Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause dapat terjadi secara spontan rata-rata terjadi pada wanita usia
51 tahun atau dipicu melalui intervensi medis (operasi, kemoterapi, atau terapi
radiasi panggul). 90% mayoritas wanita mengalami menopause antara usia 45-
55 tahun, dengan hanya sekitar 5% mengalaminya antara usia 40 dan 45 dan
sekitar 5% setelah usia 55 tahun. (Nining, 2018)
Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang
umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun, banyak terjadi perubahan
fisik maupun psikis pada diri seorang perempuan. Hal tersebut dapat
mengakibatkan banyak keluhan, misalnya banyak keringat, jantung berdebat,
sakit kepala, mudah tersinggung, cepat merasa lelah dan kurang bersemangat,
pada periode inilah biasanya seorang wanita telah merasa dirinya menjadi tua
dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suaminya. (Aprilyana,
2018)
Menopause bukanlah merupakan kejadian yang tiba-tiba, tetapi merupakan
hasil kumulatif dari kejadiaan yang panjanng sebelumnya, dari mulai janin,
pubertas, kehamilan dan menopause. Pada saat bayi lahir cukkup bulan jumlah
folikel Primodial dalam kedua ovarium telah lengkap, sebanyak 750.000 dan
tidak bertambah lagi dalam kehidupan selanjutnya. Folikel tersebut semakin
berkurang sejalan proses reproduksi yang dialami oleh perempuan., ditandai
dengan proses berkurangnya sel telur dalam ovarium sampai menjelang
menopause. Sekitar usia 40 tahun akan terjadi anovulasi dalam siklus
menstruasinya, dan terjadi peningkatan Folicle Stimulating Hormone (FSH).
Perubahan perubahan yang terjadi pada perimenopause tidak hanya
diakibatkan karena faktor hormonal saja, tetapi disertai dengan perubahan-
perubahan yang terjadi akibat proses penuaan. (Nining,2018)
Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan
didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari

1
hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiringdengan bertambahnya
usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh
mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan inilah yang membuat
wanita khawatir tentang menopause karena beranggapan akan kehilangan daya
tarik serta khawatir orang-orang yang dicintainya akan meninggalkannya.
(Margareth, 2013).
Untuk itu, bidan berperan membantu mengatasi masalah-masalah yang
terjadi saat menopause agar wanita bisa melewati masa menopause dengan
nyaman. Bidan melakukan asuhan kebidanan dan melakukan
pendokumentasian menggunakan SOAP.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Masa Menopause?

1.3 Lama Praktik

Praktik Asuhan Kebidanan Remaja pada Ny. P Usia 58 Tahun Dengan Di

Puskesmas Panekan. Pada tanggal 19 April S.d 9 Mei 2021.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Menopause


2.1.1 Pengertian Menopause
Menopause adalah masa terhentinya siklus haid pada seorang
perempuan, biasanya ditandai atau diawali dengan masa pra- menopause,
yaitu sebuah masa dimana kemampuan tubuh untuk menghasilkan hormon
estrogen dan progesterone menjadi semakin berkurang mengiringi
berkurangnya kemungkinan untuk dapat hamil (Nugroho & Utama, 2014).
Menopause adalah proses biologis alami dan bukan penyakit medis.
Meskipun secara fisik dan emosional gejala menopause dapat mengganggu
tidur, menguras energi dan memicu perasaan sedih dan kehilangan.
Menopause lebih disebabkan oleh perubahan hormone (Manuaba, 2012)
2.1.2 Etiologi Menopause
Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsive terhadap
hormone yang mengendalikannya. Efek keadaan ini membuat wanita
kurang subur, mengurangi jumlah hormone ovarium yang dihasilkan, dan
mengubah jumlah relative dari estrogen dan progresterone yang
dihasilkan. Selain itu juga terjadi perubahan dalam perbandingan dari
bermacam- macam estrogen yang di hasilkan (Purwoastuti, 2008).
Menopause disebabkan oleh penuaan ovarium yang mengakibatkan
penurunan reproduksi estrogen, gonadotropin ovarium, dan progesteron
akibat dari pertambahan usia. Selain faktor usia, terjadinya menopause
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti keturunan, kesehatan
umum, pola hidup, status sosial-ekonomi, konsumsi alkohol, indeks massa
tubuh, etnis, keseimbangan, siklus menstruasi, dan penggunaan
kontrasepsis. Merokok juga berhubungan dengan muculanya menopause
lebih awal (Lubis, 2016).

3
2.1.3 Fase – Fase Menopause
Fase - Fase Menopause Menurut menurut (Saifuddin, 2011) meliputi :
1. Klimakterium
Klimakterium adalah suatu istilah umum yang menunjukkan suatu
masa dimana seorang perempuan lewat dari masa reproduksi ke
transisi menopauese, terjadi pada umur rata-rata 45 – 65 tahun,
ketika perempuan mencapai umur 40 tahun, anovulasi menjadi
lebih menonjol, panjang siklus haid meningkat, penurunan sekresi
inhibin oleh folikel-folikel ovarium dimulai sekitar umur 35 tahun
dan menjadi lebih cepat setelah umur 40 tahun. Penurunan inhibin
memungkinkan peningkatan FSH yang 6 7 mencerminkan
berkurangnya aktivitas dan kemampuan folikel karena ovarium
menua.
2. Menopause
Masa menopause yaitu masa berhentinya menstruasi, pada masa
menopause tidak ada volikel ovarium yan tersisa. Terjadi
peningkatan FSH 10 – 20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3
kali lipat dan kadar maksimal dicapai 1 – 3 tahun pasca
menopause, selanjutnya terjadi penurunan ovarium yang bertahap.
3. Pasca menopause
Pasca menopause dapat diidentifiksi bila perempuan telah
mengalami menopause 12 bulan. Segera setelah menopause tidak
ada volikel ovarium yang tersisa, tejadi peningkata hormon FSH
dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti pasti terjadinya
kegagalan ovarium. Produksi testosteron turun sekitar 25% pasca
menopause, produksi estrogen dan ovarium tidak berlanjut setelah
menopause. Namun kadar estrogen tetap ada karena konversi
ekstraglandular dari androstenedion dan testosteron menjadi
estrogen.

4
2.1.4 Tanda dan Gejala Menopause
Menurut Smart dalam Putri 2019, tanda dan Gejaia menopause
dibedakan menjadi dua yaitu, secara fisiologis dan secara psikologis.
1. Secara fisiologis
Gejala secara fisiologis akan dapat di amati berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada organ organ reproduksi,
anggota tubuh lainnya, susunan ekstragenital, dan adanya gejala
klinis.
2. Secara Psikologis Menurut Smart (2010), selain tanda- tanda fisik,
menopause juga mempunyai berbagai macam gejala psikologis
sebagai berikut:
a. Ingatan menurun
Sebelum menopause seorang wanita akan mengingat dengan
mudah, tetapi setelah mengalami menopause kecepatan
mengingatnya menurun, sehingga sering lupa dalam hal- hal
sederhana.
b. Perubahan emosianal
Wanita menopause biasanya mengalami perubahan emosional,
gejala ini bervariasi pada setiap individu diantaranya keleiahan
mental, masafah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood
yang beriangsung cepat.
c. Depresi
Beberapa wanita yang mengalami menopause tidak sekedar
mengalami perubahan mood yang sangat drastis bahkan ada
yang mengalami depresi.
2.1.5 Ciri-ciri Menopause secara Fisik
Menjelang menopause atau ketika memasuki fase premenopause
wanita banyak mengalami tanda-gejala yang menimbulkan perubahan baik
perubahan fisik maupun psikologi yang akan dialami.

5
1. Ketidakteraturan siklus haid
Ketidakteraturan siklus haid merupakan tanda gejala utama dan
umum yaitu terjadi fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala menstruasi
muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat
banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal (Firyal,
2017). 
2. Rasa panas (hot flushes) 
Rasa panas terjadi sekitar 75% pada wanita premenopause.
Semburan panas ini bisa berlangsung selama beberapa detik sampai 1
jam dan merupakan gejala yang paling sering dijumpai. Sebagian besar
wanita merasakan sensasi tekanan pada kepala yang diikuti rasa panas
atau terbakar. Sensasi ini dimulai daerah kepala, leher, dan meluas ke
seluruh tubuh disertai dengan keringat banyak. Hot flushes nokturnal
sering membangunkan wanita dari tidurnya dan dapat menyebabkan
gangguan tidur berat atau insomnia. Munculnya keluhan ini dapat
diperberat dengan adanya strees, alkohol, konsumsi kopi, dan makanan
– minuman yang panas (Firyal, 2017). 
3. Sakit Kepala 
Sakit kepala terjadi sekitar 70% pada wanita premenopause dapat
dipengaruhi oleh gangguan tidur dan gangguan fisik lain yang
mengganggu pikiran sehingga menurunkan kenyamanan (Nugroho &
Utama, 2014).
4. Berat badan bertambah
Naiknya berat badan terjadi sekitar 60% pada wanita
premenopause Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasa
letih yang dialami pada masa menopause, diperburuk dengan 11
perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah
berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor
makanan dan kurang olahraga kenyamanan (Nugroho & Utama, 2014).

6
5. Gangguan tidur
Gangguan tidur terjadi sekitar 50 % pada wanita premenopause
dipengaruhi oleh perubahan fisik yang terjadi dan menjadi tanda gejala
pasti wanita premenopause. Insomnia (sulit tidur terjadi pada waktu
menopause, hal ini berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat
malam hari kenyamanan (Suparmi & Astutik, 2016).
6. Nyeri tulang dan otot
Keadaan ini terjadi sekitar 50% pada wanita premenopause.
Hilangnya masa tulang pada wanita dimulai pada usia 30 tahun dan
keadaan ini terjadi lebih cepat saat menopause. Kehilangan masa
tulang paling cepat terjadi dalam 3-4 tahun menopause dan terjadi
lebih cepat pada wanita menopause perokok serta memicu terjadinya
osteoporosis. Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi esterogen
berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa perubahan
pada komposisi kimianya (Suparmi & Astutik, 2016).
7. Jantung berdebar-debar
Keadaan ini terjadi sekitar 40% pada wanita premenopause yang
disebabkan oleh perubahan hormon dan diperberat dengan adanya
stress, alkohol dan konsumsi kopi yang berlebihan (Baziad, 2013).
8. Gangguan Libido
Keadaan ini terjadi sekitar 30% pada wanita premenopause,
menurunnya gairah seks ini adalah hal yang umum dan sering
disebabkan oleh kondisi sementara seperti kelelahan. Menurunnya
gairah seks pada wanita premenopause disebabkan oleh menurunnya
tingkat esterogen, faktor strees, dan depresi (Baziad, 2013).
9. Kekeringan vagina 
Keadaan ini terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan
liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Alat
kelamin mulai mengerut, keputihan, dan rasa sakit pada saat kencing
(Baziad, 2013).

7
2.1.6 Ciri-Ciri Menopause Secara Psikologi
Menurut nirmala kumalaningsih & Sri (2008) ciri-ciri psikolohi
menopause adalah:
1. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
Kurangnya alirah darah ke otak menyebabkan susah
berkonsentrasi, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti
khawatir, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang
diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
2. Sikap mudah tersinggung
Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya hormone esterogen
sehingga wanita akan lebih mudah marah dan tertekan.
3. Kecemasan yang berlebihan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekawatiran pada wanita menjelang menopause yang bersifat relatif,
artinya ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang,
setelah mendapat semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan
tetapi banyak juga wanita mengalami menopause namun tidak
mengalami perubahan yang tidak berarti dalam kehidupannya
4. Suasana hati 
Keadaan ini yang menunjukkan ketidak tenangan pikiran seperti
mudah marah dan tidak dapat mengontrol emosi.
5. Perilaku gelisah
Keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup, kewaspadaan
yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. Reaksi-reaksi biologi yang
tidak terkendali.
6. Stres
Ketegangan perasaanyang dapat terjadi dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga sehingga dapat
menyebabkan gangguan tidur.
7. Depresi

8
Wanita yang mengalami depresi sering mengalamikesedihan,
karena beranggapan kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi,merasa tua, kehilangan daya tarik, merasa tertekan
karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita, rasa kesepian, dan
harus menghadapi masa tuanya yang menyebabkan ketakutan yang
berlebihan (Baziad, 2013).
2.1.7 Perubahan Fisik Menopause
Perubahan Internal, Menurut Suparmi dan Astutik (2016) terjadi pada :
1. Sistem Pencernaan 
Menurunnya esterogen dapat menimbulkan perubahan kerja halus.
Kemampuan meabsorbsi sari makanan berkurang, kerja usus halus dan
besar yang lambat menimbulkan gangguan BAB berupa konstipasi
(Suparmi & Astutik, 2016). Selain itu perubahan pencernaan yang
dialami wanita menopause antara lain:
a. Kehilangan gigi: penyebab utamanya adalah periodontal
disease yang biasanya terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab
lainnya adalah kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b. Indera pengecap menurun: adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap, hilangnya sensitivitas
dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam
dan pahit.
c. Esophagus melebar.
d. Lambung: rasa lapan menurun (sensitivitas lapar menurun)
asam lambung menurun dan waktu pengosongan menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absobrsi melemah atau daya absorbs menurun dan
terganggu.
g. Liver (hati): makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan serta berkurangnya aliran darah
2. Peredaran Darah

9
Penyakit jantung dan pembuluh darah penurunan kadar esterogen
menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol. Estrogen bertanggung
jawab terhadap pembentukan epitel pada rongga rahim. Selama masa
reproduktif, pembentukan lapisan rahim di ikuti dengan pelepasan
dinding rahim pada setiap siklus menstruasi. Berkurangnya kadar
esterogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan lapisan epitel pada rongga Rahim (Fintari, 2016).
masalah di peredaran darah pada jantung dan otak. Kedua organ
tersebut akan mengalami adaptasi secara fisiologis melalui reaksi
respon tubuh yang dapat diketahui melalui pengukuran tekanan darah
dan nadi. Perubahan fisik yang terjadi pada sistem peredaran darah
pada jantung dan otak dapat mengakibatkan risiko penyakit degeneratif
yang sering terjadi usia lanjut yang mencakup perubahan aorta dan
pembuluh darah sistemik sehingga berpengaruh pada tekanan darah,
baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolic (Tahapary
et al., 2019).
3. Pernafasan.
Pada sistem pernafasan tidak adekuatnya respons motorik dan
sistem sensorik sehingga ketidakmampuan untuk mencium aroma
tertentu, hilangnya lapang pandang, ketidakmampuan merasakan.
Mengenai keluhan sesak napas (napas yang terasa tidak lega), keluhan
ini juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti pneumonia,
tuberkulosis, efusi pleura, gangguan kecemasan, gangguan fungsi
jantung, gangguan fungsi ginjal, dan lainnya (Lubis, 2016).
4. Endokrin.
Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur semua zat penting di
dalam tubuh yang dikenal sebagai hormone. Dua hormone peting yang
dihasilkan adalah esterogen dan progesterone. Salah satu bagian tubuh
yang menghasilkan bagian hormone esterogen adalah indung telur.
Keduanya berfungsi dan diperlukan untuk pelepasan jaringan dinding
Rahim. Pada wanita menopause terjadi penurunan kadar esterogen

10
yang relatife cepat. Kelenjar pituitari yakni kelenjar endokrin yang
mengatur seluruh kelenjar-kelenjar endokrin tubuh lainnya kemudian
mengeluarkan LH. LH merangsang ovarium untuk memproduksi lebih
banyak lagi esterogen. LH inilah yang menimbulkan gangguan-
gangguan khas pada wanita menopause seperti wajah atau badan
panas, keringat berlebih, gangguan emosional.
Perubahan siklus menstruasi sebelum menopause ditandai oleh
peningkatan FSH dan penurunan kadar inhibin. Tetapi kadar yang
normal dari LH dan sedikit peningkatan kadar dari estradiol.
Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel yang turun dibawah
suatu ambang rangsang yang kritis tidak tergantung umur. Penilitian-
penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa kadar-kadar estrogen
tidak menurun sampai 1 tahun sebelum menopause. Perubahan ini
termasuk peningkatan dalam FSH merefleksikan penurunan kualitas
dan kapasitas dari folikel yang tua (Suparmi & Astutik, 2016).
5. Jaringan Tubuh
Tulang adalah organ yang sangat aktif suatu proses yang terus
menerus melibatkan proporsi kosntan. Jumlah tulang pada setiap saat
menggambarkan keseimbangan dari tenaga-tenaga osteoblastik dan
osteoklastik dipengaruhi banyaknya zat-zat yang menstimulasi dan
menghambat. Ketuaan dan kehilangan esterogen keduanya
menyebabkan aktivitas osteoklas yang sangat banyak. Suatu penurunan
konsumsi kalsium atau absorpsi menurunkan kadar kalsium.
Merangsang hormone paratiroid (PTH) untuk memobilisasi kalsium
dari tulang melalui stimulasi langsung dari aktivitas. 
Masa tulang mencapai puncaknya pada usia  30-35 tahun setelah itu
akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas sel tulang.
Akibat menurunnya kadar esterogen, vitamin D dan hormone PTH.
Semua ini menyebabkan penurunan fungsi sendi, elastisitas dan
mobilitas hilang sehingga sendi kaku dan kesulitan dalam bergerak
serta dapat mengakibatkan osteoporosis. Perubahan yang jelas pada

11
sistem ini adalah berkurangnya masa otot. Penurunan ini disebabkan
karena atropi dan kehilangan serabut otot akibat dari laju
metabolikbasal dan laju oksigen kurang maksimal sehingga otot
menjadi mudah lelah kecepatan laju konteksi melambat dan jaringan
lemak berkurang.
Selain pada perubahan internal Menopause juga mempengaruhi pada
perubahan Eksternal. Menurut Fintari, (2016) Perubahan tersebut sebgai
berikut :
1. Tinggi Badan
Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika lempeng
pertumbuhan (lempeng efifisis) di ujung tulang menutup. Hal tersebut
ditunjang dari pengaruh terbentuknya tulang yang baik, namun pada
saat menopause terjadi penurunan kadar kalsium dalam tubuh sehingga
berakibat kurang berfungsinya pertumbuhan tulang pada menopause.
Berkurangnya hormon esterogen mengakibatkan kaum perempuan
memiliki resiko lebih tinggi terkena osteoporosis terutama pada masa
menopause karena hormon esterogen menurun mengakibatkan
kecepatan penurunan masa tulang (Manuaba, 2006). Wanita yang
secara fisik aktif biasanya memiliki massatulang yang lebih tinggi
daripada orang yang pasif atau tidak aktif. Sehingga pada wanita
menopause mengalami penurunan yang menyebabkan fungsi tubuh
menurun sehingga tidak ada kemampuan tubuh untuk merespon
peningkatan tinggi badan, namun berakibat sebaliknya terjadinya
penetapan maupun penyusutan pada wanita menopause.
2. Penambahan Berat Badan 
Penambahan berat badan adalah banyak wanita yang menjadi
gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami padamasa
menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause,
hal ini disebabkan oleh factor makanan ditambah lagi karena kurang
berolahraga(Fintari, 2016).

12
2.2 Konsep Teori Asuhan Kebidanan Menopause
1. Data Subjektif
1) Identitas
a. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause pertama kali.
Premenopause adalah masa sebelum menopause, pada fase ini
seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi
perubahan psikologis/kejiwaan, dan perubahan fisik. Berlangsung
sekitar 3-5 tahun, periode ini terjadi pada usia antar 48-55 tahun
(Tunrahmi, 2018).
b. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak
perempuan menopause dengan kualitas hidup yang baik, kualitas
hidup secara subjektif cenderung lebih baik pada wanita menopause
yang berpendidikan tinggi. Pendidikan terkait dengan pengetahuan.
Selain itu, pendidikan tinggi membuat individu mampu
mengembangkan mekanisme koping dan pemahan yang baik terhadap
informasipendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita,
karena tingkat pendidikan yang tinggi maka mereka dapat
meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut
masalah kesehatan mereka sendiri. Semakin tinggi pendidikan seorang
wanita maka akan mudah menerima hal-hal yang baru dan mudah
menyesuaikan diri dengan masalahmasalah baru. Pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin mudah bagi orang itu menerima
informasi(Tarigan et al., 2019).
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien untuk berdoa.
d. Suku/bangsa
Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut pasien yang

13
berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
e. Pekerjaan
Pekerjaan menentukan pendapatan seseorang yang
berpengaruh pada tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu seperti media informasi untuk menambah
pengetahuan. Penghasilan yang rendah berkaitan dengan kualitas
hidup perempuan menopause. Keadaan sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan pada
seseorang, apabila faktor-faktor tersebut cukup baik maka akan
dapat mengurangi beban fisiologis dan psikologis (Tarigan et al.,
2019).
f. Penghasilan
Tingkat sosial ekonomi sangat berkaitan dengan
penghasilan/pendapatan yang akan diterima, sehingga dengan
pendapatan yang tetap dan cukup akan menunjang kehidupan baik
untuk masalah kesehatan maupun kebutuhan lainnya (Suparmi &
Yuli, 2016).
g. Status Perkawinan
Status perkawinan adalah status seorang wanita dalam
perkawinan yaitu belum menikah atau sudah menikah. Keadaan
seorang wanita yang tidak menikah diduga mempengaruhi
perkembangan psikis wanita tersebut. Mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda atau lebih cepat dibandingkan dengan wanita
yang telah menikah. Selain fisik, perubahan psikis juga sempat
mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita menjalani masa
menopause, termasuk pengetahuan tentang menopause (Ginting &
Brahmana, 2019). Faktor lingkungan juga mendukung terjadinya
stressor psikososial salah satu diantaranya adalah kematian atau
perceraian (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
2) Keluhan utama
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 229/Menkes/SK/11/2020

14
menimbulkan gejala seperti berikut :
a. Keluhan vasomotor : gejolak panas (hot flushes) terasa panas
diwajah, berkeringat, dan merasa terbakar, sering disertai dengan
palpitasi dan kecemasan atau kadang-kadang disertasi rasa dingin.
Hot flushes yang berat menimbulkan gangguan tidur. Gangguan tidur
ini sering disertai dengan menurunnya semangat, perasaan riang,
kehilangan tenaga, gangguan nafsu makan, meningkatnya keluhan
somatik dan masalah psikis karena deperesi (Kementrian Kesehatan
RI, 2010).
b. Psikologik : perasaaan takut, gelisah, mudah tersinggung, lekas
marah, tidak konsentrasi, depresi, gangguan libido (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).
c. Urogenital : nyeri sanggama, vagina kering, keputihan/infeksi,
perdarahan paska sanggama, gatal pada vagina, iritasi, nyeri
berkemih, ngompol (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
d. Kulit : kering/menipis, gatal-gatal, keriput, kuku raouh, berwarna
kuning.
e. Tulang : nyeri tulang/otot
3) Riwayatpenyakit
a) Riwayat penyakitsekarang
Mengetahui kemungkinan adanya hot flushes, gangguan
psikologi, kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan sendi tulang,
gangguan mata, gangguan saliran kemih dan alat kelamin
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
b) Riwayat penyakitterdahulu
Diabetes merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat
menyebabkan menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi
yang terbentuk akan menyerang FSH(Mulyani, 2013).
c) Riwayat Penyakitkeluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi, jantung, asma, kencing manis manis (DM),

15
ginjal, gonorea, syphilis, TBC, hepatitis, maupun HIV/AIDS
(Mulyani, 2013).
4) Riwaya Kebidanan
a) Riwayat haid
Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17
tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita
yang menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami
menopause sampai pada usia mencapai 50 tahun (Mulyani,
2013).
Menopause alami dikenali setelah 12 bulan berturut-turut
seorang wanita tidak haid. Transisi Menopause (perimenopause)
adalah masa sebelum periode menstruasi terakhir yang ditandai
dengan perubahan siklus haid, pada usia 40 tahun-an siklus haid
menjadi memanjang (Tjokroprawiro et al., 2020). Pola
menstruasi menjadi jarang, jumlahnya sedikit, spoting, dan
kemudian berhenti. Pada beberapa perempuan pola menstruasi
menjadi lebih sering dan lebih banyak. Perdarahan yang terjadi
setelah lebih dari satu tahun amenorhe kemungkingan adanya
penyakit organik yang perlu dicari penyebabnya (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yanglalu
Menurut penelitian Beth Israel Deaconess Medcal Center in
Boston, ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas
usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua
atau lama. Hal ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan
akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan
memperlambat sistem penuaan tubuh (Mulyani, 2013).
c) Riwayatkontrasepsi
Pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi
hormonal akan lebih lama atau tua memasuki masa
menopause (Mulyani, 2013). Kontrasepsi hormonal adalah

16
semua obat atau alat untuk mencegah terjadinya kehamilan,
umumnya mengandung komponen estrogen dan progesterone
atau hanya progesterone saja. Setelah usia 35 tahun, terjadi
penurunan dari berat dan ukuran ovarium serta jumlah folikel
primordial berkurang, sehingga ovulasi tiap bulannya tidak
teratur. Ini merupakan salah satu penyebab menurunya
fertilitas.meskipun fertilitas menurun pada masa ini tetapi
kemungkinan untuk terjadi kehamilan masih tinggi bila tanpa
menggunakan kontrasepsi. Manfaat yang bisa diambil dari
hormone estrogen dan progesterone yang terdapat pada
kontrasepsi hormonal yaitu sebagai pengganti hormon yang
ulai menurun jumlahnya sehingga berdampak pada keluhan
yang dihadapi akibat menurunnya hormone estrogen dan
progesteron. Penggunaan pil kombinasi dapat menurunkan
risiko keluhan vasomotor, osteoporosis, keluhan insomnia,
keluhn traktus urogenital dan meningkatkan kepuasan
seksual (Suparmi & Yuli, 2016).
5) Pola KebutuhanSehari-hari
a) Nutrisi
Perempuan yang mengalami menopause mebutuhkan zat
esensial dari beberapa jenis vitamin dan mineral. Ada 4 alasan
vitamin dan mineral dibuthkan yaitu : memperlambat proses
penuaan, sering mengalami masalah pencernaan, berkurangnya
cadangan dan simpanan vitamin dan mineral dalam tubuh
dengan semakin meningkatnya usia, dapat menolong
perempuan menopause dalam menghadapi sindrom
menopause. Pentingnya asupan estrogen pada perempuan
menopause membuat kita harus tahu makanan yang
merupakan sumber estrogen. Manfaat utama asupan estrogen
alamiah mengurangi resiko kanker payudara, mencegah
osteoporosis, dan meringankan sindrom menopause. Sumber

17
estrogen alam yang berasal dari makanan yang mengandung
fitoestrogen dan boron (mengandung kedelai) harus
diusahakan tersaji dalam menu hidangan setiap hari.
Begitupula buah dan sayuran harus ada dalam menu sehari-
hari. Konsumsi lemak dibatasi, dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan protein nabati dan hewani denga perandingan 3:1.
Penurunan fungsi gigi-geligi yang berdampak pada gangguan
mengunyah (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
b) Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang sehingga
menyebabkan sering kencing tanpa disadari. Kadar hormon
estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari
kandung kemih atau mudah terjadinya kebocoran air seni akibat
lemahnya otot di sekitar kandun kemih (Mulyani, 2013). Menurut
Smart dalam Putri 2019 kekurangan hormon estrogen ini
menyebabkan gangguan sembelit. Penurunan motilitas usus
menyebabkan susah BAB yang dapat menyebabkan wasir
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
c) Kebersihan
Untuk menghindari terjadinya infeksi pada vagina, saluran
kencing dan kulit maka kebersihan harus dijaga. Terutama
keberihan kulit, vulva dan vagina. Hindarkan penggunaan
sabun yang mengeringkan kulit (Kementrian Kesehatan RI,
2010).
d) Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh, sehingga
dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur (Mulyani,
2013).
e) Kebutuhan Aktifitas Fisik dan Olahraga
Latihan dan olahraga pada masa ini dapat memperlambat
terjadinya penurunan massa tulang dan kekuatan otot. Apabila
olahraga dilakukan teratur dapat mencegah berbagai penyakit

18
dan meningkatkan kebugaran (Kementrian Kesehatan RI,
2010).
f) Pola Hubungan Seksual
Terjadi penurunan aktifitas seksual pada menopause, tetapi
sebagian pasangan masa tua menambah keinginan untuk
melakukan aktifitas seksual. Jadi kesenangna dalam aktifitas ini
sangat beragam alasan; perasaan feminim, tidak adanya
ketegangan, meningkatnya kualitas tidur, tidak ada emosi, dapat
eminmbulkan keintiman, namun beberapa perempuan merasakan
ketidaknyamanan, tidak enak, disparineunia dan kekeringan
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
6) Riwayat Psikologis
Pemikiran bahwa menopause berarti akhir dari masa
reproduksi, yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik
menimbulkan rasa takut dan cemas bagi perempuan. Perubahan
emosi juga disebabkan karena faktor sosial, sehingga merasa
tidak dibutuhkan, tidak menarik dan kurang percaya diri
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
7) Pola ketergantungan
Menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, wanita
perokok akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih
muda yaitu 43 hingga 50 tahun. Merokok akan mempengaruhi
cara tubuh dalam memproduksi atau membuang hormon
estrogen. Penelitian meyakini bahwa komponen tertentu dari
rokok berpotensi membunuh sel telur (Mulyani, 2013).
Kebiasaan merokok pada wnaita meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung coroner, stroke, osteoporosis, karsinoma paru,
dan gangguan kesehatan reproduksi. Gangguan tersebut antara
lain gangguan haid, sulit untuk hail hingga mempercepat
terjadinya menopause. Nikotin dalam rokok dapat
mempengaruhi metabolism estrogen (Suparmi & Yuli, 2016).

19
Alkohol mempunyai efek langsung dan tidak langsung pada
tulang melalui regulasi mineral, seperti metabolit vitamin D,
dan hormon paratioid. Konsumsi alkohol pada wanita masa
menopause lebih dari 200ml/hari selama lebih dari 12 bulan
meningkatkan kehilangan massa tulang dan risiko terjadinya
fraktur (Suparmi & Yuli, 2016).
2. DataObyektif
a. PemeriksaanUmum
Keadaanumum pada menopause baik.
TTV:
Frekuensi normal nadi : 60-100x/menit
Frekuensi nafas normal : 12-20x/menit
Suhu : 360C – 37,50C
Tekanan Darah normal : sistole < 130 dan diastole < 85
Tekanan Darah normal tinggi : sistole 130-139 diastole 85-89
(Sulistyowati, 2016).
b. Antropometri
Untuk menilai status gizi seseorang perlu dilakukan pengukuran tinggi
badan dan berat badan, kemudiang dihitung IMT dengan cara sebagai
berikut :

Status Gizi Normal bila IMT 17-23


Status gizi kegemukan bila IMT 23-27
Status gizi obesitas bila IMT lebih dari 27
c. PemeriksaanFisik
1) Kepala : Kulit kepala dan rambut menipis, rambut berubah abu-
abu dan memutih (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
2) Mata : menopause mudah terjadi infeksi pada mata (Kementrian
Kesehatan RI, 2010)
3) Muka : kulit muka kering/menipis, keriput, tumbuh rambut

20
disekitar bibir, hidung dan telinga (Kementrian Kesehatan RI,
2010).
4) Mulut :Kehilangan gigi, penyebab utamanya adalah periodontal
disease yang biasanya terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab
lainnya adalah kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk
(Suparmi & Astutik, 2016).
5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis
6) Dada: Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang,
sehingga payudara menjadi mengendor dan mendatar (Mulyani,
2013).
7) Abdomen : Pada auskultasi motilitas usus menurun (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).
8) Genetalia: Rambut pubis mulai berkurang, labia mayora dan
klitoris mengecil, introitus vagina menjadi sempit dan kering,
rugae menghilang, epitel vagina atrofi dan mudah cedera
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
9) Ekstremitas: Kuku pada ekstermitas tumbuh lambat, menjadi
keras dan rapuh. Tulang kaki Nampak menonjol serta jari-jari
menjadi bengkok (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
d. DataPenunjang : pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
3. Diagnosa
Menurut Kemenkes RI (2011) perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan
diagnosa dan atau masalah adalah:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c. Diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan mandiri, kolaborasi, dan
rujukan.

21
Diagnosa kebidanan yang disimpulkan oleh bidan (Jannah, 2012).
Diagnosa pada kasus ini yaitu Ny.xPxAx umur x tahun dengan
perimenopause/menopause. Prognosa baik.
Masalah :
a. Ketidak seimbangan asupan gizi
b. Perubahan pola menstruasi
c. Ketidaknyamanan karena hot flushes
d. Gangguan stabilitas emosi
e. Gangguan pola tidur
f. Perubahan kulit : kekeringan, gatal, bersisik, elastisitas
berkurang
g. Perubahan seksualitas
h. Perubahan keadaan payudara
i. Gangguan kardiovaskuler
j. Perubahan kesehatan tulang
k. Perubahan kesehatan pada mata
l. Gangguan indera pendengaran
m. Gangguan indera penciuman
n. Gangguan indera pengecap
4. Perencanaan
Diagnosa : P......, APIAH ......, umur ibu ......, KU ibu .......,
dengan…... KU baik/buruk. Prognosa baik/buruk
Tujuan : setelah diberikan penjelasan diharapkan ibu merasa
lebih baik dan kooperatif serta dapat menghadapi masa
menopause dengan baik
Kriteria :
1. Ibu dapat menerima keadaannya dengan baik
2. Ibu mampu menjelaskan Kembali tentang kondisinya saat ini
3. Masalah teratasi
Intervensi:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu

22
Rasional: ibu mengetahui keadaan dirinya
2. Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada
menopause
Rasional: ibu dapat memahami keadaan dirinya
3. Anjurkan ibu olahraga secara teratur
Rasional: olahraga menyebabkan sirkulasi darah dan system tubuh
berjalan dengan lancar
4. Anjurkan ibu mengonsumsi makanan dan minuman yang seimbang
Rasional: asupan nutrisi yang adekuat diperlukan tubuh termasuk
mempertahankan daya tahan tubuh
5. Anjurkan untuk merubah kebiasaan dengan upaya penenangan diri'
latihan yang sesuai seperti yoga, meditasi, berdoa/ sembahyang.
(Kemenkes RI, 229/Menkes/SK/ll/2010)
Rasioal : melancarkan peredaran darah dan mengurasi stress akibat
penurunan fungsi reproduksi
6. Anjurkan makan makanan yang mengandung kedelai; tempe, tahu,
kecap, adas/minyak adas (Kemenkes RI, 229/Menkes/SK/ll/2010).
Rasional : memenuhi kebutuhan protein, memperlambat proses
penuaan.
7. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kesehatanya terutama bila ada
keluhan
Rasional: seteksi dini penanggulangan bila ada suatu gangguan
yang memperburuk keadaannya
1. Pelaksanan
Menurut Kemenkes RI 2011, bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
2. Evaluasi
Menurut Kemenkes RI 2011, bidan melakukan evaluasi secara

23
sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat
dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien. Evaluasi ditulis
dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, yaitu sebagai berikut:
S : Data Subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : Data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : Analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan
rujukan.

24
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Tanggal Pengkajian: 26-04-2021 Waktu: 09.30 WIB

Tempat pengkajian : Pustu Ngiliran Puskesmas Panekan

Pengkajian Data

Data Subyektif

1. Biodata

Istri Suami

Nama : Ny. P Tn. S

Umur : 50 Th 5 bln 62 tahun

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : IRT Petani

Alamat : Ds. Ngiliran 1/2 Panekan

2. Keluhan utama

Saat ini ibu mengeluh susah tidur pada malam hari.

3. Riwayat kesehatan

Ibu tidak memiliki riwayat dan tidak sedang menderita penyakit jantung,

hipertensi, asma, jantung, TBC, DM, hepatitis, ibu tidak pernah operasi

pengangkatan ovarium atau Rahim.

25
4. Riwayat kebidanan

a. Haid

Ibu Menarche usia 13 tahun, siklus teratur 27-19 hari, lama menstruasi 5-6

hari, konsistensi encer, warna merah segar. Ibu mengatakan sudah tidak haid

sejak 1 tahun yang lalu.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

A1: Aterm/normal/bidan/laki-laki/2700 gr/menangis gerak aktif/nifas

normal/usia sekarang 42 tahun sudah menikah, mempunyai 2 anak dan

tinggal bersama istri.

A2: Aterm/normal/bidan/perempuan/2600 gr/menangis gerak aktif/nifas

normal/usia anak 35 tahun sudah menikah, mempunyai 1 anak dan tinggal

bersama Ny P.

c. Riwayat KB

Setelah persalinanya pertama, ibu menggunakan KB suntik. Setelah

persalinan kedua ibu menggunakan KB suntik kembali hingga usia 46 tahun

dan tidak ada keluhan.

d. Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah operasi mioma, kista, dan kanker payudara.

5. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Makan sehari 3x porsi sedang, dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk.

Minum air putih 9 gelas/hari atau ± 1.855 ml.

26
b. Istirahat dan tidur

Ibu tidak tidur pada siang hari, sedangkan untuk tidur malam mengalami

keluhan susah tidur

c. Eliminasi

BAB 1× sehari, konsistensi lembek, warna kuning, tidak ada keluhan. BAK

hari 5-6×/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan.

d. Personal hygiene

Ibu mandi 2-3× sehari, gosok gigi setiap kali mandi, ganti pakaian 1x sehari,

ganti celana dalam tiap 1x sehari, keramas 2× seminggu, genetalia

dibersihkan dengan air dan sabun sehabis BAB dan BAK.

e. Aktivitas dan olah raga

Ibu beraktifitas dirumah, menyapu, mengepel, mencuci pakaian dan

memasak serta rutin mengikuti senam lansia.

f. Seksual

Ibu mengatakan pola seksual dilakukan 1 bulan sekali dan mengeluh

sedikit sakit saat berhubungan seksual.

g. Psikososial dan Spiritual

Ibu mengikuti yasinan setiap malam jumat dan pengajian setiap 2

minggu sekali.

6. Riwayat psikologis

Ibu tidak memiliki masalah pada psikologis (ceklis terdapat pada lampiran).

27
2. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

KU baik, kesadaran komposmentis, BB: 53 kg, TB: 157 cm

IMT : 21,5 (normal)

TTV: TD: 130/80 mmHg N: 82 x/menit, S: 36,2o C, R: 19 x/menit

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Rambut bersih, warna hitam, mulai muncul uban di

kepala, dan mudah rontok.

Muka : Normal, mulai terluhat Keriput di sekitar kelopak mata,

tidak ada oedema

Mata : Sklera putih, conjungtiva palpebra merah muda

Mulut : Bibir lembab, gigi geraham berlubang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, vena jugularis

maupun kelenjar limfe

Dada : Normal, simetris, tidak terdengar bunyi ronchi dan

whezing

Payudara : Payudara tampak datar dan kendor, puting susu menjadi

kecil, pigmentasi pada areola mulai berkurang

Abdomen : Tidak ada pembesaran pada uterus, tidak ada nyeri tekan

dan tidak ada benjolan abnormal

Ekstremitas : Normal, lengkap, tidak ada gangguan fungsi

28
Reflek pattela +/+

3. Pemeriksaan penunjang

Ibu mengikuti kegiatan posbindu dan posyandu lansia setiap satu bulan

sekali dengan di lakukan pemeriksaan tekanan darah, cek kolesterol, cek

gula darah, dan cek asam urat.

4. Assesment

Ny “P” P20002 Usia 50 tahun menopause normal dengan masalah susah tidur,

KU baik, prognosa baik.

5. Penatalaksanaan

Tanggal 26 April 2021, pukul 09.40 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam kondisi baik, berat

badan normal dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Ibu mengerti akan

keadaannya dan merasa lega.

2. Menjelaskan pada ibu mengenai pengertian menopause. Seperti menopause

merupakan masa berhentinya menstruasi secara permanen atau akhir dari masa

reproduksi yang ditandai dengan berhentinya haid wanita lebih dari 1 tahun.

ibu mengerti apa itu menopause. Dan dapat menyebutkan kembali pengertian

menopause.

3. Menjelaskan pada ibu tentang gangguan tidur yang dialami, yang bisa

disebabkan perubahan pada system hormone yang terjadi, serta tingkat stress

yang dialami wanita menopause. Cara mengatasinya dengan mengelola stress

29
dengan baik, mengatur jadwal tidur sebaik mungkin, dan mengurangi minuman

yang mengandung banyak kafein pada malam hari.

4. Menganjurkan ibu olah raga secara rutin, seperti jalan pagi, yoga, bersepeda,

ataupun senam minimal 2-3x dalam seminggu dengan waktu kurang dari 30

menit dan tidak bekerja terlalu berat berguna untuk menjaga kesehatan fisik ibu

masa menopause. Ibu bersedia melakukannya.

5. Mendiskusikan kepada ibu dan keluarganya tentang makan-makanan bergizi

dan mengandung banyak kalsium seperti susu, serta mengurangi teh atau kopi.

makan makanan yang dapat memenuhi kecukupan energi, sumber zat besi dan

menganjurkan pada ibu untuk mengurangi makanan yang mengandung banyak

garam, manis, lemak, dan kerbohidrat. Ibu bersedia melakukannya.

6. Mendiskusikan dengan keluarga tentang posbindu untuk mengetahui deteksi

PTM (Penyakit Tidak Menular) serta rutin mengikuti kegiatan tersebut di desa

dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada. Ibu akan rutin mengikuti

Posbindu.

7. Mengajak ibu untuk berperan serta dalam kegiatan spiritual yang ada seperti

yasinan, muslimat yang ada dilingkungan sekitar. Ibu sudah mengikuti

kegiatan keagamaan di desanya dengan mematuhi protokol kesehatan.

8. Merencanakan jadwal kunjungan ulang / jadwal posbindu. Ibu bersedia dan

akan mengikuti kegiatan posbindu, jadwal posbindu dari kader 3 minggu lagi

tetapi bisa berubah sesuai arahan bidan desa.

Petugas

30
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan konsep asuhan kebidanan dengan

tinjauan kasus yang meliputi data subjektif, data objektif, analisa dan

penatalaksanaan pada Ny. P usia 58 tahun pada asuhan kebidanan Menopause.

Berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan pertama tanggal 27 April 2021

pukul 09.00 WIB di Puskesmas Panekan, Ny. P tidak ada keluhan yang berarti.

Sedangkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ada kelainan,

dengan hasil pemeriksaan TB 157 cm dan BB 43 Kg diperoleh IMT yaitu 20,8

kg/m2 (kategori normal), serta tidak terdapat masalah psikologis.

Sehingga diperoleh diagnosa Ny. P usia 58 tahun menopause normal.

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menjelaskan hasil pemeriksaan,

menjelaskan mengenai menopause, masalah yang mungkin timbul pada masa

menopause, aktivitas, serta pemenuhan gizi yang baik pada masa menopause.

Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.

31
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Umur
waktu terjadinya menopause, dipengaruhi oleh keturunan, keschatan umum, dan
pola kehidupan. Menopause rupanya ada hubungan dengan manarche. Makin dini
menarch terjadi, makin lambat menopause timbul, sebaliknya makin lambat
menarch terjadi, makin cepat menopause timbul.
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa perlu melakukan asuhan
kebidanan pada wanita menopause, sehingga dapat memberikan asuhan secara
komprehensif, sehingga dapat mengurangi masalah pada masa menopause, baik
fisik maupun psikologis.

5.2 Saran
Demikian laporan ini saya sajikan, semoga dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca. Laporan ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna, namun saya sangat berharap akan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya haturkan
terima kasih kepada semua pihak yang berkenan membaca dan menelaah makalah
ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

Aprilyana Endah N, Elvika Fitria. “Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan


Seksual Pada Masa Menopause”

Baziad, A. (2013). Endokrinologi Ginekologi. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI.

Farisin, Syaiful (2018). Pengaruh Latihan Senam Bugar Lansia Terhadap


Menopause Rating Scale (MRS) Pada Wanita Madya Lansia Panti Werdha
Surya Surabaya. Surabaya: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Surabaya.

Fintari, M. (2016). Hubungan Antara Perubahan Fisik dan Perubahan Psikologis


dengan Kualitas Hidup pada Wanita Menopause di Desa Panawaren
Kecamatan Sigaluh Kabupaten Bajarnegara Tahun 2016. 10–27.
http://repository.ump.ac.id/1290/1/Meta FIntari Cover.pdf

Firyal, F. R. A. (2017). Hubungan Antara Konsumsi Lemak, Obesitas, dan


Aktivitas Fisik dengan Hipertensi Usia Menopause.

Kumalaningsih, Sri. (2008). Sehat + Bahagia Menjelang dan Saat Menopause.


Surabaya : Tiara Aksa.

Putri, Risye triana. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menopause di Klinik
Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016. Tasikmalaya.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis

Lubis, Izabella. 2016. Tingkat Keparahan Penyakit Periodontal Pada Perempuan


Menopause Di PNP Kota Palopo

Manuaba IBG. (2008). llmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mulyani, S. (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia.

Nining Istighosah “Kajian Asuhan Pada Menopause: Sebuah Strategi Untuk


Meningkatkan Kualitas Hidup Menopause”.

Nugroho, Taufan. (2012). Obsgyn : Obstetri dan Gynekologi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Purwoastuti, E. (2008). Menopause, Siapa Takut?.Yogyakarta : Kanisius.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/ MENKES/ PER/


X/ 2010

33
Smart, A. (2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books.

Suparmi, I. E., & Astutik, Y. R. (2016). Menopause Masalah Dan


Penanangannya. CV Budi Utama.

RI, Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


229/Menkes/SK/II/2010 tentang Pedoman Asuhan Krbidanan Pada Masa
Perimenopause. Jakarta: Kemenkes RI.

Suparni, I., & Yuli, R. (2016). Menopause Masalah dan Penanganannya.


Deepublish.

Suryoprajogo, Nadine. (2009). Cara Indah Menghadapi Menopause Edisi I,


Yogjakarta: Locus.

Tahapary, P. A., Tallutondok, E. B., Ompusunggu, F., Ingrit, B. L., & Nugroho,
D. Y. (2019). Screening Kesehatan Sistem Reproduksi Perempuan
Menopause Di Satu Gereja, Di Tangerang. Prosiding Konferensi Nasional
Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility
(PKM-CSR), 2, 475–482. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.326.

Tunrahmi, Z. (2018). Presepsi Wanita Menopause Terhadap Diri dan


Hubungannya dengan Tingkat Kecemasan (Studi Analisis Korelasi Awal
Pada Menopause di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar).

Turegea, J. N., Kinasihb, A., & Maria . (2019). Hubungan Antara Aktivitas Fisik
Dengan Obesitas Di Puskesmas Tegalrejo,Kota Salatiga. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, no 256-264

34

Anda mungkin juga menyukai