Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN STRES DENGAN KEJADIAN

PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI TINGKAT AKHIR


REGULER FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU
Widya astuti
Fakultas Kesehatan Program Studi S1 Keperawatan, Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung,
35372, Indonesia
Email: widyaastuti0329@gmail.com.

ABSTRAK
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa premenstruasi syndrome (PMS) angka
kejadian cukup tinggi, yaitu hampir 75% wanita usia subur di seluruh dunia mengalami. Di
indonesia pada wanita usia subur dengan rentang 15 – 49 tahun diperkirakan berjumlah 71 juta
jiwa. Berdasarkan hasil pra survey pada mahasiswa semester akhir universitas aisyah pringsewu
dimana dari 10 orang terdapat 9 orang mengatakan mengalami premenstrual syndrome. Dengan
Keluhan yang dialami mahasiswi bervariasi mulai dari lebih sensitif, mudah marah, nyeri perut,
sakit pinggang, rasa tegang pada payudara dan sensitif. Beberapa mahasiswi juga mengeluh
mengalami gangguan tidur, sakit kepala dan timbul jerawat pada wajah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitafif. Jenis pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan survey cross sectional. Dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Dan jumlah sampel 136 responden dengan menggunakan uji
statistik gamma.

Hasil analisa data variable pertama diperoleh melalui uji gamma pada penelitian ini didapatkan
nilai sebesar p=0,059 (<0,05), hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan kejadian premenstrual syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler Fakultas
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu. Dan Hasil analisa data dari variable kedua diperoleh
melalui uji gamma pada penelitian ini didapatkan nilai sebesar p=0,024 (<0,05), hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan antara Stres Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada
Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu.

Kata kunci : pengetahuan, stres, premenstrual syndrome


Kepustakaan : 55 (2013-2021)

ABSTRACT
World Health Organization (WHO) shows that premenstrual syndrome (PMS) has a fairly high
incidence, which is almost 75% of women of childbearing age worldwide. In Indonesia, women
of childbearing age with a range of 15-49 years are estimated at 71 million people. Based on the
results of a pre-survey on final semester students at Aisyah Pringsewu University, 9 out of 10
people said they had premenstrual syndrome. Complaints experienced by female students varied
from being more sensitive, irritable, stomach pain, backache, feeling of tension in the breasts and
being sensitive. Some female students also complained of having sleep disturbances, headaches
and acne on their faces.
This research uses quantitative research. The type of approach used in this research is a cross
sectional survey design. With the sampling technique using total sampling. And the number of
samples is 136 respondents using the gamma statistical test.

The results of the analysis of the first variable data obtained through the gamma test in this study
obtained a value of p = 0.059 (<0.05), this shows that there is no relationship between knowledge
and the incidence of premenstrual syndrome in the Regular Final Level Students of the Faculty of
Health, Aisyah Pringsewu University. And the results of the data analysis of the second variable
obtained through the gamma test in this study obtained a value of p = 0.024 (<0.05), this shows
that there is a relationship between stress and the incidence of premenstrual syndrome in regular
final year students of the Faculty of Health, Aisyah Pringsewu University.

Keywords: knowledge, stress, premenstrual syndrome


Literature : 55 (2013-2021)

PENDAHULUAN 95% yang mengalami PMS (Anggaraini,


2018). Sustainable Development Goals
Premenstrual Syndrome (PMS) adalah (SDGs) tahun 2017 menyatakan kesehatan
ketidaknyamanan atau gejala-gejala fisik reproduksi masuk dalam gols nomor 5 yaitu
dan mental yang timbul saat wanita akan menjamin kesetaraan gender serta
mengalami siklus menstruasi Premenstrual memberdayakan seluruh wanita dan
Syndromemerupakan kumpulan gejala yang perempuan (WHO, 2020).
mencakup perubahan secara Di indonesia pada wanita usia subur
fisik,emosional,kognitif,dan perilaku yang dengan rentang 15 – 49 tahun diperkirakan
biasanya muncul 10- 14 hari sebelum berjumlah 71 juta jiwa Prevalensi PMS
menstruasi dan menghilang ketika dibeberapa daerah di Indonesia
menstruasi dimulai,yang sangat menunjukkan hasil yang berbeda.Jakarta
mengganggu aktifitas sehari-hari. Selatan menunjukkan 45% siswi SMK
Prevalensi sindrom premenstruasi cukup mengalami PMS. Kudus didapatkan
tinggi yaitu sekitar 70- 90% perempuan prevalensi PMS pada mahasiswi Akademi
pada usia reproduktif dan lebih sering Kebidanan sebanyak 45,8%. Provinsi
ditemukan pada wanita berusia 20 – 40 Padang menunjukkan 51,8% siswi SMA
tahun mengalami gejala-gejala mengalami PMS, Purworejo pada siswi
pramenstruasi yang dapat mengganggu sekolah menengah atas, prevalensi PMS
beberapa aspek dalam kehidupannya.Hal ini sebanyak 24,6%. Sedangkan Semarang
dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, tahun 2003 didapatkan prevalensi kejadian
namun dapat pula berlanjut setelahnya PMS sebanyak 24,9% (Rabani, 2018).
(Nurlaeli, 2020). Premenstrual syndrome (PMS) dibagi
World Health Organization (WHO) menjadi 2 gejala dan dampak nya. Pertama
menunjukkan bahwa premenstruasi Gejala fisik meliputi perut kembung,
syndrome (PMS) angka kejadian cukup payudara nyeri, kelelahan, nyeri panggul,
tinggi, yaitu hampir 75% wanita usia subur sakit punggung, serta sakit kepala.
di seluruh dunia mengalami. Di Amerika Selanjutnya gejala psikologisnya meliputi
kejadiannya mencapai 70-90%, Swedia mudah marah, emosi, mudah tersinggung,
sekitar 61-85%, Maroko 51,2%, Australia mudah menangis, sulit berkonsentrasi, dan
85%, Taiwan 73%, dan Jepang mencapai depresi. Dampak Premenstrual Syndrome
yaitu terhadap penurunan produktivitas psikologis karna adanya perubahan.
kerja, sekolah maupun hubungan kemarahan, kecemasan dan bentuk lain
interpersonal. Rasa cemas berlebihan, cepat emosi merupakan reaksi stres. ketegangan
marah, nyeri pada payudara, mual muntah, merupakan respon psikologis dan fisiologis
timbul jerawat, nyeri pinggang, hingga seseorang terhadap stressor berupa
pingsan. sehingga Premenstrual Syndrome ketakutan,kemarahan, kecemasan, frustasi
memiliki kecenderungan dapat mengurangi atauaktivitas saraf otonom.sebelum
produktivitas remaja pada umumnya. menstruasi dan menghilang dengan
Premenstrual Syndrome telah dilaporkan keluarnya darah menstruasi, serta dialami
dapat mempengaruhi sebanyak 90% wanita oleh banyak wanita sebelum siklus
usia reproduksi (wahyuni et al, 2017) menstruasi( putri ,2017)
Premenstrual Syndrome(PMS) terdiri Dampak negatif yang timbul dari
dari dari beberapa tipe A (anxiety atau premenstrual syndrom yaitu beberapa
mudah cemas) yaitu gejala psikologis yang wanita melaporkan gangguan hidup yang
paling banyak dialami sebanyak 80%. parah akibat premenstrual syndrom yang
Gejala yang dirasakan cemas, sensitive, secara negatif mempengaruhi hubungan
saraf tegang serta perasaan labil bahkan interpersonal mereka. Penurunan
beberapa wanita mengalami depresi ringan produktivitas penderita PMS yang sangat
sampai sedang. tipe H (Hyperhydration) bermakna dibandingkan control yang
terjadi pada gejala fisik sekitar 60% gejala berkaitan dengan keluhan sukar
yang dirasakan perut kembung, nyeri pada berkonsentrasi, menjadi pelupa,
payudara, pembengkakan kaki dan menurunnya entusiasme, mudah
tangan.tipe C (Craving) sebanyak 40% tersinggung dan labilitas emosi, serta
dengan gejala hipoglikemia seperti menurunnya kemampuan koordinasi. Bila
kelelahan, jantung berdebar, pusing hingga nyeri haid atau gejala lain tidak segera di
pingsan. tipe D (Depresi) sebanyak 20% tangani dengan baik tentunya dapat
yang ditandai dengan rasa depresi, mengganggu aktifitas sehari hari dan
menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa. apabila nyeri menstruasi terjadi dalam
dan terahir tipe P (Plain) dengan gejala jangka waktu lama maka dapat
timbulnya jerawat, kulit dan rambut mempengaruhi nilai konsentrasi dan
berminyak, dismenorea, mual dan mengganggu aktifitasSecara ekstrem PMS
muntah( Meita, 2020). yang dihubungkan secara temporal dengan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, lebih tingginya insiden kriminaltas, pikiran
dan ini terjadi setelah seseorang bunuh diri, dan percobaan bunuh diri yang
melakuhkan pengindraan terhadap sesuatu dilakukan penderita PMS pada fase prahaid
objek tertentu, pengindraan terjadi melalui dibandingkan dengan waktu-waktu lain
pengelihatan, penciuman,rasa, raba, dan dalam siklus haid (putri,2017).
sebagian besar pengetahuan manusia Menurut penelitian Farujiah (2017) yang
diperoleh melalui mata dan telinga berjudul “Hubungan Pengetahuan Dengan
(Notoatmodjo, 2014). Perlunya mengetahui Sikap Remaja Tentang Coping
Premenstrual Syndromeadalah untuk Premenstrual Syndrome Di Sman 9
meningkatkan pengetahuan tentang Kendari” Didapatkan hasil penelitian yaitu
kesehatan reproduksi sehingga memiliki sebagian besar remaja memiliki
sikap dan prilaku kehidupan yang baik pengetahuan yang baik tentang coping
(Khatarina, 2017). premenstrual syndrome, dari 62 remaja,
Stres merupakan reaksi tanggung jawab remaja yang memiliki pengetahuan baik
seseorang, baik secara fisik maupun sebanyak 36 remaja (58,0%) dan
berpengetahuan kurang sebanyak 20 remaja METODE PENELITIAN
(32,3%). dan sikap yang positif tentang
coping premenstrual syndrom. Dari 62 Penelitian ini menggunakan metode
remaja, remaja yang memiliki sikap positif penelitian survey analitik menggunakan
sebanyak 43 remaja (69,4%) dan remaja pendekatan cross sectional, Penelitian ini
yang memiliki sikap negatif sebanyak 19 dilaksanakan di Universitas Aisyah
remaja (30,6%).Hasil penelitian juga Pringsewu Provinsi Lampung Penelitian
menyatakan bahwa semakin baik ini telah dilaksanakan pada bulan maret
pengetahuan remaja tentang coping Tahun 2022. Metode pengambilan sampel
premenstrual syndrom maka semakin yang digunakan adalah total sampling
positif sikap remaja. yaitu seluruh jumlah populasi yang
Penelitian lain yang dilakukanLestari berjumlah 136 mahasiswi. Hasil penelitian
(2020), yang berjudul “Hubungan Stres di analisa menggunakan uji gamma
Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome
HASIL PENELITIAN
(Pms) Pada Siswi Di Sman 1 Godean,
Sleman” didapatkan hasil Tingkat stres Tabel 4.1
pada siswi SMAN 1 Godean dalam kategori Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
normal sebanyak 39 responden Pengetahuan Premenstrual Syndrome Pada
Mahasiswa Semester Akhir Reguler Fakultas
(39.4%).Kejadian Premenstrual Syndrome Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu
(PMS) yang terjadi pada siswi SMAN 1
Godean berdasarkan tingkat gejala PMS
sebagian besar tidak mengalami gejala Variable Frekuensi Presentase
hingga gejala ringan sebanyak 71 (%)
responden (71.7%).Terdapat hubungan Baik 100 73,5
bermakna antara stres dengan kejadian Cukup 32 23,5
Premenstrual Syndrome (PMS) pada siswi Kurang 4 2,9
di SMAN 1 Godean. Total 136 100
Berdasarkan hasil pra survey pada
mahasiswa program studi keperawatan Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
semester akhir Universitas Aisyah bahwa dari 136 responden didapatkan hasil
Pringsewu menggunakan metode pengetahuan baik sebanyak 100
wawancara dimana dari 10 orang terdapat 9 (73,5%),responden yang pengetahuan
orang mengatakan mengalami premenstrual cukup sebanyak 32 (23,5%) dan
syndrome. Dengan Keluhan yang dialami responden yang pengetahuan kurang 4
mahasiswi bervariasi mulai dari lebih (2,9%).
sensitif, mudah marah, nyeri perut, sakit
pinggang, rasa tegang pada payudara dan Tabel 4.2
sensitif. Beberapa mahasiswi juga Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Stres Pada Mahasiswa Semester Akhir Reguler
mengeluh mengalami gangguan tidur, sakit
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
kepala dan timbul jerawat pada wajah. Pringsewu
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
tertarik untuk melakuhkan penelitian
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Variable Frekuensi Presentase
Stres Dengan Kejadian Premenstrual (%)
Syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Ringan 5 3,7
Reguler Fakultas Kesehatan Universitas Sedang 55 40,4
Aisyah Pringsewu ” Berat 76 55,9
Total 136 100,0 hasil analisa data yang diperoleh melalui uji
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui gamma pada penelitian ini didapatkan nilai
bahwa dari 136 respondendidapatkan hasil sebesar p=0,059 (<0,05), hal ini
tingkat stres ringan sebanyak 5 (3,7%), menunjukan bahwa tidak ada hubungan
responden stres sedang sebanyak 55 antara pengetahuan dengan kejadian
(40,4%) dan stres berat sebanyak 76 premenstrual syndrome Pada Mahasiswi
(55,9%). Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu. Pada
Tabel 4.3 penelitian ini didapatkan nilai koefisien
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kejadian Premenstrual Syndrome Pada
gamma (r) sebesar -0,854 yang
Mahasiswa Semester Akhir Reguler Fakultas menunjukkan korelasi negatif yang berarti
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu semakin baik pengetahuan maka kejadian
Premenstrual Syndromeakan semakin
rendah, begitupula sebaliknya.
Variable Frekuensi Presentase(%)
PMS 131 96,3 Tabel 4.5
Tidak 5 3,7 Hubungan Stres Dengan Kejadian Premenstrual
PMS Syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir
Reguler Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
Total 136 100,0
Pringsewu

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui Kejadian pms p-


Tidak val
bahwa dari 136 responden didapatkan hasil Stres Pms N %
pms ue
mahasiswi yang mengalami PMS sebanyak N % N %
131 (96,3%) dan yang tidak mengalami Ringan 80,
PMS 5 (3,7%). 4 1 20,0 5 3,7
0 0,
Tabel 4.4 Sedang 92, 02
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian 51 4 7,3 55 40,4
7 4
Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi Berat 38.
Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan 76 0 61.4 76 55,9
6
Universitas Aisyah Pringsewu 96, 100,
Total 131 5 3,7 136
3 0
Kejadian pms p-
Penge Tidak val
Pms N %
tahuan pms ue
N % N % Berdasarkan tabel 4.5 di atas
Kurang
2
50,
2 50,0 4 2,9 tentangHubungan Stres Dengan Kejadian
0 0,0 Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi
Cukup 93, 59
30 2 6,3 32 23,5 Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan
8
Baik 99,
Universitas Aisyah Pringsewu, berdasarkan
99 1 1,0 100 73,5 hasil analisa data yang diperoleh melalui uji
0
96, 100, gamma pada penelitian inididapatkan nilai
Total 131 5 3,7 136
3 0 sebesar p=0,024 (<0,05), hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan antara
Stres Dengan Kejadian Premenstrual
Berdasarkan tabel 4.4 di atas tentang Syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Reguler Fakultas Kesehatan Universitas
Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi Aisyah Pringsewu. Pada penelitian ini
Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan didapatkan nilai koefisien gamma (r)
Universitas Aisyah Pringsewu, berdasarkan
sebesar -0,928 yang menunjukan korelasi sebagian besar mahasiswi dapat
negatif yang berarti semakin tinggi tingkat disebabkan karena mahasiswi belum
stres maka semakin tinggi kejadian mendapatkan materi Kesehatan
premenstrual syndrome. Reproduksi yang mempelajari tentang
premenstruasi syndrome. Sebagiannya
PEMBAHASAN sudah lupa dengan materi Kesehatan
Reproduksi yang mempelajari tentang
Distribusi Frekuensi Responden
premenstruasi syndrome. Menurut
Berdasarkan Pengetahuan Premenstrual
widyastuti (2009) dalam Desriva, (2018)
Syndrome Pada MahasiswaSemester
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Akhir Reguler Fakultas Kesehatan
sangat penting, agar memiliki sikap dan
Universitas Aisyah Pringsewu
perilaku yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri mereka sendiri. Pembekalan
Dari table 4.1 hasil penelitian ini
pengetahuan tentang perubahan yang
menunjukan bahwa rata-rata dari 136
terjadi secara fisik, kejiwaan dan
responden terdapat 100 (73,5%) mahasiswi
kematangan seksual, akan memudahkan
yang memiliki pengetahuan baik.
mahasiswi untuk memahami serta
Penelitian ini sejalan dengan
mengatasi berbagai keadaan yang
penelitian Setiyowati, (2018) menunjukkan
membingungkannya.
bahwa tingkat pengetahuan tentang
premenstrual syndrome dengan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
kategoriBaik 66,1% atau 72 siswi. Stres Pada Mahasiswa Semester Akhir Reguler
Sebanyak 22,0% atau 24 siswi memiliki Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
katagori cukup, sebanyak 11,9% atau 13 Pringsewu
orang memiliki kategori kurang, dan 0,0%
atau 0 siswi memiliki kategori tidak baik. Dari table 4.2 hasil penelitian ini
Berdasarkan teori Notoatmodjo, menunjukan bahwa rata-rata dari 136
(2003) dalam Setiyowati, (2018) responden yang mengalami stres berat
mengatakan pengetahuan adalah hasil tahu sebanyak 76 (55,9%).
seseorang setelah melakukan pengideraan Berdasarkan penelitian Kartikasari
terhadap objek tertentu seperti indera & Sari, (2017) dalam Nuvitasari, dkk
pengelihatan, penciuman, pendengaran, (2020) menjelaskan bahwa stress adalah
rasa dan raba. Selain itu juga pengetahuan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik
manusia dapat di peroleh melalui mata dan terhadap tuntutan beban yang merupakan
telinga yaitu proses melihat serta respon fisiologis, psikologis dan perilaku
mendengar dan proses pengalaman belajar dari manusia yang mencoba untuk
juga mempengaruhi pengetahuan mengadaptasi dan mengatur baik tekanan
tersebut.Pengetahuan seseorang biasanya internal dan eksternal (stresor). Stres
di peroleh dari pengalaman yang berasal adalah suatu reaksi fisik dan psikis
dari berbagai macam sumber, misalnya : terhadap setiap tuntutan yang
media massa, media elektronik, buku menyebabkan ketegangan dan
petunjuk, media poster, kerabat dekat dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-
sebagainya. hari
Hasil penelitian sebanyak 11,9% Penelitian ini sejalan dengan
atau 13 orang memiliki kategori kurang. penelitian Septiwiyarsi & Nila, (2021)
Kurangnya pengetahuan tentang yang didapatkan menunjukkan bahwa
premenstruasi syndrome yang dimiliki sebagian kecil responden mengalami stres,
hal inidikarenakan setiap mengalami Berdasarkan analisa data diketahui
permasalahan sering tidak bisa mengontrol bahwa dari 136 responden didapatkan hasil
emosi dan amarah,sehingga mahasiswi yang mengalami PMS sebanyak
mengakibatkan responden bertambah 131 (96,3%) dan yang tidak mengalami
stres,responden tidak aktif melakukan cara PMS 5 (3,7%).
untuk merelaksasikan diri agar mengurangi Penelitian Trisnowati, dkk., (2020)
stres dalam dirinya.Selain itu responden dan Nuvitasari, dkk., (2020) menyatakan
juga tidak memiliki kesadaran untuk Sindrom premenstruasi atau premenstrual
mencari informasi tentang cara mengatasi syndrome (PMS) atau merupakan
stres,baik dari media massa maupun media kumpulan perubahan gejala fisik dan
elektronik. psikologi yang terjadi pada fase luteal (7-
Berdasarkan teori Hartanto, et al., 10 hari sebelum menstruasi) dan mereda
(2018) stres adalah suatu reaksi fisik dan hampir segera menjelang menstruasi dan
psikis terhadap setiap tuntutan yang menjadi satu gangguan yang umum terjadi
menyebabkan ketegangan dan pada wanita dalam masa reproduksi
mengganggu stabilitas kehidupan sehari- (sekitar umur 15–46 tahun). Gejala-gejala
hari. Tingkat stres dibagi menjadi lima dimulai pada hari ke 5 sampai 10 hari
tingkatan yaitu stres normal, stres ringan, sebelum menstruasi, dan gejala-gejala
stres sedang, stres berat, dan stres sangat tersebut memburuk selama siklus ovulasi.
berat. Stres bisa berefek negatif pada tubuh Gejala-gejala ini biasanya berupa payudara
mahasiswa hanya saja perbedaanya hanya bengkak, putting susu yang nyeri, bengkak
pada sumbernya dan bagaimana mereka tangan kaki, dan mudah tersinggung.
merespon. Apabila stres berlangsung lama Beberapa wanita mengalami gangguan
dan terjadi terus menerus dapat yang cukup berat seperti kram, sakit
menyebabkan tingkat stres yang lebih kepala, sakit pada bagian tengah perut,
berat dan menimbulkan keluhan bahkan gelisah, cemas, takut, letih,
gangguan pada tubuh jika tidak dapat hidungtersumbat, dan rasa ingin menangis.
memanajemen stres dengan benar. Stres Dalam bentuk yang paling berat, sering
yang terjadi memiliki dampak, antara lain: melibatkan depresi dan kemarahan,
dampak fisiologik, psikologik, dan dampak kondisi ini dikenal sebagai gejala datang
perilaku. bulan atau PMS, dan mungkin
Berdasarkan pembahasan diatas, membutuhkan penanganan medis.
peneliti berasumsi bahwa saat mengalami Premenstrual syndrome dibagi menjadi
stres, seseorang pasti merasakan ada tiga yaitu premenstrual syndrome ringan,
sesuatu yang mengganjal di hati. Menurut sedang, dan berat.
peneliti, bereaksi berlebihan berarti Premenstrual syndrome terjadi
memiliki reaksi emosional terhadap suatu pada saat fase luteal, pada fase ini akan
situasi yang melebihi seharusnya. Untuk terjadi ketidakseimbangan antara hormon
menghindari hal tersebut,dengan estrogen dan progesteron, dimana estrogen
mempelajari penyebab tanggapan akan menekan progesteron yang
emosional lebih dalam dan menemukan menyebabkan timbulnya gejala-gejala fisik
cara baru untuk mengatasinya. pada premenstrual syndrome. Gejala
Premenstrual Syndrome dapat
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan diperkirakan dan biasanya terjadi secara
Kejadian Premenstrual SyndromePada
Mahasiswa Semester Akhir Reguler Fakultas
regular pada dua minggu periode sebelum
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu menstruasi (Soviana & Putri, 2017 dalam
Nuvitasari, dkk., 2020). Penyebab utama
premenstrual syndrome adalah faktor cukup parah memiliki pengaruh negatif
hormonal yaitu perubahan hormon gonad pada aktivitas sehari-hari individu yang
seperti progesteron dan estrogen, faktor bersangkutan. Hal ini dapat hilang begitu
perubahan kimia otak seperti sistem dimulainya pendarahan, namun dapat pula
GABA (gamma-aminobutyric acid) dan berlanjut setelahnya. Sekitar 14 persen
serotonin(Ritung & Olivia, 2018). perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun,
Berdasarkan teori dalam penelitian sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat
Rahmawati, (2019) menunjukkan pada pengaruhnya sehingga mengharuskan
saat stres terjadi pengaktifanAksis mereka beristirahat dari perkuliahan.
Hypotalamic Pituitary Axis (HPA) yang Responden dalam penelitian ini
menyebabkan pengeluaran hormon sering mengalami gejala psikologis.
kortisol. Kortisol yang dilepaskan akan Menurut penelitian Lumingkewas, dkk.,
menghambat pelepasan Gonadotropin (2021) Gejala psikologis merupakan kunci
Releasing Hormone(GnRH) dan utama pada gejala PMS. Menurut beberapa
Leutinizing Hormone (LH). Selamasiklus peneliti, faktor utama yang memengaruhi
menstruasi, peran LH sangat gejala psikologis ialah adanya
dibutuhkandalam menghasilkan hormon ketidakseimbangan antara kadar hormon
estrogen dan progesteron. Pengaruh estrogen dan progesteron dalam tubuh
hormon kortisol inimenyebabkan sebelum memasuki fase menstruasi itu
terjadinya ketidakseimbanganhormon yang berlangsung. Hormon estrogen dan
mengakibatkan premenstrual syndrome progestreron tersebut yang akan
(PMS).Teori lain menyatakan bahwa memengaruhi kadar serotonin dalam otak,
ketika terjadi stres, tubuh akan kadar serotonin secara langsung
memproduksi hormon adrenalin, estrogen, memengaruhi suasana hati sehingga terjadi
progesteron, dan prostaglandin perubahan psikologis, fisik dan perilaku.
yangberlebihan. Estrogen berlebihan dapat Hasil penelitian menunjukkan
menyebabkan peningkatan kontraksi bahwa gejala mayoritas responden yang
uterus berlebihan. Selainitu, juga dapat mengalami premenstrual syndrome yaitu
menyebabkan pertambahan cairan timbulnya jerawat. Menurut penelitian
sehingga mengakibatkan bertambahnya Wahyuni, (2020) menjelaskan faktor
berat badan, nyeri payudara atau payudara hormonal cukup berperan dalam timbulnya
keras, dan perut kembung, sedangkan gejala saat menjelang haid. Perubahan
progesteron bersifatmenghambat hormon dapat menyebabkan kelenjar
kontraksi. Hormon prostaglandin adalah sebasea memroduksi sebum yang lebih
hormon yang berfungsi dalam banyak dari biasanya yang dapat
memicukontraksi otot rahim untuk menyumbat pori-pori sehingga bisa
mengeluarkan darah menstruasi dari dalam menimbulkan jerawat.
rahim. Hormon prostaglandin akan Gejala psikologis (perasaan senang,
meningkat menjelang haid. Hormon ini depresi, cemas atau moodswing) yang
juga memicu adanya nyeri punggung paling banyak dialami responden dalam
selama menstruasi. Karena peningkatan penelitian ini sesuai dengan penelitian
relative tinggi, otot tubuh yang lain yang dilakukan Heryaningtyas et al, (2020)
cenderung menegang termasuk otot menyatakan kondisi tersebut terjadi karena
punggung bagian bawah sebelum perubahan pada hormon estrogen akan
menstruasi. memengaruhi hormon serotonin. Kadar
Menurut Giyarto, (2018) serotonin akan berpengaruh terhadap
menjelaskan gejala premenstruasi yang suasana hati. Berkurangnya hormon
serotonin juga akan menimbulkan efek Aisyah Pringsewu. Pada penelitian ini
depresi, kemarahan, agresivitas, iritabilitas didapatkan nilai koefisien gamma (r) sebesar
dan perasaan lemah. Menurut -0,854 yang menunjukkan korelasi negatif
Zulfadriawan, (2019) menyatakan yang berarti semakin baik pengetahuan maka
beberapa wanita mengalami depresi ringan kejadian Premenstrual Syndrome akan
sampai sedang saat sebelum dan saat haid. semakin rendah, begitupula sebaliknya.
Gejala ini timbul akibat Penelitian ini didukung dengan
ketidakseimbangan hormon estrogen dan penelitian Rahmawati, (2019) menyatakan
progesteron yaitu hormon estrogen terlalu setelah dilakukan analisa bivariat dengan
tinggi dibandingkan hormon progesteron. menggunakan uji statistic chi square,
Kondisi ini juga ada disebagian responden diperoleh nilai p value = 0,116 maka p
dalam penelitian ini. >0,05, yang berartitidak ada Hubungan
Sindrom pramenstruasi yang Pengetahuan Dengan Premenstrual
dialami oleh para mahasiswi dapat Syndrome Responden di MTsN 1 Nagan
menganggu produktifitas pendidikan, Raya Kecamatan Seunagan Kabupaten
menyebabkan ketidakhadiran, Nagan.
meningkatkan biaya perawatan kesehatan, Penelitian ini juga didukung
mengganggu aktivitas sehari-hari dan penelitian Desriva, (2018) berjudul
dapat mempengarhi kesehatan mental “Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap
seperti depresi dan insomnia (Fugate Remaja Dalam Menanggulangi
Woods& Kenney, 2019; Shahbazi, 2020). Premenstruasi Syndrome Di Prodi D-Iii
Menurut asumsi peneliti, penting Kebidanan Stikes Pmc Tahun
bagi mahasiswi untuk mengetahui faktor 2017”menyatakan hasil uji Chi-Square
risiko dan penanganan PMS lebih lanjut. diperoleh ρ value 0.803 yang dilihat dari
Institusi pendidikan melalui para Continuity Correction, karena ρ > 0.05 maka
pendidiknya atau organisasi mahasiswa Ha ditolak berarti tidak terdapat hubungan
dapat memberikan konseling atau antara pengetahuan terhadap sikap remaja
pendidikan kesehatan terkait penyebab dalam menanggulangi premenstruasi
PMS dan cara penanganannya yang tepat. syndrome di Prodi D-III Kebidanan STIKes
Pekanbaru Medical Center.
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Berdasarkan penelitian Nurrahmatan,
Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi (2021) berjudul “Relationship of
Tingkat Akhir Reguler Fakultas Knowledge, Stress, Consumption Patterns,
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu. and Sport Patterns of PMS (Premenstrual
Syndrome) in Adolescent Girls”
Berdasarkan hasil analisa data
menunjukkan bahwa hasil uji statistik
tentang tentang Hubungan Pengetahuan
menggunakan uji chi square, untuk variable
Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome
pengetahuan diperoleh hasil perhitungan p
Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler
value = 0,116> α 0,05, maka tidak ada
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
hubungan antara pengetahuan dengan
Pringsewu, yang diperoleh melalui uji
premenstrual syndrome.
gamma pada penelitian ini didapatkan nilai
Penelitian lainnya yaitu penelitian
sebesar p=0,059 (<0,05), hal ini menunjukan
Setiyowati, dkk., (2020) menyatakan hasil
bahwa tidak ada hubungan antara
analisis bivariat diperoleh hasil p-value
pengetahuan dengan kejadian premenstrual
sebesar 0,283, (0,283>0,05), maka tidak ada
syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir
hubungan yang bermakna antara
Reguler Fakultas Kesehatan Universitas
pengetahuan premenstrual syndrome dengan
upaya mengatasi premenstrual syndrome Berdasarkan hasil analisa data
pada remaja putri di Desa Klunjukan RW tentang tentangHubungan Stres Dengan
01, Kecamatan Sragi, Kabupaten Kejadian Premenstrual Syndrome Pada
pekalongan. Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler Fakultas
Berdasarkan teori dalam penelitian Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu,
Desvira, (2018) memaparkan bahwa yang diperoleh melalui uji gamma pada
pengetahuan atau kognitif merupakan penelitian ini didapatkan nilai sebesar
domain yang sangat penting untuk p=0,024 (<0,05), hal ini menunjukan bahwa
terbentuknya tindakan seseorang ada hubungan antara Stres Dengan Kejadian
(wentbehavior). Dari pengalaman dan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi
penelitian ternyata perilaku yang disadari Tingkat Akhir Reguler Fakultas Kesehatan
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari Universitas Aisyah Pringsewu. Pada
pada perilaku yang tidak disadari oleh penelitian ini didapatkan nilai koefisien
pengetahuan. Pengetahuan yang cukup gamma (r) sebesar -0,928 yang menunjukan
didalam domain kognitif mempunyai 6 korelasi negatif yang berarti semakin tinggi
tingkat. Pengetahuan seseorang tentang tingkat stres maka semakin tinggi kejadian
suatu objek mengandung dua aspek yaitu premenstrual syndrome.
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek Penelitian ini didukung dengan
ini yang akan menentukan sikap seseorang, penelitian Septiwiyarsi & Nila, (2021)
semakin banyak aspek positif dan objek menyatakan sebanyak 15 responden (37,5%)
yang diketahui, maka akan menimbulkan siklus menstruasi tidak normal dan sebagian
sikap makin positif terhadap objek tertentu. besar 25 responden (62,5) siklus menstruasi
Penelitian ini sejalan dengan normal. Sebanyak 3 responden (7,5%)
penelitian Nia Desriva,(2018) dengan judul mengalami stres sangat berat, sebanyak 9
Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap (22,5%) responden mengalami stres berat,
Remaja Dalam Menanggulangi sebanyak 10 responden (25,0%) mengalami
Premenstruasi Syndrome Di Prodi D-III stres sedang, sebanyak 12 responden
Kebidanan Stikes PMC. Mayoritas (30,0%) mengalami stres ringan dan
pengetahuan remaja Prodi D-III Kebidanan sebanyak 6 responden (15,0%) tidak
tentang premenstruasi syndrome adalah mengalami stress atau normal. Adanya
kurang. Mayoritas pengetahuan remaja Prodi hubungan antara tingkat stres dengan
D-III Kebidanan tentang Premenstruasi gangguan premenstrual syndrome pada
Syndrome adalah cukup.Tidak terdapat remaja putri di SMA Negeri 8 Kota Jambi
hubungan antara pengetahuan terhadap sikap tahun 2020 dengan nilai p value 0,012.
remaja dalam menanggulangi Premenstruasi Penelitian yang dilakukan oleh (Ilmi
Syndrome. & Utari, 2018) mendukung penelitian ini,
Menurut asumsi peneliti, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
pengetahuan bukanlah salah satu faktor yang (FKM) dan Dept. Arsitektur Fakultas Teknik
bisa mempengaruhi kejadian premenstrual Universitas Indonesia menemukan bahwa
syndrome karena pada penelitian ini setidaknya ada 83,3% mahasiswi yang
responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki tingkat stres yang tinggi
juga mengalami premenstrual syndrome. mengalami Premenstrual Syndrom(PMS)
dengan gejala berat. Pada mahasiswi
Hubungan Stres Dengan Premenstrual Fakultas Fisioterapi Universitas Hasanuudin
Syndrome Pada Mahasiswi Tingkat Akhir menemukan sebanyak 28% mengalami stres
Reguler Fakultas Kesehatan Universitas ringan, 33% mengalami stres sedang dan
Aisyah Pringsewu. diantaranya mengalami siklus menstruasi
tidak normal. Sedangkan penelitian Puji, stres maka semakin besar pula nilai
dkk., (2021) menunjukkan terdapat premenstrual syndrome. Dengan nilai ρ =
hubungan bermakna variabel stres terhadap 0,0001 dimana nilai ρ < α = 0,05, artinya
kejadian Premenstrual syndrome(PMS). bahwa Hα diterima. Nilai koefisien korelasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa 0,681 menurut tabel inteprestasi korelasi
tingkat stres yang tinggi akan berhubungan yaitu tingkat hubungan kuat dan arah
gejala Premenstrual Syndrom (PMS). korelasi positif.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penelitian Marlina, (2018) mengenai
oleh Irma, (2020) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pre
psikis sangat berpengaruh, kejadian psikis menstrual syndrome pada remaja puteri
penderita dapat memperberat Premenstrual kelas X dan XI di Pesantren Modren Nurul
Syndrom (PMS). Stres mengakibatkan Hakin Deli Serdang, asil uji chi Square
penyimpangan pengeluaran beta-endorphin didapatkan hasilp = 0,036 < dari 0,05 maka
yang menimbulkan gejala pramenstruasi. ada hubungan yang bermakna antara stres
Keluhan pada psikis seperti mengalami dengan PMS dengan OR = 4,024 artinya
depresi, lebih sensitif, mudah emosi, tidur orang yang stres akan mengalami PMS 4
tidak nyenyak, mudah lelah, cepatnya terjadi kali lebih besar dari pada orang yang tidak
perubahan suasana hati (Pratiwi dan stress.
Haryanto, 2019; Irma, 2020). Berdasarkan teori, Ritung & Olivia,
Menurut Fatimah, et al., (2016) (2018) menyatakan ketika seseorang
dalam Nurvitasari, dkk., (2020) Salah satu mengalami stres yang berkelanjutan akan
penyebab premenstrual syndrome (PMS) terjadi penurunan serotonin, apabila kadar
karena faktor psikis, yaitu stres sangat besar serotonin dalam keadaan rendah dapat
pengaruhnya terhadap kejadian premenstrual memicu pergeseran pola hormon estrogen
syndrome (PMS). Gejala-gejala dan progesteron yang dapat menimbulkan
premenstrual syndrome (PMS) akan beberapa gejala fisik premenstrual syndrome
semakin meningkat jika didalam diri seorang seperti nyeri payudara dan kembung. Gejala-
wanita mengalami tekanan. Semakin berat gejala premenstrual syndrome akan semakin
stres seseorang maka resiko mengalami nyata dialami oleh remaja putri yang terus-
premenstrual syndrome semakin menerus mengalami tekanan psikologis.
meningkat.Ini terjadi adanya abnormalitas Semakin berat tekanan psikologi seseorang
neuroendokrin pada siklus menstruasi yang maka dapat memperberat terjadinya
banyak terjadi pada fase premenstrual. ketidakseimbangan hormon estrogen dan
Berdasarkan penelitian yang progesteron (hormon estrogen semakin
dilakukan oleh Andiarna (2018) terhadap 35 meningkat dan hormon progesteron
mahasiswi di Universitas Islam Negeri menurun) yang menyebabkan semakin berat
(UIN) Sunan Ampel Surabaya, menunjukkan premenstrual syndrome yang dialami. Selain
bahwa terdapat korelasi yang bermakna itu, stres juga dapat meningkatakan produksi
antara tingkat stress dengan kejadian prolaktin yang dapat memperberat keluhan
premenstrual syndrome (p = 0,040) sehingga premenstrual syndrome.
stress merupakan salah satu faktor yang Berdasarkan penelitian diatas dapat
dapat menyebabkan terjadinya kejadian diasumsikan bahwa walaupun tingkat stres
premenstrual syndrome. bukan merupakan satu-satunya faktor yang
Penelitian Nurvitasari, dkk., (2020) meningkatkan kejadian premenstrual
menyebutkan bahwa ada hubungan positif syndrome, akan tetapi pada penelitian ini
antara tingkat stres dengan premenstrual menunjukkan bahwa tingkat stres bisa
syndrome, yaitu semakin besar nilai tingkat menjadi salah satu faktor yang
meningkatkan angka kejadian dan dapat 5. Hasil analisa data yang diperoleh
memperberat gejala premenstrual syndrome. melalui uji gamma pada penelitian ini
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat didapatkan nilai sebesar p=0,024
stress juga mempunyai pengaruh tehadap (<0,05), hal ini menunjukan bahwa ada
kejadian premenstrual syndrome pada hubungan antara Stres Dengan
mahasiswa Fakultas Kesehatan di Kejadian Premenstrual Syndrome Pada
Universitas Pringsewu. Kesimpulan yang Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler
dapat diperoleh dari penelitian adalah tingkat Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
stres haruslah dapat dikelola dengan baik Pringsewu.
oleh para mahasiswi sehingga kejadian
premenstruasi syndrom dapat diminimalisir. SARAN

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan, peneliti mencoba memberikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di saran kepada pihak yang berkaitan dengan
Universitas Aisyah Pringsewu tentang penelitian ini, pihak-pihak tersebut yaitu:
Hubungan Pengetahuan Dan Stres Dengan
Kejadian Premenstrual Syndrome Pada 1. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Mahasiswi Tingkat Akhir Reguler Fakultas Penelitian diharapkan dapat menambah
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu pustaka dan menjadi sumber bacaan
memperoleh kesimpulan sebagai berikut : yang ada dalam perpustakaan di
kampus Universitas Aisyah Pringsewu
1. Dari 136 responden didapatkan hasil terkait hubungan pengetahuan dan
pengetahuan baik sebanyak 100 stress dengan kejadian premestrual
(73,5%), responden yang pengetahuan syndrome pada mahasiswi fakultas
cukup sebanyak 32 (23,5%) dan kesehatan Universitas Aisyah
responden yang pengetahuan kurang 4 Pringsewu.
(2,9%). 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
2. Dari 136 responden didapatkan hasil Disarankan untuk penelitian
tingkat stres ringan sebanyak 5 (3,7%), selanjutnya agar memperluas populasi
responden stres sedang sebanyak 55 dan menambah variabel yang lebih
(40,4%) dan stres berat sebanyak 76 banyak lagi. Peneliti selanjutnya dapat
(55,9%). juga mengubah desain penelitian
3. Dari 136 responden didapatkan hasil menjadi desain eksperimen dengan
mahasiswi yang mengalami PMS adanya pemberian intervensi guna
sebanyak 131 (96,3%) dan yang tidak mengatasi premenstrual syndrome
mengalami PMS 5 (3,7%). pada mahasiswi.
4. Hasil analisa data yang diperoleh 3. Bagi mahasiswi
melalui uji gamma pada penelitian ini Penelitian ini merekomendasikan
didapatkan nilai sebesar p=0,059 kepada mahasiswa untuk dapat
(<0,05), hal ini menunjukan bahwa mengelola dan mengontrol kondisi
tidak ada hubungan antara pengetahuan stres akademik dan kualitas tidur
dengan kejadian premenstrual dengan baik agar dapat meminimalisir
syndrome Pada Mahasiswi Tingkat risiko premenstrualsyndrome.Upaya-
Akhir Reguler Fakultas Kesehatan upaya yang perlu dilakukan agar
Universitas Aisyah Pringsewu. mengatasi stres dengan cara melakukan
hobi, melakukan komunikasi atau Universitas Muhammadiyah Surakarta
berbicara kepada seseorang. Dalam Mengerjakan Skripsi. Ums
Press; 2018
DAFTAR PUSTAKA
Habibah, F., (2017). Hubungan
Pengetahuan Pms (Premenstrual
Syndrome) Dalam Mengatasi
Andiarna, F. (2018). Korelasi Tingkat Stres
Kecemasan Saat Pms Di Smpn 1
Dengan Kejadian Sindrom
Kasihan Bantul. ( Skripsi Tidak
Premenstruasi Pada Mahasiswi.
Dipublikasikan) Program Studi Ilmu
Journal Of Health Science And
Keperawatan Universitas
Prevention, 2(1), 8–13.
Muhammadiyah Yogyakarta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian
Hartanto, S. S., Astuti, W., Nugrahati, T.,
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pt.
Sutomo, H., & Nada, S. K. (2018).
Rineka Cipta.
Hubungan Antara Tingkat Strss
Dahlan, Sm,. (2018). Statistik Untuk Dengan Kejadian Premenstruasi
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Syndrome Pada Mahasiswi Di Asrama
Salemba Putri Stikes Bahrul Ulum Tambak
Beras Jombang. Well Being, 3(1), 12–
Damayanti, Arlia Fika & Dora Samaria. 19.
(2021). Hubungan Stres Akademik
Dan Kualitas Tidur Terhadap Sindrom Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & Ph, L.
Pramenstruasi Selama Pembelajaran (2020). Gambaran Psikologis
Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Mahasiswa Dalam Proses
Jkep. Vol.6 No. 2 November 2021 Pembelajaran Selama Pandemi Covid-
Hlm 184-209 19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3),
299–306.
Donsu, Jdt. (2017). Psikologi Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Heryaningtyas F, Putra I, Sudiman J. (2020).
Karakteristik Premenstrual Syndrome
Farujiah. (2017). Hubungan Pengetahuan Pada Mahasiswi Program Studi
Dengan Sikap Remaja Tentang Coping Pendidikan Dokter Angkatan 2017 Di
Premenstrual Syndrome Di Sman 9 Fakultas Kedokteran Universitas
Kendari.(Skripsi Tidak Dipublikasikan Udayana. E-Jurnal Med Udayana.
) Prodi D Iv Jurusan Kebidanan 2020;9(5):58–61.
Politeknik Kesehatan Kendari
Icemi Sukarni & Wahyu P. (2013). Buku
Fugate Woods, N., & Kenney, N. J. (2019). Ajar Keperawatan Maternitas.
Menstrual-Cycle-Related Disorders. In Yogyakarta,
Routledge International Handbook Of
Women’s Sexual And Reproductive Ilmi, A. F., & Utari, D. M. (2018). Faktor
Health (Vol. 7). Dominan Premenstrual Syndrome
Https://Doi.Org/10.4324/97813510356 Mahasiswi (Studi Pada Mahasiswi
2 0-8 Fakultas Kesehatan Masyarakat Dan
Departemen Arsitektur Fakultas
Giyarto. (2018). Stres Pada Mahasiswa Teknik, Universitas Indonesia). Media
Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Gizi Mikro Indonesia, 10(1), 39–50.
Https://Doi.Org/10.22435/Mgmi.V10i Fakultas Kesehatan Universitas
1. 1062 Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Irma, F. (2020). Hubungan Tingkat Stres Lumingkewas, Charisma., Eddy Suparman,
Dengan Sindrom Pramenstruasi Pada Suzanna P. Mongan. (2021).
Siswi Sma Irma Fidora 1) , Nur Intan Gambaran Premenstrual Syndrome
Yuliani 2) Universitas Muhammadiyah Pada Remaja Periode Akhir Di
Sumatera Barat. Xiv(01), 70–74. Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. E-Clinic. 2021;9(1):45-50
Irmawati, (2020). Hubungan Gaya Hidup Doi:
Sehat Dengan Kejadian Premenstruasi Https://Doi.Org/10.35790/Ecl.9.1.2021
Syndrome (Pms) Pada Mahasiswi S1 .31855
Keperawatan Stikes Panakkukang
Makassar. (Skripsi Tidak Marlina, Rina Hutasuhut. (2018). Faktor-
Dipublikasikan) Program Studi S1 Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keperawatan Stikes Panakkukang Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja
Makassar Puteri Kelas X Dan Xi Di Pesantren
Modren Nurul Hakin Deli Serdang
Khatarina, T., & Yuliana (2017). Pengaruh
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Meita, Jt., (2020). Faktor Yang
Melalui Audio Visual Dengan Hasil Berhubungan Dengan Premenstrual
Pengetahuan Setelah Penyuluhan Syndrom (Pms) Pada Remaja Putri Di
Pada Remaja Sma Negri 2 Pontianak Sma Negeri 01 Kota Palembang.
Tahun 2017, Iisn 2252-8121 Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat (S1) Fakultas Kesehatan
Kurniawati, T., Setiyowati, W., Mahardika, Masyarakat Universitas Sriwijaya
D., (2020). Hubungan Pengetahuan 2020.
Dengan Penanganan Dismenorea
Pada Remaja Putri Di Kota Semarang. Nia Desriva. (2018). Hubungan
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan Dan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Dalam Menanggulangi Premenstrual
Kesehatan Bakti Utama Pati Volume Syndrom Di Prodi D-Iii Kebidanan
11 No 1, Hal 20 - 24, Januari 2020 Stikes Pmc Tahun 2017.
Issn 2087-4154.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi
Kusnayat, A., Sumarni, N., Mansyur, A. S., Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
& Zaqiah, Q. Y. (2020). Pengaruh Cipta
Teknologi Pembelajaran Kuliah
Online Di Era Covid-19 Dan Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Promosi
Dampaknya Terhadap Mental Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Mahasiswa. Eduteach : Jurnal Edukasi Jakarta: Pt. Rineka Ciptaha Medika
Dan Teknologi Pembelajaran, 1(2),
Nurlaeli, H., (2020.) Pentingnya Pendidikan
153–165.
Kesehatan Reproduksi Dan
Lestari, W., (2020). Hubungan Stres Dengan Seksualitas Pada Remaja Santri Putri
Kejadian Premenstrual Syndrome Pondok Pesantren Watu Ringkel
(Pms) Pada Siswi Di Sman 1 Godean, Darussalam – Karangpucung. E.Issn:
Sleman.Program Studi Keperawatan 2715-7547
Nurrahmatan. (2021). Relationship Of S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada
Knowledge, Stress, Consumption Mulia Madiun.
Patterns, And Sport Patterns Of Pms
(Premenstrual Syndrome) In Rabani, Ni., (2018).Hubungan Tingkat Stres
Adolescent Girls. Jurnal Proteksi Dengan Pre-Menstrual Syndrome
Kesehatan Vol.10, No.1, Mei 2021, Pada Mahasiswi D Iv Kebidanan
Pp. 6-14 Issn 2580-0191 (Online), Issn Politeknik Kesehatan Kementerian
2338 – 5634 (Print) Kesehatan Kendari Tahun 2018. Prodi
D Iv Jurusan Kebidanan Politeknik
Nuvitasari, W,E., Susilaningsih., Kristiana, Kesehatan Kendari. Diakses Pada
A,S., (2020). Tingkat Stres Tanggal 01 Oktober 2021
Berhubungan Dengan Premenstrual
Syndrome Pada Siswi Smk Islam. Rahmawati. (2019). Faktor Yang
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 Berhubungan Dengan Terjadinya Pms
No 2 Hal 109 – 116. P-Issn2338- (Premenstrual Syndrome) Pada
2090e-Issn 2655-8106. Remaja Putri Di Mtsn 1 Nagan Raya
Kecamatan Seunagan Kabupaten
Patimah, Siti. (2016). Manajemen Stres Nagan Raya Tahun 2019. Skripsi.
Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Program Studi D4 Kebidanan Fakultas
Bandung: Alfabeta. Farmasi Dan Kesehatan Institut
Kesehatan Helvetia Medan
Pratiwi, R.D And Haryanto, S., (2019).
Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Reeder, S, J. Metin, L, L, & Griffin, D, K.
Terhadap Tingkat Stress Pada (2015) Keperawatan Mataernitas
Mahasiswa S1 Semester Akhir Kesehatan Wanita Bayi & Keluarga,
Fakultas Ekonomi Jurusan Edisi 18. Jakarta: Penerbit Buku
Management Keuangan Universitas Kedokteran Egc
Pamulang. Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, 3(1), Pp.1- Ritung, D. C., & Olivia, S. (2018).
15. Hubungan Stres Terhadap
Premenstrual Syndrome (Pms) Pada
Puji, L. K. R., Ismaya, N. A., Ratnaningtyas, Mahasiswi Fakultas Kedokteran
T. O., Hasanah, N., & Fitriah, N. Universitas Tarumanagara Angkatan
(2021). Hubungan Antara Aktivitas 2011. Tarumanagara Medical Journal,
Fisik , Stres Dan Pola Tidur Dengan 1(1), 59–62.
Premenstrual Syndrome (Pms) Pada
Mahasiswi Prodi D3 Farmasi Stikes Rosaline, M. D., & Anggraeni, D. T. (2020).
Kharisma Persada. Edu Dharma Factors Related To Academic Stress
Journal: Jurnal Penelitian Dan During The Covid-19 Pandemic In
Pengabdian Masyarakat, 5(1), 1– 8. Nursing Students Of Upn Veteran
Jakarta. Advances In Health Sciences
Putri,Dp., (2017).Analisis Faktor Yang Research, 30(44), 374–379.
Berhubungan Dengan Kejadian Https://Doi.Org/10.2991/Ahsr.K.2011
Premenstrual Syndrom Pada 25. 064
Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi S1
KeperawatanStikes Bhakti Husada Rosyidah, I., Efendi, A. R., Arfah, M. A.,
Mulia Madiun Tahun 2017. (Skripsi Jasman, P. A., & Pratami, N. (2020).
Tidak Dipublikasikan) Progam Studi Gambaran Tingkat Stres Akademik
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Keperawatan Fakultas Keperawatan Utara
Unhas. Jurnal Abdi, 2(1), 33–39.
Shahbazi, F. (2020). Prevalence Of
Septiwiyarsi, Nila Nuraini. (2021). Symptoms And Medication Use Among
Hubungan Tingkat Stres Dengan Female Medical Students And
Gangguan Premenstrual Syndrome Pharmacy Clients With Premenstrual
Pada Mahasiswi Kebidanan Syndrome : A Cross-Sectional Study In
Universitas Adiwangsa Kota Jambi Iran.
Tahun 2021. Scientia Journal Vol 10 Https://Doi.Org/10.1002/Jppr.1609
No 2 Desember 2021
Sopiyudin, D. (2018). Statistik Untuk
Setiana, Dp., (2017). Analisis Faktor Yang Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
Berhubungan Dengan Kejadian Salemba Medika.
Premenstrual Syndrome Pada
Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi S1 Sunaryo. (2016). Psikologi Untuk
Keperawatan Stikes Bhakti Husada Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Egc.
Mulia Madiun Tahun 2017. ( Skripsi
Tatik Trisnowati, Sri Lestari, Marni. (2020).
Tidak Dipublikasikan ) Program Studi
Pengaruh Tugas Akhir Terhadap
S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada
Kejadian Premenstrual Syndrome
Mulia Madiun.
(Pms) Dan Perilaku Saat Pms. Jurnal
Setiyowati, Dwi. (2018). Gambaran Tingkat Kesehatan Indonesia (The Indonesian
Pengetahuan Siswi Kelas Vii Tentang Journal Of Health), Vol. X, No. 2,
Premenstruasi Syndrome Di Smp Maret 2020.
Negeri 07 Samarinda. Skripsi.
Wahyuni L, Hidayati Nf. (2020). Tipe Dan
Program Study Diploma Iii
Cara Mengatasi Pre Menstruasi
Keperawatan Universitas
Sindrom Pada Mahasiswi Kebidanan
Muhammdiyah Klimantan Timur
Unmuh Surabaya. J Um Surabaya.
Setiyowati, W., Kurniawati, T., Nursaroh,
Wahyuni, Septa D., Asparian., Dody, Izhar.
M., (2020). Hubungan Pengetahuan
2018. Determinan Yang Berhubungan
Premenstrual Syndrom Dengan Upaya
Dengan Premenstrual Syndrom (Pms)
Mengatasi Prementrual Syndrom Pada
Pada Remaja Putri Di Smpn 7 Kota
Remaja Putri Di Rw 1 Desa
Jambi. Jurnal Kesmas Jambi, Vol 2
Klunjukan, Kecamatan Sragi,
(1); Hal 59 – 70
Kabupaten Pekalongan.Jurnal Ilmiah
Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan Who. 2020. Physical Activity [Online].
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Switzerland: World Health
Utama PatiVolume 11 No 1, Hal 25 - Organization. Available:
30, Januari 2020 Issn 2087-4154. Http://Www.Who.Int/ (Diakses Pada
Tanggal 02 October 2021).
Setyani, F., (2018). Pengaruh Premenstrual
Syndrome Terhadap Motivasi Belajar Wildani, Et Al. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mahasiswi Fakultas Keperawatan Mempengaruhi Stress Akademik. Hal.
Universitas Sumatera Utara. (Skripsi 142-149.
Tidak Dipublikasikan) Fakultas
Wulandari, Nurfitria. (2017). Hubungan
Kecerdasan Emosional (Emotional
Quotient) Terhadap Tingkat Stress
Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.(Skripsi
Tidak Dipublikasikan).Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Yundhi, A., (2017). Hubungan Antara Gaya
Hidup Sehat Dengan Tingkat
Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Viii
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Sleman.Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Universitas Negri Yogyakarta.
Zulfadriawan Z. (2019). Sistem Pakar
Diagnosa Premenstrual Syndrome
Dengan Metode Bayes [Internet].
Universitas Mercu Buana Yogyakarta;
2019.

Anda mungkin juga menyukai