Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PSIKOLOGIS DAN CARA MENGATASI MASALAH PADA BAYI BARU


LAHIR

Dosen Pengampu: Dr. Nurlailis Saadah, SKp., M.Kes

Oleh:
Kelompok 1:
Abidah Bahrul C.R NIM P27824420089
Aisyah Zahra H.E NIM P27824420090
Aldila Dewi Yuandita NIM P27824420091
Anggi Widya K NIM P27824420092
Axcella Adelina P.H NIM P27824420093
Deby Safitri NIM P27824420094
Devi Indah P NIM P27824420095
Donna Ayu L NIM P27824420096
Dewi Ayu Rizkyana NIM P27824420097
Eka Lina Budiarti NIM P27824420098
Eldiya Yulia Susanti NIM P27824420099
Elmi Kurnia Ahsani NIM P27824420100
Erika Dwi NIM P27824420101
Ervina Dini NIM P27824420102

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kelompok telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan dalam bentuk
makalah.dengan judul “Psikologis Dan Cara Mengatasi Masalah Pada Bayi Baru
Lahir ” Ini sesuai dengan tujuan penugasan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kelompok hadapi. Namun kelompok menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami termotivasi dan  dapat menyelesaikan
tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amiin.
Dan tak lupa pula kami meminta maaf  jika dalam makalah ini
terdapat  banyak kesalahan dan kekurangan, karena itu kritik serta saran yang
membangun  kami harapkan.

Magetan, 01 Maret 2021

Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Neonatus disebut juga bayi baru lahir merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami proses kelahiran serta harus dapat

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada

waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi

baru lahir. Karena perubahan bayi memerlukan pemantauan ketat untuk

menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap

kehidupannya diluar uterus (Marmi, 2015).

Menurut Armini (2017) pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisik

dan psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan

dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

bagaimana membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar

uterus.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Bru Lahir (BBL)

2. Bagaimana periode pasca kelahiran pada BBL

3. Bagaimana Proses Adaptasi Psikologis pada BBL

4. Apa Kondisi Yang Mempengaruhi Penyesuaian Bayi Baru lahir


5. Apa Bahaya Psikologis Pada Bayi

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Bayi Bru Lahir (BBL)

2. Untuk mengetahui Bagaimana periode pasca kelahiran pada BBL

3. Untuk mengetahui Proses Adaptasi Psikologis pada BBL

4. Untuk mengetahui Kondisi Yang Mempengaruhi Penyesuaian Bayi Baru lahir

5. Untuk mengetahui Bahaya Psikologis Pada Bayi


BAB 2

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Bayi Bru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh bayi

yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kehidupan bayi

seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitive

seperti menghisap dan mencari putting susu ( Saifuddin, 2010).

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah

adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi

baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan

untuknya menjalani masa transisi dengan baik (Marmi, 2015).

2. 2 Periode Pasca-Kelahiran

Bayi yang baru saja dilahirkan harus diperiksa terlebih dahulu keadaannya,

yaitu mencakup pemeriksaan pasca lahir, berikut:

2.2.1 Kondisi Fisiknya, dengan Skala Apgar mencakup pemeriksaan

warna kulit, detak jantung, fungsi pernapasan dan kekuatan otot.

2.2.2 Kondisi Psikomotorik, dengan memeriksa seluruh gerak refleks

bayi seperti: moro, rooting/cari, oral/hisap, grasping/genggam

tangan, babinski/gengam kaki, melangkah.


1. Ciri-ciri masa neo-natal, adalah:

a. Masa neo-natal merupakan periode yang cukup singkat (kurang lebih 14

hari) dan disebut juga masa penyesuaian yang radikal, artinya fase ketika

bayi mulai hidup terpisah dari ibu, dan terjadi berbagai penyesuaian bayi

dengan lingkungannya secara alami.

b. Pada periode ini disebut juga masa “terhentinya” perkembangan (masa

plateau) artinya perkembangan janin atau bayi terhenti di dalam perut ibu,

dan mulai berkembang di periode selanjutnya yaitu masa infancy.

c. Periode inipun merupakan periode pendahuluan dari perkembangan yang

sangat panjang dalam rentang kehidupan hingga tua dan meninggal. Masa

neonatal merupakan masa yang beresiko tinggi, karena di awal kehidupan

ini bayi masih sangat rentan terhadap bahaya penyakit, polusi dan

mengalami berbagai penyesuaian.

2. Macam-Macam Penyesuaian Diri Bayi Neonatal:

a. Penyesuaian dalam hal bernafas. Sebelumnya bayi bernafas melalui

placenta, ketika keluar dari rahim, hidung, tenggorokan dan paruparu

mulai berfungsi.

b. Penyesuaian dalam menghisap dan menelan. Sebelumnya bayi

memperoleh nutrisi dari melalui placenta, setelah keluar rahim, bayi


menggunakan organ mulut, kerongkongan dan pencernaannya dalam

menelan ASI.

c. Penyesuaian dalam hal membuang/mengeluarkan kotoran. Setelah keluar

dari rahim ibu, bayi mulai melakukan ekskresi melalui organ

pembuangannya.

3. Indikasi-Indikasi Adanya Kesulitan dalam Penyesuaian Diri Bayi

a. Bayi melakukan banyak penyesuaian diri dengan lingkungan, dan

seringkali bayi mengalami kesulitan. Adapun indikasi-indikasi adanya

kesulitan dalam penyesuaian diri bayi, adalah:

b. Berkurangnya berat badan bayi secara drastis. Bayi yang normal bisa

berkurang BB-nya, namun setelah 2-3 bulan naik dengan pasti. Bayi

dengan kesulitan penyesuaian biasanya ditandai dengan BB yang

berkurang terus, hingga mengalami “bayi kuning”.

c. Timbul perilaku bayi yang tak teratur. Seperti bayi sangat rewel, frekuensi

tidur yang sedikit (usia bayi hingga 2 tahun membutuhkan tidur lebih dari

14 jam sehari), menolak konsumsi ASI atau susu.

d. Terjadinya kematian. Resiko yang terbesar adalah kematian bayi.

Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan di luar perkiraan ibu. Kematian bisa

dikarenakan kesulitan penyesuaian bayi terhadap lingkungan secara

akumulatif (fungsi pernafasan, pencernaan, atau pembuangan).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menyesuaikan Diri:


a. Kondisi prenatal dan jenis persalinan, seperti yang sudah banyak

dijelaskan dalam bab sebelumnya.

b. Lamanya periode kehamilan. Kehamilan normal kurang lebih adalah 9

bulan 10 hari. Jika bayi premature, maka biasanya BBLK, sehingga bayi

sangat sukar dalam melakukan penyesuaian diri.

c. Perawatan pascalahir. Kondisi ibu dengan baby blues syndrome, akan

membuat bayi menjadi terlantar, tidak diberi ASI dan kasih sayang ibu.

Selain itu, ibu yang masih remaja, seringkali belum matang secara emosi

dalam menghadapi perilaku bayi.

2. 3 Proses Adaptasi Psikologis Bayi

Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah

periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi neonatal merupakan

masa terjadinya penyesuaian radikal. Ini adalah suatu peralihan dari

lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar. Seperti halnya semua peralihan,

hal itu memerlukan penyesuaian (Oktarina, 2016).

Penyesuaian diri radikal pada bayi neonatal antara lain:

1. Menyesuaikan terhadap perubahan suhu.

Didalam rahim suhu bayi tetap, tetapi di luar rahim suhunya tidak tetap.

2. Menyesuaikan diri terhadap cara bernafas.

Bila tali pusar diputus, maka bayi mulahi harus bernafas sendiri

3. Menyesuaikan diri terhadap pola makan.


Perolehan makanan dari pola makan. Refleks belum berkembang

sempurna sehingga seringkali bayi tidak mendapat makanan yang cukup

4. Menyesuaikan diri terhadap sistem ekresi.

Alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan,

sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusat.

Kemudian beralih kemasa terhentinya perkembangan untuk

sementara waktu kira-kira 1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan

selalu sakit-sakitan. Pada akhir periode neonate perkembangan dan

kesehatan bayi akan berjalan seperti semula. Sebenarnya terhentinya

perkembangan dan pertumbuhan bayi tersebut merupakan ciri khas dari

periode neonatal dan dianggap normal. Setelah mengalami penyesuaian

tahap neonatal bayi mengalami periode babyhood secara umum adalah

usia 2 minggu hingga 2 tahun. Periode babyhood merupakan dasar

pembentukan sikap, perilaku dan pola ekspresi. Adanya ketidakmampuan

penyesuaian diri pada masa dewasa merupakan efek pengalaman periode

babyhood dan masa kana-kanak yang kurang baik. Pada periode babyhood

ini bayi sudah memahami senyum, merangkak dan berdiri. Selain itu bayi

senang memegang mainan dengan kedua tangannya sembari melihat

kesana-kemari dan berusaha untuk mencari-cari suara atau musik yang

didengarnya. Bayi juga sudah mampu membedakan suara ibunya dengan

suara orang lain. Pada akhir periode babyhood bayi seringkali takut

didekati orang yang tidak dikenalnya namun bayi akan merasa senang
dengan anak lain. Kemudian bayi biasanya akan selalu menolak untuk

ditidurkan, karena mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan

bermain (Ramadhani, 2019).

Dalam masa hidupnya manusia akan selalu mengalami perubahan

diantaranya perubahan struktur maupun fungsi, karena itu perubahan ini

tergantung pada hal-hal yang dialami sebelumnya dan akan mempengaruhi

hal-hal yang terjadi sesudahnya (Oktarina, 2016). konteks psikologi ada 2

(dua) macam perubahan, yaitu:

1. Pertumbuhan, diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif

(Soemantri, 2005). Pendapat tersebut memperkuat pernyataan Monks,

dkk (1998) bahwa pertumbuhan, khusus dimaksudkan untuk

menunjukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang

murni. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat dari

pertumbuhan adalah evolutif.

2. Perkembangan, diartikan sebagai suatu proses ke arah yang lebih

sempurna, dan tidak begitu saja dapat diulang kembali (Monks, dkk,

1998). Pendapat ini searah dengan Werner (dalam Monks, dkk., 1998)

yang menyatakan perkembangan menunjuk pada perubahan yang

bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Lebih lanjut Monks,

dkk (1998) menjelaskan bahwa perkembangan lebih dapat

mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang

muncul. Sedangkan Soemantri (2005) berpendapat, perkembangan


adalah perubahan kualitatif, yaitu perubahan progressive, dan teratur.

Adapun Santrock (2007) memberikan pendapat yang lebih mendasar,

yaitu bahwa perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak

pembuahan dan berlanjut sepanjang rentang hidup. Disini Santrock

mendefinisikan perkembangan tidak hanya dalam konteks evolusi,

tetapi juga involusi. Berdasar uraian di atas, maka perkembangan

psikologi merupakan suatu proses yang dinamis, yang dalam proses

tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku

apa yang akan menjadi actual dan terwujud, dimana dalam proses

tersebut setiap individu memerlukan adanya adaptasi (Oktarina,

2016).

Pieter (2011) mengatakan bahwa, adaptasi adalah suatu proses

penyesuaian diri seseorang yang berlangsung terus-menerus untuk

memenuhi segala kebutuhannya dengan tetap memelihara hubungan

harmonis pada situasi lingkungannya. Tahapan adaptasi antara lain :

1. Adaptif

Menurut Mansur (2011: 12) mengatakan bahwa “Manusia sebagai

makhluk hidup mempunyai daya upaya untuk menyesuaikan diri

secara aktif maupun pasif. Pada dasarnya seseorang secara aktif

melakukan penyesuaian diri bila keseimbangannya terganggu. Manusia

akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang.

Ketidakseimbangan tersebut ditimbulkan frustasi dan konflik.”


2. Frustasi

Dalam mencapai tujuan, seseorang terkadang justru mengalami

kendala sehingga tujuan tersebut gagal dicapai. Hal tersebut akan

menyebabkan kecewa atau frustasi. Ini berarti bahwa frustasi timbul

karena adanya Iblocking dari perilaku yang disebabkan adanya kendala

yang menghadangnya.

3. Konflik

Salah satu sumber frustasi adalah adanya konflik antara beberapa motif

dalam diri individu yang bersangkutan. Motif-motif itu tidak dapat

dikompromikan satudengan yang lain, tetapi harus mengambil pilihan

dari bermacam-macam motif tersebut. Keadaan ini dapat menimbulkan

konflik dalam diri individu yang bersangkutan.

4. Maladaptif

Frustasi dan konflik yang terjadi pada individu merupakan sumber atau

penyebab stres psikologis. Dengan demikian, individu harus

melakukan adaptasi dengan menggunakan Mekanisme

Mempertahankan Ego. Mekanisme pertahanan ego antara lain:

a. Rasionalisasi (berpikir rasional)

b. Menarik diri

c. Identifikasi

d. Regresi
e. Kompensasi

f. Represi

g. Mengisar

2. 4 Kondisi Yang Mempengaruhi Penyesuaian Bayi Baru lahir

Ada beberapa kondisi yg mempengaruhi penyesuaian bayi baru lahir, yaitu :

1. Lingkungan Pranatal

Ibu sehat atau tidak, asupan gizi maksimal atau tidak, kemiskinan yg

nantinya dapat mengakibatkan komplikasi selama persalinan, misal ibu

menderita DM, ibu mengalami tekanan yang hebat pada akhir-akhir

kehamilan yang menyebabkan bayi menjadi hiperaktif, sulit makan, gagal

menambah BB, sulit tidur, sangat peka dan cepat terganggu.

2. Jenis persalinan

Kepercayaan tradisional mengenai waktu kelahiran, jenis persalinan. misal :

bayi yang dilahirkan normal biasanya cenderung lebih kuat dan lebih cepat

masuk diri dengan lingkungan luar daripada bayi-bayi yang dilahirkan

secara cesar, wanita yg badannya lebih kecil seringkali melahirkan bayi-

bayi yang mati atau membutuhkan alat-alat medis, bayi yg dilahirkan

dengan alat-alat medis dapat mengalami ketidakmampuan motorik.

3. Pengalaman yg berhubungan dengan persalinan

Berkaitannya dangan apakah ibu banyak mengkonsumsi obat-obat setelah

kelahiran atau tidak atau seberapa jauh si ibu terpengaruh obat-obatan dan

mudah atau sulitnya si bayi dapat bernafas.


4. Lamanya periode kehamilan

Prematur dan postterm bayi yg lahir terlambat jarang terjadi karena sudah

ada perangsang kelahiran, tapi yg prematur semakin meningkat, dulu

kriteria prematur hanya BB, tetapi sekarang melibatkan tinggi badan.

5. Usia kehamilan

Panjang badan bayi, pengerasan tulang, lingkar kepala, iritabilitas, refleks,

keadaan gizi, dan penilaian neurologis. Bayi-bayi yang prematur biasanya

mengalami komplikasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

pascanatal tapi nantinya ia dapat mengejar ketertinggalan.

6. Sikap orang tua (ibu & ayah)

Bila sikap orangtua kurang menyenangkan maka perlakuan terhadap bayi

akan menghalangi bayi dapat melakukan penyesuaian diri, sebaliknya bila

orangtua sikapnya menyenangkan maka bayi akan mudah menyesuaikan

diri.

7. Perawatan pascanatal

Tergantung tiga aspek, yang banyaknya perhatian yg diperoleh bayi,

banyaknya rangsangan yg diperoleh dari waktu ke waktu, dan derajat

kepercayaan orangtua terutama ibu dalam memenuhi kebutuhan bayi.

2. 5 Bahaya Psikologis Pada Bayi

Meskipun bahaya psikologis tidak terlalu banyak mempengaruhi

penyesuaian diri bayi pada kehidupan pascanatal dibandingkan bahaya fisik,


namun bahaya-bahaya psikologis cukup penting karena efek jangka panjang

yang ditimbulkan (Oktarina, 2016). Ada beberapa bahaya psikologis, yaitu :

1. Kelambatan perkembangan, BB tidak kembali seperti semula,

sehingga terus menerus turun, orang tua yang cemas terlihat dari

bagaimana ia memperlakukan bayinya seperti jalannya pelan-pelan,

bayi tidak boleh keberisikan, tidak mengajak berbicara, tidak

mengayun-menganyun atau melatih tangan dan kakinya.

2. Kurang rangsangan, rangsangan dini membantu bayi untuk mengatasi

keadan terkejut yang merupakan ciri hari pertama.

3. Sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti

semisal orangtua, sikap ini biasanya semakin meningkat dengan

adanya komplikasi persalinan, kelahiran kembar 2 3, atau 4,

kemurungan pada ibu baru, bayi menangis tidak ditenangkan hanya

dilihat saja.

2. 6

2. 7
BAB 3
PENUTUP

3. 1 Simpulan
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah

adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi

baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan

untuknya menjalani masa transisi dengan baik. Jika psikologis bayi baru lahir

tidak baik maka akan mempengaruhi tumbuh kembang bayi tersebut. Konsisi-

konsisi yang dapat mempengaruhi bayi baru lahir seperti: lingkungan prenatal,

jenis persalinan, pengalaman yg berhubungan dengan persalinan, Lamanya

periode kehamilan, Usia kehamilan, Sikap orang tua (ibu & ayah), dan

Perawatan pascanatal.

3. 2 Saran

Sebagai bidan kita harus memberirakan konseling kepada calon orang tua

tentang bayi baru lahir dan bagaimana adaptasinya. Sehingga diharapkan peran

orang tua aktif dalam masa periode bayi dan mengerti bagaimana menyikapa

bayi baru lahir.


DAFTAR PUSTAKA

Oktarina, M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan bayi baru lahir.
Yogyakarta: Deepublish.

Ramadhani, F. P. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Post Partum Spontan dengan


Masalah Keperawatan Defisiensi Pengetahuan tentang PerawatanTali Pusat
pada Bayi Baru Lahir di RSUD dr.Soedirman. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong, 273-280.

Muslihatun, WN., Mufdilah, Nanik S. (2010). Dokumentasi Kebidanan. Fitramaya,


Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Marmi. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.. Yogyakarta:
Pustaka Belajar

Armini, Ni Wayan. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta : ANDI

Desiningrum, dini arti (2012). Buku Ajar Psikologi perkembangan 1. Fakultas


Psikologi. Universitas Diponegoro. Semarang

Anda mungkin juga menyukai