Anda di halaman 1dari 17

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DI


INDONESIA
Pembimbing 1
Ns. Wijaya Atmaja Kasuma, S.Kep.,M.Kep Oleh:
NIP. 19781206 200112 1 002 Nama: Dita Febriyanti
Pembimbing 2 NIM : PO.62.20.1.18.008
Ns. Missesa, S.Kep.,M.
NIP. 19800216 200111 2 002
BAB I A. Latar Belakang
PENDAHULUAN Premenstrual Syndrome (PMS), yaitu suatu keadaan
dimana jumlah gejala terjadi secara rutin dan
berhubungan dengan siklus menstruasi, gejala terkadang
timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang
ketika mulai menstruasi. Gejala dapat di temukan pada
premenstrual syndrome yaitu perubahan fisik, perubahan
suasana hati, dan perubahan mental. Masa ini remaja
akan mengalami menstruasi sebagai tanda matangnya
sistem reproduksi wanita. Remaja yang mengalami
gejala menstruasi dapat mengganggu aktivitas sehari
hari dan emosional sebanyak 74%. Gejala ini muncul
bahkan sebelum menstruasi datang yang disebut dengan
premenstrual syndrome (Sari, Yunita and Oktaviana,
2017).
Prevelansi PMS di Indonesia
Pravalensi PMS di Indonesia mencapai angka 85%, dari seluruh remaja yang
mengalami premenstrual syndrome sekitar 60-70%. Berdasarkan studi pendahuluan 85%
terhadap 18 orang siswi kelas X MAN Malang 1 diketahui sebanyak 100% responden
mengalami premenstrual syndrome sebelum menstruasi.
Prevelansi PMS di Indonesia
100
Surabaya Jakarta Timur
90
80 100% 100%
di Jawa Timur tepatnya pada
70 Penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswi di Surabaya yang Indah Ratikasari (2015) di SMA
60 mengalami premenstrual syndrome 112 Jakarta menunjukkan
adalah 39,2% mengalami gejala bahwa siswi mengalami
50 berat dan 60,8% yang mengalami sindrom pramenstruasi gejala
40 gejala ringan. (Widyaningrum & Sari ringan sebesar 68% (86 orang)
2018) dan sebesar 32% (41 orang)
30 yang mengalami gejala sedang
20 Jakarta Selatan hingga berat

10 45%
0 Di Jakarta Selatan menunjukkan 45%
siswi SMK mengalami PMS (Surmiasih,
2016)

Jakarta Jakarta
Surabaya
Selatan Timur
Prevalensi PMS Pengetahuan Premenstrual Syndrome

Pada beberapa penelitian lain didapatkan Hasil penelitian mengenai pengetahuan


prevalensi dismenorea bervariasi antara 15,8% - premenstrual syndrome bervariasi, seperti pada
89,5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja. penelitian oleh Wismasari (2015) di Semarang
Sementara untuk gangguan lainnya, didapatkan sebanyak 61,7% remaja putri
mendapatkan prevalensi amenorea primer memiliki pengetahuan yang cukup tentang
sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, premenstrual syndrome. Penelitian lainnya yang
oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan di lakukan oleh Dwi (2019) di Padang hasil
gangguan campuran sebanyak 15,8%. Selain penelitian mengenai pengetahuan premenstrual
itu, dismenorea menjadi alasan utama penyebab syndrome (PMS), didapatkan seluruh siswi (0%)
remaja wanita absen dari sekolah. Sindrom tidak memahami pengertian dari premenstrual
premenstrual didapatkan pada 40% wanita, syndrome (PMS) (Dwi, 2019)
dengan gejala berat pada 2-10% penderita.(4,5)
(Bieniasz et al., 2016).
Sikap Premenstrual Syndrome Masalah yang dihadapi

Beberapa penelitian mengenai sikap Menurut penelitian Ramathuba dalam


premenstrual syndrome juga bervariasi, salah Anggi Winarti 2017 hasil menunjukan bahwa
satunya penelitian oleh Wahyuningsih (2018) di sebanyak 73% responden mengalami ketakutan
Yogyakarta didapatkan sebanyak 58,82% remaja dan kecemasan akibat tidak memiliki kesiapan
putri memiliki sikap positif dalam penanganan dalam menghadapi menstruasi pertama.
premenstrual syndrome. Penelitian selanjutnya Ketidaksiapan remaja disebabkan oleh
oleh Dwi (2019) 40% siswi tersebut sudah bisa kurangnya pengetahuan dan sikap yang cukup
menyikapi dengan baik saat PMS datang (Dwi, baik tentang menstruasi karena tidak
2019) memperoleh informasi yang jelas.. Hal ini
sependapat dengan hasil penelitian Rosidah
yang menunjukan bahwa 44,2 % remaja 2
berpengetahuan kurang tentang menstruasi
akibat dari tidak memperoleh informasi yang
jelas (Butar-Butar, 2018).
Penelitian yang menunjukkan gambaran pengetahuan remaja putri tentang premenstrual syndrome didapatkan hasil
yang berbeda-beda seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2015) di Kalimantan Barat didapatkan bahwa tidak
seorangpun responden yang berpengetahuan baik (0%), sebagian dari responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 45,7%
dan sebagian dari responden memiliki pengetahuan kurang yaitu 54,3 %. Penelitian lainnya oleh Purnamastiti (2016) di Bali
mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang premenstrual syndrome didapatkan sebanyak 68,0%
remaja putri memiliki pengetahuan cukup dan 54,0% remaja putri memiliki sikap positif terhadap premenstrual syndrome
(Dwi, 2019).

Berdasarkan berbagai ulasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang premenstrual syndrome di Indonesia.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari


penelitian ini adalah “gambaran
pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang premenstrual
syndrome di Indonesia?’’
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang premenstrual syndrome
di Indonesia

2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan pada remaja putri
tentang premenstrual syndrome di Indonesia.
b) Mengidentifikasi sikap pada remaja putri tentang

premenstrual syndrome di Indonesia.


BAB II. METODE
A. Strategi Pencarian Literature
1. Protokol dan Registrasi
Remaja putri pada umumnya akan mengalami menstruasi.
Gejala-gejala yang dialami menjelang haid berupa rasa nyeri
pada perut bagian bawah, nyeri pada payudara, sakit kepala
disertai perubahan psikologis dan tingkah laku. Gejala-gejala
tersebut biasa dikenal dengan istilah Premenstrual Syndrome
(Haryanti, 2016). Dampak premenstrual syndrome pada remaja
terhadap prestasi belajar siswa antara lain: menyebabkan
penurunan konsentrasi belajar, peningkatan ketidakhadiran di
kelas sampai tidak bisa mengikuti ujian. Pencapaian tujuan
belajar akan terhambat bila kondisi kesehatan terganggu.
Protokol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan
PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah
ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review
(Nursalam, 2020)
2. Database Pencarian
Menurut Nursalam (2020), literature review merupakan
keseluruhan simpulan beberapa studi penelitian yang ditentukan
berdasarkan topik tertentu. Pencarian literatur dilakukan pada
bulan Agustus-September 2020. Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan secara
langsung dari responden akan tetapi diperoleh dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.
Sumber data sekunder berasal dari artikel jurnal dengan topik
yang sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature
review menggunakan dua database yaitu Google Schoolar dan
Neliti.
3. Kata Kunci
Tabel 1 Kata Kunci Literature Review

Gambaran Pengetahuan Sikap Remaja Putri Premenstrual Indonesia


Syndrome

Gambaran Pengetahuan Sikap Remaja Putri Premenstrual  


Syndrome

OR OR OR OR OR  

Prediksi Wawasan Sudut Pandang Pemudi PMS  

OR OR OR OR OR  

Deskripsi Pandangan Pendapat Anak Perempuan Sindrom Prahaid  


B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Strategi Pencarian artikel pada proposal penelitian ini
menggunakan format kerangka PICOS
Tabel 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian

Kriteria Inklusi Eksklusi

Populasi Remaja putri Yang bukan remaja putri

Intervensi Remaja putri yang mengalami Remaja putri yang tidak


premenstrual syndrome mengalami premenstrual
syndrome

Pembanding -  

Luaran Kriteria dan Peran  

Desain penelitian Kualitatif Kuantitatif

Tahun Publikasi 2010-2020 Sebelum tahun 2010

Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Inggris


C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Dari hasil penelusuran artikel melalui database Google peneliti mendapatkan 30 artikel penelitian sesuai kata kunci
Cendikia dan NELITI menggunakan kata kunci sesuai MeSH.
yang telah ditentukan. Artikel yang terduplikasi dan tidak
relevan dengan topik penelitian dihapus sehingga diperoleh 16
artikel penelitian. Dari 16 artikel penelitian, penelitian yang
tidak dianggap layak sebanyak 3 penelitian dikeluarkan dalam
daftar sehingga tersisa 13 penelitian.
2. Penilaian Kualitas
Tabel 3. Judul Artikel Penelitian yang memenuhi cut off penelitian

Skor
No Judul Penelitian
(Total Skor 10)
1. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Premenstrual Syndrome di 7
SMPN 16 Kota Padang (Fitrialesa Dwi, 2019)
2. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Kelas VII Dan VIII Tentang 6
Premenstrual Syndrome DI SMPN 9 Bandung (Nisrina Khaerunnisa, 2018)
3. Gambaran Pengetahuan Tentang Premenstrual Syndrome Pada Remaja (Yunita Sari, 6
Maharani Oktaviana, 2017)
4. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Sikap Menghadapi 5
Premenstrual Syndrome di SMP Mataram Kasihan (Riski Nurul Prajati, Nawangsih, Umu
Hani Edi, 2014)

5. Pengetahuan Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia terhadap Premenstrual Syndrome 5


(Riris Lindiawati Puspitasari, Dewi Elfidasari, Kun Mardiwati Rahayu, 2014)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai