Anda di halaman 1dari 14

REFLEKS PADA BAYI

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing :

Dr. Irna Nursanti, SKp., Mkep., Sp.Mat

Kelas 2A

KELOMPOK 2

Annida Luthfi Istiqamah

Biah Pebriani

Dewi Amand Putri

Nurul Fajrin Muchtar

Rizki Amelia Koswara

Uswatun Khasanah

Winanti Nur Azizah

Milsa Azizah

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “
Refleks Pada Bayi Baru Lahir “

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-
teman, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, 17 Desember 2019

Kelompok I1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2

BAB I……………………………………………………………………… 4

BAB II…………………………………………………………………….. 5

BAB III…………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 14

3
BAB I

A. Pendahuluan

Pendidikan anak dini usia merupakan suatu proses pembinaan dan tumbuh kembang
anak semenjak bayi keluar dari rahim ibunya. Pembinaan dan pendidikan dilakukan secara
menyeluruh baik dalam aspek fisik maupun non fisik, dengan memberikan rangsangan
bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal fikir, emosional
dan sosial yang dilakukan secara tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal, seprti yang tertuang dalam hasil konferensi Genewa tahun 1979.

Pendidikan paling dasar untuk anak usia dini terletak sejak usia lahir, pada usia ini
merupakan pondasi dari kematangan untuk aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk usia yang selanjutnya. Apabila pelaksanaan pendidikan pada anak sejak usia lahir
dapat berjalan dengan baik maka proses pendidikan di usia selanjutnya juga akan berjalan
dengan baik bahkan akan berkembang dengan optimal.

Pada masa anak usia lahir dari kemampuan otak anak sangat berbeda sekali dengan
otak orang dewasa sehingga dapat diartikan bahwa seorang anak akan sangat terbuka
dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan berbagai macam pengetahuan baik
yang bersifat positif maupun negatif. Selain perkembangan otak bayi yang jumlahnya
sangat pesat pada saat itu ada pula faktor yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup
seorang bayi, yaitu refleks-refleks pada bayi. Sejak lahir, tiap bayi punya refleks-refleks
yang berfungsi sebagai proses awal interaksi ke dunia dan pertahanan diri. Refleks perlu
dirangsang agar kecerdasan dan kematangan dan kemampuan sosialnya berkembang baik.

Menurut Psikolog Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dra. Retno Pudjiati


Azhar menerangkan bahwa refleks pada bayi merupakan gerakan primitif yang tak
terkontrol atau gerakan involuntary. "Gerakan ini tak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi
secara biologis, bahkan mungkin sejak di kandungan,". Jadi, sifatnya bawaan. Hal tersebut
merupakan bagian pertahanan diri dari sesuatu hal yang bisa membahayakan diri bayi.
Namun, refleks yang muncul pada bayi terkadang ditanggapi oleh masyarakat awam
sebagai sesuatu yang tidak lazim. Contohnya: Bayi yang baru lahir sedang tidur nyenyak.
Ibu dan bapak pasti akan mendapati atau tak jarang si kecil tiba-tiba bergerak seperti orang
kaget tapi tak terbangun. Sehingga, tak sedikit orang tua yang takut, nanti bayinya akan
kena penyakit jantung lantaran kerap terkaget-kaget seperti itu. Padahal, tiap bayi baru
lahir pasti akan menunjukkan gerakan seperti itu, yang disebut refleks kaget atau refleks
Moro.

4
BAB II

A. Gerak Refleks Bayi

Refleks dalam KBBI adalah gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap
rangsangan dari luar yang diberikan suatu organ atau bagian tubuh yg terkena.33 Dengan
demikian refleks bisa diartikan sebagai gerakan yang tanpa disadari dilakukan karena suatu
kausalitas. Dan seorang bayi memiliki gerak refleks tersebut sebagai proses adaptasi
kondisi tersebut sesuai dengan teori belajar Piaget bahwa pada proses belajar anak akan
memerlukan adaptasi, adaptasi memerlukan keseimbangan antara dua proses yang saling
menunjang yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama
saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan
refleks ini bagian dari awal belajar bayi mengenal lingkungannya. Perkembangan fisik bayi
dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki
kepala yang sangat besar bila dibandingkan dengan bagian tubuh lain (1:3).

Refleks pada bayi memiliki beberapa nama dan fungsi yang berbeda pula, dari
kepala sampai kaki. Pertama, refleks mencari (rooting-reflex), refleks menghisap (sucking-
reflex), refleks peluk (moro-reflex), refleks menggenggam (grasping-reflex), dan refleks
genggam kaki (babinski-reflex). Refleks-refleks tersebut sangat penting, karena merupakan
mekanisme pertahanan hidupnya. Biasanya refleks-refleks tersebut akan menghilang
ketika bayi berusia antara 3-4 bulan.34

Pendapat serupa juga dijelaskan oleh Monks bahwa Anak yang baru dilahirkan
memiliki sejumlah refleks. Refleks ini merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan
reaksi dan tindakan yang aktif. Dalam buku ini juga dikemukakan bahwa beberapa refleks
ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks
bayi. Ada pula yang tidak menghilang atau disebut refleks permanen. Termasuk yang
terakhir ini adalah refleks Achilles (kontraksi urat-urat daging bila urat Achilles dipukul),
refleks urat lutut atau refleks Patellair (kontraksi urat-urat daging bila ada pukulan pada
urat dibawah lutut) dan refleks pupil (mengecilnya pupil bila ada sinar masuk.

B. Fungsi Gerak Refleks Bayi

Kemampuan motorik bayi yang baru lahir adalah gerakan-gerakan motorik yang
didesain untuk pertahanan diri. Dan gerak refleks merupakan respon otomatis terhadap
stimulus tertentu. Beberapa gerak refleks yang dimiliki bayi memiliki fungsi untuk
bertahan hidup.

Selain memiliki fungsi untuk bertahan hidup, gerak refleks yang dimiliki bayi
membantu pencapaian interaksi yang memuaskan antara orangtua dengan bayi. Bayi yang
mencari, dan berhasil menemukan putting susu ibunya, menelan dengan mudah selama
proses feeding, dan menggenggam saat tangannya disentuh akan membuat orangtua atau

5
pengasuh memberikan respon dengan penuh perasaan dan merasa kompeten sebagai
caregivers. Bahkan, refleks bisa menjadi tools atau alat bagi ahli untuk mengindikasi ada-
tidak suatu kelainan pada si bayi. Makanya, begitu bayi lahir, dokter akan mendeteksi
perkembangan awalnya dengan melihat refleks-refleks. "Bila refleksnya tak muncul, bisa
dikarenakan perkembangan yang lambat pada otak atau ada kerusakan otak, misal, ada
trauma di kepalanya ketika lahir. Karena bagaimanapun, refleks-refleks berada dalam
susunan saraf tepi otak.

C. Keberadaan refleks-refleks pada bayi

Secara bertahap refleks-refleks pada bayi akan menghilang seiring dengan


bertambahnya usia pertumbuhan serta kematangan kemampuan pada si bayi. Berdasarkan
ungkapan tersebut Psikolog dari Bagian Perkembangan Anak, Fakultas Psikologi UI, Dra.
Retno Pudjiati Azhar pun mengungkapkan, bahwa refleks-refleks ini, pada akhirnya ada
yang hilang, ada pula yang berubah jadi lebih terkontrol. Refleks yang menghilang adalah
refleks Moro, biasanya di usia 5 bulan. Kemudian refleks swimming dan tonic neck yang
menghilang sekitar usia 9 bulan, yaitu kala bayi sudah bisa duduk.

Sedangkan refleks-refleks yang berubah jadi terkendali adalah refleks rooting dan
sucking. "Biasanya dimulai dari usia 3 bulan. Fungsinya pun jadi berkembang, yaitu
kemampuan untuk makan dan minum." Demikian pula dengan refleks grasping, coughing,
blinking, yawning juga tak hilang. Namun untuk refleks stepping masih menjadi
perdebatan, apakah berkembang jadi kemampuan berjalan ataukah tidak. Jika refleks-
refleks yang pada saatnya harus hilang ternyata tak hilang, berarti ada sesuatu yang salah
pada si kecil. "Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut, Karena apabila hal demikian terjadi,
maka perkembangannya terlambat atau ada kerusakan otak." Hal ini sebaiknya
dikonsultasikan ke ahlinya, yaitu dokter anak.

6
Refleks yang terjadi pada bayi baru lahir disebut dengan refleks primitif. Berikut
adalah beberapa refleks pada bayi baru lahir :

1. Tahap Gerak Refleks Berjalan Kaki (stepping reflex)

Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat penting yang dilakukan
secara sadar, yaitu berjalan kaki. Gerak ini dapat ditimbulkan dengan mengangkat bayi
pada posisi tegak dengan kaki menyentuh lantai. Tekanan pada telapak kaki akan membuat
kaki mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering muncul secara
bergantian, dan oleh karena mirip dengan gerakan berjalan yang masih pemula. Refleks ini
sering disebut juga dengan refleks berjalan, namun tidak disertai oleh stabilitas atau
gerakan lengan yang terjadi jika berjalan secara sadar. Jadi, pada tahapan ini anak sudah
dapat melakukan gerak refleks berjalan kaki

2. Tahap Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)

Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang mendapat rangsangan,
misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini sebenarnya menimbulkan dua respons yang
berkaitan dengan menghisap. terbentuk tekanan negatif di dalam oral sehingga timbul aksi
menghisap, dan lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan menekan ke arah atas
dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi menghisap. Setelah diberi rangsangan yang
sesuai akan terjadi serangkaian gerakan menghisap, masing-masing gerakan ini terdiri dari
penerapan tekanan positif dan negatif secara serentak. Jadi, padatahapan ini anak sudah
memiliki kemampuan menghisap.

7
3. Tahap Gerak Refleks Moro (Moro Reflex)

Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk mendiagnosis kematangan


neurologis bayi. Gerak refleks ini sering kali muncul pada saat lahir dan berakhir pada saat
bayi berumur 4 s/d 6 bulan. Salah satu rangsangan untuk membangkitkan refleks moro
adalah dengan jalan menelentangkan bayi di atas kasur. Rangangan ini akan membuat
lengan, jari-jari, dan kaki meregang.

4. Refleks Menggenggam ( Palmar Grasp Reflex )

Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari – jari tangan mencengkram benda-
benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 – 4
bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk
kepadanya. Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi.
Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.

8
5. Refleks Tonic Neck,

Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang
pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut
akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk ( kadang – kadang pergerakan akan
sangat halus atau lemah ). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini
atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami
gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck
merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyediakan bayi
untuk mencapai gerak sadar.

6. Refleks Babinski

Jika telapak kaki bayi dibelai atau disentuh dari tumit hingga ke jarinya, maka jari-
jari kakinya akan mengembang dan ibu jari memiliki posisi yang lebih tinggi. Refleks ini
akan hilang setelah bayi berusia 6 bulan.

9
7. Refleks mencari (Rooting Reflex )

Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian
pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang
menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap
dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan
dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena
dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh makanan.

8. Glabella Refleks

Pada refleks ini menilai kedipan mata bayi. Cara melakukannya dengan mengetuk
pelan pada bagian os frontal anterior atau dahi bayi, kemudian menggesernya kebawah
sedikit sejajad dengan hidung. Lalu dilihat kedipan mata yanng terjadi. Ini normal terjadi
berarti kalau refleks ini tidak terjadi maka dicurigakan ada sesuatu.

10
9. Refleks Swimming.

Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam berisi air, ia akan mulai
mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini akan menghilang pada
usia empat sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia
tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun
meletakkan bayi di air sangat beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada air saat itu.

10. Refleks Yawning

Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian dan
berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat periksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari – jari kakinya akan melekuk secara
erat.

11. Breathing Reflex.

Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang –


ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam kehidupan

11
12. Refleks Tonic Labyrinthine / Labirin

Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati dengan mengangkat bayi
beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh.
Refleks ini akan hilang pada usia 6 bulan.

13. Doll’s eyes Refleks

Letakan kedua jari telunjuk di telapak tangan bayi, bayi akan menggenggamnya,
tarik kedua lengan ke posisi duduk, mata membuka( seperti boneka).

14. Refleks Merangkak (Crawling)

Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk


posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya

12
BAB III

PENUTUP

Secara bertahap refleks-refleks pada bayi akan menghilang seiring dengan bertambahnya
usia pertumbuhan serta kematangan kemampuan pada si bayi. Berdasarkan ungkapan tersebut
Psikolog dari Bagian Perkembangan Anak, Fakultas Psikologi UI, Dra. Retno Pudjiati Azhar pun
mengungkapkan, bahwa refleks-refleks ini, pada akhirnya ada yang hilang, ada pula yang
berubah jadi lebih terkontrol.

13
DAFTAR PUSTAKA

Monks,F.J. Knoerrs, A.M.P. Haditono, Siti Rahayu. Psikologi Perkembangan.

Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. 1998.

Eileen Allen, Marotz, RN., Developmental Profiles: Pre-Birth Trough Twelve.

New York: Thompson Delmar Learning, 2008.


Santrock, John W. Life Span Development. Jilid 1 (Alih Bahasa: J. Damanik san

A. Chusairi). Jakarta: Erlangga, 2002.


Sujiono, Yuliani Nurani dkk.. Jakarta:Elex media Komputindo 2010

14

Anda mungkin juga menyukai