1
Idad Suhada, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal), (Bandung: PTRemaja Rosdakarya,
2016), hlm. 97
2
Singgih D.Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: PT.BPK Gunung Mu
3
John W. Santrock, Psikologi Perkembangan, (JakartaPenerbit Salemba Humanika2009
b. Bayi yang lahir dengan mudah, pada umumnya dapat mengadakan penyesuaian
diri dengan baik.
c. Persalinan yang sulit, yang biasanya terjadi karena ibu terlalu lemah, ibu
menderita suatu penyakit, bayi terlalu besar, bayi melintang, bayi sungsang, bayi
cacat, menyebabkan bayi lama selama perjalanan kelahiran, sehingga bayi
kekurangan oksigen. Akibatnya, otak bayi menjadi rusak, sehingga baayi
mengalami hiperaktif, perilaku tidak terkoordinir, timbul permasalahan emosi, dan
IQ rendah, dan tentu saja hal ini menghambat penyesuaian diri bayi neonatal.
d. Bayi yang ibunya harus minum obat selama proses kelahiran, akan menghambat
proses penyesuaian diri pada masa neonatal.
e. Bayi kembar, dalam kandungan, kurang ruang bergerak, sehingga menghambat
janin. Janin lebih kecil dan lebih lemah dibandingkan bayi tunggal atau premature.
f. Bayi yang lahir belum masanya (prematur), kalau tidak meninggal dunia, selain
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, juga mengalami efek jangka panjang
daalam hidupnya yaitu bayi lebih kecil, bayi sampai masa kanak-kanaknya banyak
mengalami sakit, bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangan termasuk
perkembangan bicaranya.
g. Sikap orang tua yang tidak menyenangkan, yang tercermin pada perlakuan
terhadap baayi, dapat menghalangi keberhasilan penyesuaian diri pada masa
neonatal.
h. Bayi yang kebutuhannya kurang dipenuhi, misalnya sudah lapar belum diberi
minum, kurang komunikasi dengan lingkungan, kurang perhatian, kurang kasih
sayang, akan menghambat penyesuaian diri pada masa neonatal.
Pada masa ini perkembangan fisik dan motorik pesat sehingga perlu stimulasi
sebanyak mungkin.5
Aspek-aspek Kejasmanian yang berkembang pada masa ini ialah: otot-otot, urat- urat
daging, tulang dan kelenjar berkembang makin kuat dan sempurna untuk persiapan
berfungsinya organ-organ tubuh.6
Pada tahun pertama umumnya pertumbuhan fisik bayi sangat cepat, sedangkan pada
tahun kedua mulai meredup. Diantaranya tinggi dan berat badan. Tinggi badan secara
4
H. Mubin dan Ani Cahyadi, Psikologi Perkembangan, (Ciputat: PT. Ciputat Press Group, 2006), hlm. 72.
5
Seto Mulyadi, Seri Cerdas Emosi: Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (Jakarta: PT. Penerbit
Erlangga, 2004)hlm. 20
6
Moh. Kasiram, Ilmu Jiwa Perkembangan: Bagian Ilmu Jiwa Anak, (Surabaya: PTUsaha Nasional,1983)hlm. 58.
proporsional lebih lambat ketimbang pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan
lebih cepat pada tahun kedua.
Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Biasanya gigi
pertama muncul pada bulan 6-8. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu disusul dengan
gigi seri bagian atas.
1) Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditunjukan untuk maksud-maksud tetentu.
2) Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
3) Gerak serta. Mari kita perhatikan anak yang bermain-main dengan botol susunya,
kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya turut bergerak semuanya. Gerakan gerakan
yang berlebihan merupakaan ciri-ciri dari motorik yang masih muda.
Gerakan sendiri dibagi dalam tiga kategori yaitu gerakan instinktif, gerakan refleks,
gerakan spontan (impulsif). Gerakan instinktif timbul oleh dorongan dari dalam diri untuk
memuaskan dorongan itu. Geakan refleks disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar
berbentuk perangsang. Gerakan spontan (impulsif) dorongan atau perangsangnya datang
dari dalam diri sendiri; mulanya dirasakan sebagai tidak bertujuan seperti menggoyang-
goyangkan kaki yang tergantung, meremas-remas jari tangan, ingin menangis dan
sebagainya.
penguasaan badan bedasarkan hasil penelitian Gesell yang dikutip oleh Sumadi
Suryobroto sebagai berikut:
a. Merangkak
Seorang bayi pada umur sekitar 8 bulan dalam keadaan tengkurap, sudah dapat
menarik lututnya ke muka melalui badannya. Kira-kira setengah bulan kemudian, bayi
dapat bergerak maju dengan menarik badannya di atas lantai dengan bantuan gerakan
tangan dan kakinya. Perut belum diangkat, kepalaberpalingkearahbagiantangandan kaki
yang di tekuk. Merangkak seperti ini disebut homolateral. Sekitar 10 bulan anak
merangkak dengan tangan dan lututnya, selanjutnya lima hari kemudian, anak merangkak
dengan tangan dan kakinya. Merangkak seperti ini disebut bilateral.
b. Berjalan
Bantuan (titahjiwa) tumit belum menyentuh lantai, langkah pendek dan tidak teratur.
Panjang langkah meningkat sampai kurang lebih anak berumur 15 bulan dan setelah itu
baru langkahnya teratur. Pada saat anak berjalan tanpa bantuan, sampai dengan akhir
tahun kedua, lebar langkah meningkat tajam. Pada permulaan anak berjalan sendiri, badan
ditegakkan, kepala tegak, penglihatan lebih diarahkan kedepan dari pada kelantai. Gaya
berjalan seperti ini untuk membantu mempertahankan keseimbangan badan walaupun
kenyataannya anak masih sering jatuh. Hal ini karena koordinasi umum masih jelek, dan
anak mengangkat kaki terlalu tinggi sehingga anak kehilangan keseimbangan.
c. Memegang
Pada umumnya sekitar 16 minggu bayi belum kontak dengan obyek. Anak melihat
obyek tertentu, tetapi belum memegangnya. Pada umur sekitar 20 minggu, anak
menyentuh obyek dan berusaha memegangnya tetapi belum dapatSekitar 28 minggu,
waktu anak berusaha memegang benda, talapak tangan turutaktif. Sekitar 36 minggu, jari-
jari telunjuk mulai memegang peranan, dan sekitar 52 minggu, koordinasi antara ibu jari
dan telunjuk sudah dapat memegang benda, walau masih ada bantuan dari jari-jari yang
lain. Bayi, waktu memegang suatun benda, selama bulan-bulan pertama menggunakan
keduatangan sama baiknya. Hal ini sebutan bidextraus Pada saat itu, bayi menggunakan
tangan kanan dan tangan kirinya secara berganti-ganti tergantung letak benda yang akan
diraihnya. Kalau letak benda lebih dekat dengan tangan kanan, dia mengambil dengan
tangan kanannya, kalau benda lebih dekat dengan tangan kiri, dia mengambil dengan
tangan kirinya. Dengan ini maka perlu bimbingan agar anak lebih senang menggunakan
tangan kanannya.7
1. Perkembagan penglihatan
Pada umumnya indra anak yang baru lahir, belum dapat menerima rangsangan.
Matanya terbuka dan berkedip otomtis dengan gerak refleksif, tapi sebenarnya belum
7
Sri rumini, Siti sundari, Perkembangan Anak & Remaja(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hlm. 21-22.
dapat menerima rangsangan cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti
sesuatu yang didekat matanya, dengan memalingkan kepalanya.
2. Perkembangan pendengaran
Hanya dengan waktu kurang lebih 2jam sesudah kelahiran, si bayi telah dapat
mendengarYaitu sejak cairan yang berasal dari lubang telinga, keluar. Ini dapat dilihat
bahwab ia telah dapat mereaksi terhadap gerakan suarasekalipun reaksinya itu belum
mengadung arti tertentu. Kepekaan menerima rangsagan suara, rupa rupanya yang paling
cepat dimilikinya suara yang keras menimbulkan reaksi terkejut dan suara yang lembut
diterima dengan reaksi yang tenang.
4. Perkembangan Pembau
Terhadap rangsangan bau lembut, anak mereaksi positif dan bau keras, anak mereaksi
negatif, dengan memalingkan kepalanyaBila ia membau susu ibunya, ia mereaksi
memalingkan kepalanya. dengan gerak mencari-cari dengan memalingkan-
2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada usia ini ditandai oleh kemampuan9 :
a. Mengembangkan imitasi, memori dan berpikir.
b. Mempersepsi ketajaman objek, yaitu objek-objek itu akan tetap ada meskipun tidak
ada lagi dalam lapangan persepsinya.
c. Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktivitas yang mengarah kepada
tujuan.
Perkembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan benda dan
orang-orang. Piaget menamakan tahap perkembangan ini tahap sensomotorik' dalam
perkembangan konsep. Pada akhir pasa perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-
kata menjadi kalimat sederhana yang dimulai dengan "siapa" "apa" dan "dimana".10
8
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta2005), hlm7-8.
9
Dr.H.Syamsu Yusuf LN, M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya2011), 155.
10
Yudric Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)172.
11
Yudric Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)177-178.
1. Tahap Sensori (sensory motor stage)
Pada tahap ini, anak usia kurang lebih 2 tahun mengkontruksikan pemahaman
mengenai dunia dengan mengordinasikan pengalaman sensoris mereka dengan
tindakan fisik, motorik karena itu disebut sensori motorik. Pada tahapan ini anak
hanya mempunyai pola refleks untuk bertindak.
Pada tahap inianak usia kurang lebih 7 11 tahun dapat melakukan operasi dan
penalaran logis.
Tahap Operasional Formal (Formal Operational Stage)
Pada tahap ini, individu usia antara kurang lebih 11 15 tahun bertindak melebihi dunia
pengalaman yang aktual dan nyata dalam berpikir lebih abstrak dan logis.
4. Perkembangan psiko-sosial
Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam
menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain.
Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka dirumahlah berasal perilaku
dan sikap sosial kelak. Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan
meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan
emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti
tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat
ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.
Dengan bertambahnya usia anak dan banyaknya rangsangan dari orang lain, hal ini
dapat memicu perkembangan sosial bayi yang diantaranya12 :
Pada usia satu bulan, anak mulai melihat wajah orang-orang yang ada disekitarnya,
seperti wajah ibu, bapak, dan keluarga lainnya.
Pada usia dua sampai tiga bulan, anak dapat membedakan manusia dari benda-benda
mati dan anak tau bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhann-kebutuhannya.
Anak juga tampak tidak senang atau kadang-kadang menangis apabila ditinggal
sendirian dan nampak senang apabila didekati orang lain.
Pada usia empat sampai lima bulan, anak ingin digendong oleh siapa saja yang
mendekatinya. Anak akan memberikan reaksi yang berbeda pada wajah-wajah yang
tersenyum, suara-suara yang ramah dan suara-suara yang kencang. Anak juga
mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara melambungkan badan ke atas dan
ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main dengan ludah, dan tersenyum dengan
bayi lain
12
Desmita, Psikilogi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal.115
Pada usia enam sampai tujuh bulan, anak dapat membedakan teman dan orang asing
dengan tersenyum padanya.. Pada usia ini anak juga memperlihatkan reaksi terhadap
orang dewasa, yang mana anak hanya tertarik pada orang tertentu.
Pada usia delapan sampai sembilan bulan, anak mencoba meniru kata-kata, isyarat,
dan gerakan- gerakan sederhana dari orang lain. Anak juga merasa ketakutan bila
didekati oleh orang yang belum dikenalinya.
Pada usia sepuluh sampai tiga belas bulan, anak mencoba meremas pakaian dan
rambut anak lain, meniru perilaku dan suara-suara mereka, dan bekerja sama dalam
menggunakan mainan, meskipun kadang mereka bingung bila anak lain mengambil
mainannya
Pada usia tigabelas sampai delapanbelas bulan, berebut mainan dengan anak lain
sudah berkurang, malahan anak lebih suka berbagi dan bekerja sama dengan anak
lainnya. Pada usia ini anak memiliki sifat yang keras kepala, tidak mau mengikuti
permintaan atu perintah dari orang dewasa.
Pada usia delapan belas sampai dua puluh empat bulan, anak lebih berminat bermain
dengan anak lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk
hubungan sosial dengan anak yang lain. Anak juga bekerja sama dengan kegiatan
rutinitas seperti berpakaian, makan, dan mandi.
Bayi belum memiliki nilai dan suara hati. Lambat laun bayi mempelajari kode
moral dari orang tuanya dan orang-orang yang dekat dengannya. Bayi menilai benar
atau salah suatu perbuatan berdasarkan kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.
Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan,
dan tidak mengulangi perbuatan yang tidak menyenangkan. Dengan melihat
kecenderungan perilaku anak tersebut maka untuk menanamkan konsep-konsep moral
pada anak, sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut14 :
13
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 161-162.
14
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), 160-161.
a. Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak (seperti dicium,
dipeluk, dan diberi kata-kata pujian), apabila dia melakukan perbuatan yang baik.
b. Berilah hukuman, atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang, apabila
dia melakukan perbuatan yang tidak baik.