Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas Pemeriksaan Fisik

Dosen pengampu : Friska Junita, SST.,M.KM

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Asmarany Fauzan Achmadi 201560411037

Ernawati 201560411007

Rafidah Rahmah Nursalima 201560411027

PROGRAM STUDI S1-KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

Jl.Cut Mutia No. 88A RT.001/RW.002. Sepanjang Jaya

Rawalumbu Kota Bekasi Jawa Barat 17113


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas karunianya kami
dapat mengerjakan tugas makalah ini dengan sehat serta tanpa hambatan apapun. Shalawat
berserta salam semoga seelalu tercurahkan kepada junjungan kami Nabi besar Muhammad
SAW.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat tugas di mata kuliah Pemeriksaan
Fisik dalam proses penyusunan makalah ini, kami kami sangat berterimakasih atas bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini kami juga bermaksud
menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu Linda K. Telaumbanua, S.ST., M.Keb selaku ketua dari STIKes Medistra Indonesia

2. Ibu Puri Kresna Wati, S.ST., M.KM selaku Ketua Program Studi

3. Renince, SST., M.Keb selaku koordinator mata kuliah Dosen Pengembang RPS.

4. Serta teman-teman semua yang kami tidak bisa sebutkan satu-persatu, Terimakasih atas
kerjasamanya dalam kelompok ini untuk menyusun makalah Pemeriksaan Fisik.

Semoga Tuhan yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal kepada semuanya.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan sumbangsih untuk
menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya,
kami akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak karena kami menyadari
makalah yang telah kami susun ini memiliki banyak sekali kekurangan.

Penyusun

Bekasi, 22 September 2021


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan
masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa
keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali
(Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi sebanyak
4.462.562 jiwa (Data Statistik Indonesia 2012). Sedangkan menurut Data Statistik Indonesia
Tahun 2014 jumlah bayi di Sumatera Barat 113.534 jiwa dan jumlah bayi di kota Padang
17.534 jiwa. Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan
dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009Bayi adalah anak yang baru lahir sampai
berumur 1 tahun dan mengalami proses tumbuh kembang. Tumbuh kembang merupakan
proses yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat berdiri sendiri, terjadi secara simultan,
saling berkaitan dan berkesinambungan dari masa konsepsi hingga dewasa. (1) Pertumbuhan
(growth) adalah perubahan besar dalam hal jumlah dan ukuran pada tingkat sel, organ
maupun individu. Perkembangan (deveopment) adalah peningkatan kemampuan hal struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan memiliki pola teratur dan dapat di
prediksi, yang merupakan hasil dari proses pematangan.

1.2 Rumusan Masalah

 lebih sering dijumpai pada Bayi Kurang Bulan dan BBLR disbanding dengan Bayi Cukup
Bulan dan Bayi Berat Lahir Normal. 
1.3 Tujuan

1. Memenuhi Tugas mata kuliah Pemeriksaan fisik

2. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti Pemeriksaan fisik bayi

1.4 Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BAYI

Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus dapat
melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetap hidup yaitu penyesuaian perubahan suhu,
menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan penyesuaian atau
adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan
perkembangan bahkan bisa sampai meniggal dunia (Mansur, 2009).

2.2 KLASIFIKASI BERAT LAHIR

Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :

1. Bayi Berat Lahir Rendah


2. Bayi Berat Lahir Cukup / Normal
3. Bayi Berat Lahir Lebih

Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :

1. Bayi kurang Bulan


2. Bayi Cukup Bulan
3. Bayi Lebih Bulan

2.3 KLASIFIKASI BBL

Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) Bayi kurang bulan 
(prematur) bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu ( hari) Bayi
cukup bulan atau atermbayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih) Bayi lebih bulan atau post date.
2.4 CIRI NEONATUS BAYI BALITA

Masa Neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta
organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar
3000 gr - 3500 gr, tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari
pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir,
kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan.

Pernahkah terbersit pertanyaan dalam benak sudara...bagaimana bayi baru lahir bisa
menghisap? Bayi baru lahir juga bisa mencari puting ibunya?.....untuk bisa menjawab
pertanyaan tersebut, mari kita pahami pernyataan berikut, bahwa pada masa neonatal ini,
refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya refleks moro yaitu
reflek merangkul, yang akan menghilang pada usia 3-5 bulan; refleks meng- hisap (sucking
refleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posi- si leher/kepala
(tonick neck refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada
usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia,
refleks-refleks itu akan menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengaran dan
penglihatan juga sudah mulai berkembang.
Masa balita dan prasekolah usia 1 - 6 tahun, terbagi menjadi:

Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun Setiap
anak akan melewati tahapan tersebut secara flexible dan berkesinambungan. Misalnya
pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi, tidak selalu dicapai pada usia 1
tahun secara persis, tetapi dapat dicapai lebih awal atau lebih dari satu tahun. Masing-masing
tahap memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.

Hampir sepertiga masa kehidupan manusia dipakai mempersiapkan diri untuk menghadapi
dua pertiga masa kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengopti- malkan
tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat penting.

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada patokan umur
tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan istilah milestone
(Moersintowarti, 2002).

Seperti penyataan di atas bahwa setiap tahap perkembangan, anak mempunyai ciri-ciri
tertentu, maka berikut ini merupakan pencapaian atau ciri-ciri tumbuh dan kembang secara
normal pada masa pranatal, neonatal, bayi, toddler dan pra sekolah

Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih, terdapat 4 aspek perkembangan
anak balita yaitu :

A. Kepribadian/tingkah laku sosial (personal social) yaitu aspek yang berhubungan


dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
B. Motorik halus (fine motor adaptive) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemam-
puan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta
tidak memerlukan banyak tenaga. Misalnya memasukkan manik ke botol, me-
nempel, menggunting.
C. Motorik kasar (gross motor) yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh yang melibatkan sebagian sebagian besar bagian tubuh karena dilakukan
dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga.
Misalnya berjalan, berlari.
D. Bahasa (language) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan bicara spontan. Pada
masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif sehingga bila menyatakan perasaan
Uraian Materi atau keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Semakin bertambah
usia, anak akan menggunakan bahasa aktif yaitu dengan bicara.

2.5 TAHAPAN PEMERIKSAAN FISIK BAYI

a. Inspeksi (melihat)

b. Palpasi (meraba)

c. Perkusi (mengetok)

d. Auskultasi (mendengar)

e. Anamnesa (Tanya jawab)

1. Keadaan umum

a. Bentuk Tubuh ( lordosis, kifosis / tidak )

b. Psikologis ( menangis / tidak, takut / tidak)

2. Kepala

a. Bentuknya ( lonjong, bundar / tidak )

b. Besarnya ( normal, mikrocepalus, hydrocephalus / tidak )

c. Ubun-ubun besar / kecil, sudah menutup / belum

d. Bila belum menutup teraba cekung, datar, cembung, tegang / tidak

e. sutura-sutura teraba / tidak

3. Rambut

a. Warnanya (hitam, merah jagung, putih)

b. Kesuburannya (lebat, tipis / tidak )

c. Mudah rontok / tidak, botak / tidak


4. Muka

a. Pucat, cemas, kuning, merah, biru (sianosis)

b. Kulit wajah : halus, kasar, jerawatan / tidak

c. Hiperpigmentasi melantonik ada atau tidak

5. Mata

a. Simetris / tidak, juling, buta / tidak (kelopak mata / bulu mata lengkap / tidak )

b. Selaput lender mata pucat / tidak

c. Bintik bitot ada / tidak d. Penyakit mata akut / kronis, tumor / tidak

6. Hidung

a. Bersih / tidak

b. Pilek / tidak, polip / tumor ada / tidak

c. Dapat membedakan bau-bauan atau tidak

7. Mulut

a. bersih / tidak, berbau / tidak

b. Bibir pucat / tidak, stomatitis / tidak c. Gusi bersih

d. Lidah kotor, tenggorokan bersih / tidak, pharynx membesar / tidak, tonsil membesar / tidak

8. Telinga

a. Bersih / tidak

b. Pernah keluar cairan / tidak

c. Dapat mendengar dengan baik / tidak

9. Leher

a. Bentuknya : pendek, sedang, panjang

b. Pembesaran kelenjar thyroid ada / tidak, pembesaran kelenjar lymphe ada / tidak

c. Hiperpigmentasi pada kulit leher / tidak


d. Arteri karotis palpasi jelas / tidak

10. Ketiak

11. Dada

a. Bentuk normal / tidak

b. Kalau pasien wanita ( buah dada, putting susu, hiperpigmentasi ada / tidak)

12. Ekstrimitas atas (lengan)

a. Simetris / tidak

b. Jari-jari lengkap / tidak

c. Kuku : pucat, kotor, panjang, biru / tidak

13. Abdomen (perut)

a. Membesar / tidak

b. Nyeri tekan / tidak

c. Ada bekas operasi / tidak

d. ada bising usus / tidak

e. Bentuk pusar : cekung, datar (hernia umbilikalis)

f. Teraba tumor / tidak

14. Ekstimitas bawah (paha/kaki)

a. Simetris / tidak

b. Tibia baik / tidak, oedema ada / tidak, varises ada / tidak

c. Jari-jari kaki lengkap / tidak

d. Telapak kaki cekung / datar

15. Punggung

a. Alur tulang punggung simetris / tidak

b. Kifosis ada / tidak

c. Hiperlordosis ada / tidak


16. Genitalia ( alat kelamin ) dan anus

a. Genitalia laki-laki ( Saluran kencing lancar / tidak, testis lengkap / tidak, testis sudah turun
ke skrotum / belum, femosis ada / tidak )

b. Genetalia wanita (kebersihan, vagina bersih / tidak, labia minor / mayor sudah menutup /
belum, klistoris, uretra, vagina lengkap / tidak)

17. Pemeriksaan neurologi

a. reflek menghisap ada / tidak

b. Reflek menggenggam ada / tidak

c. Reflek morro ada / tidak d. Reflek babinski ada / tidak

e. Reflek inkurvasi ada / tidak

18. Tingkat kesadaran

a. Pasien sadar / tidak

b. Pasien letargi / tidak

c. Pasien aktudansi / tidak

d. Pasien stupar / tidak e. Pasien koma / tidak

2.6 PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN

A. Perkembangan paru-paru

Faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi :Hipoksia pada akhir
persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim, yang merangsang pusat
pernapasan di otakTekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-
paru selama persalinan, merangsang masuknya udara paru-paru secara mekanis.

B. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernapasan bayi berfungsi untuk :mengeluarkan cairan dalam paru-


paruMengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.Agar alveolus
berfungsi maka harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-
paru.Produksi surfaktan dimulai pada UK 20 mingguSurfaktan mengurangi tekanan
pada permukaan paru dan menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps dan
sulit bernapas.

C. Dari Cairan Menuju Udara

Sisa cairan di dalam paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe serta
darah, semua alveolus akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu

D. Kaitannya Fungsi Pernapasan dan kardiovaskuler

Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru akan mendorong
terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru
serta merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2.7 PERUBAHAN SISTEM THERMOREGULASI

Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatis yang


mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan mempertahankan
keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan
(Brooker, 2008).

Termoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas dan


hilangnya panas dalam rangka untuk menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal. Temperatur
tubuh  normal dihasilkan dari keseimbangan antara produksi dan kehilangan panas tubuh.
Salah satu masalah khusus pada bayi, terutama bayi prematur adalah ketidakmampuannya
untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal. Banyak faktor yang berperan dalam
termoregulasi seperti umur, berat badan luas permukaan tubuh dan kondisi lingkungan.
Gangguanh termoregulasi dapat berupa hipotermia dan hipertermia.  

Temperatur tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas.
Bila kehilangan panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju pembentukan panas maka akan
terjadi penurunan temperatur tubuh. Begitu juga sebaliknya bila pembentukan panas dalam
tubuh lebih besar dari pada kehilangan panas, timbul panas di dalam tubuh dan temperatur
tubuh akan meningkat.

Menggigil merupakan usaha utama bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya Lemak coklat akan digunakan pada stress dingin. Bayi kedinginan hipoglikemia
hipoksia asidosis Pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas bidan.
2.8 PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL

Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan
mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini
(Gorrie, et al., 1998). Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-
rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari
pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam (Olds,et al.,1980) untuk
pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. (Gorrie, et al., 1998).
Spingter cardiac antara esophagusdan lambung pada neonatus masih immatur (Olds, et
al., 1980), mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan
segera setelah diberikan (Gorrie,etal.,1998). Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol
persarafan pada lambung belum sempurna (Olds, et al., 1980).

BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi
dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan
untuk absorbsi lebih luas (Gorrie, et al., 1998).

Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen dalam
jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan sistem saraf
simpatis merangsang peristaltik (Simpson & Creehan, 2001).

Kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatasHubungan antara esofagus


bawah dan lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada
bayi.Kapasitas lambung < 30cc Waktu pengosongan lambung 2,5 – 3 jamItulah sebabnya
bayi memerlukan ASI sesering mungkin.
2.9 PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Bayi yang baru lahir mendapat dukungan sistem imunitas melalui air susu ibu (ASI) yang
pertama kali keluar atau disebut kolostrum. Kolostrum mengandung immunoglobulin A
(IgA) yang mampu melindungi tubuh bayi dari kuman. Caranya, dengan membentuk jaringan
pelindung pada usus, hidung, dan tenggorokan.
Saat menyusui, bayi memperoleh antibodi dan faktor pelindung kuman lain dari tubuh
ibunya. Kedua hal inilah yang akan memperkuat sistem imunitas. Hal tersebut akan
membantu memerangi infeksi dan berbagai penyakit seperti diare, infeksi telinga dan
pernapasan, serta meningitis. Bayi menyusui juga terlindung dari asma, obesitas, alergi,
diabetes, serta sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).

Perlindungan ASI terus berlanjut bahkan jauh setelah masa menyusui telah selesai. Penelitian
menunjukkan, bayi yang memperoleh ASI memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker
karena menurut dugaan, bayi didukung sistem imunitas yang baik. Selain itu, ASI juga dapat
menghindarkan penyakit  yang diperoleh pada masa mendatang misalnya diabetes tipe 1 dan
2, kolesterol tinggi, dan peradangan pada usus, bahkan tekanan darah tinggi yang bisa
menyerang seseorang di usia remaja.

Sistem imunitas bayi belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap infeksi
dan alergi Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi,jika bayi
disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk laktobasilus
bifidus,laktoferin,lisozim dan sekresi Ig A

3.0 ADAPTASI PERUBAHAN KULIT BAYI

Kulit neonatus dan bayi berbeda dengan kulit orang dewasa. Perbedaan ini sering tidak
disadari sehingga menyebabkan pemaparan kulit neonatus dan bayi dengan berbagai bahan
yang dapat membahayakan. Sejauh ini prinsip pemakaian terapi topikal pada neonatus dan
bayi dalam praktek sehari hari lebih banyak didasarkan atas prinsip pengobatan pada dewasa.
Hal ini dapat dipahami mengingat hingga kini informasi praktis mengenai obat dan
terapeutika pada anak masih sangat terbatas. Beberapa faktor yang hanya terdapat pada
neonatus dan bayi dapat menyebabkan peningkatan absorpsi obat perkutan sehingga
meningkatkan risiko toksisitas pada kelompok pasien yang unik ini. Apabila dibandingkan
dengan orang dewasa, neonatus dan bayi memiliki rasio perbandingan luas permukaan kulit
terhadap berat badan yang lebih besar sehingga meningkatkan akumulasi tingkat serum obat
yang berbahaya secara signifikan.

Hal ini merupakan permasalahan terutama pada neonatus dan bayi-bayi prematur, yang juga
memiliki tingkat absorpsi perkutan yang lebih tinggi karena fungsi sawar kulit yang relatif
imatur.

Perkembangan Struktur Kulit Maturasi kulit dimulai saat embriogenesis melalui sinyal
interselular dan intraselular antara lapisan jaringan yang berbeda. Perkembangan sawar kulit
meningkat seiring meningkatnya usia kehamilan, dan maturasi epidermis lengkap dalam 34
minggu. Epidermis terdiri dari 4 lapisan utama, yaitu basalis, spinosum, granulosum, dan
stratum korneum. Sawar fisik terutama terdapat pada stratum korneum termasuk korneosit,
korneodesmosom, lipidenriched intercellular domains, dan sel epidermis bernukleus.
Cornified envelope terdiri dari beberapa lapisan keratinosit mati dan terdiri dari keratin yang
terbungkus dalam cross-linked protein dan dikelilingi oleh matriks lipid. Transglutaminase
merupakan enzim yang bertanggung jawab untuk cross-linking antara protein dan memiliki
peranan utama dalam pembentukan cornified envelope.

Gangguan selama pembentukan cornified envelope disertai dengan kelainan permeabilitas


sawar kulit. Mutasi gen yang mengkode transglutaminase berhubungan dengan
perkembangan iktiosis kongenital autosomal resesif terutama iktiosis lamellar. Neonatus
preterm mengalami penurunan ketebalan epidermis dan stratum korneum dibandingkan
dengan orang dewasa. Neonatus full-term memiliki well-developed epidermis dengan
ketebalan menyerupai kulit orang dewasa, sedangkan penelitian lain telah mengamati bahwa
epidermis bayi lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa. Homeostasis kulit tergantung
pada kohesi stabil antara epidermis dan dermis, yang terhubung dengan erat melalui
dermoepidermal junction. Kompleks penyambung dalam zona taut dermis-epidermis
berperanan pada stabilitas kohesi dermis-epidermis dan terdiri dari hemidesmosom
keratinosit basalis, filament penyambung yang menghubungkan hemidesmosom ke
membrane basalis, dan fibril penyambung yang menghubungkan membrane basalis dengan
dermis yang ada di bawahnya.

Selama maturasi kulit, perlekatan sel dan selularitas epidermis meningkat, dan taut dermis-
epidermis menjadi berundulasi. Pada neonatus preterm, papillary dermis di bawah taut
dermis-epidermis mengalami edema, fibril kolagen lebih kecil dibandingkan yang terdapat
pada neonatus term atau orang dewasa, dan struktur penyambung berkurang, dengan ruang
yang lebar antara titik penghubung.

Pembuluh-pembuluh darah mikro pada kulit neonatus menunjukkan pleksus horizontal


dengan jaringan kapiler yang belum terorganisir. Segera setelah lahir, loop kapiler hanya
dapat diamati pada nail beds, telapak tangan, dan telapak kaki serta jelas terlihat di semua
lokasi anatomikal pada umur 14- 17 minggu.

Tingkat sebum tinggi pada minggu pertama kehidupan karena rangsangan androgenik yang
kuat dari sekresi sebum sebelum kelahiran. Kulit bayi berisi total lipid yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan orang dewasa dan ini berkorelasi dengan tingkat sebum rendah yang
terjadi pada bulan ke-6 kehidupan.

Deskuamasi epidermis menunjukkan turnover epidermis dan berkorelasi terbalik terhadap


tingkat sebum permukaan kulit. Selama 3 bulan pertama kehidupan, terjadi peningkatan
deskuamasi di area wajah karena peningkatan turnover epidermis. Namun hal ini tidak terjadi
pada daerah popok karena efek oklusif dari popok. Deskuamasi yang lebih rendah pada pipi
dibanding pada dahi dapat berhubungan dengan densitas kelenjar sebasea yang lebih tinggi
pada pipi. Malnutrisi dihubungkan dengan perubahan pada lipid permukaan. Pada neonatus
yang menerima nutrisi parenteral inkomplit, terdapat perubahan pada lipid kulit karena
defisiensi asam lemak esensia.
3.1 ADAPTASI PERUBAHAN SYARAF BAYI

Ketika dilahirkan otak bayi beratnya 1/8 dari berat tubuhnya. Pada asia 10tahun berat otak
1/18 berat tubuhnya. Pertumbuhan susunan saraf ini dapatdikatakan berlangsung dengan
cepat sekali selama dalam kandungan dan 3-4tahun pertama setelah dilahirkan. Selama dalam
kandungan, susuna saraf yang terutama tumbuh cepat adalah jumlah dan ukuran sel saraf.
Perkembangan setelahdilahirkan maka pertumbuhan susunan saraf lebih terarah pada
pengembangan selsaraf yang masih belum berkembang.

Perubahan fisiologis sistem Neurologis pada bayi baru lahir sistem saraf belum terintegrasi
sempurna namun sudah cukup berkembang untuk bertahandalam kehidupan ekstra
uterin. Fungsi tubuh dan respon-respon yang diberikansebagian besar dilakukan oleh pusat
yang lebih rendah dari otak dan reflek-reflekdalam medulla spinalis. Bayi baru lahir baru
dapat menjalankan fungsi padatingkat batang otak. Kontrol saraf dari pusat yang lebih tinggi
secara bertahap berkembang, membuat lebih memungkinkannya perilaku yang kompleks
dan bertujuan. (Hamilton, 1995).

Kebanyakan fungsi neurologis berupa reflek primitif. Evaluasi reflek primitif dan tonus otot
merupakan pengkajian perilaku saraf (neuro behavioral) pada neonatus. Bayi baru lahir
memiliki banyak reflek yang primitif. Waktu, saatreflek bayi baru lahir ini muncul dan
menghilang, menunjukkan kematangan dan perkambangan sistem syaraf yang baik. Reflek
yang sering ditemukan pada bayi baru lahir normal adalah menghisap dan membuka mulut
(rooting), menelan,menggenggam telapak tangan dan kaki, menjulurkan lidah, reflek moro
dan lain-lain (Bodak, 2005).Selain itu, sistem syaraf otonom sangat penting selama transisi,
karenasaraf ini merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan keseimbanganasam
basa, dan mengatur sebagian suhu (Wong, 2009). Bayi baru lahir cukup bulan dikenal sebagai
mahluk yang reaktif, responsif, dan hidup. Perkembangansensoris bayi baru lahir dan
kapasitas untuk melakukan interaksi sosial danorganisasi diri sangat jelas terlihat (Bodak,
2005).
3.2 PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM TANDA TANDA VITAL BAYI

Sistem Skor APGAR


Indikator 0 Poin 1 Poin 2 Poin
Aktivitas
(tonus otot) Fleksi lambat pada
A Tidak ada lengan dan tungkai Pergerakan aktif
P Pulse (Nadi) Tidak ada < 100 kali/menit >100 kali/menit
Grimace
(Refleks iritabilitas) Bersin, batuk,  gerakan
G Tidak ada respons Meringis menghindar
Appearance
(warna kulit) Biru keabu-abuan Merah muda, kecuali Merah muda disekujur
A pucat ekstremitas tubuh
Respiration
(pernapasan) Lambat, irregular, Teratur, dalam;
R Tidak ada menangis lemah menangis kuat
Cara menggunakan:
 Berikan skor pada setiap tanda pada 1 menit dalam 5 menit pasca lahir.
 Skor 0 – 3 membutuhkan tindakan resusitas darurat
 Skor 4 – 7 membutuhkan suplemen oksigen dan tindakan resusitas yang sesuai.
 Skor 8 – 10 dianggap normal

Tanda-tanda Vital Bayi Baru Lahir

Normal: 120-160 kali/menit


Tidur: sampai 100 kali/menit
Menangis: Sampai 180 kali/menit
Nadi Catatan: hitunglah nadi apical selama 1 menit
Normal: 30-60 kali/menit
Dominasi diafragma, namun selaras dengan pergerakan abdomen
Pernapasan Catatan: hitunglah pernapasan selama 1 menit penuh
Tekanan Darah Normal saat lahir
Sistolik: 60-80 mmHg
Diastolik: 40-45 mmHg
Normal saat hari ke-10
Sistolik: 100 mmHg
Diastolik: 50 mmHg
Kisaran normal: 36,5-37,5 C0

Aksilaris: 36,4-37,2 C 0

Kulit: 36,0-36,5 C
0

Suhu Rektal: 36,6-37,2 C0


BAB 3

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Mata kuliah ini secara umum bertujuan mengetahui dan mempraktikkan pemeriksaan fisik
Ibu dan bayi berdasarkan  sikap, keterampilan dan pengetahuan. Setelah menempuh mata
kuliah ini secara khusus mahasiswa mampu melakukan anamnsesis, pengkajian tanda vital
pada Ibu dan bayi, pemeriksaan dasar pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
serta anak.

3.4 SARAN

Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang Pemeriksaan Fisik. Kami mengetahui bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan
yang benar kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://dokterbagus.wordpress.com/2019/01/20/klasifikasi-bayi-menurut-berat-lahir/

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2258/2/Chapter%20I.pdf

https://slideplayer.info/slide/11832580/

http://scholar.unand.ac.id/5590/2/BAB%20I.pdf

https://kulon2.undip.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=117175

https://unipasby.ac.id/ckeditor/images-media/1524060896_SOP%20PEMERIKSAAN
%20FISIK%20BAYI%20BARU%20LAHIR.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
3facf0175ba433c0d204f32239f0f7d6.pdf

https://gustinerz.com/sistem-skor-apgar-dan-tanda-tanda-vital-bayi-baru-lahir/

https://id.scribd.com/document/378413715/Perubahan-Sistem-Saraf-Pada-Bayi-Baru-Lahir

Anda mungkin juga menyukai