Anda di halaman 1dari 8

Well being, Vol. 3 No.

1, 2018 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN


PREMENSTRUASI SYNDROME PADA MAHASISWI DI ASRAMA PUTRI
STIKES BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG.

The Corelation Between Stress Level With Incidence Of premenstruasi syndrome


Instudent House Women Stikes Bahrul U’lum Tambak Beras Jombang.

Susiningdiah Sri Hartanto1, Wahyu Astuti1, Titik Nugrahati1, Hadi Sutomo1, Silfiyah
Kitrotun Nada1
1
STIKes Bahrul ‘Ulum Jombang, Jawa Timur
love_charissa88@yahoo.com

ABSTRAK
Aktifitas wanita dengan tuntutan yang lebih tinggi dapat membuat wanita kelelahan fisik
maupun mental, hal ini akan memicu terjadinya stress. Stress dapat meningkatkan terjadinya
premenstruasi syndrome. Seperti yang terjadi pada mahasiswi di Asrama Putri mereka
mengalami stress saat menghadapi Premenstruasi syndrome. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan antara tingkat stress kejadian premenstruasi syndrome. Penelitian ini
menggunakan desain analitik korelasional dengan rancangan pendekatan cross sectional.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswi di asrama Putri Stikes Bahrul ‘Ulum Tambak
Beras Jombang yang berjumlah 51 mahasiswi. Sampel yang diambil berjumlah 40 orang
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner Student Life Stress Infentory (SSI) dan premenstruasi syndrome Evaluation
Questioner (PEQ). Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya yaitu 18 responden
(45,0%) mengalami stress ringan dan hampir setengahnya yaitu 16 responden (40,0%)
mengalami kejadian premenstruasi syndrome ringan. Hasil analisis menggunakan SPSS uji
rank spearman(rho) ρ value = 0,000, dimana nilai ρ value< α (0,05), artinya Ha diterima. Nilai
koefisien korelasi 0,756 menurut tabel inteprestasi korelasi yaitu tingkat hubungan kuat.
Diharapkan dengan penelitian ini Mahasiswi dapat memanajemen tingkat stress dengan baik,
dan meningkatkan pengetahuan tentang terjadinya premenstruasi syndrome .

Kata kunci : Stress, Premenstruasi syndrome, remaja

ABSTRACT
Woman activity with a higher demands can make a women exhausted of mentally and
physically, this will trigger the occurrence of stress. Stress can be raise events premenstruasi
syndrome. Such what happened to woman student in a boarding house they experied stress
when facing premenstrual syndrome.The purpose of this research was to know the
correlation between stress level with incidence of premenstruasi syndrome.This study using
analytic design of correlational with delightful cross sectional approach.The population of
this research is woman student in a boarding house Stikes Bahrul ‘UlumTambak beras
Jombang which totaled 51 college student. Samples have taken from total of 40 student by
using purposive sampling techniques.The collection of data using a Student life Stress
Inventory (SSI), and Premenstruasi syndrome Evaluation Questioner (PEQ).sutter mild
premenstrual syndrome.The result showed almost half of 18 respondents (45,0 %)
experienced mild stress light and almost half of the respondents (40,0 %) experienced scene
premenstruasi syndrome. The analysis using SPSS test spearman rank (rho)ρ value = 0,000,
where the value of ρ value < α(0,05), it means Ha is accepted. The value correlation 0,756
that level of correlation strong. It is expected with this research w o m a n college
student can manage a stress level well and increase knowledge of events
premenstruasi syndrome.
Password : Stress, premenstruasi syndrome, adolescent
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 13

PENDAHUUAN dalam Suparman (2011).


Premenstruasi syndrome menjadi Sedangkan menurut Wikipedia
alasan yang paling tepat untuk pada tahun 2010 sekitar 80-95%
menjelaskan mengapa wanita mudah wanita pada usia reproduksi
sekali tersinggung, membentak mengalami gejala - gejala
pasangan, atau menggerutu pada premenstruasi syndrome yang dapat
teman. premenstruasi syndrome mengganggu beberapa aspek dalam
adalah suatu kondisi yang terdiri dari kehidupannya. Premenstruasi
beberapa gejala fisik, emosi, dan syndrome dialami oleh wanita
perilaku yang dialami oleh seorang sedikitnya 85 % menurut American
wanita sebelum datangnya siklus College of Obstetricians and
menstruasi (Sylvia, 2010 : 5). Gynecologist pada tahun 2008 dalam
Premenstruasi syndrome ini Saryono (2009). Di Indonesia angka
sangat mengganggu sejumlah wanita prevelensi ini dapat mencapai 85%
sehingga aktifitas wanita dengan dari seluruh populasi wanita usia
tuntutan yang lebih tinggi dapat produktif, yang terdiri dari 60-75%
membuat wanita kelelahan fisik, mengalami premenstrual syndrome
maupun mental, hal ini akan sedang dan berat (Novitha, 2013).
memicu terjadinya stres. Terdapat Data dari Dinas Kesehatan Jawa
banyak faktor yang dapat Timur pada tahun 2009 tentang
meningkatkan terjadinya prevalensi premenstrual syndrome,
premenstruasi syndrome, salah diperoleh hasil sebanyak 40% wanita
satunya adalah stres. Seperti halnya usia produktif mengalami
yang terjadi pada Mahasiswi di premenstruasi syndrome dan
Asrama Putri Stikes Bahrul Ulum sebanyak 2-10% mengalami gejala
tingkat I-IV mereka mengalami stres berat. Penelitian juga dilakukan oleh
saat menghadapi premenstruasi Puspitorini pada tahun 2007, dari
syndrome, premenstruasi syndrome 259 subjek penelitian, terdapat 109
yang di alami oleh mahasiswi di Mahasiswi atau 63,2% yang
Asrama putri Stikes Bahrul ‘Ulum mengalami premenstruasi syndrome
dapat memberikan dampak yang (Novitha, 2013). Berdasarkan hasil
mempengaruhi perasaan, pikiran, wawancara yang dilakukan oleh
dan aktifitas dalam kehidupan, peneliti terhadap Mahasiswi di
mereka mengalami hal - hal yang Asrama Putri Stikes Bahrul Ulum,
menyebabkan mereka tidak tahan dengan total jumlah mahasiswi 51
dengan kondisi itu seperti: nyeri orang. Dari 14 orang mahasiswi
perut, nyeri kepala, perut kembung, yang diwawancarai pada tanggal
pembengkakan payudara, mudah 01 September 2015, mereka
marah, mudah tersinggung dan mengalami stres saat menghadapi
sebagainya. premenstrual syndrome. Pada saat
Wanita di Indonesia dilaporkan mahasiswi mengalami stres banyak
38,45% mengalami Premenstruasi keluhan – keluhan yang terjadi pada
syndrome menurut WHO (2005) saat premenstruasi syndrome seperti:
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 14

nyeri perut, nyeri kepala, perut 2011) stress merupakan reaksi


kembung, nyeri payudara, dan 9 tanggung jawab seseorang, baik
mahasiswi mengalami premenstruasi secara fisik maupun psikologis
syndrome dengan keluhan: mudah karena adanya perubahan
marah, mudah tersinggung, kemarahan, kecemasan dan bentuk
pembengkakan pada payudara, dan lain emosi merupakan reaksi stress.
sebagainya. Dampak premenstruasi Ketegangan merupakan respon
syndrome itu sendiri menurut psikologis dan fisiologis seseorang
Robinson dan Swindle pada tahun terhadap stressor berupa ketakutan
2000 dalam Andrews (2009) kemarahan, kecemasan frustasi atau
berpengaruh terhadap penurunan aktifitas saraf otonom sebelum
produktifitas belajar, aktifitas sosial menstruasi, dan akan menghilang
dan hubungan interpersonal dengan keluarnya darah menstruasi,
penderita cukup besar. serta dialami oleh banyak wanita
Gejala-gejala fisik pada wanita sebelum awitan setiap siklus
yang mengalami premenstruasi menstruasi. Gejala-gejala yang timbul
syndrome dapat mengganggu akibat premenstruasi syndrome
aktifitas seperti pembengkakan dan meliputi tingkah laku seperti
nyeri pada payudara, ketegangan, kegelisahan, depresi, iritabilitas atau
depresi, mood yang berubah – ubah sensitive, lekas marah, gangguan
dan perasaan lepas kendali tidur, kelelahan, lemah dan kadang-
(Suparman, 2011). Penyebab kadang perubahan suasana hati yang
munculnya premenstruasi syndrome sangat cepat.
belum dapat diketahui secara pasti, Dari gejala yang muncul
beberapa teori menyebutkan bahwa diperlukan penanganan segera agar
premenstruasi syndrome disebabkan tidak terjadi premenstruasi syndrome
salah satunya oleh teori hormonal yang hebat, penanganan
yaitu ketidakseimbangan hormon premenstruasi syndrome dapat
estrogen dan progesterone, berupa mengkonsumsi makanan
gangguan fungsi serotonin, adanya yang seimbang dengan makan buah
peran faktor genetik, dan lingkungan - buahan dan sayur - sayuran,
sosial diduga juga bermakna (Syilvia, kalsium dan vitamin C seminggu
2010: 14). Menurut Fairus pada sebelum menstruasi, konsumsi
tahun 2011 pola hidup yang tidak makanan berserat dan banyak minum
sehat terutama faktor nutrisi diduga air putih. Faktor kebiasaan makan
turut berperan dalam menyebabkan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh,
premenstruasi syndrome, beberapa coklat, minuman bersoda, makan
faktor yang dapat meningkatkan olahan, memperberat gejala
risiko terjadinya premenstruasi premenstrual syndrome. Kekurangan
syndrome antara lain stress, status zat – zat gizi seperti kurang
gizi, kebiasaan makan makanan vitamin B (terutama B6), vitamin E
tertentu, aktifitas olahraga, merokok dan C, magnesium, zat besi, seng,
dan alkohol. Menurut (Suparman, mangan, serta asam lemak linoleat
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 15

(Suparman 2011). Menurut Priyoto Cara pengambilan sampel pada


(2014) menjelaskan tentang cara peneliti ini menggunakan purposive
mengola emosi dan memanajemen sampling. yaitu dengan mengambil
stress dengan cara meningkatkan sebagian sampel sesuai dengan
perilaku sehat dengan membangun kriteria untuk menjadi sampel
daya tahan tubuh dan menerima (Sugiyono, 2009: 85).
kondisi premenstruasi syndrome
sebagai bagian dari dirinya. Hasil Penelitian
Berdasarkan latar belakang 1. Distribusi frekuensi karakteristik
tersebut peneliti tertarik untuk responden berdasarkan tingkat
meneliti Hubungan antara tingkat stress.
stress dengan kejadian Tabel 1 Distribusi frekuensi
premenstruasi syndrome pada karakteristik
Mahasiswi di Asrama Putri Stikes responden
Bahrul Ulum Tambak Beras berdasarkan tingkat
Jombang. stres
Tingkat Stress Frekuensi Presentase
Metode Penelitian Normal 6 15,0%
Desain Penelitian yang digunakan Ringan 18 45,0%
Sedang 11 27,5%
adalah desain penelitian analitik yaitu Berat 4 10,5%
bertujuan untuk mengungkapkan Sangat Berat 1 2,5%
hubungan korelatif antar variabel Total 40 100%
(Nursalam, 2010). Jenis penelitian Berdasarkan tabel 1 karakteristik
ini menggunakan pendekatan berdasarkan tingkat stress
cross sectional yang merupakan menunjukkan bahwa hampir
jenis pendekatan yang setengahnya (45,0%) mengalami
menekankan pada waktu pengukuran stress ringan dengan jumlah 18
atau observasi data variabel responden.
independen dan dependen hanya 2. Distribusi frekuensi karakteristik
satu kali pada satu saat (Nursalam, responden berdasarkan kejadian
2012). Premenstrual
Variabel Independen : Variabel Tabel 2 Distribusi frekuensi
independen dalam penelitian ini karakteristik
adalah tingkat stress. responden
Variabel Dependen : Dalam berdasarkan
penelitian ini variabel dependen kejadian premenstruasi
adalah premenstruasi syndrome. syndrome
Pada penilitian ini populasinya Premenstruasi Frekuensi Presentase
adalah seluruh Mahasiswi di syndrome
Asrama Putri Stikes Bahrul Tidak PMS 4 10,0%
Ringan 16 40,0%
Ulum Tambak Beras Jombang Tingkat Sedang 11 27,5%
I - IV dengan jumlah Mahasiswi 51 Sedang ke 5 12,5%
orang. berat
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 16

Berat 4 10,5% yang mengalami stress sangat


Total 40 100% berat dengan kejadian
Berdasarkan tabel 2 karakteristik Premenstrual syndrome berat yaitu
berdasarkan premenstruasi sejumlah 1 orang.
syndrome menunjukkan bahwa
hampir setengahnya (40,0%) Tabel 4 Hasil uji Rank Spearman
responden mengalami premenstruasi Correlation Interval
ρ value Α
syndrome ringan dengan jumlah 16 Coefficient Koefisien
0,000 0,05 0,756 0,600-
responden. 0,799

Sumber: Data Primer Maret 2016


a.Tabulasi silang antara tingkat stress
Dari hasil uji statistik dapat
dengan kejadian premenstruasi
dilihat nilai ρ value = 0,000, dimana
syndrome.
nilai ρ value < α (0,05). Dari hasil
1. Tabulasi silang antara tingkat
hitung ρ value 0,000 lebih kecil dari α
stress dengan kejadian
0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat
premenstruasi syndrome.
PMS
disimpulkan bahwa ada hubungan
Tingkat Tdk
Ringan Sedang
Sdg ke
Berat
Total yang signifikan antara tingkat stress
Stress PMS Berat
f f f f f f dengan kejadian Premenstruasi
Normal 3 2 0 0 1 6
Ringan 1 14 3 0 0 18
syndrome.
Sedang 0 0 7 4 0 11 Kemudian untuk mengetahui
Berat 0 0 1 1 2 4
Sangat berat 0 0 0 0 1 1 interpretasi hubungan adalah dengan
Total 4 16 11 5 4 40
membandingkan antara hasil dari
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai korelasi Spearman Rhank
setengahnya dari mahasiswi di dengan tabel interpretasi terhadap
Asrama Putri Stikes Bahrul ‘Ulum koefisien korelasi Sugiyono (2010).
Tambak Beras Jombang yang tidak Nilai korelasi Spearman Rank 0,756
mengalami stress dengan tidak menurut tabel interprestasi korelasi
mengalami kejadian Premenstrual adalah termasuk dalam rentang
syndrome yaitu sejumlah 3 orang. antara 0,600-0,799 yaitu interprestasi
Sebagian besar mahasiswi yang hubungan kuat.
mengalami stress ringan dengan
kejadian Premenstruasi syndrome
Pembahasan
ringan yaitu sejumlah 14 orang.
Tingkat kejadian stress pada
Sebagian besar mahasiswi yang
mahasiswi di asrama putri Stikes
mengalami stress sedang dengan
Bahrul ‘Ulum Tambak Beras
kejadian Premenstruasi syndrome
Jombang
sedang yaitu sejumlah 7 orang.
Dari hasil penelitian dengan jumlah
Setengahnya mahasiswi yang
40 responden pada tabel 1
mengalami stress berat dengan
karakteristik berdasarkan tingkat
kejadian Premenstruasi syndrome
stress menunjukkan bahwa hampir
berat yaitu sejumlah 2 orang.
setengahnya (45,0%) mengalami
Sedangkan seluruhnya mahasiswi
stress ringan dengan jumlah 18
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 17

responden, 11 (27,5%) dengan perempuan sebelum datangnya


kriteria stress sedang, 6 (15,0%) siklus menstruasi yang dipengaruhi
dengan kriteria stress normal, 4 oleh usia, diet, riwayat keluarga,
(10.5%) dengan kriteria stress berat, wanita pernah melahirkan, merokok,
1 (2,5%) dengan kriteria stress status perkawainan, dan kegiatan
sangat berat. Stres merupakan fisik (Syilvia, 2010 : 5). Dari
hubungan antara individu dengan penelitian sebelumnya Devi (2009)
lingkungan yang oleh individu dinilai mengatakan bahwa penyebab
membebani atau melebihi terjadinya gejala premenstruasi
kekuatannya dan mengancam syndrome adalah interaksi yang
menurut Wangsadjaja (2008) dalam kompleks antara hormon, nutrisi
Mayyane (2011). Jika stress esensial dan neurotransmitter yang
berlangsung lama dan terjadi terus dikombinasikaan dengan stress
menerus dapat menyebabkan psikologis. Jadi premenstruasi
tingkat stress yang lebih berat dan syndrome merupakan keadaan
menimbulkan keluhan bahkan abnormalitas dari wanita untuk
gangguan pada tubuh jika tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan
memanajemen stress dengan benar. yang terjadi yaitu fluktuasi hormonal
setiap bulannya. Keadaan yang
Hubungan antara tingkat stress penuh stres sangat berpengaruh
dengan kejadian Premenstruasi terhadap gejala fisik maupun
syndrome pada Mahasiswi di psikologis dari premenstruasi
Asrama putri Stikes Bahrul ‘Ulum syndrome. Sejumlah wanita
Tambak Beras Jombang melaporkan bahwa mengalami
Dari data yang diperoleh oleh gangguan hidup yang parah akibat
peneliti menunjukkan ada hubungan premenstruasi syndrome yang secara
antara tingkat stres dengan kejadian negatif mempengaruhi hubungan
premenstruasi syndrome pada interpersonal individu. Putri (2013),
Mahasiswi di Asrama Putri yang menyebutkan bahwa terdapat
ditunjukkan oleh hasil uji Spearman hubungan yang rumit antara ketidak
Rank dengan nilai signifikansi ρ seimbangan hormon, stress dan
value = 0,000, dimana nilai ρ value < kekurangan gizi yang dapat
α (0,05). Dengan nilai korelasi 0,756 menyebabkan terjadinya
yaitu interprestasi hubungan kuat. premenstruasi syndrome ini.
Secara teori A. Alimul Hidayat Beberapa faktor yang dapat
(2011: 55) menyatakan bahwa stress meningkatkan risiko terjadinya
merupakan respon tubuh yang premenstruasi syndrome, antara lain:
bersifat tidak spesifik terhadap setiap stres, status gizi, kebiasaan makan -
tuntutan atau beban. Sedangkan makanan tertentu, aktifitas olahraga,
Premenstruasi syndrome itu sendiri merokok dan alkohol.
yaitu suatu kondisi yang terdiri atas Meskipun diketahui bahwa
beberapa gejala fisik, emosi dan tingkat stress bukan satu –
perilaku yang dialami oleh seorang satunya faktor yang paling
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 18

dominan, akan tetapi pada Jombang dengan nilai ρ value =


penelitian ini terbukti bahwa tingkat 0,000, dimana nilai ρ value < α (0,05).
stress juga bisa menjadi salah satu
faktor yang dapat menyebabkan SARAN
seorang wanita mengalami Diharapkan bagi responden atau
premenstruasi syndrome. Banyak mahasiswi di asarma Putri STIKES
faktor lain yang dapat memperberat Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang
kejadian premenstruasi syndrome untuk dapat memanajemen stres
diantaranya adalah usia, diet, riwayat dengan cara meningkatkan perilaku
keluarga, wanita pernah melahirkan, sehat dengan membangun daya tahan
merokok, status perkawainan, dan tubuh dan menerima kondisi
kegiatan fisik. Dari hasil penelitian premenstruasi syndrome sebagai
diketahui bahwa tingkat stress juga bagian dari dirinya, untuk dapat
mempunyai pengaruh yang cukup melakukan kegiatan sehari – hari
besar, dan dengan didukung faktor – dengan sebaik mungkin.
faktor lain yang mempengaruhi. Hasil
penelitian diatas bila dihubungkan DAFTAR PUSTAKA
dengan teori atau konsep yang Andrews, Gilly. (2009). Buku Ajar
menyebutkan tingkat stress dapat Kesehatan Reproduksi Wanita.
mempengaruhi kejadian Jakarta: EGC. Anggota IKAPI.
premenstruasi syndrome pada (2007). Stress dan Stroke.
Yogyakarta: Kanisius.
mahasiswi di asrama Putri Stikes
Bahrul ‘Ulum Tambak Beras Andhyantoro, Iwan. (2012).
Jombang, maka teori tersebut sudah Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
dapat dibuktikan oleh peneliti. Salemba Medika.
Dengan kesimpulan adanya
hubungan yang signifikan antara A, Hisyam A. (2010). Buku Pintar
tingkat stress dengan kejadian Wanita. Solo: Pustaka Iltizam.
Diakses pada tanggal 28
premenstruasi syndrome pada November 2015 Jam 12.40.
mahasiswi. Bahwa dapat dijelaskan
semakin tingginya tingkat stress Dianawati, Devi. (2013).
Pendidikan Seks Untuk Remaja.
mahasiswi maka dapat memperberat
Jakarta, Kawan
terjadinya Premenstrual syndrome,
semakin tinggi tingkat stress Eddy, Suparman. (2011).
semakin memperberat terjadinya Premenstruasi syndrome. Jakarta:
EGC.Pustaka.
Premenstruasi syndrome.
Elvira, Sylvia. D. (2010) .SindromPra-
KESIMPULAN Menstruasi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. Flora, dkk. (2000).
Ada hubungan antara tingkat Kesehatan Keluarga. Jakarta:
stress dengan kejadian Havas Medi Media.
premenstruasi syndrome pada Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Riset
Mahasiswi di asrama Putri STIKES Keperawatan dan Teknik
Bahrul ‘Ulum Tambakberas Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Well being, Vol. 3 No. 1, 2018 19

Salemba Medika. Pada Remaja Putri, Teknologi Dan


Iwan, Andhyantoro, dkk. (2012). Kejuruan, Vol. 32, No. 2.
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: (http://journal.um.ac.id/index.php/te
Salemba Medika knologi.kejuruan/article/viewFile/31
01/461. Diakses pada 24
Laila. Novitha. N. (2013). Buku Pintar November 2015 14.00.
Menstruasi. Yogyakarta: Buku
Biru. Rosa Pratita Dwi Pratiwi Putri. (2013).
Lawrence, M.D. Allen. (2012). Hubungan Antara Derajat Sindrom
Premenstruasi syndrome PMS Pramenstruasi Dan Aktivitas Fisik
Self Evaluation Questioner Dengan Perilaku Makan Pada
Remaja Putri.
(PEQ). 2012 Diakses pada tanggal (http://eprints.umdip.ac.id/41848/1/
28 November 2015 Jam 12.35. 567_Rosa_Pratita_Dwi_Pratiwi_Pu
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar tri_ G2C009050.pdf Diakses pada
Fundamental Keperawatan. 01 Desember 2015 16.00.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen
Stress. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saryono & Sejati (2009). Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. Sugiyono. (2012).
Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.

Notoatmodjo Soekidjo. (2005).


Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.(2003). Konsep dan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Medika
Salemba.

Mayyane. (2011). Hubungan Antara


Tingkat Stres Dengan Kejadian
Sindrom Pra Menstruasi Pada
Siswi Sma Negeri 1 Padang
Panjang Tahun 2011, Skripsi.
(http://repository.unand.ac.id/1745
5/1/HUBUNGAN_ANTARA_TINGK
AT_STRES_DENG AN.pdf
Diakses pada 22 November 2015
Pukul 15.10.

Mazarina Devi. (2009). Hubungan


Kebiasaan Makan Dengan
Kejadian Sindrom Pramenstruasi

Anda mungkin juga menyukai