Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MENOPAUSE
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Maternitas
Dosen Pengampu
Ibu Pipih Nafisah S.Kep,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh:
Puspita Sari Novianti
(4003200017)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2022

MENOPAUSE
1. Definisi
Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang
ditandai dengan ovarium berhenti menghasilkan sel telur, menstruasi berkurang
hingga berhenti serta berkurangnya hormon estrogen dan progesterone.
Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti, usia rata-rata menopause
adalah 51.4, tetapi 10% wanita berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun, rata-rata
umur menopause di Indonesia adalah 50-52 tahun.Wanita menopause juga
memiliki risiko tinggi mengalami osteoporosis.
Sebelum terjadi fase menopause terlebih dahulu terjadi fase premenopause
dimana fase menopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak
adanya pembuahan (anovulatior). Secara medis istilah premenopause adalah suatu
kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses penuaaan (aging),
yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium yang
sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Pada masa premenopause
wanita mengalami perubahan endokrin, somatik, dan psikis, yang terjadi pada
akhir masa subur atau reproduktif. Pada masa ini wanita menyesuaikan diri
dengan menurunnya produksi hormon yang dihasilkan indung telur/ovarium.
2. Patofisiologi
Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon
di ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak
teratur hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon
estrogen. Lambat laun haid pun berhenti, disebut proses menopause (Yazdkhasti
et al, 2015). Pandangan konvensional mengenai apa yang terjadi pada masa pra
menopause adalah bahwa kadar estrogen turun drastis. Ini merupakan
penyederhanaan yang terlalu berlebihan dan terlalu sering mengakibatkan
timbulnya gejala-gejala yang tidak terlalu nyaman menjadi semakin parah.Dalam
menopause alamiah, perubahan hormonal pertama yang terjadi adalah turunnya
kadar progesteron secara gradual, sementara kadar estrogen tetap berada dalam
kisaran normal atau bahkan meningkat. Karena progesteron dan estrogen saling
mengimbangi satu sama lain selama siklus menstruasi, jika yang satu turun maka
yang lain naik, penurunan drastis pada kadar progesteron memungkinkan kadar
estrogen naik tanpa terhalang yaitu tanpa penyeimbang yang biasanya ada.
Akibatnya adalah terjadi ekses estrogen, suatu kondisi yang sering dinamakan
dominasi estrogen yang justru merupakan kebalikan dari pandangan konvensional
(Northrup, 2015).
3. Klasifikasi
Menopause dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
a. Menopause dini atau yang dikenal menopause prematur yaitu adalah masa
menopause yang datang lebih awal atau sebelum waktunya yaitu batasan
terendah usia menopause adalah 40 tahun. Hal ini terjadi karena gangguan
tubuh tertentu sehingga seorang wanita harus mengalami menopause dini.
Selain itu adapun faktor- faktor yang menyebabkan menopause dini yaitu
herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun, serta penyakit
yang mengganggu kedua ovarium. Menopause prematur tidak memerlukan
terapi, kecuali penerangan kepada wanita yang bersangkutan (Saimin dkk,
2016)
b. Menopause normal merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang
wanita berhenti sama sekali. Pada usia 45-50 tahun, perempuan memasuki
masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen
yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang
seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan
kualitas hidupnya.
c. Menopause terlambat yaitu apabila seseorang wanita masih mendapat haid di
atas umur 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan
lebih lanjut. Sebab dapat dihubungkan dengan menopause terlambat adalah:
konstitusional, fibrioma uteri, tumor ovarium yang menghasilkan estrogen,
wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis
mengemukakan menopausenya terlambat (Proverawati dan Sulistywati,
2017).
4. Tanda dan Gejala
a. Menopause
Pada wanita yang akan memasuki masa menopause umumnya akan
mengalami gejala atau tanda-tanda seperti Hot flashes, suasana hati yang
tertekan, timbul kecemasan, penurunan kesejahteraan, terjadi gangguan tidur,
perubahan psikis dan perubahan fisik.

b. Premenopause
Tanda-tanda terjadinya Premenopause adalah:
1) Menstruasi menjadi tidak teratur
2) Kotoran haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat sedikit
3) Muncul gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada
pembuluh- pembuluh darah
4) Merasa pusing disertai sakit kepala
5) Berkeringat tiada hentinya
6) Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.

Gejala dan tanda psikologis dari sindrom premenopause adalah daya


ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress dan depresi.
5. Penyebab
Kejadian menopause terhadap wanita merupakan hal alamiah yang terjadi
pada wanita seiring dengan bertambahnya usia, faktor yang menjadi penyebab
menopause disebabkan karena terdapat perubahan produksi hormon estrogen dan
progesteron, usia menarche, paritas, dan kontrasepsi.
Faktor yang berpengaruh pada usia menopause :
a. Faktor sosial demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan,
status pekerjaan) (Baziad, 2015).
b. Faktor reproduksi yang berpengaruh yaitu paritas, usia menarche, usia
pertama melahirkan, riwayat penggunaan kontrasepsi oral (Yazdkhasti et al,
2015). Salah satunya adalah paritas. Paritas merupakan keadaan seorang
wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup.Dalam sebuah
penelitian kohort, pengaruh paritas terhadap usia menopause dikaitkan dgn
aktivitas progesteron dan pengaruhnya terhadap reseptor Anti-Mullerian
Hormone (AMH).
c. Faktor gaya hidup yang berpengaruh yaitu status merokok, aktivitas fisik
(Proverawati dan Sulistywati, 2017). Semakin cepat usia menarche maka
semakin lambat usia menopause, demikian pula sebaliknya makin lambat
usia menarche makin cepat menopause (Saifuddin, 2014)

6. Akibat
Studi tentang menopause sangat penting, terutama terkait akibat yang akan
terjadi pasca menopause seperti penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis, Risiko
penyakit jantung koroner pada wanita menopause sebesar 50% dan 31%
diantaranya akan mengakibatkan kematian.Wanita menopause juga memiliki
risiko tinggi mengalami osteoporosis, Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas dan
Penyakit hati.
Berdasarkan penelitian Darmawan pada tahun 2002, insidensi osteoporosis
pada wanita meningkat dari 15% pada usia 60-64 tahun, menjadi 70% pada usia
lebih dari 80 tahun. Pada wanita usia ≥ 50 tahun terdapat 30% yang mengalami
osteoporosis, 37-54% osteopenia dan 54% berisiko terhadap fraktur osteoporotik.
Seiring dengan fungsi organ tubuh yang menurun seorang wanita akan
mengalami kecemasan yang akan mempengaruhi hubungan dengan suami
maupun lingkungan sosial yang mengakibatkan kepercayaan diri seorang wanita
berkurang, merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua,
lebih sensitif dan emosional (marah, cemas, depresi), takut tidak dapat melayani
suami dengan baik. Lebih kurang 70% wanita menopause mengalami keluhan
vasomotorik, depresi, dan keluhan psikis dan somatik lainnya dan 90% wanita
menopause mengeluh mudah tersinggung, berasa takut, gelisah, dan mudah marah.
7. Cara Mengatasi
Penanganan persoalan-persoalan psikologis yang muncul mengiringi fase
menopause menjadi sangat efektif jika ditangani dengan pendekatan-pendekatan
psikologis. Berbagai macam dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang
lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri,
dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.
Adanya dukungan sosial merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan
individu. Cobb, dkk dalam Safarino (1998) mengartikan dukungan sosial sebagai
bantuan, perhatian, atau kenyamanan yang dirasakan sesorang yang diterimanya
dari orang lain.Dukungan sosial dapat mengurangi rasa kecemasan yang dialami
oleh perempuan menopouse karena salah satu cara untuk mengatasi kecemasan
adalah berbagi dan membicarakan rasa tersebut kepada orang lain.
Menurut Kasdu seseorang yang menjalani masa menopouse juga
membutuhkan informasi yang benar tentang menopouse karena dengan
pengetahuan dan informasi yang benar akan membantu mereka dalam memahami
dan mempersiapkan dirinya untuk menjalani menopouse dengan baik. Adanya
pemahaman bagaimana menopouse dapat mempengaruhi dirinya, dapat
membantu sesorang dalam mengatasi perubahan-perubahan yang mungkin akan
terjadi. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki oleh sesorang juga dapat
mempengaruhi sikapnya terhadap menopouse.
Penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya bagi perempuan
yang menjalani menopouse. Suami peduli dan perhatian serta dapat diajak berbagi
akan membantu sesorang dalam menjalankan masa menopousenya. Perhatian
yang diperoleh akan membuatnya merasa berharga dan dicintai oleh pasangannya.
Hurlock juga menyatakan bahwa pada masa ini, terdapat perubahan hubungan
dari hubungan yangberpusat pada keluarga (family centered relationship) menjadi
hubungan yang berpusat pada pasangan (pair centered relationship), dimana hal
ini menunjukkan bahwa peran pasangan amat penting artinya dalam kehidupan.
Selain dukungan dari suami, anak-anak nya tetapi masyarakat juga sangat
berperan untuk memberikan dukungan secara psikologis dalam menghadapi
perubahan-perubahan fisik dan perubahan psikis yang menyertai fase menopause
pada perempuan.

Daftar Pustaka
Kartini. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause.
Jurnal Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Vol.12, No.1, 86-98.

Asifah,Milatul. Daryanti,Menik Sri. (2021). Pengetahuan Wanita Dalam


Menghadapai Menopause di Pedukuhan Gowok Kabupaten Sleman. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, STIKES Cendekia Utama Kudus. Vol. 8, No. 2, 108-191.

Gorga, Hadya. Lasmini, Putri Sri. Amir, Arni. (2016). Hubungan Jumlah Paritas
dengan Usia Menopause. Jurnal Kesehatan Andalas, Pendidikan Dokter FK UNAND
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang). Vol. 5(2)

Nasution, Zulkarnain. (2019). Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Pre
Menopause di Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan. Jurnal
Dharma Agung. Vol. XXVII, No. 3, 1221-1233.

Maita., Nurlisi., Pitriani. (2013). Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa


Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. Jurnal Kesehatan Komunitas,
Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Vol. 2, No. 3. 128-131.

Gloria, Kartini. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia


Menopause. Jurnal Poltekkes, Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari. Volume
12, Nomor 1.

Kargenti, Anggia. Marettih, Evanurul. (2012). Kualitas Hidup Perempuan


Menopause. Jurnal Perempuan, Agama dan Jender. Vol. 11, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai