Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN FISIK, INTELEKTUAL, EMOSI DAN

SOSIAL PADA MASA BAYI, BESERTA IMPLIKASINYA


DALAM PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

ARDI AJI PRATAMA (332022008)

DOSEN PENGAMPU :

SYAMSILA YURNI, S.PD., M.SI.

LUVI ANTARI,S.PD., M.PD.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................2


BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................3
A. Latar Belakang ......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................3
C. Metodelogi Penelitian............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4

A. Arti Tangis Bayi ....................................................................................................4


B. Rfleks-Refleks Pada Bayi ......................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................10
A. KESIMPULAN .....................................................................................................10
B. SARAN .................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun.
Namun, selama 2 minggu pertama setelah kelahiran diberi istilah tersendiri, yaitu masa
bayi baru lahir (neonatal), karena memiliki karakteristik tersendiri. Sedangkan masa
bayi berlangung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Perkembangan
kognitif atau intelektual pada masa bayi berkembang melalui serangkaian pikiran dari
masa bayi hingga masa dewasa yang sesuai dengan masing-masing tahap usia
perkembangannya. Tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannnya (melalui dua proses asimilasi dan
akomodasi) dan adanya pengorganisasian struktur berpikir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa bayi?
2. Apa saja refleks-refleks pada bayi?

C. METODELOGI PENELITIAN
Makalah ini dibuat dengan menggunakan pendekatan kepustakaan
dalam penulisannya, pendekatan ini dilakukan dengan mencari, dan meneliti
informasi dari berbagai sumber dan literature yang relevan, dengan tujuan agar
dapat mendukung argumen dan analisis yang dibuat dalam makalah ini. Tujuan dari
pendekatan ini yaitu memperkuat validitas informasi yang disajikan dalam makalah
ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Tangis Bayi

Masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun, Perkembangan
kognitif atau intelektual pada masa bayi terdapat teori piaget yang terkenal sebagai
acuan untuk memahami masalah tersebut. Teori ini menerangkan bahwa seorang anak
berkembang melalui serangkaian pikiran dari masa bayi hingga masa dewasa yang
sesuai dengan masing-masing tahap usia perkembangannya. Tahap-tahap tersebut
berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannnya (melalui
dua proses asimilasi dan akomodasi) dan adanya pengorganisasian struktur berpikir.

Saat bayi pertama kali hadir ditengah keluarganya, orang tua mungkin sempat
dibuat stress karena tangisannya. Namun, menangis adalah satu-satunya cara bayi
mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya, karena bayi belum tau bagaimana cara
berkomunikasi yang baik kepada keluarganya. Berikut beberapa hal yang merupakan
penyebab dan makna dari tangisan bayi :

1. Lapar
Dalam realitas kehidupan semua orang sedikit rewel ketika sedang merasa lapar,
apalagi bayi. Jenis tangisan yang menandakan rasa lapar pada bayi terdengar seperti
sirene, suara itu sering disertai dengan gerakan meletakan tangan ke mulut,
mengepalkan jari, dan mengarahkan kepalanya ke payudara ibunya.
2. Popok Basah atau Penuh
Popok basah atau penuh kotoran adalah salah satu alasan utama bayi merasa tidak
nyaman. Biasanya bayi mengekspresikan perasaan tidak nyaman nya dengan tangisan
yang merengek, sacara terus-menerusdengan suara tangisan yang pendek, diikuti
dengan tangisan yang lebih panjang. Segera periksa popoknya jika memang sudah
penuh dan segera ganti dengan popok yang baru.

4
3. Mengantuk

saat sedang mengantuk dan lelah, bayi mengeluarkan suara tangisan berada
tinggi yang di ikuti banyak napas dibelakangnnya. Biasanya dimulai denga sebgian
rengekan lembut dan pendek yang kemudian meningkatkan intesitasnya. Bayi juga
sering menguap dan menutup mata, membuat gerakan tersentak-entak, atau meletakkan
kepalan ke mulut.

4. Bayi Perlu Bersedawa


Jika bayi mengeluarkan tangin setelah menyusu, itu merupakan tanda mereka
perlu bersendawa. Selain itu, ada beberapa kondisi lain, seperti segukan atau menangis,
dimana bayi sudah merasa nyaman setelah bersendawa. Jadi, jika bayi menangis tanpa
sebab, tidak ada salahnya untuk menepuk punggungnya dengan pelan. Ggosokan
melingkar di sisi kiri dan punggungnya, mulai dari pinggul dan naik ke atas agar ia
bersendawa.
5. Terlalu Banyak Stimulasi
Dalam keadaan yang terlalu banyak cahaya, suara atau pengalaman baru yang
terjadi sekaligus bayi bisa saja menangis. Tangisan bayin terdengar naik, turun dan
meninggi, bayi mungkin juga mencoba memalingkan kepala atau tubuhnya dari cahaya
atau suara yang mengganggu,.
6. Mulai Tumbuh Gigi
Biasanya bayi mulai tumbuh gigi sejak usia 4 bulan, ketika rasa nyerinya muncul
tangisan bayi dijamin akan meningkat. Tanda-tanda tu,buh gigi lainnya adalah air liur
berlebihan dan bayi menggigit apapun yang bisa dijangkaunya.
7. Bayi Merasa Bosan
Tangisan bayi juga disebabkan oleh rasa bosan, bayi yang merasa bosa perlu
dihibur, bayi mencari perhatian dengan menjadi rewel dan gelisah. Saat berusaha
mendapatkan perhatian, tangisan bayi terdengar beruntut dan kuat. Namun, ketika
tangisan tersebut tampak tidak berhasil, suaranya akan berubah menjadi tangisan rewel
dan kemudian bayi mengeluarkan tangisan marah yang bergantian dengan rengekan.

5
8. Bayi Sedang Sakit
Jika bayi merasa sakit, bayi akan menangis lebih sering daripada biasanya,
kebanyakan orang tua mengenaliseperti apa tangisan bayi yang biasa. Jadi, ketika bayi
tidak berhenti menangis atau bahkan menangis lebih keras dan lebih lama dari
biasanya, itu lmenjadi tanda bahwa bayi sedang sakit.

Apalagi jika disertai dengan gejala seperti demam, muntah, berat badan kurang
atau jika bayi tidak dapat dihibur seperti biasanya, segera bawa ke dokter, karena arti
tangisan bayi di kondisi tersebut karena sedang merasakan sakit.

B. Refleks-Refleks pada Bayi

Refleks bayi baru lahir adalah respons otot bayi secara tidak disengaja (otomatis)
saat menerima rangsangan atau stimulasi. Tindakan atau sensasi yang diterima bayi
menimbulkan reaksi otot tertentu. Refleks bayi baru lahir merupakan salah satu
perilaku normal yang harus terus dikembangkan bayi saat pertumbuhan.

Saat baru lahir, bayi masih memiliki banyak keterbatasan saat harus mengontrol
tubuh sendiri. Namun, refleks yang ia miliki sebenarnya sudah ada bahkan saat masih
di kandungan. Refleks bayi berasal dari batang otak dan berkaitan dengan
perkembangan awal tumbuh kembang bayi. Jenis-jenis refleks bayi pada dasarnya
terbagi menjadi dua, yaitu refleks primitif dan refleks yang bertahan hingga bayi
dewasa (permanen).

Dokter Theresia Rina Yunita menjelaskan, refleks primitif adalah respons


motorik tak disengaja dari batang otak yang ada setelah lahir pada perkembangan awal
anak. Umumnya refleks primitif akan menghilang seiring dengan matangnya otak dan
digantikan dengan aktivitas motorik volunter (disengaja). “Namun, refleks primitif
dapat menetap atau muncul kembali apabila ada kelainan neurologis”.

6
Refleks primitif terdiri dari refleks sucking, rooting, tonic neck,
moro, grasping (menggenggam), dan stepping (melangkah). Refleks bayi ini memiliki
periode tersendiri. Pemeriksaan refleks pada bayi dilakukan dokter untuk menilai
kondisi kesehatan bayi. Memeriksa keterampilan dan kekuatan refleks bayi sangat
penting untuk mengetahui perkembangan sistem saraf bayi baru lahir. Beberapa refleks
pada bayi hanya terjadi pada periode perkembangan tertentu. Namun, ada juga jenis
refleks yang bertahan hingga dewasa. Berikut sejumlah refleks bayi yang normal:

1. Refleks Moro

Refleks Moro disebut juga refleks kaget. Respons ini terjadi saat bayi menerima
suara terlalu keras ataupun gerakan mengagetkan. Sebagai bentuk respons, bayi
biasanya akan mencondongkan kepala ke belakang, menjulurkan tangan atau kaki,
menarik lengan dan kaki ke bagian dalam, serta menangis. Lucunya, tangisan dari sang
bayi pun bahkan dapat membuatnya kaget sehingga menimbulkan refleks moro.
Refleks bayi ini akan muncul hingga bayi berusia sekitar 2 bulan.

2. Refleks Sucking

Refleks sucking atau secara sederhana dikenal sebagai reflek mengisap adalah
salah satu kemampuan bayi baru lahir untuk bertahan hidup. Saat seorang ibu
menyentuh bagian mulut si kecil atau mendekatkan puting agar bayi menyusu, maka
mulut bayi akan otomatis terbuka dan mulai mengisap. Refleks sucking adalah salah
satu jenis kemampuan yang harus bayi kuasai. Bayi harus mengetahui bagaimana cara
mengisap sambil bernapas dan menelan di saat bersamaan.

3. Refleks Rooting

Refleks rooting adalah respons yang dilakukan bayi baru lahir saat bagian pipi
atau mulutnya disentuh lembut. Saat stimulasi ini dilakukan, umumnya bayi akan
memutar kepala dan membuka mulutnya untuk mengikuti arah sentuhan.

7
Refleks rooting pada bayi bermanfaat untuk membantunya menemukan payudara
ataupun botol susu. Refleks bayi ini akan bertahan sekitar empat bulan.

4. Refleks Babinski

Refleks bayi ini mirip refleks menggenggam. Saat disentuh telapak kaki bayi,
maka jempol kakinya akan menekuk ke belakang sementara jari kaki lainnya melebar
dan menjauh. Refleks Babinski secara alami akan hilang saat bayi berusia antara 1-2
tahun.

5. Refleks Tonic Neck

Refleks tonic neck disebut juga sebagai fencing reflex. Refleks bayi ini umumnya
muncul sampai usia sekitar 5 bulan. Saat kepala bayi menoleh ke satu sisi, lengan di
sisi tersebut akan terjulur dan lengan satunya (tepatnya pada siku) akan menekuk ke
dalam.

6. Refleks Melangkah

Refleks melangkah akan membantu bayi dalam proses merangkak dan berjalan.
Jenis ini dapat membantu bayi secara naluriah untuk mencari payudara ibu ketika
didekatkan dengan dada ibu.

Saat kaki bayi menyentuh permukaan datar, bayi akan secara refleks meletakkan
satu kaki di depan kaki lainnya sambil bergerak sebagai bentuk latihan melangkah.

7. Refleks Menggenggam

Untuk mengetahui refleks genggam pada bayi baru lahir, Ibunya bisa meletakkan
jari di telapak tangan bayi saat terbuka. Bayi akan merespons gerakan tersebut dengan
menggenggam dan mempertahankannya secara kuat. Refleks bayi ini juga biasa
disebut refleks palmar grasp.

8
8. Refleks Galant

Orang tua bayi bisa mengecek refleks galant pada bayi dengan
menghadapkannya ke bawah (tengkurap) dengan satu tangan, kemudian tangan lainnya
mengusap kulit bayi di punggung. Tulang punggung bayi seharusnya akan melengkung
sebagai bentuk respons, sehingga kepala dan kakinya mengikuti area tubuh yang
disentuh.

9. Refleks Parachute

Pada bayi yang sudah agak besar, refleks parachute akan muncul saat bayi
dipindahkan secara cepat ke posisi menghadap ke depan, seolah-olah sedang terjatuh.
Bayi akan merentangkan tangan ke depan, mirip posisi tubuh orang terjun bebas.

10. Refleks Menelan

Refleks menelan pada bayi dimulai saat ada cairan, air liur, hingga makanan yang
masuk ke tenggorokan bayi. Bayi akan mulai menggunakan refleks menelan secara
sempurna pada usia 18 bulan dan terus berlanjut hingga dewasa.

11. Refleks Berkedip

Bayi akan berkedip ketika melihat cahaya terang. Jenis ini termasuk refleks bayi
yang akan bertahan hingga dewasa.

12. Refleks Bersin dan Batuk

Ketika saluran hidung teriritasi, respons yang biasanya terjadi adalah bersin. Bayi
juga memiliki respons ini dan tentunya tidak hilang sampai sudah besar nanti. Begitu
juga bila bagian belakang saluran udara terdapat stimulasi, maka respons yang bisa
keluar adalah batuk.

9
BAB III

PENUTUP

E. Kesimpulan

Masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun. Namun, selama 2
minggu pertama setelah kelahiran diberi istilah tersendiri, yaitu masa bayi baru lahir
(neonatal), karena memiliki karakteristik tersendiri. Sedangkan masa bayi berlangung
dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Bayi mengalami berbagai
perkembangan baik dari segi fisik, intelektual, emosi, maupun sosial dan moral.
Dengan mempelajari pengetahuan tentang perkembangan fisik, intelektual, emosi,
sosial dan moral pada bayi, diharapkan agar dapat menerapkan atau mengimplikasikan
pengetahuan tersebut pada pendidikan. Dengan pengetahuan tersebut maka kita
mengetahui apa saja permasalahan umum yang sering dijumpai dan bagaimana cara
mengatasinya dalam proses merawat, mengasuh, dan mendidik anak sejak usia dini.

F. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat sesuai dengan kemampuan, wawasan, dan
pengetahuan yang saya gunakan saat ini, yang tentunya masih banyak memiliki
kekurangan, karena masih terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang menguatkan isi dalam makalah ini.
Saya berharapkepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
kepada saya agar untuk kedepannya saya dapat memperbaiki makalah saya dan tidak
akan mengulangi kesalahan lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita
semua dan dapat berkembang menjadi hasil karya ilmiah yang lebih baik dimasa yang
akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hetherington, E.M., Parke, R.D. 2000. Child Psychology. California: Mc. Graw Hill
College.

Knoers, A.M.P, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

https://id.theasianparent.com/arti-tangisan-bayi

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/macam-refleks-bayi

Ndari, Susanty Selaras, Amelia Vinayastri, Khusriyati Masykuroh. 2018. Metode


Sosial Emosi Perkembangan Anak Usia Dini. Tasikmalaya: Edu Publisher.

Piaget, Jean. 2002. Tingkat Perkembangan Kognitif. Jakarta: Gramedia. Yogyakarta:

Ajhuri, K.F. (2019). Psikologi perkembangan pendekatan sepanjang rentang


kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.

Mariyati, L.I., Rezania, V. (2021). Psikologi perkembangan sepanjang hidup manusia.


Sidoarjo: Umsida Press.

Thahir, A. (2018). Psikologi perkembangan. Lampung: Aura Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai