Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN MASA BAYI

A. Pengertian masa bayi


Masa bayi dimulai dengan masa neonatal, yang terjadi setelah kelahiran sampai bayi
berumur sekitar dua mingguPada masa ini, bayi masih sangat lemah, padahal harus
melakukan penyesuaian diri secara radikal, supaya dapat melangsungkan hidupnya.
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi
baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya
dimana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri sehingga di akhir masa bayi
dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.1
Masa bayi antara 2 minggu sampai kira-kira 1 tahun ialah masa ketika masa
kehidupannya bergantung sepenuhnya pada orang lain, sedikit demi sedikit berkembang
kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhannya secara sederhana, misalnya ia bisa
mengambil makananan sendiri dankalau haus ia bisa mengambil minum dan
meminumnya sendiri. Masa ini juga masa si bayi mulai memperkembangkan kemampuan
untuk melindungi dan menghindar dari hal-hal yang mengancam keselamatan dirinya.
Bisa mengucapkan kata-kata untuk meminta sesuatu dan untuk berkomunikasi dengan
orang lain.2
Kaitan faktor perkembangan bayi dan tugas-tugas perkembangan bayi dalam
kehidupannya. Isu perkembangan yang paling penting dalam studi perkembangan anak
mencangkup perkembangan bawaan (nature) dan perkembangan pengaruh lingkungan
(nurture), kontinuitas, dan diskontinuitas, serta pengalaman awal (early experiences) dan
pengalaman lanjutan (later experiences).3
1) Penyesuaian yang Harus di Lakukan Bayi Neonatal
Bayi harus menyesuaikan suhu diluar kandungan. Didalam kandungan, suhu sampai
100 derajat F, padahal diluar kandungan suhu hanya sekitar 60-70 derajat F. Banyaknya
kegiatan bayi yang tadinya dilakukan melalui tali pusar, tidak dapat dilakukan, setelah tali
pusar diputus. Untuk ini bayi perlu melakukan penyesuaian yang cukup berat untuk
bernafas lewat paru-paru, maka dengan cara menghisap dan menelan, buang air besar
lewat anus, khusus buang air kecil, pada umumnya bayi neonatal tidak ada masalah.
2) Beberapa Hal yang Memengaruhi Penyesuaian Diri
Berhasil tidaknya bayi neonatal menyesuaikan diri, dipengaruhi oleh beberapa hal
sebagai berikut:
a. Lingkungan prenatal yang singkat, akan memberikan sumbangan yang besar
terhadap penyesuaian diri yang berhasil pada bayi masa neonatal, dan sebaliknya,
lingkungan prenatal yang tidak sehat, misalnya karna ibunya mendapat berbagai
penyakit, keracunan, tekanan batin, seperti yang telah diuraikan pada masa bayi
prenatal, akan menghambat penyesuaian diri bayi neonatal.

1
Idad Suhada, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal), (Bandung: PTRemaja Rosdakarya,
2016), hlm. 97
2
Singgih D.Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: PT.BPK Gunung Mu
3
John W. Santrock, Psikologi Perkembangan, (JakartaPenerbit Salemba Humanika2009
b. Bayi yang lahir dengan mudah, pada umumnya dapat mengadakan penyesuaian
diri dengan baik.
c. Persalinan yang sulit, yang biasanya terjadi karena ibu terlalu lemah, ibu
menderita suatu penyakit, bayi terlalu besar, bayi melintang, bayi sungsang, bayi
cacat, menyebabkan bayi lama selama perjalanan kelahiran, sehingga bayi
kekurangan oksigen. Akibatnya, otak bayi menjadi rusak, sehingga baayi
mengalami hiperaktif, perilaku tidak terkoordinir, timbul permasalahan emosi, dan
IQ rendah, dan tentu saja hal ini menghambat penyesuaian diri bayi neonatal.
d. Bayi yang ibunya harus minum obat selama proses kelahiran, akan menghambat
proses penyesuaian diri pada masa neonatal.
e. Bayi kembar, dalam kandungan, kurang ruang bergerak, sehingga menghambat
janin. Janin lebih kecil dan lebih lemah dibandingkan bayi tunggal atau premature.
f. Bayi yang lahir belum masanya (prematur), kalau tidak meninggal dunia, selain
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, juga mengalami efek jangka panjang
daalam hidupnya yaitu bayi lebih kecil, bayi sampai masa kanak-kanaknya banyak
mengalami sakit, bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangan termasuk
perkembangan bicaranya.
g. Sikap orang tua yang tidak menyenangkan, yang tercermin pada perlakuan
terhadap baayi, dapat menghalangi keberhasilan penyesuaian diri pada masa
neonatal.
h. Bayi yang kebutuhannya kurang dipenuhi, misalnya sudah lapar belum diberi
minum, kurang komunikasi dengan lingkungan, kurang perhatian, kurang kasih
sayang, akan menghambat penyesuaian diri pada masa neonatal.

3) Perkembangan indera dan kinestetik


Penciuman bayi neonatal sudah berfungsi, dengan bukti bayi akan memalingkan
kepalanya bila mencium bau yang tidak enak. Pencecapan bayi sudah berfungsi,
terbukti menyengirkan mukanya, kalau mencecap sesuatu yang tidak enak.
Indera kulit juga sedah berfungsi, sudah dapat merasakan tekanan, rasa sakit, dan
rasa suhu. Penglihatan juga sudah berfungsi. Bayi lahir matannya sudah terbuka dan
segera sesudahnya,sudah dapat melihat terang, gelap, warna, gerakan, dan dalam.
Bayi yang berusia 5 hari sudah dapat mengikuti gerak seberkas cahayaSepuluh menit
sesudah dilahirkan, bayi sudah dapat memalingkan pandangannya kea rah suatu suara.
Hal ini membuktikan bahwa pada saat neonatal, bayi sudah dapat mengadakan
koordinasi motorik antara penglihatan dan pendengaran.
Selain kegiatan indera bayi neonatal juga sudah mempunyai aktivitas kinetik,
yaitu bayi sudah dapat merasakan gerakan-gerakan, merasakan posisi tubuh,
merasakan posisi anggota badan, merasakan gerakan-gerakan urat daging,
keseimbangan, dan gerakan memutar. Bahkan sebelum lahir, janin sudah dapat
merasakan gerakan kinestetik walaupun sangat terbatas.
4) Pemberian nama pada bayi
Sewaktu masih dalam kandungan, orang tua sudah mempersiapkan dua nama,
yaitu nama untuk bayi perempuan dan nama untuk bayi laki-laki. Nama-nama tersebut
pada umumnya sesuai dengan cita-cita orang tuanya, atau idola orang tuannya, atau
peristiwa khusus yang terjadi waktu anak lahir, tempat kelahiran, dokter yang
merawatnya sejak dalamkandungan, hadiah dari pejabat dan sebagainnya. Nama
tersebut disahkan segera sesudah bayi lahiir, dan selanjutnya menjadi identitas bayi
tersebut selama hayatnya.
Dengan nama-nama yang diberikan oleh orang tua, ada anak yang bangga, ada yang
biasa saja, dan ada yang malu. Dengan ini, maka orang tua harus sangat hati-hati
memberi nama pada anaknya supaya tidak menimbukan permasalahan dalam
hidupnya. Nama-nama yang dapat menimbulkan permasalahan pada kehidupan anak,
antara lain ialah :
a. Nama yang sangat umum, sehingga individu kurang merasa memiliki identitas
pribadi.
b. Nama yang sangat aneh, yang dapat menarik perhatian khal layak.
c. Nama yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya.
d. Nama yang dapat digunakan untuk segala jenis kelamin.
e. Nama yang dihubungkan tokoh tokoh yang mempunyai reputasi kurang baik.
f. Nama yang sulit disebut atau dii eja.
g. Nama yang memalukan.
h. Nama yang sudah kuno, sudah using, sudah tidak lazim dipakai lagi.

B. Aspek-aspek dalam perkembangan masa bayi

1. Perkembangana fisik dan motorik


Paa ahli nampaknya sepakat bahwa manusia mempunya 2 (dua) aspek kahidupan,
yaitu aspek fisik (jasmani) dan psikis (rohani). Kedua aspek berkembang dala diri
manusia dan saling pengaruh mempengaruhi.4

Pada masa ini perkembangan fisik dan motorik pesat sehingga perlu stimulasi
sebanyak mungkin.5
Aspek-aspek Kejasmanian yang berkembang pada masa ini ialah: otot-otot, urat- urat
daging, tulang dan kelenjar berkembang makin kuat dan sempurna untuk persiapan
berfungsinya organ-organ tubuh.6

Pada tahun pertama umumnya pertumbuhan fisik bayi sangat cepat, sedangkan pada
tahun kedua mulai meredup. Diantaranya tinggi dan berat badan. Tinggi badan secara

4
H. Mubin dan Ani Cahyadi, Psikologi Perkembangan, (Ciputat: PT. Ciputat Press Group, 2006), hlm. 72.
5
Seto Mulyadi, Seri Cerdas Emosi: Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (Jakarta: PT. Penerbit
Erlangga, 2004)hlm. 20
6
Moh. Kasiram, Ilmu Jiwa Perkembangan: Bagian Ilmu Jiwa Anak, (Surabaya: PTUsaha Nasional,1983)hlm. 58.
proporsional lebih lambat ketimbang pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan
lebih cepat pada tahun kedua.

Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Biasanya gigi
pertama muncul pada bulan 6-8. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu disusul dengan
gigi seri bagian atas.

Diikuti pula dengan kemajuan-kemajuan motorik seperti: menggerakan kepala, tangan


dan kaki, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan, dan lain-lain yang idak bisa dipisahkan
dari pertumbuhan fisik anak secara keseluruhan.

Ciri-ciri gerakan motorik:

1) Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditunjukan untuk maksud-maksud tetentu.
2) Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
3) Gerak serta. Mari kita perhatikan anak yang bermain-main dengan botol susunya,
kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya turut bergerak semuanya. Gerakan gerakan
yang berlebihan merupakaan ciri-ciri dari motorik yang masih muda.

Gerakan sendiri dibagi dalam tiga kategori yaitu gerakan instinktif, gerakan refleks,
gerakan spontan (impulsif). Gerakan instinktif timbul oleh dorongan dari dalam diri untuk
memuaskan dorongan itu. Geakan refleks disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar
berbentuk perangsang. Gerakan spontan (impulsif) dorongan atau perangsangnya datang
dari dalam diri sendiri; mulanya dirasakan sebagai tidak bertujuan seperti menggoyang-
goyangkan kaki yang tergantung, meremas-remas jari tangan, ingin menangis dan
sebagainya.

penguasaan badan bedasarkan hasil penelitian Gesell yang dikutip oleh Sumadi
Suryobroto sebagai berikut:

1) Umur 1 bulan: mengamati alat permainan misalnya kelontang.


2) Umur 2 bulan: memuta kepala, dapat meluruskan kepala, walaupun dengan agak susah
paya.
3) Umu 3 bulan: menarik-narik pakaian atau selimut.
4) Umur 4 bulan: dapat meluruskan kepala jika diangkat ke atas pada dikedua tangannya.
5) Umu 5 bulan: memperharikan sesuatu sebentar lamanya, mengamati alat permainan
yang dipegangnya.
6) Umur 6 bulan: membalk badan dari menelungkupkan ke letak menelentangka.
7) Umur 7 bulan: dapat menggerakan badan ke muka jika mendapat bantuan, dapat
menggerakan kepala sambil berbaring pada perutnya.
8) Umur 8 bulan: dapat duduk selama beberapa menit.
9) Umur 9 bulan: jika berbaring pada punggungnya dia dapat menggulingkan badan
sehingga dia berbaring pada perutnya, dapat duduk dengan sedikit bantuan.
10) Umur 10 bulan: dapat duduk tanpa bantuan dan mulai merangkak.
11) Umur 11 bulan: mulai belajar berdiri.
12) Umur 12 bulan: mulai belajar berjalan.
Tingkah laku instingtif pada bayi yang beberapa hari baru lahir sebagian besar
waktunya digunakan untuk tidur. Sekitar 88% untuk tidur, sekitar 7% untuk minum susu,
1% untuk tingkah laku spontan. Dalam uraian ini ada tahap-tahap perkembangan motorik
secara rinci yaitu:

a. Merangkak
Seorang bayi pada umur sekitar 8 bulan dalam keadaan tengkurap, sudah dapat
menarik lututnya ke muka melalui badannya. Kira-kira setengah bulan kemudian, bayi
dapat bergerak maju dengan menarik badannya di atas lantai dengan bantuan gerakan
tangan dan kakinya. Perut belum diangkat, kepalaberpalingkearahbagiantangandan kaki
yang di tekuk. Merangkak seperti ini disebut homolateral. Sekitar 10 bulan anak
merangkak dengan tangan dan lututnya, selanjutnya lima hari kemudian, anak merangkak
dengan tangan dan kakinya. Merangkak seperti ini disebut bilateral.

b. Berjalan
Bantuan (titahjiwa) tumit belum menyentuh lantai, langkah pendek dan tidak teratur.
Panjang langkah meningkat sampai kurang lebih anak berumur 15 bulan dan setelah itu
baru langkahnya teratur. Pada saat anak berjalan tanpa bantuan, sampai dengan akhir
tahun kedua, lebar langkah meningkat tajam. Pada permulaan anak berjalan sendiri, badan
ditegakkan, kepala tegak, penglihatan lebih diarahkan kedepan dari pada kelantai. Gaya
berjalan seperti ini untuk membantu mempertahankan keseimbangan badan walaupun
kenyataannya anak masih sering jatuh. Hal ini karena koordinasi umum masih jelek, dan
anak mengangkat kaki terlalu tinggi sehingga anak kehilangan keseimbangan.

c. Memegang
Pada umumnya sekitar 16 minggu bayi belum kontak dengan obyek. Anak melihat
obyek tertentu, tetapi belum memegangnya. Pada umur sekitar 20 minggu, anak
menyentuh obyek dan berusaha memegangnya tetapi belum dapatSekitar 28 minggu,
waktu anak berusaha memegang benda, talapak tangan turutaktif. Sekitar 36 minggu, jari-
jari telunjuk mulai memegang peranan, dan sekitar 52 minggu, koordinasi antara ibu jari
dan telunjuk sudah dapat memegang benda, walau masih ada bantuan dari jari-jari yang
lain. Bayi, waktu memegang suatun benda, selama bulan-bulan pertama menggunakan
keduatangan sama baiknya. Hal ini sebutan bidextraus Pada saat itu, bayi menggunakan
tangan kanan dan tangan kirinya secara berganti-ganti tergantung letak benda yang akan
diraihnya. Kalau letak benda lebih dekat dengan tangan kanan, dia mengambil dengan
tangan kanannya, kalau benda lebih dekat dengan tangan kiri, dia mengambil dengan
tangan kirinya. Dengan ini maka perlu bimbingan agar anak lebih senang menggunakan
tangan kanannya.7

Perkembangan alat indra si bayi

1. Perkembagan penglihatan
Pada umumnya indra anak yang baru lahir, belum dapat menerima rangsangan.
Matanya terbuka dan berkedip otomtis dengan gerak refleksif, tapi sebenarnya belum

7
Sri rumini, Siti sundari, Perkembangan Anak & Remaja(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hlm. 21-22.
dapat menerima rangsangan cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti
sesuatu yang didekat matanya, dengan memalingkan kepalanya.

2. Perkembangan pendengaran
Hanya dengan waktu kurang lebih 2jam sesudah kelahiran, si bayi telah dapat
mendengarYaitu sejak cairan yang berasal dari lubang telinga, keluar. Ini dapat dilihat
bahwab ia telah dapat mereaksi terhadap gerakan suarasekalipun reaksinya itu belum
mengadung arti tertentu. Kepekaan menerima rangsagan suara, rupa rupanya yang paling
cepat dimilikinya suara yang keras menimbulkan reaksi terkejut dan suara yang lembut
diterima dengan reaksi yang tenang.

3. Perkembangan perasa kulit


Kepekaan menerima rangsangan kulitterdapat pda bibir dan telapak kakinya. Anak
lebih peka terhadap rangsangan dingin daripada rangsangan panas. Yang sangat minta
perhatian yaitu perasa sakitnya. Dengan rangsangan ujung jarum dimanapun tampak
belum ada reaksi.

4. Perkembangan Pembau
Terhadap rangsangan bau lembut, anak mereaksi positif dan bau keras, anak mereaksi
negatif, dengan memalingkan kepalanyaBila ia membau susu ibunya, ia mereaksi
memalingkan kepalanya. dengan gerak mencari-cari dengan memalingkan-

5. Perkembangan Perasa Lidah


Dalam perkembangan perasa lidahsi bayi tidak jauh-jauh berbeda dengan keadaan
orang dewasa. Anak pada umumnya lebih senang rasa manis dari pada rasa asin. Rasa
asam dan pahit, kebanyakan ditolaknya.8

2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada usia ini ditandai oleh kemampuan9 :
a. Mengembangkan imitasi, memori dan berpikir.
b. Mempersepsi ketajaman objek, yaitu objek-objek itu akan tetap ada meskipun tidak
ada lagi dalam lapangan persepsinya.
c. Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktivitas yang mengarah kepada
tujuan.

Perkembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan benda dan
orang-orang. Piaget menamakan tahap perkembangan ini tahap sensomotorik' dalam
perkembangan konsep. Pada akhir pasa perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-
kata menjadi kalimat sederhana yang dimulai dengan "siapa" "apa" dan "dimana".10

Ada empat buah tahap perkembangan kognitif Piaget11 :

8
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta2005), hlm7-8.
9
Dr.H.Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya2011), 155.
10
Yudric Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)172.
11
Yudric Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)177-178.
1. Tahap Sensori (sensory motor stage)
Pada tahap ini, anak usia kurang lebih 2 tahun mengkontruksikan pemahaman
mengenai dunia dengan mengordinasikan pengalaman sensoris mereka dengan
tindakan fisik, motorik karena itu disebut sensori motorik. Pada tahapan ini anak
hanya mempunyai pola refleks untuk bertindak.

3. Tahap Pra-Operasional (Pre-Operational Stage)


Pada tahap ini anak usia kurang lebih 2 7 tahun mulai mempersentasikan ulang
dunia dengan kata-kata, cerita dan gambar.

3. Tahap Operasional konkret (Concrete Operational Stage)

Pada tahap inianak usia kurang lebih 7 11 tahun dapat melakukan operasi dan
penalaran logis.
Tahap Operasional Formal (Formal Operational Stage)

Pada tahap ini, individu usia antara kurang lebih 11 15 tahun bertindak melebihi dunia
pengalaman yang aktual dan nyata dalam berpikir lebih abstrak dan logis.

4. Perkembangan psiko-sosial
Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam
menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain.
Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka dirumahlah berasal perilaku
dan sikap sosial kelak. Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan
meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan
emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti
tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat
ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.

Dengan bertambahnya usia anak dan banyaknya rangsangan dari orang lain, hal ini
dapat memicu perkembangan sosial bayi yang diantaranya12 :

Pada usia satu bulan, anak mulai melihat wajah orang-orang yang ada disekitarnya,
seperti wajah ibu, bapak, dan keluarga lainnya.
Pada usia dua sampai tiga bulan, anak dapat membedakan manusia dari benda-benda
mati dan anak tau bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhann-kebutuhannya.
Anak juga tampak tidak senang atau kadang-kadang menangis apabila ditinggal
sendirian dan nampak senang apabila didekati orang lain.

Pada usia empat sampai lima bulan, anak ingin digendong oleh siapa saja yang
mendekatinya. Anak akan memberikan reaksi yang berbeda pada wajah-wajah yang
tersenyum, suara-suara yang ramah dan suara-suara yang kencang. Anak juga
mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara melambungkan badan ke atas dan
ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main dengan ludah, dan tersenyum dengan
bayi lain

12
Desmita, Psikilogi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal.115
Pada usia enam sampai tujuh bulan, anak dapat membedakan teman dan orang asing
dengan tersenyum padanya.. Pada usia ini anak juga memperlihatkan reaksi terhadap
orang dewasa, yang mana anak hanya tertarik pada orang tertentu.

Pada usia delapan sampai sembilan bulan, anak mencoba meniru kata-kata, isyarat,
dan gerakan- gerakan sederhana dari orang lain. Anak juga merasa ketakutan bila
didekati oleh orang yang belum dikenalinya.

Pada usia sepuluh sampai tiga belas bulan, anak mencoba meremas pakaian dan
rambut anak lain, meniru perilaku dan suara-suara mereka, dan bekerja sama dalam
menggunakan mainan, meskipun kadang mereka bingung bila anak lain mengambil
mainannya

Pada usia tigabelas sampai delapanbelas bulan, berebut mainan dengan anak lain
sudah berkurang, malahan anak lebih suka berbagi dan bekerja sama dengan anak
lainnya. Pada usia ini anak memiliki sifat yang keras kepala, tidak mau mengikuti
permintaan atu perintah dari orang dewasa.

Pada usia delapan belas sampai dua puluh empat bulan, anak lebih berminat bermain
dengan anak lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk
hubungan sosial dengan anak yang lain. Anak juga bekerja sama dengan kegiatan
rutinitas seperti berpakaian, makan, dan mandi.

5. Perkembangan agama dan moral


Menurut Arnold Gessel, anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan
ketuhanan. Perasaan ini sangat memegang peranan penting dalam diri pribadi anak.
Perasaan ketuhanan pada usia ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan
ketuhanan periode berikutnya. Orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak
dalam mengenal agama, sebaiknya orang tua melakukan hal berikut13 :

a. Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa.


b. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang.
c. Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agama secara baik

Bayi belum memiliki nilai dan suara hati. Lambat laun bayi mempelajari kode
moral dari orang tuanya dan orang-orang yang dekat dengannya. Bayi menilai benar
atau salah suatu perbuatan berdasarkan kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.

Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan,
dan tidak mengulangi perbuatan yang tidak menyenangkan. Dengan melihat
kecenderungan perilaku anak tersebut maka untuk menanamkan konsep-konsep moral
pada anak, sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut14 :
13
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 161-162.
14
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 160-161.
a. Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak (seperti dicium,
dipeluk, dan diberi kata-kata pujian), apabila dia melakukan perbuatan yang baik.
b. Berilah hukuman, atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang, apabila
dia melakukan perbuatan yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai