Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Premenopause

Periode klimakterium (Premenopause) merupakan masa peralihan

antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga

dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid

yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif

banyak. Premenopause merupakan bagian dari masa klimakterium yang

terjadi sebelum menopause (Pranoto, 2007).

Perubahan premenopause dan proses penuaan itu diantaranya seperti

perubahan pola perdarahan, hot flash, gangguan tidur, perubahan atropik,

perubahan psikologi, perubahan berat badan, perubahan kulit, seksualitas dan

perubahan fungsi tiroid (Varney, 2006).

1. Perubahan Psikologi Pada Masa Menopause

Selama beberapa decade, menopause telah dikaitkan dengan

masalah psikologis. Informasi pada aspek psikologis menopause

menyorot tentang masalah morbiditas, patologi dan terapi medis. Wanita

yang mencari bantuan medis untuk gejala menopause sangat berbeda

dengan wanita yang usia dan status menopause sama yang tidak mencari

bantuan, tetapi lebih cenderung melaporkan distress. Mempunyai efek

negatif terhadap kesehatan mental (Varney, 2006). Beberapa wanita

menemukan perubahan membuat menopause menjadi masa-masa yang

sulit.

14
Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
15

Ketidakteraturan haid mungkin secara bawah sadar meningkatkan

kecemasannya bahwa daya tarik seksual dan fisiknya berkurang. Dia

menjadi tua dan ditolak, dia mencapai akhir dari kehidupan. Psikiatris

menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui 3 tahap

sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya.

Perasaan cemas paling menonjol. Biasanya periode ini cukup

singkat. Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlansung berbulan-

bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainnya

muncul. Ketiga, merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapannya

itu tidak benar kelak, wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang.

Semua kesedihan dari bulan-bulan sebelumnya, tinggal sebagai mimpi

buruk (Llewellyn, 2009).

Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk

peningkatan depresi. Peranan dalam kehidupan sosial sangat penting bagi

lansia, terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan

dengan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan pensiun atau

hilangnya jabatan dan pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi

kebanggaan lansia dalam pendekatan holistik, sebenanya tidak dapat

dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial, budaya, dan

spritual dalam kehidupan lansia (Mubarak, 2012).

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause ketika

menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup,

kesepian, tidak sabar, tegang, cemas, dan depresi. Ada juga lansia yang

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
16

kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual.

Menurut (Mubarak, 2012), beberapa keluhan psikologis yang merupakan

tanda gejala dari menopause adalah sebagai berikut :

a. Daya ingatan menurun.

Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat

mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause

terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-

hal sederhana.

b. Timbul kecemasan.

Banyak wanita yang mengeluh bahwa setelah menopause, mereka

menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan

dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang

sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan dalam menghadapi situasi

yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya jika dulu

biasa pergi sendirian pergi sendirian ke luar kota, sekarang merasa

cemas dan khawatir. Hal itu sering diperkuat oleh larangan oleh

anak-anaknya. Kecemasan pada wanita lansia yang telah menopause

umumnya bersifat relatif, artinya ada orang cemas dan khawatir.

c. Mudah tersinggung.

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan dengan kecemasan.

Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang

sebelumya dianggap tidak menganggu. Perasaannya menjadi sangat

sensitif terhadap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat

sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya,

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
17

terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan

menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

d. Mengalami stres.

Ketegangan perasaan atau selalu beredar dalam lingkungan

pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan

menyelusup ke dalam tidur. Jika tidak ditanggulangi stress dapat

menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan

kekebalan terhadap penyakit. Tingkat psikologis, respon orang

terhadap sumber stress tidak bias diramalkan. Perbedaan suasana

hati dan emosi dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari reaksi

marah sampai akhirnya ke hal-hal yang lebih sulit untuk

dikendalikan.

e. Depresi.

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih karena

kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan

kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan

kesempatan untuk memiliki anak, atau sedih karena kehilangan daya

tarik.

2. Gejala-Gejala Menopause (Mubarak, 2012)

Gejala menopause menurut Mubarak dipengaruhi oleh 4 faktor

diantaranya :

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
18

a. Faktor Psikis

Perubahan-perubahan psikologik maupun fisik ini berhubungan

dengan kadar estrogen. Gejala yang menonjol adalah berkurangnya

tenaga dan gairah berkurangnya konsentrasi dan kemampuan

akademik, serta timbulnya perubahan emosi seperti mudah

tersinggung, susah tidur, rasa kesepian, ketakutan keganasan, tidak

sabar dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda bergantung

pada kemampuan seorang wanita untuk menyesuaikan diri.

b. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan

pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan

mengurangi beban fisiologis dan psikologik.

c. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah terbukti sangat

mempengaruhi wanita dalam penyesuaian diri dengan fase

klimakterium.

d. Fakor lain

Wanita yang belum menikah dan wanita karier, baik yang sudah

atau belum berumah tangga, riwayat menarche yang terlambat

berpengaruh terhadap keluhan-keluhan klimakterium yang ringan.

Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda

dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena

perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh

perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
19

berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan

progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya

mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami

berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat (Proverawati,

2009). Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan

tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan

hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini

terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat.

Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan

ovarium (Proverawati, 2009).

3. Beberapa keluhan fisik yang di alami wanita premenopause (Aqila,

2010) :

a. Ketidakteraturan siklus haid

Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.

Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause.

Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang

kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala

peralihan.

b. Kekeringan vagina

Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada

lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis.

Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu,

juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah

rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada

vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
20

vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat

kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali

mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen

yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan

kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit

pada saat kencing (Aqila, 2010).

4. Adapun persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan untuk

mempersiapkan masa menopause antara lain sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah

dan sayuran

b. Berolahraga teratur

c. Makanan yang baik dan bergizi

d. Melakukan hobi

e. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda dan alcohol

f. Menghindari rokok

g. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi

orang lain

h. Berfikirlah bahwa menopause itu adalah sesuatu yang wajar

i. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan dan social

j. Bersilaturrahmi denagn teman bersama untuk bertukar fikiran

k. Mengkomunikasikan masalah dengan pasangan

l. Tingkatkan ibadah

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
21

B. Definisi Kecemasan

Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

kemudian menjadi anxiety yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata

yang digunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan

keterangsangan (Jatman, 2000).

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai

dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian

utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal (Hawari,

2006). Kecemasan berkaitan erat dengan perasaan tidak berdaya. Keadaan

emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik, kondisi dialami secara

subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Hamid,

1998).

Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan individu dalam

memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada

beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Hal yang dapat menimbulkan

kecemasan biasanya bersumber dari ancaman integritas biologi meliputi

gangguan terhadap kebutuhan dasar makan, minum, kehangatan, sex, dan

ancaman terhadap keselamatan diri seperti tidak menemukan integritas diri,

tidak menemukan status prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang

lain dan ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata (Suliswati,

2005).

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
22

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

a. Faktor predisposisi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan

(Stuart, 2007). Faktor faktor tersebut antara lain :

1) Teori psikoanalitik

Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kecemasan timbul

karena konflik antara elemen kepribadian yaitu id (insting) dan

super ego (nurani). Id mewakili dorongan insting dan impuls

primitif seseorang sedang superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan norma budayanya. Ego berfungsi

menengahi tuntutan dari dua elememen yang bertentangan dan

fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori interpersonal

Menurut teori ini kecemasan timbul dari perasan takut terhadap

tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

Kecemasan juga berhubungan dengan perpisahan dan

kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.

3) Teori behavior

Kecemasan merupakan produk frustrasi yaitu segala sesuatu

yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
23

4) Teori perspektif keluarga

Kecemasan dapat timbul karena pola interaksi yang tidak adaptif

dalam keluarga.

5) Teori perspektif biologi

Fungsi biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

khusus Benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu

mengatur kecemasan. Penghambat asam amino butirik-gamma

neuro regulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama

dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan

sebagaimana endomorfin. Selain itu telah dibuktikan bahwa

kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai

predisposisi terhadap kecemasan. Kecemasan dapat disertai

gangguan fisik dan menurunkan kapasitas seseorang untuk

mengatasi stressor.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi adalah faktor-faktor yang dapat menjadi pencetus

terjadinya kecemasan (Stuart, 2007). Faktor pencetus tersebut

adalah:

1) Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi

ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk

melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dari

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
24

seseorang. Pada pasien yang akan menjalani operasi faktor

pencetus kecemasannya adalah faktor yang dialami individu

baik bersifat internal maupun eksternal. Faktor internalnya

adalah adanya ketakutan akan pembiusan,kecacatan, kematian,

takut akan rasa nyeri, takut kehilangan pekerjaan, menjadi

tanggungan keluarga. Sedangkan faktor eksternalnya adalah

lingkungan yang baru,peralatan operasi atau pembiusan yang

asing serta petugas kesehatannya.

2. Tingkat kecemasan

Stuart (2007) membagi tingkat kecemasan menjadi empat tingkat antara

lain:

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan seharihari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi

waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini

dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta

kreativitas. Respon fisiologis ditandai dengan sesekali nafas pendek,

nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka

berkerut, bibir bergetar. Respon kognitif merupakan lapang persepsi

luas, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada

masalah, menyelesaikan masalah secara efektif. Respon perilaku dan

emosi seperti tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan,

suara kadang-kadang meningkat.

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
25

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain

sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat

melakukan sesuatu yang terarah. Respon fisiologis: sering nafas

pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, diare,

gelisah. Respon kognitif: lapang persepsi menyempit, rangsangan

luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi

perhatiannya. Respon perilaku dan emosi: meremas tangan, bicara

banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.

c. Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lapang persepsi seseorang terhadap sesuatu

yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang

lain. Semua perilaku ditujukan untuk menghentikan ketegangan

individu dengan kecemasan berat memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pikiran pada suatu area lain. Respon

fisiologi : nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,

berkeringat, ketegangan dan sakit kepala. Respon kognitif : lapang

persepsi amat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah. Respon

perilaku dan emosi : perasaan ancaman meningkat.

d. Panik

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang.

Hilangnya kontrol, menyebabkan individu tidak mampu melakukan

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
26

apapun meskipun dengan perintah. Respon fisologis : nafas pendek,

rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik

rendah. Respon kognitif : lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat

berpikir logis. Respon perilaku dan emosi: mengamuk dan marah,

ketakutan, kehilangan kendali.

3. Respon Kecemasan

Kecemasan dapat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang, respon

kecemasan menurut Suliswati (2005) antara lain:

a. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

Secara fisiologis respon tubuh terhadap kecemasan adalah

dengan mengaktifkan sistem saraf otonom (simpatis maupun

parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses tubuh,

sedangkan sistem saraf parasimpatis akan meminimalkan respon

tubuh. Reaksi tubuh terhadap kecemasan adalah “fight” atau “flight”.

Flight merupakan reaksi isotonik tubuh untuk melarikan diri, dimana

terjadi peningkatan sekresi adrenalin ke dalam sirkulasi darah yang

akan menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah

sistolik, sedangkan fight merupakan reaksi agresif untuk menyerang

yang akan menyebabkan sekresi noradrenalin, rennin angiotensin

sehingga tekanan darah meningkat baik sistolik maupun diastolik.

Bila korteks otak menerima rangsang akan dikirim melalui saraf

simpatis ke kelenjar adrenal yang akan melepaskan adrenalin atau

epinefrin sehingga efeknya Antisipasi Ringan, Sedang, Berat, Panik

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
27

Respon adaptif, Respon Mal adaptif antara lain napas menjadi lebih

dalam, nadi meningkat. Darah akan tercurah terutama ke jantung,

susunan saraf pusat dan otot. Dengan peningkatan glikogenolisis

maka gula darah akan meningkat.

b. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

Kecemasan dapat mempengaruhi aspek interpersonal maupun

personal. Kecemasan tinggi akan mempengaruhi koordinasi dan

gerak refleks. Kesulitan mendengarkan akan mengganggu hubungan

dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu menarik diri

dan menurunkan keterlibatan dengan orang lain.

c. Respon Kognitif

Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik

proses pikir maupun isi pikir, diantaranya adalah tidak mampu

memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunnya

lapang persepsi, dan bingung.

d. Respon Afektif

Secara afektif klien akan mengekspresikan dalam bentuk

kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap

kecemasan.

4. Penatalaksanaan kecemasan

a Penatalaksanaan Farmakologi

Pengobatan untuk anti kecemasan terutama benzodiazepine,

obat ini digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
28

jangka panjang karena pengobatan ini menyebabkan toleransi dan

ketergantungan. Obat anti kecemasan nonbenzodiazepine, seperti

buspiron (Buspar) dan berbagai antidepresan juga digunakan (Isaacs,

2005).

b Penatalaksanaan non farmakologi

1) Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan

kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain

sehingga pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami.

Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan

endorfin yang bisa menghambat stimulus cemas yang

mengakibatkan lebih sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan

ke otak (Potter & Perry, 2005). Salah satu distraksi yang efektif

adalah dengan memberikan dukungan spiritual (membacakan

doa sesuai agama dan keyakinannya), sehingga dapat

menurunkan hormon-hormon stressor, mengaktifkan hormon

endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem

kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta

memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan

aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam

atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan,

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
29

kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme

yang lebih baik.

2) Relaksasi

Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi,

meditasi, relaksasi imajinasi dan visualisasi serta relaksasi

progresif (Isaacs, 2005).

5. Penilaian Terhadap Kecemasan

Parameter penilaian tingkat kecemasan menggunakan Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS). Hamilton Anxiety Rating Scale

mempunyai lima parameter penilaian tingkat kecemasan, adapun

parameter tersebut yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, cemas

berat dan cemas sangat berat atau panik. Adapun penilaian tingkat

kecemasannya adalah: tidak ada kecemasan skor kurang dari 14,

kecemasan ringan skor antara 14- 20, kecemasan sedang skor antara 21-

27, kecemasan berat skor 28-41 dan kecemasan berat sekali skor 42-56

(Hidayat, 2003).

C. Terapi afirmasi positif

Afirmasi (Inggris: Affirmation) atau dalam bahasa Indonesia diartikan

dengan penegasan. Afirmasi mirip seperti doa, harapan atau cita-cita. Cita-

cita atau sasaran membantu pembentukan gambaran di dalam daya pikir

Anda. Mengucapkan afirmasi adalah membuat sesuatu dengan tegas dan

kokoh.

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
30

Afirmasi atau penegasan adalah pernyataan penerimaan yang digunakan

diri sendiri dengan kebebasan yang berlimpah, kemakmuran dan kedamaian.

Afirmasi bisa juga merupakan kalimat-kalimat positif atau sekelompok

kalimat yang dirangkai menjadi satu. Afirmasi yang digunakan dengan benar

adalah alat psikologis yang sangat kuat untuk bertumbuh (Abdurrahman,

2012). Afirmasi adalah kombinasi teknik verbal dan visual keadaan disukai

pikiran seseorang. Afirmasi yang kuat dapat menjadi sangat kuat, dan dapat

digunakan oleh hampir semua orang untuk mencapai tujuan mereka dan

memenuhi keinginan mereka (Chapman, 2010).

1. Manfaat

Pikiran dan afirmasi yang positif akan meningkatkan energi dan

membawa hal-hal yang positif dalam kehidupan. Sedangkan pikiran-

pikiran dan afirmasi negatif cenderung melelahkan dan berpotensi

menimbulkan kegagalan. Selain itu juga membuat seseorang lebih cepat

tua dan tidak menarik (Ola, 2008). Herbert dalam Elfiky (2009)

mengatakan bahwa jiwa dan tubuh saling melengkapi. Pikiran jiwa

berpengaruh pada seluruh anggota tubuh bagian luar dan bagian dalam

seperti detak jantung, suhu panas, proses bernafas dan lain sebagainya.

Pikiran negatif bisa membuat detak jantung semakin cepat, tekanan

darah meninggi, nafas cepat dan suhu tubuh berubah. Harris & Epton

(2009) menyebutkan bahwa afirmasi positif yang efektif dapat merubah

pikiran negatif seseorang. Manipulasi afirmasi memiliki potensi untuk

meningkatkan motivasi masyarakat untuk terlibat dalam perilaku

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
31

sosial/kesehatan dan mematuhinya menurut Armitage & Rowe, (2011)

dalam Sambodo, (2013).

2. Teknik afirmasi

Nuryadi (2013) menyebutkan tentang teknik dan latihan afirmasi adalah:

a. Berfokus pada apa yang diinginkan

b. Gunakan waktu sekarang

c. Gunakan kata/kalimat positif

Hal ini penting untuk menghindari pikiran negatif. Ini adalah penggunaan

kata-kata yang lebih positif yang memperkuat hasil akhir pilihan anda,

dan tidak membawa dari setiap skenario yang tidak diinginkan yang

mungkin membingungkan alam bawah sadar gunakan kalimat yang

spesifik.

3. Tahap afirmasi positif

a. Tahap pre interaksi

1) Persiapan alat

a) Alat tulis

b) Lembar kuesioner

c) Kertas kecil

2) Ppt

b. Tahap interaksi

1) Kontrak waktu

c. Tahap kerja

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan diri

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
32

3) Menjelaskan tujuan dan langka-langkah tindakan

4) Menanyakan kesiapan responden

5) Melakukan pengukuran kecemasan sebelum diberikan terapi

afiemasi positif menggunakan kuesioner skala kecemasan

HARS (Hamilton rating scale for anxiety)

6) Memberikan therapi afirmasi positif

a) Sebelum latihan, rileks dan jernihkan pikiran.

b) Berfokus pada apa yang diinginkan

c) Gunakan kata-kata positif

d) Dituliskan pada sebuah catatan yang mudah dibaca.

7) Melakukan pengukuran kecemasan sesudah diberikan therapi

afiemasi positif menggunaka kuesioner skala kecemasan HARS

(Hamilton rating scale for anxiety)

d. Tahap terminasi

1) Menutup sesi dengan salam

2) Memberi saran kepada responden untuk mengulangi afirmasi

yang telah dibuat

4. Latihan afirmasi:

a. Sebelum latihan, rileks dan jernihkan pikiran.

b. Buat afirmasi sesuai yang di inginkan. Untuk memperkuatnya bisa

dituliskan pada sebuah catatan yang mudah dibaca.

c. Lakukan hal tersebut sebelum tidur setiap hari.

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
33

D. Pengaruh terapi afirmasi positif terhadap tingkat kecemasan ibu

premenopause

Premenopuse adalah fase dimana seorang wanita mulai menghadapi

masa-masa berakhirnya menstruasi yang menandakan wanita muali menua.

Biasanya ditandai dengan siklus mentruasi yang tidak teratur selama 12

bulan. Dan perubahan tubuh yang dirasakan, seperti muali keriputnya kulit,

tubuh terasa panas, bagian vagina muali terasa kering, tubuh lemah, lesu. Hal-

hal tersebut yang membuat wanita pasti merasakan cemas, kawatir dengan

perubahan-perubahan yang dialami. Terutama sistem seksualitas yang mulai

menurun, menjadi faktor utama kecemasan pada ibu, karena khawatir akan

hubungan harmonis dengan suaminya.

Kecemasan merupakan rasa yang diakibatkan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan suatu hal pada diri. Cemas yang dirasakna ibu premenopause

karena merasa tidak akan bisa membahagiakan suami dan keluarganya karena

penurunan fungsi tubuh akibat penuaan. Kecemasan tersebut dapat

mengganggu psikologis ibu, dan berakibat pada kehidupan selanjutnya,

seperti semangat untuk mengurus keluarga menurun, produktifitas diri

menurun, kepercayaan diri menurun. Apabila kecemasan tidak diatasi dengan

baik, akan timbul masalah baru dalam kehidupan. Maka kecemasan yang

dialami oleh ibu salah satunya terapi afirmasi positif.

Dimana afirmasi positif itu sendiri berarti penegasan hal-hal positif

untuk diri sendiri. Afirmasi bisa dilakukan sendiri, dengan cara merilekskan

diri kita, mengatur posisi senyaman mungkin dan berfikir hal-hal positif

tentang diri kita, seperti kelebihan-kelebihan yang kita miliki dan cita-cita

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
34

atau harapan yang diinginkan. Kemudian tuliskan semua hal itu pada secarik

kertas dan baca setiap hari terutama saat akan tidur pada malam hari dan

membaca doa setelah itu. Lakukan setiap hari maka hal-hal posistif akan

tertanam pada diri kita.

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
35

E. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi :


1. Usia haid pertama kali
2. Jumlah anak Farmakologi Non farmakologi
3. Faktor psikis Afirmasi atau penegasan adalah
4. Wanita dengan pernyataan penerimaan yang
histrektomi Dampak pre menopause : digunakan diri sendiri dengan
5. Pemakaian kontrasepsi a. Fisik : kebebasan yang berlimpah.
6. Merokok 1. Biasanya rambut
rontok, Tahapan afirmasi:
7. Ekonomi dan social
2. Sering berkeringat, 1. Sebelum latihan, rileks dan
(Baziad.A,2003) jernihkan pikiran.
3. Dada terasa panas,
2. Buat afirmasi untuk
4. Vagina terasa
memperkuatnya bisa dituliskan
kering pada sebuah catatan yang mudah
Premenopause 5. Kulit mulai ada flek Kecemasan dibaca.
hitam dan kriput 3. Lakukan hal tersebut sebelum
6. Badan pegal tidur setiap hari.
b. psikologis :
1. Gairah seks turun Cara membuat afirmasi :
1. Berfokus pada apa yang
2. Mudah tersinggung
diinginkan
3. Susah tidur malam 2. Gunakan waktu sekarang
4. Percaya diri menur Kecemasan menurun 3. Gunakan kata/kalimat positif

(Istiana dalam maria 2000 (Abdurrahman 2012, chapman, 2010,


dkk)

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Modifikasi dari (Istiana dalam Maria 2000; Abdurrahman 2012; Chapman 2010, dkk; Baziad 2003)

35
Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
36

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang satu dengan

konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah

diuraikan pada tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Keterangan konsep

merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi

landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi

masalahnya.

Pada penelitian ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

Tingkat kecemasan ibu Tingkat kecemasan ibu


Intervensi
premenopause sebelum premenopause sesudah
Terapi afirmasi
diberi terapi afirmasi positif diberi terapi afirmasi
positif positif

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh terapi afirmasi positif terhadap tingkat

kecemasan ibu premenopause di desa Pingit kecamatan Rakit

kabupaten Banjarnegara 2017

Ha : Ada pengaruh terapi afirmasi positif terhadap tingkat kecemasan ibu

premenopause di desa Pingit kecamatan Rakit kabupaten

Banjarnegara 2017

Pengaruh Terapi Afirmasi..., Putri Anugrah Sulistianing Pambudi , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017

Anda mungkin juga menyukai