U (I n d e k s d
S c o r e t e r se b ut k em u d i a n ada tidaknya hubungan antar variabel independent
MikaastaegTouribkuahn berdasarkan klasifikasi dengan variabel dependent menggunakan uji
status gizi indeks IMT/U chi square. Penelitian ini telah mendapatkan
per Usia). Nilai Z-Score tersebut kemudian
menurut WHO 2007, yaitu overweight (z-score > persetujuan dari komisi etik Fakultas Kesehatan
+d1ik),aotebgeosriitkya(nz- Masyarakat Universitas Airlangga dengan nomer
bsceordreas>a+rk2aSnDk)l,asthifiinknaessiss(tza 192-KEPK.
-tsucsogreiz<i
-i2nSdDek)s, seIvMerTe/tUhinnmeesns u(rzu-
st coWreH<O-3S2D0)0. 7, yaitu
Data Premenstrual Syndrome (PMS)
overweighdari
didapatkan t (z-score > +1) obesity (z-score >+
kuesioner yang berisi daftar gejala
P2rSeDm)e, nthstirnunaelssS(yzn-dscro omree<(P-
2MSDS))., Gseevjearlea ttheirnsneebsust
t(ezr-dsicroi rdear<i -p3eSruDt)k. embung,
payudara terasa nyeri, sakit kepala,
daerah panggul terasa berat
Data Premenstrual Syndrome (PMS)
pusing,
dan tertekan, kelelahan yang luar biasa, kelainan HASIL DAN PEMBAHASAN
kduidliat,pantykearni pdearruit
bkaugeisaionnbear wyaahn, gemboesriosinadl,afdt Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang
anr telah dilaksanakan.
cgeemjaalas (PDreevmie, n2s0tr0u9a)l. Berdasarkan hasil Tabel 1, rata-rata berat
KSyunedsrio onmeer y(PaMngS)d.ibGereijkaalan
responden memuat gejala-gejala sesuai dengan
tersebut terdiri dari perut kembung, payudara
penelitian (Devi, 2009). Remaja putri dikatakan
mteernasgaala Spujiskinagm, ensagkailtamki badan remaja putri adalah 52,26 kg dan berat badan
mnyierPiM, empainlai,madl asearlaahh
spaatnugg gueljaltaermaseanjbeelarantg pad a w a k t u te r te n tu .
nPengumpulan
p en el idata
ti a dilakukan
n ( D e menggunakan
v i, alat
d a n tsermtekeanns,trukaeslei layhaanng
s i klu
t e ra k h i r. D a f ta r g ej al a b a n t u k uees io n er E s tim a t e da
2 0 0 9 ). R m a ja pu t ri di k a t
y a n g lu a r b ia s a , k e la in a kFanoomdenRgeacloarmdis PyManSg
tid a k d i m o d ifi k a s i k a re n a
n k u li t , n y e ri p er u t b a g ia n
karakteristik responden sama. djiikisai omleehngreaslpamonidemn isneilmamala
bawDaha,ta epmoloaskioonnaslu,mdsiaynancgem 2sa4lajhamssaetubangyeajkala2
diapsero(lDehevmi,eru2p0a0k9a)n. k al i p e n g u kur a n d e ng an h a r i
m e n j l a n g s i kl u s m en s t r u
sKusuuensaionnjeernisyadnagn y a n g ti d a k be r u r u ta n . Peneliti
a s i y a n g te r a k h i r.
judmiblearhikpaanngraenspyoanndgednikmones menentukan hari pencatatan yang bukan
D a f ta r ge ja l a
mumuasti m e r u p akan h a r i
t id a k di o d i f ik a si
o l eh r e lib u r u ntuk m e n g h in d ari
k ar e n a
s gpe oj al
n da en
- re m a ja p u t r i a d a n y a
g e ja l a se su a i d e n g a
2 Kartika
Media Gizi Indonesia, Vol. Estiani,
13, No. Triska 2018:
1 Januari–Juni Susilahlm.
Nindya.
20– , Hubungan Status Gizi dan Asupan Magnesium...
maksimal remaja putri adalah 90,9 kg. Berdasarkan yaitu sejumlah 68 orang (81,8%) dan sebanyak 18
hasil penelitian, tinggi badan rata-rata remaja putri orang remaja putri (18,2%) yang mengalami status
adalah 155,420 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berada pada status gizi normal Tabel 1. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Asupan
Magnesium pada Remaja Putri di SMAN 4
Surabaya
aksaurpaakntemrisatkikanraenspyoanndgednilsua Berat Badan Tinggi Badan Rerata Asupan
amrak.ebiasaan yang biasa terjadi (kg) (cm) Magnesium (g)
pDadaata haproi lalibukro. nRsuemspsoi
ndyeanngsebdeipluemronleyha
Minimal 32,8 143,3 58,4
telah diberikan pengarahan mengenai cara mengisi Maksimal 90,9 165,5 405,0
m e ru p a k an su s u na n j en is
f or m u li r E stim a t ed F oo d R e Rata-rata 52,2 155,4 205,1
d a n ju m l a h pa n g a n
c o rd se rt a d i lam p ir k a n Standar
pyualnagpadnikdounasnumcasria
opleenhgirseisapnofnodremnulriermEasjatimpautt
erdi
12,1 4,9 63,8
Fpoadoad Rweackotrud t teerrstenbtuut.. Deviasi
APseunpgaunmpmulaagnnesdiuatma dilakukan
Tabel 2. Status Gizi, Asupan Magnesium (Mg), dan Tabel 3. Hubungan Status Gizi (IMT/U) dan Asupan
Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Magnesium dengan Kejadian Premenstrual
Remaja Putri di SMAN 4 Surabaya Syndrome (PMS) pada Remaja Putri di SMAN 4
Surabaya
Variabel n (%)
Status Gizi Kejadian PMS p
Normal 81 81,8 Tidak PMS
Tidak Cukup 50 50,5 Normal 40
n 49,4
(%) n41 5,9
(%)
Overweight 18 18,2 PMS 0,036
Cukup 49 49,5 Gemuk
Status Gizi 4 22,2 14 8,3
Asupan Magnesium
Kejadian PMS Asupan Mg
Tidak PMS 44 44,4 Tidak Cukup 16 32,0 34 68,0 0,012
PMS 55 55,6 Cukup 28 57,2 21 42,8
gizi overweight. Tidak ditemukan remaja putri data penelitian yang dilakukan di SMA Hang
yang berstatus gizi sangat kurus dan kurus. Tuah
Prevalensi gemuk pada remaja umur 16–18 1 Surabaya menunjukkan bahwa pada tahun 2011
tahun di Indonesia sebesar 7,3% (Kemenkes, sebanyak 22 siswi kelas XI (10,31%) dari 143
2013). Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi remaja putri kelas XI harus beristirahat di ruang
yang memiliki prevalensi gemuk lebih tinggi UKS karena mengalami Premenstrual Syndrome
dibandingkan prevalensi Indonesia yaitu 16,4% (PMS) sehingga terpaksa meninggalkan kegiatan
(Kemenkes, 2013). Oleh karena itu, meskipun belajar di kelas. Pada tahun yang sama 43 remaja
mayoritas remaja putri di SMAN 4 Surabaya putri kelas XI (30,07%) yang mengajukan izin
memiliki status gizi normal, namun persentase pulang atau tidak masuk sekolah karena mengalami
remaja putri yang memiliki status gizi overweight Premenstrual Syndrome (PMS) dari 143 remaja
berada di atas prevalensi gemuk nasional. Status putri kelas XI (Sidabutar, 2012).
gizi adalah suatu keadaan tubuh sebagai akibat Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa
dari konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi remaja putri yang memiliki status gizi normal,
(Almatsier, 2009). sebanyak 49,4% tidak mengalami kejadian
Hasil data mengenai asupan magnesium, Premenstrual Syndrome (PMS) dan 50,6%
didapatkan bahwa 50,5% remaja putri tidak cukup mengalami kejadian Premenstrual Syndrome
asupan magnesium dan 49,5% cukup asupan (PMS).
magnesium. Hal tersebut menunjukkan bahwa Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
lebih banyak remaja putri yang tidak cukup chi-square, menunjukkan bahwa hubungan status
dalam mengonsumsi asupan magnesium <EAR gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome
(208,3 mg). Magnesium merupakan zat gizi yang (PMS) memiliki nilai p sebesar 0,036. Hal ini
cukup penting karena terlibat pada berbagai proses menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
metabolisme (Almatsier, 2009). Magnesium juga antara status gizi (IMT/U) dengan kejadian
terbukti dapat mengurangi gejala-gejala seperti Premenstrual Syndrome (PMS).
kecemasan, banyak makan, depresi, hidrasi dan Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang
kembung (Nurmalasari et al., 2013). dilakukan oleh Namsa et al. (2015) bahwa terdapat
Hasil data kejadian Premenstrual Syndrome hubungan status gizi dengan kejadian
(PMS) menunjukkan sebanyak 55 orang remaja Premenstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri
putri (55,6%) mengalami Premenstrual Syndrome di SMA Frater Don Bosco Manado. Selain itu
(PMS) pada periode menstruasi terakhir kali. penelitian Amniah et al. (2011) juga
Walaupun kejadian Premenstrual Syndrome menyatakan ada hubungan yang bermakna
(PMS) tidak mengancam nyawa, namun dapat antara status gizi dengan kejadian Premenstrual
memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental Syndrome (PMS). Hasil penelitian Nashruna et al.
seorang wanita (Bungasari, 2015). Berdasarkan (2012) menyatakan bahwa wanita dengan status
gizi lebih berpeluang mengalami kejadian
Premenstrual Syndrome (PMS). Status
2 Kartika
Media Gizi Indonesia, Vol. Estiani,
13, No. Triska 2018:
1 Januari–Juni Susilahlm.
Nindya.
20– , Hubungan Status Gizi dan Asupan Magnesium...
gizi obesitas dapat meningkatkan kadar estrogen Proses menghalangi kalsium tersebut merupakan
dalam tubuh (Chen, 2007). Sirkulasi estrogen cara magnesium membantu mengendurkan
pada wanita obesitas lebih besar dibandingkan syaraf. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya
wanita normal, sehingga terdapat hubungan antara ketegangan syaraf yang merupakan penyebab
berat badan dengan PMS terutama keadaan tidak faktor stress yang menjadi salah satu faktor
nyaman di perut (Nurmiaty dan Wilopo, 2011). terjadinya PMS (Saryono dan Sejati, 2009).
Ketika sirkulasi estrogen meningkat maka terjadi
ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
KESIMPULAN DAN SARAN
progesteron. Ketidakseimbangan kadar hormon
estrogen dan progesteron merupakan kondisi Sebagian besar remaja putri memiliki status
dimana kadar estrogen berlebih sedangkan gizi yang normal, akan tetapi 18,2% memiliki
kadar progesterone menurun (Ramadani, 2012). status gizi overweight dan angka tersebut di
Kadar hormon progesterone yang rendah dan lebih tinggi dibandingkan prevalensi kegemukan
kadar hormon estrogen yang berlebihan sebelum di Indonesia. Status gizi overweight akan
menstruasi dapat menyebabkan timbulnya meningkatkan risiko terhadap kejadian terhadap
Premenstrual Syndrome (Suparman, 2011). Nilai kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada
OR yang didapatkan adalah 3,4. Hal tersebut remaja putri di SMAN 4 Surabaya. Remaja
menunjukkan bahwa remaja putri dengan status putri dengan status gizi overweight 3,4 kali
gizi overweight 3,4 kali lebih berisiko mengalami lebih berisiko mengalami kejadian Premenstrual
kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Syndrome (PMS). Oleh karena itu, remaja putri
Remaja putri yang tidak cukup mengonsumsi perlu memantau status gizi secara berkala dengan
magnesium , sebagian besar mengalam i rutin menimbang berat badan sebulan sekali
Premenstrual Syndrome (PMS) (68,0%). dengan tujuan untuk mengetahui jika terdapat
Remaja putri yang mengonsumsi cukup masalah gizi berupa kelebihan berat badan
magnesium sebagian besar tidak mengalami sehingga dapat dipantau lebih cepat dan dilakukan
Premenstrual Syndrome (PMS) (57,2%). Hasil upaya preventif agar status gizi tetap dalam batasan
uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, normal, lebih banyak remaja putri yang tidak
menunjukkan bahwa hubungan pola konsumsi cukup asupan magnesium dibanding yang cukup.
magnesium dengan kejadian Premenstrual Asupan magnesium yang tidak sesuai kebutuhan
Syndrome (PMS) memiliki nilai p sebesar 0,012. juga dapat meningkatkan risiko terhadap kejadian
Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan Premenstrual Syndrome (PMS) pada remaja putri
antara pola konsumsi magnesium dengan kejadian di SMAN 4 Surabaya. Untuk meningkatkan asupan
Premenstrual Syndrome (PMS). magnesium, disarankan remaja putri mengonsumsi
Hal tersebut sejalan dengan penelitian bahan makanan tinggi magnesium, seperti apel, pir,
Christiany (2007) yang menyatakan bahwa asupan buncis, kubis, bayam, ubi, kedelai, labu, paprika,
magnesium selama fase luteal sampai dengan rumput laut, wijen, bit dan berry.
darah menstruasi keluar dapat mengurangi gejala.
Hasil penelitian lain menurut Lustyk dan Gerrish, PERSANTUNAN
(2010), magnesium berfungsi dalam membantu
Kami mengucapkan terima kasih kepada
relaksasi otot, transmisi sinyal syaraf, mengurangi
remaja putri yang merupakan siswi kelas XI
migren, dan sebagai penenang ilmiah yang
SMAN 4 Surabaya tahun ajaran 2017/2018 yang
dibutuhkan oleh para wanita saat mengalami
telah bersedia menjadi responden, wali murid yang
kejadian Premenstrual Syndrome (PMS).
telah mengizinkan partisipasi remaja putri dalam
Magnesium bekerja sebagai penghalang
penelitian ini, guru-guru SMAN 4 Surabaya yang
sehingga mencegah kalsium untuk mencapai ke
telah membantu teknis pelaksanaan penelitian,
dalam sel-sel syaraf dengan cepat.
serta
2 Kartika
Media Gizi Indonesia, Vol. Estiani,
13, No. Triska 2018:
1 Januari–Juni Susilahlm.
Nindya.
20– , Hubungan Status Gizi dan Asupan Magnesium...
Ramadani, M. (2012.) Premenstrual syndrome putri di SMAN 1 Padang Tahun 2010. Skripsi,
(PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.7, Universitas Andalas. Diakses dari repo.unand.
No. ac.id/218/1/PENELITIAN%2520RESSA.pdf.
1. Diakses dari http://download.portalgaruda. Sidabutar, S. (2012). Hubungan antara
org/article.php?article=284274&val=7056&tit pengetahuan siswi kelas XI tentang PMS dengan
le=PREMENSTRUAL%20SYNDROME%20 kejadian PMS di SMA Hang Tuah 1 Surabaya.
(PMS). Laporan Penelitian Akademi Kebidanan Griya
Retissu, R., Sanusi, S., Muhaimin, A., & Rujito, Husada Surabaya. Diakses dari:
L. (2010). Hubungan indeks massa tubuh http://jurnal.akbid-
dengan sindroma premenstruasi. Majalah griyahusada.ac.id/.
Kedokteran FK UKI. 27(1): 1–6. Diakses Suparman, E. 2011. Premenstrual syndrome.
dari http:// Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
www.majalahfk.uki.ac.id/assets/majalahfile/ Wijaya. (2008). Atlas teknik kebidanan, (alih
artikel/2010-01-artikel-01.pdf. bahasa). Jakarta: EGC.
Saryono & Sejati, W. (2009). Syndrom Wijayanti, Y.T. (2015). Analisis faktor yang
premenstruasi. berhubungan dengan kejadian premenstrual
Yogyakarta: Nuha Medika. syndroma pada remaja putri. Jurnal
Siantina, R. (2010). Hubungan antara asupan zat Kesehatan Metro Sai Wawai. 8(2): 1–7.
gizi dan aktivitas olahraga dengan kejadian Diakses dari http:// ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id.
premenstrual syndrome (PMS) pada remaja