OLEH:
RIWIN KUSMINARTI
P1337424823026
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Desember 2023
Mengetahui,
Pembimbing Prodi
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Bayi
Bayi adalah manusia yang baru lahir yang berumur sampai dengan 12
bulan yang ditandai dengan tumbuh kembang fisik yang cepat dengan perubahan
kebutuhan nutrisi. Bayi juga termasuk individu yang lemah dan memerlukan
proses adaptasi. Agar bayi dapat bertahan hidup diperlukan 4 adaptasi, yaitu:
a. Adaptasi terhadap perubahan suhu
b. menghisap dan menelan
c. bernafas
d. Pembuangan kotoran
Kesulitan beradaptasi dapat menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan,
perkembangan yang lambat bahkan meninggal.
Menurut Depkes RI (2009) masa bayi merupakajn masa keemas an tetapi
juga merupakan masa kritis bagi perkembangan manusia. Disebut sebagai masa
kritis karena bayi sangat peka terhadap lingkungannya pada masa ini dan disebut
sebagai periode emas karena masa bayi sangat singkat dan tidak data diulang.
(Lontaan et al., 2023)
Masa bayi (infacy) terbagi menjadi masa neonatal (0-28 hari) dan masa
post neonatal (29 hari-12 bulan) .
Pada masa neonatal terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah serta organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan
normal dari ibu yang sehat berkisar antara 3000 gr - 3500 gr tinggi badan sekitar
50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada 10 hari pertama kehidupan biasanya
terjadi penurunan berat badan 10 % dari berat lahir, kemudian berangsur-angsur
mengalami kenaikan.
Bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan, setiap bayi mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan dalam masa hidupnya. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan
pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan.(Pemiliana, 2022)
Pada masa neonatal refleks-refleks primitive yang bersifat fisiologis akan
muncul, diantaranya refleks moro yaitu refleks merangkul yang akan menghilang
pada usia 3-5 bulan. Refleks menghisap, sucking refleks, refleks menoleh,
rooting reflaks, reflek mempertahankan posisi leher / kepala (tonickneck refleks),
reflek memegang (palmar grasps refleks) yang kan menghilang pada usia 6-8
tahun. Pada masa neonatal fungsi pendengaran dan penglihatan juga mulai
berkembang.
Bayi sebutan untuk usia 0-1 tahun dan mahluk hidup yang baru saja
dilahirkan dari rahim ibu. Pada masa ini sangat lucu-lucunya anak baik fisik
maupun dalam tingkah lakunya, karena pada masa ini adalah masa yang polos
dan unik bagi anak (Mochtar, 2012).
Pada masa bayi pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat.
Umur 5 bulan berat badan anak 2 x berat lahir dan umur 1 tahun sudah 3 x berat
saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. pada 6 bulan pertama
pertumbuhan lingkar kepala sudah 50 %. Oleh karena itu perlu pemberian gizi
yang baik yaitu dengan memperhatikan gizi seimbang.
Pada 3 bulan pertama anak berusaha mengelola bola matra untuk
mengikuti suatu objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum, naluri
dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayanga yang cukup
mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup
anak berusaha mengangkat kepala, jika tidur terlentang anak lebih menyukai
sikap memiringkan kepala ke samping.(Pemiliana, 2022)
2. Ciri – Ciri Bayi Sehat
Menurut Soegeng (2008), ciri-ciri bayi sehat meliputi :
a. Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan
tangan secara seimbang.
b. Cukup "rakus" mengisap ASI.
c. Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.
d. Bayi menangis dengan keras dan nyaring.
e. Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir, hingga tangan dan bagian kaki
f. Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk di siku,
tungkai setengah tekuk di sendi paha dan lutut.
g. Napas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak
teratur
h. Semua anggota badan lengkap sempurna, dari ujung kaki hingga ujung
rambut. Tak terkecuali lubang mulut, lubang dubur dan pusar.
i. Tinja pada hari pertama sampai ke-7 berwarna hijau, hari berikutnya berubah
jadi kuning.
j. Sedangkan warna urin jernih atau kekuningan.
k. Warna putih mata tetap putih, tidak kuning.
l. Jika di usia 4 minggu dinilai semua fungsi tubuh baik, berarti normal
3. Kebutuhan Dasar Bayi
Kualitas tumbuh kembang anak ditentukan oleh peran lingkungan dalam
mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang yang meliputi : :
a. Asuh ( Kebutuhan Fisik – Biomedis)
Kebutuhan asuh meliputi sebagai berikut :
1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
2) Pengobatan
3) Perawatan kesehatan dasar. Untuk mencapai kesehatan dasar yang
optimal, perlu beberapa upaya misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas
atau Posyandu secara berkala, perawatan bila sakit.
4) Pakaian
5) Tempat tinggal
6) Snitasi lingkungan
b. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)
Kebutuhan asih meliputi :
1) Kasih sayang orang tua
2) Rasa aman
3) Penghargaan
4) Dukungan/dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memiliki
c. Asah (Stimulasi).
1) Stimulasi gerak
2) bicara
3) bermain
4) moral
5) kognitif
6) pendidikan(Kusyairi, 2006)
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan adalah bertambah besarnya ukuran dan
struktur sel dan bertambah banyak nya jumlah sel. Makna perkembangan secara
psikologis adalah bertambah dewasanya individu yang bersangkutan.
Pertumbuhan dan perkembangan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
kemampuan individu.
Secara umum proses tumbuh dan berkembang mempunyai periode :
a. Periode prenatal
yaitu selama masih di dalam kandungan (belum lahir)
b. Periode dini (infacy)
Yaitu sejak lahir sampai usia 14 hari (2 minggu). Pada masa ini bayi akan
berada di lingkungan yang baru (luar tubuh ibunya)
c. Periode bayi (baby hood)
Yaitu sejak usia 2 minggu sampai 2 tahun. Awalnya bayi sangat tergantung
dengan keberadaan ibunya. Lambat laun kondisi ini akan berubah, bayi akan
belajar mandiri
d. Periode anak (childhood)
Yaitu usia 2 sampqi 6 tahun dan usia 6-12 tahun.
e. Periode Pubertas (puberty) yaitu usia 11-16 tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang :
a. Faktor genetic
Ditentukan oleh factor pembawa (gen) yang terdapat dalam sel tubuh, gen
diwariskan dari orang tua kepada keturunannya
b. Faktor lingkungan
1) Tempat tinggal
Bayi yang tinggal di tempat yang berudara segar akan melakukan proses
pembakaran lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tinggal ditempat
yang udaranya penuh dengan polusi.
2) Lingkungan pergaulan
Apabila bayi tinggal dilingkungan yang kondusif dan penuh kehangatan
maka akan membuat tumbuh kembang bayi optimal.
3) Sinar matahari yang diterima
Sinar matahari berhubungan erat dengan proses pembentukan vitamin D
guna pertumbuhan tulang dan gigi
4) Status Gizi
Kecukupan gizi secara keseluruhan akan mengoptimalkan tumbuh
kembang anak
5) Tingkat Kesehatan orang tua
6) Tingkat emosi dan Latihan fisik(Anis, 2018)
Menurut Soetjiningsih (2015), Pertumbuhan perkembangan bayi sesuai umurnya
adalah sebagai berikut :
a. Usia 0 – 1 Bulan
1) Fisik
Pertumbuhan secara fisik meliputi BB meningkat 150-200 gram/minggu,
TB meningkat 2.5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 1.5 cm/bulan
sampai usia 6 bulan.
2) Motorik
Perkembangan motorik bayi seperti mengangkat kepala dibantu, tubuh
ditengkurapkan dan menoleh, reflek primitif baik, sucking, rotting, moro
reflek, menelan dan menggenggam
3) Sensorik, yaitu mengikuti sinar ke tengah.
4) Sosialisasi, yaitu mulai tersenyum
b. Usia 2 – 3 Bulan
1) Fisik, pertumbuhan yang terjadi adalah fontanela posterior sudah
menutup.
2) Motorik
Perkembangan motorik usia 2-3 bulan meliputi mengangkat kepala bayi
ditahan dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, meraih benda-
benda yang menarik, sudah dapat didudukan dengan punggung ditopang.
3) Sensorik
Perkembangan sensorik nya seperti, mengikuti sinar ke tepi, koordinasi
vertikal dan horisontal, mendengarkan suara.
4) Sosialisasi
Perubahan yang terjadi pada usia ini bayi dapat tertawa pada seseorang,
senang tertawa keras, menangis sudah mulai kurang.
c. Usia 4 – 5 Bulan
1) Fisik, perubahan usia ini adalah BB 2 kali BBL, bayi ngeces (belum ada
koordinasi menelan).
2) MotorikPerkembangan motorik bayi seperti, duduk kepala mulai
seimbang dan punggung mulai kuat, tengkurap susah bisa miring dan
kepala tegak lurus, reflek primitif mulai menghilang, meraih benda
dengan tangan.
3) Sensorik, pada usia ini bayi sudah mengenal orang dan komodasi mata
baik.
4) Sosialisasi, bayi senang berinteraksi dengan orang lama, mengeluarkan
suara tidak senang bila mainnya diambil orang.
d. Usia 6 – 7 Bulan
1) Fisik
Pertumbuhan fisiknya seperti BB meningkat 90-150 gr/minggu, TB
meningkat 1.25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5 cm/bulan
sampai 12 bulan, gigi mulai tumbuh.
2) Motorik
Pada usia ini bayi mampu membalikan tubuh, memindahkan benda dari
tangan satu ke tangan lainnya, mengambil dengan tangan, kaki, dan
mulut, makanan ke mulut.
3) Sensorik, sama dengan usia 4-5 bulan.
4) Sosialisasi
Bayi dapat membedakan orang yang dikenalnya, merangkul/memeluk
orang yang dicintai, menyebutkan (ma….ma……), dapat menangis cepat
lalu tertawa lagi.
e. Usia 8 – 9 Bulan
1) Fisik
Perubahan fisik usia ini BB bayi 3 kali BBL, TB lebih ½ kali BBL, gigi
atas dan bawah sudah tumbuh.
2) Motorik
Secara motorik bayi dapat duduk sendiri, koordinasi tangan ke mulut
lebih sering, tengkurap dan merangkak, mengambil dengan jari.
3) Sensorik, bayi akan mudah tertarik dengan benda kecil.
4) Sosialisasi, bayi cemas terhadap orang tua, mengulang kata tidak ada
arti.
f. Usia 10 – 12 Bulan
1) Fisik.
Perubahan secara fisik seperti BB 3 kali BBL, TB lebih ½ kali BBL, gigi
atas dan bawah sudah sembuh.
2) Motorik
Bayi mampu berdiri namun tidak lama, berjalan dengan bantuan, berdiri
dan duduk sendiri, mulai makan dengan sendok, main ciluk ba, senang
mencoret kertas.
3) Sensorik, bayi dapat membedakan bentuk.
4) Sosialisasi. Pada usia ini bayi akan emosi berlebihan, cemburu, marah,
senang lingkungan yang dikenal, takut lingkungan asing, mengerti
perintah sederhana.
Pertumbuhan dan perkembanyan Gigi bayi terjadi pada usia yang
berbeda-beda, tergantung pada irama pertumbuhan gigi individu masing-
masing. Beberapa bayi mengalami pertumbuhan gigi pada usia 3 bulan,
namun adapula bayi yang belum mengalami pertumbuhan gigi pada usia 1
tahun. Gigi yang tumbuh pertama kali adalah gigi seri atas, Biasanya pada
usia satu tahun bayi memiliki 6 buah gigi.(Anis, 2018)
h. DDST.
DDST merupakan salah satu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak usia 1 bulan sampai 6 tahun. Pelaksanaan DDST tergolog
cepat dan mudah serta mempunyai validitas yang tinggi. DDST bukan untuk
mendiagnosa atau untuk test kecerdasan (IQ).
Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik
halus bahasa dan motorik kasar (Setiyani, dkk, 2016).
i. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional.
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional adalah kegiatan/pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autism, dan
gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktivitas pada anak agar segera
dapat dilakukan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat
diketahui, intervensi akan lebih sulit dan berpengaruh pada tumbuh kembang
(Setiyani, dkk, 2016).
Jadwal Kegiatan dilakukan SDIDTK ( Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang) pada Balita dan APRAS :
Umur Jenis Deteksi TumBang yang Harus Dilakukan
Anak Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpang Penyimpangan Mental emosional (atas
an Perkembangan Indikasi)
Pertumbuha
n
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMPE M_CHAT GPPH
0 bulan V V
3 bulan V V V V
6 bulan V V V V
9 bulan V V V V
12 bulan V V V V
15 bulan V V V
18 bulan V V V V V
21 bulan V V V
24 bulan V V V V V V
30 bulan V V V V V V
36 bulan V V V V V V V V
42 bulan V V V V V V V
48 bulan V V V V V V V
54 bulan V V V V V V V
60 bulan V V V V V V V
66 bulan V V V V V V V
72 bulan V V V V V V V
Selang
Vaksin Pemberian Imunisasi Umur
Waktu
HB 0 0 – 7 Hari 0 bulan
BCG 1 Bulan 1 – 11 bulan
Polio 1, 2, 3, 4, bulan 4 mgg 1 – 11 bulan
DPT- HB – HiB 2, 3,4,bulan 4 mgg 2 – 11 bulan
IPV - 4 – 11 bulan
Campak 9 bulan
DPT – HB – HiB 18 bulan -
Ulang
Campak Ulang 24 bulan -
f) Alamat
Dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal
klien, sehingga lebih memudahkan pada saat akan bersalin sert
mengetahui jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan
(Walyani, 2015; h 113).
b. Subjektif
Menurut Kemenkes RI (2013) data subjektif berisi hasil anamnesa yang
meliputi identitas, riwayat kehamilan sekarang termasuk keluhan yang dialami,
riwayat obstetri lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat medis lain dan riwayat sosial
ekonomi termasuk pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
1) Alasan Datang
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke ke fasilitas kesehatan
apakah ada keluhan yang dirasakan (Sulistyawati, 2009).
2) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke ke
fasilitas kesehatan apakah ada keluhan yang dirasakan (Sulistyawati, 2009).
3) Riwayat Kesehatan
a) Anak
Dikaji untuk mengetahui bagaimana kondisi bayi pada saat lahir, apakah
dalam keadaan normal dan sehat atau terdapat komplikasi (Kemenkes RI,
2012).
b) Keluarga
Penting untuk melakukan penapisan pada ibu secepatnya terhadap
kemungkinan komplikasi antepartum yang dapat mempengaruhi periode
intrapartum (misal preeklampsia, anemia) atau muncul menyerupai tanda
– tanda persalinan (Walyani, 2015).
2) Riwayat Perkawinan Orang Tua
Bayi baru lahir ditanyakan apakak dalam status perkawinan orang tua yang
sah atau tidak sah, orang tua menikah berapa kali, berapa lama usia
pernikahannya, berapa usia ibu pada saat menikah. Hal tersebut ditanyakan
untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap
masalah kesehatan bayi. Apakah bayi dilahirkan dalam status perkawinan
yang sah ataukah bayi yang tidak diharapkan karena lahir diluar nikah
(Walyani, 2015).
c. Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Periksa keadaan umum bayi seperti apakah bayi menangis kuat, bergerak
aktif atau tidak, dan bagaimana wara kulitnya (Kemenkes RI, 2012).
b) Kesadaran
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan, yaitu : Baik, jika pasien memperlihatkan respons
yang baik terhadeap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien
tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan, dan dikatakan lemah,
pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan
pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati,
2009).
c) Tanda – tanda Vital
(1) Nadi : Frekuensi denyut normal 120-160 kali/menit.
(2) Respirasi : Frekuensi nafas normal 40-60 kali permenit.
(3) Suhu : Suhu normal adalah 36,5–37,50C
(Kemenkes RI, 2013).
2) Antropometri
a) Berat Badan ( BB ) : Berat lahir normal 2,5-4 kg (Kemenkes RI, 2013;
h.54). Pada usia 4 bulan, berat bayi biasanya tambah 2 kali lipat. Pada
usia 1 tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat badan waktu lahir sekitar
21 pon (Hurlock, 2017).
Anggraeni&Nirmala (2019) dalam penelitiannya mengenai Hubungan
Indeks Masa Tubuh Dan Lingkar Lengan Atas Ibu Menyusui Terhadap
Status Gizi Bayi Usia 0-12 Bulan Di Pekon Pagelaran Kabupaten
Pringsewu didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara hubungan indeks
masa tubuh dan lingkar lengan atas ibu menyusui terhadap status gizi
bayi usia 0-12 bulan dipekon pagelaran kabupaten pringsewu tahun 2015.
Semakin baik LILA ibu menyusui (tidak berisisko) maka akan semakin
baik pula status gizi nya dan semakin kurang LILA ibu menyususi
(berisiko) maka akan semakin buruk status gizi nya.
Rokhimawati (2019) menambahkan dari hasil penelitiannya bahwa
93,4% bayi memiliki berat badan lahir cukup. Prevalensi status gizi baik
pada bayi umur 1-6 bulan berdasarkan BB/U, PB/U, dan IMT/U adalah
sebesar 92,1%, 88,2%, dan 96,1%. Berat badan lahir berhubungan
dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan berdasarkan indeks BB/U
(p=0,004) dan PB/U (p=0,011), namun tidak dengan indeks IMT/U
(p=0,112). Dapat disimpulkan berat badan lahir berhubungan dengan
status gizi bayi umur 1-6 bulan berdasarkan indeks BB/U dan PB/U,
namun tidak indeks IMT/U.
b) Panjang badan.
Pada usia 4 bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inchi, pada usia 1 tahun
antara 28-30 inchi (Hurlock, 2017).
c) Lingkar kepala : Lingkar kepala normal 33-37 cm (Kemenkes, 2013).
Secara normal, pertambahan ukuran lingkaran kepala setiap tahap relatif
konstan. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya 34-35 cm.
kemudian bertambah ± 0,5 cm/bulan pada bulan pertama ataumenjadi 44
cm. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan kepala paling cepat, kemudian
tahun-tahun pertama lingkat kepala bertambahnya tidak lebih dari 5
cm/tahun. Pada dua tahun pertama, pertumbuhan otak relatif pesat, dan
setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10
cm. Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak. Umur 0 – 11
bulan, pengukuran dilakukan setiap bulan (Setiyani, 2016).
d) Lingkar dada : Lingkar dada 30-33 cm (Uliyah dan Hidayat, 2008).
e) Lingkar lengan atas : Normalnya pada BBL minial 9,5 cm (Kemenkes
RI, 2013).
3) Status Present
a) Kepala : Untuk memeriksa ada atau tidaknya penonjolan fontanel
(peningkatan tekanan intracranial), penonjolan sutura sagittal
(molding), ada atau tidak caput succedaneum, cephal hematoma
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
b) Muka : periksa kesimetrisan wajah.
c) Mata : Normalnya tidak ada kotoran/sekret (Kemenkes RI, 2013).
d) Hidung : Hidung amati pola pernafasan, ada pernafasan cuping hidung
atau tidak. Terdapat sekret berlebih atau tidak (Uliyah dan Hidayat,
2008).
e) Mulut : Normalnya bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian
yang terbelah (Kemenkes RI, 2012).Rata-rata bayi mempunyai 4-6 gigi
susu, pada usia satu tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan
(Hurlock, 2017).
f) Telinga : periksa dan pastikan jumlah, bentuk, dan posisinya pada bayi
cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk
sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas (Walyani, 2015).
g) Leher : amati pergerakan tulang lehernya apabila terjadi keterbatasan
pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher,
seperti kelainan tyroid,dan lain - lain (Uliyah dan Hidayat, 2008).
h) Ketiak : memperhatikan adanya masa tidak normal.
i) Dada : perhatikan tarikan dinding dada bawah ketika bayi sedang tidak
menangis (Kemenkes RI, 2013).
j) Pulmo/ COR : pernapasan normal bayi baru lahir tidak teratur dan
abdominal (Uliyah dan Hidayat, 2008).
k) Abdomen : Perut bayi datar, teraba lemas. Periksa ada atau tidak
perdarahan tali pusat, normalnya tidak ada perdarahan tali pusat,
pembengkakan, nanah atau bau yang tidak sedap, atau kemerahan sekitar
tali pusat (Kemenkes RI, 2013).
l) Genetalia : Bayi perempuan labia mayora normalnya menutupi labia
minora dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Pada bayi laki-laki
rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam
skrotum (Kemenkes RI, 2013).
m)Punggung : kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada
tulang belakang (Kemenkes RI, 2013).
n) Anus : terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar
(Kemenkes, 2013).
o) Ekstremitas : Hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat apakah kaki
posisinya baik atau bengkok kedalam atau keluar (Kemenkes,2013).
p) Kulit : wajah, bibir, dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan atau bisul (Kemenkes RI, 2010; h.18). Kulit
bayi kuning sampai telapak tangan/kaki dan timbul setelah lahir <24 jam
atau lebih dari 14 hari menandakan bayi mengalami icterus patologi
(Kemenkes, 2012).
q) Refleks
(1) Rooting refleks : sentuhan atau goresan pada pipi sepanjang sisi
mulut menyebabkan bayi menolehkan kepala ke arah sisi tersebut
dan mulai menghisap, normalnya positif, harus sudah menghilang
pada usia 3-4 bulan, tetapi bisa saja menetap sampai usia 12 bulan
(Uliyah dan Hidayat, 2008; h. 159).
(2) Sucking refleks : bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di
daerah sirkumoral, sebagai respon terhadap rangsang. Normalnya
positif, menetap selama masa bayi, meskipun tanpa rangsang seperti
saat tidur (Uliyah dan Hidayat, 2008; h. 159).
(3) Swallowing refleks : dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di
daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelandan
mendorong ASI ke dalam lambung (JNPK – KR dalam Rukiyah,
2012; h. 63).
(4) Grasp refleks : sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat
dasar jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki. Normalnya
positif, genggaman tangan berkurang setelah usia 3 – 4 bulan,
(Uliyah dan Hidayat, 2008; h. 159).
(5) Moro refleks : goyangan tiba-tiba atau perubahan keseimbangan
akan menyebabkan ekstensi dan abduksi mendadak ekstremitas dan
jari megar, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C,
diikuti fleksi dan abduksi ekstremitas, tungkai sedikit fleksi, dan bayi
mungkin menangis. Normalnya positif, menghilang setelah usia 3-4
bulan, biasanya paling kuat selama 2 bulan pertama (Uliyah dan
Hidayat, 2008; h. 158).
(6) Tonic neck refleks: apabila kepala bayi ditengokkan ke satu sisi,
lengan dan tungkai akan diekstensikan pada sisi tersebut, sedangkan
lengan dan tungkai sisi yang berlawanan difleksikan. Biasanya
ditemukan reflek ini, karena baru muncul pada usia 10 bulan
pertama (Uliyah dan Hidayat, 2008; h. 159).
(7) Babinski refleks: Goresan sisi luar telapak kaki ke atas dari tumit
sepanjang bola kaki menyebabkan jari-jari kaki hiperekstensi,
menghilang pada usia 2 tahun (Uliyah dan Hidayat, 2008; h. 159).
d. Analisa
Diagnosa : By. Ny…. Umur….. neonatus cukup bulan
sesuai masa kehamilan
Masalah : Berkaitan dengan masalah bayi,umumnya
pada BBL masalahnya yaitu kejang, bergerak
hanya dirangsang, napas cepat (≥ 60 x/menit)
nafas lambat (≤30 x/menit), tarikan dinding
dada kedalaman yang sangat kuat, merintih,
teraba demam (suhu ketiak > 37,5 OC), teraba
demam (suhu ketiak <37,5OC), tampak kuning
pada telapak tangan dan kaki serta perdarahan
(Kemenkes,2010; h.22). Normalnya tidak ada
masalah.
Diagnosa Potensial : Pada bayi normal dapat diabaikan
Tindakan Segera : Pada bayi normal dapat diabaikan
e. Penatalaksanaan.
Bidan mengembangkan rencana asuhan/tindakan yang komprehensif berdasar
langkah yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana asuhan harus disetujui
bersama dengan klien agar pelaksanaannya efektif. (Widatiningsih, dkk.,
2017:186-189).
DAFTAR PUSTAKA
Anggaraeni, Sumi&Ayu Nirmala. 2019. Hubungan Indeks Masa Tubuh Dan Lingkar
Lengan Atas Ibu Menyusui Terhadap Status Gizi Bayi Usia 0-12 Bulan Di Pekon
Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 8(1):7-13.
Dhiana, Wiwin Rahma, dkk. 2017. Faktor Risiko Pola Asuh Terhadap Kejadian Diare
Bayi (0-12 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(4):525-529.
Fitriani, dkk. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Lajer. Ejournal An
Nur Purwodadi. 3(1):1-8
Lestari, Restu Duwi. 2019. Hubungan Pola Asah Dengan Perkembangan Bahasa Pada
Bayi Usia 12 – 24 Bulan Di Desa Poh Sarang Kecamatan Semen Kabupaten
Kediri. Jurnal Bidan Pintar. 1(1):1-6.
Listiarini, Utary Dwi&Indah Dewi Sari. 2021. Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan
Tidak Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Di Klinik Wita Medan. Jurnal
Gentle Birth. 4(1):69-76.
Lubis, Tapi Endang, F&Nanda Masraini Daulay. 2020. Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Tingkat Kecemasan Pasca Imunisasi Dpt-Hb-Hib Pada Bayi Di
Puskesmas. Jurnal Education and Development. 8(2):445-449
Masiah, Nazwah& Titi Astuti. 2015. Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi Dasar (KIPI) Pada Bayi. Jurnal Keperawatan. 11(2):164-169.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta:
Gavi.
Putri, Audila Sri, dkk. 2021. Pengaruh Pengetahuan Ibu Dan Pola Pemberian Makanan
Pendamping Asi Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang. Jurnal Kedokteran Komunitas. 9(1):1-9
Reza, Abdullah, dkk. 2017. Uji Klinis Tersamar Acak Ganda Pemberian Parasetamol
Pasca Imunisasi DTwP-Hep B-HIB. Sari pediatric.19(1):20-24
Rokhmawaty, Afita. 2019. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Status Gizi Bayi
Umur 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran, Kota Pekalongan.
Universitas Airlangga.
Rosmiyati. 2016. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
Bayi Usia 9-12 Bulan Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong Pesawaran
2015. Jurnal Dunia Kesmas. 5(3):146-151.
Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta: Kemenkes RI.
Suparwati, Ratna, dkk. 2018. Perbedaan Kipi Pada Pemberian Parasetamol Sebelum
Dan Sesudah Imunisasi Pentabio Di Wilayah Puskesmas Wonosari. Jurnal
Kesehatan dr. Soebandi. 6(1):448-454
Surya, Made Ayu Nadina Indira, dkk. 2018. Pola Penggunaan Parasetamol Atau
Ibuprofen Sebagai Obat Antipiretik Single Therapy Pada Pasien Anak. E-jurnal
Medika.7(8):1-13.
Veneman, Netty G P Boss, dkk. 2018. Using feeding to reduce pain during vaccination
of formula-fed infants: a randomised controlled trial. Arch Dis Journal.
103(12):1132-1137.
WHO. 2016. Pelatihan Introduksi IPV Modul 4 Tata Cara Pemberian IPV.
Yuviska IA, Kurniasari D dan Oktavia. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Efek
Samping Imunisasi DptCombo Dengan Kejadian Demam Pada Bayi Usia 2-12
Bulan Di BpsYulianti Amd Keb Kelurahan Talang Teluk Betung SelatanBandar
Lampung Tahun 2015. Jurnal Kebidanan,
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 23 November 2023
Jam : 13.20 WIB
Tempat : Ruang VK
II. IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. D
Tanggal/jam lahir : 23 November 2023 / 07.20 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn. M
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Grabag, Magelang Alamat : Grabag, Magelang
V. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan : By. Ny. D usia 6 jam fisiologis dalam keadaan
sehat
b. Masalah : tidak ada
c. Diagnosa Potensial : tidak ada
d. Kebutuhan Tindakan Segera: tidak ada
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 23 November 2023
1. Pukul 13.30 WIB
Memberitahu ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal
Hasil : ibu merasa lega mendengar hasil pemeriksaanya dalam kondisi sehat
2. Pukul 13.32 WIB
Memastikan kembali bahwa bayi sudah mendapatkan injeksi vit K pada buku
KIA dan buku register.
Hasil : Injeksi vitamin K 1 mg telah diberikan secara IM dipaha kiri bayi pada
pukul 08.20 WIB
3. Pukul 13.33 WIB
Memastikan kembali bahwa bayi sudah mendapatkan salep mata pada buku KIA
dan buku register.
Hasil: salep mata telah diberikan dengan dioles pada kedua mata bayi pada
pukul 08.20 WIB.
4. Pukul 13.34 WIB
Memastikan kembali bahwa bayi sudah mendapatkan imunisasi HB 0 di paha
kanan bayi sebanyak 0,5 cc untuk mencegah penyakit hepatitis pada buku KIA
dan buku register.
Hasil : bayi sudah diberikan imunisasi HB 0 pada pukul 09.20 WIB
5. Pukul : 13.36
Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan tali pusat, tali pusat dibiarkan
terbuka dan tetap kering
Hasil: ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan tali pusat
6. Pukul 13.38 WIB
Menganjurkan ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kehangatan bayi agar
terhindar dari hipotermi dengan cara
- Memakaikan baju bersih, kering dan memakaikan topi bayi
- Mengusahakan bayi berada dalam ruangan hangat, tak ber AC jauh dari
jendela terbuka dan dinding yang dingin.
- Segera mengganti popok/baju bayi jka basah atau kotor
Hasil: ibu bersedia melakukan sesuai anjuran yang disampaikan dan mampu
menyebutkan kembali informasi yang diberikan
7. Pukul 13.40 WIB
Memberikan konseling kepada ibu, agar selalu memberikan ASI eksklusif
kepada bayi dengan cara memberikan ASI setiap ± 2 jam sekali / pada saat bayi
menginginkan
Hasil: ibu bersedia memberikan ASI Ekslusif untuk bayinya
8. Pukul 13.42 WIB
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang saat usia bayi 7 hari
Hasil: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Pukul 13.44 WIB
Mendokumentasikan hasil tindakan
Hasil: telah dilakukan.
Mengetahui,
Pembimbing Prodi
Nuril Nikmawati, S.Kp.Ns, M.Kes
NIP. 19700429 199403 2 001
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan umum pada By. Ny. D usia 6 jam dalam keadaan sehat
dengan hasil: keadaan umum : baik, menangis : kuat, Gerakan aktif, N: 130x/mnt, RR=
42x/mnt, S= 370C. Hasil antropometri By. Ny. N usia 6 jam adalah BB : 3300 gram, PB
: 49 cm, LILA : 11 cm, Lingkar kepala : 33 cm, dan Lingkar dada : 32 cm. Hasil
Penilaian APGAR score adalah 9/10/10. Ibu mengatakan bayinya mendapatkan nutrisi
dari ASI tanpa nutrisi yang lain ± 30 menit sebanyak 1x. Dari hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan By. Ny. D usia 6 jam fisiologis dalam keadaan sehat.